BENTUK DAN MAKNA VERBA REDUPLIKASI DALAM NOVEL SITI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BENTUK DAN MAKNA VERBA REDUPLIKASI DALAM NOVEL SITI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia"

Transkripsi

1 BENTUK DAN MAKNA VERBA REDUPLIKASI DALAM NOVEL SITI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Skripsi Program Strata 1 (S1) Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh: Nur Qalbi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

2 ii

3 iii

4 iv

5 v

6 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : Sesungguhnya Ridho Allah ada pada orang tua, maka mohonlah doa restu kepada orang tua. Usaha doa dan kesabaran merupakan suatu kesatuan utuh untuk meraih keberhasilan, dan Allah akan memberi yang terbaik PERSEMBAHAN : Ku persembahkan karya ini kepada Allah swt. Atas segala nikmat dan karunia-nya, dan dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur, ku perutukkan karya ini sebagai bukti kecintaanku dan terima kasihku kepada: 1. Ibu dan ayah yang senantiasa menyinari langkahku dengan doa dan kasih sayangnya. 2. Kakak, adik dan semua keluarga yang memberikan semangat yang berjasa dalam hidupku. 3. Keluarga besar Bengkel Seni Bahasa dan Sastra Indonesi Unismuh Makassar 4. Teman-teman seperjuangan ku, terima kasih untuk kebersamaan kita. vi

7 Abstrak Qalbi, Nur, Bentuk dan Makna Verba Reduplikasi dalam Novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dibimbing oleh Munirah selaku pembimbing I, dan Akram Budiman Yusuf selaku pembimbing II. Tujuan penelitian secara keseluruhan untuk memberikan sebuah data yang dimana untuk mendeskripsikan bentuk verba reduplikasi dalam novel tersebut dan untuk mendeskripsikan makna apa yang timbul dari pengguna verba reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli, dalam tujuan pengolahan ini untuk mendapatkan hasil yang logis. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan menghasilkan data berupa kata-kata tertulis dalam penelitian ini harus dirancang bedasarkan pada prinsip metode deskriptif kualitatif yang mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data dari sumber novel dengan judul Siti Nurbaya karya Marah Rusli yang berjumlah halaman 334 dan dari internet yang berkaitan dengan topik penelitian. Teknik pengumpulan data yakni 1 membaca berulang-ulang, 2 membaca secara lambat, 3 mencatat, dan menandai kalimat-kalimat yang memiliki verba reduplikasi meggunakan pulpen. Adapun teknik analisi data yaitu 1 mengumpulkan data, 2 mengklasifikasi data, 3 menganalisi data, 4 memberian simpulan. Kata kunci : Verba, Reduplikasi, Novel. vii

8 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga skripsi dengan judul Bentuk dan Makna Verba Reduplikasi dalam Novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli dapat terselesaikan, penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua ayah Ahmad Ollong dan ibu Sitti yang telah berjuang sekeras mungkin untuk membiayai penulis dalam berproses pencaria ilmu. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana srata satu program pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat berhasiil dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada, Dr. Munirah, M.Pd. selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi, saran, pengarahan, dan masukan-masukan yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini dengan benar, Akram Budiman Yusuf, S.Pd. M.Pd. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, saran, pengarahan, dan masukan-masukan yang sangat berarti. Dr. Munirah, M.Pd. selaku ketua program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mengesahkan secara resmi judul penelitian sebagai bahan penulis skripsi sehingga penulisan skripsi berjalan dengan lancar. Prof. Dr. H.Ambo Asse, M.Ag. Selaku rektor Universitas viii

9 Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan kegiatan penelitian. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. selaku dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Seluruh dosen program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sampaikan ucapan terima kasih kepada sahabatsahabatku dan keluarga besar Bengkel Seni Bassi yang senantiasa membantu dalam melakukan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih ada kekurangan oleh Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari seluruh pembaca. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya keluarga besar Universitas Muhammadiyah Makassar. Makassar, September 2020 Nur Qalbi ix

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii SURAT PERNYATAAN...iv SURAT PERJANJIAN...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN....vi ABSTRAK....vii KATA PENGANTAR.....vii DAFTAR ISI. xi BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah 6 C. Tujuan Penelitian..7 D. Manfaat Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA x

11 A. Kajian Pustaka Penelitian Relevan Landasan Teori Verba dan Reduplikasi Jenis-jenis Kelas Kata Novel B. Bagan Kerangka Pikir..34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Devenisi Istilah C. Data dan Sumber Data D. Teknik Pengumpulan Data...38 E. Teknik Analisis Data...38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian...39 B. Pembahasan 43 BAB V SIIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan xi

12 B. Saran.. 67 DAFTAR PUSTAKA. 69 SINOPSIS NOVEL LAMPIRAN-LAMPIRAN xii

13 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang bermasyarakat atau makhluk sosial. Kita membutuhkan orang lain dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk berkomunikasi kita membutuhkan bahasa. Bahasa sudah ada sejak zaman dahulu dan bahasa memegang peranan yang sangat penting untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Tanpa bahasa komunikasi yang terjadi tidak akan berlangsung lancar. Menurut Sugiahastuti (2013: 8), Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif antar manusia dari berbagai macam situsi bahasa dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan pembicara kepada pendengar atau penulis kepada pembaca, sedangkan menurut Chaer (2011 :2), bahasa ialah sebuah system, artinya bahasa dibentuk oleh sejumah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan, bahasa berfunsi sebagai alat untuk bekerja sama atau berkomunikasi di dalam kehidupan manusia bermasyarakat. Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku, adat istiadat, budaya dan bahasa. Bentuk-bentuk budaya bisa bermacam-macam seperti kesenian, pertunjukan, tarian tradisional, bahasa dan sastra. Bentuk dari budaya yang bisa kita lihat, ada dala, bentuk sastra lisan dan tulisan, salah satu sastra yang

14 14 bisa dibaca atau dinikmati oleh orang banyak bisa dalam bentuk puisi, cerpen maupun novel. Sastra menggambarkan kehidupan suatu masyarakat, bahkan menjadi identitas suatu bangsa. Melalui sastra, orang dapat mengenali cermin kehidupan masyarakat. Karya sastra merupakan hasil kreatifitas manusia tentang kehidupan yang keberadaannya tidak dapat dilepaskan dari kehidupan itu sendiri. Dimasa sekarang anak mudah sudah mulai menampakkan kecintaannya terhadap budaya literasi, salah satunya dengan membaca novel. Novel merupakan suatu karya sastra yang berisi karangan prosa yang tersusun atas satuan-satuan bahasa antara lain kata, frasa, klausa dan kalimat yang bertujuan menjelaskan apa yang ingin disampaikan. Setiap kalimat tersusun atas beberapa kategori kata, salah satunya adalah kelas kata verba.verba merupakan penggolongan kata yang menjelaskan suatu tindakan keberadaan, pengalaman atau penjelasan dinamis lainnya. Kata ini seringkali predikat dalam sebuah kalimat atau frasa. Verba atau kata kerja fungsinya untuk mengulas tentang sebuah kegiatan atau suatu perbuatan ataupun aktivitas yang dijalankan seseorang. Morfologi menjadi cakup kajian yang cukup menarik dalam linguistik, karena morfologi merupakan tingkat lanjutan dari sintaksis itu sendiri. Berdasarkan perilaku morfologis verba bahasa Indonesia terbagi menjadi dua yaitu verba dasar dan verba bentukan. Verba dasar merupakan verba pangkal

15 15 yang belum mengalami proses morfologis manapun, sedangkan verba bentukan yaitu verba pangkal yang telah mengalami proses morgfologi, seperti afiksasi, reduplikasi maupun pemajemukan (komposisi). Pengulangan kata atau reduplikasi dalam tata bahasa Indonesia itu pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagian baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disini disebut kata ulang, sedangkan satuan satuan yang diulang ialah bentuk dasar. Reduplikasi atau pengulangan bentuk satuan kebahasaan merupakan gejala yang terdapat dalam banyak bahasa di dunia ini. Dalam bahasa Indonesia reduplikasi merupakan mekanisme yang penting dalam pembentukan kata disamping afiksasi, komposisi dan akronimisasi. Meskipun reduplikasi terutama adalah masalah morfologi, masalah pembentukan kata. Reduplikasi merupakan proses atau hasil pengulangan kata atau unsur kata, seperti rumah-rumah, bolak balik. Reduplikasi juga merupakan salah satu cara yang khas yang berlaku pada bahasa-bahasa nusantara. Reduplikasi dikelompokkan dari beberapa jenis, salah satunya adalah verba reduplikasi. Verba reduplikasi merupakan proses pengulangan kata yang berkelas kata kerja.verba reduplikasi banyak ditemukan di dalam karya sastra salah satunya pada novel klasik angkatan 20- an yaitu novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Contoh dari verba reduplikasi dalam novel tersebut adalah sebagai berikut:

16 16 ingatlah perasaan perempuan yang hamil itu sedang muntah-muntah Pada contoh kalimat tersebut terdapat verba redupllikasi, yaitu muntahmuntah Seperti yang kita ketahui bahwa kata muntah-muntah merupakan kata kerja. Saat ini perkembangan novel remaja Indonesia semakin semarak. Perkambangan membaca buku memunculkan nama-nama baru yang diangkat remaja. Sekarang ini, novel remaja Indonesia dapat ditemukan dengan mudah di toko-toko buku. Namun, tidak semua novel itu dapat menjadi bacaan yang bagus untuk para remaja. Membaca novel tentang hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang mengapresiasi sastra secara langsung. Maksudnya dari mengapresiasi kata itu adalah kegiatan memahami novel dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pemahaman, penghargaan, serta kepekaan kritis yang baik terhadap novel yang dibaca. Novel lebih mudah sekaligus lebih sulit dibaca jika dibandingkan dengan cerpen. Namun dikatakan lebih mudah karena novel tidak dibebani tanggung jawab untuk menyampaikan sesuatu dengan cepat atau dengan bentuk padat dan dikatakan sulit karena novel dituliskan dalam skala besar sehingga mengandung satu kesatuan organisasi yang lebih luas dari cerpen. Hanya novel yang mengisahkan tentang kehidupan manusia dan lingkungannya. kehidupan manusi lebih dari masa mudah hingga masa tua. Tak lupa pula, novel juga bercerita watak, tabiat dan sifat dari keterlibatan. Isi

17 17 novel memiliki cerita yang lebih panjang dan kompleks, perbedaanya dengan cerpen ialah novel dapat terdiri dari sebagian hingga beragam halaman. Novel Siti Nurbaya (kasih tak sampai) ini merupakan novel yang pertama kali mengangkat kisah permasalahan dalam perkawinan yang menghubungkan persoalan adat. Bahasa yang digunakan dalam novel ini adalah bahasa melayu baku. Novel Siti Nurbaya menyinggung tema kasih tak sampai, anti pemikiran paksa pengorbaanan, kolonialisme, dan keoderenan. Novel ini mejadi yang banyak dibaca dan digunakan sebagai bahan penelitian. Dalam Siti Nurbaya telah diletakkan landasan pemikiran yang mengarah pada emansipasi wanita. Cerita itu membuat wanita mulai memikirkan akan hakhaknya, apakah ini hanya menyerah karena tuntutan adat dan tekanan orang tua ataukah ia harus mempertahankan yang diinginkannya. Penulis mengambil judul Penggunaan bentuk verba redupikasi tersebut bertujuan agar pembaca tidak langsung mengerti dengan kata-kata didalam novel dengan kata lain verba reduplikasi tersebut memiliki makna tersendiri. Peneliti ingin membawa pembaca untuk berpikir, Meskipun banyaknya penggunaan verba reduplikasi di dalam novel, akan tetapi masih banyak yang belum mengetahui tentang bentuk-bentuk dan makna dari verba reduplikasi. Penulis memilih salah satu novel yang menarik untuk dikaji yaitu novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Alasan memilih novel ini sebagai kajian

18 18 dalam penelitian, karena dalam isi novel terdapat beberapa yang menggunakan pengulangan kata kerja atau verba reduplikasi Berdasarkan latar belakang yang sudah penulis uraikan, maka penulis tertarik untuk mengkaji secara mendalam tentang bentuk dan makna verba redupliksi, penulis ingin mengetahui berbagai bentuk dan makna verba reduplikasi. Sehinggah penulis memilih judul Bentuk dan Makna Verba Reduplikasi dalam Novel Siti Nurbaya. Meskipun sebelumnya sudah ada beberapa penelitian yang membahas mengenai verba dan reduplikasi, akan tetapi penelitian tersebut belum ada yang membahas secara khusus mengenai bentuk dan makna verba reduplikasi. Maka dari itu, penelitian ini akan menjadi sambungan atau penyempurna dari penelitian-penelitian sebelumnya. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah bentuk verba reduplikasi yang terdapat dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli? 2. Bagaimanakah makna verba reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli? C. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Untuk mendeskripsikan bentuk verba reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli.

19 19 2. Untuk mendeskripsikan makna yang timbul dari penggunaan verba reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritas a. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang teori pengguna verba reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. b. Menambah kepustakaan dalam bidang pendidikan khususnya penggunaan verba reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. c. Menambah atau memperkaya wawasan bagi pengembangan ilmu dalam bidang sastra. 2. Secara praktis a. Pembaca pada novel Siti Nurbaya tersebut dapat lebih megetahui tentang bagaimana pengulangan kata kerja atau verba reduplikasi yang ada pada kata isi novel tersebut. b. Pembaca pada novel Siti Nurbaya tersebut dapat menjadikan sebagai salah satu dasar atau pedoman untuk mengkaji lebih lanjut dalam roman yang diteliti khusunya tentang bentuk dan makna verba reduplikasi dan dapat pula dijadika sebagai salah satu bahan alternative tambahan dalam pengajaran sastra.

20 20 c. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak dapat dijadikan sebagai literature tambahan atau pelengkap bagi segenap pengajar bahasa dan sastra Indonesia.

