BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran rutin danjuga membiayai pembangunan. Oleh karena itu, upaya untuk

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan sumber penerimaan Negara digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin danjuga membiayai pembangunan Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana yang dihimpun dari rakyat atau dari pemerintah Untuk itu pemerintah melalui Direktorat Jendral Pajak (DJP) berupaya untuk senantiasa meningkatkan penerimaan Negara dari sektor pajak Berbagai upaya dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak salah satunya dengan melalui reformasi dibidang administrasi perpajakan yang lebih modern dengan memanfaatkan teknologi informasi, tujuan dari reformasi ini yaitu untukmeningkatkan kepercayaan wajib pajak terhadap administrasi perpajakan dan meningkatkan produktivitas aparat perpajakan atau fiskus Hal hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan penerimaan pajak, diantaranya meningkatkan kepatuhan para wajib pajak dan melakukan ketentuan perpajakan secara seragam untuk mendapatkan penerimaan maksimal dengan biaya yang optimal Pada hakekatnya kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh kondisi sistem administrasi perpajakan yang meliputi tax service dan tax 1

2 2 enforcement Perbaikan perpajakan sendiri diharapkan dapat mendorong kepatuhan Wajib Pajak Kepatuhan Wajib Pajak (WP) dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, timbul dari dalam diri WP sendiri, kondisi sistem administrasi perpajakan, pelayanan pada Wajib Pajak, penegakan hukum perpajakan, pemeriksaan pajak dan tarif pajak Pada dasarnya, perkembangan perpajakan Nasional sekarang sudah mengarah kepada sistem yang lebih baik melalui kebijakan modernisasi perpajakan disemua birokrasi dan sistem teknologi informasi Adanya modernisasi administrasi perpajakan ini juga diharapkan mampu meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Tingkat kepuasan Wajib Pajak ini dapat tercermin dalam ketepatan waktu dalam menyampaikan SPT, berkurangnya denda atau penalty atas keterlambatan pembayaran angsuran pajak karena kesulitan pengisian formulir dan pada akhirnya kepuasan Wajib Pajak (WP) akan berimplikasi pada meningkatnya kepatuhan membayar pajak dan penerimaan pajak (Rachman, 2015) Sistem modernisasi administrasi perpajakan menurut Direktorat Jendral Pajak ditandai dengan pengorganisasan Kantor Pajak berdasarkan fungsi bukan berdasarkan jenis pajak Hal ini dilakukan untuk menghindari penumpukan pekerjaan dan kekuasaan Selain itu, sistem administrasi pada kantor modern menggunakan teknologi informasi agar tercapai tujuan tanpa mengeluarkan biaya yang lebih Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan, disusun dengan SOP (standard Operating Procedure) untuk masing masing pekerjaan Modernisasi pajak juga menyediakan e-registration untuk mendaftarkan diri sebagai wajib

3 3 pajak, e-spt untuk aplikasi laporan sehingga menjadi paperless, dan e-filing untuk penyampaian SPT melalui sistem on-line dan real time Pada saat sebelum terjadinya modernisasi di Kantor Pelayanan Pajak, setiap Wajib Pajak yang mengalami kesulitan atas suatu pajak tertentu dapat bertanya ke masing masing seksi yang berhubungan dengan kesulitan pajak yang dialami Misalnya, Wajib Pajak A memiliki kesulitan ataupun pertanyaan mengenai PPh Badan, maka ia dapat bertanya langsung ke seksi PPh Badan di Kantor Pelayanan Pajak (Rachmawan, 2015) Tetapi seiring terjadinya modernisasi perpajakan dan ditiadakan beberapa seksi seksi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, hal tersebut tidak dapat dilakukan lagi Sebagai gantinya, kini Kantor Pelayanan Pajak memiliki fasilitas baru, yaitu Account Respresentative (AR), yang bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban Wajib Pajak dan melayanani penyelesaian hak Wajib Pajak AR juga bertugas untuk memberikan semua informasi yang diperlukan dan pertanyaan pertanyaan yang diajukan oleh Wajib Pajak secara efektif dan professional Dengan kata lain, segala kesulitan yang dihadapi oleh Wajib Pajak, dapat ditanyakan langsung kepada AR masing masing Adanya modernisasi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak, jelas terlihat perbedaannya dengan adanya perubahan dari struktur organisasi Beberapa seksi seperti seksi PPh Badan, seksi PPh Orang Pribadi, seksi PPh 21, dan seksi PPN & PTLI, setelah diberlakukannya modernisasi mulai ditiadakan Selain ditiadakannya beberapa seksi lama yang telah terbentuk juga dibentuk beberapa

