Oleh Fadiansyah Achmad Nurullah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh Fadiansyah Achmad Nurullah"

Transkripsi

1 PERSEPSI PEROKOK TERHADAP GAMBAR SERAM PADA KEMASAN ROKOK (Studi Pada Mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2015) Skripsi Oleh Fadiansyah Achmad Nurullah FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020

2 ABSTRAK PERSEPSI PEROKOK TERHADAP GAMBAR SERAM PADA KEMASAN ROKOK (Studi Pada Mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2015) Oleh Fadiansyah Achmad Nurullah Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang paling sering kita jumpai di kalangan masyarakat di Indonesia. Meskipun masyarakat sudah mengetahui tentang bahaya merokok namun karena rasa ingin tahu dan kecanduan membuat pelaku perokok ingin selalu mengkonsumsinya, meskipun di dalam kemasan rokok sudah diberikan peringatan dan gambar-gambar yang berkaitan tentang bahaya dari merokok tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi perokok terhadap pesan gambar peringatan pada kemasan rokok dalam meningkatkan kesadaran tentang bahaya merokok. Metode yang digunakan peneliti adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis data kualitatif. Sumber data diperoleh dari data primer dan sekunder yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam peneltiain ini adalah teori S-O-R (Stimulus, Organism, Respon). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa persepsi perokok terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok secara umum sudah positif namun dari perokok itu sendiri yang belum bisa berhenti merokok dan masih terpengaruh oleh lingkungan yang masih banyak perokok, justru persepsi orang lebih tertarik dengan melihat orang merokok daripada melihat pesan peringatan bahaya merokok di setiap kemasan rokok. Kata kunci: persepsi, perokok, gambar kemasan rokok, teori SOR

3 ABSTRACT SMOKING PERCEPTION OF SCREEN PICTURES ON CIGARETTE PACKAGING (Study of Lampung University Students of Social and Political Sciences Faculty Communication Department Force 2015) By Fadiansyah Achmad Nurullah Smoking is one of the habits that we encounter most often among the people in Indonesia. Even though people already know about the dangers of smoking, because of curiosity and addiction make smokers want to always consume it, even though the cigarette packaging has been given warnings and pictures relating to the dangers of smoking. This study aims to determine smokers' perceptions of warning picture messages on cigarette packages in raising awareness about the dangers of smoking. The method used by researchers is a descriptive research method with qualitative data types. Sources of data obtained from primary and secondary data conducted by observation, interviews and documentation. The theory used in this study is the S-O-R theory (Stimulus, Organism, Response). Based on the results of the study found that smokers' perceptions of the message of the dangers of smoking on cigarette packs in general are positive but from smokers themselves who have not been able to stop smoking and are still affected by the environment that is still a lot of smokers, in fact people's perceptions are more interested in seeing people smoke than seeing the message warning of the dangers of smoking on every cigarette packaging. Keywords: perception, smoker, picture of cigarette packaging, SOR theory

4 PERSEPSI PEROKOK TERHADAP GAMBAR SERAM PADA KEMASAN ROKOK (Studi Pada Mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2015) Oleh Fadiansyah Achmad Nurullah Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI Pada Pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020

5 Judul Skripsi Nama Mahasiswa : Persepsi Perokok Terhadap Gambar Seram Pada Kemasan Rokok Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2015 : Fadiansyah Achmad Nurullah Nomor Pokok Mahasiswa : Program Studi Fakultas : Ilmu Komunikasi : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing Drs. Sarwoko, M.Si. NIP Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Dhanik Sulistyarini, S.Sos.,MComn&MediaSt NIP

6 MENGESAHKAN 1. Tim Penguji Ketua : Drs. Sarwoko, M.Si.. Penguji : Dhanik Sulistyarini, S.Sos.,MComn&MediaSt.. 2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dr. Syarief Makhya., M.Si NIP Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 23 Januari 2020

7 SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Fadiansyah AN NPM : Jurusan : Ilmu Komunikasi Alamat Rumah : Perum Polri Rajabasa Blok C No 25 Bandar Lampung No.HP : Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi saya yang berjudul Persepsi Perokok Terhadap Gambar Seram Pada Kemasan Rokok Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2015 adalah benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat (milik orang lain) ataupun dibuatkan oleh orang lain. Apabila di kemudian hari hasil penelitian/skripsi saya, ada pihak-pihak yang merasa keberatan maka saya akan bertanggungjawab sesuai dengan peraturan yang berlaku. Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak-pihak manapun. Bandar Lampung, 15 Januari 2020 Yang membuat pernyataan, Fadiansyah AN NPM

8 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengkap Fadiansyah Achmad Nurullah, Lahir di Bandar Lampung, tanggal 8 Juni Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Rachmad Edison dan Ibu Siti Nurlaela. Penulis memiliki satu saudari Farah Nurma Puspita sari dan saudara Farrel Mecca Achmad Nurullah.Penulis menyelesaikan pendididkan taman kanak kanak Al kautsar Bandar Lampung pada tahun Sekolah dasar diselesaikan di SD Al Kautsar pada tahun 2006.SMP diselesaikan di Al Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2008 dan SMA diselesaikan di SMA Al Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun 2012 dan penulis melanjutkan kuliah di jurusan diploma Hubungan masyarakat Universitas Lampung dan menyelesaikan sttudi pada tahun 2016 dan melanjutkan ke Jurusan Ilmu Komunikasi Melalui Jalur Konfersi Jurusan. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Bakauheni pada tahun Kemudian peneliti melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Media Online Duajurai.co pada tahun 2018.

9 MOTTO Jadikan Kehidupan Yang Selalu Diberkahi Oleh ALLAH SWT

10 PERSEMBAHAN Kupersembahkan Karya Tulis ini Untuk Kedua Orang Tuaku Yang Telah Berpulang Terima Kasih ku Tidak Akan Pernah Cukup Dan Takkan Bisa menggantikan Pemberian yang Selama Aku hidup dari Kecil Hingga Sekarang Dan Kalau Bukan Karena Kalian Aku bisa Berdiri dan Memahami Dan Bisa Mengerti Bagaimana Kehidupan Sesungguhnya. TERIMA KASIH

11 SANWACANA Alhamdulillahi robbil alamin, Puji syukur saya kepada Allah SWT atas rahmat dan berkahnya yang telah memberikan kemampuan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad rasul-nya. Skripsi dengan Judul Persepsi Perokok Terhadap Gambar Seram Pada Kemasan Rokok Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2015 Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas Lampung. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kesulitan. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan tepat waktu. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan menyampaikan rasa terimakasih kepada: 1. Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan karunianya, penulis dapat diberikan kemudahan olehnya. Penulis juga sangat bersyukur atas kesehatan dan kesempatan, sehingga penulis dilancarkan dalam segala urusan untuk menyelesaikan skripsi ini.

12 2. Kedua Orang Tua Saya Yang Sudah Berpulang Bapak Rachmad Edison Dan Ibu Siti Nurlaela dan kedua kakak ber adik saya Farah Nurma Puspita Sari dan Farrel Mecca Achmad Nurullah 3. Kepada Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si. 4. Kepada Bapak Drs Sarwoko M.Si. sebagai dosen pembimbing yang tidak henti hentinya memberikan saya motivasi dan sekaligus membimbing saya untuk bisa menyelesaikan skripsi ini terimakasih telah meluangkan banyak waktunya, tenaga, serta pikiran dan juga memberikan banyak sekali masukan dan saran yang sangat berharga, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 5. Ibu Dhanik Sulistyarini, S.Sos, Mcomn&MediaSt selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, dan sekaligus menjadi dosen pembahas terimakasih untuk segala keikhlasannya mendidik dan membantu selama ini. 6. Dr Ibrahim Besar S.Sos,M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis. 7. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Lampung, terima kasih atas ilmu, wawasan serta semua kebaikan yang telah kalian berikan. 8. Untuk seluruh teman teman dihidup saya yang memberikan motivasinya, untuk kalian semua terima kasih.

