KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DENGAN TINGGI BADAN PADA WANITA DEWASA SUKU DAYAK BUKIT, DAYAK NGAJU, DAN BANJAR HULU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DENGAN TINGGI BADAN PADA WANITA DEWASA SUKU DAYAK BUKIT, DAYAK NGAJU, DAN BANJAR HULU"

Transkripsi

1 Salystina MA. dkk. Korelasi Panjang Lengan Bawah KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DENGAN TINGGI BADAN PADA WANITA DEWASA SUKU DAYAK BUKIT, DAYAK NGAJU, DAN BANJAR HULU Mega Amaliani Salystina 1, Iwan Aflanie 2, Roselina Panghiyangani 3 1 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin 2 Departemen Forensik dan Medikolegal, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin 3 Departemen Biologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin Korespondensi: Amaliani.salystina@yahoo.com Abstract: Body height is an important parameter for anthropometry and body height estimation hold important position for identification on cases which exhibition is cut body part or part of the bone. Forearm length can be used as an alternative to estimate person s body height.this study aims to know the correlation between forearm length with body height on adult women of Dayak Bukit tribe,dayak Ngaju tribe, and Banjar Hulu tribe.the method used in this study is analytic observasional with cross-sectional approach. Sample taken by purposive sampling technique with number of sample were 38 people for each tribe aged of years old which fulfill exclusion and inclusion criteria. Result of data analysis by Pearson correlation test with confidence interval of 95% shown correlation coefficient score of right and left forearm for Dayak Bukit tribe were r=0,786 and r=0.791, right and left forearm for Dayak Ngaju tribe were r=0.797 and r=0.797, and right and left forearm for Banjar Hulu tribe were r=0.825 and r= Based on the result of this study it can be concluded that there is a strong correlation between forearm length with the body height for Dayak Bukit tribe and Dayak Ngaju tribe adult woman, and very strong correlation for Banjar Hulu tribe adult women. Keywords: identification, forearm, Dayak Bukit tribe, Dayak Ngaju tribe, Banjar Hulu tribe Abstrak: Tinggi badan merupakan salah satu parameter terpenting dalam antropometri dan estimasi tinggi badan memegang peranan penting dalam identifikasi pada pengukuran bagian tubuh yang telah terpotong. Pengukuran panjang lengan bawah dapat digunakan sebagai alternatif untuk memperkirakan tinggi badan. Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi antara panjang lengan bawah dengan tinggi badan pada wanita dewasa suku Dayak Bukit, suku Dayak Ngaju, dan suku Banjar Hulu. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan sampel sebanyak 38 orang untuk tiap suku yang berusia tahun dan memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi. Hasil uji Pearson menunjukan nilai r pada lengan bawah kanan dan kiri suku Dayak Bukit adalah r=0,786 dan r=0.791, suku Dayak Ngaju adalah r=0.797 dan r=0.797, dan suku Banjar Hulu adalah r=0.825 dan r= Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat korelasi kuat antara panjang lengan bawah dengan tinggi badan pada wanita dewasa suku Dayak Bukit dan suku Dayak Ngaju, dan korelasi sangat kuat pada wanita dewasa suku Banjar Hulu. Kata-kata kunci: identifikasi, lengan bawah, suku Dayak Bukit, suku Dayak Ngaju, suku Banjar Hulu 799

2 Homeostasis, Vol. 1 No. 3, Des 2018: PENDAHULUAN Secara geografis, Indonesia membentang dari 6 LU sampai 11 LS dan 92 BT sampai 142 BT dan terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia, Indo Australia, dan Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia juga terdapat sabuk vulkanik berupa pegunungan vulkanik. Kondisikondisi tersebut menyebabkan Indonesia berpotensi terhadap terjadinya bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor. 1,2 Selain itu, Indonesia merupakan negara multikultural yang memiliki keragaman budaya, suku, agama, bahasa, mata pencaharian, dan golongan yang merupakan kekayaan tak ternilai yang dimiliki bangsa Indonesia. Keadaan tersebut disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah letak wilayah. 3,4 Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi di kepulauan Indonesia yang memiliki luas wilayah ,52 km 2. Berdasarkan data sensus 2010 jumlah penduduk Kalimantan Selatan adalah juta kepala, dengan didominasi oleh suku Banjar. Suku Banjar merupakan penduduk asli Provinsi Kalimantan Selatan yang berasal dari tiga kelompok suku berbeda dan hidup menjadi satu kelompok, diantaranya: kelompok Banjar Muara yang didominasi oleh suku Dayak Ngaju, kelompok Banjar Hulu yang didominasi oleh suku Dayak Bukit, dan kelompok Banjar Batang Banyu yang didominasi oleh suku Dayak Maanyan. 4,5,6 Telah disebutkan sebelumnya bahwa Indonesia berpotensi terhadap bencana, hal tersebut dapat dilihat pada data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana hingga Januari 2016 terdapat kejadian bencana di Indonesia yang terjadi selama tahun Sedangkan untuk Kalimantan Selatan, pada tahun 2012 telah terjadi 545 kejadian bencana. 7,8 Namun, data pada daerah terpencil di Kalimantan Selatan masih sulit didapatkan sehingga terkendala dalam melakukan identifikasi jenazah ketika terjadi sebuah bencana alam yang hanya ditemukan beberapa potongan tubuh saja. Hal tersebut membuat proses identifikasi dibutuhkan untuk mengetahui identitas korban tersebut dengan mengukur bagian tertentu untuk memperkirakan tinggi badan individu pada saat masih hidup. 9 Identifikasi adalah penentuan identitas orang hidup ataupun mati, berdasarkan ciri khas yang terdapat pada seorang individu. Identifikasi pada antropologi forensik meliputi penentuan ras, jenis kelamin, umur dan tinggi badan. Penentuan identitas melalui tinggi badan seseorang memegang peranan penting pada keadaan yang harus diperiksa adalah tubuh yang telah terpotong-potong, rangka, atau sebagian tulang saja. 9,10 Penghitungan estimasi tinggi badan dengan mengukur panjang salah satu tulang panjang yang masih dibungkus otot dan kulit seperti ruas lengan bawah dapat dilakukan. Penghitungan ini juga dapat dilakukan pada korban yang hanya bisa berbaring di tempat tidur, tua, dalam kondisi lemah, serta korban yang memiliki kelainan pada tungkai dan atau kolumna vertebralis Korelasi antara tinggi badan dengan lengan bawah maupun tulang panjang yang terdapat pada lengan bawah telah banyak dibuktikan oleh banyak peneliti. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara tinggi badan dengan panjang lengan bawah maupun tulang panjang yang terdapat pada lengan bawah METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 38 wanita dewasa untuk setiap suku yang memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah mikrotoa dan penggaris untuk mengukur tinggi badan 800

