Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2017 KATA PENGANTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2017 KATA PENGANTAR"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya, sehingga Laporan Kinerja (LKj) Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2017 dapat disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan kinerja yang telah ditetapkan. Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2017 disusun dengan maksud untuk memberikan informasi kepada publik terkait capaian kinerja Tahun 2017 dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat untuk dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan perbaikan perencanaan program kesehatan di tahun berikutnya. Disadari bahwa penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2017 ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, masukan dan saran dari semua pihak sangat diharapkan agar Laporan Kinerja (LKj) Dinas Kesehatan Kota Surabaya ke depan dapat lebih baik dan lebih bermanfaat. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan dokumen ini diucapkan terimakasih. Surabaya, Februari 2018 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA SURABAYA drg. FEBRIA RACHMANITA, MA. Pembina Utama Muda NIP i

3 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja (LKj) pada Tahun 2017 ini merupakan laporan yang memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian hasil dari pelaksanaan program yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi. Capaian kinerja yang tertuang dalam Laporan Kinerja (LKj) meliputi Program Pemberian Jaminan Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin, Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak, Program Perbaikan Gizi Ibu dan Anak, Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskemas Pembantu, Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Puskesmas/Puskesmas Pembantu, Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan, Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Program Peningkatan Ketersediaan, Keanekaragaman, dan Keamanan Pangan, Program Perencanaan Pembangunan Daerah, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program Pembangunan dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Kedinasan. Indikator Kinerja Utama tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya Tahun ada 14 indikator, dengan capaian indikator kinerja tahun 2017 sebesar 100% (berhasil). Indikator kesehatan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Tahun 2017 merupakan kewenangan daerah dalam menyelenggarakan pelayanan pada masyarakat terutama bidang kesehatan di Kota Surabaya yang mempunyai 18 indikator dan 5 sub indikator, dari indikator dan sub indikator tersebut yang belum mencapai target ada 1 sub indikator. Sedangkan untuk pengukuran kinerja keuangan tahun 2017, Dinas Kesehatan Kota Surabaya telah mencapai 85,10% (berhasil) dari anggaran yang ada. Keberhasilan capaian kegiatan dan keuangan program kesehatan pada Dinas Kesehatan Kota Surabaya tidak lepas dari peran serta semua pihak, baik lintas program, lintas sektor, swasta maupun masyarakat.. ii

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i IKHTISAR EKSEKUTIF...ii DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL...iv DAFTAR GAMBAR...v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... BAB I 1 B. Dasar Hukum... BAB I 2 C. Gambaran Umum Dinas Kesehatan... BAB I 2 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Perjanjian Kinerja Tahun BAB II 1 B. Indikator Kinerja Utama (IKU)... BAB II 10 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi... BAB III 1 B. Realisasi Anggaran... BAB III 53 C. Inovasi dan Keberhasilan Program Kesehatan... BAB III 57 BAB IV PENUTUP A. Simpulan... BAB IV 1 B. Saran... BAB IV 2 LAMPIRAN iii

5 DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Skala Ordinal Penilaian Indikator Kinerja... BAB III-1 Tabel 3.2. Capaian Indikator IKU Dibandingkan Target RPJMD Tahun BAB III-3 Tabel 3.3. Capaian Indikator Perjanjian Kinerja Tahun BAB III-4 Tabel 3.4. Puskesmas Terakreditasi di Kota Surabaya Tahun BAB III-27 Tabel 3.5. Capaian Indikator SPM Bidang Kesehatan Kota Surabaya Tahun BAB III-42 Tabel 3.6. Kinerja Keuangan Tahun BAB III-53 Tabel 3.7. Perkembangan dan Inovasi Sarana Pelayanan Kesehatan di Kota Surabaya Tahun BAB III-57 iv

6 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1. Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin di Kota Surabaya Tahun BAB III-13 Gambar 3.2. Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Surabaya Tahun BAB III-14 Gambar 3.3. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Surabaya Tahun BAB III-15 Gambar 3.4. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi pada Sarana Kesehatan di Kota Surabaya Tahun BAB III-17 Gambar 3.5. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan di Kota Surabaya Tahun BAB III-18 Gambar 3.6. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 di Kota Surabaya Tahun BAB III-21 Gambar 3.7. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Tolinakes) di Kota Surabaya Tahun BAB III-22 Gambar 3.8. Persentase Puskesmas yang Terakreditasi di Kota Surabaya Tahun BAB III-30 Gambar 3.9. Cakupan Kelurahan Mengalami KLB Yang Ditangani <24 Jam di Kota Surabaya Tahun BAB III-37 Gambar Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) di Kota Surabaya Tahun BAB III-45 Gambar Cakupan Pelayanan Anak Balita di Kota Surabaya Tahun BAB III-46 Gambar Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat di Kota Surabaya Tahun BAB III-47 Gambar Cakupan Peserta KB Aktif di Kota Surabaya Tahun BAB III-48 v

7 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) adalah salah satu rangkaian kegiatan yang harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu bentuk dari evaluasi semua rangkaian yang telah dilakukan. Kesemuanya harus terangkum dalam dokumen Laporan Kinerja (LKj). Laporan Kinerja (LKj) merupakan laporan pertanggungjawaban instansi pemerintah atas akuntabilitas kinerja yang telah ditetapkan selama kurun waktu 1 (satu) tahun dan sebagai bentuk keterbukaan informasi kepada publik untuk mewujudkan good governance. Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2017 dimaksudkan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan visi dan misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya Tahun Target kinerja yang harus dicapai Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2017, merupakan penjabaran dari visi, misi, dan tujuan yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Tahun dan Rencana Kerja (Renja) Tahun Pengukuran pencapaian kinerja bertujuan untuk mendorong instansi pemerintah Kota Surabaya dalam hal ini dalam meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan efektifitas dari kebijakan dan program. Oleh karena itu, substansi penyusunan Laporan Kinerja (LKj) didasarkan pada hasil-hasil capaian indikator kinerja yang ada di lingkungan. Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) juga dimaksudkan sebagai media untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja program kesehatan dalam satu tahun anggaran kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya serta dapat menjadi masukan dan umpan balik untuk perbaikan kinerja Dinas Kesehatan Kota Surabaya pada tahun mendatang. BAB I - 1

8 B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. 7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 8. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya Tahun C. GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN 1. VISI DAN MISI Visi : Dinas Kesehatan yang Profesional untuk mewujudkan masyarakat Surabaya sehat, mandiri dan berdaya saing global BAB I - 2

9 Misi : Misi merupakan rumusan mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Dalam perencanaan Misi ini penting untuk memberikan kerangka dalam mencapai tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Misi tersebut adalah: 1) Meningkatkan akses dan mutu upaya kesehatan. 2) Meningkatkan tata kelola dan optimalisasi fungsi regulator bidang kesehatan. 3) Meningkatkan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan. 2. TUJUAN Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kota bidang kesehatan yaitu meningkatkan derajat kesehatan, dan untuk mencapai visi dan misi Dinas Kesehatan, dirumuskan suatu bentuk yang lebih terarah berupa tujuan dan sasaran yang strategis organsisasi. Tujuan yang akan dicapai Dinas Kesehatan adalah sebagi berikut: a. Dalam mewujudkan misi kesatu yaitu Meningkatkan akses dan mutu upaya kesehatan, maka tujuan Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang ingin dicapai adalah: 1) Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat bagi warga miskin. 2) Meningkatnya kualitas layanan kesehatan ibu dan anak. b. Dalam mewujudkan misi kedua yaitu Meningkatkan tata kelola dan optimalisasi fungsi regulator bidang kesehatan, maka tujuan yang ingin dicapai adalah: 1) Meningkatkan kualitas sarana, prasarana serta tata kelola layanan kesehatan. 2) Meningkatkan tata kelola administrasi perangkat daerah yang baik. BAB I - 3

10 c. Dalam mewujudkan misi ketiga yaitu Meningkatkan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan, maka tujuan yang ingin dicapai adalah: 1) Mewujudkan lingkungan sehat di masyarakat. 2) Meningkatkan ketersediaan kualitas konsumsi dan keamanan pangan. 3. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 14 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Surabaya dan Peraturan Walikota Surabaya Nomor 48 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja, Dinas Kesehatan memiliki tugas melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan di bidang kesehatan. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas maka Dinas Kesehatan mempunyai fungsi: a. Perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugas bidang kesehatan; b. Pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugas bidang kesehatan; c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugas bidang kesehatan; d. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugas bidang kesehatan; e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan fungsinya. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas Kesehatan dibantu pegawai dalam jabatan struktural. Rincian tugas dan fungsi pada masing-masing jenjang struktural sebagaimana Struktur Organisasi Dinas Kesehatan tersebut di atas sebagai berikut : BAB I - 4

11 1. Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang kesekretariatan yang meliputi menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis, melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain, melaksanakan pengawasan dan pengendalian, melaksanakan evaluasi dan pelaporan, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas, Sekretariat mempunyai fungsi : a. pelaksanaan koordinasi penyusunan perencanaan program, anggaran dan perundang-undangan; b. pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan administrasi umum dan administrasi perizinan/non perizinan/rekomendasi; c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian; d. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan; e. pelaksanaan penatausahaan Barang Milik Daerah; f. pelaksanaan urusan rumah tangga, dokumentasi, hubungan masyarakat, dan protokol; g. pelaksanaan pengelolaan kearsipan dan perpustakaan; h. pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Bidang; i. pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja sekretariat yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis j. pelaksanaan koordinasi pelaporan indikator kinerja badan yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; k. pelaksanaan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan; l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas; m. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya. BAB I - 5

12 Sekretariat terdiri dari: (1) Sub Bagian Program, Informasi dan Hubungan Masyarakat (2) Sub Bagian Keuangan dan Pengelolaan Aset (3) Sub Bagian Hukum, Kepegawaian dan Umum 2. Bidang Sumber Daya Kesehatan Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang sumber daya kesehatan yang meliputi menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis, melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain, melaksanakan pengawasan dan pengendalian, melaksanakan evaluasi dan pelaporan, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas, bidang sumber daya kesehatan mempunyai fungsi: a. pelaksanaan perumusan kebijakan teknis dibidang kefarmasian, makanan dan minuman, sarana dan alat kesehatan serta sumber daya manusia kesehatan; b. pelaksanaan kebijakan teknis dibidang kefarmasian, makanan dan minuman, sarana dan alat kesehatan serta sumber daya manusia kesehatan; c. pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian kefarmasian, makanan dan minuman, sarana dan alat kesehatan serta sumber daya manusia kesehatan; d. pelaksanaan monitoring dan evaluasi dibidang kefarmasian, makanan dan minuman, sarana dan alat kesehatan serta sumber daya manusia kesehatan; e. pelaksanaan program kefarmasian, makanan dan minuman, sarana dan alat kesehatan serta sumber daya manusia kesehatan; BAB I - 6

13 f. pelaksanaan administrasi dibidang kefarmasian, makanan dan minuman, sarana dan alat kesehatan serta sumber daya manusia kesehatan; g. pelaksanaan pengelolaan perizinan/rekomendasi dibidang kefarmasian, makanan minuman, sarana dan alat kesehatan serta sumberdaya manusia kesehatan; h. pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja bidang yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; i. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Sumber Daya Kesehatan terdiri dari (1) Seksi Sarana dan Alat Kesehatan (2) Seksi Kefarmasian, Makanan dan Minuman (3) Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan 3. Bidang Kesehatan Masyarakat Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang kesehatan masyarakat yang meliputi menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis, melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain, melaksanakan pengawasan dan pengendalian, melaksanakan evaluasi dan pelaporan, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi: a. pelaksanaan perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan keluarga dan gizi masyarakat, promosi dan pemberdayaan kesehatan masyarakat, serta kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga; BAB I - 7