4 4 seksi baru yaitu seksi Pemeriksaan, seksi Ekstensifikasi Perpajakan juga, seksi Pengawasan dan konsultasi (Rachmawan, 2015) Untuk mengimplementasikan konsep perpajakan modern melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP) modern yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan maka Direktorat Jendral Pajak mengubah struktur organisasinya, baik di level kantor pusat sebagai pembuat kebijakan maupun di level kantor operasional sebagai pelaksana implementasi kebijakan Setelah adanya reformasi perpajakan Sebagai langkah pertama, untuk memudahkan Wajib Pajak, ketiga jenis kantor pajak yang ada, yaitu Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB), serta Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karikpa), dilebur menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Dengan demikian Wajib Pajak cukup datang ke satu kantor saja untuk menyelesaikan seluruh masalah perpajakannya Tabel 11 Kepatuhan Wajib Pajak di Kator Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying Tahun Jumlah Wajib Pajak Jumlah SPT Tahunan Kepatuhan Wajib Pajak % % % % % % Sumber : KPP Pratama Bandung Cibeunying

5 5 Berdasarkan fenomena pada tabel 11 di atas bahwa kepatuhan yang ditunjukan masih tergolong rendah, bahkan pada tahun dan pada tahun 2013 mengalami penurunan rasio kepatuhan Hal ini menunjukan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying masih menunjukan tingkatuhan yang rendah Menurut Kementerian Keuangan Aplikasi e-spt atau disebut dengan Elektronik SPT adalah aplikasi yang dibuat oleh Direktorat Jendral Pajak Kementrian Keuangan untuk digunakan oleh Wajib Pajak untuk kemudahan dalam menyampaikan SPT (wwwkemenkeugoid) Kelebihan aplikasi e-spt yakni : Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat dan aman, karena lampiran dalam bentuk media CD/disket Data perpajakan terorganisir dengan baik Sistem aplikasi e-spt mengorganisasikan data perpajakan perusahaan dengan baik dan sistematis Perhitungan dilakukan secara cepat dan tepat karena menggunakan sistem computer Menghindari pemborosan penggunaan kertas l Sedangkan e-filing adalah suatu cara penyampaian SPT atau penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara on-line yang real time melalui website Direktorat Jendral Pajak (wwwpajakgoid) atau Penyediaan Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP)

6 6 Secara umum, penyampaian SPT atau penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik melalui e-filing diatur melalui Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-26/PJ/2012 tentang TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN Secara khusus, penyampaian SPT atau penyampaian Pemberitahuan Perpanjang SPT Tahunan secara elektronik melalui e-filing pada situs Direktorat Jendral Pajak diatur melalui Peraturan Direktorat Jendral Pajak Nomor PER- 39/PJ/2011 tentang Tata Cara Penymapaian Surat Pemberitahuan Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS secara e- Filing melalui website Direktorat Jendral Pajak (wwwpajakgoid) tanggal 23 Desember 2011 serta Peraturan Direktur Jendral terbaru, Nomor Per-1/PJ/2014 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS secara e-filing melalui website Direktorat Jendral Pajak (wwwpajakgoid) Pelayanan perpajakan sudah mulai satu atap (one stop service) karena semua jenis pelayanan perpajakan baik jenis pajak PPH, PPN, PBB dab BPHTB dilakukan di KPP Pratama Dengan model KPP modern seperti ini diharapkan DJP dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dalam masalah perpajakan Untuk mensukseskan pelayanan prima tersebut DJP telah menyiapkan pelayanan yang baik pada setiap KPP pratama sehingga perbaikan infrastruktur menjadi perioritas dalam memberikan pelayanan yang baik yang nantinya diharapkan mampu meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam melaksanakan