3 Salystina MA. dkk. Korelasi Panjang Lengan Bawah dan panjang lengan bawah subjek penelitian, lembar informed consent, lembar kuisioner, dan lembar data hasil pengukuran sampel. Pengukuran dilakukan pada tinggi badan dan panjang lengan bawah kanan dan kiri. Tinggi badan diukur dari ujung kepala (vertex) subjek sampai tumit (heel) dalam posisi tegak lurus, berdiri tanpa alas kaki pada permukaan yang datar, dengan punggung, pantat, dan tumit menempel pada dinding dan pandangan lurus kedepan. Lengan bawah diukur dari processus styloideus ulnae percutaneus sampai processus olecranon ulnae percutaneus dalam posisi lengan fleksi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian rata-rata tinggi badan dan rentang panjang lengan wanita dewasa Suku Dayak Bukit, Dayak Ngaju, dan Banjar Hulu dapat dilihat pada tabel 1 dan 2. Tabel 1 Rata-rata tinggi badan subjek penelitian Pengukuran Suku Dayak Bukit Suku Dayak Ngaju Suku Banjar Hulu Rata-rata tinggi badan (cm) 146,7 149,7 148,7 SD 4,3 5,5 4,5 Minimal 139,5 138,9 141 Maksimal 156,5 161,5 160 Tabel 2 Rata-rata dan rentang panjang lengan bawah subjek penelitian Pengukuran Panjang Lengan Bawah (cm) Kanan Kiri Suku Dayak Bukit Rata-rata panjang lengan bawah ± SD 22,1 ± 1 22 ± 0,9 Rentang panjang lengan bawah 20,6-24,1 20,5-24,1 Suku Dayak Ngaju Rata-rata panjang lengan bawah ± SD 23 ± 1,3 22,7 ± 1,3 Rentang panjang lengan bawah 20,9-27,2 20,4-26,5 Suku Banjar Hulu Rata-rata panjang lengan bawah ± SD 22,6 ± 1 22,4 ± 1 Rentang panjang lengan bawah 21-24,5 20,8-24,6 Tabel 1 dan 2 menunjukan suku Dayak Ngaju memiliki rata-rata terbesar pada tinggi badan dan panjang lengan bawah kiri dan kanan jika dibandingkan dengan kedua suku lainnya. Tabel 2 juga memperlihatkan adanya perbedaan panjang lengan bawah kanan dan kiri subjek penelitian, namun dengan selisih panjang yang tidak terlalu jauh. Perbedaan panjang tersebut dapat disebabkan adanya perbedaan intensitas dalam penggunaan ekstremitas atas yang biasa disebut handedness. Dalam pengelompokkan nya, handedness dibagi menjadi dua, yaitu lefthanded untuk individu yang lebih dominan menggunakan ekstremitas kirinya dan right-handed untuk individu yang lebih dominan menggunakan ekstremitas kanannya. Dalam penelitian oleh Yunarida (2014) yang dilakukan pada pemain bulu tangkis dan non-pebulutangkis menunjukkan bahwa panjang lengan bawah kiri dan kanan pada subjek penelitian memiliki perbedaan namun tidak signifikan. Perbedaan panjang tersebut merupakan pengaruh dari handedness, dimana semakin besar aktivitas yang dilakukan seseorang maka akan memiliki perbedaan ukuran ekstremitas yang semakin besar pula. 20 Berdasarkan tinggi badan dari tiap suku dapat dilihat selisih rerata tinggi badan suku Dayak Bukit dengan suku Dayak Ngaju adalah 2,92 cm, suku Dayak Bukit dengan suku Banjar Hulu 1,9 cm, dan suku Dayak Ngaju dengan suku Banjar Hulu 1,02 cm. Dapat dilihat bahwa berdasarkan karakteristik tinggi badan, suku Dayak Ngaju dengan suku Banjar Hulu memiliki selisih rerata tinggi badan terkecil dan suku Dayak Bukit dengan suku Dayak Ngaju memiliki selisih rerata 801

4 Homeostasis, Vol. 1 No. 3, Des 2018: tinggi badan terbesar. Berdasarkan panjang lengan bawah kanan dari tiap suku dapat dilihat selisih rerata panjang lengan bawah kanan suku Dayak Bukit dengan suku Dayak Ngaju adalah 0,52 cm, suku Dayak Bukit dengan suku Banjar Hulu 0,91 cm, dan suku Dayak Ngaju dengan Suku Banjar Hulu 0,38 cm. Sedangkan, berdasarkan panjang lengan bawah kiri selisih rerata panjang lengan bawah kanan suku Dayak Bukit dengan suku Dayak Ngaju adalah 0,41 cm, suku Dayak Bukit dengan suku Banjar Hulu 0,73 cm, dan suku Dayak Ngaju dengan suku Banjar Hulu 0,32 cm. Dapat dilihat bahwa berdasarkan karakteristik panjang lengan bawah kanan dan kiri suku Dayak Ngaju dengan suku Banjar Hulu memiliki selisih rerata panjang lengan bawah terkecil dan suku Dayak Bukit dengan suku Banjar Hulu memiliki selisih rerata panjang lengan bawah terbesar. Berdasarkan karakteristik subjek penelitian diatas, dapat diasumsikan bahwa suku Dayak Ngaju dan suku Banjar Hulu yang memiliki selisih rerata tinggi badan dan panjang lengan bawah terkecil memiliki hubungan kekerabatan dibandingkan dengan suku lainnya. Hasil uji Saphiro-Wilk dan uji homogenitas menunjukkan hasil uji normalitas pada kesembilan variabel terdistribusi normal (p >0,05), kemudian dilanjutkan dengan melakukan Uji ANOVA. Tabel 3 Hasil uji ANOVA Uji ANOVA Nilai P Tinggi Badan 0,029 Panjang Lengan Bawah Kanan 0,002 Panjang Lengan Bawah Kiri 0,011 Tabel 3 menunjukkan adanya perbedaan tinggi badan dan panjang lengan bawah pada suku Dayak Bukit, suku Dayak Ngaju, dan suku Banjar Hulu. Namun, perbedaan yang signifikan terlihat pada suku Dayak Bukit dan suku Dayak Ngaju. Perbedaan ini dapat disebabkan karena adanya perbedaan proporsi tubuh pada setiap populasi, khususnya pada populasi yang tempat tinggalnya berjauhan secara geografis. 21 Proporsi tubuh tersebut juga memiliki kaitan yang erat dengan morfologi dikarenakan adanya adaptasi dari nenek moyang manusia, salah satunya adaptasi terhadap iklim. Contohnya, manusia pada daerah tropis akan mempunyai tangan dan tungkai yang panjang relatif terhadap batang tubuh, seperti pada ras Negroid dan manusia pada daerah dingin mempunyai tangan dan tungkai yang cenderung pendek, seperti pada ras Mongoloid. 22,23 Sehingga, suku Dayak Ngaju dan suku Banjar Hulu yang bertempat tinggal di sekitar daerah aliran sungai akan memiliki proporsi tubuh yang berbeda dengan suku Dayak Bukit yang bertempat tinggal di daerah pegunungan, dikarenakan adanya perbedaan tempat tinggal secara geografis dan telah terjadinya adaptasi. Selanjutnya dilakukan uji linearitas untuk mengetahui apakah variabel memiliki hubungan yang linear atau tidak. Hasil uji linearitas pada panjang lengan bawah dengan tinggi badan dapat dilihat pada gambar 1, 2, dan

