Perkiraan Tinggi Badan Berdasar Panjang Telapak Kaki Pada Populasi Mongoloid Dewasa Di Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perkiraan Tinggi Badan Berdasar Panjang Telapak Kaki Pada Populasi Mongoloid Dewasa Di Indonesia"

Transkripsi

1 1 Perkiraan Tinggi Badan Berdasar Panjang Telapak Kaki Pada Populasi Mongoloid Dewasa Di Indonesia Warih Wilianto, Agus M Algozi Dept./Inst. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unair RSUD Dr Soetomo Surabaya Abstrak Pengukuran tinggi badan adalah hal yang rutin pada pemeriksaan di bidang kedokteran forensik sehubungan dengan identifikasi individu. Salah satu potongan tubuh yang suatu saat mungkin menjadi satu satunya yang tersisa di TKP adalah potongan telapak kaki saja, sehingga diperlukan suatu formula untuk memperkirakan tinggi badan berdasarkan ukuran telapak kaki saja. Dilakukan penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional analitik. di Departemen/Instalasi Ilmu Kedokteran Forensik Airlangga RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada bulan April - Juni 2010 pada 152 mahasiswa Fakultas Kedokteran terdiri dari pria dan wanita (definitif sampling) Dilakukan pengukuran tinggi badan dan panjang telapak kaki. Didapatkan koefisien korelasi (i) berkisar antara 0,927-0,963 dengan SD berkisar 1,9 2,6 cm Didapakan rumus penentuan tinggi badan Telapak kaki kanan pria TB = ,04 PTK ± 2,5 Telapak kaki kiri pria TB = 45,4 +..4,85 PTK ± 2,6 Telapak kaki kanan wanita TB = 5 + 4,46 PTK ± 1,9 Telapak kaki kiri wanita TB = 54,9 + 4,36 PTK ± 1,9 Telapak kaki kanan tanpa memperhitungkan jenis kelamin TB = ,33 PTK ± 2,6 Telapak kaki kiri tanpa memperhitungkan jenis kelamin TB = 37,2 + 5,15 PTK ± Tanpa memperhitungkan jenis kelamin dan posisi kaki TB = 35,2 + 5,24 PTK ± Kata Kunci: Tinggi badan, Panjang telapak kaki PENDAHULUAN Pengukuran tinggi badan adalah hal yang rutin pada pemeriksaan di bidang kedokteran forensik sehubungan dengan identifikasi individu. Pada korban hidup, tinggi badan dapat diukur langsung. Pada korban mati, tinggi badan dapat diperkirakan dari ukuran panjang badan. Jika barang bukti yang diperiksa hanya tinggal kerangka, maka tinggi badan dapat diperkirakan dengan menggunakan formula perkiraan tinggi badan berdasar tulang-tulang panjang. Jika yang ditemukan hanya potongan tubuh, pada kasus ledakan bom misalnya, maka dari potongan tubuh itu dengan formula tertentu dapat pula diperkirakan tinggi badan pemilik potongan tubuh itu. Salah satu potongan tubuh yang suatu saat mungkin menjadi satu satunya yang tersisa di TKP adalah potongan telapak kaki saja, sehingga diperlukan suatu formula untuk memperkirakan tinggi badan berdasarkan ukuran telapak kaki saja. Formula ini penting di bidang kedokteran forensik jika ditemukan potongan kaki saja di TKP pada beberapa kasus misalnya: - Kasus mutilasi yang hanya menemukan potongan telapak kaki saja, atau ditemukan telapak kaki dan potongan tubuh lain yang diragukan atau tidak dapat dipastikan merupakan potongan dari satu tubuh sedemikian hingga diperlukan perkiraan tinggi badan yang diukur dari kedua potongan tubuh tersebut. - Kasus ledakan bom yang memisahkan tubuh korban menjadi beberapa bagian. Formula ini berguna juga pada kasus yang lebih rumit misalnya: di TKP hanya ditemukan jejak telapak kaki yang diduga diduga milik pelaku. Pada kasus ini perlu formula antara untuk melakukan konversi dari ukuran jejak telapak kaki menjadi ukuran telapak kaki. Beberapa penelitian tentang perkiraan tinggi badan berdasar panjang telapak kaki mendapat hasil yang bermakna. Ratishauser (1968) pertama kali melakukan penelitian