21 21 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Pendukung dan Penelitian Relevan 1. Penelitian Relevan Sebuah penelitian agar mempunyai orientasi perlu adanya penelitian yang relevan. Penelitian yang relevan berfungsi untuk memberika pemaparan tentang penelitian dimana analisis sebelumnya yang telah dilakukan. Penelitian tentang bentuk dan makna verba reduplikasi pada novel sudah pernah diteliti oleh beberapa peneliti. Penelitian yang mengkaji tentang bentuk dan makna verba reduplikasi pada novel di anataranya ialah Juwairiah dengan judul Bentuk Fungsi dan Makna Reduplikasi pada Kumpulan Kisdap Banjar Malam Kumpai Batu, Marnetti dengan judul Reduplikasi dan Maknanya dalam Novel Jamal Jamilah karya Boma Kampau, dan Ika Yuliana Rahmawati penggunaan Kata Ulang Bahasa Indonesia dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy. a. Penelitian relevan yang pertama dilakukan oleh Juwairah adalah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dari Universitas Lambung Mangkurat. Penelitianya berjudul Bentuk, Fungsi dan Makna Reduplikasi pada Kumpulan Kisdap Banjar Malam Kumpai Batu hasil penelitian tersebut mengemukakan tentang reduplikasi, didalam penelitian ini menjelaskan bahwa

22 22 reduplikasi merupakan pengulangan satuan gramatikal, baik seluruh maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Dalam perkembangannya,reduplikasi sering ditemukan dalam sebuah novel atau cerpen yang bemacam-macam jenisnya seperti salah satu Kumpulan Kisdap Banjar Malam Kumpai batu yang dijadikan objek penelitian dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk, fungsi, dan makna reduplikasi karena setiap cerita yang terdapat di dalamnya mengandung unsur-unsur budaya banjar yang masih melekat hingga saat ini terdapat dalam buku yang dianalisis, metode dan pendekatan peneitian ini adalah metode deskriptif dan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan yang digunakan adalah teknik dokumentasi yang berupa buku majalah agenda dan lainnya. Penelitian ini terdapat juga beberapa makna reduplikasi yang ditemukan, yaitu (1) makna mengeraskan atau menyangkatkan,(2) makna bermacam-ma cam, (3) makna jamak atau banyak,(4)makna penegasan atau penekanan, (5) makna berulang-ulang, (6) makna agaka,(7) makna menyerupai atau tirun, (8) kata sifat, (9) penekanan. b. Penelitian relevan yang kedua dilakukan oleh Marnetti mahasiswa dari Universitas Riau dengan judul Reduplikasi dan Maknanya dalam Novel Jamal Jamilah karya Boma Kampau hasil

23 23 penelittian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk dan makna kata ulang yang terdapat dalam novel tersebut, metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bentuk kata ulang dalam novel iniada empat yaitu (1)pengulangan seluruh, (2)pengulangan sebagian, (3)pengulangan perimbuhan dan (4)pengulangan berubah fonem. Makna yang terdapat dalam kata ulang tersebut ada tiga yaitu menyatakan makna, menyatakan makna berulang-ulang, dan menyatakan makna perbuatan yang dilakukan dengan enaknya, dengan santainya atau dengan senangnya. c. Penelitian relevan yang ketiga ialah Ika Yuliana Rahmawati adalah mahasiswa Fakultas Keguruab dan Ilmu pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan judul Penggunaan Kata Ulang Bahasa Indonesia dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy hasil penelitian tersebut bertujuan untuk (1) memaparkan jenis penggunaan kata ulang (2) mengetahui fungsi kata ulang bahasa Indonesia yang terdapat dalam novel tersebut. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang diguunkan dalam penelitian tersebut ialah berupa teknik dan simak dan catat. Data dalam penelitian ini adalah berupa kata ulang bahasa Indonesia, metode yang digunakan dalam upaya menemukan

24 24 kaidah dalam tahap analisi data pada penelitian tersebut yaitu metode agh dan teknik baca markah. Penelitian ini juga mengemukakan reduplikasi memiliki berbagai jenis kata ulang, fungsi dan makna kata ulang berdasarkan data yang sudah dianalisis antara lain yaitu, mengubah bentuk kata benda menjadi kata kerja, mengubah golongan kata sifat menjadi kata keterangan, mengubah ata bentuk tunggal menjadi kata jamak. d. Penelitiian relevan yang keempat ialah, Cahyaningsi merupakan mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Universitas Muhammadiyah Purworejo dengan judul Bentuk dan Makna Verba Denominal Bahasa Jawa dalam Sariwarta pada Penjebar semangat Edisi Tahun 2011 yang menyatakan bahwa (1) perubahan bentuk kata verba denominal bahasa jawa terdapat tiga perubahan yaitu, (a)perubahan kata jadian yang diturunkan dari kata dasarnya yaitu dengan prosses afiksasi atau imbuhan berupa prefiks, sufiks infiks, konfiks,, dan afiks gabung. Misalnya kata nyapu menyapu diturunkan dari kata sapu. Proses morfologinya yaitu nyapu (nya-+ sapu), (b) perubahan bentuk kata ulang yang diturunkan dari bentuk dasarnya dalam penelitian ini juga ditemukan dwipura, misalnya agegaman bersenjata yang diturunkan dari kata benda gaman yaitu alat sejenis sabit. Ulang afiks misalya katabal-balan bermain bola yang diturunkan dari

25 25 bermain bendabal bola. (c) perubahan menjamuk yaitu kata pada kata mbuntut ula. (2) perubahan makna verba dinominal bahasa jawa. Ditemukan 21 macam perubahan makna verba denominal pada penjebar semangat tahun e. Penelitian relevan yang kelima ialah Lisnawati mahasiswa prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia,jurusan pendidikan bahasa dan seni, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Tadulako dengan judul Reduplikasi Verba Bahasa Mandar Dialek Balanipa, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan verba bahasa mandar dialek balanipa,jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskripttif. Data dalam penelitian ini ialah data tuturan, sumber data berupa lisan dan tulisan, metode pengumpulam data yaitu metode simak dan metode cakap,teknik analisi data yaitu menggunkan metode padan dan distribusional, meode penyajian hasil penelitian yaitu dengan metode formal dan informal. Bentuk reduplikasi verba bahasa mandar dialek balanipa terdiri dari reduplikasi penuh, reduplikasi sebagian yang terdiri atas prefiks, reduplikasi yang berimbuhan dan berkombinasi dengan afiks. Makna redupliksi verba bahasa mandar dialek balanipa terbagi atas 1) menyatakan bahwa tindakan tersebut pada bentuk dasar dilakukan berulang-ulang, 2) menyatakan baahwa tindakan itu dilakukan dengan seenaknya, hanya untuk bersenang-

26 26 senang, 3) menyatakan bahwa tindakan itu dilakukan oleh dua pihak atau saling. Dari pemaparan penelitian relevan penjelasan reduplikasi pada pembahasan mengenai penelitian ini, hasil tersebut berbeda-beda. Pada penelitian pertama mengemukakan bahwa reduplikasi merupakan pengulangan satuan gramatikal baik seluruh maupun sebagian, penelitian kedua mengemukakan tentang bentuk-bentuk dan makna kata ulang pada novel, penelitian ketiga memaparkan tentang jenis penggunaan kata ulang dan fungsi penggunaan kata ulang yang terdapat pada novel, penelitian keempat memaparkan tentang entang bentuk dan makna verba dalam berbahasa jawa, sedangkan penelitian kelima memaparkan tentang bagaimana reduplikasi verba bahasa mandar dama berdialek balanipa. Kelima penelitian relevan tersebut menjadi acuan bagi penulis untuk mengetahu bentuk dan makna reduplikasi. 2. Landasan Teori a. Hakikat Morfologi 1). Pengertian Morfologi Morfologi secara umum merupakan cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramtikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau

27 27 dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari selukbeluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu. Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti bentuk dan kata logi yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti ilmu mengenai bentuk. Di dalam kajian linguistik, morfologi berarti ilmu mengenai benntuk-bentuk sel-sel tumbuhan atau jasad-jasad hidup. Selain bidang kajian linguistik, di dalam kajian biologi ada juga di gunakan istilah morfologi. Kesamaannya yaitu samasama mengkaji tentang bentuk. Menurut Ralibi dalam (Mulyana, 2007: 5), secara etimologis istilah morfologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu gabungan kata morphe yang berarti bentuk dan logos yang berarti ilmu.(chaer, 2008: 3) berpendapat bahwa morfologi merupakan ilmu bentuk-bentuk dan pembentukannya. Menurut Mulyana (2007: 5), istilah morfologi diturunkan dari bahasa Ingris Morphology, artinya cabang ilmu linguistic yang mempelajari tentang susunan atau bagian-bagian kata secara gramatikal. Nurhayati dan Siti Mulyani (2006: 62), menyatakan morfologi adalah ilmu yang membicakan kata dan proses pengubahannya. Sejalan dengan itu, Darwis (2012: 8), menyatakan bahwa dari segi asalusul atau etimologi, kata morfologi berasal dari bahasa greek, yaitu Morf bentuk dan logos ilmu. Secara peristilahan atau termonologi, morfologi merupakan cabang ilmu yang menelaah seluk-beluk pembentukan kata.

28 28 Dalam hal ini, morfologi mempelajari bagaimana kata itu dibentuk, unsurunsur apa yang menjadi sistematik sebuah kata, bagi morfologi, kata itu merupakan bentuk atau unit terkecil. Berbagai pengertian morfologi tersebut menjadi acuan penelitian dalam mendefinisikan arti morfologi yaitu sebagai bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk kata meliputi pembentukan atau perubahannya, yang mencakup kata dan bagian-bagian kata atau morfem. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa morfologi merupakan salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari seluk-beluk pembentukan kata secara gramatikal serta pengaruh perubahanperubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata tersebut. 2). Proses morfologi Proses morfologi pada dasarnya merupakan pembentukan kata dari sebuah bentuk dasar melalui pembubuhan, proses morfologi melibatkkan komponen sebagai berikut. a). bentuk dasar Bentuk yang kepadanya dilakukan proses morfologi itu, bentuk dasar tersebut dapat berupa akar seperti pada kata (baca, juang, pahat), pada kata membaca, berjung dan memahat. Dalam bentuk polimorfemis seperti be ntuk bermakna, berlari, dan jual beli) pada kata kebermaknaan, berlari-lari, dan jual beli. Dalam proses redupikasi bentuk dasar dapat berupa akar seperti akar rumah pada pada kata rumah-rumah akar tinggi

29 29 pada kata tinggi-tinggi, dan akar marah pada kata marah-marah. Dapat juga pada imbuhan gabung seperti rumah sakit pada kata rumahrumah sakit, dan anak nakal pada kata anak-anak nakal. Dalam proses komposisi dapat berupa akar sate pada kata sate ayam, sate padang, dan sate lontong. b). pembentukan kata (afiksasi, reduplikasi, komposisi, akrominasi, dan konversi) (1). Afiksasi, dalam proses ini sebuah afiks diimnuhkan pada bentuk dasar sehingga hasilnya menjadi sebuah kata. Contoh: me + buang= membuang (2). Reduplikasi, dalam proses ini sering disebut dengang istilah kata ulang. Secara umum dikenal adanya tiga mavam pengulangan secara utuh, pengulangan dengan pengubahan bunyi vocal maupun konsonan, dan pengulangan sebagian. (3). Komposisi, dalam prosess initerdapat penggabungan sebuah bentuk pada bentuk dasar. Penggabungan ini juga merupakan alat yang digunakan dalam pembentukan kata karena banyaknya konsep yang belum ada wadahnya dalam bentuk sebuah kata. Contoh: merah -> merah jambu, merah dara, merah bata. (4) Akronimisasi, dalam proses ini terdapat abreviasi khusus karena semua abareviasi menghasilkan akronim.

30 30 Contoh: SMA -> Sekolah Menengah Atas (bukan akronim). Jagorawi -> Jakarta, bogor, ciawi (akronim) (5). Konversi, dalam proses ini terdapat pengubahan status. Contoh: gunting (nomina) -> gunting ini terbuat dari baja -> Pada pembentukan diatas penelitian ini memfokuskn pada pembentukan kata reduplikasi. 3). Konsep Morfologi a). Afiksasi afiks adalah bentuk kebahasaan terikat yang hanya mempunyai arti gramatikal, yang merupakan unsur langsung suatu kata, tetapi bukan merupakan bentuk dasar, yang memiliki kesanggupan untuk membentuk kata-kata baru. Afiks ini meliputi imbuhan awal (prefiks), imbuhan tengah (infiks), imbuhan akhir (sufiks), maupun imbuhan terbelah (konfiks atau simulfiks). (1). prefiks Awalan atau prefiks adalah sebuah afiks yang dibubuhkan pada awalan sebuah kata dasar. Kata prefiks sendiri diserap dari kata prefix yang terdiri dari kata dasar fix yang berarti membubuhi dan prefiks pre yang berarti sebelum. Menurut Putrayasa (2008: 22). Macam-macam dan contoh prefiks dalam bahasa Indonesia sebagai berikut:

31 31 (a). Prefiks (men-) + bentuk dasar bebas (lancong) = kata melancong. (b). Prefiks (ber-) + bentuk dasar bebas (tengkar) = kata (bertengkar) (2). Infiks Infiks atau sisipan adalah afiks yang dibubuhkan pada tengahtengah kata dasar. Beberapa bahasa yang memiliki infiks anatara lain Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia, dan Bahasa tagalog dan beberapa bahasa lainnya. Beberapa mavcam dan cotoh infiks sebagai berikut menurut Alwi dkk (2003: 31). (a). Infiks (-el-) + bentuk dasar bebas (tunjuk ) = kata (telunjuk) (b). Infks (-em-) + bentuk bdasar bebas (getar) = kata (gemetar) (3). Sufiks Sufiks atau akhiran adalah afiks yang dibubuhkan pada akhir sebuah kata. Dalam bahasa Indonesia, nya sebagai cotoh adalah sebuah afiks. Adapun contoh sufiks adalah sebagai berikut menurut Putrayasa (2008: 27). (a). Sufikks (-kan) + bentuk dasar bebas (hadap) = kata (hadapan) (b). Sufiks (-i) + bentuk dasar bebas (hindar) = kata (hindari) (c). Sufiks (-an) + bentuk dasar bebas (getar) = kata (gemetaran)

32 32 (4). Konfiks atau Simulfiks Konfiks merupakan imbuhan tunggal terjadi dari perpaduan awalan dan akhiran yang membentuk satu kesatuan. Dalam bahas Indonesia, terdapat lima macam konfiks anatara lain ke-an, per-an, senya, dan ber-an. Adapun contoh konfiks adalah sebagai berikut: (a). Konfiks atau simulfiks (per-an) + bentuk dasar bebas (temu)= (pertemuan) (b). Konfiks atau simulfiks (pen-an) + bentuk dasar bebas (beri) = (pemberian) (c). Konfiks atau simulfiks (per-an) = bentuk dasar bebas (temu) = (pertemuan) b). Reduplikasi atau pengulangan Proses pengulangan atau reduplikasi merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruh maupun sebagian baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak. Adapun jenis pengulangan adalah: (1). pengulangan seluruh Pengulangan seluru adalah pengulangan bentuk dasar secara keseluruhan. Misalnya terlihat dari table berikut ini: No Bentuk Dasar Hasil Pengulangan Seluruh 1 Hati Hati-hati

33 33 2 Kata Kata-kata 3 Mata Mata-mata (2). pengulangan sebagian Pengulangan sebagian adalah pengulagan bentuk dasar secara sebagin, tanpa perubahan fonem. Misalnya terlihat pada table berikut: No Bentuk Dasar Hasil Pengulangan Sebagian 1 Bersama Bersama-sama 2 Seakan Seakan-akan 3 Mencoba Mencoba-coba (3). Pengulangan yang Berkombinasi dengan Pembubuhan Afiks Pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks adalah pengulangan bentuk dasar disertai dengan penambahan afiks secara bersamasama atau serentak dan bersama-sama pula mendukung satu arti. Misalnya terliht pada table berikut: No Bentuk Dasar Pengulangan dan+ Hasil Pengulangan Perubahan afiks 1 Rumah +(pengulangan) Rumah-rumah an

34 34 2 Kuning +ke- (pengulangan) Kekuning-kuningan an 3 Baik +se-(pengulangan)- Sebaik-baiknya nya (4). Pengulangan dengan perubahan fonem Pengulangan dengan perubahan fonem adalah pengulangan bentuk dasar yang disertai perubaha fonem sehigga berubah bunyi. Misalnya pada table berikut: No Bentuk dasar Hasil Perubahan dengan Perubahan Fonem 1 Gerak Gerak-gerik 2 Sayur Sayur-mayur 3 Ramah Ramah-tamah c). pemajemukan (komposisi) Proses pemajemukan atau komposisi adalah peristiwa bergabungan dua morfem dasar atau lebih secara padu dan menimnulkan arti baru. Menurut Masnur Muslich, 2010, Kata majemuk berbeda dengan frasa. Konstruksi meja makan dan Nia makan tentunya mempunyai pengertian yang berbeda. Apabila

