BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah Untuk melakukan penelitian lebih lanjut, penulis berusaha menjawab rumusan masalah, yakni:
|
|
- Vera Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konflik senjata yang terjadi di Libya berawal dari keinginan masyarakat untuk menurunkan rezim kekuasaan Khadafi yang telah berlangsung selama kurang lebih 30 tahun. Banyaknya korban terutama dari warga sipil menimbulkan simpati masyarakat internasional yang meningkat secara signifikan sehingga membuat Dewan keamanan PBB tidak tinggal diam. DK PBB melalui NATO pada akhirnya mengambil tindakan dan ikut turun tangan dalam membantu menurukan rezim Khadafi di Libya. PBB sebagai organisasi internasional memainkan peran yang strategis dalam menanggapi konflik ini. peran PBB dalam isu ini adalah menerapkan resolusi 1973 DK PBB yang mengizinkan DK PPB melalui NATO untuk menjalankan langkah apa pun untuk melindungi warga sipil di libya dari kekerasan pasukan muamar khadafi. Salah satu bentuk campur tangan NATO terhadap Libya yakni adanya kebijakan Humanitarian Intervention. Kebijakan Humanitarian intervention PBB sangat kental dengan kepentingan negaranegara NATO, khususnya Amerika Serikat, Inggris dan Perancis. Berbagai kepentingan politik dan ekonomi dianggap sebagai latar belakang ketiga negara tersebut menerapkan intervensi kemanusiaan. Salah satu kepentingan tersebut yakni keinginan negara-negara tersebut untuk memiliki sumber minyak, mengingat Libya merupakan negara yang kaya akan minyak. Namun kebijakan humanitarian intervention ini dijadikan justifikasi oleh para negara-negara NATO khususnnya, Amerika Serikat, Inggris dan Perancis untuk mencapai kepentingannya. Oleh karenanya, penulis akan menjelaskan lebih lanjut mengenai kepentingan apa saja yang membuat ketiga negara NATO tersebut menerapkan kebijakan humanitarian intervention atas nama PBB terhadap Libya. B. Rumusan Masalah Untuk melakukan penelitian lebih lanjut, penulis berusaha menjawab rumusan masalah, yakni: 1
2 1. Kepentingan apa saja yang melatar belakangi negara-negara NATO, khususnya Amerika Serikat, Inggris dan Perancis dalam menerapkan kebijakan humanitarian intervention terhadap Libya? C. Landasan Konseptual Landasan konseptual yang akan digunakan dalam paper ini adalah teori Stabilitas Hegemonik. Teori ini menjelaskan bahwa pola pergerakan negara-negara dalam politik internasional pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh distribusi kekuasaan yang ada di dalam sistem internasional, di mana negara yang memiliki pengaruh besar di dalam sistem tersebut dapat lebih mudah mengatur atau mengarahkan pola politik internasional sebagai manifestasi kepentingan nasionalnya. Selain itu, paper ini juga menggunakan teori Geopolitik oleh Karl Haushofer, di mana teori ini mejelaskan mengenai aktivitas suatu negara yang menitikberatkan persoalan strategi menjaga atau menguasai suatu wilayah yang juga digunakan untuk memperjuangkan kelangsungan hidup. D. Argumentasi Utama Kebijakan humanitarian intervention yang dilakukan oleh NATO nyatanya tidak hanya ditujukan untuk memperbaiki situasi di Libya yang sedang dilanda konflik serta mengehentingkan aksi pembantaian rakyat sipil oleh Khadafi, namun lebih jauh lagi, kebijakan itu ternyata merupakan alih-alih Amerika, Perancis dan Inggris untuk dapat menguasai kekayaan minyak Libya dan menanamkan hegemoni mereka di sana serta menarik simpati internasioal. Kebijakan yang disetujui oleh PBB ini oleh sebagaian pihak dipandang sebagai kebijakan yang terlalu terburu-buru dan justru membuat situasi semakin tindak terkendali karena membuat Khadafi dan pendukungnya bertindak semakin tidak terkendali. Namun Amerika, Perancis dan Inggris menilai kondisi ini justru sangat menguntungkan karena mereka dapat segera menjatuhkan rezim Khadafi sehingga mereka dapat menguasai sumber-sumber minyak Libya 2
3 BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Kasus Libya Krisis Libya mulai terjadi pada bulan Februari Pemicu munculnya demonstrasi dan pemberontakan ini dinilai tidak hanya sekedar karena masalah kebebasan, namun juga karena faktor ekonomi. Kurangnya lapangan kerja, kemiskinan, dan jumlah pengangguran yang semakin tinggi memicu ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan Qadhafi. Qadhafi sendiri dianggap telah melakukan korupsi selama 41 tahun pemerintahannya. Sebagai presiden yang telah menjabat dalam kurun waktu yang lama, Qadhafi dinilai tidak merepresentasikan kepentingan rakyat dalam kebijakannya. Meskipun Libya merupakan salah satu negara Arab yang kaya akan minyak, kekayaan sumber daya alam ini tidak mengalir kepada rakyat. Sebagian besar pendapatan negara dari minyak justru masuk ke dalam pundi-pundi Qadhafi, keluarga Qadhafi, serta para kroninya. 1 Dalam perkembangan krisis politik ini, masyarakat Libya terbagi menjadi dua kubu, yaitu kubu loyalis Qadhafi dan kubu oposisi yang dimobilisasi oleh NTC (National Transition Council). Kedua kubu ini memiliki kepetingan yang kontradiktif. Kubu loyalis Qadhafi memiliki kepentingan untuk mempertahankan kekuasaan Qadhafi sementara kubu oposisi menginginkan Qadhafi turun dari tahta kekuasaannya. Aksi saling menyerang antara dua kubu ini pun tak terelakkan. Qadhafi mengecam dan menganggap gerakan rakyat oposisi sebagai gerakan pemberontak. Gerakan pemberontak yang menuntut Qadhafi untuk turun ini disebut sebagai gerakan revolusioner. Qadhafi lebih memilih pendekatan represif dalam menangani krisis politik tersebut. Qadhafi mengerahkan tentara sewaan dari Chad dan Korea Utara untuk menembaki demonstran. Jumlah korban tewas pun berjatuhan. 2 Adanya serangan pemerintah Qadhafi terhadap warga sipil yang tidak bersenjata tersebut dinilai sebagai bentuk kejahatan atas kemanusiaan. PBB pun mengeluarkan resolusi 1973 yang mengizinkan anggota PBB untuk menjalankan langkah apapun yang diperlukan dalam upaya 1 A. Azra, Anatomi Krisis Libya, Yaman, Bahrain, 25 Februari 2011, < 13 April A. Azra, Anatomi Krisis Libya, Yaman, Bahrain. 3