2 2 perkiraan tinggi badan berdasar ukuran telapak kaki pada populasi anak usia di bawah 6 tahun di Afrika. Davis (1990) meneliti perbandingan panjang kaki dengan tinggi badan pada ras Afrika- Amerika dan ras Kaukasia-Amerika. Ozden (2005) meneliti pada pupulasi berusia di atas 19 tahun di Turki. Rohren (2006) meneliti pada populasi berusia di atas 18 tahun di Nebraska, Patel (2007) melakukan penelitian pada populasi mahasiswa kedokteran berusia tahun di Bhavnagar India, Bhavna, (2007) melakukan penelitian pada populasi berusia tahun di New Dehli India, Ilayperuma (2008) melakukan penelitian pada populasi mahasiswa kedokteran berusia tahun di Srilangka. Hasil penelitian membuktikan adanya hubungan yang bermakna antara panjang telapak kaki dangan tinggi badan. Formula yang dihasilkan dari penelitian-penelitian tersebut bervariasi padahal metode penelitian dan cara penghitungan statistik yang dilakukan sama, sehingga sampai saat ini belum ada formula yang dapat digunakan secara universal, Oleh karena itu perlu dicari formula yang sesuai dengan populasi yang ada di Indonesia. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan antara panjang telapak kaki populasi orang dewasa ras Mongoloid di Indonesia dengan tinggi badan, mencari panjang telapak kaki ratarata dan tinggi badan rata-rata populasi orang dewasa ras Mongoloid di Indonesia, dan enentukan formula untuk memperkirakan tinggi badan orang dewasa ras Mongoloid di Indonesia berdasar panjang telapak kaki Penelitian ini merupakan sumbangan data untuk penyusunan database antropometri populasi orang di Indonesia tahun BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional analitik. Penelitian dilakukan di Departemen/Instalasi Ilmu Kedokteran Forensik Airlangga RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Penelitian dilakukan selama tiga bulan mulai bulan April sampai dengan bulan Juni Subyek penelitian adalah 152 mahasiswa fakultas kedokteran yang menjalani kepaniteraan klinik di Departement/Instalasi Ilmu Kedokteran Forensik Airlangga - RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada bulan April Juni 2010 yang memenuhi kriteria terdiri dari pria dan wanita Panjang telapak kaki diukur dengan osteometrik board dengan ketelitian hingga 0,1 sentimeter. Panjang telapak kaki diukur dari ujung belakang tumit hingga ujung ibu jari kaki. Jika jari kaki kedua lebih panjang dari ibu jari kaki maka panjang telapak kaki diukur dari ujung belakang tumit hingga ujung jari kaki kedua. Panjang telapak kaki diukur pada posisi tubuh duduk dan meletakkan telapak kaki pada osteometrik board dengan jari menghadap pembatas osteometrik, pembatas osteometrik digeser hingga menyentuh ujung ibu jari kaki atau ujung jari kaki kedua jika jari kaki kedua lebih panjang dari ibu jari kaki. Pengukuran panjang telapak kaki dan tinggi badan subyek penelitian yang dilakukan selama beberapa hari dibatasi hanya pada siang hari pukul hingga WIB. Penghitungan statistik dilakukan menggunakan piranti lunak program statistik SPSS 11,5. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian dijabarkan dalam tabel 1 dan 2. Tabel 1. Data Deskriptif Subyek Penelitian Ratarata Variabel N Max Min. Usia pria (tahun) Usia wanita (tahun) TB pria (cm.) TB wanita (cm.) PTK ka pria (cm) PTK ki pria (cm.) PTK ka wanita (cm) PTK ki wanita (cm.) PTK ka (cm.) PTK ki (cm.) PTK (cm.) , ,2 25, ,4 143,5 22, ,7 20,7 22,6 22,7 168,9 155,4 25,4 25,4 23,1 23 Ket: PTK = Panjang Telapak Kaki N = Jumlah subyek penelitian Maks. = Nilai tertinggi dari variabel Min. = Nilai terendah dari variabel SD = Estándar Deviasi / Simpangan Baku Ka = kanan SD 6,2 5,1 1,1 1,1 1.1