14 b. pelaksanaan kebijakan teknis dibidang kesehatan keluarga dan gizi masyarakat, promosi dan pemberdayaan kesehatan masyarakat, serta kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga; c. pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian dibidang kesehatan keluarga dan gizi masyarakat, promosi dan pemberdayaan kesehatan masyarakat, serta kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga; d. pelaksanaan monitoring dan evaluasi dibidang kesehatan keluarga dan gizi masyarakat, promosi dan pemberdayaan kesehatan masyarakat, serta kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga; e. pelaksanaan pengelolaan kesehatan keluarga dan gizi masyarakat, promosi dan pemberdayaan kesehatan masyarakat, serta kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga; f. pelaksanaan penyelenggaraan promosi kesehatan skala kota; g. pelaksanaan administrasi dibidang kesehatan keluarga dan gizi masyarakat, promosi dan pemberdayaan kesehatan masyarakat, serta kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga; h. pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja bidang yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; i. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri dari : (1) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi (2) Seksi Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat (3) Seksi Kesehatan Lingkungan BAB I - 8

15 4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit yang meliputi menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis, melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain, melaksanakan pengawasan dan pengendalian, melaksanakan evaluasi dan pelaporan, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai fungsi: a. pelaksanaan perumusan kebijakan teknis di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa, dan surveilans dan imunisasi; b. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa, dan surveilans dan imunisasi; c. pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian dibidang pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa, dan surveilans dan imunisasi; d. pelaksanaan monitoring dan evaluasi di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa, dan surveilans dan imunisasi; e. pelaksanaan pengelolaan pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa, dan surveilans dan imunisasi; BAB I - 9

16 f. pelaksanaan administrasi di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa, dan surveilans dan imunisasi; g. pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja bidang yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terdiri dari : (1) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (2) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (3) Seksi Surveilans dan Imunisasi 5. Bidang Pelayanan Kesehatan Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang pelayanan kesehatan yang meliputi menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis, melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain, melaksanakan pengawasan dan pengendalian, melaksanakan evaluasi dan pelaporan, dan melaksanakan tugastugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas, Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi: a. pelaksanaan perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan khusus dan kesehatan tradisional; b. pelaksanaan kebijakan teknis dibidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan khusus dan kesehatan tradisional; BAB I - 10

17 c. pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian dibidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan khusus dan kesehatan tradisional; d. pelaksanaan monitoring dan evaluasi dibidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan khusus dan kesehatan tradisional; e. pelaksanaan pengelolaan pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan khusus dan kesehatan tradisional; f. pelaksanaan administrasi dibidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan khusus dan kesehatan tradisional; g. pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja bidang yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari : (1) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer (2) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan (3) Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus dan Kesehatan Tradisional 6. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat Menurut Peraturan Walikota Nomor 98 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat Pada, bahwa Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan dibidang kesehatan masyarakat dan melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. BAB I - 11

18 Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Puskesmas memiliki fungsi : a. pelaksanaan penyusunan program kegiatan UPTD; b. pelaksanaan pembinaan terhadap jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; c. penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya; d. penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya; e. pelaksanaan kegiatan sistem informasi Puskesmas; f. pelaksanaan ketatausahaan UPTD; g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas UPTD; h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat pada yang terdiri dari: (1) Puskesmas Tanjungsari; (2) Puskesmas Simomulyo; (3) Puskesmas Manukan Kulon; (4) Puskesmas Balongsari; (5) Puskesmas Asemrowo; (6) Puskesmas Sememi; (7) Puskesmas Benowo; (8) Puskesmas Jeruk; (9) Puskesmas Lidah Kulon; (10) Puskesmas Lontar; (11) Puskesmas Peneleh; (12) Puskesmas Ketabang; (13) Puskesmas Kedungdoro; (14) Puskesmas Dr. Soetomo; (15) Puskesmas Tembok Dukuh; (16) Puskesmas Gundíh; BAB I - 12

19 (17) Puskesmas Tambakrejo; (18) Puskesmas Simolawang; (19) Puskesmas Perak Timur; (20) Puskesmas Pegirian; (21) Puskesmas Sidotopo; (22) Puskesmas Wonokusumo; (23) Puskesmas Krembangan Selatan; (24) Puskesmas Dupak; (25) Puskesmas Tanah Kali Kedinding; (26) Puskesmas Sidotopo Wetan; (27) Puskesmas Kenjeran; (28) Puskesmas Rangkah; (29) Puskesmas Pacarkeling; (30) Puskesmas Gading; (31) Puskesmas Pucang Sewu; (32) Puskesmas Mojo; (33) Puskesmas Kalirungkut; (34) Puskesmas Medokan Ayu; (35) Puskesmas Tenggilis; (36) Puskesmas Gunung Anyar; (37) Puskesmas Menur; (38) Puskesmas Klampis Ngasem; (39) Puskesmas Mulyorejo; (40) Puskesmas Sawahan; (41) Puskesmas Putat Jaya; (42) Puskesmas Pakis; (43) Puskesmas Banyu Urip; (44) Puskesmas Jagir; (45) Puskesmas Wonokromo; (46) Puskesmas Ngagel Rejo; (47) Puskesmas Kedurus; (48) Puskesmas Dukuh Kupang; BAB I - 13

20 (49) Puskesmas Wiyung; (50) Puskesmas Gayungan; (51) Puskesmas Jemursari; (52) Puskesmas Sidosermo; (53) Puskesmas Kebonsari; (54) Puskesmas Made; (55) Puskesmas Bangkingan; (56) Puskesmas Keputih; (57) Puskesmas Balas Klumprik; (58) Puskesmas Siwalankerto; (59) Puskesmas Morokrembangan; (60) Puskesmas Tambak Wedi; (61) Puskesmas Bulak Banteng; (62) Puskesmas Kalijudan; dan (63) Puskesmas Sawah Pulo. Struktur Organisasi, lebih rinci dapat dilihat pada Form Struktur Organisasi, Lampiran ISU STRATEGIS Berdasarkan analisis perkembangan dan masalah pembangunan kesehatan serta peran Dinas Kesehatan dalam pembangunan kesehatan, dengan memperhatikan perkembangan dan tantangan dewasa ini, maka isu strategis yang tertuang dalam Review RENSTRA Tahun adalah : a. Kesehatan lingkungan dan masyarakat Permasalahan mengenai kesehatan lingkungan dan masyarakat meliputi beberapa aspek sebagai berikut : a.1. Kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan dan pencapaian kualitas hidup yang lebih baik dengan perilaku hidup bersih dan sehat; a.2. Pencegahan penyakit akibat dampak dari kualitas lingkungan, perilaku konsumsi serta jenis makanan. BAB I - 14

21 b. Aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan Permasalahan mengenai aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan meliputi beberapa aspek sebagai berikut : b.1. Aksesibilitas, kualitas, manajemen, dan pengembangan serta sistem informasi kesehatan; b.2. Layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas untuk semua kalangan masyarakat, meliputi anak, remaja, ibu dan lansia; b.3. Efektivitas pembiayaan kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional; b.4. Pengawasan dan pengendalian terhadap makanan dan bahan berbahaya bagi kesehatan; b.5. Pengendalian penyebaran penyakit tropis dan penyakit serius lainnya serta penyebaran HIV/AIDS dan NAPZA. c. Ketersediaan, standarisasi, dan kualitas sarana, prasarana, serta tata kelola layanan kesehatan. Permasalahan megenai ketersediaan, standarisasi dan kualitas sarana prasarana serta tata kelola layanan kesehatan meliputi beberapa aspek berikut : c.1. Kerjasama pengembangan bidang kesehatan dengan seluruh stakeholder ; c Pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan. SISTEMATIKA PENYAJIAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016 ini disusun dengan sistematika yang sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah sebagai berikut : BAB I - 15

22 KATA PENGANTAR RINGKASAN EKSEKUTIF Lembar ini merupakan ringkasan singkat tentang isi Laporan Kinerja (LKj) pada Tahun BAB I PENDAHULUAN Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi. BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar Perjanjian Kinerja Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Bab ini merupakan hasil Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2017 yang memuat : A. Capaian Kinerja Organisasi Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. B. Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja. BAB IV PENUTUP Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerja. BAB I - 16

23 LAMPIRAN LAMPIRAN 1) Struktur Organisasi Dinas Kesehatan. 2) Indikator RENSTRA Tahun ) Perjanjian Kinerja Tahun ) Capaian Indikator Perjanjian Kinerja Tahun ) Kinerja Keuangan Tahun BAB I - 17

24 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, maka perlu ditetapkan Perjanjian Kinerja. Perjanjian Kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/ kegiatan yang disertai dengan Indikator Kinerja. Penetapan kinerja atau perjanjian kinerja ditetapkan untuk dijadikan sebagai tolok ukur pengukuran capaian kinerja. Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan penetapan kinerja antara lain adalah untuk: (1) Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; (2) Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; (3) Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi; (4) Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/ kemajuan kinerja penerima amanah; (5) Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai. BAB II - 1

25 Berikut ini penetapan kinerja Tahun 2017 adalah : Misi 1 : Meningkatkan Akses Dan Mutu Upaya Kesehatan Tujuan (1) : Merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat bagi warga miskin, dengan indikator kinerja : Persentase warga miskin yang terlayani di layanan kesehatan, dengan target 100%. Indeks kepuasan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, dengan target 70. Sasaran : Meningkatnya pelayanan kesehatan khususnya bagi warga miskin, dengan indikator kinerja : Persentase masyarakat miskin yang memiliki jaminan kesehatan, dengan target 65%. Program : Program Pemberian jaminan pelayanan kesehatan penduduk miskin, dengan indikator kinerja : a. Persentase kepemilikan Jaminan Kesehatan, dengan target 100%. b. Persentase penduduk miskin yang memanfaatkan pelayanan kesehatan, dengan target 11% Kegiatan : Jaminan Kesehatan Masyarakat Tujuan (2) : Merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Meningkatkan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak, dengan indikator kinerja : BAB II - 2

26 a. Persentase cakupan pelayanan ibu nifas, dengan target 94,04% b. Angka Kematian Ibu (AKI) per kelahiran hidup, dengan target 84,07 per KH c. Persentase cakupan pelayanan kesehatan bayi, dengan target 94,15% d. Angka Kematian Bayi (AKB) per1.000 kelahiran hidup, dengan target 6,45 per1.000 KH e. Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan, dengan target 100% Sasaran (1) : Meningkatnya kesehatan ibu dan anak, dengan indikator kinerja : a. Persentase Kunjungan pertama ibu hamil (K1), dengan target 90% b. Persentase Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani, dengan target 90% c. Persentase Kunjungan Neonatus pertama (KN1), dengan target 90% d. Persentase Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani, dengan target 90% Program : Program Peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak, dengan indikator kinerja : a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4, dengan target 98,45% b. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Tolinakes), dengan target 96,94% c. Cakupan Kunjungan neonatal lengkap, dengan target 81% d. Imunisasi dasar lengkap, dengan target 93,81% Kegiatan : a. Pelayanan Kesehatan keluarga b. Jaminan Persalinan BAB II - 3

27 Sasaran (2) : Meningkatnya status gizi pada masyarakat terutama balita, dengan indikator kinerja : Cakupan balita usia 6-59 bulan yang mendapat vitamin A, dengan target 85%. Program : Program Perbaikan gizi ibu dan anak, dengan indikator kinerja: a. Prevalensi balita gizi kurang, dengan target 9,5%. b. Prevalensi balita gizi buruk, dengan target <1% c. Persentase penimbangan balita, dengan target 81,30% d. Persentase ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe, 94,62% Kegiatan : Peningkatan dan Perbaikan Gizi Masyarakat Misi 2 : Meningkatkan Tata Kelola Dan Optimalisasi Fungsi Regulator Bidang Kesehatan Tujuan (1) : Merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Meningkatkan kualitas sarana, prasarana serta tata kelola layanan kesehatan, dengan indikator kinerja : Persentase puskesmas yang terakreditasi, dengan target 39,68% Sasaran (1) : Meningkatnya mutu puskesmas dan akses pelayanan kesehatan di puskesmas, dengan indikator kinerja : Persentase terlaksananya akreditasi puskesmas, dengan target 50,79% BAB II - 4