4 melindungi warga sipil di Libya dari kekerasan pasukan pemerintah Qadhafi. Resolusi tersebut memberikan kewenangan untuk melanjutkan serangan udara dan rudal melawan Qadhafi. Berdasarkan resolusi tersebut, NATO (North Atlantic Treaty Organization) pun juga ikut melakukan intervensi dengan alasan ingin menjaga perdamaian dan demokrasi di Libya serta melindungi warga Libya dari serangan maupun ancaman serangan. Dengan landasan tersebut, NATO menyerang pangkalan-pangkalan militer pasukan loyalis Qadhafi. 3 Dampak adanya krisis politik ini nyatanya tak hanya dirasakan oleh masyarakat Libya, tapi juga oleh masyarakat dunia. Dampak yang dirasakan terutama dalam hal pasokan energi minyak dan gas dunia. Banyak perusahaan minyak yang berinvestasi di sana menghentikan produksi. Harga minyak di pasaran dunia pun mengalami kenaikan. Libya memang memiliki peran teramat penting bagi keamanan energi dunia, terutama bagi negara-negara Barat (AS dan Eropa) yang sangat tergantung dengan pasokan minyak dari Libya. Adanya krisis politik menyebabkan tidak terjaminnya pasokan minyak bagi kepentingan mereka. Apalagi, minyak yang diekspor Libya dinilai sebagai minyak jenis terbaik dan banyak dibutuhkan perusahaan maupun industri di negara-negara Barat. 4 B. Kebijakan Humanitarian Intervention oleh NATO Tindakan humanitarian intervention di Libya didahului oleh dikeluarkannya beberapa resolusi DK PBB. Yang pertama adalah resolusi DK PBB 1970 yang dikeluarkan pada 26 Februari Resolusi ini mengutuk penggunaan kekuatan senjata oleh Muammar Kadafi dalam menghadapi pemberontak di Libya dan memberlakukan beberapa sanksi internasional terhadap Libya. 5 Resolusi ini diajukan oleh Perancis, Jerman, Inggris dan Amerika Serikat. 6 Rusia kemudian memastikan lewat salah satu pasal dalam resolusi tersebut bahwa resolusi DK 3 A. Permatasari, Sekjen PBB Desak Semua Pihak Hentikan Kekerasan di Libya (online), 24 Maret 2011, < 13 April Krisis Libya Ancam Ekonomi Global (online), 23 Februari 2011, < d0f9-8c ca /krisis-libya-ancam-ekonomi-global>, 13 April UNSC, IN SWIFT, DECISIVE ACTION, SECURITY COUNCIL IMPOSES TOUGH MEASURES ON LIBYAN REGIME, ADOPTING RESOLUTION 1970 IN WAKE OF CRACKDOWN ON PROTESTERS (online), 26 Februari 2011, < 14 April UN Security Council slaps sanctions on Libya (online), 27 Februari 2011, < 14 April
5 PBB 1970 ini tidak menjadi justifikasi untuk mengintervensi Libya. 7 Kemudian pada 17 Maret 2011 dikeluarkan resolusi DK PBB 1973 yang diajukan oleh Perancis, Lebanon dan Inggris. Resolusi ini memberikan dasar bagi dilaksanakannya humanitarian intervention di Libya, menuntut diberlakukannya gencatan senjata, memberlakukan no-fly zone dan menggunakan sarana apapun untuk menyelamatkan masyarakat sipil. 8 Intervensi militer mulai dilaksanakan pada 19 Maret 2011 di Libya dengan koalisi yang terdiri dari berbagai negara dari Eropa dan Timur Tengah serta diketuai oleh NATO dengan operasi yang dinamakan Operation Unified Protector. 9 Angkatan Laut Inggris dan Amerika Serikat menembakkan lebih dari 110 misil Tomahawk untuk melumpuhkan ketahanan udara Libya sehingga no-fly zone dapat diperluas. Angkatan Udara Perancis dan Inggris juga menghancurkan beberapa kendaraan tentara pro- Kaddafi yang menuju Benghazi (daerah kekuasaan pemberontak Libya). 10 Angkatan Laut Inggris juga memblokade Libya dari jalur laut. Pada 24 Agustus 2011 tentara dari Inggris, Perancis, Yordania, Qatar dan Uni Emirat Arab mulai berperan langsung dalam operasi militer di daerah Libya. 11 Dalam humanitarian intervention ini, Amerika Serikat mengoperaikan dengan sebutan Operation Odyssey Dawn, Inggris dengan Operation Ellamy dan Perancis dengan Operation Harmattan. 12 Angkatan Udara Perancis melaksanakan 35% dari total serangan yang dilakukan oleh NATO. Di akhir Agustus, Perancis telah mengirimkan 4500 misi militer, menembak 2500 target (termasuk 850 pusat logistik), 170 pusat komando dan kontrol, 480 tank, 250 kendaraan dan 160 artileri. Perancis telah menghabiskan sekitar 320 juta untuk humanitarian intervention 7 C. Lynch, U.N. votes to impose sanction on Gaddafi (online), 26 Februari 2011, < 14 April UNNewsCentre, Security Council authorizes all necessary measures to protect civilians in Libya (online), 17 Maret 2011, < 14 April JFCNaples, Operation UNIFIED PROTECTOR Key Facts and Figures (online), < 14 April Al Jazeera, Libya Live Blog - March 19 (online), 18 Maret 2011, < 14 April B. Starr, Foreign forces in Libya helping rebel forces advance (online), 24 Agustus 2011, < 14 April Gunfire, explosions heard in Tripoli (online), 20 Maret 2011, < 14 April
6 di Libya. 13 Perancis juga telah menurunkan 4200 tentara angkatan bersenjata dengan 40 pesawat tempur dan 27 kapal tempur. Pada awal mulainya operasi militer, Italia menyumbangkan penggunaan 4 pesawat tempur dari Angkatan Udara Italia. Setelah kendali ada di bawah NATO, Italia juga menyumbangkan 4 kapal tempur dan 8 pesawat tempur. Italia juga berperan dalam patroli udara dan misi pengisian bahan bakar pesawat tempur atau persenjataan udara lainnya. Selama operasi militer berjalan Italia telah menjatuhkan sebanyak 715 bom di Libya. Italia juga berpatroli untuk tujuan defensif di perairan Sisilia. 14 Pihak Inggris telah menyumbangkan penggunaan banyak kapal tempur dan pesawat tempur dalam humanitarian intervention di Libya. 15 Ada 26 anggota Angkatan Udara Inggris/RAF yang awalnya mengoperasikan serangan dari Inggris sebelum akhirnya mulai beroperasi dari Italia. 16 Inggris telah menghabiskan sekitar 260 juta untuk humanitarian intervention di Libya. 17 Amerika Serikat sedikitnya telah menyumbangkan penggunaan 11 kapal tempur, beberapa jenis pesawat tempur dan tentara AU. 18 Anggota CIA yang tidak diketahui jumlahnya juga diberitakan berada di Libya untuk mengatur strategi penyerangan udara dan mengkontak pihak pemberontak Libya. 19 Amerika Serikat telah mengirimkan 5316 misi tempur ke Libya dan menghabiskan sekitar US$ 896 juta dalam humanitarian intervention ini Eye Dr DeLengocky, The war in Libya would have cost 320 million Euros to France (online), 10 September 2011, < 14 April Libya Live Blog - March 19 (online). 15 Ministry of Defence, Typhoon joins Tornado in Libya ground attack operations (online), 13 April 2011, < 14 April I. Drury, Mission aborted on orders of SAS: RAF attack is halted after troops spot human shields (online), 22 Maret 2011, < 14 April UK should be paid for Libya intervention, says Tory MP (online), 10 October 2011, < accessed 14 April CNN, Libya live blog: Coalition confirms strike on Gadhafi compound (online), 20 Maret 2011, < 14 April M. Mazzetti & E. Schmitt, C.I.A. Agents in Libya Aid Airstrikes and Meet Rebels (online), 30 Maret 2011, < 14 April DefenceWeb, War in Libya cost United States US$896 million (online), 24 Agustus 2011, < 14 April