5 Tinggi Badan Tinggi Badan Tinggi Badan Tinggi Badan Tinggi Badan Tinggi Badan Salystina MA. dkk. Korelasi Panjang Lengan Bawah Panjang Lengan Bawah Kiri Panjang Lengan Bawah Kanan Gambar 1 Hasil Uji Linearitas Panjang Lengan Bawah dengan Tinggi Badan Suku Dayak Bukit 165,0 160,0 155,0 150,0 145,0 140,0 135, Panjang Lengan Bawah Kiri 170,0 165,0 160,0 155,0 150,0 145,0 140,0 135, Panjang Lengan Bawah Kanan Gambar 2 Hasil Uji Linearitas Panjang Lengan Bawah dengan Tinggi Badan Suku Dayak Ngaju Panjang Lengan Bawah Kiri Panjang Lengan Bawah Kanan Gambar 3 Hasil Uji Linearitas Panjang Lengan Bawah dengan Tinggi Badan Suku Banjar Hulu Pada gambar 1,2 dan 3 menunjukkan bahwa tinggi badan dengan panjang lengan bawah kanan dan kiri pada semua suku memiliki hubungan yang linear. Hal tersebut mengindikasikan panjang lengan bawah dapat digunakan sebagai prediktor penentuan tinggi badan dimana dengan bertambahnya tinggi badan, panjang lengan bawah juga akan bertambah. 11 Setelah didapatkan penyebaran data yang terdistribusi normal dan memiliki hubungan yang linear, data dianalisis menggunakan uji parametrik yaitu uji korelasi Pearson untuk mengetahui nilai korelasi antar variabel. Untuk menilai kekuatan korelasi dapat dilihat dari interpretasi nilai koefisien (r) pada tabel 6 dan hasil analisis korelasi Pearson dapat dilihat pada tabel 7. Data dikatakan memiliki korelasi yang bermakna apabila nilai p<0,

6 Homeostasis, Vol. 1 No. 3, Des 2018: Tabel 4. Interpretasi kekuatan korelasi secara sistematik Nilai Interpretasi 0,00 0,199 Sangat lemah 0,20 0,399 Lemah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat kuat Tabel 5 Hasil Uji Pearson Pengukuran Koefisien Korelasi (r) P N PLB kanan dengan tinggi badan suku Dayak Bukit 0,786 0, PLB kiri dengan tinggi badan suku Dayak Bukit 0,791 0, PLB kanan dengan tinggi badan suku Dayak Ngaju 0,797 0, PLB kiri dengan tinggi badan suku Dayak Ngaju 0,797 0, PLB kanan dengan tinggi badan suku Banjar Hulu 0,825 0, PLB kiri dengan tinggi badan suku Banjar Hulu 0,837 0, Keterangan : PLB = panjang lengan bawah N = jumlah subjek penelitian Tabel 5 menunjukkan hasil bahwa korelasi antara panjang lengan bawah dengan tinggi badan pada semua suku memiliki nilai p=0,00 yang berarti panjang lengan bawah dengan tinggi badan memiliki korelasi yang bermakna (p<0,05). Nilai uji korelasi Pearson (r) pada suku Dayak Bukit adalah arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi kuat, suku Dayak Ngaju adalah arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi kuat, dan suku Banjar Hulu adalah arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi sangat kuat. Data yang telah diuji dengan menggunakan uji korelasi Pearson selanjutnya dilakukan uji regresi linear. Uji ini dilakukan untuk mendapatkan formula yang dapat menggambarkan hubungan antara panjang lengan bawah kanan dan kiri dengan tinggi badan pada masing-masing suku. Formula yang didapatkan dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 6 Formula estimasi tinggi badan No Formula ( Y=a+bx) 1 TB suku Dayak Bukit = 71, ,412 x PLBka suku Dayak Bukit 2 TB suku Dayak Bukit = 66, ,636 x PLBki suku Dayak Bukit 3 TB suku Dayak Ngaju = 71, ,380 x PLBka suku Dayak Ngaju 4 TB suku Dayak Ngaju = 71, ,421 x PLBki suku Dayak Ngaju 5 TB suku Banjar Hulu = 61, ,837 x PLBka suku Banjar Hulu 6 TB suku Banjar Hulu = 58, ,015 x PLBki suku Banjar Hulu Keterangan : TB = Tinggi badan dalam sentimeter (cm) PLBka = Panjang lengan bawah kanan dalam sentimeter (cm) PLBki = Panjang lengan bawah kiri dalam sentimeter (cm) Selanjutnya kelayakan dari rumus regresi yang diperoleh dapat dinilai dari nilai output ANOVA. Rumus regresi dapat dikatakan layak apabila nilai p<0,05. Pada hasil penelitian ini, nilai output ANOVA yang didapatkan adalah p=0,00 yang dapat diartikan rumus regresi yang telah didapatkan layak untuk digunakan. Pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa panjang lengan bawah dengan tinggi badan pada wanita dewasa suku Dayak Bukit dan suku Dayak Ngaju 804

7 Salystina MA. dkk. Korelasi Panjang Lengan Bawah memiliki nilai korelasi yang bermakna dengan kekuatan korelasi kuat dan suku Banjar Hulu memiliki nilai korelasi yang bermakna dengan kekuatan korelasi sangat kuat. Hal ini sesuai dengan konsep alometri tulang yang menyatakan bahwa semua ekstremitas tubuh menunjukkan skala alometri yang positif dengan tinggi badan manusia. Hal ini memiliki arti bahwa semakin bertambahnya tinggi badan akan diikuti dengan pertambahan panjang pada lengan bawah. 24 Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Singh et al (2013) yang meneliti hubungan panjang lengan bawah dengan tinggi badan di wilayah India Utara memiliki hasil yang berbeda dengan penelitian ini. Pada penelitian tersebut subjek penelitian terdiri dari 200 subjek penelitian yang berusia sekitar tahun, dengan hasil r=0,531 yang berarti kekuatan korelasi sedang. 15 Perbedaan hasil korelasi tersebut dapat disebabkan oleh berbedanya subjek penelitian yang digunakan, dimana terdapat faktor yang dapat mempengaruhi tinggi badan seperti usia, jenis kelamin dan suku. Pada penelitian ini subjek penelitian memiliki rentang usia tahun dimana pada usia tersebut telah terjadi pertumbuhan tubuh maksimal sehingga pertambahan tinggi badan setelah usia 20 tahun tidaklah terlalu signifikan, sedangkan pada penelitian Singh et al(2013), subjek penelitian berusia tahun dimana pada usia 17 tahun masih dapat terjadi pertumbuhan tinggi badan. Sehingga, pada penelitian ini akan mendapatkan hasil yang lebih akurat dalam menentukan estimasi tinggi badan seseorang. Selain itu, subjek penelitian yang digunakan memiliki suku yang berbeda, dimana rumus regresi untuk tinggi badan biasanya menunjukkan pola yang cenderung menetap dalam populasi yang memiliki nenek moyang (ras) yang sama. 15,24 Pada penelitian lain, Sandhya (2016) yang dilakukan pada 300 subjek penelitian yang dipilih secara acak pada perguruan tinggi dan rumah sakit Saeethadental, Tamil Nadu, Chennai. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tinggi badan seseorang dapat ditentukan estimasinya dengan menggunakan panjang lengan bawah individu tersebut. 11 Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aflanie et al (2017) pada mahasiswi suku Banjar Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, yang mendapatkan korelasi sangat kuat, sehingga mendapatkan kesimpulan bahwa panjang lengan bawah dapat digunakan sebagai parameter untuk menentukan tinggi badan seseorang. 25 Madden et al (2012) telah melakukan penelitian variasi rasial pada panjang ulna perkutaneus dengan tinggi badan pada subjek kulit hitam, kulit putih, dan Asian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya keberagaman rasial dalam rata-rata panjang lengan bawah pada setiap kelompok subjek penelitian dan juga menunjukkan bahwa panjang ulna terbukti lebih baik dibandingkan dengan rentang lengan dan panjang telapak tangan dalam menentukan estimasi tinggi badan. 26 Pada penelitian lain yang dilakukan Akhalgi et al (2012) yang menggunakan 105 cadaver dari populasi Iran untuk mengetahui korelasi antara panjang tulang radius dengan tinggi badan. Penelitian ini memiliki hasil yang lebih berarti untuk penentuan tinggi badan dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dikarenakan penggunaan tulang yang telah terisolasi merupakan parameter yang memiliki hasil lebih akurat. 27 Sedangkan, penelitian ini dilakukan pada subjek penelitian yang masih hidup sehingga masih terdapat jaringan lunak maupun otot yang menyelubungi tulang, sehingga peneliti sulit dalam menentukan titik pengukuran dan keakuratannya berkurang. Namun, rumus regresi yang didapatkan pada penelitian ini masih dapat digunakan pada keadaan yang ditemukan adalah potongan lengan bawah utuh, maupun dalam penentuan estimasi tinggi badan pada seseorang yang masih hidup 805