28 Program (1) : Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu, dengan indikator kinerja : Persentase Ketersediaan sarana dan prasarana puskesmas dan puskesmas pembantu, dengan target 74%. Kegiatan : a. Pelayanan Kesehatan Puskesmas b. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kesehatan c. Peningkatan sarana dan pengadaan alat kesehatan Puskesmas d. Penunjang Operasional Pelayanan Kesehatan e. Pengadaan Sarana Kesehata Dasar (DAK Bidang Kesehatan) Program (2) : Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Puskesmas/Puskesmas Pembantu, dengan indikator kinerja : Persentase Ketersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Dinas Kesehatan, dengan target 100%. Kegiatan : a. Pelayanan Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan b. Pengadaan Obat dan Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas (DAK Bidang Kesehatan) Sasaran (2) : Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia Kesehatan, dengan indikator kinerja : Persentase Sumber Daya Manusia Kesehatan yang berizin, dengan target 80% BAB II - 5

29 Program : Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan, dengan indikator kinerja : a. Persentase sarana kesehatan yang memiliki izin, dengan target 82% b. Persentase tenaga kesehatan yang memiliki izin, dengan target 82%. Kegiatan : a. Akreditasi Puskesmas (DAK Bidang Kesehatan) b. Pelayanan Kesehatan Rujukan c. Pembinaan dan Pengembangan SDM Kesehatan Tujuan (2) : Meningkatkan tata kelola administrasi perangkat daerah yang baik, dengan indikator kinerja : a. Tingkat kepuasan pelayanan kedinasan, dengan target 76%. b. Indeks kepuasan SKPD terhadap pemenuhan kebutuhan sarana prasarana perkantoran, dengan target 62%. c. Tingkat capaian keberhasilan pelaksanaan program 90,84%. Sasaran (1) : Mengelola sarana dan prasarana serta administrasi perkantoran perangkat daerah, dengan indikator kinerja : Kinerja Pengelolaan Sarana, Prasarana, dan Administrasi Perkantoran Perangkat Daerah, dengan target 100%. Program (1) : Program Pembangunan dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Kedinasan, dengan indikator kinerja : 1) Persentase sarana dan prasarana perkantoran dalam kondisi baik, dengan target 100 % BAB II - 6

30 2) Persentase ketepatan pemenuhan sarana dan prasarana perkantoran, dengan target 100 % Kegiatan : Pengadaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perkantoran Program (2) : Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan indikator kinerja : Tingkat kepuasan pegawai terhadap pelayanan administrasi perkantoran, dengan target 72%. Kegiatan : a. Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Perangkat Daerah Sasaran (2) : Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan untuk mendukung keberhasilan Program, dengan indikator kinerja : Persentase kesesuaian pelaksanaan kegiatan terhadap parameter perencanaan pada Opsplan, dengan target 100%. Program : Program Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan indikator kinerja Persentase ketepatan waktu penyusunan dan pelaporan Dokumen Perencanaan strategis dan/atau sektoral, dengan target 100%. Kegiatan : Penyusunan Dokumen Perencanaan, Penganggaran, Evaluasi Perangkat Daerah BAB II - 7

31 Misi 3 : Meningkatkan Penggerakan Dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bidang Kesehatan Tujuan (1) : Merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Mewujudkan lingkungan sehat di masyarakat, dengan indikator kinerja : a. Persentase kelurahan siaga aktif, dengan target 100% b. Persentase Cakupan kelurahan mengalami KLB yang ditangani <20 jam, dengan target 100% Sasaran (1) : Tercapainya masyarakat yang mandiri dan hidup sehat, dengan indikator kinerja : a. Persentase Cakupan kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam, dengan target 100% b. Persentase penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditangani, dengan target 100% Program : Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan indikator kinerja : a. Persentase rumah sehat, dengan target 77% b. Persentase TPM memenuhi syarat higienis sanitasi, dengan target 82% c. Cakupan Kelurahan Yang Memiliki Pembinaan Terpadu (Bindu), dengan target 84% Kegiatan : a. Dana Alokasi Khusus bidang Kesehatan Non Fisik b. Penanggulangan Kejadian Darurat dan Pasca Kejadian Darurat c. Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular d. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular e. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Khusus BAB II - 8

32 f. Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan g. Promosi dan pemberdayaan kesehatan h. Surveilans dan imunisasi Tujuan (2) : Merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Meningkatkan ketersediaan, kualitas konsumsi, dan keamanan pangan, dengan indkikator kinerja : Persentase tingkat kualitas konsumsi dan keamanan pangan, dengan target 20,50% Sasaran (2) : Meningkatnya keamanan pangan di masyarakat,dengan indikator kinerja : Meningkatnya keamanan pangan di masyarakat, dengan target 2% Program : Program Peningkatan Keanekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, dengan indikator kinerja : Persentase sample yang memenuhi syarat keamanan makanan, dengan target 82%. Kegiatan : Peningkatan Pengawasan Makanan Olahan dan Siap Saji Penetapan Kinerja Tahun 2017, lebih rinci dapat dilihat pada Form Perjanjian Kinerja, Lampiran 3. BAB II - 9

33 B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Indikator Kinerja Utama (IKU) yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya Tahun adalah sebagai berikut: No Indikator Kinerja Utama Persentase penduduk miskin yang terlayani di layanan kesehatan Indeks kepuasan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin Persentase Cakupan pelayanan ibu nifas Angka Kematian Ibu (AKI) per KH (kelahiran hidup) Cakupan pelayanan kesehatan bayi Angka Kematian Bayi (AKB) per KH (kelahiran hidup) Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan Persentase puskesmas yang terakreditasi Tingkat kepuasan pelayanan kedinasan Indeks kepuasan SKPD terhadap pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana perkantoran Tingkat capaian keberhasilan pelaksanaan program Persentase kelurahan siaga aktif Cakupan kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 20 jam Persentase Tingkat kualitas konsumsi dan keamanan pangan Target % 70% 94,04% 84,07 per 100,000 KH 94,15% 6,45 per KH 100% 39,68% 76% 62% 90,84% 100% 100% 20,50% BAB II - 10

34 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang menggambarkan terwujudnya kinerja, tercapainya hasil program dan hasil kegiatan. Indikator kinerja yang digunakan harus memenuhi kriteria spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan dan sesuai dengan kurun waktu tertentu. Evaluasi kinerja dimulai dengan pengukuran capaian kinerja yang mencakup penetapan capaian indikator kinerja. Untuk memudahkan dalam menarik kesimpulan, dilakukan atribusi penilaian menggunakan skala ordinal sebagaimana tabel berikut. Tabel 3.1. Skala Ordinal Penilaian Indikator Kinerja No. Nilai Indikator Kinerja (%) Kategori s/d s/d 85 Cukup s/d 70 Kurang 4. Kurang < 55 Tidak A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Akuntabilitas Kinerja tahun 2017 mulai 1 Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2017 merupakan hasil dari pengukuran masing-masing indikator kinerja yang ada di Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Indikator kinerja tertuang dalam capaian indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya bidang kesehatan sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah BAB III - 1

35 Daerah (RPJMD) Kota Surabaya Tahun dan indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan yang meliputi delapan belas indikator sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 741/Menkes/SK/VII/ Capaian kinerja yang meliputi indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya bidang kesehatan yang didalamnya tertuang dalam Indikator Kinerja Utama (IKU), indikator Perjanjian Kinerja, serta indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan dapat diuraikan sebagai berikut: a. Capaian Indikator RPJMD Kota Surabaya Tahun Bidang Kesehatan (Indikator Kinerja Utama/IKU) Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya terdapat program prioritas pembangunan. Program prioritas merupakan program yang bersifat menyentuh langsung kepentingan publik berskala besar dan memiliki urgensi yang tinggi serta memberikan dampak luas pada masyarakat. Program prioritas merupakan program yang akan dijalankan oleh Dinas Kesehatan dalam mencapai target indikator kegiatan pertahun dan juga target capaian RPJMD. Indikator Rencana Pembangunan Jangka Menegah (RPJMD) Kota Surabaya tahun bidang kesehatan sesuai Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya Tahun yang meliputi: BAB III - 2

36 Tabel 3.2. Capaian Indikator IKU Dibandingkan Target RPJMD Tahun 2017 No Indikator Kinerja Utama Realisasi Sasaran Capaian Target RPJMD Capaian Terhadap Target % 100% 100% () 68,73% 70% 98,19% () 94,53% 94,04% 100,52% () 105,88% () 101,93% () Persentase penduduk miskin yang terlayani di layanan kesehatan Indeks kepuasan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin Persentase Cakupan pelayanan ibu nifas Angka Kematian Ibu (AKI) per KH (kelahiran hidup) Cakupan pelayanan kesehatan bayi Angka Kematian Bayi (AKB) per KH (kelahiran hidup) 68,73% ,40 84,07 per 100,000 KH ,97% 94,15% ,11 6,45 per 7 Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan Persentase puskesmas yang terakreditasi Tingkat kepuasan pelayanan kedinasan Indeks kepuasan SKPD thd pemenuhan kebutuhan sarpras perkantoran KH 126,22% () 100% () 39,68% 224,01% () 82,97% 76% 109,16% () 85,48% 62% 137,87% () 90,84% 110,08% () 88,89% 11 Tingkat capaian keberhasilan pelaksanaan program 12 Persentase kelurahan siaga aktif % 100% 100% () 13 Cakupan kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 20 jam % 100% 100% () 14 Persentase Tingkat kualitas konsumsi dan keamanan pangan 21,04% 20,50% 102,63% () BAB III - 3

37 b. Capaian Indikator Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Perjanjian Kinerja adalah lembar atau dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program dan kegiatan yang disertai dengan Indikator Kinerja. Indikator Kinerja adalah ukuran keberhasilan yang akan dicapai dari kinerja program dan kegiatan yang telah direncanakan. Penetapan kinerja atau perjanjian kinerja ditetapkan untuk dijadikan sebagai tolok ukur pengukuran capaian kinerja. Capaian kinerja yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.3. Capaian Indikator Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2017 Misi/Tujuan/Sasaran/ Program Indikator (Tujuan/ Sasaran/ Program) Tahun 2017 Target Capaian Capaian Kinerja Ket Misi 1. Meningkatkan akses dan mutu upaya kesehatan Tujuan : Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat bagi warga miskin 1. Persentase warga miskin yang terlayani di layanan kesehata 2. Indeks kepuasan pelayanan kesehatan bagi warga miskin (SKPD pengukur : Bagian Kesra / Bagian Ortala) 70,00% 68,73% 98,19% Persentase masyarakat miskin yang memiliki jaminan kesehatan 65,00% 99,08% 152,43% Sasaran : Meningkatnya pelayanan kesehatan khususnya bagi warga miskin BAB III - 4

38 Misi/Tujuan/Sasaran/ Program Program : Program Pemberian jaminan pelayanan kesehatan penduduk miskin Tujuan : Meningkatkan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak Sasaran : Meningkatnya kesehatan ibu dan anak Indikator (Tujuan/ Sasaran/ Program) Tahun 2017 Target Capaian Capaian Kinerja Ket Persentase kepemilikan Jaminan Kesehatan Persentase penduduk miskin yang memanfaatkan pelayanan kesehatan 11,00% 40,30% 366,36% Persentase cakupan pelayanan ibu nifas 94,04% 94,53% 100,52% Angka Kematian Ibu (AKI) per kelahiran hidup 84,07 per KH 79,4 105,88% Persentase cakupan pelayanan kesehatan bayi 94,15% 95,97% 101,93% Angka Kematian Bayi (AKB) per1.000 kelahiran hidup 6,45 per1.000 KH 5,11 126,22% Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan Persentase Kunjungan pertama ibu hamil (K1) 90,00% 99,51% 110,57% Persentase Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 90,00% 91,68% 101,87% Persentase Kunjungan Neonatus pertama (KN1) 90,00% 102,60% 114,00% Persentase Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 90,00% 91,17% 101,30% BAB III - 5

