BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, asumsi penelitian, serta sistematika penulisan laporan penelitian Tugas Akhir. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk terbanyak di dunia. Departemen Populasi Divis Urusan Sosial dan Ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa populasi penduduk negara Indonesia menempati urutan keempat terbanyak setelah negara Amerika Serikat, yaitu sebanyak jiwa atau sebesar 3,44% dari total keseluruhan jumlah penduduk dunia pada tahun 2017 (Tumoutounews). Hal tersebut memicu banyaknya penggunaan kendaraan sebagai sarana penunjang kehidupan. Kendaraan merupakan media transportasi yang dapat membantu dan mendukung berbagai kegiatan manusia. Di beberapa sisi, keberadaan kendaraan bukan lagi termasuk kebutuhan tersier, melainkan suatu kebutuhan sekunder karena perannya yang sangat dibutuhkan. Salah satunya seperti kegiatan pendistribusian barang yang keberadaannya sangat beperan penting dalam menjamin agar barang yang dikirim sampai di tangan konsumen pada waktu yang tepat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang bersumber dari Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri) menjelaskan bahwa jumlah kendaraan bermotor dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yaitu sebanyak unit kendaraan pada tahun 2006 dan kemudian pada tahun 2016 menjadi sebanyak unit kendaraan. Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mencatat penjualan mobil dalam negeri pada semester I-2017 (Januari-Juni) mencapai unit mobil.

2 Jumlah tersebut terus meningkat seiring berkembangnya industri otomotif di Indonesia. Gambar 1.1 Perkembangan Pengguna Kendaraan Bermotor Indonesia (Sumber : Badan Pusat Statistik) Kendaraan bermotor tersusun atas beberapa komponen yang memiliki fungsi dan kegunaan tertentu, salah satunya ban. Ban merupakan pembungkus karet kuat dan fleksibel yang menempel pada lingkar roda kendaraan. Ban berfungsi sebagai bantalan roda kendaraan yang langsung berhubungan atau bersentuhan dengan jalan. Sama halnya komponen atau produk lain, ban juga mempunyai umur pakai. Sebuah ban diperkirakan mampu bertahan setelah 3 tahun pemaikaian atau setelah menempuh jarak km, sehingga diakhir masa pakainya perlu dilakukan pergantian dengan ban baru untuk alasan keamanan saat berkendara. Seiring perkembangan teknologi, ban bekas dapat diperbaiki dan dapat digunakan kembali melaui teknologi vulkanisir ban. Vulkanisir ban merupakan proses remanufaktur ban bekas dengan mengganti tapak karet ban bekas dengan yang baru melalui proses pemanasan hingga suhu tertentu agar tidak merusak casing ban. Upaya tersebut tidak sepenuhnya dapat dilakukan terhadap seluruh ban bekas karena batasan frekuensi dan spesifikasi kelayakan proses vulkanisir. Sementara ban yang tidak layak divulkanisir akan menjadi limbah. Limbah ban bekas akan mencemari lingkungan karena tidak mudah terurai secara alami. Bahkan disisi lain 2

3 dapat menjadi sumber masalah baru yaitu lokasi sarang nyamuk yang akan menimbulkan penyakit dan penyumbatan aliran sungai. Upaya pemusnahan dengan cara pembakaran adalah jalan yang tidak bijak karena dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia. Limbah ban bekas Provinsi Sumatera Barat belum mendapat penanganan khusus selain vulkanisir ban. Saat ini jumlah kendaraan bermotor Sumatera Barat sebanyak unit kendaraan (tidak termasuk sepeda motor) pada tahun 2015 (Badan Pusat Statistik, 2015). Dapat diperkirakan jumlah ban bekas Sumatera Barat mencapai unit ban (4 unit ban per kendaraan) pada tahun Jumlah ban tersebut terus meningkat seiring meningkatnya jumlah pengguna kendaraan di Sumatera Barat. Data Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) mencatat bahwa produksi ban mencapai 10 juta ban setiap tahunnya. Gambar 1.2 Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Sumatera Barat (Sumber : Badan Pusat Statistik) Beberapa tahun belakangan, pemerintah dan sektor industri beberapa negara belahan dunia menaruh perhatian pada aspek pengembalian produk (take back) dalam upaya pemulihan produk (product recovery) diakhir masa produk, diantaranya perbaikan (repair), remanufaktur (remanufacturing), dan daur ulang (recycle) seperti recovery mobil di negara Belanda dan Taiwan, recovery material 3