35 35 suatu kontruksi frasa berunsur kata benda da kata kerja, ia mempunyai dua kemungkinan fungsi, yaitu fungsi predikat dan fungsi atribut.fungsi predikat di sini yang bias disisipi (akan, telah, sedang) sedangkan fuungsi atribut yang biasa disisipi bentuk yang atau tidak. Konstruksi meja makan akan tedengar aneh jika disisipi bentuk-bentuk yang menyatakan aspek akan/telah/sedang, begitu juga bentuk yang atau tidak. Konstruksi Nia makan adalah bentuk frasa, karena bias disisipi katak akan/telah/sedang. Sedangkan konstruksi meja makna adalah bentuk majemuk. Dari pemaparan proses morfologis di atas sudah jelas, bahwa proses itu meliputi proses afiks (afiksasi), proses pengulangan (reduplikasi), dan proses pemajemukan (komposisi). Namun, dalam penelitian ini, penulis lebih memfokuskan pada proses Pengulangan (reduplikasi). B. Verba dan Reduplikasi a. Verba 1). Pengertian Verba Pembicara mengenai kelas kata verba merupakan hal pokok dalam penulisan ini. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui pengertian tentang verba. Verba atau kata kerja merupakan semua kata yang menyatakan perbuatan atau tingkah laku. Darwis (2012: 41) berdasarkan perilaku morfologinya, verba bahasa Indonesia mula-mula dibagi menjadi dua subkategori besar, yaitu (1) verba dasar, (2) verba bentukan. Verba dasar ialah

36 36 verba pangkal yang belum mengalami proses morfologis manapun, sedangkan verba bentukan ialah pangkal yang telah mengalami proses morfologi afiksasi, reduplikasi dan pemajemukan. Adapun menurut Darwis (2016: 67), verba reduplikasi dalam bahasa Indonesia dapat dikategorikan menjadi empat bentuk, yaitu (1) verba reduplikasi dasar, (2) verba reduplikasi berafiks (3) verba reduplikasi bervariasi bunyi, dan (4) verba reduplikasi semantik. Namun penelitian ini hanya menemukan tiga dari empat bentuk verba reduplikasi, yaitu verba reduplikasi dasar, verba reduplikasi berafiks dan, verba reduplikasi bervariasi bunyi. Berdasarkan penjelasan tersebut mengenai bentuk-bentuk verba reduplikasi, penelitian ini lebih sejalan dengan teori yang ketiga yaitu verba reduplikasi bervariasi bunyi, karena sesuai dengan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan yaitu mengenai verba reduplikasi. b. Pengertian reduplikasi Reduplikasi merupakan salah satu proses pembentukan kata. Proses yang terjadi adalah pengulangan bentuk dasarnya. Jadi, reduplikasi adalah proses pembentukan kata melalui pengulangan bentuk dasarnya. Bentuk dasarnya itu dapat berupa morfem atau bentuk kompleks. Hasil reduplikasi pada umumnya pada umumnya kata ulang, walaupun demikian ada beberapa bentuuk yang bukan kata ulang melainkan hanya bentuk ulang.reduplikasi

37 37 juga merupakan proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan, secara bagian, maupun dengan perubahan bunyi. Menurut Ramla (2009: 65) reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Menurut Verhaar (2010: 152), mengatakan bahwa reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulangi bentuk dasar atau sebagian dari bentuk dasar tersebut. Hasan Alwi (2003), mengatakan bahwa reduplikasi atau perulangan adalah proses pengulangan kata atau unsur kata. Reduplikasi juga merupakan proses penurunan kata dengan perulangan utuh maupun sebagian. Sebuah kata ulang harus mempunyai bentuk dasar dan antara kata ulang dengan bentuk dasarnya harus ada hubungan bentuk dan arti. Berdasarkan beberapa pengertian mengenai reduplikasi tersebut dapat disimpulkan bahwa reduplikasi adalah satu proses morfemis yang merupakan peristiwa pengulangan bentuk kata, baik sebagian maupun seluruhnya yang memiliki hubungan bentuk dan arti. 1). Macam-macam bentuk reduplikasi Menurut ramlan dalam (2011: 12), berdasarkan cara mengulang bentuk dasarnya, Reduplikasi dapat digolongkan menjadi empat golongan yaitu sebagai berikut: a). reduplikasi seluruh

38 38 Reduplikasi seluruh atau utuh ialah pengulangan seluruh bentuk dasar tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks. Contoh: Mobil -> mobil-mobil Binatang ->binatang-binatang Kejahatan-> kejahatan-kejahatan b). reduplikasi sebagaian Reduplikasi sebagian adalah proses pembentukan kata melalui pengulangan sebagian bentuk dasarnya. Hasil dari proses morfologi ini selalu berupa kata ulang. Hamper semua bentuk dasarnnya adalah bentuk kompleks. Contoh Menulis ->menulis-nulis Membaca -> membaca-baca Mengarang ->karang mengarang c). Reduplikasi Berkombinasi Afiks Pada proses ini, bentuk dasar diulang seluruhnya akan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks. Proses pengulangan yang terjadi itu bersama-sama dengan proses penambahan afiks pada bentuk dasarnya. Proses pengulangan dan penambahan afiks itu bersama-sama pula mendukung satu fungsi Contoh :

39 39 Mobil -> mobil-mobilan Rumah -> rumah-rumahan Merah -> merah-merahan Putih -> putih-putihan d). Reduplikasi dengan Perubahan fonem Reduplikasi dengan perubahan fonem adalah proses pembentukan kata melalui pengulangan yang disertai dengan perubahan fonem. Contoh: Lauk -> lauk-pauk Sayur -> sayur mayo 2). Makna reduplikasi a). Makna leksikal dan gramatikal (1). Makna leksikal Menurut (Chaer, 2009: 60), Leksikal adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon (vokabuler, kosa kata, perbendaharaan kata). Satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Jika leksikon disamakan dengan kata. Dengan demikian, makna leksikal dapat diartikaan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem, atau bersifat kata. Lalu, karena itu dapat pula dikatakan makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita.

40 40 (2). Makna gramatikal Menurut Chaer (2009: 62), makna gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatikal seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi. b). Makna dari bentuk reduplikasi Masalah makna dan fungsi kata ulang (reduplikasi) merupakan dua hal yang sulit dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya.(keraf, 1984: 121). Secara lebih khusus, dijelaskan bahwa keseluruhan fungsi reduplikasi sudah membentuk kata ulang dari kata dasar (membentuk kelas kata yang baru ) yang maknanya bisa saja masih berhubungan dengan makna kata yang diulang atau bahkan mencerminkan makna kata yang diulang atau bahkan mencerminkan makna kata yang diulang atau membtuk makna baru. Menurut Ramlan dalam pabate (2011: 22), ada 11 makna reduplikasi yaitu sebagai berikut: (1). Reduplikasi menyatakan makna banyak Contoh: Pembangunan - pembangunan = banyak pembangunan Kejahatan - kejahatan= banyak kejahatan Pemimpin - pemimpin = banyak pemimpin (2). Reduplikasi menyatakan makna banyak namun makna banyak ini tidak berhubungan dengan bentuk dasar melainkan berhubungan dengan kata yang diterangkan.

41 41 Contoh: Pandai - pandai Rindang - rindang (3). Reduplikasi menyatakan makna tak bersyarat Contoh: Mentah - mentah Hujan - hujan (4). Reduplikasi menyatakan makna yang menyerupai pada apa yang tersebut pada bentuk dasar. Dalam hal ini reduplikasi berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks-an. Contoh: Anak - anakan Mobil - mobilan Ketua - tuaan (5). Reduplikasi menyatakan perbuatan yang berulang-ulang Contoh: Berteriak - teriak Memukul - mukul (6). Reduplikasi menyatakan makna perbuatan yang dilakukan dengan santai Contoh: Duduk - duduk

42 42 Membaca -baca Tidur -tiduran (7). Reduplikasi perbuatan yang saling mengenai antara dua belah pihak Contoh: Caci -mencaci Pandang -berpandangan (8). Reduplikasi hal-hal yang berhubungan dengan bentuk kata dasarnya Contoh: Karang -mengarang Jahit -menjahit (9). Reduplikasi menyatakan makna tingkat yang paling tinggi Contoh: Serajin -rajinnya Sepenuh -penuhnya (10). Reduplikasi makna yang sama dengan bentuk dasarnya contoh: mengharap > mengharap-harapkan membedakan > membeda-bedakan

43 43 C. Jenis-jenis kelas kata Bahasa Indonesia mengenal 13 jenis kata, yaitu a. Kata kerja (verba) Verba merupakan kategori kata yang dalam frasa memiliki kemungkinan didampingi kata tidak dan tidak dapat didampingi kata di, ke, dari, sangat, lebih, atau agak. b. Kata sifat (Adjektiva) Adjektiva ditandai oleh kemungkinannya untuk (1) bergabung dengan kata tidak, (2) mendampingi nomina, (3) didampingi kata-kata seperti: lebih, sangat, agak,(4) memiliki ciri morfologi seperti -er, -if,-i atau (5) dibentuk menjadi nomina dengan konfiks ke-an. c. Kata Benda (Nomina) Nomina diberi ciri bahwa secara sintaksis ia tidak memiliki potensi untuk bergabung dengan kata tidak, tetapi berpotensi untuk didahului kata dari. d. Kata Ganti (pronominal) Pronominal merupakan kategori kata merujuk ke nomina, yang berarti berfungsi menggantikan nomina. e. Kata Bilangan (Numeralia) Kriteria Numeralia ialah, kata ini merupakan kategori yang (1) dapat mendampingi nomina dalam konstruksi sintaksis, (2) memiliki potensi untuk

44 44 mendampingi numeralia lain, dan (3) tidak dapat diperlus dengan kata tidak atau kata sangat. f. Kata Keterangan (Adverbia) Dalam pembentukan frasa, adverba itu merupakan kata yang mendampingi adjektiva, numeralia, atau preposisi. g. Kata Tanya (interogativ) Dalam kalimat interogativ kata ini berfungsi menggantikan sesuatu yang ingin diketahui oleh pembicara atau atau mengukuhkan apa yang telah diketahui pembicara. h. Kata Tunjuk (demonstrativa) Demonstrative adalah kategori yang berfungsi untuk menunjukkan sesuatu didalam walaupun diluar wacana. i. Kata Sandang ( (artikula) Artikula dalam bahasa Indonesia adalah kategori yang mendampingi nomina dasar. j. Kata Depan (prrposisi ) Preposisi adalah kategori yang terlektak di depan kategori lain terutaman nomina sehigga berbentuk frasa eksosentris direktif k. Kata Penghubung (konjungsi) Konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluasan satuan laan dalam kontruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam kontruksi.

45 45 l. Kata Fatis Kata fatis adalah kategori yang bertugas, memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan komunikasi antara pembicara dan lawan bicara. m. Kata seru (interjeksi) Interjeksi adalah kategori yang bertugas mengungkapkan persaan pembicara dan secara sintaksis tidak berhubungan dengan kata-kata lain dalm ujaran. Berdasarkan 13 jenis kelas kata tersebut, didalalam penelitian ini hanya memfokuskan pada satu kelas kata saja yaitu, kelas kata verba (kerja). D. Novel Novel atau novella adalah suatau karangan prosa yang menceritakan suatau kejadian-kejadian luar biasa dari kehidupan orang-orang (tokoh cerita) karena dari kejadian itu lahir suatu konflik, suatau pertikaian yang mengubah mereka. Wujud novel ialah suatau kosentrasi, pemusatan kehidupan dalam suatu saat daklam suatu krisis yang menentukan (jassin dalam soedjarwo: 2004). Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sikap setiap perilaku (KBBI, 2003: 788). Menurut Tarigan (2000: 164) kata novel berasal dari kata latin novelius yang pula diturunkan pada kat noveis yang berarti baru. Dikatakan baru karena kalua dibandingkan dengan jenis-jenis karya sastra lain seperti puisi, drama dan lain-lain, maka jenis novel ini muncul kemudian.

46 46 Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa novel merupakan buah pikiran pengarang yang sengaja direka untuk menyatakan buah pikiran atau ide diolah peenulis yang dihubngkan dengan kejadian atau peristiwa disekelilingnya bisa juga merupakkan pengalaman orang lain maupun pengalaman penulis, pola penulisa mengalir secara bebas yang tidak terikat olehh kaidah septerti yang terdapat pada puisi. Abdul Chaer dalam buku morfologi bahasa Indonesia mengatakan bahwa reduplikasi morfologi dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk berafiks dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulanga utuh, pengulangan berubah bunyi dan pengulangan sebagian. 1. Bentuk dasar pengulangan akar, bentuk dasar yang berupa akar memiliki tiga macam proses pengulangan, 1 pengulangan utuh artinya bentuk dasar itu diulang tanpa melakukan perubahan bentuk fisik akar itu,2 pengulangan sebagian artinya yang diulang dari bentuk dasar itu hanya salah satu suku katanya saja,3 pengulangan perubahan bunyi artinya bentuk dasar itu di ulang tetapi disertai dengan perubahan bunyi, bentuk yang berubah bunyi bisa menduduki unsur pertama bisa juga unsur kedua, 4 pengulangan dengan infiks, maksdnya sebuah akar diulang tetapi diberi infiks pada unsur ulangnya. A. Bagan kerangka pikir Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan, pada bagian ini diuraikan beberapa hal yang dijadikan penulis sebagai acuan (arah dan

47 47 pedoman) selanjutnya. Kerangka pemikiran yang dimaksud mengarahkan penulis untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian guna memecahkan masalah yang telah dipaparkan. Di dalam penelitian ini, penulis memilih novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli sebagai sumber data penelitian karena terdapat banyak penggunaan verba reduplikasi di dalamnya. Pada novel tersebut terdapat beberapa kalimat yang menggunakan verba reduplikasi. Pada penelitian ini secara khusus akan dibahas tentang bentuk-bentuk verba reduplikasi dan makna dari bentuk verba reduplikasi tersebut. Adapun bagan kerangka pikirnya adalah sebagai berikut

48 48 Bahasa Morfologi Bahasa Indonesia Verba Reduplikasi Bentuk Makna Jenis-jenis Kelas Kata Jenis-jenis Makna Gramatikal Temuan Novel Siti Nurbaya Karya Marah Rusli Bagan Kerangka Pikir

49 49

50 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Sukmadinata penelitian merupakan suatu proses kegatan dalam pengumpulkan data, data yang telah ditemukan kemudian dianalisis, tujuan pengolahan data tersebut adalah untuk mendapatkan hasil yang logis. Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dalam hal ini penelitian kualitatif merupakan prosedur penelirian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis dalam penelitian ini harus dirancang berdasrakan pada prinsp metode deskriptif kualitatifyang mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajika data. B. Defenisi Istilah 1. Morfologi merupakan cabang linguistic yang mengidentifikasi satuamsatuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal, morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata serta kata serta pengaruh bentuk kata terhadap golongan dan bentuk kata. 50

51 51 2. Verba merupakan kata kerja kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman atau penjelasan dinamis lainnya. Seringkali dipakai sebagai predikat dalam sebuah kalimat atau frasa. 3. Reduplikasi merupakan bentuk perulagan kata atau proses penurunan kata dengan perulangan utuh maupun sebagian yang dibentuk dengan cara mengulang kata dasarnya.

