PARPOL KETETER DALAM LOMBA MARATON PEMILU M. DJADIJONO Peneliti Senior FORMAPPI

Transkripsi

1 PARPOL KETETER DALAM LOMBA MARATON PEMILU M. DJADIJONO Peneliti Senior FORMAPPI Pengantar Menurut jadwal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), Pemilu untuk mengisi keanggotaan DPR, DPRD dan DPD (Pileg) akan dilaksanakan pada 17 April Prosesi Pileg didahului dengan pendaftaran bakal calon anggota legislative (bacaleg) oleh Partai Politik Peserta Pemilu (Parpoltalu) ke KPU/KPUD antara 4-17 Juli Jika sampai dengan batas akhir pendaftaran terdapat Parpol yang tidak mendaftarkan bacalegnya, maka Parpol tersebut hanya akan menjadi penonton Pileg. Sekalipun tenggat waktu pendaftaran sudah diumumkan sejak 4 September 2017 melalui Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) No. 7/2017, namun Ketua KPU, Arief Budiman menyatakan bahwa sampai dengan dua hari menjelang akhir batas waktu pendaftaran belum ada satu parpolpun yang mendaftarkan bacalegnya. Hingga 16 Juli 2018 (satu hari menjelang penutupan), baru ada satu Parpoltalu yang mendaftarkan bacalegnya ke KPU, yaitu Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Mayoritas Parpoltalu ( 15 Parpol) mendaftarkan para bacalegnya pada hari terakhir (17 Juli Mereka adalah: Partai Garuda, Partai Demokrat, PAN, PKS, Perindo, PDI-P, Hanura, PSI, Partai Berkarya, Golkar, PPP, PKPI, PKB, Gerindra dan PBB. Atas dasar tersebut dapat diktakan bahwa Parpoltalu keteter menyusun dan mengajukan bacalegnya. Disisi lain, ketika KPU membuka pendaftaran Parpol berbadan hukum menjadi peserta Pemilu, 27 Parpol berlomba-lomba mendaftarkan diri menjadi Peserta Pemilu Bahkan ketika KPU melakukan verifikasi kelengkapan persyaratan Parpol menjadi peserta Pemilu dan ada Parpol yang tidak lolos, mereka berjuang sampai titik darah penghabisan (melakukan upaya hukum ke Bawaslu maupun PTUN) agar dapat lolos menjadi peserta Pemilu. Pertanyaannya adalah mengapakah Parpoltalu keteter dalam menyusun dan mendaftarkan bacalegnya ke KPU? Seperti apakah kemampuan Parpoltalu memenuhi batas maksimal jumlah caleg DPR-RI di 80 daerah pemilihan (dapil)? Adakah Parpoltalu yang tidak mampu memenuhi maksimal jumlah bacalegnya untuk DPR-RI? 1

2 Faktor Penyebab Beberapa faktor penyebab terteternya Parpoltalu menyusun dan mengajukan bacalegnya ke KPU/KPUD patut diduga menjadi penyebab lambannya pengajuan bacaleg oleh Parpoltalu, diantaranya seperti berikut : pertama, jadwal waktu pengajuan bacaleg terlalu dekat dengan penyelesaian akhir Pilkatak 27 Juni 2018 di 17 provinsi, 39 kota dan 115 kabupaten. Prosesi Pilkatak ini baru akan berakhir pada pelantikan pemenang pasangan calon (paslon) kepala daerah (KDH) dengan rekapitulasi perolehan suara pasangan calon (paslon), penetapan dan pengumuman hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota untuk Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota 6 Juli 2018; rekapitulasi, penetapan dan pengumuman hasil penghitungan suara tingkat provinsi untuk pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur berlangsung pada 9 Juli Prosesi pilkatak tersebut masih diselingi kesempatan paslon yang tidak puas atas hasil perolehan suara (perselisihan hasil pilkatak) ke Mahkamah Konstitusi/MK: pendaftaran sengketa hasil Pilkada Kabupaten/Kota 4-7 Juli 2018, sedangkan pendaftaran perkara sengketa perselisihan hasil Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur dilaksanakan pada 7-11 Juli Terhadap penyelesaian sengketa hasil Pilkada tersebut, menurut Pasal 157 ayat (8) UU No 10/2016 tentang Perubahan Kedua UU No. 1/2015 tentang Penetapan Perpu No. 1/2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota, MK diberi waktu paling lama 45 hari kerja sejak diterimanya permohonan. Prosesi Pilkatak ini baru akan berakhir pada pelantikan para pemenangnya. Seluruh prosesi pilkatak ini secara intens melibatkan Parpol pengusung Paslon Kepala Daerah. Namun apabila tidak ada perselisihan hasil Pilkatak, menurut jadwal dalam PKPU No. 1/2017 pengusulan pelantikan Bupati/Walikota terpilih akan dilaksanakan paling lama 3 (tiga) hari setelah penetapan paslon terpilih ( 9 Juli 2018), sedangkan untuk paslon gubernur akan dilaksanakan pada 12 Juli Rentetan proses tersebut dapat disebut sebagai marathon politik yang keseluruhannya melibatkan Parpol sebagai aktor utama. Bersamaan dengan penyelesaian prosesi penyelesaian sengketa hasil pilkatak tersebut, Parpol peserta Pemilu 2019 sudah harus menyusun dan mengajukan bacalegnya ke KPU/KPUD. 2

