BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN"

Transkripsi

1 RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2015 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan keterpaduan strategi pengembangan kabupaten/kota berdasarkan arahan kebijakan Daerah yang ada, antara lain arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung, Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI- SPAM), Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) Kabupaten/Kota, serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK) Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kabupaten/kota wajib menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Tabel 5.1 memaparkan identifikasi indikasi program khusus untuk Bidang Cipta Karya. V - 1

2 Rencana sistem perkotaan meliputi : a. Pengembangan PKL meliputi: 1. Kawasan Perkotaan Purworejo 2. Kawasan Perkotaan Kutoarjo. b. Pengembangan PKLp meliputi: 1. Kawasan Perkotaan Kemiri 2. Kawasan Perkotaan Purwodadi. Tabel 5.1 Arahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang CiptaKarya Arahan Struktur Ruang c. Pengembangan PPK meliputi: 1. Kawasan Perkotaan Bener; 2. Kawasan Perkotaan Gebang; 3. Kawasan Perkotaan Banyuurip; 4. Kawasan Perkotaan Bayan; 5. Kawasan Perkotaan Pituruh; 6. Kawasan Perkotaan Butuh; 7. Kawasan Perkotaan Loano; 8. Kawasan Perkotaan Bagelen; 9. Kawasan Perkotaan Bruno; 10. Kawasan Perkotaan Ngombol; 11. Kawasan Perkotaan Grabag; dan Kawasan Perkotaan Kaligesing. a. Pengembangan kawasan kota tani agropolitan Bagelen meliputi: 1. Pengembangan kota tani utama di Desa Krendetan Kecamatan Bagelen; 2. Pengembangan kota tani meliputi: a) Desa Purwodadi di Kecamatan Purwodadi; b) Desa Somongari di Kecamatan Kaligesing; dan c) Desa Ngombol di Kecamatan Ngombol. d. Pengembangan PPL meliputi: 1. Desa Nambangan di Kecamatan Grabag; 2. Desa Wonoroto di Kecamatan Ngombol; 3. Desa Geparang di Kecamatan Purwodadi; 4. Desa Soko di Kecamatan Bagelen; 5. Desa Pandanrejo di Kecamatan Kaligesing; 6. Desa Sidomulyo di Kecamatan Purworejo; 7. Desa Tanjunganom di Kecamatan Banyuurip; 8. Desa Krandegan di Kecamatan Bayan; 9. Desa Suren di Kecamatan Kutoarjo; 10. Desa Sruwohrejo di Kecamatan Butuh; 11. Desa Brengkol di Kecamatan Pituruh; 12. Desa Kedung Pomahankulon di Kecamatan Kemiri; 13. Desa Tegalsari di Kecamatan Bruno; 14. Desa Seren di Kecamatan Gebang; 15. Desa Maron di Kecamatan Loano; dan 16. Desa Kedungpucang di Kecamatan Bener b. Pengembangan kawasan kota tani agropolitan Kuto Bumi Baru meliputi: 1. Pengembangan kota tani utama di Desa Wirun Kecamatan Kutoarjo; 2. Pengembangan kota tani meliputi: a. Desa Klepu di Kecamatan Arahan Pola Ruang a. Kawasan Lindung Kawasan perlindungan setempat RTH perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf e seluas kurang lebih (tiga ribu sembilan ratus sembilan puluh enam) atau kurang lebih 34,13% (tiga puluh empat koma tiga belas persen) dari luas kawasan perkotaan terdiri atas: a. RTH perkotaan seluas kurang lebih (tiga ribu sembilan ratus delapan puluh empat) hektar tersebar di kawasan perkotaan di seluruh kecamatan; dan b. hutan kota seluas kurang lebih 12 (dua belas) hektar meliputi: 1. kawasan perkotaan Purworejo; dan 2. kawasan perkotaan Kutoarjo. Untuk pengembangan kawasan perumahan harus memenuhi pemenuhan RTH minimal 30%. b. Kawasan Budidaya 1. Kawasan Peruntukan Permukiman (1) Kawasan peruntukan permukiman seluas kurang lebih (delapan belas ribu) hektar terdiri atas: a. Kawasan permukiman perkotaan; dan b. Kawasan permukiman perdesaan. V - 2

3 a. Jaringan air baku untuk air bersih pengembangan dan pengelolaan sungai meliputi: 1. Sungai Bogowonto; 2. Sungai Cokroyasan; dan 3. Sungai Wawar 1. b. pengembangan dan pengelolaan mata air meliputi: 1. Kecamatan Loano; 2. Kecamatan Purworejo; 3. Kecamatan Bener; 4. Kecamatan Gebang; 5. Kecamatan Pituruh; 6. Kecamatan Bruno; 7. Kecamatan Bagelen; 8. Kecamatan Kaligesing; dan Kecamatan Kemiri. Butuh; b. Desa Winong di Kecamatan Kemiri; c. Desa Kalikotes di Kecamatan Pituruh; d. Desa Cepedak di Kecamatan Bruno; e. Desa Grabag di Kecamatan Grabag. c. pengembangan dan pengelolaan sumur dangkal tersebar di seluruh kecamatan; dan d. pengembangan dan pengelolaan sumur dalam meliputi: 1. Kecamatan Purworejo; 2. Kecamatan Banyuurip; 3. Kecamatan Loano; 4. Kecamatan Bagelen; 5. Kecamatan Purwodadi; 6. Kecamatan Ngombol; 7. Kecamatan Grabag; 8. Kecamatan Bayan; 9. Kecamatan Gebang; dan Kecamatan Kemiri. a. Jaringan persampahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf a dikembangkan dengan prinsip mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang meliputi: a. pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Regional meliputi: 1. wilayah Kabupaten; 2. Kabupaten Wonosobo; 3. Kabupaten Magelang; 4. Kota Magelang; dan 5. Kabupaten Temanggung; b. revitalisasi TPA di Gunung Tumpeng Desa Jetis Kecamatan Loano; c. pembangunan TPA sistem sanitary landfill di Kecamatan Kemiri; d. pengembangan Tempat Penampungan Sementara (TPS) di lokasi-lokasi strategis pusat timbulan sampah; dan e. pengembangan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) meliputi: 1. kawasan permukiman perkotaan; dan pasar Kabupaten. a. Jaringan air minum ke kelompok pengguna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf b meliputi: b. pengembangan jaringan air minum perpipaan di kawasan perkotaan; dan pengembangan jaringan air minum non perpipaan dan/atau perpipaan mandiri di kawasan perdesaan dan desa rawan air minum. (2) Kawasan permukiman perkotaan meliputi: a. Kawasan permukiman perkotaan ibukota Kabupaten; dan b. Kawasan permukiman perkotaan ibukota kecamatan. Kawasan permukiman perdesaan tersebar di seluruh kecamatan. V - 3

4 a. Jaringan limbah dikembangkan dengan sistem setempatdan terpusat terdiri atas: 1. jaringan limbah rumah tangga; dan 2. jaringan limbah kegiatan, usaha, dan industri. b. Jaringan limbah rumah tangga meliputi: a. pengembangan instalasi pengolahan lumpur tinja di Kecamatan Loano; b. pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di kawasan permukiman perkotaan; c. pemenuhan akses jamban sehat untuk setiap rumah tangga; d. pengembangan jamban komunal meliputi: 1. kawasan permukiman perkotaan padat penduduk berpenghasilan rendah; dan 2. area fasilitas umum; dan e. pengembangan sanitasi berbasis masyarakat di kawasan permukiman padat. c. Jaringan limbah kegiatan, usaha, dan industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. pengembangan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pada kawasan peruntukan industri di luar kawasan perkotaan; dan b. pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada kawasan peruntukan industri. a. Rencana pengembangan jaringan drainase meliputi: a. pengembangan sistem drainase perkotaan secara terpadu meliputi: 1. kawasan perkotaan Purworejo; 2. kawasan perkotaan Kutoarjo; dan 3. kawasan perkotaan seluruh kecamatan. b. pengembangan sistem drainase lingkungan pada kawasan permukiman; c. pengembangan sumur resapan di kawasan permukiman; dan pembangunan dan peningkatan saluran drainase kanan-kiri jalan pada ruas jalan nasional, provinsi, dan Kabupaten. Tabel 5.2 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) berdasarkanrtrw KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN/KOTA SUDUT KEPENTINGAN LOKASI/ BATAS KAWASAN 1. Kawasan Perkotaan Purworejo Kutoarjo Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi 1. Perkotaan Purworejo Kutoarjo 1. Kawasan koridor perbatasan Purworejo- Kulonprogo (Purwokulon). 1. Perbatasan Purworejo-Kulonprogo (Purwokulon). a. Kawasan Perkotaan Purwodadi; Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi 1. Perkotaan Purwodadi; b. Kawasan Perkotaan Kemiri; Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi 1. Perkotaan Kemiri; a. Kawasan Bahari Terpadu (KBT); Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi 1. Kecamatan Grabag; 2. Kecamatan Ngombol; dan 3. Kecamatan Purwodadi. a. Kawasan Agropolitan Bagelen Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi 1. Kecamatan Bagelen; 2. Kecamatan Purwodadi; 3. Kecamatan Kaligesing; dan 4. Kecamatan Ngombol. V - 4

5 a. kawasan agropolitan Kuto Bumi Bar Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi 1. Kecamatan Kutoarjo; 2. Kecamatan Butuh; 3. Kecamatan Kemiri; 4. Kecamatan Pituruh; 5. Kecamatan Bruno; dan 6. Kecamatan Grabag a. Kawasan Perbatasan. Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi 1. Desa Dadirejo di Kecamatan Bagelen; 2. Desa Jogoboyo di Kecamatan Purwodadi; 3. Desa Sedayu di Kecamatan Loano; 4. Desa Ngasinan di Kecamatan Bener; 5. Desa Cacaban di Kecamatan Bener; 6. Desa Tegalsari di Kecamatan Bruno; 7. Desa Brengkol di Kecamatan Pituruh; 8. Desa Wironatan di Kecamatan Butuh; 9. Desa Nambangan di Kecamatan Grabag a. Kawasan situs prasasti Kayu Arahiwang Sudut kepentingan sosial dan budaya a. Desa Borowetan Kecamatan Banyuurip; a. Kawasan alun-alun Purworejo dan sekitarnya; Sudut kepentingan sosial dan budaya a. alun-alun Purworejo dan sekitarnya; a. Kawasan alun-alun Kutoarjo dan sekitarnya Sudut kepentingan sosial dan budaya a. alun-alun Kutoarjo dan sekitarnya a. Kawasan Petilasan WR. Supratman di Desa Sudut kepentingansosial dan budaya 1. Desa Somongari Kecamatan Kaligesing. Somongari Kecamatan Kaligesing. a. kawasan DAS meliputi: Sudut kepentinganfungsi dan daya dukung lingkungan hidup 1. bagian hulu DAS Bogowonto; 2. bagian hulu DAS Cokroyasan; 3. bagian hulu DAS Wawar. b. kawasan pegunungan Menoreh 1. Kecamatan Bagelen; 2. Kecamatan Kaligesing; 3. Kecamatan Loano; dan 4. Kecamatan Bener. kawasan pegunungan Serayu Selatan 1. Kecamatan Gebang; 2. Kecamatan Bruno; 3. Kecamatan Pituruh; dan 4. Kecamatan Kemiri. kawasan pantai berhutan bakau 1. Kecamatan Grabag; 2. Kecamatan Ngombol; dan 3. Kecamatan Purwodadi. kawasan TPA Sampah Gunung Tumpeng 1. Desa Jetis Kecamatan Loano. V - 5