3 3 Ki = kiri Tabel 2: Analisis statistik subyek penelitian R Variabel N r α Formula Regresi SD Square PTK ka pria PTK ki pria PTK ka wanita PTK ki wanita PTK ka PTK ki ,963 0,962 0,931 0,927 0,963 0,962 0,837 0,9 0,866 0,859 0,927 0,925 TB = ,04 PTK TB = 45,4 + 4,85 PTK TB = 5 + 4,46 PTK TB = 54,9 + 4,36 PTK TB = ,33 PTK TB = 37,2 + 5,15 PTK PTK 30 0,962 0,926 TB = 35,2 + 5,24 PTK 4 Ket: N = Jumlah Subyek penelitian R = Koefisien korelasi α = derajat kepercayaan untuk 2 ekor (two tail) TB = Tingggi Badan PTK = Panjang Telapak Kaki SD = Standar Deviasi Ka = kanan Ki = kiri PEMBAHASAN Mahasiswa fakultas kedokteran yang menjalani kepaniteraan klinik di Departement/Instalasi Ilmu Kedokteran Forensik Airlangga - RSUD Dr. Soetomo Surabaya berasal dari 4 fakultas kedokteran di Jawa Timur, dengan mahasiswa yang berasal dari bermacam-macam daerah, karena itu mereka dianggap oleh peneliti sebagai miniatur dari populasi orang dewasa Indonesia. Hal tersebut mendasari pengambilam subyek penelitian secara definitif (subyek penelitian ditentukan secara langsung oleh peneliti) karena populasi subyek penelitian cukup homogen. Kriteria subyek penelitian dipilih ras Mongoloid karena ras ini yang terbanyak ada di Indonesia, meliputi misalnya (varisi suku yang ada pada subyek penelitian): suku Jawa, Banjar, Bali, Cina, Sunda, Batak dan percampuran dari suku suku tersebut. Peneliti melakukan eksklusi subyek penelitian pada mahasiswa keturunan Arab, mahasiswa dari Papua dan mahasiswa tugas belajar dari Timor Leste. Pengukuran subyek penelitian dilakukan hanya pada siang hari dibatasi pukul hingga pukul untuk menghindari kelelahan peneliti 2,5 2,6 1,9 1,9 yang dapat menyebabkan bertambahnya faktor kesalahan peneliti waktu mengukur subyek penelitian. Dari tabel 2 didapatkan bahwa; rata-rata usia subyek penelitian untuk pria adalah 22,6 ± tahun, untuk wanita adalah 22,7 ± tahun. Jadi rata-rata usia subyek penelitian adalah sama. Rata-rata tinggi badan pria adalah 168,9 ± 6,2 cm, rata-rata tinggi badan wanita adalah 155,4 ± 5,1 cm. Jadi rata-rata subyek penelitian pria lebih tinggi 13,5 ± 6,2 cm dari subyek penelitian wanita. Rata-rata panjang telapak kaki kanan pria adalah 25,4 ± 1,1 cm, rata-rata panjang talapak kaki kiri pria adalah 25,4 ± cm. Tidak ada perbedaan antara panjang rata-rata telapak kaki kanan pria dan panjang rata-rata telapak kaki kiri pria, namun ukuran rata-rata telapak kaki kiri lebih variatif panjangnya karena stándar deviasinya lebih besar. Rata-rata panjang telapak kaki kanan wanita adalah 23,1 ± 1,1 cm, rata-rata panjang talapak kaki kiri wanita adalah 23 ± cm. Ada perbedaan antara panjang rata-rata telapak kaki kanan wanita dan panjang telapak kaki kiri wanita, meskipun sedikit, ukuran rata-rata telapak kaki kanan wanita lebih panjang dibanding ukuran telapak kaki kiri wanita, akan tetapi panjang telapak kaki kiri wanita lebih variatif karena santar deviasinya lebih besar. Jika tidak memperhatikan jenis kelamin, ternyata panjang rata-rata telapak kaki kanan maupun kiri adalah sama yaitu ± cm. Hasil ini bahkan sama dengan panjang rata-rata telapak kaki jika tidak memperhatikan jenis kelamin dan posisi kaki. Didapatkan bahwa ukuran rata-rata telapak kaki kanan pria lebih panjang 2,3 ± 1,1 cm. dibanding ukuran rata-rata telapak kaki kanan wanita. Ukuran rata-rata telapak kaki kiri pria lebih panjang ± cm. dibanding ukuran rata-rata telapak kaki kiri wanita. Perbedaan ukuran panjang rata-rata telapak kaki pria dan wanita ini lazim dalam bahasan antropologi ragawi, karena memang secara umum ukuran tubuh laki laki lebih besar dari ukuran tubuh perempuan. Beberapa variasi lazim mungkin didapatkan, misalnya penelitian Davis (1990) menemukan bahwa ukuran telapak kaki wanita pada populasi suku Najavo di benua Amerika lebih panjang dari telapak kaki pria. Pada semua hubungan antar variabel yang diuji didapatkan nilai ( r ) = 0,927 0,963 dan nilai p = Berarti pada semua variabel yang

4 4 dihubungkan terdapat korelasi yang sangat kuat. Dengan demikian maka telah terbukti hipótesis penelitian ini bahwa: Ada hubungan antara panjang telapak kaki populasi orang dewasa di Indonesia dengan tinggi badan Nilai R Square pada tabel model summary mempunyai arti seberapa jauh formula yang dihasilkan mampu menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti. Semakin nilai R Square mendekati 1 maka formula semakin mampu menjelaskan hubungan antar variabel. Pada penelitian ini didapatkan didapatkan R Square bervariasi antara variabel variabel yang dihubungkan dengan tinggi badan, berkisar antara 0,9 hingga 0,963. Nilai ini berarti -96% fenomena ukuran tinggi badan dapat dijelaskan melalui panjang telapak kaki, sedangkan sisanya 4 18% merupakan residu yang dipengaruhi oleh faktor lain (variabel lain yang tidak diteliti). Formula-formula yang dihasilkan dari penelitian ini memiliki standar deviasi/simpangan baku yang relatif kecil atau kurang lebih sama dengan standar deviasi formula-formula sejenis pada penelitian sebelumnya di luar negeri, karena itu formula ini bisa dijadikan formula pilihan untuk populasi dewasa Mongoloid di Indonesia Secara keseluruhan, penelitian ini mendapatkan hubungan yang sangat bermakna antara panjang telapak kaki dengan tinggi badan. Hal karena penyusun panjang telapak kaki sebagian besar adalah tulang-tulang panjang yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan tulang-tulang panjang penyusun tinggi badan, sehingga secara sederhana dapat dikatakan bahwa jika telapak kaki bertambah panjang, maka tubuh juga bertambah tinggi, begitu juga sebaliknya. KESIMPULAN Didapatkan hubungan sangat kuat antara panjang telapak kaki dengan tinggi badan untuk populasi Mongoloid dewasa di Indonesia. Perlu dilakukan penelitian sejenis untuk variabel variabel antropometrik lain dalam suatu pohon penelitian yang besar. DAFTAR PUSTAKA Bhavna, SN. (2007). Estimation of Stature on The Basis of Measurements of The Lower Limb. Anthropologist, Vol. Special, No. 3, hal Dahlan, SM (2008) Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika, Jakarta Davis, KT., (1990). The Foot Length to Stature Ratio: A Study of Racial Variance. A Thesis in Anthropology Submitted to The Graduate Faculty of Texas Tech University in Partial Fulfillment of The Requirements For The Degree of Master of Arts. Departemen Kesehatan. (2007). Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Ri. Jakarta Fisher, BAJ. (2004). Techniques of Crime Scene Investigation 7th ed. CRC Press, Boca Raton New York Washington DC. Glinka, J (1990). Antropometri & Antroposkopi. ed. 3. Fisip Universitas Airlangga Surabaya. Hall, Judith G (2007). Handbook of Physical Measurements, Second Edition. Oxford University Press, New York. Ilayperuma, I., et al. (2008). A Model for Reconstruction of Personal Stature Based on The Measurements of Foot Length. Galle Medical Journal, Vol 13: No. 1, September, hal Ozden, H., et al. (2005). Stature and Sex Estimate Using Foot and Shoe Dimensions. Journal of Forensic Science International Vol. 147 hal Patel SM. (2007). Estimation of Height from Measurements of Foot Lengthin Gujarat Region. Journal Anatomi Sociology India. Vol 56, hal Rohren BMA. (2006). Estimation of Stature from Foot and Shoe Length: Applications in Forensic Science. Department of Forensic Science Wesleyan University. Nebraska. Rutishauser IHE. (1968). Prediction of Height from Foot Length: Use of Measurement in Field Surveys. Journal of Arch. Disease of Childh., Vol. 43, hal White, TD. (1991). Human Osteology. Academic Press. San Diego, California

