RESPON ANATOMIS Acacia mangium Willd. TERHADAP KONDISI CEKAMAN GARAM : OBSERVASI AWAL UNTUK PROGRAM PEMULIAAN TANAMAN ABSTRACT ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RESPON ANATOMIS Acacia mangium Willd. TERHADAP KONDISI CEKAMAN GARAM : OBSERVASI AWAL UNTUK PROGRAM PEMULIAAN TANAMAN ABSTRACT ABSTRAK"

Transkripsi

1 RESPON ANATOMIS Acacia mangium Willd. TERHADAP KONDISI CEKAMAN GARAM : OBSERVASI AWAL UNTUK PROGRAM PEMULIAAN TANAMAN Anatomical Response of Acacia mangium Willd. in Salt Stress : A Preliminary Observation for Tree Improvement Program Dwi Kartikaningtyas 1, Octiva Quirena 2, Suharyanto 2, Sri Sunarti 1, 1Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Jl. Palagan Tentara Pelajar Km. 15, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Jl. Teknika Selatan, Sekip Utara, Yogyakarta ABSTRACT The utilization of marginal land with high salinity becomes an alternative method to develop adaptable A. mangium in extreme environment condition. Thus, it is necessary to test the levels of adaptability of A. mangium in various salt stress conditions. The purpose of this study was to analyze the anatomical response of A. mangium in salt stress. Results in study might be implemented as the initial observation to provide data base in breeding programs. The A. mangium was tested at 4 level salinity concentrations, i.e. 0 ppm (as a control), 22,000 ppm, 26,000 ppm and 30,000 ppm at 8 months plants. Anatomical parameters were index, length and width of stomata, number and diameter of the trachea, and chlorophyll levels. The results showed that salt concentrations have significant effect on anatomical of A. mangium. The increasing concentration of salt has reduced stomatal index, stomata length and width, and total chlorophyll content. In contrast, the higher salt concentration has increased the number of trachea. However, effect of salt concentrations was insignificant on trachea diameter. The information should be important information for further examination of A. mangium in response to salt stress through tree improvement programs. Keywords: Acacia mangium, environmental stress, salt stress, anatomical response ABSTRAK Pemanfaatan lahan marginal dengan salinitas tinggi menjadi metode alternatif dalam mengembangkan A. mangium yang mampu beradaptasi dalam kondisi lingkungan yang ekstrim. Dengan demikian, perlu untuk dilakukan uji terhadap tingkat kemampuan adaptasi A. mangium dalam berbagai kondisi cekaman garam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis adanya respon anatomi A. mangium dalam kondisi cekaman garam. Hasil penelitian ini dapat diimplementasikan sebagai pengamatan awal untuk menyediakan data dasar dalam program pemuliaan tanaman. Tanaman A. mangium diuji secara terkontrol pada 4 taraf konsentrasi kadar garam, yaitu 0 ppm, ppm, ppm dan ppm pada tanaman umur 8 bulan. Parameter anatomis tanaman yang diamati meliputi indeks stomata, panjang dan lebar stomata, jumlah dan diameter trakea, dan kadar klorofil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum perbedaan konsentrasi kadar garam memberikan pengaruh yang nyata terhadap sifat anatomis tanaman A. mangium. Peningkatan konsentrasi garam telah mengurangi indeks stomata, panjang dan lebar stomata, kadar klorofil total. Sebaliknya, semakin tinggi konsentrasi garam telah meningkatkan jumlah trakea. Akan tetapi pengaruh konsentrasi garam tidak memberikan berpengaruh nyata terhadap ukuran diameter trakea. Informasi tersebut menjadi informasi penting dalam penelitian lebih lanjut dari A. mangium terhadap kondisi cekaman garam melalui program pemuliaan pohon. Kata kunci : Acacia mangium, cekaman lingkungan, cekaman garam, respon anatomis 95

2 Wana Benih Vol 14 No. 2, September 2013, I. PENDAHULUAN Acacia mangium Willd. merupakan salah satu jenis tanaman cepat tumbuh yang umumnya hidup pada tanah dengan drainase baik dan bereaksi masam/ph rendah (Hardiyanto, 2004). A. mangium mempunyai beberapa keunggulan diantaranya adalah memiliki sifat kayu yang bagus sebagai bahan baku pulp serta mempunyai kemampuan beradaptasi pada lahan yang kurang subur. Dalam pengembangan Hutan Tanaman Industri (HTI), A. mangium banyak ditanam untuk memenuhi bahan baku pembuatan pulp. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan ketersediaan lahan dan dalam rangka perluasan lokasi tanam, perlu dilakukan upaya untuk mendapatkan A. mangium yang mampu tumbuh pada kondisi lahan marginal ataupun kondisi cekaman lingkungan. Cekaman merupakan suatu perubahan kondisi pada lingkungan yang dapat merugikan atau menurunkan pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman (Salisbury, 1991). Cekaman dapat diartikan juga sebagai perubahan signifikan dari kondisi optimal yang dapat mengakibatkan adanya perubahan pada tingkat fungsional. Perubahan yang terjadi sebagai respon dari kondisi cekaman tersebut dapat bersifat sementara maupun permanen (Larcher, 1995). Salah satu kondisi cekaman yang banyak dijumpai pada lahan-lahan penanaman adalah cekaman garam. Penelitian terhadap kondisi cekaman lingkungan juga dilakukan pada jenis Eucalyptus occidentalis, dimana adanya tekanan garam yang tinggi menimbulkan respon yang berbeda pada uji terkontrol dan uji lapangan (Hendrati, 2010). Adanya cekaman dapat menimbulkan respon yang berbeda-beda pada setiap tanaman, salah satunya dengan adanya respon anatomis. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Rofiah (2010) bahwa terdapat terdapat perbedaan aspek anatomi daun pada tanaman kedelai yang diuji pada kondisi cekaman kekeringan, respon tersebut juga terjadi pada anatomi daun klon andalas (Idris & Mansyurdin, 2010). Sedangkan Noi & Banyo (2011) juga mengungkapkan bahwa salah satu respon tanaman terhadap kekurangan air dapat ditunjukkan dengan penurunan konsentrasi daun. Penelitian dilakukan dengan menggunakan konsentrasi garam terendah yaitu 0 ppm sampai dengan konsentrasi garam mendekati konsentrasi garam air laut yaitu ppm. Hal ini didasarkan pada Nybakken (1992) yang menyebutkan bahwa salinitas air laut adalah 3,5% atau ppm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon anatomis A. mangium terhadap kondisi cekaman garam. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai 96