8 Homeostasis, Vol. 1 No. 3, Des 2018: dengan deformitas pada tulang tulang penyusun tinggi badannya. Pada penelitian yang dilakukan oleh Lemtur et al (2017) pada populasi Nagaland bahwa penentuan estimasi tinggi badan harus berbasis populasi karena bergantung pada ras dan jenis kelamin yang akan mempengaruhi proporsi tubuh seseorang. 18 Selain ras dan jenis kelamin, status gizi atau nutrisi juga memiliki peran penting dalam penentuan estimasi tinggi badan, dikarenakan nutrisi memiliki pengaruh sangat besar pada pertumbuhan tungkai bawah, dimana nutrisi akan dipengaruhi oleh perbedaan status sosialekonomi seseorang. Perbedaan status sosial-ekonomi tersebut juga akan berpengaruh pada proporsi tubuh, dikarenakan tungkai merupakan salah satu tulang penyusun tinggi badan yang akan mempengaruhi tinggi dan pendek tubuh seseorang Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Mohanty et al (2013) pada populasi India Timur juga menyebutkan bahwa perbedaan pada individu satu dengan yang lainnya akan di pengaruhi oleh usia, ras, jenis kelamin, dan nutrisi yang mana akan mempengaruhi juga pada pertumbuhan dan perkembangannya. Sehingga perbedaan formula regresi linier diperlukan pada populasi yang berbeda. 31 Oleh sebab itu, rumus yang didapatkan pada penelitian ini hanya bisa digunakan pada suku yang spesifik di wilayah Kalimantan Selatan, yaitu: suku Dayak Bukit, suku Dayak Ngaju, dan suku Banjar Hulu. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: terdapat korelasi yang signifikan antara panjang lengan bawah dengan tinggi badan pada wanita dewasa suku Dayak Bukit, suku Dayak Ngaju, dan suku Banjar hulu dengan nilai p=0,00, terdapat korelasi kuat dan searah (korelasi positif) antara panjang lengan bawah dengan tinggi badan pada suku Dayak Bukit dan suku Dayak Ngaju dan korelasi sangat kuat dan searah (korelasi positif) pada suku Banjar Hulu. DAFTAR PUSTAKA 1. Sipahutar AMJ Tanpa mitigasi bencana indonesia 2014 masih menangis. < Lain_Lain/Artikel/Tanpa_Mitigasi_Be ncana_indonesia_2014_masih_menan gis.bmkg>. 1 Februari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Tinjau ulang rencana strategi. Jakarta Pusat: Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan; Sungkawa D. Geografi regional indonesia < UR._PEND._GEOGRAFI/ DADANG_SUNGKAWA/Bahan_Aja r_gri/gri_gabungan_cetak.pdf>. 3 Nopember Badan Pusat Statistik. Hasil sensus penduduk 2010 data agregat per provinsi. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia; Badan Pusat Statistik. Kalimantan Selatan dalam angka Banjarmasin: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan; Astuti R dan Sigit W. Budaya masyarakat perbatasan: studi interaksi antaretnik di kelurahan gadang kecamatan banjar timur kotamadya Banjarmasin provinsi Kalimantan Selatan. Jakarta: Bupara Nugraha; Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Evaluasi penanggulangan bencana 2015 dan prediksi bencana Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana; Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Statistik bencana provinsi Kalimantan Selatan Tahun Banjarmasin : BPBD Provinsi Kalsel;

9 Salystina MA. dkk. Korelasi Panjang Lengan Bawah 9. Mall G., Huig M, Buttner A, Kuznik J, Penning R, Graw M. Sex determination and estimation of stature from the long orn of arm. National librari of medicine. 2001;117: Idries AM. Identifikasi. Pedoman ilmu kedokteran forensik. Bina Rupa Aksara. 1997; Sandhya A. Estimation of the height of an individual to the forearm length. International Journal of Science and Research. 2016;5(8). 12. Ghorbani R, Sheikhbahaei F, Mokhtari T, et all. A model for individual height estimation from forearm length in Natives of Kerman, Iran. Anatomical Science. 2014;11(3). 13. Mondal MK, Jana TK, Giri S, Roy H. Height prediction from ulnar length in females: A study in Burdwan District of West Bengal (regression analysis). Journal of Clinical and Diagnostic Research, 2012; 6(8): Devison RJ. Penentuan tinggi badan berdasarkan panjang lengan bawah [tesis]. Medan: FK Universitas Sumatera Utara; Singh B., Kaur M., Kaur J., Batra A. Estimation of stature from forearm length in North Indians-an anthropometric study. International Journal of Basic and Applied Medical Science. 2013;3(1): Latif A., Aflanie I., Mashuri. Korelasi panjang lengan bawah dengan tinggi badan pria dewasa suku Banjar. Jurnal kedokteran dan kesehatan, 2015;11(2). 17. Korah T., Siwu JF., Mallo JF. Identifikasi tinggi badan melalui pengukuran panjang lengan bawah. Jurnal e-clinic (ecl), 2016;4(1). 18. Lemtur M., Rajlakshmi C., Devi ND. Estimation of stature from percutaneus length of ulna and tibia in medical students of Nagaland. IOSR Journal of Dental and Medical Science (IOSR-JDMS), 2017;16(1): Wilujeng ID. Korelasi antara panjang tulang radius dengan tinggi badan pada pria dewasa suku Lampung dan suku Jawa di Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus [skripsi]. Lampung: Universitas Lampung; Yunarida W. Asimetri ekstremitas atas (studi antropometri perbandingan pada pemain bulu tangkis dan nonpebulutangkis. Journal Universitas Airlangga, 2014; 3(2): Wagner DR, Heyward VH. Measures of body composition in black and whites: a comparative review. The American Journal of Clinical Nutrition, 2000; 71(6): Johnston FE, Ensroth AE, Laughlin WS, Harper AB. Physical growth of St. Lawrence Island Eskimos; body size, proportion, and composition. American journal of physical anthropology, 1982; 58(4): Brace CL. A four-letter word called race. Race and other misadventures: Essay in honor of Ashley Montagu in his ninetieth year, 1996: Sorg MH and Hagland WD. Forensic anthropology. Forensic science: an introduction to scientific and investigative technique. Fourth Edition. Boca Raton: CRC Press Taylor & Francis Group, 2014; p Aflanie I, Qomariah N, Mashuri. Korelasi panjang lengan bawah dan tinggi badan mahasiswi suku Banjar Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. Berkala Kedokteran, 2017; 13(1): Madden AM, Tsikoura T, Stott DJ. The estimation of body height from ulna length in healthy adults from different ethnic groups. J Hum Nutr Diet, 2012; 25(2): Akhalgi M, Sheikhazadi A, Ebrahimnia A, Hedayat M, Nazparvar B, Saberi ASH. The value of radius bne in prediction of sex and height in the Iranian population. J Forensic Leq Med, 2012; 19(40:

10 Homeostasis, Vol. 1 No. 3, Des 2018: Ilayperuma I., Nanayakkara G., Palahepitiya N. A model for the estimation of personal stature from the length of forearm. International Journal of Morphology, 2010; 28(4): Vercellotti G, Stour SD, Boano R, Sciulli PW. Intrapopulation variation in stature and body proportions: social status and sex differences in an Italian medieval population (Trino Vercellese, VC). American Journal of Physical Anthropology, 2011; 145(2): Artaria MD. Pengaruh faktor keturunan terhadap proporsi tubuh anak. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 2013; 26(1): Mohanty BB, Agrawal D, Mishra K, Samantsingar P, Chinara PK. Estimation of height of an individual from forearm length on the population of Eastern India. J Med Allied Sci, 2013; 3(2):

KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DAN TINGGI BADAN MAHASISWI SUKU BANJAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DAN TINGGI BADAN MAHASISWI SUKU BANJAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Aflanie,I.dkk.Korelasi Panjang Lengan Bawah... KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DAN TINGGI BADAN MAHASISWI SUKU BANJAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Iwan Aflanie 1, Nurul Qomariah 2, Mashuri

Lebih terperinci

KORELASI PANJANG LENGAN ATAS DENGAN TINGGI BADAN PADA WANITA SUKU BANJAR

KORELASI PANJANG LENGAN ATAS DENGAN TINGGI BADAN PADA WANITA SUKU BANJAR Amalia, F.dkk. Korelasi Panjang Lengan Atas... KORELASI PANJANG LENGAN ATAS DENGAN TINGGI BADAN PADA WANITA SUKU BANJAR Tinjauan Terhadap Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Fitria

Lebih terperinci

Perbandingan Korelasi Penentuan Tinggi Badan antara Metode Pengukuran Panjang Tibia Perkutaneus dan Panjang Telapak Kaki

Perbandingan Korelasi Penentuan Tinggi Badan antara Metode Pengukuran Panjang Tibia Perkutaneus dan Panjang Telapak Kaki ARTIKEL PENELITIAN Mutiara Medika Vol. 11 No. 3: 201-206, September 2011 Perbandingan Korelasi Penentuan Tinggi Badan antara Metode Pengukuran Panjang Tibia Perkutaneus dan Panjang Telapak Kaki Comparison

Lebih terperinci

Korelasi antara Tinggi Badan dan Panjang Jari Tangan

Korelasi antara Tinggi Badan dan Panjang Jari Tangan Korelasi antara Tinggi Badan dan Panjang Jari Tangan Athfiyatul Fatati athfiyatul.fatati@yahoo.com Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Airlangga ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DENGAN TINGGI BADAN PRIA DEWASA SUKU BANJAR

KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DENGAN TINGGI BADAN PRIA DEWASA SUKU BANJAR Latif, A.dkk. Korelasi Panjang Lengan Bawah KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DENGAN TINGGI BADAN PRIA DEWASA SUKU BANJAR Abdul Latif 1, Iwan Aflanie 2, Mashuri 3 1 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai 17.504 pulau dengan jumlah penduduk mencapai 249 juta jiwa lebih dan memiliki luas wilayah 1.913.578,68 km 2. Banyaknya jumlah

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup penelitian bidang Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri. 4.2

Lebih terperinci

Abdul Gafar Parinduri RSUD Sultan Sulaiman Dinas Kesehatan Serdang Bedagai

Abdul Gafar Parinduri RSUD Sultan Sulaiman Dinas Kesehatan Serdang Bedagai MENENTUKAN TINGGI BADAN DARI TINGGI STERNUM Determine the Strature from the Sternal Length Abdul Gafar Parinduri RSUD Sultan Sulaiman Dinas Kesehatan Serdang Bedagai Abstrak Latar Belakang. Menentukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG FEMUR PADA ETNIS SANGIHE DI MADIDIR URE. Novitasari Mangayun

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG FEMUR PADA ETNIS SANGIHE DI MADIDIR URE. Novitasari Mangayun HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG FEMUR PADA ETNIS SANGIHE DI MADIDIR URE Novitasari Mangayun George. N. Tanudjaja Taufiq Pasiak Bagian Anatomi Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Samratulangi

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGGI BADAN DAN PANJANG ULNA PADA ETNIS SANGIHE DEWASA DI MADIDIR URE

HUBUNGAN TINGGI BADAN DAN PANJANG ULNA PADA ETNIS SANGIHE DEWASA DI MADIDIR URE HUBUGA TIGGI BADA DA PAJAG ULA PADA ETIS SAGIHE DEWASA DI MADIDIR URE 1 Briando S. Honandar 2 George. Tanudjaja 2 Martha M. Kaseke 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi manado

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 2. Ilmu gizi, khususnya bidang antropometri. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

Hubungan panjang klavikula dan tinggi badan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat angkatan 2012

Hubungan panjang klavikula dan tinggi badan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat angkatan 2012 Jurnal e-iomedik (em), Volume 5, omor 1, Januari-Juni 2017 Hubungan panjang dan tinggi badan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat angkatan 2012 1 Osvaldo T. Liputra 2 Taufiq F. Pasiak 2 Djon Wongkar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik (non-eksperimental)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik (non-eksperimental) III. METODE PENELITIAN III.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik (non-eksperimental) dengan pendekatan Cross Sectional, yaitu studi ini mencakup semua jenis penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TANGAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT ANGKATAN 2013

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TANGAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT ANGKATAN 2013 Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015 HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TANGAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT ANGKATAN 2013 1 Christanti Sambeka 2 George N. Tanudjaja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN pulau dengan keanekaragaman suku yang tinggi (Kementerian

BAB 1 PENDAHULUAN pulau dengan keanekaragaman suku yang tinggi (Kementerian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.508 pulau dengan keanekaragaman suku yang tinggi (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Setiap suku

Lebih terperinci

ESTIMASI TINGGI BADAN MENGGUNAKAN PANJANG TULANG HUMERUS PADA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN DOKTER FK UNS SEMESTER VII SKRIPSI

ESTIMASI TINGGI BADAN MENGGUNAKAN PANJANG TULANG HUMERUS PADA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN DOKTER FK UNS SEMESTER VII SKRIPSI ESTIMASI TINGGI BADAN MENGGUNAKAN PANJANG TULANG HUMERUS PADA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN DOKTER FK UNS SEMESTER VII SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Chrisanty Azzahra

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi Ilmu Gizi khususnya bidang antropometri dan Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang respirologi. 4.2 Tempat dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 terdapat banyak kasus mutilasi yang terungkap di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 terdapat banyak kasus mutilasi yang terungkap di Indonesia. I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada tahun 2014 terdapat banyak kasus mutilasi yang terungkap di Indonesia. Beberapa kasus tersebut antara lain kasus mutilasi di Malang dan Klaten pada bulan Februari,