13 Semoga Allah SWT selalu memberikan nikmat dan ridho-nya untuk kita semua dalam hidup ini. Akhir kata, penulis berharap semoga penelitian ini bisa bermanfaat dan memberikan keluasan ilmu bagi semua pihak yang telah membantu. Terima kasih banyak untuk segala bentuk do a dan dukungan yang kalian berikan. Semoga dari yang telah di tulis dapat memberikan ilmu yang bermanfaat dan barokah untuk semua. Amin, Bandar Lampung, Januari 2020 Penulis, Fadiansyah AN

14 i DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR BAGAN... iv DAFTAR TABEL... v I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Penelitian... 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dasar Teori Persepsi Pengertian Persepsi Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Pengertian Mahasiswa Peringatan Bahaya Merokok Pengertian Rokok Bahaya Rokok Peringatan Bahaya Merokok Kandungan Berbahaya Dalam Sebatang Rokok Stimulus Organism Response (SOR) Pictorial Health Warning (Peringatan Kesehatan Bergambar) Kerangka pikir Pengetahuan Sikap Perilaku III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Lokasi Penelitian Sumber Data Penentuan Informan Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Teknik Keabsahan Data... 38

15 ii IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Mahasiswa Perokok Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Profil Informan Hasil Wawancara Pembahasan VI. PENUTUP 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSAKA LAMPIRAN

16 iii DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kanker Mulut Gambar 2. Kanker Tenggorokan Gambar 3. Kanker Paru - Paru Gambar 4. Bahaya Merokok di Depan Anak... 17

17 iv DAFTAR BAGAN Bagan 1. Skema Komunikasi Teori SOR Bagan 2. Kerangka Pikir... 31

18 v DAFTAR TABEL Tabel 5.1. Profil Informan Tabel 5.2. Hasil Wawancara dengan Informan Pada Aspek Pengetahuan Tabel 5.3. Hasil Wawancara dengan Informan Pada Aspek Sikap Tabel 5.4. Hasil Wawancara dengan Informan Pada Aspek Perilaku Tabel 5.5. Kesimpulan Persepsi Informan Terhadap Gambar Seram Pada Kemasan Rokok... 61

19 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebiasaan warga dalam merokok di Indonesia memang sudah sangat memprihatinkan. Setiap saat kita dapat menjumpai masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar. Padahal, berbagai penelitian dan kajian yang telah dilakukan menunjukan bahwa rokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan para perokok, asap rokok juga sangat berbahaya apabila di hirup oleh orang orang yang berada di sekitarnya, asap rokok yang dihisap juga berbahaya apabila di hirup oleh orang yang berada disekitarnya, asap rokok yang dihisap si perokok disebut dengan asap utama dan asap yang keluar dari ujung rokok yang terbakar terhisap oleh orang sekitar (perokok pasif) disebut asap sampingan. Rokok dibagi menjadi dua, ada rokok kretek non filter dan dengan filter. Kretek yang non filter tanpa saus tambahan cengkeh, cerutu, klobot dan lintingan mesin, sedangkan kretek dengan filter berisi semacam gabus yang berfungsi menyaring nikotin dari pembakaran tembakau dan cengkeh bahkan sebagian penelitian menunjukan bahwa para perokok pasif memiliki resiko kesehatan lebih tinggi dari pada perokok itu sendiri (Aditama, 1997).

20 2 Penyakit-penyakit mulai dari menderita batuk hingga kanker paru-paru mengancam para perokok aktif maupun pasif. Rokok adalah benda yang mengeluarkan polusi bagi kesehatan paru-paru dan jantung manusia, banyak orang beranggapan bahwa asap rokok yang dihisap akan memberikan kenikmatan tapi disisi lain satu hisapan pada rokok akan mengakibatkan ancaman yang berbahaya bagi kesehatan mereka. Tapi seakan-akan perokok aktif tidak menghiraukan bahaya atau ancaman apa yang akan ditimbulkan dari rokok yang mereka hisap terhadap kesehatan mereka. Dikalangan mahasiswa pun banyak sekali yang mengkonsumsi rokok, yang seharusnya mereka sudah mempunyai pengetahuan akademik yang tinggi dan lebih paham apa arti kesehatan, lebih mengerti mengenai berbahayanya rokok, tapi merekapun masih tetap saja untuk mengkonsumsi rokok. Diusia yang masih muda seharusnya para perokok di kalangan mahasiswa lebih memperhatikan betapa pentingnya kesehatan bagi hidup mereka, karena merekalah generasi penerus bangsa dimasa yang akan datang. Upaya untuk menyandarkan pecandu rokok supaya dapat meninggalkan kebiasaan buruknya memang tidak mudah. Banyak hal telah dilakukan, mulai dari kampanye bahaya rokok bagi kesehatan hingga penerapan aturan tentang pencantuman dalam peringatan tertulis bahayanya di kemasan. Meskipun banyak sekali dampak yang membahayakan bagi pecandu rokok akan tetapi para pecandu rokok tidaklah jera, padahal dikemasan rokok sudah diperingatkan bahwa Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impoten, gangguan kehamilan dan janin akan tetapi peringatan tersebut seakan tidak pernah dihiraukan oleh pecandu rokok. Bahkan sekarang ini ada peringatan yang baru yaitu Merokok membunuhmu yang bahkan tidak dihiraukan

21 3 juga akan bahaya mengerikan tersebut oleh para pecandu rokok (Tribunnews.com, 2015). Menurut data WHO, Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India. Peningkatan konsumsi rokok berdampak pada makin tingginya beban penyakit akibat rokok dan bertambahnya angka kematian akibat rokok. Tahun 2030 diperkirakan angka kematian perokok di dunia akan mencapai 10 juta jiwa dan 70% di antaranya berasal dari negara berkembang ( 2019). Berdasarkan data Riskesdas 2018 jumlah perokok di Indonesia terus meningkat, yakni dari jumlah perokok di atas 15 tahun sebanyak 33,8 persen, didapatkan 62,9 persen perokok laki-laki dan 4,8 persen perokok perempuan, serta di antaranya merupakan perokok aktif usia muda ( 2019). Tidak hanya itu, menurut studi yang dilakukan Sekolah Kajian Startejik dan Global Pusat Kajian Jaminan Nasional Universitas Indonesia terhadap responden, baik perokok aktif maupun pasif pada 1-31 Mei 2018 ditemukan sebanyak 33,03 persen pemuda usia tahun yang menjadi perokok aktif, disusul oleh usia 39 tahun sebanyak 41,75 persen. Sementara perokok paling aktif berada pada usia tahun dengan persentase 44,75 persen ( 2019). Peningkatan prevalensi rokok ini menunjukkan adanya ketidaksesauian antara data lapangan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019 yang menargetkan penurunan prevalensi perokok menjadi 5,2 persen. Hal tersebut juga tidak jauh berbeda dengan kondisi yang terjadi di Lampung. Data dari Dinas Kesahatan Provinsi Lampung menunjukkan bahwa prevalensi usia tahun menjadi perokok aktif meningkat 30% selama tiga tahun terakhir.