3 Respon Anatomis Acacia mangium Willd. Terhadap Kondisi Cekaman Garam : Observasi Awal Untuk Program Pemuliaan Tanaman Dwi Kartikaningtyas, Octiva Quirena, Suharyanto, Sri Sunarti observasi awal untuk mengetahui kemampuan A. mangium Willd terhadap cekaman garam dan data dasar dalam rangka memperluas program pemuliaan terhadap cekaman lingkungan. II. BAHAN DAN METODE A. Bahan dan Alat Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bibit A. mangium Willd. umur 8 bulan dan larutan garam. Untuk pembuatan preparat dengan menggunakan metode irisan bebas bahan yang digunakan antara lain alkohol 70%, aquades, safranin, gliserin, kuteks dan pembuatan preparat irisan epidermis akar dengan metode leaf clearing menggunakan kloralhidrat. Beberapa alat yang dipergunakan diantaranya adalah plastik takar, jangka sorong, meteran, gunting, timbangan digital, pipet ukur, pipet tetes, gelas ukur, bak preparat 20 cm x 20 cm, mikroskop, kaca preparat, lampu spiritus, petridish, cutter, pinset dan botol flakon. B. Metode Penelitian 1. Prosedur Kerja a. Penelitian diawali dengan pemilihan bibit A. mangium umur 8 bulan yang mempunyai kondisi hampir sama, yaitu dengan tinggi ± 1 m dan diameter ± 0,5 cm. Bibit dipindahkan kedalam polybag besar berukuran 15 x 25 cm dengan menggunakan media tanah dan kompos dengan perbandingan 2 : 1. Pengambilan data awal dilakukan dengan mengukur tinggi dan diameter bibit, jumlah tunas dan jumlah filodia. Sebelum perlakukan dimulai, bibit diaklimatisasti selama 1 bulan di dalam rumah kaca. b. Rancangan percobaan yang dilakukan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap berblok pada 4 taraf konsentrasi dan 4 ulangan. Taraf konsentrasi garam yang diberikan yaitu 0 ppm, ppm, ppm dan ppm dimana setiap bibit disiram dengan larutan garam sebanyak 200 ml. c. Pengamatan anatomis dilakukan pada bulan Juni 2010, dengan parameter yang diamati diantaranya adalah : 97

4 Wana Benih Vol 14 No. 2, September 2013, ) Stomata Pengamatan stomata dilakukan dengan pembuatan preparat menggunakan metode leaf clearing yang kemudian dihitung besarnya indeks stomata, panjang dan lebar stomata. dimana menurut Indeks stomata dapat dihitung dengan rumus (Palit, 2008) : Indeks stomata = Jumlah stomata Jumlah stomata + Jumlah sel epidermis 2) Trakea Pengamatan trakea dilakukan dengan pembuatan preparat melintang akar dengan metode irisan bebas (Johansen, 1940) dengan modifikasi yang kemudian dihitung jumlah trakea. 3) Klorofil Analisis klorofil dilakukan dengan penghitungan kadar klorofil. Kadar klorofil dapat dihitung dengan rumus (Harborne, 1987): Kadar klorofil total = 17,3 (abs 646) + 7,18 (abs 663) mg/l Dimana abs adalah nilai absorbansi pada panjang gelombang 646 nm dan 663 nm yang tertera di spektrofotometer. Selanjutnya kadar klorofil yang telah terukur dikonversi kedalam satuan mg/g dengan rumus sebagai berikut : 10/1000 x kadar klorofil 0,1 mg/g 2. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varians (ANOVA) menggunakan data rata-rata plot, dan apabila terdapat perbedaan antar perlakuan pada taraf kepercayaan 95% dilanjutkan dengan menggunakan analisis DMRT (Duncan s Multiple Range Test). III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan anatomis A. mangium menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi garam memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter anatomis yang diamati, yaitu indeks stomata, panjang stomata, lebar stomata, kadar klorofil dan jumlah trakea, akan tetapi perlakuan tersebut tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter trakea seperti tersaji pada Tabel 1. Perlakuan konsentrasi garam menimbulkan adaptasi anatomis dari