Lebih terperinci

Pengaruh faktor keturunan terhadap proporsi tubuh anak. The affect of ethnic origin to the differences in children s body proportion

Pengaruh faktor keturunan terhadap proporsi tubuh anak. The affect of ethnic origin to the differences in children s body proportion Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Vol. 26, No. 1, tahun 2013, hal. 15-24 Pengaruh faktor keturunan terhadap proporsi tubuh anak The affect of ethnic origin to the differences in children s body proportion

Lebih terperinci

Panjang Langkah Berkorelasi Secara Positif dengan Tinggi Badan Manusia

Panjang Langkah Berkorelasi Secara Positif dengan Tinggi Badan Manusia Panjang Langkah Berkorelasi Secara Positif dengan Tinggi Badan Manusia Akhmad Nurcahyo Email: nurcahyo_a@hotmail.com Departemen Antropologi, FISIP, Universitas Airlangga, Surabaya Abstrak Jejak sepatu

Lebih terperinci

Perkiraan Tinggi Badan Berdasarkan Tulang Panjang Usia Tahun

Perkiraan Tinggi Badan Berdasarkan Tulang Panjang Usia Tahun RESEARCH ARTICLE WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol. 1 No. 2 November 2016, Hal. 66-70 Perkiraan Tinggi Badan Berdasarkan Tulang Panjang Usia 17-22 Tahun I Gusti Ngurah Putu Sana 1, Dewa Ayu Agung Alit

Lebih terperinci

Perkiraan Tinggi Badan Berdasar Panjang Telapak Kaki Pada Populasi Mongoloid Dewasa Di Indonesia

Perkiraan Tinggi Badan Berdasar Panjang Telapak Kaki Pada Populasi Mongoloid Dewasa Di Indonesia 1 Perkiraan Tinggi Badan Berdasar Panjang Telapak Kaki Pada Populasi Mongoloid Dewasa Di Indonesia Warih Wilianto, Agus M Algozi Dept./Inst. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unair RSUD Dr Soetomo

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG LENGAN PADA POPULASI DEWASA DI DENPASAR

ABSTRAK HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG LENGAN PADA POPULASI DEWASA DI DENPASAR ABSTRAK HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG LENGAN PADA POPULASI DEWASA DI DENPASAR Estimasi tinggi badan merupakan salah satu parameter yang diperlukan dalam proses identifikasi forensik. Beberapa

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG LENGAN ATAS

PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG LENGAN ATAS 1 PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG LENGAN ATAS T E S I S OLEH : ROSMAWATY 080149001/IKF PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DEPARTEMEN KEDOKTERAN FORENSIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti seminar hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tinggi badan ditentukan olah kombinasi faktor genetik dan faktor. antropologis untuk menentukan perbedaan rasial (Patel, 2012).

I. PENDAHULUAN. Tinggi badan ditentukan olah kombinasi faktor genetik dan faktor. antropologis untuk menentukan perbedaan rasial (Patel, 2012). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tinggi badan ditentukan olah kombinasi faktor genetik dan faktor lingkungan. Tinggi badan merupakan penjumlahan dari panjang tulangtulang panjang dan tulang-tulang

Lebih terperinci

PENGARUH PANJANG JARI TELUNJUK TANGAN DAN JARI MANIS TANGAN TERHADAP TINGGI BADAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

PENGARUH PANJANG JARI TELUNJUK TANGAN DAN JARI MANIS TANGAN TERHADAP TINGGI BADAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan PENGARUH PANJANG JARI TELUNJUK TANGAN DAN JARI MANIS TANGAN TERHADAP TINGGI BADAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran YUNITA DESY WULANSARI G0012238 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT kemudian dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT kemudian dapat digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tinggi badan merupakan salah satu parameter antropometri yang sangat penting. Secara umum, pengukuran dapat digunakan untuk menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. badan yang kemudian dipopulerkan oleh Hewing pada tahun Formula

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. badan yang kemudian dipopulerkan oleh Hewing pada tahun Formula 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkiraan Tinggi Badan Secara sederhana Topmaid dan Rollet membuat formula perkiraan tinggi badan yang kemudian dipopulerkan oleh Hewing pada tahun 1923. Formula tersebut

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 PERKIRAAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TELAPAK KAKI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Oleh : ANITA LIMANJAYA 070100347 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PANJANG DEPA/ ARM SPAN TERHADAP TINGGI BADAN PADA SISWA SMA. SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

HUBUNGAN ANTARA PANJANG DEPA/ ARM SPAN TERHADAP TINGGI BADAN PADA SISWA SMA. SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran HUBUNGAN ANTARA PANJANG DEPA/ ARM SPAN TERHADAP TINGGI BADAN PADA SISWA SMA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran YUSAK ADITYA SETYAWAN G0013241 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERBEDAAN PADA PROPORSI TUBUH ETNIS BALI DENGAN ETNIS MADURA DI SURABAYA Rini Linasari

PERBEDAAN PADA PROPORSI TUBUH ETNIS BALI DENGAN ETNIS MADURA DI SURABAYA Rini Linasari PERBEDAAN PADA PROPORSI TUBUH ETNIS BALI DENGAN ETNIS MADURA DI SURABAYA Rini Linasari rinilina1@gmail.com Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang variabel

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang variabel independen dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional adalah suatu digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional adalah suatu rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini mempelajari dinamika korelasi antara faktor

Lebih terperinci

Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017) 115

Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017) 115 HUBUNGAN PANJANG TELAPAK TANGAN TERHADAP TINGGI BADAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA Anju Natoras Hasan Simatupang 1, Hendra Sutysna 2 1 Mahasiswa Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan desain

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan desain 39 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan desain penelitian cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas atau risiko dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara di dunia. Keadaan ini dapat berupa defisiensi makronutrien,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara di dunia. Keadaan ini dapat berupa defisiensi makronutrien, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Status gizi anak masih menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh berbagai negara di dunia. Keadaan ini dapat berupa defisiensi makronutrien, defisiensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor lingkungan. Tinggi badan adalah ukuran kumulatif yang terdiri atas

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor lingkungan. Tinggi badan adalah ukuran kumulatif yang terdiri atas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tinggi badan seseorang ditentukan oleh gabungan faktor genetik dan faktor lingkungan. Tinggi badan adalah ukuran kumulatif yang terdiri atas tinggi kepala dan leher,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan metode analitik korelatif, dengan pendekatan cross

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan metode analitik korelatif, dengan pendekatan cross III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode analitik korelatif, dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas atau risiko dan variabel terikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi asma di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar tahun

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi asma di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asma merupakan penyakit kronis yang sering ditemukan pada anak usia sekolah. Dengan kata lain, penyakit asma sering menyebabkan anak bolos sekolah dan sering merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian observasional analitik - cross sectional. B. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Antropometri Antropometri adalah pengukuran manusia dan lebih cenderung terfokus pada dimensi tubuh manusia. Ilmu pengetahuan mengenai antropometri berkembang terutama dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.508 pulau dengan jumlah penduduk 237 juta jiwa lebih. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkiraan Tinggi Badan. Secara sederhana Topmaid dan Rollet membuat Formula perkiraan tinggi badan yang kemudian di populerkan oleh Hewing pada tahun 1923. Formula tersebut