39 Misi/Tujuan/Sasaran/ Program Program : Program Peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Indikator (Tujuan/ Sasaran/ Program) Tahun 2017 Target Capaian Capaian Kinerja Ket Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 98,45% 98,55% 100,10% Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Tolinakes) 96,94% 97,63% 100,71% Cakupan Kunjungan neonatal lengkap Imunisasi dasar lengkap 81,00% 100,19% 123,69% 93,81% 94,57% 100,81% Sasaran : Meningkatnya status gizi pada masyaraat terutama balita Cakupan balita usia 6 59 bulan yang mendapat vitamin A 85,00% 90,61% 106,60% Program : Program Perbaikan gizi ibu dan anak Prevalensi balita gizi kurang 9,50% 7,66% 123,94% Prevalensi balita gizi buruk Persentase penimbangan balita Persentase ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe <1 % 0,15% 666,67% 81,30% 84,12% 103,47% 94,62% 95,81% 101,26% Misi 2. Meningkatkan tata kelola dan optimalisasi fungsi regulator bidang kesehatan Tujuan : Meningkatkan kualitas sarana, prasarana serta tata kelola layanan kesehatan Persentase puskesmas yang terakreditasi 39,68% 58,73% 148,01% Sasaran : Meningkatnya mutu puskesmas dan akses pelayanan kesehatan di puskesmas Persentase terlaksananya akreditasi puskesmas 50,79% 88,89% 175,01% BAB III - 6

40 Misi/Tujuan/Sasaran/ Program Indikator (Tujuan/ Sasaran/ Program) Tahun 2017 Target Capaian Capaian Kinerja Ket Program : Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu Persentase Ketersediaan sarana dan prasarana puskesmas dan puskesmas pembantu 74,00% 76,23% 103,01% Program Obat dan Perbekalan Kesehatan puskesmas/ puskesmas pembantu Persentase Ketersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Dinas Kesehatan Sasaran : Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia Kesehatan Persentase Sumber Daya Manusia Kesehatan yang berizin 80,00% 96,08% 120,10% Persentase sarana kesehatan yang memiliki izin 82,00% 98,77% 120,45% Persentase tenaga kesehatan yang memiliki izin 82,00% 96,08% 117,17% Tingkat kepuasan pelayanan kedinasan 76,00% 82,96% 109,16% Indeks kepuasan SKPD thd pemenuhan kebutuhan sarpras perkantoran 62,00% 85,48% 137,87% Tingkat capaian keberhasilan pelaksanaan program 90,84% 110,08% Kinerja Pengelolaan Sarana, Prasarana, dan Administrasi Perkantoran Perangkat Daerah 98,27% 98,27% Program : Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Tujuan : Meningkatkan tata kelola administrasi perangkat daerah yang baik Sasaran : Mengelola sarana dan prasarana serta administrasi perkantoran perangkat daerah BAB III - 7

41 Misi/Tujuan/Sasaran/ Program Program : Program Pembangunan dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Kedinasan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Sasaran : Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan untuk mendukung keberhasilan Program Program : Program Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator (Tujuan/ Sasaran/ Program) Tahun 2017 Target Capaian Capaian Kinerja Ket Persentase sarana dan prasarana perkantoran dalam kondisi baik 99,98% 99,98% Persentase ketepatan pemenuhan sarana dan prasarana perkantoran 82,78% 82,78% Cukup Tingkat kepuasan pegawai terhadap pelayanan administrasi perkantoran 72,00% 84,96% 118,00% Persentase kesesuaian pelaksanaan kegiatan terhadap parameter perencanaan pada Opsplan Persentase ketepatan waktu penyusunan dan pelaporan Dokumen Perencanaan strategis dan/atau sektoral Persentase kelurahan siaga aktif Persentase Cakupan kelurahan mengalami KLB yang ditangani <20 jam Persentase Cakupan kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam Misi 3. Meningkatkan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan Tujuan : Mewujudkan lingkungan sehat di masyarakat Sasaran : Tercapainya masyarakat yang mandiri dan hidup sehat BAB III - 8

42 Misi/Tujuan/Sasaran/ Program Program : Program Upaya Kesehatan Masyarakat Tujuan : Meningkatkan ketersediaan, kualitas konsumsi, dan keamanan pangan Sasaran : Meningkatnya keamanan pangan di masyarakat Program : Program Peningkatan Keanekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Indikator (Tujuan/ Sasaran/ Program) Persentase penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditangani Tahun 2017 Target Capaian Capaian Kinerja Persentase rumah sehat 75,00% 86,99% 115,99% Persentase TPM memenuhi syarat higienis sanitasi 81,00% 93,02% 114,84% Cakupan Kelurahan Yang Memiliki Pembinaan Terpadu (Bindu) 82,00% 121,95% Persentase tingkat kualitas konsumsi dan keamanan pangan 20,50% 21,04% 102,63% Meningkatnya keamanan pangan di masyarakat 2,00% 2,02% 101% Persentase sample yang memenuhi syarat keamanan makanan 82,00% 96,02% 117,10% Pembangunan kesehatan di Kota Surabaya diprioritaskan untuk pembangunan kesehatan di masyarakat. Misi pertama, Dinas Kesehatan Kota Surabaya adalah meningkatkan akses dan mutu upaya kesehatan,dengan tujuan untuk: a. meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat bagi warga miskin, dengan sasaran untuk meningkatnya pelayanan kesehatan khususnya bagi warga miskin; BAB III - 9 Ket

43 b. meningkatkan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak, dengan sasaran meningkatnya kesehatan ibu dan anak serta meningkatnya status gizi pada masyarakat terutama balita, dengan indikator: 1) Persentase warga miskin yang terlayani di layanan kesehatan Dalam rangka meningkatkan aksesibiltas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat bagi warga miskin melalui program pemberian jaminan pelayanan kesehatan penduduk miskin, maka Pemerintah Kota Surabaya berupaya memberikan pelayanan kesehatan yang optimal untuk masyarakat Kota Surabaya terutama masyarakat rentan dan miskin. Persentase warga miskin yang terlayani di layanan kesehatan pada tahun 2017 mencapai 100% yaitu dari warga miskin yang datang ke fasilitas kesehatan, seluruhnya yaitu terlayani. Capaian ini sama dengan capaian pada tahun 2016 yaitu 100% warga miskin yang terlayani di layanan kesehatan. Capaian kinerja indikator ini pada tahun 2017 adalah 100 % (). Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin antara lain : Melakukan koordinasi dan sosialisasi program Jaminan Kesehatan; Pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin di puskesmas dan jaringannya; Bimbingan teknis/fasilitasi program Jaminan Kesehatan; Peningkatan kapasitas petugas pelayanan di Puskesmas terkait penanganan penyakit yang harus dapat diselesaikan di Puskesmas; Bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam rangka pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional untuk masyarakat Kota Surabaya; Optimalisasi pelaksanaan rujukan berjenjang dari FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) ke FKTL (Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan) maupun sebaliknya. BAB III - 10

44 2)Indeks kepuasan pelayanan kesehatan bagi warga miskin Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi warga miskin, perlu dilaksanakan evaluasi atas penyelenggaraan pelayanan khususnya bagi warga miskin. Untuk keperluan tersebut dilaksanakan survei kepuasan pelayanan kesehatan bagi warga miskin yang dilaksanakan oleh Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Surabaya dengan sasaran pasien di Puskesmas khususnya warga miskin. Capaian indeks kepuasan pelayanan kesehatan bagi warga miskin pada tahun 2017 adalah 68,73% lebih rendah dari target yaitu 70%, sehingga capaian kinerja untuk indikator ini adalah 98,19% (). Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai kepuasan pelayanan kesehatan bagi warga miskin antara lain : Penanganan kasus dan keluhan masyarakat dalam pelayanan kesehatan; Meningkatkan koordinasi lintas sektor dan lintas program terkait pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin; Melakukan koordinasi dan sosialisasi program Jaminan Kesehatan. 3) Persentase Masyarakat Miskin Yang Memiliki Jaminan Kesehatan Dalam rangka memperoleh layanan kesehatan yang komprehensif pada fasilitas kesehatan bagi warga miskin, Pemerintah Kota Surabaya berupaya memberikan pelayanan kesehatan yang optimal untuk masyarakat Kota Surabaya terutama masyarakat rentan dan miskin dalam bentuk Pemberian Bantuan Iuran (PBI). Persentase masyarakat miskin yang memiliki jaminan kesehatan di Kota Surabaya pada tahun 2017 sebesar 99,08% dari target sebesar 65,00% sehingga capaian kinerja untuk indicator ini sebesar 152,43% (berhasil). BAB III - 11

45 4) Persentase Kepemilikan Jaminan Kesehatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Jaminan tersebut diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau bagi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) telah dibayarkan oeh pemerintah. Persentase kepemilikan jaminan kesehatan di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 100% dari target yang ada sebesar 100% sehingga capaian kinerja yang ada sebesar 100% (berhasil). Keberhasilan cakupan pada indicator ini menunjukkan adanya komitmen dari Pemerintah Kota Surabaya bahwa seluruh masyarakat miskin Kota Surabaya yang tidak tercover oleh PBI-APBN akan didaftarkan melalui PBI Kota Surabaya dengan sumber dana dari APBD Kota Surabaya. 5) Persentase Penduduk Miskin Yang Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan Dalam rangka meningkatkan aksesibiltas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat bagi warga miskin. Pemerintah Kota Surabaya berupaya untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana di Puskesmas Kota Surabaya, guna meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Persentase penduduk miskin yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar sebesar 40,30% dari target sebesar 11,00% sehingga capaian kinerja untuk indicator ini sebesar 366,36% (berhasil). 6) Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak salah satu diantaranya adalah peningkatan pelayanan kesehatan BAB III - 12

46 pada ibu nifas. Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai dengan standar. Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali pada 6 jam pasca persalinan sampai dengan 3 hari, pada minggu ke-2 dan pada minggu ke-4 termasuk pemberian vitamin A 2 kali serta persiapan dan atau pemasangan KB pasca persalinan. Cakupan pelayanan nifas di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 94,53% dari ibu nifas yang ada dengan target sebesar 94,04% sehingga capaian kinerja yang ada tercapai 100,52% (berhasil).keberhasilan cakupan pada indikator ini menunjukkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan di Kota Surabaya sudah cukup baik. Apabila dibandingkan pada tahun sebelumnya, capaian indikator ini menunjukkan peningkatan sebesar 0,65%. Adapun perbandingan capaian indikator ini dari tahun ke tahun dapat dilihat pada grafik berikut. Gambar 3.1. Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas di Kota Surabaya Tahun BAB III - 13

47 7) Angka Kematian Ibu (AKI) per Kelahiran Hidup Dalam tujuan meningkatkan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak pada Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak serta Program Perbaikan Gizi Ibu dan Anak, Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan berbagai upaya yang telah dilaksanakan terutama dengan Program Penurunan Angka Kematian Ibu. Angka kematian ibu melahirkan per kelahiran hidup menggambarkan jumlah kematianibu melahirkan pada setiap kelahiran hidup. Angka kematian ibu melahirkan di Kota Surabaya pada tahun 2017 sebesar 79,40% per kelahiran hidup. Dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan yaitu 84,07 per kelahiran hidup, maka capaian kinerjanya mencapai 105,88% menunjukkan keberhasilan. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan penurunan angka kematian ibu (AKI) dari tahun Perkembangan capaian penurunan AKI dapat dilihat pada grafik berikut ini. Gambar 3.2. Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Surabaya Tahun BAB III - 14

48 8) Angka Kematian Bayi (AKB) per Kelahiran Hidup Angka kematian bayi per kelahiran hidup menggambarkan jumlah kematian bayi pada setiap kelahiran. Angka kematian bayi di Kota Surabaya pada tahun 2017 sebesar 5,11 per kelahiran hidup. Dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan yaitu 6,45 per kelahiran hidup, maka capaian kinerjanya mencapai 100% menunjukkan keberhasilan. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan penurunan Angka Kematian Bayi(AKB) dari tahun Perkembangan capaian penurunan AKB dapat dilihat pada grafik berikut ini. Gambar 3.3. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Surabaya Tahun Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam pencapaian Program Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) antara lain : Pendampingan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK); Gerakan Peduli Ibu Anak Sehat Universitas Airlangga (Geliat Unair); BAB III - 15