4 packaging di negara German, dan recovery peralatan elektronik di negara Jepang dan Amerika Serikat (Fleischmann et al., 2001). Perluasan tanggungjawab produsen merupakan upaya yang tidak asing lagi di dunia, seperti sektor industri elektronik di 26 negara bagian Amerika Serikat, sebagian besar provinsi Kanada, Uni Eropa, dan Jepang telah memberlakukan peraturan terhadap produsen guna memastikan kerugian lingkungan yang ditimbulkan oleh produk bekas (Alumur et al., 2012). Meade et al. (2007) menglasifikasikan faktor pendorong penerapan upaya recovery produk kedalam 2 aspek yaitu aspek lingkungan dan aspek ekonomi. Aspek lingkungan mengenai peraturan lingkungan yang berlaku, dampak lingkungan, dan kesadaran konsumen yang meningkat akan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh produk bekas. Sementara aspek ekonomi mengenai nilai ekonomis yang diperoleh dari recovery produk bekas. Diantara upaya tersebut, daur ulang merupakan pendekatan yang sangat penting karena produk, part, atau komponen yang direcovery dapat dipasarkan kembali sebagai bahan baku ke beberapa perusahaan terkait dalam ketentuan kualitas dan kinerja teknis dengan harga yang lebih rendah (Kumar dan Saravanan, 2014). Pemanfaatan ban bekas dapat berupa industri kreatif seperti perabot rumah tangga, pot tanaman, ayunan dan lain-lain. Sedangkan ilmu pengetahuan dan teknologi membuktikan bahwa ban bekas dapat didaur ulang menjadi cairan berupa bahan bakar minyak sintetis, padatan berupa black carbon aktif, dan gas berupa gas sintetis yang masing-masingnya memiliki kegunaan dan nilai ekonomis. Minyak sintetis dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar mesin-mesin industri, seprti mesin boiler dan mesin tanur pada industri tekstil, kaca, asphalt mixing plant (AMP), dan industri baja. Black carbon dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tinta printer, toner mesin fotocopy, plastik, dan cat. Sedangkan gas sintetis dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar penggerak generator dan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG). Pengolahan ban bekas menjadi minyak sintetis, carbon black aktif, dan gas sintetis dilakukan melalui proses pirolisis. Pirolisis atau pirolisa merupakan proses penguraian biomasa (lysis) melalui pemanasan (pyro) tanpa atau sedikit oksigen dengan suhu diatas 150 C. Proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen yang ditunjang dengan suhu pemanasan yang cukup tinggi akan 4