22 4 Peningkatan jumlah perokok secara signifikan menyebabkan banyaknya penyakit tidak menular yang bermunculan ditengah masyarakat. Hal ini pun menunjukkan bahwa rokok dapat menimbulkan banyak permasalahan terutama masalah kesehatan. Peringatan lainnya yang terus pemerintah upayakan adalah dengan melalui peringatan kesehatan bergambar (Pictorial Health Warning). Peringatan itu divisualisasikan melalui gambar-gambar seram yang menunjukan efek samping dari aktivitas merokok sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap kesehatan masyarakat. Meski begitu, perokok aktif seakan tidak menghiraukan bahaya atau ancaman apa yang akan ditimbulkan dari rokok yang mereka hisap terhadap kesehatan mereka. Mereka cenderung mengabaikan peringatan-peringatan yang telah diinformasikan, salah satunya melalui gambar seram yang ada dikemasan rokok itu sendiri, penelitian ini akan dilakukan dikampus Universitas Lampung lebih mengacu kepada mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2015 untuk memastikan terdapat juga mahasiswa yang merupakan perokok aktif mengingat mahasiswa adalah masyakarat yang juga berusia muda karena rokok sekarang sudah dikonsumsi tidak hanya kalangan masyakarat yang berusia dewasa namun masyarakat yang berusia muda tepatnya mahasiswa juga terdapat yang sudah mengkonsumsi rokok karena mengingat tingginya intesitas perokok pada mahasiswa Jurusan Ilmu komunikasi angkatan 2015 itu karena dimana saja saat dikampus dan merokok bersama teman yang berada dilingkungan kampus. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui persepsi perokok pada mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2015, untuk mengetahui faktor faktor penyebab yang mendorong mahasiswa mengkonsumsi rokok, serta alasan

23 5 mahasiswa masih tetap merokok walaupun sudah mengetahui bahaya merokok bagi kesehatan. Peneliti berharap, dengan mengetahui informasi ini para masyarakat umum dan para mahasiswa dapat mengurungkan niatnya untuk mengkonsumsi rokok, atau bahkan berhenti merokok mengingat banyaknya timbul penyakit-penyakit yang berbahaya yang disebabkan mengkonsumsi rokok, kecenderungan mahasiswa komunikasi banyak berhubungan dengan dunia kreatif digital seperti pembuatan iklan, membuat desain grafis dan berbagai jenis hal yang berhubungan dengan pembuatan objek visual dan digital, alasan peneliti memilih mahasiswa komunikasi karena mereka sudah banyak mempelajari materi tentang periklanan dan juga mereka juga terdapat mata kuliah yang berhubungan dengan psikologi komunikasi yang dimana biasanya mempelajari juga tentang bagaimana seseorang harus bisa berpersepsi sesuai dengan psikologi masing masing dengan adanya hal yang bisa diperlihatkan ditelevisi itu bisa membuat mereka menimbulkan persepsi negatif atau positif terhadap gambar seram yang terdapat dikemasan rokok dan juga dimana sesuai dengan teori yang peneliti lakukan maka pengamatan mereka yang terus menerus melihat gambar seram dalam peringatan bahaya merokok dapat memberikan sebuah persepsi dari dirinya sendiri Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi perokok terhadap pesan gambar seram peringatan pada kemasan rokok?

24 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi perokok terhadap pesan gambar peringatan pada kemasan rokok dalam meningkatkan kesadaran tentang bahaya merokok Manfaat Penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi penelitian mengenai persepsi perokok terhadap gambar seram pada kemasan rokok. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan edukasi kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Lampung mengenai bahaya yang ditimbulkan akibat rokok. 2. Manfaat Praktis Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai bahan informasi bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Lampung untuk lebih dapat mengetahui tentang bahaya yang ditimbulkan akibat merokok.

25 Batasan Penelitian Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Perokok aktif dengan intensitas tinggi tidak bisa sehari tidak merokok 2. Ruang lingkup penelitian dilakukan kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2015 Universitas Lampung. 3. Persepsi mahasiswa perokok aktif terhadap gambar seram pada kemasan rokok. 4. Dampak gambar seram pada kemasan rokok terhadap tingkat konsumsi rokok. 5. Perubahan tingkat intensitas jumlah konsumsi rokok akibat gambar seram pada kemasan rokok. 6. Tingkat kesadaran perokok terhadap bahaya merokok.

26 8 II. TINJAUAN PUSAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tentu tidak terlepas dari hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan di berbagai tempat. Penelitian terdahulu digunakan sebagai perbandingan, referensi, dan kekuatan akan kajian yang dibahas. Berikut merupakan perbandingan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Aji Putra Pangestu 2016, melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Penggunaan Gambar Seram Pada Kemasan Rokok Terhadap Remaja Untuk Tidak Merokok. Penelitiannya mengungkapkan pengaruh gambar seram pada kemasan rokok terhadap sikap remaja untuk tidak merokok. Persamaan yang ada dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama meneliti mengenai gambar seram. Sementara untuk perbedaannya, penelitian Pangestu membahas mengenai pengaruhnya terhadap sikap remaja untuk tidak merokok, sedangkan penelitian ini terfokus untuk mengetahui persepsi perokok terhadap gambar seram yang ada pada kemasan rokok. Kemudian Daisy 2006, juga melakukan penelitian tentang Hubungan Penyampaian Informasi Kebijakan Dilarang Merokok di Universitas Kristen Petra Melalui Papan Sign Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Tidak Merokok di Lingkungan Kampus. Dari hasil penelitian yang diperoleh adalah peneliti menyimpulkan dari

27 9 100 responden menunjukan bahwa belum ada hubungan signifikan antara penyampaian informasi Dilarang Merokok di universitas Kristen Petra melalui papan sign dengan minat mahasiswa untuk tidak merokok dilingkungan kampus. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan jawaban responden yang sebesar 76% masih merokok di lingkungan kampus. Selanjutnya, Rini Nurmalia Mandasari 2008, Melakukan penelitian yang berjudul Sikap Khalayak Terhadap Identitas Perusahaan dan Pengaruhnya Pada Citra Perusahaan. Dari hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa identitas perusahaan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembentukan citra perusahaan. Dan penelitian ini membuktikan bahwa Corporate Identity Models yang dikemukakan oleh Allesandri memang terbukti benar, yaitu identitas perusahaan memiliki pengaruh terhadap citra perusahaan Dasar Teori Persepsi Pengertian Persepsi Secara bahasa, kata persepsi berasal dari bahasa Inggris Perception yang artinya penglihatan, perasaan, dan penangkapan. Sementara dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia popular, persepsi memiliki pengertian sebagai tanggapan dari sesuatu yang dilihat atau didengar, atau dapat pula bermakna sebagai proses pengamatan tentang sesuatu objek dengan menggunakan panca indera (Mardijanto, 1996:481). Dalam kamus istilah konseling dan terapi, Persepsi dimaknai sebagai hal yang

28 10 menunjuk pada suatu kesadaran tunggal yang timbul dari proses pengindraan saat tampilnya suatu stimulus (Mappiare, 2006). Dari pengertian persepsi dari segi bahasa, selanjutnya akan dijelaskan mengenai pengertian persepsi dari segi istilah yang dikemukakan oleh para pakar dalam beberapa literature yang peneliti dapatkan. Persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran, perabadan juga sebagainya). Sebaliknya, alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi (Sarwono, 2002). Persepsi adalah bagaimana kita melihat dunia sekitar kita. Secara formal, persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses, dengan cara seseorang menyeleksi, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan stimulus dalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh (Simamora, 2002:102). Persepsi adalah suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan sensori mereka untuk member arti pada lingkungan mereka (Stephen, 2002). Menurut pendapat David Krech disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses kognitif yang kompleks dan menghasilkan suatu gambar unik tentang kenyataan yang barangkali sangat berbeda dengan kenyataannya. Menurut Thoha (2005), persepsi adalah suatu proses aktif setiap orang memperhatikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan semua pengalamannya secara selektif, Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih,mengorganisasikan dan juga dapat menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita (Udai, 1996). Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran

29 11 (interpretasi) adalah inti dari persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi (Mulyana, 2009). Hal ini jelas nampak pada definisi yang dikemukakan oleh John R. Wenburg dan William W. Wilmot: Persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organism member makna. Deddy Mulyana, (2009), menjelaskan tentang beberapa makna persepsi yakni seperti yang dikutip dari Brian Fellows bahwa Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisis informasi. Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken menyatakan Persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan sekeliling lingkungan kita. Philip Goodacredan Jennifer Follers Persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk mengenali rangsangan. Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi dijelaskan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan suatu makna pada stimulus inderawi (Jalaluddin Rakhmat, 2009). Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci utama memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan sebuah penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi (Miftah Thoha, 2005).