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH DAN HUBUNGAN BMI (Body Mass Index) DENGAN TLK (TEBAL LIPATAN KULIT) TRICEPS DAN SUBSCAPULA

ABSTRAK. PENGARUH DAN HUBUNGAN BMI (Body Mass Index) DENGAN TLK (TEBAL LIPATAN KULIT) TRICEPS DAN SUBSCAPULA ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN BMI (Body Mass Index) DENGAN TLK (TEBAL LIPATAN KULIT) TRICEPS DAN SUBSCAPULA Windi Anggraini, 2007. Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes Pembimbing II : DR., Iwan Budiman,

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN WHR (WAIST HIP RATIO)

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN WHR (WAIST HIP RATIO) ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN WHR (WAIST HIP RATIO) Leni Martinna, 2006. Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes. Pembimbing II : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM.,

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri. 31 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian 1) Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri. 4.2 Tempat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI iii KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN i ii iv v ABSTRAK vi ABSTRACT vii RINGKASAN viii SUMMARY x DAFTAR ISI... DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 36 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Gizi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di area

Lebih terperinci

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ESTIMASI KAPASITAS CRANIUM DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA LAKI-LAKI DI SMP NEGERI 19 SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA ESTIMASI KAPASITAS CRANIUM DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA LAKI-LAKI DI SMP NEGERI 19 SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ESTIMASI KAPASITAS CRANIUM DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA LAKI-LAKI DI SMP NEGERI 19 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran YANU TOMANG S.

Lebih terperinci

Hubungan Antara Lebar Panggul Dengan Jenis Kelamin dan Tinggi Badan Stephanie Renni Anindita 1, Arif Rahman Sadad 1, Tuntas Dhanardhono 1

Hubungan Antara Lebar Panggul Dengan Jenis Kelamin dan Tinggi Badan Stephanie Renni Anindita 1, Arif Rahman Sadad 1, Tuntas Dhanardhono 1 Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Proceeding Annual Scientific Meeting 2017 Hubungan Antara Lebar Panggul Dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA Rilla Saeliputri, 2012. Pembimbing: Meilinah Hidayat, dr., MKes., Dr., Felix Kasim, dr., MKes.,

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN PERTUMBUHAN BAYI YANG DIBERI ASI DENGAN NON ASI DI POSYANDU KELURAHAN SUKAWARNA KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

ABSTRAK PERBANDINGAN PERTUMBUHAN BAYI YANG DIBERI ASI DENGAN NON ASI DI POSYANDU KELURAHAN SUKAWARNA KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG ABSTRAK PERBANDINGAN PERTUMBUHAN BAYI YANG DIBERI ASI DENGAN NON ASI DI POSYANDU KELURAHAN SUKAWARNA KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG Devi Purnamasari, 2005. Pembimbing I : Winny Suwendere, drg.,ms. Pembimbing

Lebih terperinci

MENENTUKAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TUNGKAI ATAS TESIS

MENENTUKAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TUNGKAI ATAS TESIS MENENTUKAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TUNGKAI ATAS TESIS OLEH: RAHMAWATI 097113005/IKF PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DEPARTEMEN KEDOKTERAN FORENSIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015)

Gambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di antara pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasific. Pada

Lebih terperinci

MODEL PREDIKSI TINGGI BADAN LANSIA ETNIS JAWA BERDASARKAN TINGGI LUTUT, PANJANG DEPA, DAN TINGGI DUDUK FATMAH

MODEL PREDIKSI TINGGI BADAN LANSIA ETNIS JAWA BERDASARKAN TINGGI LUTUT, PANJANG DEPA, DAN TINGGI DUDUK FATMAH MODEL PREDIKSI TINGGI BADAN LANSIA ETNIS JAWA BERDASARKAN TINGGI LUTUT, PANJANG DEPA, DAN TINGGI DUDUK FATMAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 MODEL PREDIKSI TINGGI BADAN LANSIA

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.3

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.3 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.3 1. Daerah di Indonesia yang memiliki risiko terhadap bencana gempa bumi adalah... Palangkaraya

Lebih terperinci

PANJANG TULANG FEMUR DAPAT MENJADI PENENTU TINGGI BADAN PRIA DEWASA MUDA

PANJANG TULANG FEMUR DAPAT MENJADI PENENTU TINGGI BADAN PRIA DEWASA MUDA PANJANG TULANG FEMUR DAPAT MENJADI PENENTU TINGGI BADAN PRIA DEWASA MUDA Purwani Tjahja Handajani dan Agus Prima Abstrak. Pengukuran tinggi badan dengan cara mengukur panjang tulang femur sangat membantu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul Penyusunan Model Perbaikan Status Gizi Dan Kesehatan Anak Balita Pada Rumah Tangga Miskin

Lebih terperinci

A. I. Purwanti, M. Arifin dan A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

A. I. Purwanti, M. Arifin dan A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN ANTARA LINGKAR DADA DENGAN BOBOT BADAN KAMBING JAWARANDU BETINA DI KABUPATEN KENDAL (Correlation between Chest Girth and Body Weight of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perhitungan indeks masa tubuh (IMT) pada pasien penyakit ginjal

BAB I PENDAHULUAN. Perhitungan indeks masa tubuh (IMT) pada pasien penyakit ginjal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perhitungan indeks masa tubuh (IMT) pada pasien penyakit ginjal menjadi suatu hal yang cukup penting. Nilai IMT berkorelasi dengan estimated glomerular filtration

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang anatomi dan ergonomi.

BAB III METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang anatomi dan ergonomi. 1 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang anatomi dan ergonomi. 1.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian proposal

Lebih terperinci

ABSTRAK. Fransisca Nathalia, Pembimbing Utama: dr.adrian Suhendra, Sp.PK., M.Kes

ABSTRAK. Fransisca Nathalia, Pembimbing Utama: dr.adrian Suhendra, Sp.PK., M.Kes ABSTRAK PERBANDINGAN NILAI HEMATOLOGI ANTARA PASIEN MEDICAL CHECK UP (MCU) DI RUMAH SAKIT PURI MEDIKA JAKARTA DENGAN NILAI RUJUKAN ALAT SYSMEX XS-800i Fransisca Nathalia, 2014. Pembimbing Utama: dr.adrian

Lebih terperinci

Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru 2 )Mahasiswa Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan. Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRACT

Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru 2 )Mahasiswa Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan. Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRACT PENENTUAN HUBUNGAN TINGGI BEBAS CABANG DENGAN DIAMETER POHON MERANTI PUTIH (Shorea bracteolata Dyer) DI AREAL HPH PT. AYA YAYANG INDONESIA, TABALONG, KALIMANTAN SELATAN Oleh/by EDILA YUDIA PURNAMA 1) ;

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR Jessica Wongsodjaja 1, Maria Mexitalia 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Setuju dalam mengikuti penelitian

Setuju dalam mengikuti penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anatomi dan Ilmu Kedokteran Olahraga 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat SMA 3 Semarang 3.2.2 Waktu

Lebih terperinci

HUBUNGAN DURASI PENYAKIT, UMUR, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISTRES PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN DURASI PENYAKIT, UMUR, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISTRES PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan HUBUNGAN DURASI PENYAKIT, UMUR, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISTRES PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran GITA PUSPANINGRUM G0013103

Lebih terperinci

PENGUKURAN SEFALIK INDEKS UNTUK MENENTUKAN JENIS KELAMIN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Oleh : HERNA TRI YULIANTY

PENGUKURAN SEFALIK INDEKS UNTUK MENENTUKAN JENIS KELAMIN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Oleh : HERNA TRI YULIANTY PENGUKURAN SEFALIK INDEKS UNTUK MENENTUKAN JENIS KELAMIN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Oleh : HERNA TRI YULIANTY 110100240 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

Kata kunci: kepercayaan diri, perawatan ortodontik cekat, remaja, PIDAQ.