6 V - 6

7 V - 7

8 V - 8

9 Tabel 5.3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten/Kota terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI MERU PAKA N KSK (YA/T IDAK) SUMBER PENDANAAN INSTANSI PELAKSANA (1) (2) (3) (4) (5) (6) Program Perwujudan Pusat Kegiatan 1 Rencana Detail/Rinci Kawasan Strategis Kabupaten APBD II Bappeda Kabupaten 2 Peraturan Zonasi Sistem Kabupaten Kabupaten 3 Insentif dan Disinsentif Kabupaten 4 Rencana Detail Tata Ruang Ibu Kota Kabupaten Kecamatan 5 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Kawasan Perkotaan 6 Evaluasi dan Revisi Pertama RTRWK Kabupaten 7 Evaluasi dan Revisi Kedua RTRWK Kabupaten 8 Evaluasi dan Penyusunan Kembali RTRWK Kabupaten Program Perwujudan Struktur Ruang 1 Sistem Perkotaan Percepatan Pengembangan dan peningkatan fungsi PKL menjadi Pusat Kegiatan Wilayah Promosi Pengembangan infrastruktur kawasan b Perwujudan Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) Percepatan pengembangan dan peningkatan fungsi dari PPK menjadi PKLp Pengembangan infrastruktur kawasan Kawasan Perkotaan Purworejo- Kutoarjo Kawasan Perkotaan Purworejo- Kutoarjo Kecamatan Kemiri, Kecamatan Purwodadi Kecamatan Kemiri, Kecamatan Purwodadi Kecamatan Kemiri, Kecamatan Purwodadi 2 Sistem Perdesaan a Pengembangan kawasan agropolitan Bagelen pengembangan kota tani utama Desa Krendetan di Kec. Bagelen APBN, APBD I, APBD II, investasi swasta, swadaya masyarakat dan/atau kerjasama pendanaan APBN, APBD I, APBD II, investasi swasta, swadaya masyarakat dan/atau kerjasama Bappeda, Dinas PU, Kement. PU, Kemenpera, Disciptakaru Prov.Jateng Bappeda, Kemen. PU, Disciptakaru Prov Jateng, dan Dinas PU V - 9

10 b pengembangan kota tani Desa Purwodadi di Kec. Purwodadi, Desa Somongari di Kec.Kaligesing, & Desa Ngombol di Kec.Ngombol Kementan, Kemen. PU, Disciptakaru Prov. Jateng, Dinas Pertanian dan Kehutanan dan Dinas PU Pengembangan kawasan agropolitan Kuto Bumi Pitu Grabag pengembangan kota tani utama Desa Wirun di Kec. Kutoarjo Kementan, Kemen. PU, pengembangan kota tani Disciptakaru Prov. Jateng, Dinas Pertanian dan Kehutanan dan Dinas PU Perwujudan Sistem Jaringan Prasarana 1 perwujudan jaringan jalan nasional pada wilayah Kabupaten pengembangan jalan ruas Prembun (batas Kabupaten Kebumen) Kutoarjo 2. pengembangan jalan ruas Kutoarjo batas kota Purworejo peningkatan jalan ruas Jalan Tentara Pelajar Desa Klepu di Kec. Butuh, Desa Winong di Kec.Kemiri, Desa Kalikotes di Kec. Pituruh, Desa Cepedak di Kec.Bruno & Desa Grabag di Kec.Grabag Tidak Kec. Kutoarjo, Kec.Bayan dan Tidak Kec.Banyuurip Kec. Banyuurip dan Kec. Tidak Purworejo peningkatan jalan ruas Jalan Sudirman Kec. Purworejo Tidak peningkatan jalan ruas batas kota Kec. Banyuurip, Kec. Purworejo-Karangnongko (batas Provinsi Purwodadi dan Kec.Bagelen Daerah Istimewa Yogyakarta) 2 perwujudan jaringan jalan provinsi pada wilayah Kabupaten pengembangan jalan ruas Kutoarjo perbatasan Wonosobo pengembangan jalan ruas Maron Kemiri pengembangan jalan ruas Kemiri perbatasan Wonosobo pengembangan jalan ruas perbatasan Magelang Bener pengembangan jalan ruas Bener Purworejo peningkatan Jalan Urip Sumoharjo peningkatan Jalan Kyai Brengkel pengembangan jalan ruas Purworejo batas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Kec. Butuh dan Kec.Kutoarjo Tidak Kement. PU APBN Kec. Kutoarjo, Kec.Kemiri, Kec.Bruno Kec. Loano dan Kec.Kemiri Kec. Kemiri Kec. Bener Kec. Bener Kec. Loano Kec. Purworejo Kec. Purworejo Kec. Purworejo Kec. Purworejo dan Kec.Kaligesing Tidak Disciptakaru Prov. Jateng APBN, APBD I, APBD II, Swasta, masy APBD I V - 10

11 peningkatan Jl. Pahlawan Kec. Purworejo peningkatan Jl. WR Supratman Kec. Purworejo pengembangan jalan ruas Grabag Kec. Grabag, Kec. Kutoarjo Kutoarjo 3 perwujudan jaringan jalan Kabupaten Tidak pengembangan jalan lingkar Timur kec. Purworejo Dinas PU APBD II Purworejo peningkatan & pemeliharaan Jalan Kab. Purworejo APBD II 4 perwujudan jalan khusus Tidak pengembangan jalan ruas Kompleks Gunung Krikil ke Desa Kaliurip Kec. Kemiri BUMN pengelola kawasan hutan APBN, swasta, dan masyarakat pengembangan jalan ruas Desa Prumben Kec. Gebang ke Desa Mlaran melalui Desa Kragilan pengembangan jalan ruas Desa Mlaran ke Kec. Gebang Desa Winong Lor pengembangan jalan ruas Desa Prumben Kec. Gebang 5 perwujudan jembatan pengembangan jembatan pada ruas baru jalan lingkar Timur Purworejo Kec. Purworejo APBD I Disciptakaru Prov. Jateng peningkatan serta pemeliharaan jembatan Kab. Purworejo Perwujudan Rencana Sistem Prasarana Lainnya 1 Jaringan air baku untuk air minum pengembangan dan pengelolaan sungai sungai Bogowonto, Sungai Jali Kementerian PU, Balai Besar pengembangan dan pengelolaan mata air pengembangan dan pengelolaan sumur dangkal pengembangan dan pengelolaan sumur dalam 3 perwujudan jaringan prasarana lingkungan a jaringan Persampahan Pengembangan TPA Sampah Regional Revitalisasi TPA lama Kec. Loano, Kec. Purworejo, Kec. Bener, Kec. Gebang, Kec. Pituruh, Kec. Bruno, Kec. Bagelen, Kec. Kaligesing dan Kec. Kemiri seluruh kecamatan Kec. Purwoejo, Kec. Banyuurip, Kec. Loano, Kec. Bagelen, Kec. Purwodadi, Kec. Ngombol, Kec. Grabag, Kec. Bayan, Kec. Gebang, Kec. Kemiri kecamatan Loano Wilayah Serayu Opak, PSDA Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pengairan, Bappeda Kemen.PU, Disciptakaru Prov. Jateng,Dinas PU & Kantor LH APBN, APBD II, APBD I, swasta dan masyarakat APBN, APBD I, Swasta V - 11

12 pembangunan TPA baru sistem sanitary landfill pengembangan TPS di lokasi-lokasi strategis pusat timbulan sampah Pengembangan TPST pada kawasankawasan permukiman perkotaan dan pasar Kabupaten b jaringan air minum ke kelompok pengguna pengembangan jaringan air minum perpipaan di kawasan perkotaan pengembangan jaringan air minum non perpipaan dan/atau perpipaan mandiri di kawasan perdesaan dan desa rawan air bersih c jaringan limbah rumah tangga Pengembangan instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) Pengembangan IPAL di kawasan permukiman perkotaan Pemenuhan akses jamban sehat untuk setiap rumah tangga pengembangan jamban komunal pada kawasan permukiman perkotaan padat penduduk berpenghasilan rendah dan area fasilitas umum Pengembangan sanitasi berbasis masyarakat - jaringan limbah kegiatan, usaha, dan industri pengembangan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) Pengembangan IPAL c jaringan Drainase Pengembangan sistem drainase perkotaan secara terpadu Pengembangan sistem drainase lingkungan pada kawasan permukiman Pengembangan sumur resapan pada kawasan permukiman Kecamatan Kemiri Kab. Purworejo Kab. Purworejo kawasan perkotaan Purworejo- Kutoarjo, seluruh IKK seluruh kecamatan Kemen.PU, Disciptakaru Prov. Jateng,Dinas PU & Kantor LH PDAM, Kemen. PU PDAM, Kemen. PU APBN, APBD I, APBD II, Swasta, masy APBN, APBD II, APBD I, swasta dan masyarakat Kec. Loano APBN, APBD I, APBD II, Swasta, Kab. Purworejo masy perkotaan Purworejo, Kutoarjo & IKK seluruh kecamatan seluruh kecamatan APBN, APBD I, APBD II, Swasta, masy V - 12

13 pembangunan dan peningkatan saluran drainase kanan-kiri jalan Perwujudan Kawasan Lindung 1 RTH perkotaan Pengelolaan dan pengembangan RTH perkotaan Pengelolaan dan pengembangan Hutan Kota 2 Kawasan pelestarian alam dan cagar budaya b Kawasan cagar budaya pelestarian bangunan dan/atau situs cagar budaya penetapan dan pengelolaan kawasan inti dan kawasan penyangga Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya c Kawasan rawan bencana Kawasan rawan bencana tanah longsor Penataan dan relokasi kawasan permukiman yang berada dalam kawasan zona bahaya d Kawasan rawan bencana kekeringan Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau, Sumber Daya Air Lainnya Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku Perwujudan Kawasan Budidaya 5 Kawasan Peruntukan Industri Penataan dan pemantapan kawasan pengembangan dan pengelolaan kawasan peruntukan industri 6 Kawasan Peruntukan Pariwisata a Pengembangan Destinasi Pariwisata ruas jalan nasional, provinsi, dan kabupaten seluruh kecamatan Kantor LH, Kemenpera, PU APBN, APBD I, APBD II, swasta dan masyarakat Kabupaten Purworejo Bappeda Dinas Pendidikan dan APBN, APBD I, APBD II, swasta dan masyarakat Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kec. Loano, Kec.Bruno, Kec.Bener, Kec.Kecamatan Kaligesing, Kec.Gebang, Kec.Bagelen, Kec.Purworejo, Kec.Kutoarjo, Kec.Pituruh, dan Kec.Kemiri Kec. Bruno, Kec.Pituruh, Kec.Kemiri, Kec.Gebang, Kec. Bener, Kec.Loano, Kec.Bagelen, Kec.Kaligesing, Kec.Grabag, Kec.Ngombol, dan Kec.Purwodadi Bappeda, Kantor LH, Kemen. Kesra, Kesbangpolinmas Prov.Jateng, Kesbangpolinmas Bappeda, Kantor LH, Dinas Pengairan, PU, Kemen. Kesra, Kesbangpolinmas Prov.Jateng, Kesbangpolinmas Diperindagkop, KPPT, Dinas PU Diperindagkop, KPPT, Dinas PU APBN, APBD I, APBD II, swasta dan masyarakat APBN, APBD I, APBD II, swasta dan masyarakat V - 13