49 Pendampingan Puskesmas oleh Rumah Sakit Pemerintah Kota dan Propinsi; Pengkajian kasus kematian dan Audit Maternal Perinatal (AMP) bersama dengan Satgas Penakib Kota Surabaya; Pembentukan Tim Neonatal Emergency Transport Service Surabaya (NETSS) yang melakukan pelayanan menjemput dan mengantar bayi gawat darurat dari fasilitas kesehatan tingkat pertama ataupun rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat diatasnya menggunakan ambulance khusus NETSS yang dilengkapi dengan peralatan yang dibutuhkan seperti inkubator transport dan ventilator; Pemeriksaan bayi baru lahir untuk mengetahui kelainan kekurangan hormon tiroid yang ada sejak lahir atau disebut Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK); Peningkatan kecerdasan janin dengan stimulasi musik klasik (Brainbooster) yang dilakukan pada saat hamil; Peningkatan keterampilan tenaga kesehatan dalam melakukan melakukan STABLE(sugar, and safe care, temperature, airway, blood presurre, laboratory, emotional support)dengan pelatihan STABLE; Melakukan stimulasi deteksi dini tumbuh kembang (SDIDTK) pada bayi; Kelas Ibu Balita; Pendampingan Ibu Hamil oleh Tim PKK Kota Surabaya, Kecamatan se Surabaya dan Kelurahan se Surabaya; Pelayanan Antenatal Terpadu; Peningkatan pelayanan Rumah Sakit berdasarkan standart RS PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif); Mengoptimalkan peran Tim Satgas Penakib Kecamatan dalam percepatan penurunan AKI AKB di Surabaya; BAB III - 16

50 Perbaikan rumah ibu hamil risiko melalui dana Dinas Sosial Kota Surabaya; Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil dan ibu menyusui dengan kurang energi kronis (KEK); Kemitraan bidan dan dukun; Kelas Ibu Hamil. 9) Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Cakupan pelayanan kesehatan bayi (usia 0 11 bulan) di sarana kesehatan yang ada di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 95,97% dari bayi yang ada dengan target tahun 2017 adalah 94,15% sehingga capaian kinerja cakupan kunjungan bayi sebesar 101,93% (berhasil). Keberhasilan dari capaian kinerja yang ada pada indikator ini menunjukkan bahwa semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dibandingkan dengan kesehatan capaian bagi indikator ibu dan anak.apabila di tahun sebelumnya, menunjukkan adanya peningkatan sebesar 2,24%.Adapun perbandingan capaian indikator ini dari tahun ke tahun dapat dilihat pada grafik berikut. Gambar 3.4. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi pada Sarana Kesehatan di Kota Surabaya Tahun BAB III - 17

51 Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka peningkatan kunjungan bayi di Kota Surabaya antara lain: Penimbangan bayi di posyandu maupun di sarana kesehatan seperti di poskeskel, puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana kesehatan lainnya. Melaksanakan Pemantauan Deteksi Dini Tumbuh Kembang bayi di Posyandu, Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya. Pemberian suplementasi gizi (vitamin A). Pemberian imunisasi pada bayi dan lain-lain. 10) Persentase Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 100% dari 278 balita gizi buruk yang ada di Kota Surabaya pada tahun Target pada indikator ini adalah 100%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah 100% (berhasil). Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya ada penurunan kasus balita gizi buruk. Hal ini menunjukkan kepedulian pemerintah Kota Surabaya dalam upaya penanganan balita gizi buruk di Kota Surabaya. Capaian pada indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut. Gambar 3.5. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan dikota Surabaya Tahun BAB III - 18

52 11) Persentase Kunjungan Pertama Ibu Hamil (K1) Cakupan kunjungan Ibu Hamil (K-1) adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan kunjungan ibu hamil (K-1) di Kota Surabaya pada tahun 2017 sebesar 99,51% dari ibu hamil yang ada di Kota Surabaya dengan target sebesar 90% sehingga capaian kinerja yang ada 110,57% (berhasil). Keberhasilan indikator ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terutama ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Kota Surabaya cukup baik. 12) Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani Yang dimaksud dengan cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah komplikasi kebidanan yang mendapatkan penanganan definitif disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 91,68% dari sasaran ibu hamil yang diperkirakan komplikasi kehamilan dengan target sebesar 90% sehingga capaian kinerja yang ada 101,87% (berhasil). Hal ini tidak lepas dari peran pemerintah Kota Surabaya dan pelayanan kesehatan swasta dalam penanganan komplikasi kebidanan yang ada yang merupakan salah satu upaya dalam mendukung program penurunan AKI-AKB di Kota Surabaya. 13) Persentase Kunjungan Neonatus Pertama (KN1) Cakupan kunjungan neonatus pertama adalah cakupan bayi baru lahir (usia 6-48 jam) yang memperoleh pelayanan kesehatan yang BAB III - 19

53 pertama kali sesuai standar disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan kunjungan neonatus pertama (KN1) di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 102,60% dari bayi lahir hidup dengan target 90% sehingga capaian kinerja tercapai 114,00% (berhasil). Keberhasilan capaian indikator ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat Kota Surabaya terhadap kesehatan ibu dan bayi meningkat. 14) Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani Neonatus dengan komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian. Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, Berat Badan Lahir Rendah <2500 gram (BBLR), sindroma gangguan pernafasan, kelainan kongenital. Neonatus komplikasi yang ditangani adalah neonatus komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter, dan bidan disarana pelayanan kesehatan. Upaya penanganan bagi neonatal dengan komplikasi telah dilakukan secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari capaian cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani tahun 2017 sebesar 91,17% dari neonatal risiko tinggi yang ada. Target 2017 untuk cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani di sarana kesehatan adalah 90%, sehingga capaian kinerja yang ada sebesar 101,30% (berhasil). Keberhasilan cakupan pada indikator ini menunjukkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan di Kota Surabaya sudah optimal. Hal ini tidak lepas dari dukungan pemerintah Kota Surabaya dan pelayanan kesehatan swasta dalam upaya penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Surabaya. BAB III - 20

54 15) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan kunjungan Ibu Hamil (K-4) adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.cakupan kunjungan ibu hamil (K-4) di Kota Surabaya pada tahun 2017 sebesar 98,55% dari ibu hamil yang ada di Kota Surabaya dengan target Kota Surabaya sebesar 98,45% sehingga capaian kinerja yang ada 100,10% (berhasil). Keberhasilan indikator ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terutama ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Kota Surabaya semakin tinggi. Adapun perbandingan capaian indikator ini dari tahun ke tahun dapat dilihat pada grafik berikut. Gambar 3.6. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 di Kota Surabaya Tahun Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan capaian kunjungan ibu hamil K4 antara lain: Pendampingan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK); Pendampingan Ibu Hamil terutama yang berisiko tinggi; Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk Pemulihan Ibu Hamil/Menyusui KEK; Pemberian suplemen gizi untuk ibu hamil dan lain-lain. BAB III - 21

55 Kemitraan bidan dan dukun. 16) Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Tolinakes) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan pelayanan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan pada tahun 2017 mencapai 97,63% dari kasus persalinan yang ada. Target pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan tahun 2017 adalah 96,94% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100,71% (berhasil). Adapun perbandingan cakupan pada indikator ini dari tahun ke tahun dapat dilihat pada grafik berikut. Gambar 3.7. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Tolinakes) di Kota Surabaya Tahun Upaya-upaya yang dilakukan dalam mencapai keberhasilan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, antara lain: BAB III - 22

56 Melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan melalui pelatihan-pelatihan misalnya pelatihan PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensy Dasar), pelatihan APN (Asuhan Persalinan Normal), pelatihan Asfiksia, pelatihan manajemen BBLR, pelatihan CTU (Contraceptive Technology Update),dan lain-lain. 17) Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap Cakupan kunjungan neonatal lengkap adalah bayi yang memperoleh pelayanan kunjungan neonatal sesuai dengan standar minimal 3 kali yaitu 1 kali pada usia 6-48 jam, 1 kali pada 3-7 hari, dan 1 kali pada 8-28 hari di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan kunjungan neonatal lengkap pada tahun 2017 mencapai 100,19% dari lahir hidup yang ada. Target cakupan kunjungan neonatal lengkap tahun 2017 adalah 81,00% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 123,69%(berhasil). 18) Imunisasi Dasar Lengkap Imunisasi dasar lengkap adalah suatu upaya untuk memberikan imunitas pada bayi yang berusia 0-11 bulan agar terhindar dari berbagai penyakit. Imunisasi ini meliputi Polio, HB, DPT, BCG dan Campak. Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular khususnya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang diberikan tidak hanya anak sejak masih bayi hingga remaja tetapi juga kepada dewasa. Cakupan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2017 mencapai 94,57% dari bayi yang ada. Target cakupan imunisasi dasar lengkap tahun 2017 adalah 93,81% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100,81% (berhasil). BAB III - 23

57 19) Cakupan Balita Usia 6 59 Bulan Yang Mendapat Vitamin A Cakupan balita usia 6 59 bulan yang mendapat Vitamin A adalah bayi 6-59 bulan yang mendapat Vitamin A 100 µa disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemberian suplemen kapsul Vitamin A diberikan setiap Bulan Februari dan Agustus, pemberian Vitamin A ini merupakan salah satu intervensi kesehatan yang berdaya ungkit tinggi bagi pencegahan kekurangan vitamin A dan kebutaan serta penurunan kejadian kesakitan dan kematian pada balita. Cakupan Balita Usia 6 59 Bulan yang mendapat Vitamin A pada tahun 2017 mencapai 90,61% dari balita yang ada. Target cakupan balita usia 6 59 bulan yang mendapat Vitamin A tahun 2017 sebesar 85,00% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 106,60% (berhasil). 20) Prevalensi Balita Gizi Kurang Prevalensi balita gizi kurang adalah jumlah balita dengan status gizi kurang disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah balita yang ditimbang (disurvei) di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. Prevalensi balita gizi kurang di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 7,66% dari balita yang ditimbang. Target prevalensi balita gizi kurang tahun 2017 sebesar 9,50% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 123,94% (berhasil). 21) Prevalensi Balita Gizi Buruk Prevalensi balita gizi buruk adalah jumlah balita dengan status gizi buruk disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah balita yang ditimbang (disurvei) di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. BAB III - 24

58 Prevalensi balita gizi buruk di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 0,15% dari balita yang ditimbang. Target prevalensi balita gizi kurang tahun 2017 sebesar <1% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 666,67% (berhasil). Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam penanganan Balita Gizi Kurang dan Balita Gizi Burukdi Kota Surabaya, antara lain: Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan untuk Balita Gizi Kurang dan Balita Gizi Buruk; Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Penyuluhan di Posyandu; Pemberian MP-ASI pada Baduta Gakin usia (6 12 bulan); Pelacakan Kasus Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk; Pendampingan keluarga Balita Gizi Kurang; Audit Balita Gizi Buruk; Kegiatan kelompok Ibu Pintar Balita Sehat; Penimbangan Serentak; Teurapetic Feeding Center (TFC); Community Feeding Center (CFC); Pemberian Suplemen Gizi; Pembentukan kelompok pendukung ASI/KP-ASI; Pembentukan Kampung ASI. Upaya-upaya yang akan dilakukan pada tahun selanjutnya dalam rangka penanganan balita gizi buruk adalah dengan melakukan peningkatan dari upaya-upaya yang telah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya sehingga diharapkan kegiatan penanganan balita gizi buruk di Kota Surabaya lebih baik lagi. 22) Persentase Penimbangan Balita Penimbangan balita merupakan upaya masyarakat dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan balita di Posyandu. Semakin BAB III - 25