7 7 kewajiban perpajakannya sehingga mampu meningkatkan penerima Negara dari sektor pajak (Rachmawan, 2015) Penggunaan aplikasi e-spt bertujuan untuk mempermudah wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, namun ternyata pada faktanya masih sedikit sekali wajib pajak yang melakukan kewajibannya dengan menggunakan aplikasi inimenurut Peraturan Direktorat Jendral Pajak Nomor: PER-160/PJ/2006, PKP yang menerbitkan tidak lebih dari 30 Faktur Pajak Standar dalam 1 masa pajak, SPT yang digunakan dapat berupa formulir kertas (manual) ataupun dalam bentuk elektronik Sementara bagi PKP yang menerbitkan lebih dari 30 Faktur pajak Standar diwajibkan untuk menggunakan SPT dalam bentuk elektronik Adanya pilihan untuk dapat menggunakan SPT manual ataupun SPT dalam bentuk elektronik ternyata tidak menjadikan wajib pajak yang menerbitkan Faktur Pajak kurang dari 30 untuk memilih menggunakan e-spt Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan e-spt, resiko ternjadinya kesalahan sistem (misalnya : salah input) menjadi lebih besar Adanya resiko ini menyebabkan menggunakan SPT manual terlebih mudah untuk transaksi dibawah 30 Faktur Pajak Standar Selain itu, menggunakan SPT manual juga lebih memudahkan WP untuk dapat melakukan kecurangan kecurangan Misalnya, faktur yang tidak lengkap dicantumkan tidak berurutan (1,2,3,4, dst) Apabila menggunakan sistem, maka kecurangan kecurangan seperti ini tidak dapat dilakukan

8 8 Berdasarkan hasil penelitian Rahmat Alfian (2013), hasil pengujian data menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan tingkat kepatuhan WP dalam melaporkan kewajiban perpajakkan karena rendahnya kesadaran dan kepatuhan WP dalam menyampaikan SPT-nya dan tingkat kepatuhan WP Orang Pribadi masih terlalu rendah, dan seharusnya diberikan sosialisasi mengenai manfaat dan pentingnya membayar pajak Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian adalah persepsi kontrol perilaku tidak signifikan berpengaruh langsung pada kepatuhan pajak perihal bahwa tax professional atas kontrol yang dimilikinya tidak sesuai dengan badan yang dilayani Sedangkan menurut Erwin Harinurdin (2009), kondisi keuangan mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap Kepatuahn Pajak, jadi apabila tax professional mempunyai persepsi bahwa kondisi keuangan perusahaan baik, maka akan mendorong kepatuhan menjalankan kewajiban perpajakan perusahaan yang diwakilinya Berdasarkan dari uraian latar belakang penelitian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dalam sebuah skripsi yang berjudul : Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying) 12 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang dapat diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah :

9 9 1 Bagaimana modernisasi sistem administrasi pada KPP Pratama Bandung Ciebunying 2 Bagaimana kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Bandung Cibeunying 3 Apakah modernisasi sistem administrasi di KPP Pratama Bandung Cibeunying berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan wajib pajak 13 Maksud dan Tujuan Penelitian 131 Maksud Penelitian Penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, dan usaha-usaha itu dilakukan dengan metode ilmiah Sehingga maksud penelitian untuk mengetahui apakah modernisasi sistem administrasi KPP Pratama Bandung Cibeunying berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan dan kesadaran wajib pajak dan bagaimanakah strategi peningkatan kepatuhan wajib pajak melalui modernisasi sistem administrasi di KPP Pratama Bandung Cibeunying dapat berpengaruh 132 Tujuan Penelitian adalah untuk : Berkaitan dengan permasalahan yang ada maka tujuan dari penelitian ini 1 Untuk mengetahui modernisasi sistem administrasi pada KPP Pratama Bandung Cibeunying 2 Untuk mengetahui kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Bandung Cibeunying

10 10 3 Untuk mengetahui modernisasi sistem administrasi di KPP Pratama Bandung Cibeunying berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan wajib pajak 14 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang penulis lakukan diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak diantaranya : 1 Bagi Dirjen Pajak penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan yang dapat berguna bagi bahan pertimbangan pengambilan keputusan agar program-program atau kebijakan-kebijakan pajak yang akan datang dapat berjalan dengan lebih baiklagi 2 Bagi Penulis untuk memperoleh informasi dan wawasan yang lebih lagi terutama dalam hal perpajakan, sebagai bagian dari pembekalan diri untuk menuju ke dunia pekerjaan 3 Bagi pihak lain dapat menambah pengetahuan dan dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan referensi untuk melanjutkan pokok pembahasan mengenai penelitianini 4 Bagi pihak KPP Pratama Bandung Cibeunying penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan agar pelaksanaan mengenai modernisasi KPP bisa semakin baik dan semakin maksimal dalam penerapannya

11 11 15 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying yang berlokasi di Jl Purnawarman no 21 Bandung dan penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2016 sampai dengan selesai

12 12