3 Kedua, berdekatan dengan pengajuan bacaleg, Parpoltalu peraih kursi di DPR pada Pemilu 2014 juga harus menyiapkan paslon Presiden- Wakil Presiden untuk diajukan ke KPU pada 4-10 Agustus Mengingat hasil Pemilu Legislatif 2014 tidak ada satu Parpolpun yang mendapatkan 20% kursi DPR sebagai syarat minimal pengajuan paslon Presiden pada Pemilu 2019 tanpa koalisi, maka semua Parpol harus menjalin komunikasi secara intensif untuk dapat menemukan paslon hasil koalisi mereka. Proses ini tampak berjalan sangat alot karena sampai dengan H-15 pengajuan paslon Presiden oleh Parpol, ternyata belum muncul secara pasti, baik dari kubu petahana maupun pesaing. Ketiga, menurut pengakuan Parpoltalu, mereka mengalami kendala teknis karena kesulitan mengakses Sistem Informasi Pencalonan (Silon) milik KPU sebagai salah satu mekanisme pengajuan bacaleg. Terkait hal ini, Bawaslu mendapatkan laporan bahwa parpol-parpol mengalami kendala saat mengunduh formulir dan memasukkan detil data bacaleg ke Silon. Hal ini membuat parpol membutuhkan waktu untuk memasukkan data dan karena itu menunda pendaftaran ke KPU. Peta Kekuatan Parpol Dalam Pengajuan Bacaleg DPR-RI Berdasarkan berita-berita di media massa, diketahui bahwa akhirnya, ke-16 Parpoltalu 2019 sudah menyerahkan bacalegnya ke KPU RI sampai dengan batas akhir waktu pendaftaran. Diantara 16 Parpol tersebut, beberapa diantaranya tidak mampu mengajukan jumlah caleg secara maksimal (575) di 80 dapil. Mereka terdiri atas: PKS (Parpol lama), Partai Garuda (Parpol pendatang baru), PBB dan PKPI (Parpol lama/pernah ikut Pileg tahun-tahun sebelumnya). PKS misalnya hanya mendaftarkan 538 caleg, PBB mendaftarkan 411 caleg, Partai Garuda mendaftarkan 376 caleg. Parpol lama paling tidak mampu adalah PKPI karena hanya mampu mendaftarkan 176 caleg untuk 76 dapil. Parpol-parpol pendatang baru yang mampu mengajukan caleg DPR- RI dalam jumlah maksimal adalah Perindo, PSI dan Partai Berkarya. Sedangkan Parpol-parpol lama yang mampu mengajukan jumlah caleg DPR-RI secara maksimal (575 caleg di 80 dapil) adalah Partai Golkar, PPP, PDI-P, Demokrat, PAN, PKB, Gerindra, dan Hanura serta Nasdem (selengkapnya lihat table 1) 3

4 Tabel 1 : Jumlah Bacaleg DPR-RI untuk Pemilu 2019 Didaftarkan Parpol ke KPU-RI (dihimpun dari berbagai sumber) No. Nama Parpol Jumlah Bacaleg Jumlah Dapil Berbacaleg 4 Jumlah Maksimal Bacaleg Keterangan 1 PSI Maksimal 2 Nasdem Maksima; 3 PDI-P Maksimal 4 Golkar Maksimal 5 Demokrat Maksimal 6 Gerindra Maksimal 7 PAN Maksimal 8 PPP Maksimal 9 PKB Maksimal 10 Hanura Maksimal 11 Perindo Maksimal 12 PKS <Maksimal 13 PBB <Maksimal 14 PKPI <Maksimal 15 Garuda <Maksimal 16 Berkarya Maksimal Penutup Menyimak uraian-uraian di depan dapatlah ditarik beberapa kesimpulan sebagai penutup seperti berikut: pertama, tahapan Pemilu Legislatif dan Eksekutif serentak pada 17 April 2019 yang berhimpitan dengan pelaksanaan Pilkatak 27 Juni 2018 ternyata menyebabkan Parpoltalu keteteran menyusun dan mengajukan bacaleg ke KPU/KPUD. Hal itu dapat disimak pada waktu pendaftaran bacaleg, 15 Parpoltalu baru dapat melaksanakannya pada hari terakhir. Kedua, sekalipun ketika pendaftaran Parpol Peserta Pemilu 2019 ada diantaranya yang berjuang mati-matian agar lolos menjadi peserta, ketika tiba waktunya untuk mengajukan bacaleg, mereka tidak mampu mengajukan jumlah maksimal caleg maupun dapil. Fenomena ini kiranya menunjukkan bahwa putusan KPU untuk tidak meloloskannya sebagai Peserta Pemilu 2019 terkonfirmasi kebenarannya. Ketiga, menyimak hingar bingarnya penjalinan koalisi (gabungan Parpol) untuk mengajukan Paslon Presiden di satu sisi, tetapi di sisi yang

5 lain keteteran menyusun dan mengajukan bacaleg, patut diduga bahwa Parpoltalu lebih memprioritaskan pengajuan Paslon Presiden daripada bacaleg. 5