5 Respon Anatomis Acacia mangium Willd. Terhadap Kondisi Cekaman Garam : Observasi Awal Untuk Program Pemuliaan Tanaman Dwi Kartikaningtyas, Octiva Quirena, Suharyanto, Sri Sunarti tanaman A. mangium. Hal ini dapat dilihat dengan adanya penambahan konsentrasi garam mengakibatkan kecenderungan adanya penurunan pada stomata baik indeks stomata dari 0,14 menjadi 0,10, panjang stomata dari 22,37 m menjadi 17,85 m, lebar stomata dari 14,52 m menjadi 13,77 m, dan kadar klorofil total dari 1,3955 mg/g menjadi 0,304 mg/g. Sebaliknya penambahan konsentrasi kadar garam telah meningkatkan jumlah trakea dari 82,33 menjadi 156,59 (Tabel 2). Tabel 1. Hasil Analisis Varians Pengaruh Perlakuan Cekaman Garam Terhadap A. mangium P = Value Sumber Parameter Variasi Indeks Panjang Lebar Kadar Stomata Stomata Stomata Klorofil Jumlah Diameter Diameter (µm) (µm) (mg/g) Trakea Besar Kecil Trakea Trakea Blok Konsentrasi < Tabel 2. Hasil Uji DMRT Pengaruh Perlakuan Cekaman Garam Terhadap A. mangium. Konsentrasi Parameter Garam (ppm) Indeks Panjang Lebar Stomata Kadar Jumlah Trakea Stomata Stomata Klorofil a a a a c ab ab a b b b b b c ab c a Rata-rata 0.12 ± ± ± ± ± 7.05 Pada kondisi cekaman garam maka tanaman akan mengalami toksisitas garam akibat konsentrasi ion yang tinggi dan kekurangan air akibat tanah yang lebih hipertonis, sehingga tanaman akan mengalami cekaman kekeringan. Untuk tetap mempertahankan hidupnya tanaman akan melakukan adaptasi morfologi untuk mengurangi keluarnya air secara berlebihan. Menurut Devlin (1983), keluarnya air dari tumbuhan sebagian besar dilakukan melalui traspirasi, dimana transpirasi itu sendiri dapat terjadi melalui stomata, kutikula dan lentisel. Lebih lanjut menurut Harjadi dan Yahya (1988), cekaman garam selain merubah aktivitas metabolisme juga dapat menyebabkan perubahan anatomi tumbuhan diantaranya, ukuran daun lebih kecil, stomata lebih kecil per satuan luas daun, peningkatan sukulensi, penebalan kutikula dan lapisan lilin pada permukaan daun, serta lignifikansi akar yang lebih awal. Pada beberapa tanaman melakukan adaptasi terhadap cekaman kekeringan dengan mengurangi transpirasi dengan mengurangi jumlah stomata (Prince dan Courtis, 1991). Hal inilah yang terjadi pada tanaman A. mangium, dimana telah terjadi penurunan indeks stomata 99

6 Wana Benih Vol 14 No. 2, September 2013, dari 0,14 menjadi 0,10 sejalan dengan bertambahnya konsentrasi garam (Tabel 2). Indeks stomata merupakan perbandingan antara jumlah stomata dengan jumlah total sel dipermukaan daun. Selain dengan menurunnya indeks stomata, perlakuan penambahan konsentrasi garam juga mengakibatkan mengecilnya ukuran stomata (panjang dan lebar stomata). Ukuran stomata yang kecil merupakan salah satu mekanisme adaptasi terhadap cekaman kekeringan untuk efisiensi air sehingga akan mengurangi traspirasi (Prince dan Courtis, 1991). Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa kenaikan konsentrasi garam mengakibatkan penurunan ukuran panjang stomata dari 22,37 m menjadi 17,85 m dan lebar stomata dari 14,52 m menjadi 13,77 m Dalam kondisi tercekam,selain dengan mengurangi transpirasi tanaman juga akan melakukan adaptasi untuk memenuhi kebutuhan air. Pada tanaman ini dapat dilihat bahwa jumlah trakea semakin banyak dengan semakin meningkatnya konsentrasi garam. Kenaikan jumlah trakea dari 82,33 menjadi 156,59 dapat dilihat pada tabel 2. Hal ini mengindikasikan adanya adaptasi yang dilakukan oleh tanaman dimana dengan bertambahnya jumlah trakea maka air yang diangkut juga semakin banyak sehingga kebutuhan air akan terpenuhi walaupun dalam kondisi tercekam. Untuk memperlancar pengangkutan air, adaptasi yang dilakukan oleh A. mangium hanya dengan memperbanyak jumlah trakea sejalan dengan penambahan konsentrasi garam, akan tetapi tidak diikuti dengan penambahan ukuran trakea (diameter trakea). Adaptasi lain yang dilakukan oleh A. mangium dalam kondisi tercekam (cekaman garam) adalah adanya penurunan kadar klorofil sejalan dengan penambahan konsentrasi garam. Secara morfologis, penurunan kadar klorofil dapat dilihat dengan adanya gejala klorosis pada daun A. mangium yang dapat menghambat proses fotosintesis, dimana mula mula daun muda akan berwarna pucat dan semakin menguning, timbul bercak bercak dan kelamaan akan terjadi nekrosis. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Sipayung (2003) bahwa satu respon tanaman terhadap cekaman garam dapat ditunjukkan dengan pertumbuhan yang tertekan dan timbul gejala seperti mengeringnya daun dibagian ujung dan gejala klorosis yang menyebabkan pertumbuhan sel tidak normal. Gangguan pembentukan klorofil juga terjadi pada tanaman yang mengalami penurunan serapan Nitrogen total sebagai unsur utama dalam pembentukan klorofil seiring dengan peningkatan kadar salinitas (Pessarakli, 1994). Dengan adanya penurunan kadar klorofil maka proses fotosintesis akan terganggu, dan berdampak pada terganggunya pertumbuhan tanaman. Adanya penurunan indeks stomata, ukuran stomata (panjang dan diameter stomata dan kadar klorofil maupun kenaikan jumlah trakea sejalan dengan penambahan konsentrasi garam pada tanaman A. mangium (Tabel 2) merupakan mekanisme adaptasi anatomis yang 100

7 Respon Anatomis Acacia mangium Willd. Terhadap Kondisi Cekaman Garam : Observasi Awal Untuk Program Pemuliaan Tanaman Dwi Kartikaningtyas, Octiva Quirena, Suharyanto, Sri Sunarti dilakukan oleh tanaman A. mangium. Adaptasi anatomis yang dilakukan bertujuan untuk mempertahankan hidup pada kondisi tercekam (cekaman garam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman A. mangium masih mampu beradaptasi/tumbuh pada kondisi cekaman garam sampai dengan taraf konsentrasi garam ppm. IV. KESIMPULAN 1. Perlakuan cekaman garam pada tanaman A. mangium Willd. memberikan respon anatomis diantaranya adalah penurunan nilai indeks stomata, panjang dan lebar stomata, kadar klorofil serta kenaikan jumlah trakea. Adanya respon anatomis ini mengindikasikan adanya kemampuan adaptasi A. mangium Willd. terhadap cekaman garam. 2. Tanaman A. mangium Willd. masih mampu beradaptasi pada kondisi cekaman garam sampai dengan ppm, dan informasi ini dapat digunakan sebagai data awal dalam program pemuliaan selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Harborne, J. B Metode Fitokimia: Penentuan Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Penerbit ITB, Bandung Hardiyanto, E.B Silvikultur dan Pemuliaan Acacia mangium. Dalam: Hardiyanto, E.B dan Hardjono, A. (eds). Pembangunan Hutan Tanaman Acacia mangium Pengalaman di PT. Musi Hutan Persada. PT Musi Hutan Persada. Sumatera Selatan. Harjadi, S.S. dan S. Yahya Fisiologi Stres Tanaman. PAU IPB, BogorLarcher, W Physiological Plant Ecology. Chapsiology and Stress Physiology of Functional groups. Institute Fur Allgemeine Botanic. Austria Hendrati, R.L Respon Populasi Eucalyptus occidentalis Terhadap Seleksi Kondisi Garam Tinggi Pada Uji Terkontrol dan Uji Lapangan. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan 4 (2) : Idris, M dan Mansyurdin Struktur Anatomi Daun Klon Andalas (Morus macroura Miq. var. macroura) Hasil Seleksi Kekeringan Secara In Vitro Menggunakan Polietilena Glikol. Prosiding Seminar dan Rapat Tahunan BKS-PTN Wilayah Barat ke Mei 2010 Nio, S.A. dan Y. Banyo Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator Kekurangan Air Pada Tanaman. Jurnal Ilmiah sains II (2): Nybakken, J.W Biologi Laut. PT Gramedia Pustaka Utama Palit, J Teknik Penghitungan Jumlah Stomata Beberapa Kultuvar Kelapa. Buletin Teknik Pertanian 13 (1) Pessarakli, M Respon of Green Beans (Phaseolus vulgaris L.) to Salt Stress in Handbook of Plant and Crop Physiology. Marcel Dekker, Inc. New York Rofiah, A Kajian Aspek Anatomi Daun Beberapa Varietas kedelai (Glicine max. L) Pada Kondisi Cekaman Kekeringan. Skripsi. Universitas Islam Negeri Malang Maulana Malik Ibrahim. Malang Salisbury, F.B Fisiologi Tumbuhan Jilid Tiga, Terj. Lukman, D.R. & Sumaryono. Penerbit ITB Bandung Sipayung, R Stres Garam dan Mekanisme Toleransi pada Tanaman. Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Sumatera Utara 101

Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 15, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta )

Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 15, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta ) TANGGAPAN ANATOMIS DARI BEBERAPA SUMBER BENIH Acacia manigum Willd. TERHADAP KONDISI CEKAMAN GARAM Anatomical Response of several Acacia mangium Willd. seed sources under salinity stress Dwi Kartikaningtyas

Lebih terperinci

RESPON BEBERAPA KULTIVAR TANAMAN PANGAN TERHADAP SALINITAS

RESPON BEBERAPA KULTIVAR TANAMAN PANGAN TERHADAP SALINITAS Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS Volume 12 No., 2016 RESPON BEBERAPA KULTIVAR TANAMAN PANGAN TERHADAP SALINITAS Amar Ma ruf Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Asahan ABSTRACT Salinity

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) secara faktorial, dengan faktor I varietas kedelai dan faktor II tingkat ketersediaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG 6000 (K) terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic Acid) terhadap pertumbuhan vegetatif bibit tebu (Saccharum officinarum L.) G2 varietas

Lebih terperinci

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK 864. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan 13 diinduksi toleransi stres dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif karena berbagai tekanan (Sadak dan Mona, 2014). BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 5x4. Faktor pertama adalah konsentrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang ekstrim yang disertai peningkatan temperatur dunia yang mengakibatkan

Lebih terperinci

TEKNIK AKLIMATISASI TANAMAN HASIL KULTUR JARINGAN Acclimatization Technique for Tissue Culture Plants I. PENDAHULUAN

TEKNIK AKLIMATISASI TANAMAN HASIL KULTUR JARINGAN Acclimatization Technique for Tissue Culture Plants I. PENDAHULUAN TEKNIK AKLIMATISASI TANAMAN HASIL KULTUR JARINGAN Acclimatization Technique for Tissue Culture Plants Endin Izudin Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta Jl. Palagan

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN SERTA ANATOMI DAUN KENARI (Canarium commune L) DAN AKASIA (Acacia mangium Willd) TERHADAP EMISI GAS KENDARAAN BERMOTOR

RESPON PERTUMBUHAN SERTA ANATOMI DAUN KENARI (Canarium commune L) DAN AKASIA (Acacia mangium Willd) TERHADAP EMISI GAS KENDARAAN BERMOTOR Media Konservasi Vol. X, No. 2 Desember 2005 : 71 76 RESPON PERTUMBUHAN SERTA ANATOMI DAUN KENARI (Canarium commune L) DAN AKASIA (Acacia mangium Willd) TERHADAP EMISI GAS KENDARAAN BERMOTOR [Growth and

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman,

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman, jumlah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA. B.

Lebih terperinci

PENGARUH KLON DAN WAKTU OKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERSENTASE HIDUP OKULASI JATI (Tectona grandis )

PENGARUH KLON DAN WAKTU OKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERSENTASE HIDUP OKULASI JATI (Tectona grandis ) PENGARUH KLON DAN WAKTU OKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERSENTASE HIDUP OKULASI JATI (Tectona grandis ) Effect of Clone and Budgraft Time on Growth and Survival Rate Teak (Tectona grandis) Sugeng Pudjiono

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK DAUN DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT GAHARU Gyrinops verstegii (Gilg) Domke DI BAWAH CEKAMAN AIR.

PENGARUH PUPUK DAUN DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT GAHARU Gyrinops verstegii (Gilg) Domke DI BAWAH CEKAMAN AIR. PENGARUH PUPUK DAUN DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT GAHARU Gyrinops verstegii (Gilg) Domke DI BAWAH CEKAMAN AIR. Anggreine H. Mentang 1), J. A. Rombang 2), M. T. Lasut 2), A. Thomas 2). THE INFLUENCE

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Secara umumm planlet anggrek Dendrobium lasianthera tumbuh dengan baik dalam green house, walaupun terdapat planlet yang terserang hama kutu putih Pseudococcus spp pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh media tanam dan pemberian konsentrasi MOL bonggol

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh media tanam dan pemberian konsentrasi MOL bonggol BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh media tanam dan pemberian konsentrasi MOL bonggol pisang nangka terhadap semai jarak pagar bersifat eksprimen menggunakan Rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian uji cekaman varietas wijen (Sesasum indicum L.) terhadap cekaman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian uji cekaman varietas wijen (Sesasum indicum L.) terhadap cekaman BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian uji cekaman varietas wijen (Sesasum indicum L.) terhadap cekaman salinitas (NaCl) pada fase perkecambahan ini merupakan penelitian eksperimental

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR STOMATA PADA DAUN BEBERAPA TUMBUHAN HIDROFIT SEBAGAI MATERI BAHAN AJAR MATA KULIAH ANATOMI TUMBUHAN

ANALISIS STRUKTUR STOMATA PADA DAUN BEBERAPA TUMBUHAN HIDROFIT SEBAGAI MATERI BAHAN AJAR MATA KULIAH ANATOMI TUMBUHAN ANALISIS STRUKTUR STOMATA PADA DAUN BEBERAPA TUMBUHAN HIDROFIT SEBAGAI MATERI BAHAN AJAR MATA KULIAH ANATOMI TUMBUHAN Wina Dyah Puspita Sari dan Herkules Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Medan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini termasuk 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini termasuk eksperimen karena telah dilakukan manipulasi terhadap objek penelitian serta

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE 10 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor dan Rumah Kaca Instalasi

Lebih terperinci

Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Interval Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Bibit Jambu Air Madu Deli Hijau (Syzigium samarengense)

Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Interval Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Bibit Jambu Air Madu Deli Hijau (Syzigium samarengense) Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Interval Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Bibit Jambu Air Madu Deli Hijau (Syzigium samarengense) Response of Planting Medium Compotition and Watering Interval to Growth

Lebih terperinci

RESPON KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP KONSENTRASI GARAM NaCl SECARA IN VITRO

RESPON KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP KONSENTRASI GARAM NaCl SECARA IN VITRO RESPON KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP KONSENTRASI GARAM NaCl SECARA IN VITRO S K R I P S I OLEH : JUMARIHOT ST OPS 040307037 BDP-PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2015 hingga bulan Maret 2016. Pengambilan sampel tanah untuk budidaya dilaksanakan di Desa Kemuning RT

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian. I. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada Stadia Perkecambahan di Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian. I. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada Stadia Perkecambahan di Laboratorium 2. Terdapat genotipe-genotipe padi yang toleran terhadap salinitas melalui pengujian metode yang terpilih. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai November

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI TEMBAGA

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI TEMBAGA PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI TEMBAGA (Cu) TERHADAP JUMLAH TRAKEA AKAR ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Anita Munawwaroh, S.Si., M. Si. IKIP Budi Utomo Malang E-mail : munawwarohanita86@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia sebagai sumber utama

Lebih terperinci

The Test of Tomato (Lycopersicum esculentum Mill.) Varieties on Salinity

The Test of Tomato (Lycopersicum esculentum Mill.) Varieties on Salinity Mukhlis: Peningkatan Ketersediaan Fosfor di Andisol Melalui Pemberian Anion Silikat Alami Uji Beberapa Varietas Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) terhadap Salinitas The Test of Tomato (Lycopersicum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan memanipulasi objek penelitian (Nazir, 2005).

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Disiapkan lahan dengan panjang 21 m dan lebar 12 m yang kemudian dibersihkan dari gulma. Dalam persiapan lahan dilakukan pembuatan plot dengan 4 baris petakan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Indikator pertumbuhan dan produksi bayam, antara lain: tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman dapat dijelaskan sebagai berikut:

Lebih terperinci

PENGARUH KETERSEDIAAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TIGA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens) SKRIPSI DWI INTAN HARDILA

PENGARUH KETERSEDIAAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TIGA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens) SKRIPSI DWI INTAN HARDILA PENGARUH KETERSEDIAAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TIGA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens) SKRIPSI DWI INTAN HARDILA 080805039 DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

STRUKTUR ANATOMI DAUN KLON ANDALAS (Morus macroura Miq. var. macroura) HASIL SELEKSI CEKAMAN KEKERINGAN SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN POLIETILENA GLIKOL

STRUKTUR ANATOMI DAUN KLON ANDALAS (Morus macroura Miq. var. macroura) HASIL SELEKSI CEKAMAN KEKERINGAN SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN POLIETILENA GLIKOL STRUKTUR ANATOMI DAUN KLON ANDALAS (Morus macroura Miq. var. macroura) HASIL SELEKSI CEKAMAN KEKERINGAN SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN POLIETILENA GLIKOL M. Idris 1* dan Mansyurdin 2 1 Laboratorium Fisiologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantiatif sebagaimana menurut Suryana (2010) penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan. Faktor I: Dosis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas

BAB I PENDAHULUAN. letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (G. max L.) dapat dibudidayakan di daerah katulistiwa sampai letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas permukaan laut. Suhu di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tepat Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Tinggi Tanaman Tinggi tanaman caisin dilakukan dalam 5 kali pengamatan, yaitu (2 MST, 3 MST, 4 MST, 5 MST, dan 6 MST). Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai Oktober 2007 di kebun percobaan Cikabayan. Analisis klorofil dilakukan di laboratorium Research Group on Crop Improvement

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen ini melibatkan satu faktor dengan 6 taraf sebagai perlakuan, sehingga rancangan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH STOMATA DENGAN KECEPATAN TRANSPIRASI

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH STOMATA DENGAN KECEPATAN TRANSPIRASI LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH STOMATA DENGAN KECEPATAN TRANSPIRASI Oleh: Ayu Agustini Juhari 1210702007 Tanggal Praktikum : 16 April 2012 Tanggal Pengumpulan : 23 April 2012

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN A. Materi dan Deskripsi Lokasi 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah daun jambu air (Syzygium aqueum). Kemikalia yang digunakan yaitu larutan alkohol 96%, ethanol,

Lebih terperinci

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) EFFECT OF DENSITY AND PLANTING DEPTH ON THE GROWTH AND RESULTS GREEN BEAN (Vigna radiata L.) Arif Sutono

Lebih terperinci

Peneliti, Divisi Litbang, PT. Musi Hutan Persada, Muara Enim, Sumatera Selatan 31171, Indonesia. Telp:

Peneliti, Divisi Litbang, PT. Musi Hutan Persada, Muara Enim, Sumatera Selatan 31171, Indonesia. Telp: Manajemen Pemupukan untuk Pembuatan Hutan Tanaman Acacia mangium sebagai Pengalaman PT. Musi Hutan Persada dalam Pengelolaan Hutan Tanaman Industri, di Sumatera Selatan Oleh: Maydra Alen Inail *, Bambang

Lebih terperinci

Charloq 1) Hot Setiado 2)

Charloq 1) Hot Setiado 2) ANALISIS STRES AIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET UNGGUL (Hevea brasiliensis Muell. Arg) (Water Stress Analysis on the Growth of the Excellent Rubber Varieties) Charloq 1) 2) 1) Staf pengajar PS Agronomi,

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI 1 KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI (Tectona grandis) Ferdi Asdriawan A.P (20110210016) Prodi Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dua bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei Tanah, Pasir dan pupuk kandang sebagai media tanam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dua bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei Tanah, Pasir dan pupuk kandang sebagai media tanam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Serealia (BALITSEREAL), Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan dan dilaksanakan selama dua

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pokok masyarakat Indonesia dan komoditas agrikultur yang memiliki nilai

1. PENDAHULUAN. pokok masyarakat Indonesia dan komoditas agrikultur yang memiliki nilai 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia dan komoditas agrikultur yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Bawang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis peleitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang dilakukan dengan memanipulasi objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG 6000 (K) yang terdiri

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEBUN PANGKAS HIBRID ACACIA (A. mangium x A. auriculiformis) Sri Sunarti Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