7 Amerika Serikat Presiden Barack Obama telah menyusun strategi sedemikian rupa; menggunakan kekuatan militer sebagai last resort, strategi militer dengan prospek yang bagus, menggunakan cara-cara dan alat-alat yang proporsional, berkoalisi dengan pihak yang lebih luas dan mendapat legitimasi dari Dewan Keamanan PBB. 21 Hasilnya cukup memuaskan bagi Amerika Serikat, yaitu tujuan jangka pendek untuk menghentikan kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh Muammar Kaddafi dan tujuan jangka panjangnya untuk melengserkan Kaddafi dari kepemimpinan di Libya; keduanya tercapai. Kebijakan humanitarian intervention yang dilakukan oleh Amerika Serikat dilaksanakan tanpa menghabiskan biaya yang banyak, tanpa tentara Amerika Serikat terjun langsung ke Libya dan tanpa korban jiwa dari pihak Amerika Serikat. Humanitarian intervention yang dilakukan oleh Amerika Serikat di Libya ini sangat menekankan norma Responsibility to Protect (RtoP). Alasan untuk menerapkan norma RtoP ini dianggap sangat tepat mengingat pelanggaran HAM dan kejahatan-kejahatan yang telah terjadi semasa kepemimpinan Muammar Kaddafi. Kaddafi sendiri berkata have no mercy and pity. Amerika Serikat beranggapan bila humanitarian intervention yang didasarkan pada RtoP ini tidak dilaksanakan maka kejahatan-kejahatan Kaddafi akan terus berlangsung di Libya. Pemerintahan Obama sendiri sangat menekankan dan mendorong RtoP sebagai norma global yang vital. Sebagai tindak lanjut berikutnya, pemerintahan Obama mengeluarkan Presidential Study Directive on Mass Atrocities (PSD-10) pada 4 Agustus PSD-10 mendefinisikan mass atrocities sebagai inti kepentingan akan keamanan nasional dan inti tanggung jawab moral dari Amerika Serikat. 22 PSD-10 ini mencakup beberapa tindakan dalam menghadapi mass atrocities seperti tidak bertindak sama sekali, diplomasi preventif, sanksi ekonomi dan finansial, embargo senjata dan tindakan pemaksaan. 23 Eropa Lokasi Libya yang berada tepat di dekat wilayah Eropa membuat NATO dan Uni Eropa (UE) menjadi lebih termotivasi untuk menyediakan dukungan terhadap dilakukannya 21 S. Patrick, Libya and the Future of Humanitarian Intervention (online), 26 Agustus 2011, < 14 April S. Patrick, Libya and the Future of Humanitarian Intervention (online). 23 S. Patrick, Libya and the Future of Humanitarian Intervention (online). 7
8 humanitarian intervention di Libya. Bila revolusi di Libya gagal maka akan terjadi instabilitas regional dan munculnya gelombang pengungsi yang akan mempengaruhi kawasan Eropa. 24 Menurut Noam Chomsky, alasan yang paling umum ditemui untuk mempertanyakan alasan dibalik dilaksanakannya humanitarian intervention adalah untuk alasan kemanusiaan atau humanitarian (menyelamatkan masyarakat sipil, dan sebagainya). Tetapi ada alasan-alasan lain disamping kepentingan kemanusiaan. Walaupun Amerika Serikat dan Inggris sebelumnya tampak sering memberikan dukungan pada Kaddafi, Kaddafi tetap dianggap sebagai pemimpin yang tidak dapat diandalkan untuk melayani kepentingan Amerika Serikat dan Inggris. Libya merupakan daerah yang kaya minyak dan banyak daerah di Libya yang belum tereksplorasi. Untuk mencapai kepentingan di bidang minyak, Amerika Serikat dan Inggris lebih memilih untuk mendukung pemimpin yang lebih dapat diandalkan dibanding Kaddafi. Menurut Noam Chomsky, resolusi DK PBB 1973 dianggap oleh triumvirat Inggris, Perancis dan Amerika Serikat sebagai izin untuk berpartisipasi langsung untuk memihak pihak pemberontak dalam pertempuran di Libya. Pihak Kaddafi dipaksa untuk gencatan senjata sementara pihak pemberontak dibiarkan terus bergerak untuk mengamankan sumber-sumber minyak di Libya. Italia sendiri sebenarnya agak enggan untuk memberi dukungan penuh karena negaranya terlalu tergantung pada kontrak minyak dengan Kaddafi. Dapat disimpulkan bahwa paling tidak tujuan utama humanitarian intervention bagi Amerika Serikat, Inggris dan Perancis adalah harapan bahwa akan ada rezim klien yang dapat diandalkan di Libya dalam mendukung tujuan negaranegara tersebut dan menyediakan akses-akses istimewa ke sumber minyak untuk investorinvestor dari Barat S. Patrick, Libya and the Future of Humanitarian Intervention (online). 25 On Libya and the Unfolding Crises (online), 30 Maret 2011, < 14 April
9 BAB III ANALISIS Kebijakan PBB yang dilaksanakan oleh NATO berupa humanitarian intervention mengundang pertanyaan apakah misi yang dilakukan untuk menghentikan kejahatan perang Khadafi benar-benar murni berlandaskan kemanusiaan, yang ingin menghentikan lebih banyak lagi jatuhnya korban-korban khususnya masyarakat sipil. Karena apabila dilihat kembali, NATO sebagai organisasi yang melakukan dan bertanggung jawab atas misi kemanusiaan ini, diisi oleh negara-negara dengan kekuatan besar seperti Amerika, Perancis dan Inggris yang pasti memiliki kepentingan yang besar pula. Apakah kepentingan itu ditujukan untuk memunculkan kestabilan dan kedamaian di Timur Tengah yang sedang bergejolak dengan munculnya banyak demonstrasi dari beberapa negara seperti Tunisia, Mesir dan Libya, atau apakah ternyata negara-negara tersebut memiliki kepentingan atau tujuan lain yang dapat mereka peroleh dengan menggunakan alasan humanitarian intervention. Karena menurut pendapat Robert Cooper, aksi humanitarian intervention hanya akan membuat situasi menjadi semakin buruk bukan membuat keadaan membaik. 26 Lebih lanjutnya lagi Cooper menyatakan, aksi humanitarian intervention hanyalah aksi yang dilakukan oleh negara-negara barat agar mereka dianggap sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan sehingga mereka dapat diterima dan menjalin hubungan yang baik dengan banyak negara. Amerika Amerika memang dikenal sebagai negara yang selalu mencoba memiliki hubungan baik dengan negara-negara Arab meskipun banyak negara Arab yang sebetulnya sangat kontra dengan Amerika. Kedekatan Amerika dengan Israel membuat beberapa negara Timur Tengah seperti Iran bertindak kontra terhadap barat. Selain kedekatan dengan Israel, Amerika juga sering sekali mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan posisi negara-negara Arab sebagai sarang teroris. Dalam kasus Libya terkait dengan alasan Amerika sangat memaksa akan dilakukannya 26 B. Curtis, Should There Be Western Humanitarian Intervention in Libya?(online), 15 Maret 2011, < 18 April