5

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor lingkungan. Tinggi badan adalah ukuran kumulatif yang terdiri atas

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor lingkungan. Tinggi badan adalah ukuran kumulatif yang terdiri atas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tinggi badan seseorang ditentukan oleh gabungan faktor genetik dan faktor lingkungan. Tinggi badan adalah ukuran kumulatif yang terdiri atas tinggi kepala dan leher,

Lebih terperinci

Abdul Gafar Parinduri RSUD Sultan Sulaiman Dinas Kesehatan Serdang Bedagai

Abdul Gafar Parinduri RSUD Sultan Sulaiman Dinas Kesehatan Serdang Bedagai MENENTUKAN TINGGI BADAN DARI TINGGI STERNUM Determine the Strature from the Sternal Length Abdul Gafar Parinduri RSUD Sultan Sulaiman Dinas Kesehatan Serdang Bedagai Abstrak Latar Belakang. Menentukan

Lebih terperinci

Korelasi antara Tinggi Badan dan Panjang Jari Tangan

Korelasi antara Tinggi Badan dan Panjang Jari Tangan Korelasi antara Tinggi Badan dan Panjang Jari Tangan Athfiyatul Fatati athfiyatul.fatati@yahoo.com Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Airlangga ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

KORELASI PANJANG LENGAN ATAS DENGAN TINGGI BADAN PADA WANITA SUKU BANJAR

KORELASI PANJANG LENGAN ATAS DENGAN TINGGI BADAN PADA WANITA SUKU BANJAR Amalia, F.dkk. Korelasi Panjang Lengan Atas... KORELASI PANJANG LENGAN ATAS DENGAN TINGGI BADAN PADA WANITA SUKU BANJAR Tinjauan Terhadap Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Fitria

Lebih terperinci

Panjang Langkah Berkorelasi Secara Positif dengan Tinggi Badan Manusia

Panjang Langkah Berkorelasi Secara Positif dengan Tinggi Badan Manusia Panjang Langkah Berkorelasi Secara Positif dengan Tinggi Badan Manusia Akhmad Nurcahyo Email: nurcahyo_a@hotmail.com Departemen Antropologi, FISIP, Universitas Airlangga, Surabaya Abstrak Jejak sepatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tinggi badan ditentukan olah kombinasi faktor genetik dan faktor. antropologis untuk menentukan perbedaan rasial (Patel, 2012).

I. PENDAHULUAN. Tinggi badan ditentukan olah kombinasi faktor genetik dan faktor. antropologis untuk menentukan perbedaan rasial (Patel, 2012). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tinggi badan ditentukan olah kombinasi faktor genetik dan faktor lingkungan. Tinggi badan merupakan penjumlahan dari panjang tulangtulang panjang dan tulang-tulang

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TANGAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT ANGKATAN 2013

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TANGAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT ANGKATAN 2013 Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015 HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TANGAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT ANGKATAN 2013 1 Christanti Sambeka 2 George N. Tanudjaja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai 17.504 pulau dengan jumlah penduduk mencapai 249 juta jiwa lebih dan memiliki luas wilayah 1.913.578,68 km 2. Banyaknya jumlah

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG FEMUR PADA ETNIS SANGIHE DI MADIDIR URE. Novitasari Mangayun

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG FEMUR PADA ETNIS SANGIHE DI MADIDIR URE. Novitasari Mangayun HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG FEMUR PADA ETNIS SANGIHE DI MADIDIR URE Novitasari Mangayun George. N. Tanudjaja Taufiq Pasiak Bagian Anatomi Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Samratulangi