14 Pengembangan Infrastruktur pendukung kawasan wisata 7 Kawasan Peruntukan Permukiman pengendalian dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan peremajaan permukiman kumuh penyediaan rumah layak huni pengembangan perumahan swadaya pengembangan Lingkungan Sehat Permukiman 8 Kawasan Peruntukan Lainnya pengembangan dan pengelolaan Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa Perwujudan Kawasan Strategis 1 Kawasan Strategis dari sudut kepentingan Pertumbuhan Ekonomi (KSP) a Kawasan Perkotaan Purworejo-Kutoarjo Rehabilitasi dan revitalisasi kawasan pengembangan dan pengelolaan kawasan Peningkatan promosi, Iklim Investasi dan Realisasi Investasi peningkatan dan pengembangan sarana prasarana penunjang perekonomian pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat b Kawasan koridor Perbatasan Purwokulon Kec. Purworejo, Kec. Bayan, Kec. Banyuurip, Kec. Kutoarjo Bappeda, Dishubkominpar, Dinas PU Kement. PU, Kemenpera, Disciptakaru Prov.Jateng, & Dinas PU Diperindagkop, KPPT, Dinas PU APBN, APBD I, APBD II, swasta dan masyarakat APBN, APBD I, APBD II, swasta dan masyarakat Disciptakaru, Bappeda Prov., Kemen. PU, Dishubkominpar, Dinas LH, Diperindag, KPPT, Bapermasdes, Dinas PU Rehabilitasi dan revitalisasi kawasan Kec. Kaligesing Disciptakaru, pengembangan dan peningkatan kualitas Bappeda Prov., kawasan peningkatan dan pengembangan sarana Bappeda, Dinas PU,Kemen. PU, prasarana penunjang perekonomian pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat Dishubkominpar, Dinas LH, Diperindag 2 Kawasan Strategis dari sudut kepentingan Pertumbuhan Ekonomi (KSK) a Kawasan Perkotaan Purwodadi Rehabilitasi dan revitalisasi kawasan Kec. Purwodadi APBN, APBD I, APBD II, swasta Bappeda, Dinas pengembangan dan pengelolaan kawasan dan masyarakat PU,Kemen. PU, V - 14

15 b c d e Peningkatan promosi, Iklim Investasi dan Realisasi Investasi peningkatan dan pengembangan sarana prasarana penunjang perekonomian Kawasan Perkotaan Kemiri Rehabilitasi dan revitalisasi kawasan Kec. Kemiri APBN, APBD I, APBD II, swasta pengembangan dan pengelolaan kawasan dan masyarakat Peningkatan promosi, Iklim Investasi dan Realisasi Investasi peningkatan dan pengembangan sarana prasarana penunjang perekonomian pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat Kawasan Bahari Terpadu Rehabilitasi dan revitalisasi kawasan Kecamatan Purwodadi, APBN, APBD I, APBD II, swasta pengembangan dan pengelolaan kawasan Ngombol dan Grabag dan masyarakat Peningkatan promosi, Iklim Investasi dan Realisasi Investasi peningkatan dan pengembangan sarana prasarana penunjang perekonomian pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat Kawasan Agropolitan Rehabilitasi dan revitalisasi kawasan pengembangan kawasan produksi pertanian dan kota tani pengembangan kawasan agro industri dan agrowisata peningkatan dan pengembangan sarana prasarana penunjang perekonomian peningkatan sistem pemasaran hasil produksi pertanian pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat Kawasan Perbatasan Rehabilitasi dan revitalisasi kawasan pengembangan dan peningkatan kualitas kawasan peningkatan dan pengembangan sarana prasarana penunjang perekonomian Kawasan Agropolitan Bagelen (Kecamatan Bagelen, Ngombol, Purwodadi, dan Kaligesing) dan Kawasan Agropolitan Kuto Bumi Pitu Grabag (Kecamatan Kutoarjo, Butuh, Kemiri, Pituruh, dan Grabag Desa Dadirejo- Kec. Bagelen; Desa Jogoboyo- Kec. Purwodadi; Desa Sedayu- Kec. Loano; Desa Ngasinan & Cacaban- Kec. Bener; Desa APBN, APBD I, APBD II, swasta dan masyarakat APBN, APBD I, APBD II, swasta dan masyarakat Dishubkominpar, Dinas LH, Diperindag, KPPT, Bapermasdes Bappeda, Dinas PU,Kemen. PU, Dishubkominpar, Dinas LH, Diperindag, KPPT, Bapermasdes Bappeda, Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan, Dinas PU,Kemen. PU, Dishubkominpar, Dinas LH, Diperindag, KPPT, Bapermasdes Bappeda, Dinas PU,Kemen. PU, Dishubkominpar, Dinas LH, Diperindag, KPPT, Bapermasdes Bappeda, Dinas PU,Kemen. PU, Dishubkominpar, Dinas LH, Diperindag V - 15

16 pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat kawasan dari sudut kepentingan sosio dan budaya Tegalsari- Kec. Bruno; Desa Brengkol-Kec. Pituruh; Desa Wironatan-Kec. Butuh; Desa Nambangan,-Kec. Grabag. 2 kawasan dari sudut kepentingan sosio dan budaya a Kawasan situs prasasti kayu arahiwang Desa Borowetan, Kecamatan Rehabilitasi, konservasi, dan/atau Banyuurip revitalisasi kawasan, lingkungan bersejarah dan bangunan bersejarah pengembangan dan peningkatan kualitas kawasan Pengembangan nilai sosial budaya dan Pengelolaan Kekayaan Budaya b Kawasan alun-alun Purworejo dan Kecamatan Purworejo sekitarnya Rehabilitasi, konservasi, dan/atau revitalisasi kawasan, lingkungan bersejarah dan bangunan bersejarah pengembangan dan peningkatan kualitas kawasan Pengembangan nilai sosial budaya dan Pengelolaan Kekayaan Budaya c Kawasan alun-alun Kutoarjo dan Kecamatan Kutoarjo sekitarnya Rehabilitasi, konservasi, dan/atau revitalisasi kawasan, lingkungan bersejarah dan bangunan bersejarah pengembangan dan peningkatan kualitas kawasan Pengembangan nilai sosial budaya dan Pengelolaan Kekayaan Budaya d Kawasan Petilasan WR. Supratman Desa Somongari, Kecamatan Rehabilitasi, konservasi, dan/atau Kaligesing revitalisasi kawasan, lingkungan bersejarah dan bangunan bersejarah pengembangan dan peningkatan kualitas kawasan Pengembangan nilai sosial budaya dan Pengelolaan Kekayaan Budaya APBN, APBD I, APBD II, swasta dan masyarakat Bappeda, Dinas PU, Dishubkominpar, Dinas LH Dinas Pendidikan dan Kebudayaan V - 16

17 3 Kawasan Strategis dari sudut kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan hidup a Kawasan Daerah Aliran Sungai Bogowonto, Cokroyasan, dan Wawar rehabilitasi dan/atau revitalisasi kawasan Pengembangan dan peningkatan kualitas kawasan b Kawasan pegunungan Menoreh Kec. Bagelen, Kaligesing, rehabilitasi dan/atau revitalisasi kawasan Loano, dan Bener Pengembangan dan peningkatan kualitas kawasan c Kawasan pegunungan Serayu Selatan Kecamatan Gebang, Bruno, rehabilitasi dan/atau revitalisasi kawasan Pituruh dan Kemiri Pengembangan dan peningkatan kualitas d e kawasan Kawasan pantai berhutan bakau di pantai Selatan rehabilitasi dan/atau revitalisasi kawasan Pengembangan dan peningkatan kualitas kawasan Kawasan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Gunung Tumpeng rehabilitasi dan/atau revitalisasi kawasan Pengembangan dan peningkatan kualitas kawasan Kabupaten Purworejo Bappeda, Kantor LH, Dinas Pengairan, Dinas PU, BBWS, Kemen.LH Kecamatan Purwodadi, Ngombol dan Grabag Bappeda, Kantor LH, Kementerian LH Bappeda, Kantor LH, Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Desa Jetis, Kecamatan Loano Bappeda, Kantor LH, Kementerian LH, Dinas PU, Kemen. PU, Disciptakaru V - 17

18 5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut, RPJM Daerah dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana- rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Penyusunan RPI2-JM tentu perlu mengacu pada rencana pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD agar pembangunan sektor Cipta Karya dapat terpadu dengan pembangunan bidang lainnya. Oleh karena itu, ringkasan dari RPJMD perlu dikutip dalam RPI2-JM CK seperti visi, misi, serta arahan kebijakan bidang Cipta Karya di daerah. Visi dan Misi dalam RPJMD merupakan visi dan misi Kepala Daerah terpilih. Visi dan Misi Kepala Daerah yang disampaikan saat pencalolan atau masa kampanye pertama di depan DPRD menjadi dokumen negara dan pda dasarnya merupakan idealisme dan pemikiran calon kepla daerah terhadap kondisi dan permasalahan masyarakat Kabupaten Purworejo. Kepala Daerah terpilih mempunyai keinginan agar pembangunan masyarakat di Kabupaten Purworejo dilakukan dengan pendekatan pembnagunan yang berkelanjutan melalui integrasi tridaya, yaitu daya ekonomi, daya sosial dan daya lingkungan menuju masyarakat Purworejo yang lebih sejahtera. Visi Bupati dan Wakil Bupati Purworejo periode Tahun dalam rangka mengimplementasi keinginan tersebut, yaitu: Menuju masyarakat Purworejo yang lebih sejahtera dengan meningkatkan kemandirian serta daya saing, melalui penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan daerah, dan kemasyarakatan yang aspiratif V - 18