10 humanitarian intervention adalah karena Amerika memang tidak memiliki hubungan yang baik dengan negara ini terlebih lagi saat kepemimpinan Khadafi, alasan pertama adalah karena Khadafi memiliki cita-cita pembentukan negara Uni-Afrika yang bertujuan untuk membuat negara-negara Afrika lebih mandiri, dan tidak lagi terlalu bergantung dengan bantuan pihak Asing. Menanggapi ide Khadafi ini, Amerika merasa apabila hal ini terjadi, akan membuat kekuasaan Amerika atas negara-negara Afrika akan berkurang terlebih lagi bila wacana penggantian mata uang dari dolar menjadi sistem emas benar akan berlangsung. 27 Selain itu, Khadafi adalah pemimpin yang sukses membawa Libya pada perkembangan ekonomi dengan membuat sistem pengairan yang sangat besar sehingga mendukung produksi pertanian. Membaiknya hasil produksi pertanian membuat Libya tidak perlu lagi banyak mengimpor bahanbahan makanan dari negara lain salah satunya Amerika. 28 Dan alasan terakhir mengapa Amerika memberikan dukungan sangat besar kepada NATO dalam misi ini adalah karena sumber daya minyak yang dimiliki oleh Libya. Amerika menyadari Libya memegang 70% cadangan minyak dunia, dan akan sangat menguntungkan apabila Amerika dapat menguasai cadangan minyak tersebut. Untuk itu situasi saat krisislah dirasa menjadi waktu yang sangat tepat untuk menyingkirkan Khadafi beserta rezimnya dan lalu menanamkan kekuatan sebesar-besarnya di Libya. 29 Eropa Tidak jauh dengan Amerika, Eropa pun memiliki kepentingan yang tidak sedikit di Libya khususnya di dalam politik minyak. Perusahaan besar miliki Eropa seperti Exxon dan Total sudah berdiri di Libya sejak lama. Perusahaan ini menandatangi kontrak sejak tahun 2003 saat Libya mulai membuka pasarnya dengan menjalankan sistem ekonomi pasar bebas. 30 Sejak saat 27 Perlawanan revolusioner Libya (online), 5 Maret 2011 < 16 April Libya and The Future of Humanitarian Intervention (online), 26 Agustus 2012, < 16 April A. Nasrum, Politik Kepentingan di Libya (online), 17 Januari 2012, < 16 April Pertarungan tiga kutub (online), 16 April 2012, < 16 April
11 itulah kepentingan minyak Eropa atas Libya seakan tidak pernah hilang, terlebih saat Eropa dilanda krisis yang membuat Eropa semakin memiliki ketergantungan atas impor minyak Libya. Mereka menginginkan penggantian pemerintahan di Libya yang akan dipimpin di bawah kepimpinan kelompok oposisi Khadafi agar impor minyak dapat kembali berjalan lancar sebelum sempat terhenti. Selain politik minyak, Eropa juga menakutkan akan banyaknya pengungsi atau imigran yang akan masuk ke daerah mereka apabila krisis tidak segera dihentikan karena hal itu akan menimbulkan permasalahan baru bagi Eropa yang harus menampung korbankorban krisis Libya. Dengan melihat pada beberapa alasan dibalik misi humanitarian intervention oleh NATO, dengan menggunakan teori geopolitik dapat dilihat bahwa alasan NATO melakukan intervensi paksa atas Libya lebih dari sekedar alasan kemanusiaan. NATO yang wakili oleh beberapa kekuatan besar seperti Amerika, Perancis dan Inggris memperlihatkan bahwa kepentingan masing-masing negara juga sangat menonjol. Aksi humanitarian yang dilakukan kepada Libya sebagai pemilik cadangan minyak terbesar ketiga di dunia tidak dilakukan di Tunisia maupun Mesir yang sebelumnya juga terjadi pergolakan dan demonstrasi besar-besaran menuntut turunnya pemimpin negra mereka. Selain itu, wilayah terjadinya pemberontakan di Libya tidak hanya terpusat di Ibukota ataupun kota-kota besar seperti Tripoli namun justru di tempat banyaknya cadangan minyak berada. Hal-hal inilah yang menjadi pertimbangan baru untuk menilai apakah sesungguhnya kebijakan humanitarian intervention oleh NATO benar-benar murni dilakukan untuk kebaikan rakyat Libya bukan sekedar memenuhi kepentingan negaranegara barat. 11
12 KESIMPULAN Pergolakan di Libya mengundang NATO untuk melakukan suatu aksi yang dikenal sebagai Humanitarian Intervention. Pada dasarnya, Humanitarian Intervention adalah aksi yang dilakukan oleh suatu negara atau kelompok negara-negara akibat terganggunnya prinsip dasar kemanusiaan di suatu negara. Di mana otoritas setempat dianggap tidak mampu untuk mengatasi masalah kemanusiaan yang terjadi atau bahkan menjadi penyebab utama dari munculnya masalah tersebut. PBB memandang serangan pemerintah Qadhafi terhadap warga sipil yang tidak bersenjata dalam pergolakan di Libya merupakan salah satu bentuk kejahatan atas kemanusiaan. Oleh karena itu, akhirnya PBB menegluarkan Resolusi 1973 yang mengizinkan anggotanya untuk menjalankan langkah apapun yang diperlukan terkait upaya perlindungan warga sipil di Libya dari kekerasan pasukan pemerintah Qadhafi. Resolusi tersebut juga mengizinkan NATO (North Atlantic Treaty Organization) untuk melakukan humanitarian intervention dengan alasan sebagai penjaga perdamaian dan demokrasi di Libya serta melindungi warga Libya dari serangan maupun ancaman serangan. Dengan berlandaskan justifikasi yang dimiliki, NATO pun menyerang pangkalan-pangkalan militer pasukan loyalis Qadhafi. Di balik kepentingan kemanusiaan yang melatarbelakangi humanitarian intervention NATO, terdapat indikasi bahwa tindakan NATO juga dilatarbelakangi oleh kepentingan nasional negara-negaranya (Amerika, Prancis, Inggris). Sebagaimana diketahui, anggota NATO terdiri dari negara-negara maju yang sangat membutuhkan minyak untuk pemenuhan kebutuhan domestik, baik untuk kebutuhan industry ataupun komsumsi masyarakat. Namun, kebutuhan minyak yang terus meningkat di kalangan negara NATO tidak berbanding lurus dengan jumlah minyak yang tersedia. Hingga akhirnya, krisis minyak seringkali melanda negara tersebut. Sementara itu, Libya merupakan negara yang memiliki 70% cadangan minyak di dunia. Apabaila mereka dapat menyingkirkan Khadafi berserta rezimnya,lalu menanamkan kekuatan sebesarbesarnya di Libya maka sudah pasti anggota NATO dapat menguasai cadangan minyak di Libya sepenuhnya yang berdampak pada terpenuhinya kebutuhan mereka akan minyak. Tidak hanya itu, negara-negara itu juga kemudian dapat menjamin kelangsungan aktivitas perusahaan minyak mereka seperti Exxon dan Total untuk menjalankan usahanya di Libya. Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa selain kepentingan kemanusiaan, NATO juga memiliki kepentingan prgamatis lain dalam melakukan Humanitarion Intervention di Libya. 12
13 Daftar Pustaka 1. Al Jazeera, Libya Live Blog - March 19 (online), 18 Maret 2011, < 2. Azra. A, Anatomi Krisis Libya, Yaman, Bahrain, 25 Februari 2011, < ain> 3. Curtis, B. Should There Be Western Humanitarian Intervention in Libya?(online), 15 Maret 2011, < 4. CNN, Libya live blog: Coalition confirms strike on Gadhafi compound (online), 20 Maret 2011, < 5. DefenceWeb, War in Libya cost United States US$896 million (online), 24 Agustus 2011, < 6. Drury, I. Mission aborted on orders of SAS: RAF attack is halted after troops spot human shields (online), 22 Maret 2011, < 7. Eye Dr DeLengocky, The war in Libya would have cost 320 million Euros to France (online), 10 September 2011, < million-euros-to-france.html> 8. JFCNaples, Operation UNIFIED PROTECTOR Key Facts and Figures (online), < 13
14 9. Lynch, C. U.N. votes to impose sanction on Gaddafi (online), 26 Februari 2011, < Mazzetti, M. & Schmitt, E. C.I.A. Agents in Libya Aid Airstrikes and Meet Rebels (online), 30 Maret 2011, < 11. Ministry of Defence, Typhoon joins Tornado in Libya ground attack operations (online), 13 April 2011, < nlibyagroundattackoperations.htm> 12.Nasrum, A. Politik Kepentingan di Libya (online), 17 Januari 2012, < 13. Patrick, S. Libya and the Future of Humanitarian Intervention (online), 26 Agustus 2011, < 14. Permatasari, A. Sekjen PBB Desak Semua Pihak Hentikan Kekerasan di Libya (online), 24 Maret 2011, < 15. Starr, B. Foreign forces in Libya helping rebel forces advance (online), 24 Agustus 2011, < 16. UNNewsCentre, Security Council authorizes all necessary measures to protect civilians in Libya (online), 17 Maret 2011, < 17. UNSC, IN SWIFT, DECISIVE ACTION, SECURITY COUNCIL IMPOSES TOUGH MEASURES ON LIBYAN REGIME, ADOPTING RESOLUTION 1970 IN WAKE OF 14
15 CRACKDOWN ON PROTESTERS (online), 26 Februari 2011, < 18. Gunfire, explosions heard in Tripoli (online), 20 Maret 2011, < 1> 19. Libya and the Unfolding Crises (online), 30 Maret 2011, < 20. Perlawanan revolusioner Libya (online), 5 Maret Pertarungan tiga kutub (online), 16 April 2012, < 22. UK should be paid for Libya intervention, says Tory MP (online), 10 October 2011, < 23. UN Security Council slaps sanctions on Libya (online), 27 Februari 2011, < < Libya/articleshow/ cms> 15
BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator
BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan
Lebih terperinciAspek Legalitas dan Azas legitimasi dalam Intervensi Kemanusiaan NATO di Libya
Aspek Legalitas dan Azas legitimasi dalam Intervensi Kemanusiaan NATO di Libya Kadek Wema Satyadinata (071514553003) Program Magister Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lebih terperinciLampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja
Lampiran Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Maret 2011 Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja membuat graffiti politik, puluhan orang tewas ketika pasukan keamanan menindak Demonstran Mei
Lebih terperinciBAB I KEPENTINGAN INTERVENSI AMERIKA TERHADAP KONFLIK INTERNAL DI LIBYA TAHUN 2011 PENDAHULUAN
BAB I KEPENTINGAN INTERVENSI AMERIKA TERHADAP KONFLIK INTERNAL DI LIBYA TAHUN 2011 PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL Penulis memilih judul tersebut karena ketertarikan penulis atas dinamika konflik
Lebih terperinciBAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-
166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perang sipil Libya Tahun 2011 adalah konflik yang merupakan bagian dari musim semi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perang sipil Libya Tahun 2011 adalah konflik yang merupakan bagian dari musim semi arab. Perang ini diawali oleh unjuk rasa di Benghazi pada 15 Februari 2011,
Lebih terperinciDemokratisasi di Mesir (Arab Spring) Ketiga dapat dikatakan benar. Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami proses demokrasi
Rani Apriliani Aditya 6211111049 Hubungan Internasional 2011 Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Apa yang diprediksikan oleh Huntington dalam bukunya Gelombang Demokrasi Ketiga dapat dikatakan benar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara sebagai suatu organisasi kekuasaan tertinggi memiliki peran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara sebagai suatu organisasi kekuasaan tertinggi memiliki peran penting dalam melindungi hak-hak warga negaranya. Dalam menjalankan perannya tersebut, negara
Lebih terperinciBAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar negara-negara
BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH A. Alasan Pemilihan Judul Liga Arab adalah organisasi yang beranggotakan dari negara-negara Arab. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai
BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI
KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI Disusun Oleh: TRI SARWINI 151070012 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Lebih terperinciWestget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.
Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. intervensi militer oleh pasukan koalisi Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Kanada dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1973 yang menghasilkan intervensi militer oleh pasukan koalisi Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Kanada dan Italia
Lebih terperinciSemua yang terjadi di Mesir tak lepas dari kepentingan Amerika. Hubungan militer Mesir dan Amerika sangat erat.
Semua yang terjadi di Mesir tak lepas dari kepentingan Amerika. Hubungan militer Mesir dan Amerika sangat erat. Detik demi detik perubahan di Mesir tidak lepas dari restu Amerika Serikat. Ketika Jenderal
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan
BAB IV KESIMPULAN Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan kebijakan politik luar negeri Rusia terhadap keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada hukum internasional tidak ada badan-badan seperti legislatif, eksekutif dan
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Perbedaan utama hukum internasional dan hukum nasional adalah pada hukum nasional ada kekuasaan/organ yang berwenang memaksa hukum dan memberi sanksi kalau terjadi
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.
BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat
Lebih terperincibilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika
BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu
Lebih terperinciKEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME. Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA
KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA 151060046 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciDUKUNGAN ARAB SAUDI TERHADAP PEMERINTAHAN ALI ABDULLAH SALEH DALAM REVOLUSI RAKYAT YAMAN RESUME
DUKUNGAN ARAB SAUDI TERHADAP PEMERINTAHAN ALI ABDULLAH SALEH DALAM REVOLUSI RAKYAT YAMAN RESUME Disusun oleh Veny Tristiana 151090042 PRODI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah
BAB IV PENUTUP Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah melalui bukti-bukti dari beberapa blue print, pidato dan peryataan-peryataan maupun penjelasan-penjelasan maka
Lebih terperinciBAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA
BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA Pada bab ini penulis akan bercerita tentang bagaimana sejarah konflik antara Palestina dan Israel dan dampak yang terjadi pada warga Palestina akibat dari
Lebih terperinciBAB III KEBIJAKAN INTERVENSI AMERIKA SERIKAT DI LIBYA. Negara yang kaya dengan hasil buminya akan dapat mensejahterakan rakyatnya
BAB III KEBIJAKAN INTERVENSI AMERIKA SERIKAT DI LIBYA Negara yang kaya dengan hasil buminya akan dapat mensejahterakan rakyatnya walaupun dengan berbagai pertimbangan pemimpin harus pro terhadap rakyat
Lebih terperinciinternasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan
BAB V KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini, penulis akan menyimpulkan jawaban atas pertanyaan pertama yaitu mengapa Kanada menggunakan norma keamanan manusia terhadap Afghanistan, serta pertanyaan kedua yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN yang dikenal dengan nama Revolusi Melati atau Jasmine Revolution 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi sporadik yang terjadi di wilayah Timur Tengah pada Januari 2011 yang dikenal dengan nama Revolusi Melati atau Jasmine Revolution 1 memicu terjadinya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya
BAB V KESIMPULAN Keamanan energi erat hubungannya dengan kelangkaan energi yang saat ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya industrialisasi dan kepentingan militer. Kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konvensi-konvensi Den Haag tahun 1899 merupakan hasil Konferensi Perdamaian I di Den Haag pada tanggal 18 Mei-29 Juli 1899. Konvensi Den Haag merupakan peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika
Lebih terperinciKETERLIBATAN INGGRIS DALAM UPAYA PENYELESAIAN PERANG SOMALIA TAHUN
KETERLIBATAN INGGRIS DALAM UPAYA PENYELESAIAN PERANG SOMALIA TAHUN 2006-2009 RESUME Oleh: Angling Taufeni 151 040 132 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya
Lebih terperinciAbstract. Keywords ; Military Attack, NATO, Libya, Civilian
JUSTIFIKASI PERLINDUNGAN PENDUDUK SIPIL DALAM SERANGAN MILITER PAKTA PERTAHANAN ATLANTIK UTARA (THE NORTH ATLANTIC TREATY ORGANIZATION/NATO) TERHADAP LIBYA Oleh: Veronika Puteri Kangagung I Dewa Gede Palguna
Lebih terperincinegara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk
BAB IV KESIMPULAN Sejak berakhirnya Perang Dingin isu-isu keamanan non-tradisional telah menjadi masalah utama dalam sistem politik internasional. Isu-isu keamanan tradisional memang masih menjadi masalah
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial
BAB V Kesimpulan Berdasarkan tulisan diatas, dapat diambil argumen bahwa Media memiliki peranan yang sangat penting dalam isu politik dan hubungan internasional. Di kawasan Mesir dan Suriah bisa dikatakan
Lebih terperincicambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan
BAB V KESIMPULAN Arab Saudi merupakan negara dengan bentuk monarki absolut yang masih bertahan hingga saat ini. Namun pada prosesnya, eksistensi Arab Saudi sering mengalami krisis baik dari dalam negeri
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN Prosperity Outhority faktor sosial ekonomi politik
BAB IV KESIMPULAN Setelah melakukan beberapa analisa data melalui pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan penelitian ini kedalam beberapa hal pokok untuk menjawab pertanyaan
Lebih terperinciKepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan. Recovery Act
Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan Terlibat Dalam Lord's Resistance Army Disarmament and Northern Uganda Recovery Act Lord s Resistance Army (LRA) suatu kelompok pemberontak
Lebih terperinciMali Diinvasi Asing, PBB tak Ambil Pusing
Negara Mali menjadi rebutan negara-negara Barat. Prancis, sebelum keduluan negara lain, menginvasi negeri itu dengan mengirimkan tentaranya. Perserikatan Bangsa-Bangsa diam seribu bahasa terhadap kondisi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut.