Lebih terperinci

Perbandingan Korelasi Penentuan Tinggi Badan antara Metode Pengukuran Panjang Tibia Perkutaneus dan Panjang Telapak Kaki

Perbandingan Korelasi Penentuan Tinggi Badan antara Metode Pengukuran Panjang Tibia Perkutaneus dan Panjang Telapak Kaki ARTIKEL PENELITIAN Mutiara Medika Vol. 11 No. 3: 201-206, September 2011 Perbandingan Korelasi Penentuan Tinggi Badan antara Metode Pengukuran Panjang Tibia Perkutaneus dan Panjang Telapak Kaki Comparison

Lebih terperinci

KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DAN TINGGI BADAN MAHASISWI SUKU BANJAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DAN TINGGI BADAN MAHASISWI SUKU BANJAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Aflanie,I.dkk.Korelasi Panjang Lengan Bawah... KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DAN TINGGI BADAN MAHASISWI SUKU BANJAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Iwan Aflanie 1, Nurul Qomariah 2, Mashuri

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG KAKI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG KAKI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG KAKI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT 1 Reniwaty S. Paluta 2 George N. Tanudjaja 2 Taufiq F. Pasiak 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup penelitian bidang Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri. 4.2

Lebih terperinci

Hubungan Antara Lebar Panggul Dengan Jenis Kelamin dan Tinggi Badan Stephanie Renni Anindita 1, Arif Rahman Sadad 1, Tuntas Dhanardhono 1

Hubungan Antara Lebar Panggul Dengan Jenis Kelamin dan Tinggi Badan Stephanie Renni Anindita 1, Arif Rahman Sadad 1, Tuntas Dhanardhono 1 Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Proceeding Annual Scientific Meeting 2017 Hubungan Antara Lebar Panggul Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional adalah suatu digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional adalah suatu rancangan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Sidik Jari Jenis Kelamin Suku 3. Defenisi Operasional No. Defenisi Cara Penilaian Alat Ukur Hasil Ukur 1. Kepadatan alur Menghitung

Lebih terperinci

Hubungan panjang klavikula dan tinggi badan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat angkatan 2012

Hubungan panjang klavikula dan tinggi badan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat angkatan 2012 Jurnal e-iomedik (em), Volume 5, omor 1, Januari-Juni 2017 Hubungan panjang dan tinggi badan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat angkatan 2012 1 Osvaldo T. Liputra 2 Taufiq F. Pasiak 2 Djon Wongkar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan desain

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan desain 39 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan desain penelitian cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas atau risiko dan

Lebih terperinci

KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DENGAN TINGGI BADAN PRIA DEWASA SUKU BANJAR

KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DENGAN TINGGI BADAN PRIA DEWASA SUKU BANJAR Latif, A.dkk. Korelasi Panjang Lengan Bawah KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DENGAN TINGGI BADAN PRIA DEWASA SUKU BANJAR Abdul Latif 1, Iwan Aflanie 2, Mashuri 3 1 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN pulau dengan keanekaragaman suku yang tinggi (Kementerian

BAB 1 PENDAHULUAN pulau dengan keanekaragaman suku yang tinggi (Kementerian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.508 pulau dengan keanekaragaman suku yang tinggi (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Setiap suku

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan metode analitik korelatif, dengan pendekatan cross

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan metode analitik korelatif, dengan pendekatan cross III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode analitik korelatif, dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas atau risiko dan variabel terikat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi Ilmu Gizi khususnya bidang antropometri dan Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang respirologi. 4.2 Tempat dan

Lebih terperinci

PANJANG TULANG FEMUR DAPAT MENJADI PENENTU TINGGI BADAN PRIA DEWASA MUDA

PANJANG TULANG FEMUR DAPAT MENJADI PENENTU TINGGI BADAN PRIA DEWASA MUDA PANJANG TULANG FEMUR DAPAT MENJADI PENENTU TINGGI BADAN PRIA DEWASA MUDA Purwani Tjahja Handajani dan Agus Prima Abstrak. Pengukuran tinggi badan dengan cara mengukur panjang tulang femur sangat membantu

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG LENGAN ATAS

PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG LENGAN ATAS 1 PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG LENGAN ATAS T E S I S OLEH : ROSMAWATY 080149001/IKF PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DEPARTEMEN KEDOKTERAN FORENSIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Perkiraan Tinggi Badan Berdasarkan Tulang Panjang Usia Tahun

Perkiraan Tinggi Badan Berdasarkan Tulang Panjang Usia Tahun RESEARCH ARTICLE WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol. 1 No. 2 November 2016, Hal. 66-70 Perkiraan Tinggi Badan Berdasarkan Tulang Panjang Usia 17-22 Tahun I Gusti Ngurah Putu Sana 1, Dewa Ayu Agung Alit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 terdapat banyak kasus mutilasi yang terungkap di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 terdapat banyak kasus mutilasi yang terungkap di Indonesia. I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada tahun 2014 terdapat banyak kasus mutilasi yang terungkap di Indonesia. Beberapa kasus tersebut antara lain kasus mutilasi di Malang dan Klaten pada bulan Februari,