19 bertumpu pada agribisnis, yang didukung birokrasi professional dan bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme serta peran serta aktif sektor swasta dan masyarakat pada umumnya. Rumusan misi dalam rancangan dokumen RPJM Daerah ini sebagai penjabaran atas visi Menuju masyarakat Purworejo yang lebih sejahtera dengan meningkatkan kemandirian serta daya saing, melalui penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan daerah, dan kemasyarakatan yang aspiratif bertumpu pada agribisnis, yang didukung birokrasi professional dan bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme serta peran serta aktif sektor swasta dan masyarakat pada umumnya adalah : 1) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengambilan keputusan politik melalui pemberdayaan masyarakat serta penjaringan aspirasi masyarakat dengan memanfaatkan mekanisme politik yang sehat dan dinamis. 2) Meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian dalam arti luas. 3) Mewujudkan iklim yang kondusif serta ketersediaan infrastruktur untuk menarik investasi dalam mewujudkan industri jasa dan perdagangan guna mendorong kemajuan daerah berbasis agribisnis. 4) Meningkatkan pendapatan daerah untuk mendukung pembangunan daerah yang semakin luas dan berkualitas. 5) Mewujudkan profesionalisme aparatur dan pemerintahan yang amanah, bersih, bebas dari KKN dan demokratis, dengan mengutamakan penegakan hukum, jaminan keselamatan dan ketertiban umum didukung oleh partisipasi masyarakat yang tinggi. V - 19

20 Tabel 5.4 Strategi dan Arah Kebijakan RPJMD Kabupaten Purworejo Misi 3: Mewujudkan iklim yang kondusif serta ketersediaan infrastruktur untuk menarik investasi dalam mewujudkan industri jasa dan perdagangan guna mendorong kemajuan daerah berbasis agrobisnis Tujuan 2: Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang mendukung investasi dan kemajuan daerah Sasaran 1. Meningkatk an kualitas sarana prasarana pendukung aktivitas ekonomi (jalan jembatan, irigasi listrik, sarana air bersih dan lain-lain ) Strategi dan Arah Kebijakan 1) Peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan serta infrastruktur pendukung untuk memperlancar akses perekonomian.2) Optimalisasi pengelolaan sumberdaya air permukaan dan tanah untuk memenuhi berbagai kebutuhan antar daerah dan antar kepentingan dengan melakukan konservasi sumberdaya air dan tanah untuk memelihara keberadaan, Indikator Kinerja Sasaran 1. Prosentase jalan dengan kualitas baik 2. Prosentase jembatan dengan kondisi baik 3. Rasio layanan irigasi (Daerah Irigasi tercukupi) 4. Akses air bersih (dari 181 desa rawan air bersih tertangani) 5. Akses sanitasi (rumah tangga bersanitasi) (%) 6. Prosentase cakupan layanan air limbah 7. Prosentase cakupan layanan persampahan 8. Luas genangan air hujan/banjir yang tertangani 9. Tingkat pengelolaan dan konservasi sumber Target Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Akhir Program Pembangunan Daerah Awal (Tahun 2015) 55,00% 60% 1) xx.15. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 67% 74,10% 2) xx.16. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong 44,40% 67,40% 3) xx.30. Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan 64,00% 88% 4) xx.18. Program Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 50,00% 80% 5) xx.22. Program Pembangunan Sistem Informasi/Data Base Jalan dan Jembatan 40% 60% 6) xx.23. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan 40% 60% 7) xx.29. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh 20% 30% 8) xx.24. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa, dan Jaringan Pengairan Lainnya 25% 35% 9) xx.25. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku Urusan Pekerjaa n Umum SKPD Penanggungjaw ab 1) Dinas Pekerjaan Umum dan 2) Dinas Pengairan V - 20

21 keberlanjutan sumberdaya air sehingga tersedia dalam kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup baik masa sekarang dan generasi mendatang. 4) Peningkatan pelayanan sarana transportasi dalam rangka untuk mendukung iklim investasi dan pengembangan wilayah5) Peningkatan pengelolaan energi dan sumberdaya mineral yang berkelanjutan dengan peningkatan pelayanan listrik dan efisiensi penggunaan minyak, gas dan listrik. daya air (3 Daerah Aliran Sungai) 10. Cakupan ketersediaan rumah layak huni 11. Cakupan layanan rumah layak huni yang terjangkau 12. Cakupan lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan PSU 13. Prosentase ketersediaan sarana prasarana perhubungan sesuai kebutuhan 14. Prosentase sarana perhubungan dengan kondisi baik 10) xx.27. Program Pengembangan Kinerja Air Minum dan Air Limbah 11) xx.28. Program Pengendalian Banjir 12) xx.26. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau, Sumber Daya Air Lainnya 85% 90% 1) xx.15. Program Pengembangan Perumahan 82% 86% 2) xx.16. Program Lingkungan Sehat Permukiman 52,3% 57% 3) xx.17. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan 4) xx.18. Program Perbaikan Perumahan Akibat Bencana Alam atau Sosial 5). 1. Program Pengelolaan Kebersihan, Pertamanan, dan Penerangan Jalan 6) xx.02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 7) xx.19. Program Pengelolaan Areal Pemakaman 8) xx.20. Program Peningkatan Kesiagaan Pencegahan Bahaya Kebakaran 25% 80% 1) xx.19. Program Pengamanan dan Pengendalian Lalulintas 40% 70% 2) xx.20. Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor Perumah an Rakyat Perhubu ngan 1) Dinas Pekerjaan Umum; 2) Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat; dan 3) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi, dan Pariwisata V - 21

22 15. Prosentase jumlah prasarana dan fasilitas LLAJ sesuai kebutuhan 16. Dusun tanpa akses listrik 17. Jumlah pemanfaatan energi alternatif baru terbarukan (unit) 30% 75% 3) xx.17. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan 4) xx.15. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan 5) xx.18. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan 6) xx.16. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ 10% 5% 2.03.xx.17. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang ketenagalistrikan Program Penumbuhan Sumber-Sumber Energi Terbarukan Energi & Sumber Daya Mineral Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Penyusunan RPJMD Kabupaten Puworejo dalam tahapan proses penyusunan teknokratik, karena menunggu pelantikan bupati terpilih. V - 22

23 5.3 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung Penyusunan Perda Bangunan Gedung diamanatkan pada Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang menyatakan bahwa pengaturan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan penyusunan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi kabupaten/kota setempat serta penyebarluasan peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung dan operasionalisasinya di masyarakat. Perda Bangunan Gedung mengatur tentang persyaratan administrasi dan teknis bangunan gedung. Salah satunya mengatur persyaratan keandalan gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Persyaratan ini wajib dipenuhi untuk memberikan perlindungan rasa aman bagi pengguna bangunan gedung dalam melakukan aktifitas di dalamnya dan sebagai landasan operasionalisasi penyelenggaraan bangunan gedung di daerah. Utamanya untuk daerah rawan bencana, Perda Bangunan Gedung sangat penting sebagai payung hukum di daerah dalam menjamin keamanan dan keselamatan bagi pengguna. Ketersediaan Perda BG bagi kabupaten/kota merupakan salah satu prasyarat dalam prioritas pembangunan bidang Cipta Karya di kabupaten/kota. Fungsi Bangunan Gedung merupakan ketetapan mengenai pemenuhan persyaratan teknis Bangunan Gedung ditinjau dari segi tata bangunan dan lingkungan maupun keandalannya serta sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam RTRW, RDTR dan/atau RTBL. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 18 tahun 2009 Tentang Bangunan Gedung dalam penetapan fungsi bangunan gedung terdiri dari 6 (fungsi) dan tiap fungsi tersebut memiliki bagian tersendiri hingga menyebabkan fungsi yang berbeda tergantung dari klasifikasinya, berikut adalah pembagian fungsi bangunan gedung: V - 23

24 1. Fungsi hunian, yaitu bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal manusia yang meliputi rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah tinggal susun, dan rumah tinggal sementara; 2. fungsi keagamaan, yaitu bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai tempat melakukan ibadah yang meliputi bangunan masjid, termasuk mushola, bangunan gereja, termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng; 3. fungsi usaha, yaitu bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan usaha yang meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan; 4. fungsi sosial dan budaya, yaitu bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial dan budaya yang meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium dan bangunan gedung pelayanan umum; 5. fungsi khusus, yaitu bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan yang mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi tingkat nasional atau yang penyelenggaraannya dapat membahayakan masyarakat sekitar dan/ atau mempunyai resiko bahaya tinggi, meliputi bangunan gedung untuk reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan menteri; 6. fungsi ganda, yaitu bangunan gedung yang mempunyai lebih dari satu fungsi utama. Klasifikasi Bangunan Gedung 1. Bangunan gedung diklasifikasikan berdasarkan tingkat permanensi, tingkat kompleksitas, tingkat resiko kebakaran, zonasi rawan bencana alam, wilayah, lokasi, ketinggian, luas keseluruhan lantai dan/ atau status kepemilikan 2. Klasifikasi bangunan gedung berdasarkan tingkat permanensi meliputi : V - 24

25 a. bangunan gedung permanen; b. bangunan gedung semi permanen; c. bangunan gedung darurat/ sementara. 3. Klasifikasi bangunan gedung berdasar tingkat kompleksitas meliputi : a. bangunan gedung sederhana; b. bangunan gedung tidak sederhana; c. bangunan gedung khusus. 4. Klasifikasi bangunan gedung berdasar tingkat resiko kebakaran meliputi: a. bangunan gedung tingkat resiko kebakaran tinggi; b. bangunan gedung tingkat risiko kebakaran sedang; c. bangunan gedung tingkat risiko kebakaran rendah. 5. Klasifikasi bangunan gedung berdasar zonasi rawan bencana alam meliputi : a. bangunan gedung zonasi kerawanan tinggi; b. bangunan gedung zonasi kerawanan sedang; c. bangunan gedung zonasi kerawanan rendah. 6. Klasifikasi bangunan gedung berdasar wilayah meliputi: a. bangunan gedung di wilayah kepadatan tinggi; b. bangunan gedung di wilayah kepadatan sedang; c. bangunan gedung di wilayah kepadatan rendah/ renggang; d. bangunan gedung di wilayah khusus/ tertentu; e. bangunan gedung di wilayah perdesaan. 7. Klasifikasi bangunan gedung berdasar lokasi meliputi: a. bangunan gedung di tepi jalan utama; b. bangunan gedung di tepi jalan arteri; c. bangunan gedung di tepi jalan kolektor; d. bangunan gedung di tepi jalan antar lingkungan/ lokal; e. bangunan gedung di tepi jalan Desa/ lingkungan; f. bangunan gedung di tepi jalan setapak; g. bangunan gedung di tepi jalan kereta api; h. bangunan gedung di tepi saluran pengairan. V - 25