30 Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Sejumlah faktor, bekerja untuk membentuk dan kadang memutar balik persepsi. Faktor-faktor ini dapat berada pada pihak pelaku persepsi (perceiver), dalam objeknya atau target yang dipersepsikan, atau dalam konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan. Ketika seorang individu melihat suatu sasaran dan berusaha menginterpretasi kenapa yang di lihat, interpretasi itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi individu yang melihat. Karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi meliputi sikap, kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman masalalu dan harapan (Stephen P, 2002). Sementara Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya menyatakan bahwa faktor yang sangat mempengaruhi persepsi adalah perhatian (Jalaluddin Rakhmat, 2009). Berikut ini hal apa saja menjadi faktor yang mempengaruhi persepsi a. Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda. b. Perhatian. Individu memerlukan sejumlah perhatian yang dikeluarkan untuk memfokuskan pada bentuk yang ada pada suatu obyek. Perhatian setiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek tersebut. c. Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak keinginan untuk berpersepsi. kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dapat dikatakan sebagai minat.

31 13 d. Kebutuhan yang searah. Faktor ini bisa dilihat melalui bagiamana seorang individu mencari pesan yang dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan kebutuhan dirinya. e. Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan berarti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian dulu untuk mengetahui suatu persepsi. f. Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, hal ini menunjukan bagaiman perasaan seseorang pada waktu yang tertentu dapat mempengaruhi bagaimana seseorang bisa berpersepsi Pengertian Mahasiswa Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institute dan universitas (Hartaji, 2012). Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi. Menurut Siswoyo mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo,Dwi, 2009). Menurut Yusuf Syamsu (2012) Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan ke rencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi. Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang

32 14 usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa ialah seorang peserta didik berusia 18 sampai 25 tahun yang terdaftar dan menjalani pendidikannnya di perguruan tinggi baik dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Sedangkan dalam penelitian ini, subyek yang digunakan ialah 2 mahasiswa yang berusia 23 tahun dan masih tercatat sebagai mahasiswa aktif Peringatan Bahaya Merokok Pengertian rokok Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), Rokok adalah suatu gulungan sebesar tembakau (kelingking orang dewasa) yang dibungkus (daun nipah, kertas). Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 menjelaskan Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rusticadan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dantar dengan atau tanpa bahan tambahan. Penelitian yang dilakukan para ahli memberikan bukti nyata adanya bahaya merokok bagi kesehatan si perokok dan bahkan pada orang disekitarnya (Aditama, 1997).

33 Bahaya Merokok Bahaya merokok dari laporan WHO juga menyebutkan beberapa penyakit dengan kebiasaan merokok, yaitu kanker paru, bronkitis kronik, dan emfisema, penyakit jantung iskemik dan penyakit kardiovaskuler lain, ulkus peptikum, kanker mulut, tenggorokan, kerongkongan, penyakit pembuluh darah otak dan gangguan janin dalam kandungan (Aditama, 1997). Rokok mengandung nikotinin halasi yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan tubuh. Rata-rata nikotin dalam satu batang rokok sebanyak 13,5 mg (Connolly dkk, 2000). Setiap jenis rokok mengandung jumlah nikotinyang berbeda-beda. Jenis rokok ultra light menghasilkan nikotin terin halasi paling sedikit karena hanya mengandung 0,4 mg nikotin. Jenis kretek menghasilkan kadar nikotin paling tinggi yaitu sebesar1,1mg. Jenis rokok light mengandung 0,8mg kadar nikotin. Namun sebuah studi menyebutkan hasil uji lab menunjukkan kadar nikotin pada rokok sebesar 1-2 mg. Diperkirakan terdapat bahan kimia dalam sebatang rokok dan juga 69 bahan diantaranya adalah zat yang dapat memicu kanker yaitu zat karsinogen serta terdapat pula zat beracun. Dari zat karsinogen tersebut 11 bahan diantaranya bersifat karsinogen pada manusia, 7 bahan mungkin bersifat karinogen pada manusia, dan 49 bahan bersifat karsinogen terhadap hewan dan juga bersifat karsinogen pada manusia Peringatan Bahaya Merokok Mencantumkan peringatan bahaya merokok pada setiap bungkus rokok dianggap perlu untuk memberi kesempatan pada calon pembeli agar menimbang-nimbang, apakah ia akan membeli barang yang jelas- jelas berbahaya bagi dirinya. Tulisan

34 16 peringatan itu bervariasi dari yang paling sederhana, yang hanya menuliskan merokok berbahaya bagi kesehatan sampai ke tulisan yang lebih rinci merokok dapat menyebabkan kanker paru, bronchitis kronik, penyakit jantung koroner dan gangguan pada janin dalam kandungan. Peraturan pemerintah indonesia nomor 19 tahun 2003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan menyebutkan, peringatan rokok adalah setiap keterangan mengenai rokok yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk lain yang disertakan pada rokok, dimasukan ke dalam, ditempelkan pada atau merupakan bagian kemasan rokok. Gambar 1. Kanker Mulut Gambar 2. Kanker Tenggorokan

35 17 Gambar 3. Kanker Paru Paru Gambar 4. Bahaya Merokok di Depan Anak Kandungan Berbahaya Dalam Sebatang Rokok 1. Asetaldehida Bahan ini biasa digunakan dalam lem. Asetaldehida diyakini sebagai karsinogen atau senyawa penyebab kanker oleh para ahli. Para ahli menduga bahwa senyawa ini kemungkinan memfasilitasi penyerapan bahan kimia berbahaya lainnya ke dalam tabung bronkial.

36 18 2. Aseton Aseton adalah bahan kimia yang mungkin sudah tak asing lagi bagi para wanita. Pasalnya, aseton kerap digunakan sebagai zat pelarut untuk menghapus kutek. Aseton adalah senyawa yang bisa mengiritasi mata, hidung, dan tenggorokan. Paparan jangka panjangnya juga bisa merusak hati dan ginjal. 3. Arsenik Aresenik adalah bahan yang umumnya banyak ditemukan dalam racun tikus dan pestisida. Sayangnya, ketika tanaman tembakau dibasmi dengan menggunakan pestisida yang mengandung arsenik, bahan ini juga akan terdapat di dalam asap rokok. 4. Acrolein Acrolein adalah salah satu bahan yang terkandung di dalam gas air mata. Kandungan rokok yang satu ini sangat beracun dan bisa mengiritasi mata serta saluran pernapasan bagian atas. Selain itu, zat ini juga bersifat karsinogen dan memiliki DNA mutagen. 5. Acrylonitrile Bahan kimia yang satu ini dikenal dengan nama lain sianida vynil. Para ahli percaya bahwa senyawa yang satu ini bisa menyebabkan kanker. Biasanya acrylonitrile banyak digunakan dalam pembuatan karet dan plastik.

37 19 6. Amonia Amonia adalah salah satu kandungan rokok yang bisa menyebabkan asma dan meningkatkan tekanan darah. Amonia biasanya banyak digunakan dalam bahan pembersih. 7. Benzene Benzene juga bersifat karsinogen untuk manusia dan bisa merusak sumsum tulang. Selain itu, benzene juga membahayakan organ reproduksi Anda serta menurunkan jumlah sel darah merah dalam darah Anda. Benzene merupakan senyawa yang menyebabkan beberapa jenis kanker termasuk leukimia. 8. Benzo [a] pyrene Bahan kimia yang satu ini biasanya ditemukan dalam residu hasil distilasi tar sebagai produk sampingan dari pembuatan batu bara. Senyawa yang satu ini termasuk karsinogen penyebab kanker paru-paru dan kulit. Selain itu, paparan bahan kimia yang satu ini juga bisa merusak kesuburan. 9. Butyraldehyde Bahan kimia yang satu ini memengaruhi lapisan paru dan hidung. Senyawa ini biasanya digunakan dalam pelarut dan bisa mengiritasi saluran pernapasan. 10. Kadmium Kadmium adalah senyawa yang dikenal sebagai karsinogen. Senyawa ini bisa merusak otak, ginjal, dan hati. Kadmiun banyak digunakan sebagai pelapis logam nonkorosif dan bahan pembuat baterai.