Lebih terperinci

Estimasi Berat dan Tinggi Badan Orang Jawa Dari Pengukuran Telapak Kaki Menggunakan Digital Foot Scanner

Estimasi Berat dan Tinggi Badan Orang Jawa Dari Pengukuran Telapak Kaki Menggunakan Digital Foot Scanner Estimasi Berat dan Tinggi Badan Orang Jawa Dari Pengukuran Telapak Kaki Menggunakan Digital Foot Scanner Angga Pramuditia Valiandi 1, Dwi Basuki Wibowo 2 1 Mahasiswa Program Studi S-1, Departemen Teknik

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TELAPAK TANGAN TESIS ISMURRIZAL / IKF PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I

PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TELAPAK TANGAN TESIS ISMURRIZAL / IKF PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TELAPAK TANGAN TESIS ISMURRIZAL 057113001/ IKF PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017) 115

Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017) 115 HUBUNGAN PANJANG TELAPAK TANGAN TERHADAP TINGGI BADAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA Anju Natoras Hasan Simatupang 1, Hendra Sutysna 2 1 Mahasiswa Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik (non-eksperimental)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik (non-eksperimental) III. METODE PENELITIAN III.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik (non-eksperimental) dengan pendekatan Cross Sectional, yaitu studi ini mencakup semua jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan. tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan. tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang pada tubuh seseorang yang tidak dikenal, baik

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGGI BADAN DAN PANJANG ULNA PADA ETNIS SANGIHE DEWASA DI MADIDIR URE

HUBUNGAN TINGGI BADAN DAN PANJANG ULNA PADA ETNIS SANGIHE DEWASA DI MADIDIR URE HUBUGA TIGGI BADA DA PAJAG ULA PADA ETIS SAGIHE DEWASA DI MADIDIR URE 1 Briando S. Honandar 2 George. Tanudjaja 2 Martha M. Kaseke 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi manado

Lebih terperinci

PENGARUH PANJANG JARI TELUNJUK TANGAN DAN JARI MANIS TANGAN TERHADAP TINGGI BADAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

PENGARUH PANJANG JARI TELUNJUK TANGAN DAN JARI MANIS TANGAN TERHADAP TINGGI BADAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan PENGARUH PANJANG JARI TELUNJUK TANGAN DAN JARI MANIS TANGAN TERHADAP TINGGI BADAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran YUNITA DESY WULANSARI G0012238 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan. tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan. tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang pada tubuh seseorang yang tidak dikenal, baik

Lebih terperinci

Height Estimation Based on Foot Length and Breadth in Children, Teenager, and Adult in Bandung City, Indonesia

Height Estimation Based on Foot Length and Breadth in Children, Teenager, and Adult in Bandung City, Indonesia Height Estimation Based on Foot Length and Breadth in Children, Teenager, and Adult in Bandung City, Indonesia Sani Tanzilah*, Noorman Herryadi*, Andri A. Rusman *Forensic and Legal Medicine Department

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 2. Ilmu gizi, khususnya bidang antropometri. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.508 pulau dengan jumlah penduduk 237 juta jiwa lebih. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik noneksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik noneksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik noneksperimental dengan pendekatan studi potong lintang (Cross Sectional). Rancangan cross sectional

Lebih terperinci

MENENTUKAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TUNGKAI ATAS TESIS

MENENTUKAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TUNGKAI ATAS TESIS MENENTUKAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TUNGKAI ATAS TESIS OLEH: RAHMAWATI 097113005/IKF PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DEPARTEMEN KEDOKTERAN FORENSIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER LAMPIRAN 60 Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER Tanggal: Lokasi: Nama: Usia: (L/P) tahun 1. Lama penyemprotan (per proses): 3 jam 2.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. badan yang kemudian dipopulerkan oleh Hewing pada tahun Formula

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. badan yang kemudian dipopulerkan oleh Hewing pada tahun Formula 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkiraan Tinggi Badan Secara sederhana Topmaid dan Rollet membuat formula perkiraan tinggi badan yang kemudian dipopulerkan oleh Hewing pada tahun 1923. Formula tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 28 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka kerangka konsep pada penelitian ini adalah: Variabel

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG LENGAN PADA POPULASI DEWASA DI DENPASAR

ABSTRAK HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG LENGAN PADA POPULASI DEWASA DI DENPASAR ABSTRAK HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG LENGAN PADA POPULASI DEWASA DI DENPASAR Estimasi tinggi badan merupakan salah satu parameter yang diperlukan dalam proses identifikasi forensik. Beberapa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Identifikasi Pada tahun 1882, M. Alphonse Bertillon, seorang dokter berkebangsaan Prancis memperkenalkan Bertillon system yang memakai cara pengukuran bagian tubuh dalam usaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Sastroasmoro & Ismael, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Sastroasmoro & Ismael, 2011). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Desain penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang pengukuran variabel variabelnya

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 PERKIRAAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TELAPAK KAKI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Oleh : ANITA LIMANJAYA 070100347 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Antropometri Antropometri adalah pengukuran manusia dan lebih cenderung terfokus pada dimensi tubuh manusia. Ilmu pengetahuan mengenai antropometri berkembang terutama dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah explanatory research yaitu penelitian yang bersifat penjelasan pada setiap variabelnya melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup Penelitian ini adalah ilmu anatomi 3.2 Tempat dan waktu penelitian - Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas aaaaaaaadiponegoro

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep VARIABEL BEBAS Konsumsi Minuman Beralkohol Frekuensi konsumsi minuman beralkohol Banyaknya konsumsi minuman beralkohol VARIABEL TERIKAT Kejadian Obesitas Abdominal

Lebih terperinci

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini: METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor internal IGE Timor Leste, alasannya bahwa IGE merupakan satu-satunya internal auditor pemerintah di Timor Leste. Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang anatomi dan ergonomi.