5 menguraikan senyawa-senyawa kompleks penyusun ban berupa cairan, padatan, dan gas. Menurut PT Sukses Sejahtera Energi (SSE) yang bergerak dalam bidang daur ulang sampah salah satunya sampah ban bekas, menjelaskan bahwa hasil reaktor pirolisis ban bekas memberikan keluaran berupa 55% minyak (residu, heavy oil dan light oil), 10% gas, dan 35% carbon black. Kalori yang dikandung minyak sistetis cukup tinggi, yaitu sebesar kkal/liter dibandingkan dengan solar yang memiliki kandungan kalori sebesar kkal/liter. Sehingga dapat diyakini bahwa minyak sintetis lebih baik dibandingkan solar karena memiliki kandungan kalori yang lebih baik untuk pembakaran. Potensial tersebut akan memunculkan ketertarikan industri-industri terkait untuk beralih dari solar ke minyak sintetis sebagai bahan bakar mesin-mesin industri mereka. Tabel 1.1 Nilai Kalori Bahan Bakar No Jenis Nilai Kalori 1. Solar kkal/liter 2. RCO (Rubber Compound Oil)/ Minyak Sintetis kkal/liter 3. LPG kkal/ kg 4. Natural Gas kkal/m3 5. Fuel Oil kkal/m3 6. Batu Bara kkal/kg (Sumber : laskarteknik.com) PT Bukit Asam yang mengolah ban bekas menjadi minyak sintetis mampu menghasilkan minyak sintetis sebanyak liter per bulan dengan perkiraan omzet mencapai Rp ,- per bulan. Mengacu pada potensial tersebut, perlu dibangun industri daur ulang ban bekas dalam memerangi dampak lingkungan yang ditimbulkan sekaligus menciptakan nilai ekonomis ban bekas di Provinsi Sumatera Barat. Pilihan studi ini adalah minyak sintetis karena nilai ekonomis dan segmentasi pasar yang cukup bagus diatara produk hasil daur ulang lainnya serta batasan teknologi dalam pengolahannya. Membangun industri minyak sintetis dibutuhkan suatu strategi tepat guna untuk kelansungan industri dimasa depan. Dalam hal ini isu yang muncul adalah mengenai perancangan jaringan rantai pasok. Perancangan jaringan rantai pasok meliputi penugasan peran fasilitas, lokasi 5

6 pemrosesan (manufacturing), penyimpanan, dan transportasi yang berhubungan dengan fasilitas dan alokasi kapasitas, serta pasar pada masing-masing fasilitas (Chopra dan Meindl, 2010). Fokus studi ini adalah pemilihan lokasi fasilitas rantai pasok sebagai salah satu komponen dalam merancang jaringan rantai pasok minyak sintetis. Lokasi fasilitas memiliki dampak jangka panjang pada rantai pasok dan harus menjadi bagian dari strategi perusahaan (Wisner, et al., 2005). 1.2 Perumusan Masalah Keputusan lokasi fasilitas merupakan bagian dari perancangan jaringan rantai pasok yang memiliki kontribusi besar terhadap efisiensi rantai pasok. Keputusan lokasi fasilitas penting dianalisis karena memiliki dampak jangka panjang terhadap kinerja rantai pasok baik dalam hal biaya ataupun respon terhadap konsumen, sehinga harus menjadi strategi dalam studi pembangunan industri minyak sintetis. Oleh karena itu perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana menentukan lokasi fasilitas rantai pasok minyak sintetis sebagai salah satu komponen dalam merancang jaringan rantai pasok minyak sintetis. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah penentuan lokasi fasilitas rantai pasok minyak sintetis sebagai salah satu komponen dalam merancang jaringan rantai pasok minyak sintetis. Lokasi fasilitas-fasilitas yang dimaksud dalam studi ini adalah lokasi pemasok dan lokasi distributor. 1.4 Batasan Penelitian Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Tidak menganalisis kelayakan fasilitas-fasilitas rantai pasok yang dirancang. 2. Penelitian tidak membahas secara spesifik biaya yang terlibat dalam rantai pasok minyak sintetis. 6

7 3. Usaha daur ulang ban bekas hanya untuk produk minyak sintetis karena batasan investasi dan teknologi. 1.5 Asumsi Asumsi yang digunakan dalam penilitian ini adalah : 1. Industri minyak sintetis ban bekas layak didirikan di Provinsi Sumatera Barat. 2. Pusat pengolahan (pabrik) minyak sintetis dialokasikan pada kawasan industri Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. 3. Cakupan wilayah pemilihan alternatif lokasi fasilitas rantai pasok minyak sintetis meliputi wilayah kabupaten atau kota. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan penelitian terdiri dari beberapa bab yang dijelaskan sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN Berisikan latar belakang dari penelitian, perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai pada penelitian, batasan yang digunakan dalam penelitian, asumsi yang digunakan dalam penelitian, serta sistematika penulisan laporan penelitian Tugas Akhir. BAB II LANDASAN TEORI Berisikan kumpulan terminologi dan konsep yang digunakan serta studi literatur penelitian terdahulu sebagai landasan dalam melakukan penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berisikan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian Tugas Akhir. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Berisikan eksekusi penelitian yang meliputi pengumpulan data serta pengolahan data untuk mencapai tujuan penelitian Tugas Akhir. 7