38 Katekol Katekol merupakan kandungan rokok yang bisa meningkatkan tekanan darah dan mengiritasi saluran pernapasan bagian atas. Selain itu, katekol juga bisa menyebabkan dermatitis atau peradangan pada kulit. Katekol biasanya digunakan sebagai antioksidan dalam minyak, tinta, dan pewarna. 12. Kromium Kromium bisa menyebabkan kanker paru-paru jika terpapar terlalu lama. Kromium itu sendiri biasanya digunakan dalam perawatan kayu, pengawet kayu, dan pelapis logam. Biasanya orang yang pekerjaannya mengelas berisiko tinggi terpapar kromium dalam jumlah besar. 13. Kresol Kresol merupakan salah satu kandungan yang ada di dalam rokok dan banyak digunakan sebagai desinfektan, pengawet kayu, dan pelarut. 14. Krotonaldehyde Krotonaldehyde merupakan senyawa yang mengacaukan sistem kekebalan tubuh manusia. Selain itu, senyawa yang satu ini juga bisa menyebabkan perubahan pada kromosom. 15. Formaldehyde Formaldehyde adalah senyawa yang banyak digunakan dalam kayu lapis, papan serat, dan papan partikel. Namun, formaldehyde dapat menyebabkan kanker hidung, merusak sistem pencernaan, kulit, dan paru-paru.

39 Hidrogen sianida Hidrogen sianida banyak dipakai dalam produksi plastik akrilik, resin, dan menjadi fumigan (pestisida yang mudah menguap). Hidrogen sianida bisa melemahkan paru-paru dan menyebabkan kelelahan, sakit kepala, dan mual. 17. Hidrokuinon Hidrokuinon biasanya banyak ditemukan dalam produk perawatan kulit. Namun, senyawa yang satu ini bisa menyebabkan cedera mata dan iritasi kulit. Selain itu, hidrokuinon memiliki efek merugikan pada sistem saraf pusat. Selain dalam kosmetik, hidrokuinon adalah senyawa kuat yang ditemukan dalam pernis, bahan bakar motor, dan cat. 18. Isoprena Isoprena adalah senyawa yang mirip dengan 1,3 butadiena. Senyawa ini bisa menyebabkan iritasi kulit, mata, dan selaput lendir. Isoprena banyak digunakan dalam pembuatan karet. 19. Timbal Timbal merusak saraf di otak, ginjal, dan sistem reproduksi manusia. Paparan timbal juga bisa menyebabkan masalah pada perut dan anemia. Timbal dikenal sebagai karsinogen yang sangat berbahaya bagi anak-anak. Biasanya timbal banyak digunakan dalam cat dan paduan logam.

40 Methyl Ethyl Ketone (MEK) MEK umumnya digunakan dalam pelarut. Akan tetapi, jika dihirup termasuk melalui rokok, kandungan bahan kimia ini bisa menekan sistem saraf, mengiritasi mata, hidung, dan tenggorokan. 21. Nikel Nikel bisa menyebabkan asma bronkial dan iritasi pernapasan bagian atas. Nikel juga dikenal sebagai zat penyebab kanker jika Anda terpapar terlalu banyak. 22. Fenol Fenol adalah zat yang sangat beracun dan berbahaya bagi sistem saraf pusat, kardiovaskular, pernapasan, ginjal, dan hati. Fenol banyak digunakan dalam bahan konstruksi. 23. Propionaldehyde Senyawa ini bisa mengiritasi sistem pernapasan, kulit, dan mata. Propionaldehyde banyak digunakan sebagai desinfektan. 24. Pyridine Pyridine adalah senyawa yang bisa mengiritasi mata dan saluran pernapasan bagian atas. Pyridine juga bisa menyebabkan kegugupan, sakit kepala, mual, dan kerusakan hati.

41 Quinoline Banyak digunakan untuk menghentikan korosi atau karat pada besi. Quinoline bisa menyebabkan iritasi mata yang parah yang berbahaya bagi hati dan menyebabkan mutasi genetik. 26. Resorcinol Paparan resorcinol di dalam rokok bisa mengiritasi mata dan kulit. Senyawa ini biasanya digunakan dalam banyak bahan perekat dan laminasi. 27. Styrene Styrene bisa mengiritasi mata, memperlambat refleks, dan menyebabkan sakit kepala. Selain itu, stylene juga meningkatkan risiko leukimia pada perokok. 28. Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) PAHS adalah sekelompok bahan kimia organik berbeda yang dibentuk oleh pembakaran senyawa organik yang tidak lengkap. Paparan PAHs yang tinggi di dalam rahim diduga bisa memicu pembentukan IQ yang rendah dan asma di masa kanak-kanak. Selain itu, senyawa ini juga bisa merusak DNA. 29. Toluene Toluene adalah bahan kimia yang banyak digunakan dalam pelarut. Namun selain itu, toluene juga termasuk salah satu kandungan bahan yang ada di dalam rokok. 30. Nikotin Nikotin adalah senyawa yang paling dikenal dalam rokok. Bagaimana tidak, nikotin merupakan senyawa yang membuat seseorang ingin terus merokok saat sudah

42 24 mencobanya. Perokok akan merasa sangat sulit untuk berhenti karena nikotin adalah zat adiktif yang memang sangat candu.nikotin termasuk obat yang bekerja dengan sangat cepat, Kandungan yang ada di dalam rokok ini akan mencapai otak dalam waktu 15 detik setelah dihirup. Tanpa kandungan nikotin di dalam rokok, seseorang mungkin tidak akan merasa terus ingin mengisapnya.selain dalam rokok, nikotin biasanya banyak digunakan sebagai insektisida. Paparan dalam jumlah yang cukup besar bisa menyebabkan seseorang muntah-muntah, kejang, dan depresi sistem saraf pusat. Selain itu, nikotin juga bisa merusak perkembangan janin yang ada di dalam kandungan. Oleh sebab itu, ibu hamil tidak diperbolehkan untuk merokok karena bisa membahayakan kesehatan ibu dan janin. 31. Tar Tar adalah istilah yang digunakan untuk bahan kimia beracun di dalam rokok. Ketika seseorang menghirup asap rokok, 70 persen tar akan tetap berada di paruparu. Tar adalah zat cokelat lengket yang terbentuk ketika tembakau mendingin dan mengembun. Untuk mengecek kandungan tar di dalam rokok, Anda bisa melakukan tes sederhana. Pertama-tama ambillah saputangan atau tisu bersih. Kemudian, isap rokok dan penuhi mulut dengan asap.setelah itu, embuskan napas ke saputangan atau tisu. Kemudian perhatikan, akan ada noda cokelat yang menempel. Sekarang bayangkan, jika setiap hari Anda merokok, ada berapa banyak noda cokelat lengket yang menempel di paru. Tar yang menumpuk di paru-paru bisa menyebabkan kanker.