BAB III METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang anatomi dan ergonomi. 1 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang anatomi dan ergonomi. 1.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

ESTIMASI TINGGI BADAN MENGGUNAKAN PANJANG TULANG HUMERUS PADA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN DOKTER FK UNS SEMESTER VII SKRIPSI

ESTIMASI TINGGI BADAN MENGGUNAKAN PANJANG TULANG HUMERUS PADA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN DOKTER FK UNS SEMESTER VII SKRIPSI ESTIMASI TINGGI BADAN MENGGUNAKAN PANJANG TULANG HUMERUS PADA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN DOKTER FK UNS SEMESTER VII SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Chrisanty Azzahra

Lebih terperinci

PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI

PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran OLEH : EKA DEWI PRATITISSARI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan III. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Variabel independen yaitu pengetahuan, sikap, dan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional yang menghubungkan antara perbedaan jenis kelamin dengan derajat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. Semarang. periode Mei Juni 2014

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. Semarang. periode Mei Juni 2014 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian - Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang - Waktu

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan ilmu penyakit dalam 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian RW X, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Semarang pada bulan Januari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian mengenai Identifikasi Permasalahan Dosis dan Terapi Obat pada Pasien Anak Demam Berdarah Dengue (DBD) Rawat Inap Pengguna Askes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara di dunia. Keadaan ini dapat berupa defisiensi makronutrien,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara di dunia. Keadaan ini dapat berupa defisiensi makronutrien, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Status gizi anak masih menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh berbagai negara di dunia. Keadaan ini dapat berupa defisiensi makronutrien, defisiensi

Lebih terperinci

Tren Tinggi Badan Anak Berdasarkan Luasan MMR Orangtua Trend of Children Height According Parents MMR Area

Tren Tinggi Badan Anak Berdasarkan Luasan MMR Orangtua Trend of Children Height According Parents MMR Area Tren Tinggi Badan Anak Berdasarkan Luasan MMR Orangtua Trend of Children Height According Parents MMR Area Rintis Alun Atthahar atthahar@gmail.com Departemen Antropologi, FISIP, Universitas Airlangga Abstrak

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan crosssectional yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara konveksitas skeletal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi. 1 Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi. 1 Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi. 1 Menurut Ismed Yusuf pada tahun 2012, seorang mahasiswa dikategorikan dalam tahap perkembangan yang

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012 HUBUNGAN KELENGKAPAN PEMBERIAN INFORMED CONCENT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL BEDAH RSUP DR. KARIADI SEMARANG (MEI - JUNI 2012) JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index (BMI), pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar panggul pinggang, skinfold measurement, waist stature rasio,

Lebih terperinci

commit to user BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian tentang hubungan serangan asma dengan

commit to user BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian tentang hubungan serangan asma dengan BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian tentang hubungan serangan asma dengan mengendalikan pengaruh riwayat keluarga dan lingkungan terhadap paparan pasif asap rokok pada wanita perempuan perokok baik aktif

Lebih terperinci

Pengetahuan dan Kepatuhan Kontrol Gula Darah Sebagai Pencegahan Ulkus Diabetikum

Pengetahuan dan Kepatuhan Kontrol Gula Darah Sebagai Pencegahan Ulkus Diabetikum Pengetahuan dan Kepatuhan Kontrol Gula Darah Sebagai Pencegahan Ulkus Diabetikum Rusnoto 1*, Nur Chandiq 2, Winarto 1 Prodi D3 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus 2 Prodi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkiraan Tinggi Badan. Secara sederhana Topmaid dan Rollet membuat Formula perkiraan tinggi badan yang kemudian di populerkan oleh Hewing pada tahun 1923. Formula tersebut

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Prijonegoro Sragen dan Puskesmas Sidoharjo Sragen. Penelitian ini berlangsung bulan Maret-Juni 2014.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Prijonegoro Sragen dan Puskesmas Sidoharjo Sragen. Penelitian ini berlangsung bulan Maret-Juni 2014. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup tempat Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen dan Puskesmas Sidoharjo Sragen. 4.1. Ruang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini mempelajari dinamika korelasi antara faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang variabel

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang variabel independen dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian observasional analitik - cross sectional. B. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dikalangan masyarakat kerap terjadi peristiwa pelanggaran hukum yang menyangkut tubuh dan nyawa manusia. Untuk pengusutan dan penyidikan serta penyelesaian masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita salah satu diantaranya adalah bencana alam, kecelakaan, ledakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita salah satu diantaranya adalah bencana alam, kecelakaan, ledakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era gobalisasi banyak terjadi permasalahan yang meresahkan masyarakat kita salah satu diantaranya adalah bencana alam, kecelakaan, ledakan bom dan lain-lain. Masyarakat