52 52 4. Novel merupakan suatu karya sastra berbentuk prosa naratif yang panjang, dimana didalamnya terdapat rangkaian cerita tentang kehidupan seseorang tokoh dan orang-orang disekitarya dengan menonjolkan sifat dan watak dari setiap tokoh dalam novel tersebut. C. Data dan Sumber Data 1. Data Data pada penelitian ini adalah semua yang berkaitan dengan penelitian yaitu, tentang bentuk dan makan verba reduplikasi pada novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli dan berupa data yang diambil dari tiinjauan morfologi. 2. Sumber Data Sumber data pada penelitia ini bersumber dari novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli dengan jumlah halaman 334 dan dari intener yang berkaitan dengan topik penelitian. D. Teknik Pengumpulan Data Kegiatan pengumpulan data dengan cara membaca berulang-ulang novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli dan membaca secara lambat kerena ingin mendapatkan pemahaman yang kuat dari setiap kata dan kalimat yang disajikan dalam nvovel tersebut. Penellitian ini juga menggunakan teknik membaca dan catat, setelah membaca serta menandai kalimatkalimat yang memiliki verba reduplikasi dengan menggunakan pulpen lalu mengumpulkan data-data tersebut.

53 53 E. Teknik Analisi Data Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak bersifat uraian dari hasil penelitian, data yang telah diperoleh akan dianalisi secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif. Analisi data kualitatif menurut Bogdan dan Bliken dalam Moleong (2007: 248) adalah upaya yang dilakukan dengan data, mengorganisasikan data,memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelolah, mensistesikannya, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari. Analisi data merupakan upaya yang dilakuka untuk mengelolah data, adapun langkah-langkah dalam menganalisi data sebagai berikut: a) Mengumpulkan data, yaitu semua kalimat kalimat yang menggunakan verba reduplikasi b) Mengklasifikasikan data tersebut berdasarkan bentuk dan maknanya c) Menganalisi data secara deskrtiptif d) Memberikan simpulan dari hasil penelitian

54 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penilitian Verba merupakan semua kata kerja yang menyatakan perbuatan atau tingkah laku, sedangkan reduplikasi ialah salah satu proses pembentukan kata, proses yang terjadi itu ialah pengulangan bentuk dasarnya berupa morfem atau bentuk kompleks. Pemaparan ada bab ini akan diuraikan secara lengkap hasil penelitian berdasarkan pada fokus masalah bab sebelumnya yaitu bagaimana bentuk dan makna verba reduplikasi yang terdapat dalam novel tersebut. Adapun hasil yang dimaksud sebagai berikut: Tabel 4.1 kata Verba Reduplikasi dalam Novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli No Kode Data Hasil pengulangan 1 7 bermain-main 2 9 bercakap-cakap 3 21 selekas lekasnya 4 23 berbunuh-bunuh 5 24 berbaring-baring 6 25 berlompat-lompat

55 berjalan-jalan 8 8 berlari lari 9 51 berganti-ganti berayun-ayun berkata-kata berjalan-jalan terbawa-bawa menggeleng-gelengkan membaca-baca bersuka-sukaan berdekat-dekaatn bersama-sama dibersih-bersihkan berbagi-bagi bertukar-tukar tolong-menolong terkenang-kenang berhela-helaan bergerak-gerak berhenti-henti tersedu-sedu

56 berkumpul-kumpul betolong-tolongan terkejut-kejut terasa-rasa terguling-guling berukir-ukiran berkejar-kejaran terbayang-bayang berjauh-jauhan bersorok-sorok beringkar-lingkaran rasa-rasanya berderu-deru dikarang-karang termenung-menung berbisik-bisiklah berjejer-jejer berhati-hati memuas-muaskan bertukar-tukar

57 muntah-muntah bergerak-gerak berkata-kata memaki-makinya bertukar-tukar tolong-menolong berlari-lari berpikir-pikir berebut-rebutan berkumpul-kumpul berdiam-diam berdebar-debar berletak leatakan berkata-kata Berdasarkan tabel data di atas akan dibahas mengenai hasil dari verba reduplikasi dalam kumpulan novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli menggunakan bentuk reduplikas menurut teori Abdul Chaer yaitu, 1 pengulangan keseluruhan, 2 sebagian, 3 berkombinasi afiks, 4 perubahan fonem, maka perlu penjelasan tentang bagaimana tersebut dapat dihasilkan.

58 58 Data 1 tadi, waktu keluar bermain-main, aku telah bermufakat dengan si Arifin dan si Bakhtiar akan pergi esok hari ke gunung padang (Rusli, 2008: 17) Pada kutipan di atas menggunakan pengulangan sebagian hal ini ditunjukkan dengan kata bermain-main, kata pengulangan inni menggunakan bentuk pengulangan seluruhnya bentuk dasar dari hasil pengulangan bermainmain ialah kata main, kata ini berimbuhan kata (ber - ), dan menggunakan makna perbuatan yang berulang-ulang. Data 2 Ayahnya sedang bercakap-cakap degan seorang tamu ( Rusli, 2008: 9) Pada kutipan di atas menggunnakan pengulangan sebagian hal ini ditunjukkan dengan kata bercakap-cakap yang berarti berbincang, Bentuk dasar dari hasil pengulangan bercakap-cakap ialah kata cakap, kata ini berimbuhan kata (ber -). Dan menggunakan makna perbuatan yang berulagulang. Data 3 bukannya hendak tidur pula, melainkan sekedar berbaring-baring, menunggu hari siang (Rusli, 2008: 24).

59 59 Pada kutipan di atas menggunakan pengulangan sebagian pada kata, seperti ditujukkan pada kata berbaring-baring yang berarti tidur,bentuk dasar hasil dari pengulangan berbaring-baring ialah kata baring, yang menggunakan imbuhan (ber-) dengan menggunakan makna banyak karena menuunjukkan sesuatu yang dilakukan Data 4 ada yang berlompat-lompat dari cabang ke cabang pohon yang segar rupanya (Rusli, 2008: 25). Pada kutipan di atas menggunakan pengulangan sebagian karena di tunjukka pada kata berlompat-lompat yang berarti bergerak kearah samping yang meggunaka makna banyak, karena perbuatan yang di lakukan berulangulang, bentuk dasar dari kata berlompat-lompat ialah lompat, yang menggunkan imbuhan (ber -). Data 5 oleh sebab itu kerap kali dikunjungi oleh mereka yang suka berjalan-jalan pada petang hari ( Rusli, 2008:31) Pada kutipan di atas menggunakan pengulagan sebagian yang ditunjukkan dengan kata berjalan-jalan, Bentuk dasar dari kata berjalan-jalan ialah jalan, yang meggunakan imbuhan (ber-).yang berarti melangkah, yang menggunakan makna banyak karena perbuatan yang diulang-ulang.

60 60 Data 6 keluarlah arifin dari dalam semak berlari-lari menuju mereka dengan menjijing suatu bungkusan dalam tangannya (Rusli, 2008: 48) Pada data tersebut menggunakan pengulangan sebagian dengan terbuktinya pada kta berlari-lari yang berarti melangkahkan kaki dengan ccepat, bentuk dasar dari kata berlari-lari ialah lari, yang menggunakan imbuhan (ber -). Pengulangan ini menggunaankan makna banyak karena perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang. Data 7 demikianlah diperbuat mereka berganti-ganti, sehinggah buah jambu itu empuk (Rusli, 2008: 51) Kutipan diatas menggunaka pengulangam sebagian dibuktika dalam kata berganti-ganti yang berarti saling berganti atau bertukar, bentuk dasar dari kata berlari-lari ialah ganti, yang menggunakan imbuhan (ber -). Pengulangan ini bermakna banyak karena sesuatu yang dilakukan berulangulang. Data 8 tiadakah ingin hatimu hendak bermain dan berayun-ayun dibuaian itu ( Rusli, 2008:53)

61 61 Kutipan di atas menggunakan pengulangan sebagian dibuktikan dari kata berayun-ayun yang berarti bergerak ke depan atau ke belakang, bentuk dasar dari kata berayun-ayub ialah ayun, yang menggunakan imbuhan (ber -). Pengulaga ini bermakna banyak Karen perbuatan yang diulamg-ulang Data 9 dari riang menjadi muram dan termenunglah ia berapa lamanya tiada berkata-kata (Rusli, 2008: 54) Hasil data di atas meggunakan pengulagan sebagian dibuktikan pada kata berkata-kata yang berarti berbicara, bentuk dasar dari kata berkata-kata ialah kata, yang menggunakan imbuhan (ber -). Pengulangan ini memiliki makna banyak karena dilakukannya secara berulang-ulang Data 10 tatkala samsu dengan sahabatanya pergi berjalan-jalan ke gunung padang (Rusli, 2008: 60) Data di atas menggunakan pengulangan sebagian dibuktikan pada kata berjalan-jalan yang berarti bergerka ata melangka, bentuk dasar dari kata berjalan-jalan ialah jalan, yang menggunakan imbuhan (ber-).pengulangan inii juga memiliki manna bnyak kerana dilakukannya secara berulang-ulang.

62 62 Data 12 apabila ada terjadi apa-apa atas dirinya, tentu kita akan terbawa-bawa juga dan nama kitapun akan bercacatlah (Rusli, 2008: 66) Bentuk dasar dari kata terbawa-bawa ialah bawa, yang menggunkan imbuhan (ter -). Data 13 setelah juara Lintau membakar kemenyan, lalu membaca-baca beberapa mantera (Rusli, 2008: 69) Data di atas menggunakan pengulangan sebagiaan yang ditunjukkan pada kata membaca-baca yang berarti melihat atau memahami isi dari apa yang tertulis, bentuk dasar dari kata membaca-baca ialah baca, yang menggunakan imbuhan (mem -). Kata pengulangan tersebut memiliki banyak karena kegiatann yang di lakukan secara berulan-ulang. Data 14 dan marilah kita pohonkan bersama-sama kepada Rabbul-alamin supaya mudah-mudahan dipeliharakannya juga kita didalam segala hal (Rusli, 2008: 80) Data tersebut menggunakan pegulangan sebagian terbukti pada kata bersamasama, Bentuk dasar dari kata bersama-sama ialah sama yang menggunakan imbuhan

63 63 (ber -). Kata pengulangan ini memiliki makna banyak karena perbuta yang dilakukan secara berulang-ulang. Data 15 segala sesuatu tiada kekal, malainkan bertukar-tukar dan berpindah juga (Rusli, 2008: 98) Pada data di atas menggunakan pengulangan sebagian ditynjukkan pada kata bertukar-tukar yang berarti berganti-gantian, bentuk dasar dari kata bertukar-tukar ialah tukar, yang menggunakan imbuhan (ber-) pengulangan tersebut memiliki makna yang banyak karena perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang. Data 16 kata datuk marinngih dengan suara keras, serta memukul-mukul telapak tangan kiri dengan tangan kanannya (Rusli, 2008: 107) Pada data di atas menggunakan pengulangan sebagianmditunjukkan pada kata memukul-mukul, bentuk dasar dari kata memukul-mukul ialah mukul, yang menggunkan imbuhan (me -). Data 17 tatkala angina berembus tenang, adik yang jauh terkenang-kenang air mata jatuh berlinang lautan hindia hendak direnang (Rusli, 2008: 113)

64 64 Pada data di atas menggunakan pengulangan sebagian dengan ditunjukkannya pada kata terkenang-kenang yang berarti membangkit kembali dalam ingatan, bentuk dasar dari kata terkenang-kenang ialah kenang, yang menggunakan imbuhan (ter -), kata ini menggunakan makna ynag banyak. Data 18 tatkala dilihatnya tangan rangka itu bergerka-gerak dan matanya sebagai berapi menjeritlah ia sekuatnya lalu melompat memeluk aku sehingga terbaliklah kursi dan meja yang dektanya itu (Rusli, 2008: 123) Pada data di atas menggunakan pengulangan sebagian yang dibuktikan pada kata bergerak-gerak yang mempunyai arti sebagai suatu tindakan, bentuk dasar dari kata bergerak-gerak ialah gerak, yang menggunakan imbuhan (ber ), kata tersebut menggunakan makna yang banyak karena suatu tindakan yang diulag-ulang. Data 19 melainkan berjalanlah ia terus menerus dengan tiada berhenti-heti dar hari kehari, dari tahun ke tahun dan dari abad ke abad (Rusli, 2008: 128) Pada data yang telah ditemukan diatas menggunakan pengulangan sebagian yang ditunjukkan dari kata berhenti-henti yang berarti tidak melakukan apa-apa, bentuk dasar dari kata bergera-gerak ialah henti, yang

65 65 menggunakan imbuhan (ber -), kata ini menyatakan perbuatan yang diiulangulang. Data 20 setelah samsu membaca surat ini, direbahkannyalah dirinya di tempat tidrnya, lalu menenlungkup menangis tersedu-sedu semalaman itu (Rusli, 2008: 143) Data yang telah di temukan di atas menggunakan pengulangan sebagian yang ditunjukkan pada kata tersedu-sedu, bentuk dasar dari kata tersedu-sedu ialah sedu, yang menggunakan imbuhan (ter -) makna dari kata tersebut yaitu menyataan dari perbuatan yang diulang-ulang Data 21 dekat-dekat pekuburan di bawah pohon kayu, ditempat yang teduh duduklah mereka berkumpul-kumpul (Rusli, 2008: 144) Data yang telah ditemukan di atas mengguanakan pengulangan sebaguan yag di tunjukkan dari kata berkumpul-kumpul, bentuk dasar dari kata berkumpul-kumpul ialah kumpul, yang menggunakan imbuhan (ber-), maknanya ialah perbuatan yang dilakukan dengan santai. Data 22

66 66 tetapi masih terlalu lemah dan kata dokter tadi, tidak boleh ia terlalu bergerak dan terkejut-kejut ( Rusli, 2008: 169) Data yang ditemukan di atas menggunakan pengulangan sebagian sepeti yang telah ditemukan padaa kata terkejut-kejut, bentuk dasar dari kata terkejut-kejut ialah kejut, yang menggunakan imbuhan (ter -). Kata ini menggunakan makna reduplikas yang Data 23 itulah yang menjadi duri dalam daging, yang selalu tearsa-rasa oleh yang mudah (Rusli, 2008: 175) Data yang ditemukan di atas meggunakan pengulangan sebagian karena ditunjukkan pada kata terasa-rasa, bentuk dasar dari kata tersa-rasa ialah terasa yang meggunakan imbuhan ( ter -). Makna kata tersebut menunjukkan makna yang banyaak karena dilakukakan secara berulag-ulang. Data 24 tatkala dia hendak turun di tangga yang gelap itu, jatulah ia tergulinggulingke bawah (Rusli, 2008: 182) Data yang ditemukan di atas menggunakan pengulagan sebagaian sebagamana telah ditunjukkan pada kata terguling-guling yang mempunyai arti tidak segaja berputar balik pada tempat, bentuk dasar dari terguling-guling

67 67 ialah terguling, yang menggunkan ibuhan (ter -), makna yang dilakukan secara berulang-ulang. Data 25 di tepi laut kota padang, terbayang-bayang di atas beberapa bangku sebagai orang duduk berdekatan, bercakap perlahan (Rusli, 2008: 189) Dari data di atas ditemukaa pengulagan kata kerja yang ditunjukkan pada kata terbayang-bayang yang menggunakan pengulangan sebagian, bentuk dasar dari kata terbayang-bayang ialah baying, yang menggunakan imbuhan (ter -) makna yang ditmukan pada kata tersebut memiliki makna agak. Data 26 anak-anak yang bermain bersorak-sorak tidalah kedengaran lagi suaranya, karena telah lama berselimut ditempat tidurnya (Rusli, 2008: 191) Data yang telah ditemukan di atas menggunakan pada pengulangan sebagian ditunjukkan pada kata bersorok-sorok bentuk dasar dari kata bersorak-sorak adalah sorak, yang menggunakan imbuhan (ber -), makna kata diatas ialah memiliki maka banyak.