43 Karbon monoksida Karbon monoksida adalah gas beracun yang tidak memiliki bau atau rasa. Tubuh biasanya akan sulit membedakan karbon monoksida dan oksigen. Akibatnya, karbon monoksida yang seharusnya diabaikan justru diserap ke dalam tubuh. Karbon monoksida sangat berbahaya karena bisa menurunkan fungsi otot dan jantung hingga menyebabkan kelelahan, kelemahan, dan pusing. Karbon monoksida bahkan sangat beracun untuk bayi yang masih berada di dalam kandungan, orang dengan penyakit paru, dan jantung. Dari berbagai kandungan rokok yang telah disebutkan, tak ada satupun yang punya manfaat untuk kesehatan. Sebaliknya, semuanya justru mengindikasikan pada masalah kesehatan yang fatal. Oleh karena itu, sayangilah tubuh Anda dengan cara berhenti merokok dimulai dari sekarang (Andini, 2018) Stimulus Organism Response (SOR) Teori S-O-R (Stimulus Organism Respon) yang dikemukakan oleh Houland, et. al pada tahun 1953 ini lahir karena adanya pengaruh dari ilmu psikologi dalam ilmu komunikasi. Hal ini bisa terjadi karena psikologi dan komunikasi memiliki objek kajian yang sama, yaitu jiwa manusia; yang meliputi sikap, opini, prilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Asumsi dasar teori S-O-R adalah bahwa penyebab terjadinya perubahan prilaku bergantung ada kualitas rangsangan (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Sebuah perubahan dalam masyarakat tidak dapat dilakukan tanpa adanya bantuan serta dorongan dari pihak luar, meskipun masyarakat tersebut menginginkan perubahan. Teori ini dapat diterapkan sebagai strategi untuk melakukan penyuluhan atau penyadaran masyarakat mengenai suatu

44 26 hal, misalnya penyadaran akan pentingnya gaya hidup sehat yang dilakukan pemerintah pada pemasangan label gambar seram pada kemasan rokok. Response yang ditimbulkan adalah reaksi terhadap stimulus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur dalam penelitian ini adalah ; 1. Gambar seram pada kemasan rokok (stimulus, S) 2. Mahasiswa yang merokok (organism, O) 3. Persepsi (Response, R) Apabila mempengaruhi perhatian individu dan timbul persepsi, stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dan stimulus tersebut berhasil mempengaruhi organisme lalu stimulus telah mendapat perhatian dari organisme maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya. Setelah itu organisme memperhatikan stimulus tersebut sehingga terjadi tindakan, akhirnya dengan dorongan maka individu akan menimbulkan sebuah persepsi. Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada stimulus yang berkomunikasi dengan organisme. Oleh karena itu relevansi penggunaan teori S-O-R dalam penelitian ini karena stimulus yang dimaksud adalah gambar seram yang tertera dikemasan rokok tersebut apakah bisa mempengerahui atau tidak para perokok aktif untuk bisa berhenti merokok, Organisme yang dituju adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2015 yang aktif merokok, Respon yang dimaksud adalah bagaimana persepsi yang ditimbulkan oleh gambar seram yang tertera pada kemasan rokok tersebut.

45 27 Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri adalah Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka akan mengerti stimulus ini dilanjutkan kepada proses berikutnya. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap). Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku). Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat seram pada kemasan rokok misalnya, merupakan sarana memperkenalkan hal buruk apa saja yang terjadi jika seseorang mengkonsumsi rokok kepada. Keberadaan gambar seram tersebut adalah upaya pemerintah untuk bisa menekan dan mengurangi perokok. Gambar seram tersebut menjadi peringatan yang menstimulus perokok agar bisa segera berhenti dari kebiasaan buruk merokok.

46 28 Secara substansi Gambar seram pada kemasan rokok memiliki kontribusi pada perokok yakni membuat persepsi tentang bagaimana pandangannya terhadap gambar seram tersebut. Akibatnya secara tidak langsung perokok telah melakukan proses serta mengingat pesan yang telah diterimanya. Kondisi ini tentunya sebagai upaya untuk bisa melihat bagaimana persepsi seorang perokok dan juga bisa sebagai cara atau bisa seseorang berhenti dari kebiasaan buruk merokok sebelum sakit sebagaimana kondisi penyakit yang tertera digambar seram tersebut. Gambar seram pada kemasan rokok merupakan stimulus yang akan ditangkap oleh organisme. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya organisme mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah organisme mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah persepsi. Dalam hal ini, persepsi terjadi ketika organisme adalah memang seorang perokok aktif. Pendekatan teori S-O-R lebih mengutamakan cara pemberian imbalan yang efektif agar komponen konasi dapat diarahkan pada sasaran yang dikehendaki. Sedangkan pemberian informasi penting untuk dapat berubahnya komponen kognisi. Komponen kognisi itu merupakan dasar untuk memahami dan mengambil keputusan agar dalam keputusan itu terjadi keseimbangan. Keseimbangan inilah yang merupakan system dalam menentukan arah dan tingkah laku seseorang. Dalam penentuan arah itu terbentuk pula motif yang mendorong terjadinya tingkah laku tersebut. Kontribusi Teori S-O-R dalam Gambar Seram Pada Kemasan rokok. Dilihat dari sudut pandang target sasaran, adalah perokok itu sendiri karena memang sudah

47 29 peraturan dari pemerintah untuk mencantumkan label gambar seram disetiap kemasan rokok (Brezuleani, 2011). Apabila digambarkan skema komunikasi model SOR adalah sebagai berikut ini : Stimulus: Gambar Seram Organisme : Para Perokok Aktif Respon : Persepsi Bagan 1. Skema komunikasi SOR Pictorial Health Warning Menurut badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) tahun 2009, pictorial health warning merupakan cara yang tepat dan sangat efektif yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan risiko kesehatan. Hal ini karena peringatan yang menggunakan gambar atau grafis di samping teks telah terbukti sangat efektif dalam memotivasi perubahan perilaku. Pictorial Health Warning juga sangat penting digunakan dalam mengkomunikasikan risiko kesehatan ke sejumlah besar orang di seluruh dunia yang tidak bisa membaca serta dapat mengurangi daya tarik kemasan rokok dan dengan demikian Pictorial Health Warning akan bertindak sebagai pencegah untuk pengguna baru. Pictorial Health Warning pada kemasan rokok telah diberlakukan diberbagai Negara, tentunya pada saat pertama kali Pemerintah menetapkan peraturan ini, banyak berbagai produsen rokok menentang karena mereka takut akan mengurangi pemasaran produk mereka, namun justru itulah tujuan dari diberlakukannya peraturan ini supaya dapat mengurangi konsumsi para perokok aktif diberbagai Negara (Cunningham, 2009).

48 Kerangka Pikir Penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana persepsi perokok aktif usia muda terkait gambar seram yang ada pada kemasan rokok. Hal ini disebabkan karena banyaknya perokok yang tidak berhenti meski sudah banyak terpapar gambar-gambar yang menginformasikan bahaya akan merokok pada kemasan rokok. Persepsi sendiri merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera kemudian diorganisasikan dan diinterprestasikan, sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diterima alat indera (Walgito, 2010). Penelitian ini akan dianalisis menggunakan teori SOR, Karena Perokok dapat menerima stimulus dari gambar seram yang tertera di kemasan rokok tersebut dan perokok sebagai organisme akan memberikan suatu respon dari yang dibutuhkan dengan adanya stimulan. Stimulan ini nantinya akan berpengaruh kepada aspek pengetahuan, sikap, dan perilaku apakah terjadi perubahan atau tidak. Berikut merupakan bagan kerangka pikir dalam penelitian ini.

Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia

Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia Posted by Kukuh Ibnu Prakoso. Category: Informasi, Kesehatan Setelah sebelumnya kita mengetahui betapa banyaknyamanfaat merokok yang tidak kita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetahuan 2.1.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN Disusun Oleh : MOHD ABI RAFDI 21040111130028 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012 BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Rokok adalah silinder dari kertas berukuran

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan jumlah perokok yang terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun. WHO mencatat jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok sudah menjadi kebudayaan di masyarakat sehingga kegiatan merokok ini dapat kita jumpai di banyak tempat. Padahal sebagian besar masyarakat sudah mengatahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rokok adalah salah satu zat adiktif yang apabila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Rokok merupakan hasil olahan tembakau terbungkus,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU Kesehatan No.23/1992). Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan salah satu dari sekian banyaknya masalah kesehatan masyarakat karena dapat menimbulkan berbagai penyakit bahkan kematian. Hampir semua orang tahu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan yang layak dan kesejahteraan penduduk merupakan tujuan pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MEROKOK 1. Pengertian Merokok adalah suatu bahaya untuk jantung kita. Asap rokok mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam sel darah merah. Merokok dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i BAB PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah i Rokok merupakan kata yang tidak asing lagi bagi masyarakat Bahkan, dewasa ini sejumlah remaja, sudah mulai menghisap lintingan tembakau yang disebut rokok

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara mengkonsumsinya), karena produk ini memberikan kepuasan kepada konsumen melalui asap (hasil pembakaran

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang paling sering di jumpai di kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kandungan Rokok Rokok dan asap rokok mengandung berbagai racun yang sangat berbahaya bagi kesehatan perokok maupun orang-orang disekitarnya. Setiap kali seseorang menghirup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan. ada dalam diri individu yang bersangkutan ( Sunaryo, 2004 ).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan. ada dalam diri individu yang bersangkutan ( Sunaryo, 2004 ). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsi Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi penyebab kematian terbanyak diseluruh dunia. Penyakit Tidak Menular (PTM) umumnya dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan salah satu bentuk perilaku yang umum terjadi di masyarakat Indonesia dan dilakukan setiap hari. Sekarang rokok dikonsumsi mulai dari usia remaja

Lebih terperinci

PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN

PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN Subagiono, Azdy Elfistoni, Armensyah, Nurlina, Suharsyah, Bahyu azri, Dendi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan salah satu bentuk perilaku yang ditemui dalam kehidupan di masyarakat dan dapat dijumpai di berbagai tempat seperti di tempat keramaian, jalanan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Paparan Asap Rokok Asap rokok mengandung sekitar 4.000 zat kimia seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NO), asam sianida (HCN), amonia (NH4OH), acrolein, acetilen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok Pengetahuan tentang merokok yang perlu diketahui antara lain meliputi definisi merokok, racun yang terkandung dalam rokok dan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh rokok.

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA DALAM HAL PERILAKU MEROKOK SISWA SMK SATRIA NUSANTARA BINJAI PADA TAHUN 2012

KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA DALAM HAL PERILAKU MEROKOK SISWA SMK SATRIA NUSANTARA BINJAI PADA TAHUN 2012 KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA DALAM HAL PERILAKU MEROKOK SISWA SMK SATRIA NUSANTARA BINJAI PADA TAHUN 2012 A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2. Umur : 3. Anak Ke

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok dan Merokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. (Kamus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak kandungan zat berbahaya di dalam rokok. Bahaya penyakit akibat rokok juga sudah tercantum dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan kegiatan yang masih banyak dilakukan oleh banyak orang, walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang menyatakan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS GAMBAR PERINGATAN KESEHATAN PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP MINAT PEROKOK (Studi Deskriptif Mahasiswa IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa) SKRIPSI

EFEKTIFITAS GAMBAR PERINGATAN KESEHATAN PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP MINAT PEROKOK (Studi Deskriptif Mahasiswa IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa) SKRIPSI 1 EFEKTIFITAS GAMBAR PERINGATAN KESEHATAN PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP MINAT PEROKOK (Studi Deskriptif Mahasiswa IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa) SKRIPSI Diajukan Oleh: AHMAD SOPIAN Mahasiswa Institut Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita temui di kehidupan sekitar kita. Merokok sudah menjadi salah satu budaya dan trend di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan kebiasaan yang dapat merusak kesehatan dan sudah dibuktikan oleh berbagai penelitian mengenai hubungannya dengan berbagai macam penyakit seperti kanker

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Merokok 2.1.1. Kandungan rokok Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian diisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temperatur pada sebatang rokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini banyak masalah yang harus diselesaikan oleh pemerintah serta masyarakat umum. Salah satu masalah yang sangat umum sekarang adalah meningkatnya

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang paling sering di jumpai di kalangan masyarakat. Kebiasaan merokok masyarakat dapat dijumpai di berbagai tempat seperti

Lebih terperinci

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1) BAB 1: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Lebih dari 70.000 artikel ilmiah telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan masyarakat dunia. Menurut laporan status global WHO (2016), perilaku merokok telah membunuh sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 miliar yang terdiri dari 47% pria, 12% wanita dan 41% anak-anak (Wahyono, 2010). Pada tahun 2030, jumlah

Lebih terperinci

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini jumlah perokok terus bertambah, khususnya di negaranegara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan masalah yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat karena dapat menimbulkan berbagai penyakit bahkan dapat menyebabkan kematian baik bagi

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun Oleh : DIMAS SONDANG IRAWAN J 110050028

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN DUKUNGAN PENERAPANNYA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN DUKUNGAN PENERAPANNYA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN DUKUNGAN PENERAPANNYA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA OLEH : TRIA FEBRIANI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sejak dini hingga akhir hayat. Pendidikan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sejak dini hingga akhir hayat. Pendidikan bertujuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang berarti saling membutuhkan satu sama lain atau tidak dapat hidup sendiri, serta makhluk hidup yang memiliki segala macam hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang Menyebabkan Merokok dan Kondisi Adiksi Perokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang Menyebabkan Merokok dan Kondisi Adiksi Perokok BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Faktor-faktor yang Menyebabkan Merokok dan Kondisi Adiksi Perokok Merokok adalah kebiasaan yang sering ditemui dalam kehidupan seharihari. Konsumsi rokok dapat kita temui pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan tersebut berlaku bagi masyarakat kelas ekonomi bawah dan kelas ekonomi atas. Kebiasaan merokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku adalah aktifitas nyata dan bisa dilihat dari setiap orang. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya. Rokok pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dihembuskan kembali sehingga mengeluarkan asap putih keabu-abuan. Perilaku merokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dihembuskan kembali sehingga mengeluarkan asap putih keabu-abuan. Perilaku merokok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan suatu produk hasil olahan dari tanaman tembakau yang dapat dikonsumsi dengan cara dibakar di salah satu ujungnya lalu dihisap melalui mulut dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Kemudian ada juga yang menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok dan Kandungan zat berbahaya dalam rokok Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi adalah salah satu kebutuhan mendasar dari manusia, melalui informasi orang dapat memperoleh tentang berbagai hal, dari berbagai informasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan masyarakat dunia karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia yang berumur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berskala menengah dan kecil (home industry) dan memproduksi rokok kretek.

BAB I PENDAHULUAN. berskala menengah dan kecil (home industry) dan memproduksi rokok kretek. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia terdapat lebih dari 100 produsen rokok, dimana kebanyakan berskala menengah dan kecil (home industry) dan memproduksi rokok kretek. Produsen rokok yang

Lebih terperinci

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang sangat lazim dilakukan orang dan sudah meluas di masyarakat. Meskipun hampir semua orang telah paham mengenai resiko

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dapat ditemui pada kalangan remaja (Fatimah, 2006). kimia yang akan menimbulkan berbagi penyakit (Partodiharjo, 2008).