8 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Berisikan hasil dan pembahasan mengenai penelitian yang dilakukan. BAB VI PENUTUP Berisikan rumusan simpulan dari hasil penelitian Tugas Akhir serta memuat saran yang berkaitan dengan arah penelitian selanjutnya dan implikasi dari hasil studi. 8

TRANSFORMASI PARADIGMA PENANGANAN SAMPAH

TRANSFORMASI PARADIGMA PENANGANAN SAMPAH TRANSFORMASI PARADIGMA PENANGANAN SAMPAH PT. SUKSES SEJAHTERA ENERGI Jl. Lawu Tegalarum 418 RT 02/13, Cangakan Karanganyar, Jawa Tengah, 57722 Telepon: 0271 494253 More Than Recycling Daftar Isi Permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki total konsumsi bahan bakar minyak yang cukup tinggi. Konsumsi bahan bakar tersebut digunakan untuk menjalankan kendaraan seperti kendaraan bermotor

Lebih terperinci

Company Profile PT Sukses Sejahtera Energi

Company Profile PT Sukses Sejahtera Energi Company Profile PT Sukses Sejahtera Energi Daftar Isi Pengantar 01 Milestone 02 Visi & Misi 03 Lini Bisnis 04 Produk 06 01 PT SSE merupakan perusahaan jasa yang berorientasi untuk mewujudkan sampah agar

Lebih terperinci

PT. SUKSES SEJAHTERA ENERGI

PT. SUKSES SEJAHTERA ENERGI + Minyak Sintetik (minyak bakar) E88 Carbon Briket CB88 Gas Sintetik Steel Wire Scrap (Kawat Besi Baja) PT. SUKSES SEJAHTERA ENERGI Jl. Manisrenggo Km. 4,5 Prambanan, Klaten, Jawa Tengah T. 0274-7459008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang sangat kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar memakai konsep

Lebih terperinci

RUBBER CRUDE OIL PRODUCT KNOWLEDGE

RUBBER CRUDE OIL PRODUCT KNOWLEDGE PRODUCT KNOWLEDGE RUBBER CRUDE OIL Kantor: Jl. Lawu Tegalarum 418 RT 02/13, Cangakan Karanganyar, Jawa Tengah, 57722 Telepon: 0271 494253 Pabrik: Ngamban RT 01/06 Buran, Tasikmadu Karanganyar, Jawa Tengah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat Indonesia dalam membuang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subbab ini menjelaskan latar belakang dari penelitian yang dilaksanakan. Penelitian ini berangkat dari konsep sustainability dan penerapan konsep sustainable manufacturing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjamah oleh fasilitas pelayanan energi listrik, dikarenakan terbatasnya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. terjamah oleh fasilitas pelayanan energi listrik, dikarenakan terbatasnya pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini banyak masyarakat di pedesaan terpencil yang belum terjamah oleh fasilitas pelayanan energi listrik, dikarenakan terbatasnya pelayanan pemerintah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk sehingga muncul banyak kendaraan-kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi kehidupan manusia di muka bumi. Tanpa adanya energi, tidak akan ada kerja yang dihasilkan. Pemanfaatan energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi yang sangat tinggi pada saat ini menimbulkan suatu pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu mengurangi pemakaian bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi plastik tahun 2009 hingga tahun 2010 di seluruh dunia meningkat dari 15 juta ton hingga mencapai 265 juta ton, hal ini menegaskan kecenderungan jangka panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian di suatu negara. Fluktuasi harga minyak mentah dunia mempengaruhi suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu semakin bertambah pula jumlah populasi manusia di bumi, maka dengan demikian kebutuhan energi akan semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI Bambang Susilo Retno Damayanti PENDAHULUAN PERMASALAHAN Energi Lingkungan Hidup Pembangunan Pertanian Berkelanjutan PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BIOGAS Dapat

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Produksi plastik di dunia tahun 2012 dalam Million tones (PEMRG, 2013)