BAB V KESIMPULAN Yugoslavia merupakan sebuah negara yang pernah ada di daerah Balkan, di sebelah tenggara Eropa. Yugoslavia telah menoreh sejarah panjang yang telah menjadi tempat perebutan pengaruh antara
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Analisa penelitian ini ditujukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan membuktikan jawaban awal yang telah dirumuskan. Penelitian ini menjelaskan alasan Venezeula menggunakan
Lebih terperinciEksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan
Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan Menilai dari jumlah korban sipil dan penyebaran teror terhadap warga sipil terutama rakyat Gaza yang dilakukan oleh Israel selama konflik sejak tahun 2009 lalu
Lebih terperinciBAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.
BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bantuan luar negeri (foreign aid) digunakan saat suatu kawasan sedang dilanda bencana alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor
Lebih terperinci2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN
1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA I. UMUM Dalam kehidupan bernegara, aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan
Lebih terperinciJURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA
UPAYA JEPANG DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN KAWASAN ASIA TENGGARA RESUME SKRIPSI Marsianaa Marnitta Saga 151040008 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan
BAB V KESIMPULAN Ulama merupakan salah satu entitas yang penting dalam dinamika politik di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan pemerintah atau kerajaan dan mengkafirkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, menjadi salah satu tujuan negara-negara asing untuk merebut. kepentingan nasionalnya di Timur Tengah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rusia adalah negara terbesar di dunia yang terletak di sebelah timur Eropa dan utara Asia. Pada saat Uni Soviet, Rusia merupakan negara bagian terbesarnya dan
Lebih terperinciANALISIS PELANGGARAN HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL DALAM KONFLIK BERSENJATA ISRAEL-HEZBOLLAH Oleh
ANALISIS PELANGGARAN HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL DALAM KONFLIK BERSENJATA ISRAEL-HEZBOLLAH Oleh Ayu Krishna Putri Paramita I Made Pasek Diantha I Made Budi Arsika Bagian Hukum Internasional Fakultas
Lebih terperinciH. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI
PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI Pasal 2 (3) dari Piagam PBB Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pergolakan politik di Timur Tengah yang dikenal dengan Jasmine
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pergolakan politik di Timur Tengah yang dikenal dengan Jasmine Revolution (Revolusi Melati) mulai timbul di semenanjung Timur Tengah dan Afrika Utara di
Lebih terperinciyang dihadapi pasukan mereka. Tingginya jumlah korban jiwa baik dari pihak sipil maupun pasukan NATO serta besarnya dana yang harus dialirkan menjadi
BAB V PENUTUP Penelitian ini berawal dari sebuah keputusan berani yang dikeluarkan oleh Presiden Perancis Nicholas Sarkozy pada tahun 2012 terkait penarikan pasukan Perancis dari Afghanistan. Dikatakan
Lebih terperinciCOERCIVE DIPLOMACY AMERIKA SERIKAT TERHADAP KONFLIK INTERNAL LIBYA
COERCIVE DIPLOMACY AMERIKA SERIKAT TERHADAP KONFLIK INTERNAL LIBYA REZA INDRA ADICHAPUTRA (210000237) Abstract Internal conflict in Libya between the Libyan government and its people in the phenomenon
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni
BAB VI KESIMPULAN Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni sejak tahun 1961 hingga 1963, akan tetapi Kennedy tetap mampu membuat kebijakan-kebijakan penting yang memiliki dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di dunia. Negara para mullah ini menduduki posisi ke-5 didunia setelah mengalahkan negara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat
BAB V KESIMPULAN Kerjasama Internasional memang tidak bisa terlepaskan dalam kehidupan bernegara termasuk Indonesia. Letak geografis Indonesia yang sangat strategis berada diantara dua benua dan dua samudera
Lebih terperinciDalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.
Pengantar: Kerajaan Arab Saudi mengelompokkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris, sama dengan Al Qaeda, dan lainnya. Ada apa di balik semua ini? Adakah negara lain punya peran? Simak pembahasannya
Lebih terperinciDIPLOMASI RUSIA DALAM MENGGAGALKAN RENCANA PENGIRIMAN PASUKAN PERDAMAIAN DK PBB KE SURIAH
DIPLOMASI RUSIA DALAM MENGGAGALKAN RENCANA PENGIRIMAN PASUKAN PERDAMAIAN DK PBB KE SURIAH (RUSSIAN DIPLOMACY TO THWART THE PLAN OF SENDING PEACEKEEPING TROOP TO SYRIA) Oleh: ALI AL HASIMI M 070910101104
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perang etnis menurut Paul R. Kimmel dipandang lebih berbahaya dibandingkan perang antar negara karena terdapat sentimen primordial yang dirasakan oleh pihak yang bertikai
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008
BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WARGA SIPIL DALAM KONFLIK BERSENJATA (NON-INTERNASIONAL) LIBYA DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WARGA SIPIL DALAM KONFLIK BERSENJATA (NON-INTERNASIONAL) LIBYA DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL Oleh Pande Putu Swarsih Wulandari Ni Ketut Supasti Darmawan
Lebih terperinciLex et Societatis, Vol. I/No. 4/Agustus/2013
INTERVENSI PIHAK ASING DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INTERNAL SUATU NEGARA MENURUT HUKUM INTERNASIONAL 1 Oleh : Ardiyah Leatemia 2 ABSTRAK Hukum adalah serangkaian peraturan yang hadir ditengah-tengah masyarakat
Lebih terperincisanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.
BAB. V KESIMPULAN Dunia yang terkungkung dalam persaingan kekuatan membuat negaranegara semakin aktif untuk meningkatkan persenjataan demi menjaga keamanan nasionalnya. Beberapa tahun silam, Ukraina mendapat
Lebih terperinciKekayaan alam Mali sangat menggiurkan sehingga Prancis tak mau kehilangan cengkeramannya, sementara Amerika ingin mendepat Prancis.