59 tinggi partisipasi masyarakat dalam penimbangan balita di Posyandu, maka semakin banyak data yang dapat menggambarkan status gizi balita. Persentase penimbangan balita di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 84,12% dari balita yang dilaporkan. Target persentase penimbangan balita tahun 2017 sebesar 81,30% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 103,47% (berhasil). 23) Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat 90 Tablet Fe Setiap ibu hamil mempunyai risiko untuk menderita anemia gizi besi, meskipun di awal kehamilannya tidak mengalami anemia. Sebuah kondisi yang normal terjadi dimana saat triwulan kedua masa kehamilan seorang ibu menderita anemia. Untuk itu pemberian tablet tambah darah merupakan upaya kesehatan dalam bentuk preventif guna mencegah terjadinya kasus pendarahan saat melahirkan dan mencegah terjadinya kelahiran stunting. Persentase ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe adalah jumlah ibu hamil mendapat minimal 90 tablet Fe selama periode kehamilannya pada wilayah dan kurun waktu tertentu dibandingkan dengan umlah ibu hamil pada wilayah dan kurun waktu yang sama. Persentase ibu hamil yang mendapat tablet Fe di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 95,81% dari ibu hamil yang ada. Target persentase ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe sebesar 94,62% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 101,26% (berhasil). 24) Persentase Puskesmas Yang Terakreditasi Akreditasi Puskesmas adalah proses penilaian eksternal oleh Komisi Akreditasi dan/atau Perwakilan di Provinsi terhadap Puskesmas untuk menilai apakah system manajemen mutu dan system penyelenggaraan pelayanan dan upaya pokok sesuai dengan standar yang ditetapkan. Adapun tujuan dari Akreditasi Puskesmas adalah meningkatkan mutu layanan di Puskesmas. BAB III - 26

60 Persentase Puskesmas yang terakreditasi di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 58,73% dari 63 Puskesmas yang ada di Kota Surabaya dengan target sebesar 39,68% sehingga capaian kinerja yang ada 148,01% (berhasil). Hal ini tidak lepas dari peran serta Pemerintah Kota Surabaya dan dalam meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas. 25) Persentase Terlaksananya Akreditasi Puskesmas Dalam upaya meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas, maka peningkatan pada standar puskesmas melalui akreditasi puskesmas. Persentase terlaksananya akreditasi Puskesmas di Kota Surabaya sampai dengan tahun 2017 sebesar 88,89% dari 63 Puskesmas yang ada di Kota Surabaya dengan target sebesar 50,79% sehingga capaian kinerja yang ada 175,01% (berhasil). Tabel 3.4. Puskesmas Terakreditasi di Kota Surabaya Tahun 2017 No. Puskesmas Status Akreditasi 1 Puskesmas Sememi 2 Puskesmas Tambak Rejo Madya 3 Puskesmas Gayungan Dasar 4 Puskesmas Simomulyo Utama 5 Puskesmas Balongsari Paripurna 6 Puskesmas Dupak Utama 7 Puskesmas Tanah Kalikedinding Madya 8 Puskesmas Pucangsewu Utama 9 Puskesmas Medokan Ayu Utama 10 Puskesmas Gunung Anyar Utama Paripurna BAB III - 27

61 No. Puskesmas Status Akreditasi 11 Puskesmas Keputih Utama 12 Puskesmas Sawahan Madya 13 Puskesmas Jagir Madya 14 Puskesmas Jeruk Utama 15 Puskesmas Pegirian Utama 16 Puskesmas Tenggilis Utama 17 Puskesmas Putat Jaya Utama 18 Puskesmas Wonokromo Madya 19 Puskesmas Dukuh Kupang Dasar 20 Puskesmas Tanjungsari Madya 21 Puskesmas Siwalankerto Utama 22 Puskesmas Ngagel Rejo Madya 23 Puskesmas Lidah Kulon Madya 24 Puskesmas Tembok Dukuh Madya 25 Puskesmas Ketabang Madya 26 Puskesmas Krembangan Selatan Utama 27 Puskesmas Manukan Kulon Utama 28 Puskesmas Gading Madya 29 Puskesmas Kenjeran Madya 30 Puskesmas Klampis Ngasem Madya 31 Puskesmas Benowo Madya 32 Puskesmas Kalijudan Utama 33 Puskesmas Bulak Banteng Madya BAB III - 28

62 No. Puskesmas Status Akreditasi 34 Puskesmas Wiyung Madya 35 Puskesmas Kebonsari Madya 36 Puskesmas Wonokusumo Madya 37 Puskesmas Sidotopo Utama 38 Puskesmas Mulyorejo Utama 39 Puskesmas Mojo Utama 40 Puskesmas Kalirungkut Madya 41 Puskesmas Menur Utama 42 Puskesmas Peneleh Utama 43 Puskesmas Kedurus Utama 44 Puskesmas Gundih Madya 45 Puskesmas Made Utama 46 Puskesmas Pacar Keling Madya 47 Puskesmas Tambak Wedi Utama 48 Puskesmas Sidotopo Wetan Madya 49 Puskesmas Sidosermo Utama 50 Puskesmas Morokrembangan Madya 51 Puskesmas Bangkingan Madya 52 Puskesmas Lontar Utama 53 Puskesmas kedungdoro Utama 54 Puskesmas Simolawang Utama 55 Puskesmas Perak Timur Utama 56 Puskesmas Pakis Utama BAB III - 29

63 Gambar 3.8. Persentase Puskesmas yang Terakreditasi di Kota Surabaya Tahun ) Persentase Ketersediaan Sarana dan Prasarana Puskesmas dan Pustu Puskesmas dan Puskesmas Pembantu sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Dalam upaya meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas, pemenuhan ketersediaan sarana dan prasarana puskesmas dan puskesmas pembantu juga sangat penting. Capaian ketersediaan sarana dan prasarana puskesmas dan puskesmas pembantu di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 76,23% dari 122 sarana yang ada, dengan target 74% sehingga capaian kinerja sebesar 103,01% (berhasil). Keberhasilan capaian indikator kinerja ini menunjukkan bahwa pemerintah Kota Surabaya mendukung upaya peningakatan kualitas pelayanan kesehatan di masyarakat. BAB III - 30

64 27) Persentase Ketersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Dinas Kesehatan Selain ketersediaan sarana dan prasarana puskesmas dan puskesmas pembantu, dalam upaya meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan adalah penyediaan obat dan perbekalan kesehatan. Ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan adalah jumlah jenis obat dan perbekalan kesehatan yang disediakan dibagi dengan jumlah jenis obat dan perbekalan kesehatan yang dibutuhkan. Capaian ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 100% dari 221 jenis obat yang dibutuhkan sehingga capaian kinerjanya berhasil. 28) Persentase Sumber Daya Manusia Kesehatan Yang Berizin Dalam upaya meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan di Kota Surabaya selain pemenuhan sarana parasarana puskesmas dan puskesmas pembantu, serta ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan adalah seseorang yang bekerja secara aktif dibidang kesehatan baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kesehatan dapat dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, pengujian kompetensi dan lain-lain. Pada tahun 2017 di Kota Surabaya, sumber daya manusia kesehatan yang berizin sebesar 96,08% dari SDM kesehatan yang mengajukan izin, dengan target 80% sehingga capaian kinerja yang telah dicapai sebesar 120,10% (berhasil). BAB III - 31

65 29) Persentase Sarana Kesehatan Yang Memiliki Izin Sarana kesehatan merupakan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sehingga memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Persentase sarana kesehatan yang memiliki izin pada tahun 2017 di Kota Surabaya sebesar 98,77% dengan target 82% sehingga capaian indikatornya sebesar 120,45% (berhasil). 30) Persentase Tenaga Kesehatan Yang Memiliki Izin Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Persentase tenaga kesehatan yang memiliki izin adalah jumlah tenaga kesehatan yang memiliki izin dibanding dengan jumlah tenaga kesehatan yang mengajukan izin. Tenaga kesehatan yang teregistrasi pada tahun 2017 di Kota Surabaya sebesar 96,08% dengan target 82% sehingga capaian indikatornya sebesar 117,17% (berhasil). 31) Tingkat Kepuasan Pelayanan Kedinasan Tingkat kepuasan pelayanan kedinasan diperoleh dari hasil survey terhadap karyawan di Dinas Kesehatan dengan mempertimbangkan aspek pelayanan administrasi kepegawaian, pelayanan administrasi keuanagan dan pelayanan administrasi surat menyurat. Capaian tingkat kepuasan pelayanan kedinasan di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 82,96% dengan target 76,00% sehingga capaian kinerja yang ada 109,16% (berhasil). BAB III - 32

66 32) Indeks Kepuasan SKPD Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Sarpras Perkantoran Indeks kepuasan SKPD terhadap pemenuhan kebutuhan sarpras perkantoran diperoleh dari hasil survey terhadap karyawan di Dinas Kesehatan dengan mempertimbangkan aspek pemenuhan alat tulis kantor, sarana prasarana dan kebersihan. Capaian indeks kepuasan SKPD terhadap pemenuhan kebutuhan sarpras perkantoran di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 85,48% dengan target 62,00% sehingga capaian kinerja yang ada 137,87% (berhasil). 33) Tingkat Capaian Keberhasilan Pelaksanaan Program Tingkat Capaian Keberhasilan Pelaksanaan Program adalah jumlah program tahun 2017 yang capaiannya lebih dari 76% dibandingkan dengan jumlah program tahun Tingkat capaian keberhasilan pelaksanaan program di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 100% dengan target 90,84% sehingga capaian kinerja yang ada 110,08% (berhasil). 34) Kinerja Pengelolaan Sarana, Prasarana, dan Administrasi Perkantoran Perangkat Daerah Kinerja pengelolaan sarana, prasarana, dan administrasi perkantoran perangkat daerah diperoleh dari hasil capaian indikator persentase sarana dan prasarana perkantoran dalam kondisi baik, capaian indikator persentase ketepatan pemenuhan sarana dan prasarana perkantoran dan capaian indikator tingkat kepuasan pegawai terhadap pelayanan administrasi perkantoran. Capaian kinerja pengelolaan sarana, prasarana, dan administrasi perkantoran perangkat daerah di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 98,27% dengan target 100% sehingga capaian kinerja yang ada 98,27% (berhasil). BAB III - 33

67 35) Persentase Sarana Dan Prasarana Perkantoran Dalam Kondisi Baik Persentase sarana dan prasarana perkantoran dalam kondisi baik adalah jumlah sarana dan prasarana perkantoran yang layak pakai dibandingkan dengan jumlah sarana dan prasarana perkantoran keseluruhan. Persentase sarana dan prasarana perkantoran dalam kondisi baik di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 99,98% dengan target 100% sehingga capaian kinerja yang ada 99,98% (berhasil). 36) Persentase Ketepatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Perkantoran Persentase ketepatan pemenuhan sarana dan prasarana perkantoran adalah jumlah sarana prasarana yang diadakan tahun 2017 dibandingkan dengan jumlah sarana prasarana yang dibutuhkan tahun Persentase ketepatan pemenuhan sarana dan prasarana perkantoran di Kota Surabaya sebesar 82,78% dengan target 100% sehingga capaian kinerja yang ada 82,78% (cukup berhasil). 37) Tingkat Kepuasan Pegawai Terhadap Pelayanan Administrasi Perkantoran Tingkat kepuasan pegawai terhadap pelayanan administrasi perkantoran diperoleh dari hasil survey terhadap karyawan di Dinas Kesehatan terhadap program pelayanan administrasi perkantoran melalui e-performance. Capaian tingkat kepuasan pegawai terhadap pelayanan administrasi perkantoran di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 84,96% dengan target 72,00% sehingga capaian kinerja yang ada 118,00% (berhasil). 38) Persentase Kesesuaian Pelaksanaan Kegiatan Terhadap Parameter Perencanaan Pada Operational Plan Persentase kesesuaian pelaksanaan kegiatan terhadap parameter perencanaan pada Operational Plan diperoleh dari hasil capaian kinerja BAB III - 34

68 operational plan pada aspek 5W dan 1H. Persentase kesesuaian pelaksanaan kegiatan terhadap parameter perencanaan pada operational plan di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 100% dari target 100% sehingga capaian kinerja yang ada 100% (berhasil). 39) Persentase Ketepatan Waktu Penyusunan Dan Pelaporan Dokumen Perencanaan Strategis dan/atau Sektoral Persentase ketepatan waktu penyusunan dan pelaporan dokumen perencanaan strategis dan/atau sektoral adalah jumlah dokumen perencanaan yang disusun dan dilaporkan tepat waktu dibandingkan dengan jumlah dokumen perencanaan. Persentase ketepatan waktu penyusunan dan pelaporan dokumen perencanaan strategis dan/atau sektoral di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 100% dengan target 100% sehingga capaian kinerja yang ada 100% (berhasil). 40) Persentase Kelurahan Siaga Aktif Kelurahan siaga adalah kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sedangkan desa/kelurahan siaga aktif merupakan desa/kelurahan yang mempunyai pos kesehatan desa/kelurahan atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan kegawatdaruratan, surveilans berbasis masyarakat bencana dan yang meliputi pemantauan pertumbuhan gizi, penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Cakupan kelurahan siaga aktif di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 100% dari 154 kelurahan dengan target 100% sehingga capaian BAB III - 35