PENGELOLAAN KEBUN PANGKAS HIBRID ACACIA (A. mangium x A. auriculiformis) Sri Sunarti Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan PENGELOLAAN KEBUN PANGKAS HIBRID ACACIA (A. mangium x A. auriculiformis) Sri Sunarti Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hibrid Acacia adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Percobaan ini terdiri dari 6 perlakuan, dan masing-masing

Lebih terperinci

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.) PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.) Danti Sukmawati Ciptaningtyas 1, Didik Indradewa 2, dan Tohari 2 ABSTRACT In Indonesia, maize mostly planted

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada areal pertanaman jeruk pamelo di lahan petani Desa Bantarmara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan ketinggian tempat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Jenis Data Data Primer

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Jenis Data Data Primer 21 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kota Yogyakarta sebagai kota yang terkena dampak langsung erupsi Gunung Merapi dan di lokasi yang relatif tidak terlalu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Dalam penelitian eksperimen terdapat kontrol sebagai acuan antara keadaan awal dengan sesudah diberi

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. V, No. 1 : (1999)

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. V, No. 1 : (1999) Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. V, No. 1 : 77-85 (1999) Artikel (Article) STUDI KEMAMPUAN TUMBUH ANAKAN MANGROVE JENIS Rhizophora mucronata, Bruguiera gimnorrhiza DAN Avicennia marina PADA BERBAGAI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perlakuan kadar air media (KAM) dan aplikasi paclobutrazol dimulai pada saat tanaman berumur 4 bulan (Gambar 1a) hingga tanaman berumur 6 bulan. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung

Lebih terperinci

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH EKOFISIOLOGI TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN TANAH LINGKUNGAN Pengaruh salinitas pada pertumbuhan semai Eucalyptus sp. Gas-gas atmosfer, debu, CO2, H2O, polutan Suhu udara Intensitas cahaya, lama penyinaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini kebutuhan kayu di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini kebutuhan kayu di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan kayu di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan ini terjadi seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, yang mengakibatkan peningkatan konsumsi

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dimulai pada bulan April

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tumbuhan memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Kondisi lingkungan tempat tumbuhan berada selalu mengalami perubahan.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakaan pada bulan Juni sampai dengan November 2015 di Lahan Percobaan Fakultas

III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakaan pada bulan Juni sampai dengan November 2015 di Lahan Percobaan Fakultas 10 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakaan pada bulan Juni sampai dengan November 2015 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta di Jumantono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember Maret 2012,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember Maret 2012, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011- Maret 2012, bertempat di Green house Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Lebih terperinci

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L. Pengaruh Konsentrasi dan Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.) Mas Khoirud Darojat, Ruri Siti Resmisari, M.Si, Ach. Nasichuddin, M.A. Jurusan Biologi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian selama 2 bulan, yang dimulai Februari sampai

Lebih terperinci

Sediaan Mikroskopis untuk Pengamatan dengan Mikroskop Elektron Transmisi (TEM). Pengukuran Parameter Fotosintesis . Pengamatan Anatomi Daun HASIL

Sediaan Mikroskopis untuk Pengamatan dengan Mikroskop Elektron Transmisi (TEM). Pengukuran Parameter Fotosintesis . Pengamatan Anatomi Daun HASIL dan dihitung status air medianya (Lampiran 1). Pengukuran kadar air relatif dilakukan dengan mengambil 1 potongan melingkar dari daun yang telah berkembang penuh (daun ke-3 dari atas) dengan diameter 1

Lebih terperinci

KERAPATAN STOMATA DAN KADAR KLOROFIL TUMBUHAN CLAUSENA EXCAVATA BERDASARKAN PERBEDAAN INTENSITAS CAHAYA

KERAPATAN STOMATA DAN KADAR KLOROFIL TUMBUHAN CLAUSENA EXCAVATA BERDASARKAN PERBEDAAN INTENSITAS CAHAYA KERAPATAN STOMATA DAN KADAR KLOROFIL TUMBUHAN CLAUSENA EXCAVATA BERDASARKAN PERBEDAAN INTENSITAS CAHAYA Ruly Budiono 1, Dini Sugiarti 2, Mohamad Nurzaman 3, Tia Setiawati 4, Titin Supriatun 5, Asep Zainal

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan Laboratorium Penelitian pada bulan Januari sampai April 2016. B. Bahan dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Penelitian Pada penelitian ini semua jenis tanaman legum yang akan diamati (Desmodium sp, Indigofera sp, L. leucocephala dan S. scabra) ditanam dengan menggunakan anakan/pols

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013 PENGARUH VARIASI KONSENTRASI GARAM DAN ADAPTASI AIR TAWAR TERHADAP RESPON PERTUMBUHAN DAN KOMPOSISI TRITERPENOID SERTA FITOSTEROL BAKAU (Rhizophora stylosa) HASIL Oleh : PUTRI ESTER SIHALOHO 091201062

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Alat dan bahan tercantum dalam Lampiran 1. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Struktur dan Perkembangan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DAUN SAWI (Brassica juncea L.) Morfogenesis Tumbuhan - Yudrik Lathif Universitas Negeri Malang 2016

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DAUN SAWI (Brassica juncea L.) Morfogenesis Tumbuhan - Yudrik Lathif Universitas Negeri Malang 2016 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DAUN SAWI (Brassica juncea L.) Morfogenesis Tumbuhan - Yudrik Lathif Universitas Negeri Malang 2016 Latar Belakang Daun merupakan bagian dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Lewikopo, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor yang terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah konsentrasi PEG 6000 (Polietilena glikol) (K) yang terdiri dari 4 taraf