Kekayaan alam Mali sangat menggiurkan sehingga Prancis tak mau kehilangan cengkeramannya, sementara Amerika ingin mendepat Prancis. Tanpa ada mandat Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), tentara Prancis masuk
Lebih terperinciyang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan
Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dalam hal ini adalah Amerika. Setelah kemenangannya dalam Perang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Banyak konflik dan perang saudara yang terjadi di dunia ini tidak pernah terlepas dari unsur campur tangan dari negara negara barat yang besar dan kuat yang
Lebih terperinciBAB IV KONTRIBUSI UNI EROPA DALAM PENYELESAIAN KONFLIK GEORGIA DAN RUSIA TAHUN 2008
BAB IV KONTRIBUSI UNI EROPA DALAM PENYELESAIAN KONFLIK GEORGIA DAN RUSIA TAHUN 2008 Dalam bab IV penulis akan membahas tentang beberapa hal yang menjadi alasan organisasi internasional Uni Eropa untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia
BAB V KESIMPULAN Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia berubah dari super power state menjadi middle-power state (negara dengan kekuatan menengah). Kebijakan luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap negara terutama negara berkembang seperti Indonesia agar dapat berdiri sejajar dengan negara maju
Lebih terperinciHari Tanah Palestina
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP
Lebih terperinciMUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM
MUHAMMAD NAFIS 140462201067 PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM Translated by Muhammad Nafis Task 8 Part 2 Satu hal yang menarik dari program politik luar negeri Jokowi adalah pemasukan Samudera Hindia sebagai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan
BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah pada bab I, terdapat tiga hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah memproklamasikan Kosovo sebagai Negara merdeka, lepas dari Serbia. Sebelumnya Kosovo adalah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Tibet yang berusaha melawan Tiongkok. Setelah diasingkan ke Dharamsala, Dalai
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tenzin Gyatso merupakan Dalai Lama ke-14 adalah seorang pemimpin spiritual Tibet sekaligus pemimpin pemerintahan Tibet yang dipilih secara turun temurun. Dalam konflik yang
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN 1. Umum. Pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara merupakan
Lebih terperinciDIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP
Lebih terperinciKemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat
Kesimpulan Amerika Serikat saat ini adalah negara yang sedang mengalami kemunduran. Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat relatif; karena disaat kemampuan ekonomi dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka, dapat disimpulkan bahwa, Rusia merupakan negara yang memiliki latar belakang sejarah Islam. Islam masuk
Lebih terperinci4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia
iv DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR SINGKATAN... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Batasan
Lebih terperinciAMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA
AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA Oleh: Dewi Triwahyuni, S.Ip., M.Si. Saran Bacaan: Eugene R. Wittkopf, The Future of American Foreign Policy,, Second Edition (New York: St. Matin s Press, 1992).
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM
BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan
Lebih terperinciDUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions)
Fakta dan Kekeliruan April 2009 DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions) Kekeliruan 1: Bergabung dengan Konvensi Munisi Tandan (CCM) menimbulkan ancaman
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Kesimpulan
BAB V PENUTUP Bab ini bertujuan untuk menjelaskan analisa tesis yang ditujukan dalam menjawab pertanyaan penelitian dan membuktikan hipotesa. Proses analisa yang berangkat dari pertanyaan penelitian dimulai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya
Lebih terperinciPERSAINGAN EKONOMI INDONESIA KEPERCAYAAN KONSUMEN TERTINGGI NOMOR 3 DI DUNIA INDEKS KEPERCAYAAN KONSUMEN SEBESAR 115
PERSAINGAN EKONOMI INDONESIA KEPERCAYAAN KONSUMEN TERTINGGI NOMOR 3 DI DUNIA INDEKS KEPERCAYAAN KONSUMEN SEBESAR 115 SUMBER: www.indonesia-investments.com & www.m.tempo.co INDONESIA PERINGKATKEDUA DUNIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketergantungan antara satu dengan yang lain, baik berupa kepentingan ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan dan interaksi internasional berbagai bangsa memiliki ketergantungan antara satu dengan yang lain, baik berupa kepentingan ekonomi, politik dan berbagai
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan
BAB I : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan barangkali merupakan salah satu kebijakan pemerintahan Obama yang paling dilematis. Keputusan untuk menarik pasukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Februari 2003, Iran mengumumkan program pengayaan uranium yang berpusat di Natanz. Iran mengklaim bahwa program pengayaan uranium tersebut akan digunakan
Lebih terperinciNo Laut Kepulauan (archipelagic sea lane passage) dan jalur udara di atasnya untuk keperluan lintas kapal dan Pesawat Udara Asing sesuai denga
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6181 PERTAHANAN. RI. Wilayah Udara. Pengamanan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 12) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciterlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.
BAB V KESIMPULAN Sampai saat ini kelima negara pemilik nuklir belum juga bersedia menandatangani Protokol SEANWFZ. Dan dilihat dari usaha ASEAN dalam berbagai jalur diplomasi tersebut masih belum cukup
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Amsterdam ke Kuala Lumpur pada tanggal 17 Juli 2014 dengan 298 penumpang
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penerbangan MH-17 Malaysia Airlines merupakan penerbangan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur pada tanggal 17 Juli 2014 dengan 298 penumpang dari berbagai negara, pesawat
Lebih terperinci1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME
1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus
Lebih terperinciKAJIAN HUKUM INTERNASIONAL TENTANG PERAN NORTH ATLANTIC TREATY ORGANIZATION (NATO) DALAM OPERASI PERDAMAIAN DI TIMUR TENGAH (STUDI KASUS: LIBYA)
KAJIAN HUKUM INTERNASIONAL TENTANG PERAN NORTH ATLANTIC TREATY ORGANIZATION (NATO) DALAM OPERASI PERDAMAIAN DI TIMUR TENGAH (STUDI KASUS: LIBYA) EVELYNE THERESIA 070200170 A. ABSTRAK The peace process
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Sekutu memutus jalur suplai dari udara maupun laut mengakibatkan pertahanan Jerman-Italia dapat dikalahkan di Afrika Utara. Sehingga kemenangan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.
100 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Rusia adalah salah satu negara produksi energi paling utama di dunia, dan negara paling penting bagi tujuan-tujuan pengamanan suplai energi Eropa. Eropa juga merupakan
Lebih terperinciKrisis Gaza: Bukan Perang, Melainkan Genosida! Written by Administrator Friday, 16 January :51
Resolusi PBB dan Kecaman dunia internasional atas agresi Israel ke Jalur Gaza tidak sanggup menyurutkan nafsu Israel menggempur Gaza. Sejak agresi dimulai, pada 27 Desember 2008 sampai sekarang, korban
Lebih terperinci"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"
H T T P : / / U S. A N A L I S I S. V I V A N E W S. C O M / N E W S / R E A D / 2 8 4 0 2 5 - I N D O N E S I A - B I S A - J A D I - M A S A L A H - B A R U - B A G I - A S I A "Indonesia Bisa Jadi Masalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hakikat serta keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa serta
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat serta keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa serta merupakan anugerah Nya yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Benturan intervensi..., Rina Dewi Ratih, FISIP UI, 2008.
BAB V KESIMPULAN Krisis kemanusiaan yang terjadi di Darfur, Sudan telah menarik perhatian masyarakat internasional untuk berpartisipasi. Bentuk partisipasi tersebut dilakukan dengan pemberian bantuan kemanusiaan
Lebih terperinciOleh : Uci Sanusi, SH., MH
Oleh : Uci Sanusi, SH., MH PENGERTIAN BELA NEGARA Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh
Lebih terperinci