Gambar 1.1 Produksi plastik di dunia tahun 2012 dalam Million tones (PEMRG, 2013) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia saat ini banyak menggunakan peralatan sehari-hari yang terbuat dari plastik. Plastik dipilih karena memiliki banyak keunggulan yaitu kuat, ringan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Isu energi merupakan isu yang sedang hangat diperdebatkan. Topik dari perdebatan ini adalah berkurangnya persediaan sumber-sumber energi terutama sumber energi berbasis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tentang penilaian energi. Hal-hal yang melatarbelakangi dan tujuan dari penelitian dijelaskan pada bagian ini. 1.1. Latar Belakang Energi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Plastik adalah material sintetis yang berupa senyawa polimer yang unsur utamanya adalah karbon dan hidrogen atau hidrokarbon. Sejak ditemukan material plastik maka

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG Idrus Abdullah Masyhur 1, Setiyono 2 1 Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasila,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berusaha mendapatkan pemenuhan kebutuhan primer maupun sekundernya. Sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. berusaha mendapatkan pemenuhan kebutuhan primer maupun sekundernya. Sumber BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki kebutuhan yang tak terbatas dengan ketersediaan kebutuhan yang terbatas. Manusia sebagai konsumen selalu berusaha mendapatkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan pertumbuhan penduduk dunia yang pesat mengakibatkan bertambahnya kebutuhan energi seiring berjalannya waktu. Energi digunakan untuk membangkitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di buang tanpa memikirkan dampak dari menumpuknya sampah salah satunya sampah organik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Awalnya carbon black hanya digunakan sebagai agen penguat dalam ban.

BAB I PENDAHULUAN. Awalnya carbon black hanya digunakan sebagai agen penguat dalam ban. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendirian Pabrik Awalnya carbon black hanya digunakan sebagai agen penguat dalam ban. Namun, karena sifatnya yang unik, penggunaan carbon black telah diperluas dalam

Lebih terperinci

KINERJA DAN POTENSI INDUSTRI BAN DALAM NEGERI

KINERJA DAN POTENSI INDUSTRI BAN DALAM NEGERI KINERJA DAN POTENSI INDUSTRI BAN DALAM NEGERI Nofi Erni Dosen Teknik Industri Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta nofi.erni@indonusa.ac.id Abstrak Tulisan ini merupakan hasil studi pustaka dalam rangka

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. diproses lagi menjadi produk-produk baru yang lebih menguntungkan. industri yang dikaitkan dengan sektor ekonomi lain.

1. PENDAHULUAN. diproses lagi menjadi produk-produk baru yang lebih menguntungkan. industri yang dikaitkan dengan sektor ekonomi lain. 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendirian Pabrik Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi di sektor minyak dan gas bumi, sehingga minyak dan gas bumi dapat dijadikan komoditi penting untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk dalam satu dekade terakhir menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya konsumsi energi nasional. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai sebuah negara besar yang sedang berkembang, konsumsi energi di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, termasuk konsumsi energi listrik. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan plastik dalam pemanfaatannya di kehidupan manusia memang tak dapat dielakkan, sebagian besar penduduk di dunia memanfaatkan plastik dalam menjalankan aktivitasnya.

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan sektor yang berperan dalam meningkatkan pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Namun demikian

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Limbah Plastiksebagai Campuran Bahan Bakar Premium terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor Merk-X

Pengaruh Penggunaan Limbah Plastiksebagai Campuran Bahan Bakar Premium terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor Merk-X Pengaruh Penggunaan Limbah Plastiksebagai Campuran Bahan Bakar Premium terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor Merk-X Untung Surya Dharma 1) & Dwi Irawan 2). 1,2) Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Natalitas (kelahiran) yang terjadi setiap hari tentu menambah jumlah populasi manusia di muka bumi ini. Tahun 2008 ini populasi penduduk Indonesia menduduki peringkat 4 setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi adalah energi yang tidak dapat diperbarui, tetapi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi adalah energi yang tidak dapat diperbarui, tetapi dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Minyak bumi adalah energi yang tidak dapat diperbarui, tetapi dalam kehidupan sehari-hari bahan bakar minyak masih menjadi pilihan utama sehingga akan mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor maupun