68 68 Data 27 memanggil aku dari jauh bunyi omba yang menderu-deru memecah ditepi pantai, sebagai mengingatkan aku bahwa kekasihku jauh diseberang lautan yang dalam (Rusli, 2008: 194) Data di atas telah ditemukan dengan menggunakan pengulangan sebagain sebagaimana telah ditunjukkan pada kata menderu-deru Bentuk dasar dari kata menderu-deru ialah deru, yang menggunkan imbuhan (men -), kata diatas memiliki makna. Data 28 ah lim, surat itu dapat dikarang-karang yang tak benarpuun dapat dituliskan. (Rusli, 2008: 201) Data di atas telah ditemukan pengulangan sebagian sebagaimana telah ditemukan dalam kata dikarang-karang menceritaan sesuatu yang belum tentu benar, bentuk dasar dari kata dikarang-karang ialah karang, yang menggunakan imbuhan ( di -), dalam kata ini menggunakan perbuatan yang dilakukan berulan-ulang. Data 29 maukah engkau berjanji, tidak akan termenung-menung, berawan hati lagi atau menangis tersedu? Tanya alima pula (Rusli, 2008: 205)

69 69 Data di atas telah ditemukan pengulangan sebagian yang telah dibuktikan dalam kata termenung-menung, Bentuk dasar dari kata termenungmenung ialah menung,yang menggunakan imbuhan (ter -). Makana dari kata termnung-menung ialah menyatakan makna perbuatan yang dilakukan dengan santai. Data 30 di sebelah utara dan di sebaha barat, kelihatan beberapa pulau kecil yang berjejer-jejer letaknya (Rusli, 2008: 210) Data di atas telah ditemukan dengan menggunkan pengulaangan sebagian sebagaimana telah ditemkan dalam kata berjejer-jejer, bentuk dasar dari kata berjejer-jejer ialah jejer, yang menggunakan imbuhan (ber - ). Makna dari kata berjejer itu ialah memiliki makna yang banyak. Data 31 ya, malang itu tak dapat ditolak. Sungguhpun demikian, baik juga engkau berhati-hati (Rusli, 2008: 223) Data di atas telah ditemukan dengan menggunkan pengulangan sebagian sebagaimana telah dibuktikan pada kata berhati-hati, Bentuk dasar dari kata berhati-hati ialah hati, yang menggunakan imbuhan (ber -) yang memiliki makna yang sama dengan bentuk dasarnya.

70 70 Data 32 hanya Tuhanlah yang yang tahu, apalagi sebab hati manusia itu tiada tetap, bertukar-tukar juga sebilang waktu (Rusli, 2008: 234). Kutipan di atas telah ditemukn kata yang menggunakan pengulangan sebagian, sebagaimana telah ditemukan dalam kata bertukar-tukar yang berarti berubah-ubah, bentuk dasar dari kata bertukar tukar ialah, tukar, yang menggunakam imbuhan (ber -), makna dari kata tersebut ialah. Data 33 di situ terhentilah Nurbaya berkata-kata termenung memikirkan hal dan nasib bangsa perempuan ( Rusli, 2008: 248) Kutipan di atas telah temukan pengulangan kata sebagian yang telah ditunjukkan pada kata berkata-kata yang berarti berbicara, Bentuk dasar dari kata bertakata-kata ialah berkata, yang menggunaka imbuhan (ber -) Data 34 pada malam hari di pasar kampong jawa, kelihatanlah olehku suamiku itu, sedang berjalan-jalan (Rusli, 2008: 251) Kutipan di atas telah ditenukan kata yang menggunakan pengulangan sebagaian ditunjukkan pada kata berjalan-jalan yang berarti melangkajkan kaki bergerak maju, bentuk dasar dari kata berjalan-jalan ialah berjalan, yang

71 71 menggunakan imbuhan (ber -). Makna dari kata berjalan-jalan merupakan perbuatan yang dilakukan dengan berulang Data 35 biarlah ia mengeluarkan perasaan hatinya dan buah pikirannya, suoaya dapat bertukar-tukar pikiran, untuk menajamkan pikirannya (Rusli, 2008: 252) Data yang terdapat di atas telah ditemukan pengulangan sebagian yang ditunjukkan pada kata bertukar-tukar yang berarti bergantian. bentuk dasar dari kata bertukar-tukar ialah tukar, yang menggunakan imbuhan (ber -) makna dari kata bertukar-tukaritu adalah reduplikasi yang dilakukan secara berulang-ulang. Data 36 maka menjeritlah Alimah, meratap menangis amat sangat, sehingga ibubapaknya terperanjat bangun dan dating berlari-lari (Rusli, 2008: 259) Data di atas telah ditemukaan pengulaangan sebagian dibuktikannya dari kata berlari-lari, Bentuk dasar dari kata berlari-lari ialah lari yang berarti melangkahan kaki dengan cepat-cepat, yang menggunakan imbuhan (ber -) dan memiliki makna perbuatan yang dilakukan secara brulang-ulang.

72 72 Data 37 sambal berpikir-pikir demikian, dibukanyalah kedua surat kawat itu dengan tangan yang gemetar (Rusli, 2008: 264) Data di atas telah ditemukan pengulangan kata kerja sebagian yang ditujukkan pada kata berpikir-pikir, bentuk dasar dari kata berpikir-pikir ialah pikir, yang menggunakan imbuhan (ber -) makna dari kata tersebu ialah makna yang banyak Data 38 oleh sebab itu ramailah orang berkumpul-kumpul di sana-sini, membicarakan hal itu (Rusli, 2008: 299) Data di atas telah ditemukan pengulangan sebagian ditunjukkan pada kata berkumpul-kumpul yang berarti menjadi satu kesatua atau berkelompok,bentuk dasar dari kata berkumpul-kumpul ialah kumpul, yang menggunakan imbuhan (ber -) makna kata berkumpul-kumpul imemiliki makna yang banyak. Data 39 setelah berdiam-diam sejurus, bertanya pula residen, tak adakah orang yang hendak berkata apa-apa tentang hal ini? (Rusli, 2008: 303)

73 73 Bentuk dasar dari kata berdiam-diam ialah diam memiliki arti tidak bersuara yang menggunakan imbuhan (ber-) Data 40 begitu pula pegawai pemerintah, berdebar-debar hatinya, takut kaau serdadu kalah. (314) Kutipan di atas telah ditemuka kata pengulangan sebagiian yang ditunjukkan dari kata berdebar-debar yang berarti bergerak-gerak atau berdenyut lebih kencang daripada biasa ialah debar, yang menggunakan imbuhan (ber-) makna dari kata tersebut merupakan makna yang sama dari bentuk dasaranya. Data 41 jika berasa lelah, lebh baik jamgam berkata-kata dahulu, kata dokter, setelah berdiam sejurus si sakit menggagahi dirinya, untuk meneruskan perkataannya (Rusli, 2008: 325) Data di atas telah ditemukan pengulangan jata sebagian seperti yang telah ditunjukkan pada kata berbentuk dasar darii kata berkata-kata ialah kata yang menggunakan imbuhan (ber-) dengan makna yang sama dari bentuk dasarnya. Data 42

74 74 kehendak hatiku selekas-lekasnya, jawab putri rubiah. Tetapi engkau, tentu maklum, pekerjaan ini tak dapat di buru-burukan (Rusli, 2008: 21) Data di atas telah ditemukan dengan menggunakan pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks seperti yang telah ditunjukkan pada kata selekas-lekasnya yang berari sesegersa mungkin, bentuk dasar dari kata selekas-lekasnya ialah lekas, dengan makna tingakat yang paling tinngi. Data 43 kata sutan Hamza seraya menggeleng-gelengkan kepalanya (Rusli, 2008: 67) Data di atas telah ditemukan menggunakan pengulangan berkombinasi dengan pembubuhan afiks yang ditunjukkan dalam kata menggelenggelengkan yang berarti menggoyangkan kepala kekiri dan kekanan, bentuk dasar dari kata menggeleng-gelengkan ialah geleng yang menggunakan imbuhan ( + meng kan ),, data ini memiliki makna yang sama dengan bentuk dasarnya. Data 44

75 75 ayuh, sam! malam ini kita harus bersuka-sukaan, apabila engkau yang punya rumah, berduka cita, bagaimanakah kelak jamu yang dating? (Rusli, 2008: 72) Kutipan di atas telah dibuktikan dengan menggunakan pengulangan berkombinasi dengan pembubuhan afiks ditunjukkannya dari kata bersukasukaan, bentuk dasar dari kata bersuka-sukaan ialah bersuka, yang menggunakan imbuhan (+ ber, an) kata ini bermakna reduplikasi berkombinasi afiks. Data 45 lalu duduklah mereka berdekat-dekatan diatas sebuah bangku, di bawa pohon taanjung yang rindang, dalam kebun anak gadis ini (Rusli, 2008: 80) Data di atas telah ditemukan kata yang menggunaka pengulangan berkombinasi dengan pembubuhan afiks Bentuk dasar dari kata berdekatdekatan adalah dekat, dengan menggunakan imbuhan ( +ber, -an) memiliki makna yang sama dengan bentuk dasarnya. Data 46

76 76 Arifin disuruh memencak, berhela-helaan tali, membeli minyak dengan botol besar, memburu ayam dan makan pisang dekat bangkai (Rusli, 2008: 122) Data di atas telah ditemukan pengulangan berkombinasi dengan pembubuhan afiks ditunjukkan pada kata berhela-helaan yang berarti bertariktarikan, bentuk dasar dari kata berhela-helaan ialah hela yang menggunakan imbuhan (+ber, -an), kata ini bermakna yang sama dengan bentuk dasarnya. Data 47 haruslah berkasih, beramah dan bertolong-tolongan, dalam segala pekerjaan, suka dan duka (Rusli, 2008: 160) Kutipan di atas ditemukan kata yang menggunakan pengulangan berkombinasi dengan pembubuhan afiks yang ditunjukkan pada kata bertolong-tolongan yang berarti saling membantu, Bentuk dasar dari kata bertolong-tolong ialah tolong, yang menggunakan imbuhan (+ ber, -an) kata ini mempunyai makna yang sama dengan bentuk dasarnya. Data 48 tatkala dilihat oleh pendeta itu akan hal yang sedemikian, menggelenggelenglah ia, seraya berkata, anak ini tiada berbudi (Rusli, 2008: 167)

77 77 Data di atas telah ditemukan dengan menggunakan pengulangan berkombinasi dengan pembubuhan afiks yang ditunjukkan pada kata menggeleng-gelenglah, yang berarti menggoyangkan kepala kearah kanan kiri, bentuk dasar dari kata menggeleng-gelenglah ialah geleng, yang mengunakan imbuhan (+meng), kata tersebut menggunakan makna perbutan yang dilakukan secara berulang-ulang. Data 49 kupu-kupu malam kelihataan mengembangkan sayapnya yang berukirukiran itu, melayang ke atasa dan ke bawa terbang dipakat bunga sedap malam (Rusli, 2008: 188) Data di atas telah ditemukan pengulangan berkombinasi dengan pembubuhan afiks sebagaimana telah ditemukan pada kata berukir-ukir yang berarti ada hiasan berupa lukisan, bentuk dasar dari kata berukir-ukiran ialah ukir, yang menggunakan imbuhan ( +ber, -an) makan yang terdapat pada kata tersebut ialah Data 50 anak-anak yang biasanya telah mendekur di tempat tidur, keluarlah bermain berkejar-kejaran dan bernyanyi di malam sunyi dan piatu itu (Rusli, 2008: 189)

78 78 Data di atas telah ditemukan pengulangan berkombinasi dengan pembubuhan afiks di tunjukkan pada kata berkejar-kejaran, Bentuk dasar dari kata berkejar-kejaran ialah kejar, yang menggunakan imbuhan (+ber, -an) makna pada kata tersebut ialah makan yang sama dengan bentuk dasarnya. Data 51 akan tetapi, bila kedua asyik dan masyuk itu berjauh-jauhan, seorang dengan yang lain, hilanglah segala kesenangan dan kesukaan (Rusli, 2008: 190) Data di atas telah ditemukan kata yang menggunanakan pengulangan berkombinasi dengan pembubuhan afiks ditunjukkann pada kata berjauhjauhan yang berarti saling berjauhan, Bentuk dasar dari kata berjauh-jauhan ialah jauh, yang menggunakan imbuhan (=ber, -an) yang bermakna yang sama dengan bentuk dasarnya. Data 52 badannya lemah semampi dan kulitnya kuning langsat, rambutnya yang hitam lagi ikal itu, jatuh berlingkar-lingkaran di keningya, sebagai rambut gadis bangun tidur (Rusli, 2008: 192) Data di atas telah ditemukn dengan menggunakan pengulangan berkombinasi dengan pembubuhan afiks seperti yang ditunjukkan pada kata berlingkar-lingkaran, bentuk dasar dari kata berlingkar-lingkaran ialaha

79 79 lingkar, yang menggunakan imbuhan (+ ber, -an) yang bermakna suatu perbuatan yang dilakukan dengan santai. Data 53 tatklah sampai ia ke dekat Nurbaya dan terlihat olehnya kecantikan perempuan ini,berbisik-bisiklah dengan keraninya, dalam bahasa belanda,bagaimana pikiranmu tentang perempuan ini, ludi? (Rusli, 2008: 209) Data di atas telah ditemukan dengan menggunakan pengulangan berkominasi dengan pembubuhan afiks yang ditunjukkan pada kata berbisikbisiklah, bentuk dasar dari kata berbisik-bisiklah ialah berbisik, yang menggunakan imbuhan (+ber) Data 54 tiada berapa jauhnya dari kapal kelihatan ikan berlompat-lompat, sebagai bermain berkejar-kejaran (Rusli, 2008: 210) Data di atas telah ditemukan penggunaan pengulangan berkombinasi dengan pembubuhan afiks yang ditemukan pada kata berkejar-kejaran, bentuk dasar kata berkejar-kerjar ialah kejar, yang menggunakan imbuh an (+ber, - an) data tersebut bermakna perbuatan yang dilakukan berulang-ulang.