I. PENDAHULUAN. dapat ditemui pada kalangan remaja (Fatimah, 2006). kimia yang akan menimbulkan berbagi penyakit (Partodiharjo, 2008). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok adalah suatu perilaku yang melibatkan proses membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok ataupun pipa. Perilaku merokok telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Rokok sudah dikenal manusia sejak 1.000 tahun sebelum Masehi. Sejak setengah abad yang lalu telah diketahui bahwa merokok dapat mengganggu kesehatan pada perokok itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan suatu masalah di dalam masyarakat yang dapat menimbulkan banyak kerugian baik dari segi sosial ekonomi maupun kesehatan bahkan kematian (Kementrian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah rokok merupakan pembicaraan yang selalu berkembang di dunia. Dari tahun ke tahun prevalensi perokok di dunia semakin meningkat. Jumlah perokok saat ini mencapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dengan Perilaku Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2015 A. KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

ROKOK DAN IKLAN ROKOK

ROKOK DAN IKLAN ROKOK BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap dan pengetahuan siswa SLTP Dharma Pancasila Medan tentang rokok dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan permasalahan terkait kebiasaan merokok yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah batang rokok

Lebih terperinci

2015 SIKAP TERHAD AP PICTORIAL HEALTH WARNING D AN INTENSI MEROKOK SISWA SMP D I KOTA BAND UNG

2015 SIKAP TERHAD AP PICTORIAL HEALTH WARNING D AN INTENSI MEROKOK SISWA SMP D I KOTA BAND UNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Merokok sudah menjadi hal yang lumrah dan sangat memprihatinkan karena fenomena ini sudah dianggap sebagai kebiasaan dan kewajaran. Bahkan untuk beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pandang, gaya hidup dan budaya suatu masyarakat, bahkan perseorangan.

BAB I PENDAHULUAN. pandang, gaya hidup dan budaya suatu masyarakat, bahkan perseorangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan pada bidang teknologi informasi, membuat arus informasi semakin mudah diakses oleh setiap individu dan kelompok yang membutuhkannya. Dengan demikian, informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian buruh Buruh adalah salah satu profesi pekerjaan yang diperintah dan dipekerjakan yang berfungsi sebagai salah satu komponen dalam proses produksi (ml.scribd.com).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan faktor resiko utama berbagai penyakit tidak menular, bahkan sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok. Merokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini jumlah perokok di dunia hampir 20% populasi dunia. Menurut The Tobacco Atlas (2012), sejak tahun 2002 hingga tahun 2011 ada sekitar 50 juta orang telah meninggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat merugikan baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Perilaku merokok saat ini merupakan kebiasaan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN ( Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 81 Tahun 1999 tanggal 5 Oktober 1999 ) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN I. Karakteristik Responden No responden : TAHUN 2012 Nama : Kelas : Umur : Uang saku : Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum. Saat ini kegiatan merokok adalah kebutuhan bagi sebagian orang, namun

BAB I PENDAHULUAN. umum. Saat ini kegiatan merokok adalah kebutuhan bagi sebagian orang, namun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu dan masyarakat dunia tahu bahwa merokok itu mengganggu kesehatan, dan masalah rokok pada hakikatnya sudah menjadi masalah nasional bahkan internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini ditambah dengan gencarnya iklan-iklan rokok yang mengidentikkan dengan kejantanan, kesegaran,

Lebih terperinci

[PP NO.19/2003 (PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN)] December 22, 2013

[PP NO.19/2003 (PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN)] December 22, 2013 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN Pertimbangan disusunnya PP No.19 tahun 2003 : a. Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Menurut Effendy (2003:255-256) teori Stimulus-organismresponses (S-O-R) adalah stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan. Stimulus dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini merokok sudah seperti budaya yang melekat di Indonesia. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan negara pengkonsumsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

BAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tembakau diperkirakan sudah digunakan sejak 100 tahun sebelum masehi oleh suku Aborigin di Amerika (Geiss 2007). Kemudian ketika, Columbus mendarat di benua Amerika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu kebiasaan yang sangat membahayakan bagi kesehatan, yang sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu kebiasaan yang sangat membahayakan bagi kesehatan, yang sampai saat ini masih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu kebiasaan yang sangat membahayakan bagi kesehatan, yang sampai saat ini masih merupakan masalah di kalangan generasi muda dan masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok telah membunuh 50 persen pemakainya, hampir membunuh enam juta orang setiap tahunnya yang merupakan bekas perokok dan 600.000 diantaranya adalah perokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara

BAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Waktu tidur yang dibutuhkan manusia di setiap tahapan umur berbedabeda. Pada mulanya, bayi yang baru lahir akan menghabiskan waktunya untuk tidur dan hanya akan terbangun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok nampaknya telah menjadi pemandangan sehari-hari, hampir di setiap tempat dapat kita jumpai di berbagai aktivitas, kantor, pusat perbelanjaan, jalan-jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah angka perokok di dunia terbilang sangat besar. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di dunia hampir 1 miliar

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kandung kemih, pankreas atau ginjal. Unsur-unsur yang terdapat didalam rokok

BAB 1 : PENDAHULUAN. kandung kemih, pankreas atau ginjal. Unsur-unsur yang terdapat didalam rokok BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok sangat berbahaya bagi kesehatan karena rokok memiliki dampak fisiologis seperti terjadinya batuk menahun, penyakit paru seperti penyakit paru obstruktif menahun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan suatu hal yang tabu untuk ditinggalkan meski menimbulkan dampak serius bagi kesehatan. Peneliti sering menjumpai orang merokok di rumah, tempat umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision making, bahkan mungkin harus dilakukan beberapa kali. Mulai dari masalah-masalah yang sederhana

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DIHUBUNGKAN DENGAN KEBIASAAN MEROKOK MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA, BANDUNG, 2006 Natalia Desiani, 2006. Pembimbing : Felix Kasim, dr., M.Kes.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensi yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik, dan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA PELAJAR SMP NEGERI 3 MAJENANG CILACAP TAHUN AJARAN 2014/2015

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA PELAJAR SMP NEGERI 3 MAJENANG CILACAP TAHUN AJARAN 2014/2015 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA PELAJAR SMP NEGERI 3 MAJENANG CILACAP TAHUN AJARAN 2014/2015 A. Kuisioner Data Demografi Hari/tanggal : No. Respoden : Umur :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah perokok di dunia mencapai 1,3 milyar orang pada tahun 2008, bila jumlah penduduk dunia pada tahun yang sama mencapai 6,7 milyar jiwa, maka berarti prevalensi

Lebih terperinci

dipandang oleh anggota masyarakat Indonesia (Wulandari, 2007). serius pada orang-orang yang bukan perokok.

dipandang oleh anggota masyarakat Indonesia (Wulandari, 2007). serius pada orang-orang yang bukan perokok. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merokok merupakan perilaku yang berbahaya, merokok sama dengan mencari mati. Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Perilaku merokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari abad kedua puluh satu. Menurut badan kesehatan dunia WHO ( World

BAB I PENDAHULUAN. dari abad kedua puluh satu. Menurut badan kesehatan dunia WHO ( World BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merokok merupakan kebutuhan bagi sebagian kalangan yang tergolong perokok aktif, dari mulai anak anak, pelajar, mahasiswa, hingga orang dewasa ikut menikmati

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses kegiatan yang terencana dalam upaya pertumbuhan ekonomi, perubahan sosial, dan modernisasi bangsa guna peningkatan kualitas hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tembakau merupakan jenis tanaman yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya juga sangat bervariasi.

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa rokok merupakan hasil olahan tembakau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok sudah meluas pada hampir semua kelompok masyarakat di dunia. Semakin banyaknya orang yang mengonsumsi rokok telah menjadi masalah yang cukup serius.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rokok dan perokok bukan suatu hal yang baru didunia ini, tetapi telah ada sejak lama. Di Indonesia, rokok sudah menjadi barang yang tidak asing dan sangat

Lebih terperinci

Rivansyah Wirahadiutama (Studi pada perokok di kampus Universitas Gunadarma Depok Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Angkatan 2012)

Rivansyah Wirahadiutama (Studi pada perokok di kampus Universitas Gunadarma Depok Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Angkatan 2012) Rivansyah Wirahadiutama 16212496 ANALISA GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK TERHADAP PERILAKU KONSUMEN (Studi pada perokok di kampus Universitas Gunadarma Depok Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Angkatan

Lebih terperinci