Lebih terperinci

5. ANALISIS HASIL PENELITIAN

5. ANALISIS HASIL PENELITIAN 5. ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bagian ini akan menguraikan hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Jawaban dari permasalahan penelitian diperoleh berdasarkan hasil pengolahan 55 data hasil Tes Kreativitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remitan TKI Jawa Timur Dengan Menggunakan Regresi Tobit

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remitan TKI Jawa Timur Dengan Menggunakan Regresi Tobit Seminar Hasil Tugas Akhir Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remitan TKI Jawa Timur Dengan Menggunakan Regresi Tobit Oleh Sri Kindrana S 1306. 100. 022 Pembimbing Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si JURUSAN

Lebih terperinci

KORELASI PANJANG RADIUS DENGAN TINGGI BADAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT ANGKATAN 2010

KORELASI PANJANG RADIUS DENGAN TINGGI BADAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT ANGKATAN 2010 KORELASI PANJANG RADIUS DENGAN TINGGI BADAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT ANGKATAN 2010 Raja M. Simatupang Shane H. R. Ticoalu Djon Wongkar Bagian Anatomi Histologi Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER

ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER Kimmy Octavian Yongharto Binus University, DKI Jakarta, Jakarta, Indonesia Abstrak Salah satu

Lebih terperinci

Dewi Ratnawati, Riris Andono Ahmad, Firdaus Hafidz, Dibyo Pramono

Dewi Ratnawati, Riris Andono Ahmad, Firdaus Hafidz, Dibyo Pramono Dewi Ratnawati, Riris Andono Ahmad, Firdaus Hafidz, Dibyo Pramono TB masih menjadi masalah besar kesehatan dunia penyakit menular pembunuh terbesar ke-2 setelah HIV/AIDS Indonesia : ranking ke-3 dunia

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 ALUR PIKIR

LAMPIRAN 1 ALUR PIKIR LAMPIRAN 1 ALUR PIKIR Krakteristi gigi yang terdapat pada suatu ras berbeda dengan ras lainnya. Alvesalo (1975) meneliti tonjol carabelli pada masarakat Eropa (ras Kaukasoid) didapat tonjol carabelli 70-90%

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan meliputi Anestesiologi dan terapi intensive. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat penelitian Tempat penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota BAB V HASIL PENELITIAN Jumlah sampel pada penelitian ini setelah melewati kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebanyak 70 subyek yang terdiri dari kelompok suplementasi dan kelompok tanpa suplementasi.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan di Desa Koto Perambahan Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar Provinsi Riau, pada bulan Oktober sampai November 2014. 3.2.

Lebih terperinci

KELENGKAPAN ADMINISTRASI STAF MEDIS KEDOKTERAN FORENSIK RSUP Dr. KARIADI SEMARANG MENGHADAPI AKREDITASI RUMAH SAKIT

KELENGKAPAN ADMINISTRASI STAF MEDIS KEDOKTERAN FORENSIK RSUP Dr. KARIADI SEMARANG MENGHADAPI AKREDITASI RUMAH SAKIT Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Proceeding Annual Scientific Meeting 2017 KELENGKAPAN ADMINISTRASI STAF MEDIS

Lebih terperinci

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : 2302-8254 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang

Lebih terperinci

: Panjang tungkai. : Power otot tungkai.

: Panjang tungkai. : Power otot tungkai. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini ialah korelasional (corelational design), yang menyatakan panjang tungkai (X 1 ) power otot tungkai (X 2 ) dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Penuaan populasi (population ageing) atau peningkatan proporsi penduduk usia tua (di atas 60 tahun) dari total populasi penduduk telah terjadi di seluruh dunia. Proporsi penduduk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Perkebunan teh Desa Kemuning Kec

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Perkebunan teh Desa Kemuning Kec 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik yang menggunakan desain penelitian cross sectional. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi. Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Rowosari, Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi. Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Rowosari, Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi 2. Ilmu Gizi, khususnya perhitungan asupan energi dan pengukuran status gizi antropometri 3.2 Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang hanya dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang hanya dilakukan digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang hanya dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada Juli 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada Juli 2013 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan secara observasional analitik dengan menggunakan metode cross sectional. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan pendekatan Cross

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan pendekatan Cross III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan pendekatan Cross Sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Arief, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN. diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Arief, 2008). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross-sectional, variabel bebas dan variabel terikat diobservasi hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional. Cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak Sub bagian Tumbuh Kembang Anak. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian Faktor-faktor Risiko Hipertensi Pada Jamaah Pengajian Majelis Dzikir SBY Nurussalam Tahun 2008 dilakukan dengan menggunakan desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. observasional analitik dengan desain cross sectional study dimana pengukuran

BAB III METODE PENELITIAN. observasional analitik dengan desain cross sectional study dimana pengukuran BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasional analitik dengan desain cross sectional study dimana pengukuran variable hanya

Lebih terperinci