BAB III METODE PENELITIAN. adalah konsentrasi PEG 6000 (Polietilena glikol) (K) yang terdiri dari 4 taraf BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Materi, Waktu dan Lokasi Penelitian. 1. Materi. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. A. Materi, Waktu dan Lokasi Penelitian. 1. Materi. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian II. METODE PENELITIAN A. Materi, Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Materi 1.1.Bahan Bahan-bahan yang digunakan yaitu bibit Sargassum duplicatum, sampel air laut, kertas Whatman no.1, larutan sulfanilamida,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo 3 TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo Padi gogo adalah budidaya padi di lahan kering. Lahan kering yang digunakan untuk tanaman padi gogo rata-rata lahan marjinal yang kurang sesuai untuk tanaman. Tanaman padi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah terapan.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah terapan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah terapan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, karena pada

Lebih terperinci

Adaptasi Anatomis Tanaman Kedelai Varietas Slamet Akibat Perbedaan Ketinggian Tempat Anatomical Adaptation of Soybean 'Slamet' on Various Altitude

Adaptasi Anatomis Tanaman Kedelai Varietas Slamet Akibat Perbedaan Ketinggian Tempat Anatomical Adaptation of Soybean 'Slamet' on Various Altitude Adaptasi Anatomis Tanaman Kedelai Varietas Slamet Akibat Perbedaan Ketinggian Tempat Anatomical Adaptation of Soybean 'Slamet' on Various Altitude Abstract A research on the Anatomical Adaptation of Soybean

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bulan, mulai bulan Januari sampai dengan bulan April 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. bulan, mulai bulan Januari sampai dengan bulan April 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biosistematika dan Laboratorium Histologi Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai bulan Maret 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai bulan Maret 2015 di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai bulan Maret 2015 di Laboratorium Botani (ruang penelitian in vitro), Jurusan Biologi, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Materi Alat dan Bahan Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu sampel daun jambu semarang Buah Pink, Hijau Bulat, Unsoed, Merah Lebar', Kaget Merah, Camplong Putih, Irung

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang HASIL DA PEMBAHASA 21 Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang Tabel 1 menunjukkan hasil rekapitulasi sidik ragam pengaruh

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab.Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian laboratoris yang dilakukan dengan rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

Lebih terperinci

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P Zubir et al.: Keragaan Pertumbuhan Jagung Dengan. KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P Zubir Marsuni 1), St. Subaedah 1), dan Fauziah Koes 2) 1) Universitas

Lebih terperinci

TRANSPIRASI TUMBUHAN. Tujuan : - Mengukur laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan, yaitu Acalypha sp. dan Bauhemia sp.

TRANSPIRASI TUMBUHAN. Tujuan : - Mengukur laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan, yaitu Acalypha sp. dan Bauhemia sp. TRANSPIRASI TUMBUHAN Tujuan : - Mengukur laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan, yaitu Acalypha sp. dan Bauhemia sp. - Membandingkan laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan. - Mengamati jumlah stomata

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca Gedung Hortikultura, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

Lebih terperinci

UJI PERBANDINGAN VARIETAS DAN PENGARUH INTERVALWAKTU PEMBERIAN PUPUK DAUN GROW MORE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SEMANGKA

UJI PERBANDINGAN VARIETAS DAN PENGARUH INTERVALWAKTU PEMBERIAN PUPUK DAUN GROW MORE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SEMANGKA UJI PERBANDINGAN VARIETAS DAN PENGARUH INTERVALWAKTU PEMBERIAN PUPUK DAUN GROW MORE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SEMANGKA (Citrullus vulgaris L) Rafiqah Amanda Lubis Prodi Agroteknologi, Fakultas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan pelaksanaan, yaitu tahap kultur in vitro dan aklimatisasi. Tahap kultur in vitro dilakukan di dalam Laboratorium Kultur Jaringan

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan Bahan yang digunakan antara lain daun salak [Salacca zalacca (Gaertn.) Voss] kultivar Kedung Paruk,

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN 21 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian experimental ex-situ dilaksanakan pada bulan Januari-Juni 2013 di Laboratorium Alam Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan bulan Agustus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan bulan Agustus III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2014 di Laboratorium Botani (ruang penelitian in vitro) dan Laboratorium Mikrobiologi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene Glycol)

Lebih terperinci

Kandungan Klorofil Planlet Vanili (Vanilla planifolia Andrews) Hasil Seleksi Ketahanan terhadap Cekaman Kekeringan secara In Vitro

Kandungan Klorofil Planlet Vanili (Vanilla planifolia Andrews) Hasil Seleksi Ketahanan terhadap Cekaman Kekeringan secara In Vitro Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Politeknik Negeri Lampung 29 April 2015 ISBN 978-602-70530-2-1 halaman 68-72 Kandungan Klorofil Planlet Vanili (Vanilla planifolia Andrews) Hasil Seleksi Ketahanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Rumah Kaca Deparment

III. METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Rumah Kaca Deparment III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Rumah Kaca Deparment Research and Development PT Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar, Lampung Tengah sejak bulan September

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Allium cepa L.) terhadap viabilitas benih kakao (Theobrema cacao L.) ini bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. (Allium cepa L.) terhadap viabilitas benih kakao (Theobrema cacao L.) ini bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) terhadap viabilitas benih kakao (Theobrema cacao L.) ini bersifat

Lebih terperinci