80 80 Data 55 sampailah mereka ke rumah tempat Nurbaya menumpang, lalu duduk diserambi muka bertutur, sebagai hendak memuas-muaskan dirinya (Rusli, 2008: 227) Data di atas telah ditemukan dengan menggunakan pengulangan berkombinasi dengan pembubuhan afiks yang ditujukan pada kata memuasmuaskan, bentuk dasar dari kata memuas-muaskn ialah memuaskan, yang menggunakan imbuhan (+me, -an), data tersebut bermakna makna yang sama dengan bentuk dasarnya. Data 56 kata ibuku, aku terus memburu perempuan itu, lalu menghela rambut dan dan bajunya sambil memaki-makinya, sehingga berkelahilah di tengah orang banyak (Rusli, 2008: 251) Data di atas telah ditemukan dengan menggunakan pengulangan berkombinasi dengan pembubuhan afiks yang didapatkan dari kata memakimakinya dengan bentuk dasarnya yaitu memaki, makan kata tersebut ialah makna yang sama dengan bentuk dasarnya.

81 81 Data 57 sesungguhnya tak baik perempuan atau laki-laki menaruh pikiran hendak hidup sendiris-sendiri,berebut-rebutan pekerjaan atas mengatasi kepandaian dan bermusuh-musuhan dalam penghidupan karena laki-laki dan perempuan itu satu (Rusli, 2008: 289) Data di atas telah ditemukan penggunan pengulangan berkombinasi dengan pembubuhan afiks seperi yang ditunjukkan pada kata berebut-rebutan, bentuk dasar dari pengulangan berebut-rebutan ialah rebut, yang menggunakan imbuhan (+ber, -an) dengan makna perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang. Data 58 ada yang bertika, ada yang bertetak-tetaakan pedang, ada yang tangkismenangkis, berpukulan dan membinting (Rusli, 2008 : 318) Data tersebut menggunakan pengulangan berkombinasi dengan pembubuhan afiks yang ditunjukkan pada kata bertetak-tetakan, bentuk dasar dari kata pengulangan bertetak-tetakan ialah tetak, yang menggunakan imbuhan (+ber, -an) yang bermakna yang sama dengan bentuk dasarnya.

82 82 Data 59 ingatlah perasaan perempuan yang hamil itu, muntah-muntah,sakit tak sedap perasaan badan. (Rusli, 2008: 243) Data di atas ditemukan bentuk pengulangan seluruh yang ditemukan pada kata muntah-muntah, bentuk dasar dari pengulangan muntah-muntah ialah muntah, yang bermakna menyatakan tak bersyarat. Data 60 dalam pekerjaan dan kewajibannya, tolong-menolonglah keduanya, dalam segala kesusahan dan kesenangan, sebagai kata pepatah (Rusli, 2008: 253) Data di atas telah ditemukan kata pengulangan dengan perubahan fonem yang dibuktikan pada kata tolong-menolong, Bentuk dasar dari pengulangan tolong menolong ialah tolong yang bermakna perbutan yang saling mengenai antara dua bela pihak. Berdasarkan data-data yang telah ditemukan maka peneliti ini dapat mengelompokan beberapa pengulagan yaitu, 1 pengulangan sebagian terdiri dari 41 kata pengulangan, 2 pengulangan yang berkombinasi dengan pembuhan afiks terdapat 18 kata, 3 pengulangan seluruh ditemukan 1 kata dan pengulangan perubahan fonem ditemukan 1 kata. Adapun makna yang terdapat dari data diatas iyalah, makna perbuatan berulang-ulang, makna banyak, makna yang dilakukan

83 83 dengan santai,memiliki makna agak,makna yang sama dengan bentuk dasarnya, makna tingkat yang paling tinggi, makna redupli kasi berkombinasi afiks. B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian bentuk dan makna kata ulang yang ditemukan dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli ialah bentuk ulang sebagian, bentuk ulang berkombnasi dengan pembubuhan afiks, bentuk ulang perubahan fonem, bentuk ulang seluruh, dan makna makna agak, makna yang sama dengan bentuk dasarnya, makna tingkat yang paling tinggi, makna reduplikasi berkombinasi afiks. Hal ini didukung oleh teori Abdul Chaer. Mengenai data penelitian ini, penulis hanya mendapatkan data yang berfokus pada bentuk dan makna verba reduplikasi dalam novel, bentuk dan makan pada verba reduplikasi ditemukan beberapa bentuk menurut teori Abdul Chaer yang sudah dibahas pada bab sebelumnya. Pandangan Lisnawati (2020 dalam jurnalnya ) yang mengemukakan pembahasannya mengenai verba reduplikasi dalam bahasa mandar yang terdapat dari beberapa bentuk yaitu 1 reduplikasi penuh 2 reduplikasi sebagian, 3reduplikasi berimbuhan dengan berkombinasi afiks, dalam reduplikasi penuh telah dijelaskan bahwa reduplikasi penuh merupakan pengulangan yang bentuk dasarya diulang secara utuh tanpa ada perubahan fonm, sedangkan reduplikasi sebagian merupakan proses pengulangan dimana bentuk dasanya mengalami reduplikasi sebagian tanpa mengalami perubahan fonem, adapun reduplikasi berimbuhan dengan

84 84 berkombinasi afiks pada proses reduplikasi ini pembentukan kata ulang seluruhnya dan mengalami penambahan afiks secara bersama-sama. Berdasarkan dua pakar tersebut tentang pembahasan mengenai bentuk verba reduplikasi maka penelitian ini memfokuskan pada pendapat Abdul Chaer dalam buku morfologinya. Mengenai penelitian yang penulis sudah jelaskan, penulis mendapatkan beberapa data yang terdapat didalam novel tersebut. Pada penjelasan penulis tersebut, pembaca atau penelitian lain dapat lihat dari bentuk dan makna yang penulis dapatkan. Meskipun beberapa penelitian yang samasama meneliti dalam beberapa novel yang berbeda atau cerpen, tidak bisa kita pungkiri bahwa setiap penggunaan bentuk atau makna dari verba reduplikasi ini memiliki arti masing-masing. Dalam penjelasan bentuk dan makna tersebut tidak hanya memfokuskan pada bidang tertentu, tetapi juga bisa dalam keseharian kitapun juga banyak digunakan kata dari verba reduplikasi tanpa kita sadari bahwa yang kita ucapkan setiap hari masuk kedalam verba reduplikasi. Bahasa pada saat ini masih terus berkembang tanpa dibatasi aturan-aturan tertentu.

85 85 Tabel 4.2 Bentuk dan Makna Veba Reduplikasi dalm Novel Siti Nurbaya Karya Marah Rusli. No pengulangan kata Frekuensi (f) Presentase (%) 1 Pengulangan sebagian 41 68,3 % 2 pengulangan % berkombinasi dengan pembubuhan afiks 3 Pengulangan seluruh 1 1,6 % 4 Pengulangan 1 1,6 % perubahan fonem Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penggunaan pengulangan verba reduplikasi dalam kumpulan novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli.

86 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai verba reduplikasi yang terdapat dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli, maka penulis dapat menyimpulkan berdasarkan rumusan masalah yang penulis kaji yang membahas bentuk dan makna verba reduplikasi dalam novel. Bentuk dalam novel tersebut mendapatkan empat bentuk pengulangan yaitu, (1) pengulangan seluruh, (2) pengulangan sebagian, (3) pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks, (4) pengulangan dengan perubahan fonem. Peneliti mendapatkan 60 data yang ada dalam novel tersebut. Begitupula dengan makna yang terdapat pada novel ini, penulis mendapatkan 1 menyatakan makna banyak, 2 menyatakan makna banyak namun makna banyak ini tidak berhubungan dengan bentuk dasar melainkan berhubungan dengan karta yang diterangkan, 3 menyatakan makna perbuatan yag dilakukan dengan santai, 4 perbutan yang saling mengenai antara dua belah pihak, 5 makna yang sama dengan bentuk dasarnya. 86

87 87 B. Saran Hasil penelitian ini membahas tentang bentuk dan verba reduplikasi, dari hasil penelitian ini saran yang dapat sisampaikan oleh peneliti ini adalah sebagai berikut: Bagi para pembaca penulis harapkan dapat lebih teliti memahami tentang bentuk dan makna verba reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya. Penelitian ini mengkaji bentuk dan makna dari verba reduplikasi pada Novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Peneliti ini menyarankan bagi peneliti lain untuk meneliti verba redupikasi pada novel. Semoga penelitian ini dapat berguna untuk acuan peneliti laiinnya dalam terkait dengan pembahasan entuk dan makna verba reduplikasi, penelitian ini masih sangat jauh dari kata sempurna, sehingga peneliti masih sangat memerlukan banyak masukan dari peneliti lainnya.

88 88 DAFTAR PUSTAKA Bangun, Andiprbowo. (2016).Proses Morfologi. Diambil 22 januari Web.Andribangunprabowo.blogspot.com/2016/15/Proses_morfologi.ht.m?m= 1 Chaer, Abdul. (2011). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta. PT Rineka. Cipta. Chaer. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta. PT Rineka. Cipta Cahyaningsi, Dwi.(2014). Bentuk dan Makna Verba Denominal Bahasa Jawa dalam. Sariwarta pada Penjabaran Semangat edisi Jurnal Program. Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. Vol.4. No.1.01 Mei Hlm Univrsitas Muhammadiyah Purworejjo. Darwis. (2012). Verba Reduplikasi Bahasa Indonesia. Darwis. Muhammad Subkategori verba dalam bahasa Indonesia.Fakultas Pascasarjana Universitas Hasanuddin Juwairiah Bentuk, Fungsi dan Makna Reduplikasi pada Kumpuulan Kisdap.Banjar Malam Kumpai Batu.Diambil 19 januari Jurnal Tugas Akhir.Mahasiswa PS PBSI FKIP ULM. Vol.1. No.1. (42-46). Universitas Lambung Mangkurat. Kridalaksana, Harimurti. (2011). Kamus Linguistik. Jakarta. Kamal. Mustafa dkk.(1986). Morfologi dan Sintaksis Bahasa Melayu Pontianak.

89 89 Kamma. Asis.(1994). Reduplikasi Devasional Bahasa Indonesia. Skripsi. Ujung pandang. Fakultas Sastra. Universitas Hasanuddin. Lisnawati. (2020).Reduplikasi Verba Bahasa Mandar dialek Balanipa.Diambil 14 September Jurnal Bahasa dan Sastra. Prodi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, fakulas keguruan dan ilmi pendidikan. Vol. 5. No.3 ISSN Universitas Tadulako. Moleong. (2018).Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Marnetti.(2014). Reduplikasi dan Maknanya dalam Novel. Diambil 19 januari 2020.Jamal Jamilah Karya.Boma Kampau. Vol.5.No.2. Universitas Riau. Mutmainnah,nurul. (2019). Analisis Penggunaan Disfemia dalam Wacana Tajuk Olahraga Pada Koran Fajar Makassar. Skripsi Sarjana.Universitas Muhammadiyah Makassar. Munirah. (2017). Morfologi Bahasa Indonesia. Makassar Mulyana. (2007) Morfologi Bahasa Jawa. Yogyakarta: Kanwa Publiser. Pabate, Merliati. (2011). Reduplikasi dalam Novel Merahnya Merah Karya Iwan Simatupang. Skripsi Sarjana.Ujungpandang. Fakultas Sastra.Universitas Hasanuddin

90 90 Prawiro, M. (2019). Metode Penelitian Kualitatif, Pengertian, Tujuan, Karakteristik, Jenis pengertian dan devenisi istilah. Diambil 20 januari Putrayasa. (2008). Morfologi Bahasa jawa. Yogyakarta: Kanwa Publiser. Rahmawati.Yuliana.Ika. (2012). Penggunaan Kata Ulang Bahasa Indonesia dalam. Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rohmadani, dkk. (2009). Morfologi: Telaah Morfem dan Kata. Surakarta: Yuma. Pustaka. Ralibi, Mulyana.(2007), Morfologi Bahasa Jawa. Yogyakarta: Kanwa Publiser. Rusli, Marah. (2008). Siti Nurbaya. Jakarta: balai pustaka. Sarianti,Iin. (2001). Verba Resiplokal Bahasa Indonesia dalam Harian Fajar. Skripsi Sarjana. Universitas Muhammadiyah Makassar. Sugihastuti. (2013). Bahasa Laporan Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Peajar Waluyo. (2013). Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ).

91 LAMPIRAN 91

92 92 SINOPSIS NOVEL Judul Pengarang Penerbit Tebal : Siti Nurbaya : Marah Rusli : Balai Pustaka : 334 Halaman Tahun : 2008 Marah Rusli adalah contoh sastrawan besar Indonesia yang benar-benarr melampaui zamannya. Ia terus hidup, bersama keindahan cinta Siti Nurbaya dan Samsubahri, bersama kenangan dan kebencian orang-oramg terhadap perangi datuk merinnggih yang licik, akan tetapi sekaligus memesona. Berkali-kali buku Siti Nurbaya dibaca, berkali-kali pula ditemukan kerindahan yang berbeda. Berkali-kali novel ini diperbincangkan, berkali-kali pula ditemukan misteri yang tak sama. Benarkah samsulbahri adalah tokoh yang baik? Mengapa Datuk Maringgih yang digambarkan jahat pada akhir cerita menjadi patriot yang membela tanah air, dan

93 93 kemudian wafat dengan darah membasai ibu pertiwi? siapakah sesungguhnya yang menjadi pahlawan? Inilah novel tentang cinta yang indah, tentang atriotism, dan tentang perjuangan nilai-nilai kemanusiaan yang selalu ada pada tiap zaman. Novel ini bukan sekedar kisah mengharukan dalam mengungkap dimensi-dimensi kompleks dari manusia menyangkut cinta kekejaman, dan kisah tragisnya. Data 1 Data 2 Data 3

94 94 Data 4 Data 5 Data 6 Data 7

95 95 Data 8 Data 9 Data 10 Data 12

96 96 Data 13 Data 14 Data 15 Data 16 Data 17

97 97 Data 18 Data 19 Data 20 Data 21 Data 22

98 98 Data 23 Data 24 Data 25 Data 26 Data 27

99 99 Data 28 Data 29 Data 30 Data 31

100 100 Data 32 Data 33 Data 34 Data 35 Data 36

101 101 Data 37 Data 38 Data 39 Data 40

102 102 Data 41 Data 42 Data 43 Data 44 Data 45

103 103 Data 46 Data 47 Data 48 Data 49

104 104 Data 50 Data 51 Data 52 Data 53

105 105 Data 55 Data 56 Data 57 Data 58 Data 59

106 Data

107 107

108 BENTUK DAN MAKNA VERBA REDUPLIKASI DALAM NOVEL SITI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI JURNAL Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh: Nur Qalbi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

109 BENTUK DAN MAKNA VERBA REDUPLIKASI DALAM NOVEL SITI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI Nur Qalbi Prodi Bahasa, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Makassar ABSTRAK Qalbi, Nur, Bentuk dan Makna Verba Reduplikasi dalam Novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dibimbing oleh Munirah selaku pembimbing I, dan Akram Budiman Yusuf selaku pembimbing II. Tujuan penelitian secara keseluruhan untuk memberikan sebuah data yang dimana untuk mendeskripsikan bentuk verba reduplikasi dalam novel tersebut dan untuk mendeskripsikan makna apa yang timbul dari pengguna verba reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli, dalam tujuan pengolahan ini untuk mendapatkan hasil yang logis. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan menghasilkan data berupa kata-kata tertulis dalam penelitian ini harus dirancang bedasarkan pada prinsip metode deskriptif kualitatif yang mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data dari sumber novel dengan judul Siti Nurbaya karya Marah Rusli yang berjumlah halaman 334 dan dari internet yang berkaitan dengan topik penelitian. Teknik pengumpulan data yakni 1 membaca berulang-ulang, 2 membaca secara lambat, 3 mencatat, dan menandai kalimat-kalimat yang memiliki verba reduplikasi meggunakan pulpen. Adapun teknik analisi data yaitu 1 mengumpulkan data, 2 mengklasifikasi data, 3 menganalisi data, 4 memberian simpulan. Kata kunci : Verba, Reduplikasi, Novel.