BAB I PENDAHULUAN. kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Prospek industri manufaktur tahun 2012, pada tahun 2011 yang lalu ditandai oleh kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah menurut SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat terdiri atas bahan

Lebih terperinci

GREEN INCINERATOR Pemusnah Sampah Kota, Industri, Medikal dsbnya Cepat, Murah, Mudah, Bersahabat, Bermanfaat

GREEN INCINERATOR Pemusnah Sampah Kota, Industri, Medikal dsbnya Cepat, Murah, Mudah, Bersahabat, Bermanfaat GREEN INCINERATOR Pemusnah Sampah Kota, Industri, Medikal dsbnya Cepat, Murah, Mudah, Bersahabat, Bermanfaat WASTE-TO-ENERGY Usaha penanggulangan sampah, baik dari rumah tangga/penduduk, industri, rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. plastik relatif murah, praktis dan fleksibel. Plastik memiliki daya kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. plastik relatif murah, praktis dan fleksibel. Plastik memiliki daya kelebihan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plastik merupakan jenis limbah padat yang susah terurai dan volumenya terus meningkat. Peningkatan jumlah sampah plastik karena plastik relatif murah, praktis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan hasil aktivitas manusia yang tidak dapat dimanfaatkan. Namun pandangan tersebut sudah berubah seiring berkembangnya jaman. Saat ini sampah dipandang

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI Sampah?? semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia. BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR Negara tujuan ekspor yang dibahas dalam bab ini hanya dibatasi pada 10 negara dengan tingkat konsumsi karet alam terbesar di dunia. Negara-negara tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut merupakan kebutuhan yang esensial bagi keberlangsungan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut merupakan kebutuhan yang esensial bagi keberlangsungan hidup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam tersebut merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Perkembangan otomotif di Indonesia tahun Produksi (juta. Penjualan Jenis.

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Perkembangan otomotif di Indonesia tahun Produksi (juta. Penjualan Jenis. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Di Indonesia industri otomotif kini masih menjadi salah satu industri andalan dengan perkembangan pesat dan dengan didukung oleh sumberdaya yang ada. Menurut data statistik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika konsumsi domestik bahan bakar minyak terus meningkat. sehingga membawa Indonesia sebagai net oil importet, dimana kita

BAB I PENDAHULUAN. Ketika konsumsi domestik bahan bakar minyak terus meningkat. sehingga membawa Indonesia sebagai net oil importet, dimana kita BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ketika konsumsi domestik bahan bakar minyak terus meningkat sehingga membawa Indonesia sebagai net oil importet, dimana kita ketahui energi fosil merupakan energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. liternya. Sehingga 95% masyarakat beralih ke gas elpiji. Konsumsi elpiji pada

BAB I PENDAHULUAN. liternya. Sehingga 95% masyarakat beralih ke gas elpiji. Konsumsi elpiji pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi energi di Indonesia sekarang ini sangat memprihatinkan. Dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan konsumsi energi Indonesia mencapai 7% per tahun. Sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kasus tersebut akan dialami oleh TPA dengan metode pengelolaan open dumping

BAB I PENDAHULUAN. kasus tersebut akan dialami oleh TPA dengan metode pengelolaan open dumping BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang Undang nomor 18 tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/ atau proses alam yang berbentuk padat. Permasalahan sampah adalah hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan dan penerapan perangkat-perangkat pengelolaan lingkungan diarahkan untuk mendorong seluruh pihak di dunia ini untuk melakukan tanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu. sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu. sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan bahan bakar fosil ini semakin meningkat

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indocement. Bosowa Maros Semen Tonasa. Semen Kupang

1. PENDAHULUAN. Indocement. Bosowa Maros Semen Tonasa. Semen Kupang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semen adalah komoditas yang strategis bagi Indonesia. Sebagai negara yang terus melakukan pembangunan, semen menjadi produk yang sangat penting. Terlebih lagi, beberapa