69 kinerja yang ada sebesar 100% (berhasil). Keberhasilan capaian indikator ini tidak lepas dari peran serta aktif masyarakat Kota Surabaya dalam program kesehatan. 41) Persentase Cakupan Kelurahan Mengalami KLB Yang Ditangani <20 Jam Kelurahan yang ada di Kota Surabaya berjumlah 154 kelurahan. Cakupan kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditangani <20 jam adalah jumlah Kelurahan yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditangani <20 jam oleh Kabupaten/Kota terhadap jumlah Kelurahan yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB). Cakupan kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa yang ditangani <20 jam di Kota Surabaya pada tahun 2017 sebesar 100% dari 29 kelurahan di Kota Surabaya yang mengalami KLB. Target indikator ini sebesar 100% maka capaian kinerja untuk indikator ini adalah 100% (berhasil). Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan dalam penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kota Surabaya secara cepat dan tepat dengan tujuan mencegah timbulnya dampak kesehatan yang lebih luas, maka indikator kinerja pada waktu penanganan KLB lebih dipersingkat menjadi <20 jam, dengan target 100%. Pencapaian indikator ini telah tercapai 100% (berhasil). Upaya-upaya yang akan dilakukan di tahun mendatang dalam rangka peningkatan cakupan kelurahan yang mengalami KLB yang ditangani <20 jam, adalah dengan melakukan peningkatan dari upayaupaya yang telah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya sehingga diharapkan pelayanan kesehatan untuk penanggulangan KLB di Kota Surabaya lebih optimal. BAB III - 36

70 42) Persentase Cakupan Kelurahan Mengalami KLB Yang Ditangani <24 Jam Cakupan Kelurahan mengalami KLB yang ditangani <24 jam adalah jumlah kelurahan mengalami KLB yang ditangani <24 jam dibanding dengan jumlah kelurahan mengalami KLB pada periode yang sama. Cakupan kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa yang ditangani <24 jam di Kota Surabaya pada tahun 2017 sebesar 100% dari 35 kelurahan di Kota Surabaya yang mengalami KLB. Target indikator ini sebesar 100% maka capaian kinerja untuk indikator ini adalah 100% (berhasil). CapaianCakupan kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa yang ditangani <24 jam, merupakan indikator dari Sasaran tercapainya masyarakat yang mandiri dan hidup sehat. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya capaian indikator ini telah menunjukkan hasil yang sama yaitu tercapai 100% dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Gambar Cakupan Kelurahan Mengalami KLB Yang Ditangani <24 Jam di Kota Surabaya Tahun BAB III - 37

71 Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka peningkatan cakupan kelurahan yang mengalami KLB yang ditangani <24 jam, meliputi: Pemantauan dan Pelacakan KLB/Surveilans Epidemiologi; Pemantauan dan Pelacakan Suspek KLB (Kejadian Luar Biasa); Surveilans Aktif Rumah Sakit (SARS); Pelaporan Surveilans Epidemiologi dan Kematian; Sosialisasi PD3I ke Kader; Peningkatan media KIE dengan pembagian leaflet; Peningkatan pengetahuan petugas surveilans; Membangun jejaring dengan Rumah Sakit. 43) Persentase Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) Yang Ditangani Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang ditandai dengan panas mendadak berlangsung terus menerus selama 2 7 hari tanpa sebab yang jelas, ada tanda-tanda perdarahan (uji Torniquest positif), disertai/tanpa pembesaran hati (hepatomegali), Trombositopenia (Trombosit /µl) serta adanya peningkatan hematokrit 20%. Persentase Penderita Demam Berdarah Dengue yang Ditangani adalah Jumlah penderita DBD yang ditangani di satu wilayah dalam waktu satu tahun dibandingkan dengan Jumlah penderita DBD yang ditemukan di satu wilayah dalam waktu satu tahun yang sama. Cakupan penderita Demam Berdarah Dengue yang ditemukan dan ditangani di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 100% dari 860 penderita Demam Berdarah Dengue. Apabila dibandingkan dengan target yaitu 100%, maka capaian kinerja untuk indikator ini sebesar 100% (berhasil). BAB III - 38

72 44) Persentase Rumah Sehat Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Persentase rumah sehat adalah jumlah rumah sehat disuatu wilayah tertentu dibandingkan dengan jumlah seluruh rumah di wilayah pada kurun waktu yang sama. Persentase rumah sehat di Kota Surabaya Tahun 2017 sebesar 86,99% bila dibandingkan dengan target sebesar 75,00% sehingga capaian indikatornya sebesar 115,99% (berhasil). 45) Persentase TPM Memenuhi Syarat Higienis Sanitasi Hygiene mengendalikan sanitasi faktor makanan adalah segala makanan/minuman, orang, upaya tempat untuk dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Persentase TPM memenuhi syarat higienis sanitasi adalah Jumlah Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat higienis sanitasi di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibandingkan dengan Jumlah seluruh TPM yang ada di wilayah pada kurun waktu yang sama. Persentase TPM memenuhi syarat higienis sanitasi di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 93,02% bila dibandingkan dengan target sebesar 81,00% sehingga capaian indikatornya sebesar 114,84% (berhasil). 46) Cakupan Kelurahan Yang Memiliki Pembinaan Terpadu (Bindu) Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) adalah kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor resiko PTM terintegrasi (penyakit jantung, diabetes, penyakit paru, asma dan kanker) BAB III - 39

73 serta gangguan akibat kecelakaan dan tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dikelola oleh masyarakat memaluli pembinaan terpadu. Cakupan Kelurahan yang memiliki Pembinaan Terpadu (Bindu) di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar bila dibandingkan dengan target sebesar 82,00% sehingga capaian indikatornya sebesar 121,95% (berhasil). Hal ini tidak lepas dari peran serta aktif masyarakat Kota Surabaya dalam program kesehatan. 47) Persentase Tingkat Kualitas Konsumsi dan Keamanan Pangan Tingkat Kualitas Konsumsi dan Keamanan Pangan merupakan indikator tujuan Meningkatkan ketersediaan, kualitas konsumsi, dan keamanan pangan dari misi ketiga Kota Surabaya, dalam rangka pencapaian sasaran meningkatkan keamanan pangan di masyarakat. Dalam pelaksanaan indikator ini peran Dinas Kesehatan adalah pada pencapaian 20% dari target Kota Surabaya,disamping itu terdapat peran SKPD lainnya, antara lain Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan lainnya yang saling berkontribusi. Pada Dinas Kesehatan kontribusi pencapaian indikator ini diperoleh dari kegiatan Peningkatan Pengawasan Makanan Olahan dan siap saji yang masuk dalam Program Peningkatan Ketersediaan, Keanekaragaman, dan Keamanan Pangan yang mendukung sasaran Peningkatan Lingkungan Sehat di Masyarakat. Tingkat kualitas konsumsi dan keamanan pangan dapat diketahui dari sampel makanan yang diperiksa. Pada tahun 2017, di Kota Surabaya persentase tingkat kualitas konsumsi dan keamanan pangan dihitung berdasarkan jumlah sampel makanan yang memenuhi syarat dibanding dengan jumlah sampel yang diperiksa. Capaian indikator sebesar 21,04% dengan target 20,50% sehingga capaian indikatornya sebesar 102,63% (berhasil). Keberhasilan indikator ini menunjukkan keseriusan pemerintah Kota BAB III - 40

74 Surabaya dalam penggerakan masyarakat untuk berperan serta dan kepedulian masyarakat dalam upaya kesehatan. 48) Meningkatnya Keamanan Pangan di Masyarakat Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia, supaya hidup seseorang bisa produktif maka ia harus mengkonsumsi pangan yang aman dan bermutu. Kondisi keamanan pangan yang baik akan menghasilkan manusia yang lebih sehat, lebih produktif, menurunkan kasus-kasus penyakit asal pangan (foodborne disease) dan menurunkan beban biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk kasus atau wabah penyakit asal pangan. Meningkatnya keamanan pangan di masyarakat Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 2,02% dengan target 2,00% sehingga capaian indikatornya sebesar 101% (berhasil). 49) Persentase Sampel Yang Memenuhi Syarat Keamanan Makanan Persentase sampel yang memenuhi syarat keamanan makanan adalah jumlah sampel makanan yang memenuhi syarat dibandingkan dengan jumlah sampel yang diperiksa. Cakupan sampel yang memenuhi syarat keamanan makanan di Kota Surabaya sebesar 96,02% dengan target 82,00% sehingga capaian indikatornya sebesar 117,10% (berhasil). BAB III - 41

75 c. Capaian Indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Tahun 2017 Dokumen RPJMD Kota SurabayaTahun memuat Visi dan Misi Walikota, strategi dan arah kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan kota serta rencana kerja dalam kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Adapun kebijakan umum Kota Surabaya dalam rencana penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan yang tertuang dalam RPJMD Kota Surabaya Tahun adalah Penyediaan kebutuhan utama sandang, pangan dan papan yang didukung dengan pembangunan berbagai prasarana, sarana dan fasilitas publik sehingga dapat meningkatkan kemudahan akses bagi masyarakat dalam mendapatkan layanan dasar (kesehatan, pendidikan, pemerintahan, dan lain-lain). Indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/Menkes/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota mempunyai 18 indikator. Capaian indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kota Surabaya Tahun 2017 tertuang pada tabel berikut. Tabel 3.5. Capaian Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2017 NO NAMA INDIKATOR Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan pelayanan nifas (%) Target (%) (%) 2016 Capaian Capaian (Prov. Jatim) Indikator Kinerja 88 98,55 111, ,68 114, ,63 102, ,53 99,50 BAB III - 42

76 NO NAMA INDIKATOR (%) Target (%) (%) 2016 Capaian Capaian (Prov. Jatim) Indikator Kinerja 5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80 91,17 113,96 6 Cakupan kunjungan bayi 96 95,97 99,97 7 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization 90 91,56 101,73 8 Cakupan pelayanan anak balita 83 87,13 104, ,00 100, ,00 100, ,34 98, ,00 110,01 2 per penduduk < 15 th 3,85 192, Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 12 Cakupan peserta KB aktif 13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit : a. Penemuan penderita AFP b. Penemuan penderita Pneumonia balita Penanganan penderita Pneumonia balita c. 100 Penemuan pasien baru TB BTA positif 100,00 100,00 91,09 Penanganan pasien baru TB BTA positif ,00 100,00 d. Penemuan dan penanganan DBD ,00 100,00 e. Penemuan penderita diare Penanganan penderita diare 14 58,22 98, ,00 100,00 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin : A. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin 40, ,00 100,00 BAB III - 43

77 NO NAMA INDIKATOR Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 15 B. 16 Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam (%) Target (%) (%) 2016 Capaian Capaian (Prov. Jatim) Indikator Kinerja Cakupan desa siaga aktif 12, ,00 100, ,00 100, ,00 100, ,00 105,26 1) Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization Kota Surabaya mempunyai 154 kelurahan yang tersebar di 31 kecamatan. Cakupan kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah Desa/Kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada diwilayah tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Cakupan kelurahan UCI di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 91,56% dari 154 kelurahan yang ada dengan target 90%. Capaian kinerja pada indikator ini sebesar 101,73% menunjukkan berhasil. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya capaian indikator kelurahan UCI di Kota Surabaya menunjukkanpeningkatan sebesar 5,1%.Adapun perbandingan capaian indikator ini dari tahun ke tahun dapat dilihat pada grafik berikut. BAB III - 44