110 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Sugiahastuti (2013: 8), Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif antar manusia dari berbagai macam situsi bahasa Manusia merupakan makhluk yang bermasyarakat atau makhluk sosial. Kita membutuhkan orang lain dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk berkomunikasi kita membutuhkan bahasa. Bahasa sudah ada sejak zaman dahulu dan bahasa memegang peranan yang sangat penting untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Tanpa bahasa komunikasi yang terjadi tidak akan berlangsung lancar. dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan pembicara kepada pendengar atau penulis kepada pembaca, sedangkan menurut Chaer (2011 :2), bahasa ialah sebuah system, artinya bahasa dibentuk oleh sejumah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan, bahasa berfunsi sebagai alat untuk bekerja sama atau berkomunikasi di dalam kehidupan manusia bermasyarakat. Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku, adat istiadat, budaya dan bahasa. Bentuk-bentuk budaya bisa bermacam-macam seperti kesenian, pertunjukan, tarian tradisional, bahasa dan sastra. Bentuk dari budaya yang bisa kita lihat, ada dala, bentuk sastra lisan dan tulisan, salah satu sastra yang bisa dibaca atau dinikmati oleh orang banyak bisa dalam bentuk puisi, cerpen maupun novel.

111 Sastra menggambarkan kehidupan suatu masyarakat, bahkan menjadi identitas suatu bangsa. Melalui sastra, orang dapat mengenali cermin kehidupan masyarakat. Karya sastra merupakan hasil kreatifitas manusia tentang kehidupan yang keberadaannya tidak dapat dilepaskan dari kehidupan itu sendiri. Dimasa sekarang anak mudah sudah mulai menampakkan kecintaannya terhadap budaya literasi, salah satunya dengan membaca novel. Novel merupakan suatu karya sastra yang berisi karangan prosa yang tersusun atas satuan-satuan bahasa antara lain kata, frasa, klausa dan kalimat yang bertujuan menjelaskan apa yang ingin disampaikan. Setiap kalimat tersusun atas beberapa kategori kata, salah satunya adalah kelas kata verba.verba merupakan penggolongan kata yang menjelaskan suatu tindakan keberadaan, pengalaman atau penjelasan dinamis lainnya. Kata ini seringkali predikat dalam sebuah kalimat atau frasa. Verba atau kata kerja fungsinya untuk mengulas tentang sebuah kegiatan atau suatu perbuatan ataupun aktivitas yang dijalankan seseorang. Morfologi menjadi cakup kajian yang cukup menarik dalam linguistik, karena morfologi merupakan tingkat lanjutan dari sintaksis itu sendiri. Berdasarkan perilaku morfologis verba bahasa Indonesia terbagi menjadi dua yaitu verba dasar dan verba bentukan. Verba dasar merupakan verba pangkal yang belum mengalami proses morfologis manapun, sedangkan verba bentukan yaitu verba pangkal yang telah mengalami proses morgfologi, seperti afiksasi, reduplikasi maupun pemajemukan (komposisi).

112 Pengulangan kata atau reduplikasi dalam tata bahasa Indonesia itu pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagian baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disini disebut kata ulang, sedangkan satuan satuan yang diulang ialah bentuk dasar. Reduplikasi atau pengulangan bentuk satuan kebahasaan merupakan gejala yang terdapat dalam banyak bahasa di dunia ini. Dalam bahasa Indonesia reduplikasi merupakan mekanisme yang penting dalam pembentukan kata disamping afiksasi, komposisi dan akronimisasi. Meskipun reduplikasi terutama adalah masalah morfologi, masalah pembentukan kata. Reduplikasi merupakan proses atau hasil pengulangan kata atau unsur kata, seperti rumah-rumah, bolak balik. Reduplikasi juga merupakan salah satu cara yang khas yang berlaku pada bahasa-bahasa nusantara. Reduplikasi dikelompokkan dari beberapa jenis, salah satunya adalah verba reduplikasi. Verba reduplikasi merupakan proses pengulangan kata yang berkelas kata kerja.verba reduplikasi banyak ditemukan di dalam karya sastra salah satunya pada novel klasik angkatan 20- an yaitu novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Contoh dari verba reduplikasi dalam novel tersebut adalah sebagai berikut: ingatlah perasaan perempuan yang hamil itu sedang muntah-muntah Pada /contoh kalimat tersebut terdapat verba redupllikasi, yaitu muntahmuntah Seperti yang kita ketahui bahwa kata muntah-muntah merupakan kata kerja.

113 Saat ini perkembangan novel remaja Indonesia semakin semarak. Perkambangan membaca buku memunculkan nama-nama baru yang diangkat remaja. Sekarang ini, novel remaja Indonesia dapat ditemukan dengan mudah di toko-toko buku. Namun, tidak semua novel itu dapat menjadi bacaan yang bagus untuk para remaja. Membaca novel tentang hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang mengapresiasi sastra secara langsung. Maksudnya dari mengapresiasi kata itu adalah kegiatan memahami novel dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pemahaman, penghargaan, serta kepekaan kritis yang baik terhadap novel yang dibaca. Novel lebih mudah sekaligus lebih sulit dibaca jika dibandingkan dengan cerpen. Namun dikatakan lebih mudah karena novel tidak dibebani tanggung jawab untuk menyampaikan sesuatu dengan cepat atau dengan bentuk padat dan dikatakan sulit karena novel dituliskan dalam skala besar sehingga mengandung satu kesatuan organisasi yang lebih luas dari cerpen. Hanya novel yang mengisahkan tentang kehidupan manusia dan lingkungannya. kehidupan manusi lebih dari masa mudah hingga masa tua. Tak lupa pula, novel juga bercerita watak, tabiat dan sifat dari keterlibatan. Isi novel memiliki cerita yang lebih panjang dan kompleks, perbedaanya dengan cerpen ialah novel dapat terdiri dari sebagian hingga beragam halaman. Novel Siti Nurbaya (kasih tak sampai) ini merupakan novel yang pertama kali mengangkat kisah permasalahan dalam perkawinan yang menghubungkan persoalan adat. Bahasa yang digunakan dalam novel ini

114 adalah bahasa melayu baku. Novel Siti Nurbaya menyinggung tema kasih tak sampai, anti pemikiran paksa pengorbaanan, kolonialisme, dan keoderenan. Novel ini mejadi yang banyak dibaca dan digunakan sebagai bahan penelitian. Dalam Siti Nurbaya telah diletakkan landasan pemikiran yang mengarah pada emansipasi wanita. Cerita itu membuat wanita mulai memikirkan akan hakhaknya, apakah ini hanya menyerah karena tuntutan adat dan tekanan orang tua ataukah ia harus mempertahankan yang diinginkannya. Penulis mengambil judul Penggunaan bentuk verba redupikasi tersebut bertujuan agar pembaca tidak langsung mengerti dengan kata-kata didalam novel dengan kata lain verba reduplikasi tersebut memiliki makna tersendiri. Peneliti ingin membawa pembaca untuk berpikir, Meskipun banyaknya penggunaan verba reduplikasi di dalam novel, akan tetapi masih banyak yang belum mengetahui tentang bentuk-bentuk dan makna dari verba reduplikasi. Penulis memilih salah satu novel yang menarik untuk dikaji yaitu novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Alasan memilih novel ini sebagai kajian dalam penelitian, karena dalam isi novel terdapat beberapa yang menggunakan pengulangan kata kerja atau verba reduplikasi Berdasarkan latar belakang yang sudah penulis uraikan, maka penulis tertarik untuk mengkaji secara mendalam tentang bentuk dan makna verba redupliksi, penulis ingin mengetahui berbagai bentuk dan makna verba

115 reduplikasi. Sehinggah penulis memilih judul Bentuk dan Makna Verba Reduplikasi dalam Novel Siti Nurbaya. Meskipun sebelumnya sudah ada beberapa penelitian yang membahas mengenai verba dan reduplikasi, akan tetapi penelitian tersebut belum ada yang membahas secara khusus mengenai bentuk dan makna verba reduplikasi. Maka dari itu, penelitian ini akan menjadi sambungan atau penyempurna dari penelitian-penelitian sebelumnya. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah bentuk verba reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli? 2. Bagaimanakah makna verba reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli? TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR Penelitian sebelumnya yang relevan sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Marnetti (2014) dengan judul reduplikasi dan maknanya dalam novel jamal jamilah karya boma kampau. Chaer (2008: 3) berpendapat bahwa morfologi merupakan ilmu bentuk-bentuk dan pembentukannya. Secara peristilahan atau termonologi, morfologi merupakan cabang ilmu yang menelaah seluk-beluk pembentukan kata. Dalam hal ini, morfologi mempelajari bagaimana kata itu dibentuk, unsur-unsur apa yang menjadi sistematik

116 sebuah kata. Bagi morfologi, kata itu merupakan bentuk atau unit terkecil. Berbagai pengertian morfologi tersebut menjadi acuan penelitian dalam mendefinisikan arti morfologi yaiitu sebagai bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk kata meliputi pembentukan atau perubahannya, yang mencakup kata dan bagian-bagian kata atau morfem. Darwis (2012: 41) berdasarkan perilaku morfologinya, verba bahasa Indonesia mula-mula dibagi menjadi dua subkategori besar, yaitu (1) verba dasar, (2) verba bentukan. Verba dasar ialah verba pangkal yang belum mengalami proses morfologis manapun, sedangkan verba bentukan ialah pangkal yang telah mengalami proses morfologi afiksasi, reduplikasi dan pemajemukan. Reduplikasi merupakan salah satu proses pembentukan kata. Proses yang terjadi adalah pengulangan bentuk dasarnya. Jadi, reduplikasi adalah proses pembentukan kata melalui pengulangan bentuk dasarnya. Bentuk dasarnya itu dapat berupa morfem atau bentuk kompleks. Hasil reduplikasi pada umumnya pada umumnya kata ulang, walaupun demikian ada beberapa bentuuk yang bukan kata ulang melainkan hanya bentuk ulang.reduplikasi juga merupakan proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan, secara bagian, maupun dengan perubahan bunyi. Novel atau novella adalah suatau karangan prosa yang menceritakan suatau kejadian-kejadian luar biasa dari kehidupan orang-orang (tokoh cerita) karena dari kejadian itu lahir suatu konflik, suatau pertikaian yang mengubah mereka. Wujud novel ialah suatau kosentrasi, pemusatan kehidupan dalam suatu saat daklam suatu krisis yang menentukan (jassin dalam soedjarwo: 2004).

117 METODE PENELITIAN Menurut Sukmadinata penelitian merupakan suatu proses kegatan dalam pengumpulkan data, data yang telah ditemukan kemudian dianalisis, tujuan pengolahan data tersebut adalah untuk mendapatkan hasil yang logis. Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dalam hal ini penelitian kualitatif merupakan prosedur penelirian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis dalam penelitian ini harus dirancang berdasrakan pada prinsp metode deskriptif kualitatifyang mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajika data. HASIL DAN PEMBAHASAN sebelum peneliti membahas hasil penelitian tentang bentuk dan makna verba reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Peneliti akan menyajikan deskripsi tentang gambaran cerita dalam kumpulan novel Siti Nurbaya. Kumpulan isi novel ini meurpalam kisah-kisah yang mengungkapkan tentang cintah yang indah, tentang patriotism, dan tentang perjuangan-perjuangan nilai-nilai kemanusiaan yang selalu ada dalam setiam zaman, karena itulah sebabnya novel ini menjadi abadi. Hasil penelitian ini akan dipaparkan secara lebih mendalam berdasarkan pada focus penelitian yang dikaji, yaitu Bentuk dan Makna Verba Reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya Karya Marah Rusli, dengan memakai teori yang ditemukan oleh teori Abdul Chaer dalam buku morfologinya yang mengatakan bahwa reduplikasi morfologi dapat terjadi pada kata dasar yang berupa akar yang memiliki 4

118 pengulangan yaitu, pengulangan utuh, pengulangan sebagian, pengulangan perubahan bunyi, pengulangan dengan infiks. Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penggunaan pengulangan verba reduplikasi dalam kumpulan novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti memfokuskan atau mengkaji tentang bentuk dan makna verba reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli dengan memakai data dan teori yang ditemukan oleh Abdul Chaer, maka dapat disimpulkam beberapa hal sebagai berikut : Bentuk dalam novel tersebut mendapatkan empat bentuk pengulangan yaitu, (1) pengulangan seluruh, (2) pengulangan sebagian, (3) pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks, (4) pengulangan dengan perubahan fonem. Peneliti mendapatkan 60 data yang ada dalam novel tersebut. Begitupula dengan makna yang terdapat pada novel ini, penulis mendapatkan 1 menyatakan makna banyak, 2 menyatakan makna banyak namun makna banyak ini tidak berhubungan dengan bentuk dasar melainkan berhubungan dengan karta yang diterangkan, 3 menyatakan makna perbuatan yag dilakukan dengan santai, 4 perbutan yang saling mengenai antara dua belah pihak, 5 makna yang sama dengan bentuk dasarnya.

119 Sebagai penutup peeneliti ini, berdasarkan hasil penelitian tentang bentuk dan makana verba reduplikasi dalm novel ini, ada beberapa hal yang disarankan yaitu sebagai berikut: Bagi para pembaca penulis harapkan dapat lebih teliti memahami tentang bentuk dan makna verba reduplikasi dalam novel Siti Nurbaya. Penelitian ini mengkaji bentuk dan makna dari verba reduplikasi pada Novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Peneliti ini menyarankan bagi peneliti lain untuk meneliti verba redupikasi pada novel. Semoga penelitian ini dapat berguna untuk acuan peneliti laiinnya dalam terkait dengan pembahasan entuk dan makna verba reduplikasi, penelitian ini masih sangat jauh dari kata sempurna, sehingga peneliti masih sangat memerlukan banyak masukan dari peneliti lainnya.