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Juli 2007 INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Pada Juli 2007, secara tahunan, pertumbuhan tertinggi terjadi pada produksi kendaraan non niaga, sedangkan kontraksi tertinggi terjadi pada penjualan minyak diesel.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir, produksi kaca lembaran di seluruh dunia meningkat tajam. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. terakhir, produksi kaca lembaran di seluruh dunia meningkat tajam. Berdasarkan hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kaca lembaran merupakan salah satu produk hasil kimia yang banyak digunakan diseluruh dunia untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Selama beberapa tahun terakhir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan PT. Semen Padang. PT. Semen Padang memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan PT. Semen Padang. PT. Semen Padang memerlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan suatu kebutuhan utama dalam setiap aspek kehidupan. Energi listrik merupakan alat utama untuk menggerakkan aktivitas produksi suatu pabrik. Demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis minyak pada pertengahan 1970-an, harga bahan bakar minyak

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis minyak pada pertengahan 1970-an, harga bahan bakar minyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak krisis minyak pada pertengahan 1970-an, harga bahan bakar minyak cenderung terus meningkat, sehingga mendorong praktisi dan akademisi bidang energi terus mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Perancangan Reaktor Pirolisis Pada reaktor pirolisis alat ini dibuat menggunakan 2 tabung freon bekas yang tidak terpakai karena menggunakan tabung yang sudah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

PENDAHULUAN BAB I 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sampah adalah masalah klasik yang tak pernah habis untuk dibahas. Sampai saat ini sebagian besar masyarakat masih menganggap sampah sebagai sesuatu yang tidak berguna,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi di Indonesia secara umum meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan penduduk, pertumbuhan perekonomian maupun perkembangan teknologi. Pemakaian energi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Semakin meningkatnya kebutuhan minyak sedangkan penyediaan minyak semakin terbatas, sehingga untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri Indonesia harus mengimpor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota yang cukup besar, ada kota sedang dan ada kota kecil. Kota Medan merupakan salah satu kota di Indonesia

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. dengan laju pertumbuhan sektor lainnya. Dengan menggunakan harga konstan 1973, dalam periode

1.1. Latar Belakang. dengan laju pertumbuhan sektor lainnya. Dengan menggunakan harga konstan 1973, dalam periode 1.1. Latar Belakang Pada umumnya perekonomian di negara-negara sedang berkembang lebih berorientasi kepada produksi bahan mentah sebagai saingan dari pada produksi hasil industri dan jasa, di mana bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang industri. Salah satu industri yang banyak berkembang adalah industri bahan kimia. Namun ketergantungan

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIOMASSA ONGGOK-BATUBARA DENGAN VARIASI KOMPOSISI

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIOMASSA ONGGOK-BATUBARA DENGAN VARIASI KOMPOSISI TUGAS AKHIR UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIOMASSA ONGGOK-BATUBARA DENGAN VARIASI KOMPOSISI Diajukan Guna Memenuhi Syarat Untuk Mencapai Derajat Sarjana Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik terus-menerus meningkat yang disebabkan karena pertumbuhan penduduk dan industri di Indonesia berkembang dengan pesat, sehingga mewajibkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling terkait antar satu dengan lainnya. Manusia membutuhkan kondisi lingkungan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi menjadi bagian yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Berbagai jenis transportasi yang ada sekarang sering dimanfaatkan untuk mengangkut barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya laju pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia menyebabkan kebutuhan masyarakat juga semakin tinggi. Salah satunya adalah dalam bidang sarana transportasi.sektor

Lebih terperinci

Pemanfaatan Batubara dan Biomassa dengan Proses Pirolisa untuk Sumber Energi dan Industri di Kalimantan Timur

Pemanfaatan Batubara dan Biomassa dengan Proses Pirolisa untuk Sumber Energi dan Industri di Kalimantan Timur Pemanfaatan Batubara dan Biomassa dengan Proses Pirolisa untuk Sumber Energi dan Industri di Kalimantan Timur F.4 Drs. Hasnedi, M.Si. BadanPengkajiandanPenerapanTeknologi 2012 LATAR BELAKANG Keputusan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan sumber energi utama di dunia (sekitar 80% dari penggunaan total lebih dari 400 EJ per tahun).