26 8. Klasifikasi bangunan gedung berdasar ketinggian meliputi: a. bangunan gedung bertingkat tinggi (lebih dari enam lantai); b. bangunan gedung bertingkat sedang (tiga sampai dengan enam lantai); c. bangunan gedung bertingkat rendah (kurang dari tiga lantai). 9. Klasifikasi bangunan gedung berdasar luas keseluruhan lantai meliputi: a. bangunan gedung dengan luas lebih dari m2 (seribu meter persegi); b. bangunan gedung dengan luas lebih dari 500 m2 (lima ratus meter persegi) sampai dengan m2 (seribu meter persegi); c. bangunan gedung dengan luas lebih dari 100 m2 (seratus meter persegi sampai dengan 500 m2 (lima ratus meter persegi); d. bangunan gedung dengan luas sampai dengan 100 m2 (seratus meter persegi). 10. Klasifikasi bangunan gedung berdasar status kepemilikan meliputi: a. bangunan gedung milik Negara; b. bangunan gedung milik badan; c. bangunan gedung milik perorangan. Persyaratan Bangunan Gedung Persyaratan Umum 1. Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi dan klasifikasi bangunan gedung. 2. Persyaratan administratif bangunan gedung meliputi : a. status hak atas tanah, dan /atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah; b. status kepemilikan bangunan gedung; c. IMB; d. izin lokasi bagi pembangunan gedung oleh perseorangan atau Badan untuk keperluan usaha; e. izin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian bagi V - 26

27 pembangunan gedung di tanah pertanian. 3. Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung. 4. Persyaratan administratif dan persyaratan teknis untuk bangunan gedung semi permanen, bangunan gedung darurat dan bangunan gedung yang dibangun pada daerah lokasi bencana ditetapkan sesuai kondisi sosial dan budaya setempat serta mengacu pada pedoman dan standar teknis yang berkaitan dengan bangunan gedung yang bersangkutan. Persyaratan Administratif 1. Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administrative dan peraturan perundangundangan yang berlaku. 2. Setiap orang atau badan dapat memiliki bangunan gedung atau bagian bangunan gedung. 3. Pemerintah Daerah wajib melakukan pendataan bangunan gedung untuk keperluan tertib pembangunan dan pemanfaatan. Penyelenggaraan Bangunan Gedung 1. Penyelenggaraan bangunan gedung meliputi kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian, perawatan, pemeliharaan dan pembongkaran. 2. Dalam penyelenggaraan bangunan gedung penyelenggara berkewajiban memenuhi persyaratan bangunan gedung sesuai ketentuan yang berlaku. 3. Penyelenggara bangunan gedung terdiri atas pemilik bangunan gedung, penyedia jasa konstruksi, dan pengguna bangunan gedung. 4. Pemilik bangunan gedung yang belum dapat memenuhi persyaratan teknis dan adminitratif sesuai ketentuan yang berlaku, tetap harus memenuhi ketentuan tersebut secara bertahap. Peran Dan Hak Masyarakat 1. Dalam pembangunan, pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran bangunan gedung dan/ atau lingkungan, masyarakat dapat berperan V - 27

28 dalam hal : a. Melakukan pengawasan dalam mewujudkan tertib penyelenggaraanbangunan gedung; b. menyampaikan pendapat kepada Kepala Dinas/ Instansi yang berwenang terhadap setiap rencana pembangunan, pemanfaatan dan pelestarian bangunan gedung di sekitarnya yang menimbulkan dampak penting bagi kehidupan masyarakat; c. mengetahui dan menyampaikan pendapat kepada Dinas/ Instansi yang berwenang atas setiap penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada kawasan yang bersangkutan; d. menyerahkan sebagian atau seluruhnya bangunan dan/ atau tanah yang dimiliki; e. melaporkan kepada Dinas/ instansi yang berwenang untuk hal-hal yang dapat membahayakan kepentingan umum dalam pembangunan, pemanfaatan, dan pelestarian bangunan gedung. 2. Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, masyarakat mempunyai hak: a. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang dialami secara langsung dari pihak pengguna atau instansi terkait sebagai akibat penyelenggaraan bangunan gedung; b. mengajukan gugatan perwakilan ke pengadilan sesuai dengan peraturanperundang-undangan. 3. Dalam pembangunan, pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran bangunan gedung dan/ atau lingkungan, masyarakat ahli atau Tim ahli bangunan gedung dapat berperan dalam hal : a. memberikan saran dan masukan kepada Pemerintah Daerah dalam proses pembangunan bangunan gedung dan lingkungan; b. memberikan saran dan masukan kepada Pemerintah Daerah dalam proses pemanfaatan, pelestarian, dan/ atau pembongkaran bangunan gedung dan lingkungan; c. memberikan pendapat atas pengecualian terhadap penerapan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dengan pertimbangan untuk V - 28

29 kepentingan dan keselamatan masyarakat, kelestarian lingkungan dan keamanan negara. 5.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI- SPAM) Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya. RI-SPAM dapat berupa RI- SPAM dalam satu wilayah administrasi maupun lintas kabupaten/kota/provinsi. Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan dalam rangka perlindungan dan pelestarian air. 1. Rencana Tingkat Pelayanan Tingkat pelayanan adalah persentase jumlah penduduk yang dilayani dari total jumlah penduduk pada daerah cakupan layanan, dimana besarnya tingkat pelayanan diambil berdasarkan survey yang dilakukan oleh PDAM terhadap jumlah permintaan air minum oleh masyarakat atau dapat juga dilihat berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh PDAM dalam pemenuhan kebutuhan air minum. Dalam penentuan tingkat pelayanan air minum di masing-masing kecamatan yang termasuk ke dalam wilayah pelayanan, diproyeksikan berdasarkan persentase tingkat pelayanan eksisting. Proyeksi tingkat pelayanan PDAM pada akhir periode (2025) mengacu pada target MDG s, yakni sebesar 100 % tingkat pelayanan Kabupaten Purworejo, dengan tingkat pelayanan per-4 tahun secara bertahap seperti di tabel berikut: V - 29

30 Tabel 5.5 Rencana tingkat pelayanan Tahun Tingkat pelayanan % % % % Sumber : Dok RISPAM Kab Purworejo, Rencana Pengembangan SPAM Rencana Induk Pengembangan SPAM Kabupaten Purworejo dibagi menjadi 6 cabang pelayanan (sesuai ketetapan PDAM Tirta Perwitasari) yaitu: - Cabang 1 Kota Purworejo Wilayah pelayanan Kota Purworejo mencakup seluruh kelurahan kota Purworejo, bahkan melayani daerah di luar Kota Purworejo seperti Desa Candisari, Grantung, Butuh, Bayan, Bandingrejo, Besolem, dan Gintungan. - Cabang 2 Bener Wilayah pelayanan Cabang Bener mencakup wilayah Bener, Bleber, Kaliboto, Kaliurip, Kedung Pucang, Mudalrejo, dan Kebun Gunung. - Cabang 3 Loano Wilayah pelayanan cabang Loano mencakup daerah Sedayu, Banyuasin Kembaran, dan Banyuasin Separe. - Cabang 4 Purwodadi Wilayah pelayanan cabang Purwodadi mencakup daerah Borowetan, Popongan, Cengkawakrejo, Keduren, Bragolan, Jenar Lor, Jenar Kidul, Jenar Wetan, Purwosari, Sumbersari, Purwodadi, dan Guyangan. - Cabang 5 Banyuurip Wilayah pelayanan cabang Banyuurip mencakup 8 desa yaitu Condongsari, Sumbersari, Candingasinan, Pakisrejo, Tegalrejo, Banyuurip, Tegalkuning, Sukowaten. - Cabang 6 Kutoarjo V - 30

31 Wilayah pelayanan cabang Kutoarjo mencakup seluruh kelurahan Kecamatan Kutoarjo. Pembagian daerah pelayanan/zonasi SPAM Kabupaten Purworejo berdasarkan perencanaan PDAM Tirta Perwitasari, dapat dilihat pada gambar 7.1. Kecamatan Bruno dan Kaligesing dapat menggunakan program dari DAK/PAMSIMAS. Kedua kecamatan tersebut memiliki sedikit sumber air baku sehingga PDAM tidak dapat memenuhi kebutuhan air di kedua kecamatan tersebut. Pengembangan SPAM yang dilakukan Kabupaten Purworejo berupa sistem air regional dengan menggunakan sumber air baku dari Sungai Badegolan dengan kapasitas 200 l/detik, dan pemanfaatan Bendung Sudagaran dan Siwatu. Gambar 5.1 Pembagian zonasi V - 31

32 3. Rencana Penurunan Kebocoran Air Kehilangan air yang terjadi di SPAM Kabupaten Purworejo terdiri dari kehilangan air di instalansi dan kehilangan air di tingkat distribusi. Kehilangan air di instalansi disebabkan karena pemakaian air untuk keperluan proses pengolahan air yang meliputi pencucian media filter dan pengurasan bak sedimentasi. Kualitas air baku yang stabil di musim kemarau dan musim penghujan merupakan potensi terhadap pengolahan air menjadi lebih ringan, sehingga pemeliharaan dan perawatan di unit-unit pengolahan menjadi lebih ringan juga. Kehilangan air di tingkat distribusi banyak disebabkan karena kebocoran air karena kurangnya perawatan, serta kualitas tanah pada jalur pipa yang rawan longsor dan ditepi sungai sehingga rawan kebocoran pipa akibat tidak mampu menahan beban dari longsoran maupun banjir. Selain itu adanya pencurian air, perusakan meter air, dan kondisi meter air di pelanggan yang sering rusak, disamping faktor pembacaan meter air oleh petugas pengontrol meter merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi kehilangan air di sitem distribusi. Dari uraian diatas kehilangan air dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu : a. Kehilangan air rencana (unacounted for water) Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran operasi dan pemeliharaan fasilitas, faktor ketidaksempurnaan komponen fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya. b. Kehilangan air insidentil Penggunaan air yang sifatnya insedentil, misalnya penggunaan air yang tidak sialokasikan khusus, seperti pemadam kebakaran. c. Kehilangan air secara administrasi Kehilangan air secara administrasi dapat disebabkan oleh : - kesalahan pencatatan meter - kehilangan air akibat sambungan liar - kehilangan akibat kebocoran dan pencurian illegal V - 32

33 5.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Strategi Sanitasi Kota adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu Kota/Kabupaten, yang berisi potret kondisi sanitasi kota saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. SSK disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota didukung fasilitasi dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Dalam menyusun SSK, Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota berpedoman pada prinsip: a. Berdasarkan data aktual (Buku Putih Sanitasi); b. Berskala kota dan lintas sektor (air limbah, drainase, persampahan) c. Disusun sendiri oleh kota dan untuk kota; dan d. Menggabungkan pendekatan top down dengan bottom up. 1. Kerangka Kerja Sanitasi Penyusunan rencana tindak sektor sanitasi menggambarkan seluruh tahapan yang dimulai dari penyusunan area prioritas (priority setting) pada tingkat kelurahan/desa, sampai dengan daftar final program dan kegiatan (proyek) sebagai bagian dari rencana tindak sektor sanitasi sebagaimana ditampilkan pada gambar berikut. Area (Kelurahan/ Desa) Project Digest (Draft) Peninjauan ulang dan Prioritas dan Rencana Rencana Tindak V - 33