120 DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul. (2011). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta. PT Rineka Cipta. Darwis. Muhammad. (2012).Subkategori Verba dalam Bahasa Indonesia. Fakultas Pascasarjana. Universitas Hasanuddin. Marnetti. (2014). Reduplikasi dan Maknanya dalam Novel. Diambil 19 Januari Jamal Jamila karya Boma Kampau. Vol.5.No.2. Universitas Riau

121

122 Uji Plagiasi Skripsi by Alfan Satria Submission date: 21-Sep :48PM (UTC+0800) Submission ID: File name: revisi_nurqalbi_skripsi_okkkdeh_1.docx (5.69M) Word count: 2088 Character count: 84180

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

225

226

227

228

229

230

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepustakaan yang Relevan Kajian tentang morfologi bahasa khususnya bahasa Melayu Tamiang masih sedikit sekali dilakukan oleh para ahli bahasa. Penulis menggunakan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Bahasa mempunyai hubungan yang erat dalam komunikasi antar manusia, yakni dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata

Lebih terperinci

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588). BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (

Lebih terperinci

BENTUK DAN MAKNA VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA DALAM SARIWARTA PADA PANJEBAR SEMANGAT EDISI TAHUN 2011

BENTUK DAN MAKNA VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA DALAM SARIWARTA PADA PANJEBAR SEMANGAT EDISI TAHUN 2011 BENTUK DAN MAKNA VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA DALAM SARIWARTA PADA PANJEBAR SEMANGAT EDISI TAHUN 2011 Oleh: Dwi Cahyaningsih program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa cuwy_cahyu79@yahoo.co.id Abstrak:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan 1. Penelitian yang berjudul Bentuk Fungsi Makna Afiks men- dalam Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar disusun oleh Rois Sunanto NIM 9811650054 (2001)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa konsep seperti pemerolehan bahasa, morfologi, afiksasi dan prefiks, penggunaan konsep ini

Lebih terperinci

BUKU AJAR. Bahasa Indonesia. Azwardi, S.Pd., M.Hum

BUKU AJAR. Bahasa Indonesia. Azwardi, S.Pd., M.Hum i BUKU AJAR Bahasa Indonesia Azwardi, S.Pd., M.Hum i ii Buku Ajar Morfologi Bahasa Indonesia Penulis: Azwardi ISBN: 978-602-72028-0-1 Editor: Azwardi Layouter Rahmad Nuthihar, S.Pd. Desain Sampul: Decky

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo dkk., 1985:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak 9 BAB II KAJIAN TEORI Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak bahasa. Chaer (2003: 65) menyatakan bahwa akibat dari kontak bahasa dapat tampak dalam kasus seperti interferensi,

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010 ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008

VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008 VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008 Zuly Qurniawati, Santi Ratna Dewi S. Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Majalah merupakan bagian dari

Lebih terperinci

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK Nama : Wara Rahma Puri NIM : 1402408195 BAB 5 TATARAN LINGUISTIK 5. TATARAN LINGUISTIK (2): MORFOLOGI Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. 5.1 MORFEM Tata bahasa tradisional tidak

Lebih terperinci

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam

BAB I PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam berbahasa, kita sebagai pengguna bahasa tidak terlepas dari kajian fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam berbahasa adalah sesuatu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia. Terkait dengan kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga perkembangan bahasa Indonesia saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pengguna bahasa selalu menggunakan bahasa lisan saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia dalam berinteraksi di lingkungan sekitar. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Hal ini harus benar-benar

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SMA

ANALISIS PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SMA ANALISIS PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SMA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan tanggapannya terhadap alam sekitar atau peristiwa-peristiwa yang dialami secara individual atau secara

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1 ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH Diajukan Oleh: AGUS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan makna gramatikal. Untuk menjelaskan konsep afiksasi dan makna, penulis memilih pendapat dari Kridalaksana

Lebih terperinci

REDUPLIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VII B SMP N 1 TERAS BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

REDUPLIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VII B SMP N 1 TERAS BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan REDUPLIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VII B SMP N 1 TERAS BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: IDA

Lebih terperinci

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI Disusun Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Disusun Oleh LISDA OKTAVIANTINA

Lebih terperinci

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA Arkhais, Vol. 07 No. 1 Januari -Juni 2016 PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA Wahyu Dwi Putra Krisanjaya Lilianan Muliastuti Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat ini. Kemampuan ini hendaknya dilatih sejak usia dini karena berkomunikasi merupakan cara untuk

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertulis (Marwoto, 1987: 151). Wacana merupakan wujud komunikasi verbal. Dari

BAB II LANDASAN TEORI. tertulis (Marwoto, 1987: 151). Wacana merupakan wujud komunikasi verbal. Dari 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Wacana 1. Pengertian Wacana Wacana adalah paparan ide atau pikiran secara teratur, baik lisan maupun tertulis (Marwoto, 1987: 151). Wacana merupakan wujud komunikasi verbal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah suatu bahasa. Sesuai dengan sifat bahasa yang dinamis, ketika pengetahuan pengguna bahasa meningkat,

Lebih terperinci

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ulasan Film/Drama Teks ulasan yaitu teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap

Lebih terperinci

KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015

KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015 KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015 Artikel Publikasi ini diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Oleh:

Lebih terperinci

PADANAN VERBA DEADJEKTIVAL BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL PUSPA RINONCE DAN LAYANG SRI JUWITA SKRIPSI

PADANAN VERBA DEADJEKTIVAL BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL PUSPA RINONCE DAN LAYANG SRI JUWITA SKRIPSI PADANAN VERBA DEADJEKTIVAL BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL PUSPA RINONCE DAN LAYANG SRI JUWITA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia pada dasarnya sangat membutuhkan bahasa dalam bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di lingkungan formal. Bahasa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan juga karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan juga karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan juga karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi yang berjudul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan mediator utama dalam mengekspresikan segala bentuk gagasan, ide, visi, misi, maupun pemikiran seseorang. Bagai sepasang dua mata koin yang selalu beriringan,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PROGRAM BAHASA, SASTRA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY NASKAH PUBLIKASI

PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PROGRAM BAHASA,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs,

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK Mardianti, Tuti. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Siswa Kelas X AK 3

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2. Penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Pembaca

BAB II LANDASAN TEORI. 2. Penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Pembaca 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Pembaca dalam Tabloid Mingguan Bintang Nova dan Nyata Edisi September-Oktober 2000,

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk dapat berinteraksi dengan manusia lainnya, di samping itu bahasa dapat menjadi identitas bagi penuturnya.

Lebih terperinci

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI BAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI Kita kembali dulu melihat arus ujaran yang diberikan pada bab fonologi yang lalu { kedua orang itu meninggalkan ruang siding meskipun belum selesai}. Secara bertahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diberikan akal dan pikiran yang sempurna oleh Tuhan. Dalam berbagai hal manusia mampu melahirkan ide-ide kreatif dengan memanfaatkan akal dan pikiran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. gabungan kata morphe yang berarti bentuk, dan logos yang artinya ilmu. Chaer

BAB II KAJIAN TEORI. gabungan kata morphe yang berarti bentuk, dan logos yang artinya ilmu. Chaer BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Morfologi Morfologi merupakan suatu cabang linguistik yang mempelajari tentang susunan kata atau pembentukan kata. Menurut Ralibi (dalam Mulyana, 2007: 5), secara

Lebih terperinci

AFIKS PEMBENTUK VERBA BAHASA BUGIS DIALEK SIDRAP Masyita FKIP Universitas Tadulako ABSTRAK Kata kunci: Afiks, Verba, Bahasa

AFIKS PEMBENTUK VERBA BAHASA BUGIS DIALEK SIDRAP Masyita FKIP Universitas Tadulako ABSTRAK Kata kunci: Afiks, Verba, Bahasa AFIKS PEMBENTUK VERBA BAHASA BUGIS DIALEK SIDRAP Masyita FKIP Universitas Tadulako Masyita.laodi@yahoo.co.id ABSTRAK Kata kunci: Afiks, Verba, Bahasa Bugis, Sidrap. Fokus permasalahan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek pengajaran yang sangat penting, mengingat bahwa setiap orang menggunakan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi sesama manusia. Dengan bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa adalah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Pentingnya peranan bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang

Lebih terperinci

Proses Pembentukan Kata dalam Kumpulan Cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki Karya Djenar Maesa Ayu

Proses Pembentukan Kata dalam Kumpulan Cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki Karya Djenar Maesa Ayu Proses Pembentukan Kata dalam Kumpulan Cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki Karya Djenar Maesa Ayu Eighty Risa Octarini 1, I Ketut Darma Laksana 2, Ni Putu N. Widarsini 3 123 Program Studi Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati Abstrak. Penelitian ini menggambarkan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia terutama dalam segi struktur kalimat dan imbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

PROSES MORFOLOGIS KARANGAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN JURNAL ILMIAH

PROSES MORFOLOGIS KARANGAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN JURNAL ILMIAH PROSES MORFOLOGIS KARANGAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011-2012 JURNAL ILMIAH CLAUDI DOMINICO PANGGONING SALARASATI A310 080 057 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90,

BAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, karena dengan bahasa kita bisa berkomunikasi satu dengan yang lain. Keraf (2001:1) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI Nama : Irine Linawati NIM : 1402408306 BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI Fonem adalah satuan bunyi terkecil dari arus ujaran. Satuanfonem yang fungsional itu ada satuan yang lebih tinggi yang disebut

Lebih terperinci

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI Nama : TITIS AIZAH NIM : 1402408143 LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI I. MORFEM Morfem adalah bentuk terkecil berulang dan mempunyai makna yang sama. Bahasawan tradisional tidak mengenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Sarana paling utama. utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Sarana paling utama. utama adalah sebagai sarana komunikasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena dengan bahasalah manusia berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis. Di dalam komunikasi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dilakukan melalui bahasa atau tuturan yang diucapkan oleh alat

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dilakukan melalui bahasa atau tuturan yang diucapkan oleh alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia sangat erat hubungannya dengan berkomunikasi. Komunikasi dilakukan melalui bahasa atau tuturan yang diucapkan oleh alat indera yaitu mulut. Tanpa adanya

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Berbahasa Jawa dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ambal Tahun Pelajaran 2014/2015

Analisis Kesalahan Berbahasa Jawa dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ambal Tahun Pelajaran 2014/2015 Analisis Kesalahan Berbahasa Jawa dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ambal Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh : Mujilestari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa moedjilestari09@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditemukan hasil yang sesuai dengan judul penelitian dan tinjauan pustaka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditemukan hasil yang sesuai dengan judul penelitian dan tinjauan pustaka. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan tentang konsep, landasan teori dan tinjauan pustaka yang dipakai dalam menganalisis masalah dalam penelitian agar ditemukan hasil yang sesuai dengan judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Potensi ini hanya dapat digali dan dikembangkan serta dipupuk

Lebih terperinci

KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK

KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TENTANG WATAK ANGGOTA KELUARGA SKRIPSI

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TENTANG WATAK ANGGOTA KELUARGA SKRIPSI ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TENTANG WATAK ANGGOTA KELUARGA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Afiks dan Afiksasi Ramlan (1983 : 48) menyatakan bahwa afiks ialah suatu satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan, baik melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar kata dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa komponen yang berbeda. Proses pembentukan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang struktur kata dan cara pembentukan kata (Harimurti Kridalaksana, 2007:59). Pembentukan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya untuk media cetak, media sosial maupun media yang lainnya. Bahasa kini dirancang semakin

Lebih terperinci

BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN

BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN 2010-2011 Vania Maherani Universitas Negeri Malang E-mail: maldemoi@yahoo.com Pembimbing:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia sudah tidak bisa ditahan lagi. Arus komunikasi kian global seiring berkembangnya

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013 ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013 ARTIKEL PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya, beberapa bahasa di dunia, dalam penggunaannya pasti mempunyai kata dasar dan kata yang terbentuk melalui suatu proses. Kata dasar tersebut

Lebih terperinci

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL Rahmi Harahap Program Studi S-1 Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Abstract Research on the structural

Lebih terperinci

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd KOMPOSISI BERUNSUR ANGGOTA TUBUH DALAM NOVEL-NOVEL KARYA ANDREA HIRATA Sarah Sahidah Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan hubungan maknamakna gramatikal leksem anggota tubuh yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Bahasa juga merupakan alat untuk berkomunikasi sehari-hari dan menjadi jembatan dalam bersosialisasi dengan manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, digunakan baik sebagai bahasa pengantar sehari-hari ataupun bahasa pengantar di lingkungan formal seperti bahasa pengantar sekolah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam. Bahasa Karo, merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam. Bahasa Karo, merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam pembentukan dan pengembangan bahasa Indonesia. Sebelum mengenal bahasa Indonesia sebagian besar bangsa Indonesia

Lebih terperinci

KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257

KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257 KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI - 13010113140096 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257 1. INTISARI Semiotika merupakan teori tentang sistem

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PROSES MORFOLOGIS BAHASA KANGEAN DAN BAHASA INDONESIA SKRIPSI. Oleh: Ummu Atika

ANALISIS KONTRASTIF PROSES MORFOLOGIS BAHASA KANGEAN DAN BAHASA INDONESIA SKRIPSI. Oleh: Ummu Atika ANALISIS KONTRASTIF PROSES MORFOLOGIS BAHASA KANGEAN DAN BAHASA INDONESIA SKRIPSI Oleh: Ummu Atika 201010080311056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa selain bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa selain bersifat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk individu sekaligus makhluk sosial. Untuk memenuhi hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa merupakan alat

Lebih terperinci

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) PERILAKU BENTUK VERBA DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS SISWA SEKOLAH ARUNSAT VITAYA, PATTANI, THAILAND

Lebih terperinci

ANALISIS AFIKSASI DALAM ALBUM RAYA LAGU IWAN FALS ARTIKEL E-JOURNAL. Muhammad Riza Saputra NIM

ANALISIS AFIKSASI DALAM ALBUM RAYA LAGU IWAN FALS ARTIKEL E-JOURNAL. Muhammad Riza Saputra NIM ANALISIS AFIKSASI DALAM ALBUM RAYA LAGU IWAN FALS ARTIKEL E-JOURNAL Muhammad Riza Saputra NIM 100388201040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KESALAHAN PENULISAN AFIKS DALAM PARAGRAF KARYA SISWA KELAS VII SMPN 3 SITUBONDO SKRIPSI. Oleh : Nuarisky Dwi Hariyanti

KESALAHAN PENULISAN AFIKS DALAM PARAGRAF KARYA SISWA KELAS VII SMPN 3 SITUBONDO SKRIPSI. Oleh : Nuarisky Dwi Hariyanti KESALAHAN PENULISAN AFIKS DALAM PARAGRAF KARYA SISWA KELAS VII SMPN 3 SITUBONDO SKRIPSI Oleh : Nuarisky Dwi Hariyanti 070210402023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majalah merupakan salah satu sumber data yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian. Sudah sering sekali majalah dicari para peneliti untuk dikaji segi

Lebih terperinci

PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT AR-RUM

PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT AR-RUM PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT AR-RUM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Progdi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Disusun Oleh: LOTARI

Lebih terperinci

INFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU

INFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU INFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU Oleh: Ida Satriyani Kasran Ramsi ABSTRAK Masalah pokok dalam penelitian ini adalah apa sajakah afiks infleksi dalam bahasa Kulisusu, dalam hal ini meliputi pembagian afiks

Lebih terperinci

REDUPLIKASI DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA HAMKA

REDUPLIKASI DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA HAMKA 1 REDUPLIKASI DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA HAMKA Reka Maryansih 1, Charlina 2, Hermandra 3 rekamaryansih12@yahoo.com.charlinahadi@yahoo.com. hermandra2312@gmail.com No.Hp.082283067585

Lebih terperinci

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak Rina Ismayasari 1*, I Wayan Pastika 2, AA Putu Putra 3 123 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media cetak tergolong jenis media massa yang paling populer. Yeri & Handayani (2013:79), menyatakan bahwa media cetak merupakan media komunikasi yang bersifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul skripsi ini. Hasil penelitian ini akan dipertanggung jawabkan,

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA KATA BAHASA JAWA PADA JUDUL ARTIKEL KORAN SOLOPOS

ANALISIS MAKNA KATA BAHASA JAWA PADA JUDUL ARTIKEL KORAN SOLOPOS ANALISIS MAKNA KATA BAHASA JAWA PADA JUDUL ARTIKEL KORAN SOLOPOS EDISI NOVEMBER 2013- FEBRUARI 2014 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA Munirah Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar munirah.

Lebih terperinci