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, September Penyusun,

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, September Penyusun, KATA PENGANTAR Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya kepada penyusun, sehingga penyusunan Tugas Akhir dengan judul Pra Rancangan Pabrik Aseton dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ancaman terhadap kerusakan lingkungan telah menjadi isu yang sangat berkembang di zaman globalisasi saat sekarang ini, sehingga menyadarkan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. Dibandingkan dengan kondisi permintaan energi beberapa

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR - 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH REGIONAL JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Bahan bakar fosil adalah termasuk bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik minyak bumi, gas alam, ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam melakukan pekerjaan. Namun perkembangan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam melakukan pekerjaan. Namun perkembangan teknologi tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi semakin inovatif guna mempermudah manusia dalam melakukan pekerjaan. Namun perkembangan teknologi tidak lepas dari sumber energi yang

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan kendaraan bermotor roda dua saat ini terus meningkat. Hal

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan kendaraan bermotor roda dua saat ini terus meningkat. Hal I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan akan kendaraan bermotor roda dua saat ini terus meningkat. Hal ini diduga terjadi antara lain karena daya tarik efisiensi biaya dan perawatan, tipikal jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Sumber daya alam yang ada di Indonesia digunakan dalam berbagai hal, seperti: sumber energi (bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi. Selain sebagai komoditas publik, sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik menjadi kebutuhan utama manusia baik sektor rumah tangga, industri, perkantoran, dan lainnya. Kebutuhan energi terus meningkat seiring dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia saat ini. Minyak sangat dibutuhkan untuk bahan bakar kendaraan bermotor, kebutuhan

Lebih terperinci

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011 4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011 Pada pengujian periode I nilai NO 2 lebih tinggi dibandingkan dengan periode II dan III (Gambar 4.1). Tinggi atau rendahnya konsentrasi NO 2 sangat dipengaruhi oleh berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi pada saat ini dan pada masa kedepannya sangatlah besar. Apabila energi yang digunakan ini selalu berasal dari penggunaan bahan bakar fosil tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di era yang serba modern seperti saat ini, energi merupakan salah satu hal penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di era yang serba modern seperti saat ini, energi merupakan salah satu hal penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era yang serba modern seperti saat ini, energi merupakan salah satu hal penting dikehidupan manusia, karena konsumsi energi untuk kebutuhan manusia sehari-hari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobil merupakan suatu hal penting yang dianggap mampu membantu mempermudah hidup manusia. Untuk dapat dipergunakan sebagai mana fungsinya mobil menggunakan tenaga mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini penanganan sampah kota di negara-negara berkembang seperti Indonesia hanya menimbun dan membakar langsung sampah di udara terbuka pada TPA (Tempat Pembuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat selama

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat selama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat selama tiga dekade terakhir. Sifat plastik yang ringan, transparan, mudah diwarnai, tahan terhadap korosi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai potensi biomassa yang sangat besar. Estimasi potensi biomassa Indonesia sekitar 46,7 juta ton per tahun (Kamaruddin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah merambah dihampir semua bidang kehidupan, hal ini ditandai dengan berkembangnya penggunaan komputer hampir diberbagai bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkurangnya cadangan sumber energi dan kelangkaan bahan bakar minyak yang terjadi di Indonesia dewasa ini membutuhkan solusi yang tepat, terbukti dengan dikeluarkannya

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008 Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : 131 803 987 Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008 1 KEBIJAKSANAAN ENERGI 1. Menjamin penyediaan di dalam negeri secara terus-menerus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan. dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat,

BAB I PENDAHULUAN. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan. dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat, praktis, ringan dan tentu saja modern.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu proses produksi, baik skala rumah tangga maupun industri akan menghasilkan limbah yang kehadirannya tidak dikehendaki lagi karena dianggap tidak memiliki nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Istilah keberlanjutan (sustainability)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah pulau yang mencapai ribuan. Dari sekian banyak pulau tersebut belum semua pulau yang dihuni manusia dapat menikmati

Lebih terperinci