Kata kunci: kepercayaan diri, perawatan ortodontik cekat, remaja, PIDAQ. ABSTRAK PENGARUH PERAWATAN ORTODONTIK CEKAT TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS YAYASAN PENDIDIKAN AL-MA SOEM, JATINANGOR-SUMEDANG TAHUN 2012 Kepercayaan diri adalah dimensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGI BADAN DAN TINGGI BAHU PASIS KODAM I/BUKIT BARISAN TAHUN Oleh : BENJAMIN RICARDO

HUBUNGAN TINGI BADAN DAN TINGGI BAHU PASIS KODAM I/BUKIT BARISAN TAHUN Oleh : BENJAMIN RICARDO HUBUNGAN TINGI BADAN DAN TINGGI BAHU PASIS KODAM I/BUKIT BARISAN TAHUN 2010 Oleh : BENJAMIN RICARDO 070100346 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 HUBUNGAN TINGGI BADAN DAN TINGGI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan III. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang perbedaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT ABSTRAK HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT (%BF) YANG DIUKUR DENGAN MENGGUNAKAN BOD POD DAN BROCA SERTA CUT OFF POINT (COP) DAN ODDS RATIO (OR) COP BROCA PADA OBESE Febrine Wulansari Gunawan, 2010 Pembimbing:

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran SYLVA MEDIKA PERMATASARI G0010186 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Fisiologi Neuromuskuloskeletal, dan Fisiologi Geriatri.

BAB IV METODE PENELITIAN. Fisiologi Neuromuskuloskeletal, dan Fisiologi Geriatri. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu Fisiologi khususnya Fisiologi Olahraga, Fisiologi Neuromuskuloskeletal, dan Fisiologi Geriatri. 4.2 Tempat dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Diella Natasha Wijaya, 2016, Pembimbing I: Grace Puspasari,dr.,M.Gizi Pembimbing II: Penny Setyawati M,dr.,SpPK.MKes

ABSTRAK. Diella Natasha Wijaya, 2016, Pembimbing I: Grace Puspasari,dr.,M.Gizi Pembimbing II: Penny Setyawati M,dr.,SpPK.MKes ABSTRAK PENGARUH POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI BAYI MENURUT ANTROPOMETRI KURVA STANDAR PERTUMBUHAN WHO DI PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG PERIODE AGUSTUS 2016 Diella Natasha Wijaya, 2016, Pembimbing I: Grace

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di TPA/PAUD dan TK di wilayah kota Semarang pada

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di TPA/PAUD dan TK di wilayah kota Semarang pada 32 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Anak. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di TPA/PAUD

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN RERATA ASUPAN KALSIUM PER HARI DENGAN KADAR KALSIUM DARAH PADA PEREMPUAN DENGAN SINDROMA PREMENSTRUASI

ABSTRAK HUBUNGAN RERATA ASUPAN KALSIUM PER HARI DENGAN KADAR KALSIUM DARAH PADA PEREMPUAN DENGAN SINDROMA PREMENSTRUASI ABSTRAK HUBUNGAN RERATA ASUPAN KALSIUM PER HARI DENGAN KADAR KALSIUM DARAH PADA PEREMPUAN DENGAN SINDROMA PREMENSTRUASI Bertha Melisa Purba, 2011 Pembimbing : I. Winsa Husin, dr., M.Sc., M.Kes., PA(K)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. cross-sectional, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan energi,

III. METODE PENELITIAN. cross-sectional, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan energi, 43 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan energi, asupan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA Disusun Guna Memenuhi Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Di Program Studi DIV Bidan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PANJANG ULNA DENGAN JENIS KELAMIN DAN TINGGI BADAN

HUBUNGAN ANTARA PANJANG ULNA DENGAN JENIS KELAMIN DAN TINGGI BADAN Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Proceeding Annual Scientific Meeting 2017 HUBUNGAN ANTARA PANJANG ULNA DENGAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGGI BADAN (TB) DENGAN MIOPIA PADA SISWA SMA NEGERI 1 SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

HUBUNGAN TINGGI BADAN (TB) DENGAN MIOPIA PADA SISWA SMA NEGERI 1 SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran HUBUNGAN TINGGI BADAN (TB) DENGAN MIOPIA PADA SISWA SMA NEGERI 1 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AISAH KUSUMANING ARUM G0011009 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi. Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Rowosari, Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi. Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Rowosari, Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi 2. Ilmu Gizi, khususnya perhitungan asupan energi dan pengukuran status gizi antropometri 3.2 Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Sastroasmoro & Ismael, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Sastroasmoro & Ismael, 2011). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Desain penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang pengukuran variabel variabelnya

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN JENIS KELAMIN TERHADAP KAPASITAS VITAL PADA PRIA DAN WANITA DEWASA NORMAL

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN JENIS KELAMIN TERHADAP KAPASITAS VITAL PADA PRIA DAN WANITA DEWASA NORMAL ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN JENIS KELAMIN TERHADAP KAPASITAS VITAL PADA PRIA DAN WANITA DEWASA NORMAL Bagus Nugroho, 2007. Pembimbing : Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs., AIF. Dalam dunia kedokteran,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA FOX

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA FOX ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA FOX Vera Viviana Deo Gracia, 2010. Pembimbing: Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF Latar Belakang:

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Sidik Jari Jenis Kelamin Suku 3. Defenisi Operasional No. Defenisi Cara Penilaian Alat Ukur Hasil Ukur 1. Kepadatan alur Menghitung

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT ABSTRAK HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT (% BF) YANG DIUKUR DENGAN MENGGUNAKAN BOD POD DAN WAIST CIRCUMFERENCE (WC) SERTA CUT OFF POINT (COP) DAN ODDS RATIO (OR) COP WC PADA OBESITAS Dhaifina Alkatirie, 2010

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD Agripina Sinaga, 2010. Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF Latar belakang:

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan ilmu penyakit dalam 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian RW X, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Semarang pada bulan Januari

Lebih terperinci

Universitas Lampung. Abstrak

Universitas Lampung. Abstrak Perbandingan Kapasitas Vital Paru Pada Atlet Pria Cabang Olahraga Renang dan Lari Cepat Persiapan Pekan Olahraga Provinsi 2013 di Bandar Lampung Norma Julianti 1), Khairun Nisa 2) Email: normajulianti@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana Gempa bumi merupakan sebuah ancaman besar bagi penduduk pantai di kawasan Pasifik dan lautan-lautan lainnya di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi ABSTRAK Persepsi adalah suatu proses menerima dan menginterpretasikan data. Persepsi tentang penggunaan alat ortodontik cekat dapat dilihat dari aspek estetik dan aspek fungsional. Bagi remaja, salah satu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkiraan Tinggi Badan Tinggi badan merupakan ukuran bagi seseorang pada saat masih hidup, sedangkan panjang badan merupakan ukuran seseorang pada saat setelah meninggal dunia.

Lebih terperinci