34 Skema di atas menunjukkan tahapan proses sebagai berikut: (1) Penetapan area prioritas pada level kelurahan/desa, (2) Penetapan program dan kegiatan dalam bentuk project digest, (3) Peninjauan ulang dan konsolidasi proyek ke dalam cakupan yang lebih besar untuk menghasilkan efektifitas dan efisiensi proyek, (4) Analisa dan penetapan proyek-proyek prioritas berdasarkan kriteria prioritas yang spesifik, (5) Penetapan daftar proyek yang akan dilaksanakan sebagai bagian dari rencana tindak, (6) Pelaksanaan koordinasi dan advokasi sehingga rencana tindak menjadi bagian dari SKPD. 2. Tujuan, Sasaran,Strategi dan Program a. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Sub Sektor Air Limbah Tujuan: 1. Meningkatkan dan mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana air limbah yang sesuai dengan mutu dan standar yang berlaku 2. Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana air limbah yang tersedia Sasaran: 1. Tercapainya peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air limbah dengan terwujudnya sarana prasarana sesuai standar baku mutu sampai tahun Termanfaatkannya dan terpeliharanya sarana prasarana air limbah di lingkungan permukiman dan sekolah 3. Terbentuknya dan terbinanya kelompok pengelola sarana prasarana air limbah di lingkungan permukiman dan sekolah b. Tujuan, Sasaran, Dan Tahapan Pencapaian Sub Sektor Persampahan Tujuan: V - 34

35 3. Meningkatkan dan mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana persampahan yang sesuai dengan mutu dan standar yang berlaku 4. Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana persampahan yang tersedia 5. Meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) 6. Mewujudkan kepastian hukum dalam pelaksanaan pengelolaan sarana prasarana persampahan 7. Meningkatkan pembinaan dan koordinasi dalam rangka pengelolaan, pengendalian, dan pelaporan pelaksanaan dengan melibatkan peran serta masyarakat Sasaran: 1. Tercapainya peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan persampahan dengan terwujudnya sarana prasarana sesuai standar baku mutu sampai tahun Termanfaatkannya dan terpeliharanya sarana prasarana persampahan di lingkungan permukiman dan sekolah 3. Terbentuknya dan terbinanya kelompok pengelola sarana prasarana persampahan di lingkungan permukiman dan sekolah 4. Terwujudnya peningkatan lingkungan permukiman dan sekolah yang bersih dan sehat 5. Penetapan Perda dan pedoman teknis tentang pelaksanaan pengelolaan sarana prasarana persampahan 6. Tersedianya data base/ sistem informasi sanitasi melalui monitoring dan evaluasi yang terpadu dan berkelanjutan 7. Peningkatan prosentase penanganan permasalahan sanitasi dan tanggap cepat dan tepat sanitasi c. Tujuan, Sasaran, Dan Tahapan Pencapaian Sub Sektor Drainase Lingkungan V - 35

36 Tujuan: 1. Meningkatkan dan mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana drainase yang sesuai dengan mutu dan standar yang berlaku 2. Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana drainase yang tersedia Sasaran: 1. Tercapainya peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan drainase dengan terwujudnya sarana prasarana sesuai standar baku mutu sampai tahun Termanfaatkannya dan terpeliharanya sarana prasarana drainase di lingkungan permukiman dan sekolah 3. Terbentuknya dan terbinanya kelompok pengelola sarana prasarana drainase di lingkungan permukiman dan sekolah d. Tujuan, Sasaran, Dan Tahapan Pencapaian Sub Sektor Air Bersih Tujuan: 1. Meningkatkan dan mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana air bersih yang sesuai dengan mutu dan standar yang berlaku 2. Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana air bersih yang tersedia Sasaran: 1. Tercapainya peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air bersih dengan terwujudnya sarana prasarana sesuai standar baku mutu sampai tahun Termanfaatkannya dan terpeliharanya sarana prasarana air bersih di lingkungan permukiman dan sekolah 3. Terbentuknya dan terbinanya kelompok pengelola sarana prasarana air bersih di lingkungan permukiman dan sekolah V - 36

37 e. Tujuan, Sasaran, Dan Tahapan Pencapaian Sub Sektor Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tujuan: Meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Sasaran: 1. Tercapaianya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat oleh rumah tangga (strata utama paripurna) 2. Terwujudnya peningkatan lingkungan permukiman dan sekolah yang bersih dan sehat 3. Strategi Persubsektor a. Strategi Sub Sektor Air Limbah Lingkungan mendukung Pemeliharaan II agresif Pemeliharaan selektif (+) Pertumbuhan stabil I Pertumbuhan cepat Berdasarkan pada hasil matriks pilihan strategi sub sektor air limbah berada diantara kuadran III dengan posisi strategi ceruk sehingga strategi yang dikembangkan untuk mengatasi isu strategis yang muncul dalam rangka mencapai sasaran sub sektor Air Limbah, adalah: 1. Menyediakan sarana prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga secara komunal. Internal lemah (-) Internal kuat (+) Berputar III Ceruk (-) Lingkungan kurang / tidak mendukung Diversifikasi besar-besaran IV Diversifikasi terpusat 2. Membentuk dan membina kelompok pengelola sarana prasarana air limbah di setiap lingkungan permukiman dan sekolah. V - 37

38 3. Memberikan pendampingan atau stimulan terhadap pembangunan sarana prasarana air limbah di lingkungan permukiman dan sekolah. 4. Menyusun mekanisme prosedur penanganan kerusakan lingkungan akibat pelanggaran peraturan perda yang ada dan memproses secara hukum tindak pelanggaran tersebut untuk diserahkan kepada pihak yang berwajib. 5. Melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap kelompok masyarakat pengelola lingkungan dan pengelola limbah industri/kegiatan/usaha 6. Menyelenggarakan pemantauan, evaluasi, pengendalian dan pelaporan terhadap program dan kegiatan pengelolaan air limbah dengan yang dilaksanakan di Kabupaten Purworejo 7. Menindaklanjuti dan menangani pengaduan masyarakat berkaitan dengan permasalahan air limbah 8. Memilih dan memberikan penghargaan terhadap kelompok pengelola lingkungan sehat, pengelola industri berprestasi di Kabupaten Purworejo tiap tahun b. Strategi sub Sektor persampahan Lingkungan mendukung Pemeliharaan II agresif Pemeliharaan selektif (+) Pertumbuhan stabil I Pertumbuhan cepat Internal lemah (-) Internal kuat (+) Berputar III Ceruk (-) Lingkungan kurang / tidak mendukung Diversifikasi besar-besaran IV Diversifikasi terpusat Berdasarkan pada hasil matriks pilihan strategi sub sektor persampahan berada diantara kuadran IV dengan posisi strategi diversifikasi besar-besaran sehingga strategi yang dikembangkan untuk mengatasi isu strategis yang muncul dalam rangka mencapai sasaran sub sektor persampahan, adalah: V - 38

39 1. Mengoptimalkan pengelolaan sarana prasarana TPA Jetis dengan menyediakan sarana prasarana teknis pengelolaan TPA secara controled land fill. 2. Mengoptimalkan pengelolaan sarana prasarana persampahan dengan menggunakan sistem 3R di kawasan permukiman dan fasilitas umum. 3. Melaksanakan sosialisasi tentang pentingnya kesehatan lingkungan dan pengelolaannya di masyarakat dan sekolah serta menggalakkan gerakan bersih lingkungan 4. Memberikan pendampingan atau stimulan terhadap pembangunan sarana prasarana persampahan di lingkungan permukiman dan sekolah. 5. Menyusun raperda dan pedoman teknis tentang pelaksanaan pengelolaan persampahan bersama DRRD menetapkannya menjadi perda. 6. Menyusun mekanisme prosedur penanganan kerusakan lingkungan akibat pelanggaran perda yang ada dan memproses secara hukum tindak pelanggaran tersebut untuk diserahkan kepada pihak yang berwajib. 7. Melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap kelompok masyarakat pengelola lingkungan dan pengelola limbah industri/kegiatan/usaha 8. Menyelenggarakan pemantauan, evaluasi, pengendalian dan pelaporan terhadap program dan kegiatan pengelolaan persampahan dengan yang dilaksanakan di Kabupaten Purworejo. 9. Menindaklanjuti dan menangani pengaduan masyarakat berkaitan dengan permasalahan persampahan. 10. Memilih dan memberikan penghargaan terhadap kelompok pengelola lingkungan sehat, pengelola industri berprestasi di Kabupaten Purworejo setiap tahunnya. V - 39

40 c. Strategi sub Sektor Drainase Lingkungan Lingkungan mendukung Pemeliharaan II agresif Pemeliharaan selektif (+) Pertumbuhan stabil I Pertumbuhan cepat Berdasarkan pada hasil matriks pilihan strategi sub sektor drainase lingkungan berada diantara kuadran IV dengan posisi strategi diversivikasi besar-besaran sehingga strategi yang dikembangkan untuk mengatasi isu strategis yang muncul dalam rangka mencapai sasaran sub sektor drainase lingkungan, adalah: Internal lemah (-) Internal kuat (+) 1. Mengoptimalkan pengelolaan sistem drainase permukiman dengan menyediakan sarana prasarana drainase lingkungan yang terpadu. 2. Membentuk dan membina kelompok pengelola sarana prasarana drainase di setiap lingkungan permukiman dan sekolah. 3. Memberikan pendampingan atau stimulan terhadap pembangunan sarana prasarana drainase lingkungan di lingkungan permukiman dan sekolah. 4. Menyusun raperda dan pedoman teknis tentang pelaksanaan pengelolaan sarana prasarana drainase lingkungan serta bersama DRRD menetapkan menjadi perda. Berputar III Ceruk (-) Lingkungan kurang / tidak mendukung 5. Menyelenggarakan pemantauan, evaluasi, pengendalian dan pelaporan terhadap program dan kegiatan pengelolaan lingkungan dengan yang dilaksanakan di Kabupaten Purworejo. 6. Menindaklanjuti dan menangani pengaduan masyarakat berkaitan dengan permasalahan drainase lingkungan. Diversifikasi besar-besaran IV Diversifikasi terpusat V - 40

41 d. Strategi Sub Sektor Air Bersih Lingkungan mendukung Pemeliharaan II agresif Pemeliharaan selektif (+) Pertumbuhan stabil I Pertumbuhan cepat Internal lemah (-) Internal kuat (+) Berputar III Ceruk (-) Lingkungan kurang / tidak mendukung Diversifikasi besar-besaran IV Diversifikasi terpusat Berdasarkan pada hasil matriks pilihan strategi sub sektor air bersih berada diantara kuadran IV dengan posisi strategi diversifikasi besar-besaran sehingga strategi yang dikembangkan untuk mengatasi isu strategis yang muncul dalam rangka mencapai sasaran sub sektor air bersih, adalah: 1. Mengoptimalkan pengelolaan sarana prasarana air bersih dan air minum dengan optimalisasi sistem produksi & distribusi air minum dan memberikan perlindungan (konservasi) terhadap sumber-sumber air baku. 2. Membentuk dan membina kelompok pengelola sarana prasarana air bersih di setiap lingkungan permukiman dan sekolah. 3. Memberikan pendampingan atau stimulan terhadap pembangunan sarana prasarana air bersih di lingkungan permukiman dan sekolah. 4. Menyusun raperda dan pedoman teknis tentang pelaksanaan pengelolaan sarana air bersih dan bersama DRRD menetapkan menjadi perda. 5. Menyelenggarakan pemantauan, evaluasi, pengendalian dan pelaporan terhadap program dan kegiatan pengelolaan air bersih yang dilaksanakan di Kabupaten Purworejo. 6. Menindaklanjuti dan menangani pengaduan masyarakat berkaitan dengan permasalahan air bersih. V - 41

42 e. Strategi sub Sektor Higiene Lingkungan mendukung Pemeliharaan II agresif Pemeliharaan selektif (+) Pertumbuhan stabil I Pertumbuhan cepat Internal lemah (-) Internal kuat (+) Berputar III Ceruk (-) Lingkungan kurang / tidak mendukung Diversifikasi besar-besaran IV Diversifikasi terpusat Berdasarkan pada hasil matriks pilihan strategi higiene berada diantara kuadran II dengan posisi strategi pemeliharaan selektif sehingga strategi yang dikembangkan untuk mengatasi isu strategis yang muncul dalam rangka mencapai sasaran higiene, adalah: 1. Menyediakan sarana prasarana jamban sehat bersama. 2. Melaksanakan sosialisasi tentang pentingnya kesehatan lingkungan dan pengelolaannya di masyarakat dan sekolah serta menggalakkan gerakan bersih lingkungan. 3. Mengagendakan materi kesehatan lingkungan dalam mata pelajaran disekolah dan mempraktekkanya secara langsung (learning by doing). 4. Menyelenggarakan gerakan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan, penyuluhan, sosialisasi PHBS dan kemitraan dengan Lembaga Sosial, dan Lembaga Swadaya Masyarakat. 5. Memilih dan memberikan penghargaan terhadap kelompok pengelola lingkungan sehat, pengelola industri berprestasi di Kabupaten Purworejo tiap tahun. V - 42

43 Tabel 5.6 Strategi, Program dan Kegiatan Air Limbah No Strategi Program Kegiatan Sasaran : 1. Tercapainya peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air limbah dengan terwujudnya sarana prasarana sesuai standar baku mutu sampai tahun Menyediakan sarana prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga secara komunal. 1. Pengembangan kinerja pengelolaan air limbah 2. Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup 1. Rencana induk sistem pengelolaan air limbah (master plan) 2. Rehab dan peningkatan IPLT, pengadaan mobil penyedot tinja, 1. Pemantauan dan pengawasan lingkungan hidup 2. Penegakan hukum lingkungan hidup (UU No. 32 th 2010) 3. Identifikasi, inventarisasi, dan pengendalian pencemaran bagi pelaku usaha/ kegiatan/ industri 3. Lingkungan sehat 1. Penyusunan Perda permukiman baru perumahan 2. Pembangunan sanitasi perkotaan (PNPM MP) 3. Pembangunan IPAL komunal industri kecil / rumah tangga (SANIMAS) 4. Pembangunan IPAL medis (RS dan puskesmas rawat inap) 5. Penyuluhan dan pengawasan kualitas lingkungan sehat perumahan Sasaran : 2. Terbentuknya dan terbinanya kelompok pengelola sarana prasarana air limbah di lingkungan permukiman dan sekolah 1. Membentuk dan membina kelompok pengelola sarana prasarana air limbah di setiap lingkungan dan sekolah 1. Peningkatan pemberdayaan masyarakat 2. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa 1. Sosialisasi dan pembinaan pengendalian pencemaran bagi pelaku usaha/kegiatan/industri 1. Pembangunan IPAL communal 2. Pembangunan sanitasi permukiman (SANIMAS, DAK, PNPM) No Strategi Program Kegiatan Sasaran : 3. Terwujudnya peningkatan lingkungan permukiman dan sekolah yang bersih dan sehat 1. Memberikan pendampingan atau stimulan terhadap pembangunan sarana prasarana air limbah di lingkungan permukiman dan sekolah. 1. Pengembangan lingkungan sehat 2. Wajib belajar pendidikan dasar dan menengah 1. Penyuluhan dan menciptakan lingkungan sehat (semua tingkatan satuan pendidikan) 2. Taman dan kebun sekolah 1. Pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana sanitasi di sekolah 2. Pelatihan dan penyuluhan PHBS di sekolah V - 43

44 Sasaran : 4. Penetapan Perda dan pedoman teknis tentang pelaksanaan pengelolaan sarana prasarana air limbah 1. Menyusun Raperda dan pedoman teknis tentang pelaksanaan pengelolaan sarana prasarana air limbah bersama DPRD menetapkan menjadi Perda Peraturan perundangundangan tentang sanitasi dan lingkungan hidup 1. Penyusunan peraturan-peraturan perundang-undangan tentang sanitasi dan lingkungan hidup 2. Penyusunan pedoman teknis pengelolaan sarana prasarana air limbah Sasaran : 5. Terciptanya mekanisme yang jelas dan terbentuknya institusi/ lembaga pemerintah 1. Menyusun mekanisme prosedur penanganan kerusakan lingkungan akibat pelanggaran peraturan Perda yang ada dan memproses secara hukum tindak pelanggaran tersebut untuk diserahkan kepada pihak yang berwajib Peningkatan kapasitas kelembagaan lingkungan dan sanitasi 1. Penyusunan UKL/ UPL 2. Kajian lingkungan hidup strategis 3. Penegakan hukum lingkungan dan pemberlakuan sanksi terhadap pelanggar Sasaran : 6. Tersedianya data base/ sistem informasi sanitasi melalui monitoring dan evaluasi yang terpadu dan berkelanjutan 1. Melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap kelompok masyarakat pengelola lingkungan dan pengelola limbah Pengembangan lingkungan sehat 1. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program sanitasi di Kabupaten Purworejo 2. Pengendalian pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kabupaten Purworejo No Strategi Program Kegiatan Sasaran : 7. Peningkatan Prosentase penanganan permasalahan sanitasi dan tanggap cepat dan tepat sanitasi 1. Menindak lanjuti dan menangani pengaduan masyarakat berkaitan dengan permasalahan air limbah Pelaporan pelaksanaan air limbah Pelaporan pelaksanaan kegiatan air limbah secara rutin Sasaran : 8. Peningkatan kualitas kelembagaan masyarakat pengelola sarana prasarana air limbah 1. Memilih kelompok pengelola lingkungan sehat, pengelola industri berprestasi di Kabupaten Purworejo tiap tahun Pengembangan lingkungan sehat 1. Menyusun kebijakan lingkungan sehat 2. Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat 3. Lomba lingkungan sehat 4. Koordinasi dan fasilitasi program kota sehat / adipura V - 44

45 5.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. a. Delineasi RTBL Kutoarjo Deliniasi Kawasan RTBL Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo memiliki luas sebesar 67,2631 Ha. Kawasan Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo mencakup keluruhan Kutoarjo, Kelurahan Kutoarjo, yang meliputi: a. Kawasan Alun-alun yang mencakup RW 005, RW 008, RW 009 b. Area Pasar Induk Kutoarjo yang mencakup RT 01, RW 10 c. Koridor Perdagangan yang mencakup RW 11 d. Area Pecinan yang mencakup RW 012, RW 003 dan RW 002 b. Panduan Rancangan Panduan rancangan merupakan penjelasan lebih rinci atas rencana umum yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk penjabaran materi utama melalui pengembangan komponen rancangan kawasan pada bangunan, kelompok bangunan, elemen prasarana kawasan, kaveling dan blok, termasuk panduan ketentuan detil visual kualitas minimal tata bangunan dan lingkungan. Ketentuan dasar implementasi rancangan terhadap kawasan berupa ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang bersifat lebih detil, memudahkan dan memandu penerapan dan pengembangan rencana umum, baik pada bangunan, kelompok bangunan, elemen prasarana kawasan, kaveling, maupun blok. Panduan Rancangan bersifat mengaktualisasikan tujuan penataan lingkungan/kawasan yang layak huni, berjati diri, produktif, dan berkelanjutan secara lebih terstruktur dan mudah dilaksanakan (design guidelines). Secara V - 45

46 rinci, panduan rancangan masing-masing sub blok Kawasan Strategis Kutoarjo Kecamatan Kutoarjo ialah sebagai berikut. BLOK 2 BLOK HERITAGE DAN PELAYANAN UMUM c. Rencana Investasi Dalam rangka implementasi RTBL Kawasan Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo direncanakan selesai dalam kurun 5 (lima) tahun. Adapun pelaksanaan penanganan penataan RTBL Kawasan Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo terdiri dari penanganan blok di kawasan perencanaan adalah sebagai berikut: 1) Blok Perdagangan dan jasa yang meliputi: 1. Blok 1.1. Blok Pasar 2. Blok 1.2. Blok Permukiman 3. Blok 1.3. Koridor Simpul MT Haryono 4. Blok 1.4 Koridor Jalan Diponegoro (Alun-Alun) 5. Blok 1.5 Koridor Jalan Diponegoro 2) Blok Heritage dan Pelayanan Umum yang meliputi: 1. Blok 2.1. Blok Alun-alun BLOK 1 BLOK PERDAGANGAN DAN JASA V - 46

47 2. Blok 2.2. Blok Pelayanan Umum 3. Blok 2.3 Blok Mix-Use 4. Blok 2.4 Blok Mix-Use 5. Blok 2.5 Blok Permukiman 6. Blok 2.6 Blok Permukiman 7. Blok 2.7 Blok Mix-Use 8. Blok 2.8 Blok Permukiman 9. Blok 2.9 Blok Permukiman 5.7 Arahan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman merupakan suatu dokumen strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang sinergi dengan arah pengembangan kota, sehingga dapat menjadi acuan yang jelas bagi penerapan program-program pembangunan infrastruktur Cipta Karya. RP2KP memuat arahan kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur permukiman makro pada skala kabupaten/kota yang berbasis pada rencana tata ruang (RTRW) dan rencana V - 47

Matrik Susunan Tipikal Indikasi Program Utama TAHUN Tabel Indikasi Program Utama Umum

Matrik Susunan Tipikal Indikasi Program Utama TAHUN Tabel Indikasi Program Utama Umum 1 Usulan Program Utama Rencana Detail/Rinci Kawasan Strategis Kabupaten Lampiran IV :Peraturan Daerah Kabupaten Nomor : Tanggal : Matrik Susunan Tipikal Indikasi Program Utama TAHUN Tabel Indikasi Program

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR: 27 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR: 27 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR: 27 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2011-2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang

Lebih terperinci

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN Lampiran VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR TAHUN 2011 LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 2031 MATRIK

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011-2031 I. UMUM 1. Faktor yang melatarbelakangi disusunnya Rencana Tata Ruang

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2011-2031 I. UMUM Proses pertumbuhan dan perkembangan wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG 2.1.1 Tinjauan Penataan Ruang Nasional Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan

Lebih terperinci

Syarat Bangunan Gedung

Syarat Bangunan Gedung Syarat Bangunan Gedung http://www.imland.co.id I. PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia sedang giatnya melaksanakan kegiatan pembangunan, karena hal tersebut merupakan rangkaian gerak perubahan menuju kepada

Lebih terperinci

Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab.

Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab. LAMPIRAN IV PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR : 3 TAHUN 2012 TANGGAL : 11 SEPTEMBER 2012 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BOALEMO TAHUN 2011-2031 I. RENCANA STRUKTUR RUANG No Rencana

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WI LAYAH KABUPATEN MAGELANG

RENCANA TATA RUANG WI LAYAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011 RENCANA TATA RUANG WI LAYAH KABUPATEN MAGELANG 2010 2030 BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BATANG TAHUN

BUPATI BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BATANG TAHUN BUPATI BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2011 2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR : 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR : 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR : 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010-2030 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1490, 2014 KEMENPERA. Perumahan. Kawasan Pemukiman. Daerah. Pembangunan. Pengembangan. Rencana. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan 5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan TUJUAN SASARAN STRATEGIS TARGET KET URAIAN INDIKATOR TUJUAN TARGET TUJUAN URAIAN INDIKATOR KINERJA 2014 2015 2016 2017 2018 1 2 3 4 6 7 8 9 10 13 Mendukung Ketahanan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS Pembangunan yang diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mendesak yang memberikan dampak luas bagi masyarakat, sebagai berikut : 8.1. Indikasi Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian

Lebih terperinci

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN LAMPIRAN IV INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN 2010-2030 NO. PROGRAM KEGIATAN LOKASI BESARAN (Rp) A. Perwujudan Struktur Ruang 1 Rencana Pusat - Pembangunan dan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH

Lebih terperinci

1. Makna dari infrastruktur bidang pekerjaan umum dan permukiman yang andal

1. Makna dari infrastruktur bidang pekerjaan umum dan permukiman yang andal RENCANA STRATEGIS TAHUN 2012- DINAS PUP-ESDM DIY VISI layanan pekerjaan umum yang memadai, jumlah rumah layak huni, serta sumber daya mineral yang ramah 1. Makna dari big pekerjaan umum yang andal memadai,

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN KATA PENGANTAR Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengamanatkan bahwa RTRW Kabupaten harus menyesuaikan dengan Undang-undang tersebut paling lambat 3 tahun setelah diberlakukan.

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN Upaya untuk mewujudkan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan dari setiap misi daerah Kabupaten Sumba Barat

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010-2030 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2. Makna dari ketersediaan jumlah rumah layak huni bagi pemenuhan visi Perumahan :

2. Makna dari ketersediaan jumlah rumah layak huni bagi pemenuhan visi Perumahan : VISI Terwujudnya kualitas layanan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang memadai, peningkatan jumlah rumah layak huni, serta pengelolaan energi dan sumber daya mineral yang ramah lingkungan 1.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG BANGUNAN GEDUNG BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA TATA RUANG KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN JOMBANG PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN Menimbang : a. bahwa sumber

Lebih terperinci

PEMERINTAH. sumber daya air pada wilayah sungai kabupaten/kota.

PEMERINTAH. sumber daya air pada wilayah sungai kabupaten/kota. - 20 - C. PEMBAGIAN URUSAN AN PEKERJAAN UMUM 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan nasional sumber daya air. 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi,

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kerangka pengembangan sanitasi yang mencakup tiga sub sector yairu air limbah, sampah dan drainase. Dalam pembahasan bab ini mencakup

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.101 2016 KESRA. Perumahan. Kawasan Pemukiman. Penyelenggaraan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5883) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing

Lebih terperinci

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V I 19

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V I 19 21 Peningkatan Ketertiban dan Keamanan 21 Meningkatkan Ketertiban dan Keamanan melalui penegakan peraturan daerah, penurunan angka kriminalitas, penanganan demonstrasi, dan patroli siaga serta ketersediaan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI I. UMUM Di dalam undang-undang no 26 Tahun 2007 tentang penataan Ruang, dijelaskan

Lebih terperinci

Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah

Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2010-2015 MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah No Tujuan Indikator Kinerja Tujuan Kebijakan Umum Sasaran Indikator Sasaran Program Kegiatan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Anggaran : 205 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan :. 03 Urusan Wajib Pekerjaan Umum Organisasi :. 03. 0 Dinas

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan perlunya

Lebih terperinci

Sekretariat Daerah Bappeda A. LEGALISASI RAPERDA RTRW B. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG. program :

Sekretariat Daerah Bappeda A. LEGALISASI RAPERDA RTRW B. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG. program : LAMPIRAN V : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PATI TAHUN 2010-2030 INDIKASI PROGRAM RTRW KABUPATEN PATI TAHUN 2010-2030 NO. 2010 2011 2012

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 4 Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi 1.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Program

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 0000 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA STRATEGII SANIITASII KOTA PROBOLIINGGO 4.1. TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN 4.1.1. Sub Sektor Air Limbah Mewujudkan pelaksanaan pembangunan dan prasarana

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR. Arif Mudianto.

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR. Arif Mudianto. EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR Oleh : Arif Mudianto Abstrak Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang

Lebih terperinci

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA BANJARMASIN 2013-2032 APA ITU RTRW...? Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan Pola Ruang Wilayah Kota DEFINISI : Ruang : wadah yg meliputi

Lebih terperinci

BAB 4 BUKU PUTIH SANITASI 2013

BAB 4 BUKU PUTIH SANITASI 2013 BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Program pengembangan sanitasi saat ini dan yang akan di rencanakan berdasar pada kajian yang telah dilakukan sebelumnya pada Buku Putih

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

Page 1 of 14 Penjelasan >> PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 1 Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan 1. Jumlah rumah ibadah yang difasilitasi 400 jumlah kegiatan

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG,

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, - 1 - WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

C. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM

C. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN III PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 C. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum... 1 B. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis dan Demografis... 4 2. Perkembangan Indikator Pembangunan Jawa Barat...

Lebih terperinci

LAMPIRAN VI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN

LAMPIRAN VI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN LAMPIRAN VI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN - INDIKASI PROGRAM RTRW KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN - NO PROGRAM UTAMA

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN, Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan situasi keamanan dan ketertiban

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi 3. Status Pembangunan Manusia 4. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KORIDOR JALAN LETJEND S. PARMAN - JALAN BRAWIJAYA DAN KAWASAN SEKITAR TAMAN BLAMBANGAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Untuk mewujudkan misi pembangunan daerah Kabupaten Sintang yang selaras dengan strategi kebijakan, maka dibutuhkan adanya kebijakan umum dan program

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TRENGGALEK

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TRENGGALEK PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TRENGGALEK 2012-2032 BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5883 KESRA. Perumahan. Kawasan Pemukiman. Penyelenggaraan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 101). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Undang-Undang N

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Undang-Undang N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 172, 2016 KEMENPU-PR. Perumahan Kumuh. Permukiman Kumuh. Kualitas. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PRT/M/2016 TENTANG

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Bina Marga Kabupaten Grobogan. Permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang

Lebih terperinci

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017 Sub Sektor Air Limbah Domestik A. Teknis a. User Interface Review Air Limbah Buang Air Besar Sembarangan (BABS), pencemaran septic tank septic tank tidak memenuhi syarat, Acuan utama Air Limbah untuk semua

Lebih terperinci

LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2011 TANGGAL 10 JANUARI 2011

LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2011 TANGGAL 10 JANUARI 2011 LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN TANGGAL 10 JANUARI INDIKASI PROGRAM RTRW KABUPATEN NGANJUK TAHUN - WAKTU PELAKSANAAN A B I LEGALISASI RAPERDA RTRW PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN Prioritas pembangunan Kabupaten Lingga Tahun diselaraskan dengan pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan sesuai dengan amanat dari Peraturan

Lebih terperinci

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011 BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011 A. Isu Strategis Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Samarinda Tahun 2011 merupakan suatu dokumen perencanaan daerah

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 3.1.1 Permasalahan Infrastruktur Jalan dan Sumber Daya Air Beberapa permasalahan

Lebih terperinci

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 2032merupakan suatu rencana yang disusun sebagai arahan pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Banyuasin untuk periode jangka panjang 20

Lebih terperinci

D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN. 1. Sumber Daya Air

D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN. 1. Sumber Daya Air D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah. 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air

Lebih terperinci

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Visi Kabupaten Sleman adalah Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, mandiri, berbudaya dan terintegrasinya sistem e-government menuju smart

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 OLEH :

RENCANA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 OLEH : RENCANA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 OLEH : SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2014 BAB

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa pertambahan penduduk

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

TABEL PROGRAM PEMANFAATAN RUANG Waktu Pelaksanaan I II III IV

TABEL PROGRAM PEMANFAATAN RUANG Waktu Pelaksanaan I II III IV LAMPIRAN IV : Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Jawa No 2 Tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Kawasan Perkotaan -Tegal-Slawi- Tahun 2016-2036 TABEL PROGRAM PEMANFAATAN RUANG

Lebih terperinci

- 26 - PEMERINTAH. 3. Penetapan rencana. 3. Penetapan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai

- 26 - PEMERINTAH. 3. Penetapan rencana. 3. Penetapan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai - 26 - C. PEMBAGIAN URUSAN AN PEKERJAAN UMUM 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan nasional sumber daya air. 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi,

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

4.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PROMOSI HIGIENE

4.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PROMOSI HIGIENE Bab 4 : 4.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PROMOSI HIGIENE Pemerintah Kota sejak Tahun 2010 turut mendukung pencapaian Visi Indonesia Sehat dengan mendorong promosi kesehatan yang sesuai dengan

Lebih terperinci

REKAPITULASI HASIL EVALUASI KESELARASAN PROGRAM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016

REKAPITULASI HASIL EVALUASI KESELARASAN PROGRAM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016 REKAPITULASI HASIL EVALUASI PROGRAM PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016 KETERSEDIAAN RPJMD RKPD 1 01 15 Program Pendidikan Anak Usia Dini 1 1 1 1 1 1 1 1 01 16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan

Lebih terperinci

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan merupakan upaya pemerintah daerah secara keseluruhan mengenai cara untuk mencapai visi dan melaksanakan misi, melalui penetapan kebijakan dan program

Lebih terperinci

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) Sub Bidang Sumber Daya Air 1. Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau, dan

Lebih terperinci

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM BAB 6 TUJUAN DAN KEBIJAKAN No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM Mengembangkan moda angkutan Program Pengembangan Moda umum yang saling terintegrasi di Angkutan Umum Terintegrasi lingkungan kawasan permukiman Mengurangi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG

Lebih terperinci