78 Gambar Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) di Kota Surabaya Tahun ) Cakupan Pelayanan Anak Balita Cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita usia bulan yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan minimal 8 kali dalam satu tahun. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan, tinggi badan dan panjang badan setiap bulan diposyandu, taman bermain, pos PAUD, taman penitipan anak, taman kanak-kanak dan lain-lain. Cakupan pelayanan anak balita di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 87,13% dari sasaran anak balita dengan target 2017sebesar 83%sehingga capaian 104,98%(berhasil).Keberhasilan kinerja cakupan yang pada ada sebesar indikator ini menunjukkan kepedulian masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi anak balita di Kota Surabaya. Adapun perbandingan capaian indikator ini dari tahun ke tahun dapat dilihat pada grafik berikut. BAB III - 45

79 Gambar Cakupan Pelayanan Anak Balita di Kota Surabaya Tahun ) Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia 6 24 Bulan Salah satu upaya dalam penanganan bayi yang mempunyai berat badan berada di bawah garis merah adalah dengan pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan lama pemberian 90 hari. Pemberian makanan pendamping ASI ini diprioritaskan pada semua bayi usia 6 24 bulan (baduta) yang berasal dari keluarga miskin. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada semua bayi usia 6 24 bulan (baduta) yang berasal dari keluarga miskin di Kota Surabaya pada tahun 2017 sebesar 100% dari bayi usia 6 24 bulan (baduta) yang ada. Target pemberian MP-ASI anak usia6 24 bulan dari keluarga miskin tahun 2017 adalah 100%, sehingga capaian kinerjanya 100% (berhasil). Keberhasilan ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam upaya penanggulangan rawan gizi di Kota Surabaya melalui dukungan dana untuk Pemberian Makanan Tambahan bagi balita terutama balita dari masyarakat miskin serta penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang optimal. BAB III - 46

80 4) Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih, guru UKS atau dokter kecil dilakukan melalui kegiatan skrining di sekolah yang didampingi oleh tenaga kesehatan Puskesmas. Pemeriksaan kesehatan ini meliputi pemeriksaan gigi, telinga, mata dan lain-lain. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih, guru UKS atau dokter kecil di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 98,34% dari siswa SD dengan target 100%, sehingga capaian kinerja yang ada sebesar 98,34% (berhasil). Pencapaian keberhasilan cakupan indikator ini menunjukkan makin meningkatnya upaya pelayanan kesehatan yang diberikan untuk siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih, guru UKS atau dokter kecil. Hal ini menunjukkan kepedulian pemerintah dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan terutama pada pelajar di Kota Surabaya. Gambar Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkatdi Kota Surabaya Tahun BAB III - 47

81 5) Cakupan Peserta KB Aktif Peserta KB aktif adalah pasangan usia subur yang satu pasangannya masih menggunakan alat kontrasepsi dan terlindungi oleh alat kontrasepsi tersebut. Cakupan peserta KB aktif adalah jumlah pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan kontrasepsi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan peserta keluarga berencana aktif yang ada di Kota Surabaya tahun 2017 sebesar 77,00% dari pasangan usia subur dengan target70% sehingga capaian kinerja yang ada sebesar110,01% (berhasil).apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, capaian cakupan peserta KB Aktif menunjukkan peningkatan sebesar 1,42%. Adapun perbandingan capaian indikator ini dari tahun ke tahun dapat dilihat pada grafik berikut. Gambar Cakupan Peserta KB Aktif di Kota Surabaya Tahun BAB III - 48

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya, sehingga Laporan Kinerja (LKj) Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2016 dapat disusun sebagai

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TAMBAHAN JAM PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN, KELURAHAN DAN PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Latar Belakang... BAB I Landasan Hukum... BAB I Maksud dan Tujuan... BAB I Sistematika Penulisan...

DAFTAR ISI Latar Belakang... BAB I Landasan Hukum... BAB I Maksud dan Tujuan... BAB I Sistematika Penulisan... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...ii DAFTAR TABEL...iv DAFTAR GAMBAR...vi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... BAB I 1 1.2. Landasan Hukum... BAB I 7 1.3. Maksud dan Tujuan... BAB I 17 1.4.

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /14/ /2010 TENTANG TIM PEMBINA USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI KOTA SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /14/ /2010 TENTANG TIM PEMBINA USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/14/436.1.2/2010 TENTANG TIM PEMBINA USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melakukan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA TENTANG

WALIKOTA SURABAYA TENTANG WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 18 TAHUN

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 18 TAHUN SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG TAMBAHAN JAM PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DI

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGI 1. Visi Visi 2012-2017 adalah Mewujudkan GorontaloSehat, Mandiri dan Berkeadilan dengan penjelasan sebagai berikut : Sehat, adalah terwujudnya

Lebih terperinci

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) Lampiran III Unit Eselon I Kementrian/Lembaga/SKPD : Dinas Kesehatan Tahun : 2016 SASARAN

Lebih terperinci

Lampiran Surat Nomor : 005/ / /2014 Tanggal :

Lampiran Surat Nomor : 005/ / /2014 Tanggal : Lampiran Surat Nomor : 005/ /436.6.4/2014 Tanggal : NO SEKOLAH JADWAL & TEMPAT PELAKSANAAN 1 SDN Kedung Baruk II No. 591 2 SDN Mojo VIII/227 3 SDN Kemayoran I / 24 4 SDN Kedung Cowek II No.254 5 SDN Kertajaya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2014 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2014 merupakan laporan

Lebih terperinci

DAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 / /2013 Tanggal : 2 JULI 2013

DAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 / /2013 Tanggal : 2 JULI 2013 DAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 /436.7.6/2013 Tanggal : 2 JULI 2013 PUKUL/WAKTU SDN AIRLANGGA I/198 HARI : Kamis SDN AIRLANGGA III/200 TANGGAL : 04 Juli

Lebih terperinci

DATA POS PIN POLIO TAHUN 2016 SURABAYA SELATAN

DATA POS PIN POLIO TAHUN 2016 SURABAYA SELATAN BIDANG : SEKRETARIAT DATA POS PIN POLIO TAHUN 216 SURABAYA SELATAN NO KECAMATAN KELURAHAN PUSKESMAS / PUSTU PKM TTU POSYANDU TK/PAUD RS JUMLAH POS PIN TARGET PIN REALISASI PIN KET Pustu MALL PASAR STASIUN

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU. REKAPITULASI BELUM REKAM ektp PERKELURAHAN

KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU. REKAPITULASI BELUM REKAM ektp PERKELURAHAN NO KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH 1 SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 2 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU 1 / 60 6,661 3 KENJERAN SIDOTOPO WETAN 5,683 4 TAMBAK SARI PLOSO 5,205 5 GUBENG 2 / 60 MOJO 5,195 6 SUKOMANUNGGAL

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN KEPALA DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. program yang akan diimplementasikan, yaitu berupa kebutuhan perangkat lunak

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. program yang akan diimplementasikan, yaitu berupa kebutuhan perangkat lunak BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Implementasi program merupakan implementasi dari hasil analisis, diharapkan dengan adanya implementasi ini dapat membantu perusahaan dalam melakukan perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1. VISI : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang mandiri untuk hidup sehat MISI I : Meningkatkan Kemandirian dalam Jaminan Kesehatan Nasional Pelayanan Kesehatan. Meningkatkan Masyarakat Miskin Cakupan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/3/436.1.2/2017 TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL

JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI NO INSTANSI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL TEMPAT PEMOTRETAN KETERANGAN BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK 1 DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/214/436.1.2/2009

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/214/436.1.2/2009 KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/214/436.1.2/2009 TENTANG PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN MILIK/DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA UNTUK PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya serta memberi petunjuk, sehingga kami dapat menyusun Laporan Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA A. Kinerja Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN Nomor : 005/ / /2012 Tanggal : 04 Mei NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu

LAMPIRAN Nomor : 005/ / /2012 Tanggal : 04 Mei NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu LAMPIRAN Nomor : 005/ /436.6.4/2012 Tanggal : 04 Mei 2012 NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu 1 1 SDN AIRLANGGA I/198 2 2 SDN AIRLANGGA III/200 3 3 SDN AIRLANGGA V/573 (Digabung menjadi SDN AIRLANGGA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah- i ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj) Dinas Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA.

TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA. SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/334/436.1.2/2014 TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA.

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 357 / / 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 357 / / 2008 TENTANG WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45 / 357 / 436.1.2 / 2008 TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN MASYARAKAT DI LUAR JAM KERJA DI KECAMATAN, KELURAHAN DAN PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA

Lebih terperinci

1 SD NEGERI KEBONSARI I SDN ALON-ALON CONTONG I/ SDN Asemrowo SDN BABAT JERAWAT II/ 498 SURABAYA

1 SD NEGERI KEBONSARI I SDN ALON-ALON CONTONG I/ SDN Asemrowo SDN BABAT JERAWAT II/ 498 SURABAYA 1 SD NEGERI KEBONSARI I 200 0 0 2 SDN ALON-ALON CONTONG I/87 120 0 0 3 SDN Asemrowo 120 0 0 4 SDN BABAT JERAWAT II/ 498 SURABAYA 80 0 0 5 SDN BABATAN I/456 80 0 0 6 SDN BABATAN IV/459 80 0 0 7 SDN BANGKINGAN

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS PROVINSI BANTEN 2012-2017 DATA CAPAIAN Persentase Balita Ditimbang Berat 1 2 1 PROGRAM BINA GIZI DAN Badannya

Lebih terperinci

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasioanal dan Provinsi Telaahan terhadap kebijakan Nasioanal dan provinsi menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI DINAS KESEHATAN JLN. JEND. AHMAD YANI NO. 2D TELP. (0461) 211906 LUWUK SULAWESI TENGAH KEPUTUSAN KEPALA DINAS

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran,

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 54 TAHUN 2016 Menimbang TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017 RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017 DINAS KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL KABUPATEN JEMBRANA FEBRUARI 2017 Dinas dan Kesos Kabupaten Jembrana KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH Sasaran No. Strategis 1. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi swasta, organisasi profesi dan dunia usaha dalam rangka sinergisme, koordinasi diantara pelaku

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) Lampiran III Unit Eselon I Kementrian/Lembaga/SKPD : Dinas Kesehatan Tahun : 2014 SASARAN

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) Lampiran III Unit Eselon I Kementrian/Lembaga/SKPD : Dinas Kesehatan Tahun : 2015 SASARAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 28 TAHUN 2006

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 28 TAHUN 2006 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 28 TAHUN 2006 TENTANG PELAYANAN MASYARAKAT DI LUAR JAM KERJA DI KECAMATAN, KELURAHAN DAN PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 15 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN 2008-2013 Instansi : Dinas Kesehatan Visi : Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Sinjai dalam Rangka Mewujudkan Sinjai Religius,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep Tahun 2014 PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN JL. Dr. SOETOMO No. 04 TELPON (0328) 662122, Fax. 665373 Email

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 Pemerintah Kabupaten Pacitan DINAS KESEHATAN Jl. Letjend Soeprapto No. 42 Pacitan KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut : 4. Sistem Informasi pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Provinsi yang belum tepat waktu Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN TIPE A KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

Dinas Kesehatan Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

Dinas Kesehatan Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Organisasi Berdasarkan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 bahwa Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SRAGEN BUPATI SRAGEN,

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SRAGEN BUPATI SRAGEN, SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SRAGEN BUPATI SRAGEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

Rencana Strategis. Revisi BAB I PENDAHULUAN

Rencana Strategis. Revisi BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada target hasil dalam kurun waktu lima tahun dengan memperhitungkan lingkungan internal dan eksternal.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN JANUARI 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2017 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI GORONTALO

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2017 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI GORONTALO RENCANA KINERJA TAHUNAN 2017 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Puji syukur hanya patut dihaturkan kehadirat Allah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

WALIKOTA PANGKALPINANG

WALIKOTA PANGKALPINANG WALIKOTA PANGKALPINANG Menimbang PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KOTA PANGKALPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN GARUT RENCANA KERJA

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN GARUT RENCANA KERJA DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN GARUT RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya kami

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Daerah Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2016-2021 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Gubernur

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci