PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG DINAS SOSIAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG DINAS SOSIAL"

Transkripsi

1 PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG DINAS SOSIAL LAPORAN KINERJA (LKJ) Tahun Anggaran 2017 BANTAENG 2018 i

2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata'ala atas semua limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Dinas Sosial Tahun 2017 dapat diselesaikan, sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan selama Tahun Laporan Kinerja (LKj) Dinas Sosial Tahun 2017 merupakan capaian akuntabilitas kinerja pada tahun ketiga dalam masa RENSTRA Tahun LKj Tahun 2017 disusun berdasarkan Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2017 yang dijabarkan dari Rencana Strategis (RENSTRA Tahun ). LKj Dinas Sosial disusun berdasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun Penyusunan LKj Dinas Sosial Tahun 2017 merupakan bentuk komitmen terhadap aspek transparansi dan akuntabilitas serta pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Sosial Komitmen dalam penyusunan LKj Dinas Sosial, bertujuan memberikan informasi kinerja yang terukur, sekaligus sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Dinas Sosial untuk senantiasa meningkatkan kinerjanya. Cakupan LKj Dinas Sosial Tahun 2017 terdiri atas : Pendahuluan, Perencanaan & Perjanjian Kinerja, Akuntabilitas Kinerja dan inovasi dalam skema reformasi birokrasi. Pendahuluan memiliki muatan uraian singkat organisasi, seperti : latar, maksud, isu strategis, dan struktur serta keragaman sumberdaya manusia di Dinas Sosial Adapun aspek Perencanaan dan Perjanjian Kinerja menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, IKU dan PK. Sedangkan aspek akuntabilitas kinerja, memberikan gambaran capaian, analisa, dan evaluasi terhadap indikator kinerja utama Dinas Sosial pada tahun 2017, termasuk atas analisa efisiensi penggunaan sumberdaya. Secara keseluruhan penyelenggaraan tugas-tugas Dinas Sosial Tahun 2017 telah banyak membuahkan hasil yang positif. Dari dua Urusan wajib (enam indicator utama), indikator kinerja utama yaitu (PMKS yang memperoleh bantuan Sosial) indikator yang telah memenuhi target yang ditetapkan. Namun disadari, masih terdapat beberapa indikator kinerja yang belum tercapai. Analisa dan evaluasi atas capaian kinerja secara komprehensif digunakan sebagai pijakan untuk melakukan perbaikan pelayanan dan mendukung tercapainya good governance pada masa mendatang. Berkenaan dengan itu, LKj Dinas Sosial Tahun 2017 ini, dapat menjadi masukan dan saran evaluasi agar kinerja kedepan menjadi lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaannya. Bantaeng, 20 Januari 2017 Kepala Dinas Sosial A. IRVANDI LANGGARA, AP Pangkat : Pembina Utama Muda Nip ii

3 IKHTISAR EKSEKUTIF Pelaporan kinerja Dinas Sosial melalui penyusunan Laporan Kinerja (LKj) ini menjadi salah satu upaya yang dilakukan Dinas Sosial untuk mendorong tata kelola pemerintahan yang baik. Proses penilaian yang terukur ini menjadi bagian dari skema pembelajaran bagi organisasi Dinas Sosial untuk terus meningkatkan kapasitas kelembagaan sehingga kinerjanya bisa terus ditingkatkan. LKj Dinas Sosial tahun 2017 ini merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LKj dilakukan dengan mendasarkan pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2017 di mana pelaporan capaian kinerja organisasi disusun secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Sosial Analisa dan bukti-bukti pendukung pencapaian kinerja menjadi bagian dalam penyusunan LKj ini, untuk menjawab pertanyaan sejauh mana sasaran pembangunan yang ditunjukkan dengan keberhasilan pencapaian indikator kinerja utama (IKU) yang telah dicanangkan pada tahun 2017 telah berhasil dicapai. IKU yang kinerjanya mencapai 100% atau lebih besar dari target yang ditetapkan untuk tahun 2017 yaitu : PMKS Lanjut Usia Terlantar Yang menerimah Bantuan. Evaluasi atas data-data pendukung dan permasalahan atas setiap sasaran menunjukkan beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian bagi Dinas Sosial ke depan. Pertama, walaupun beberapa IKU telah mencapai target yang sangat baik, masih terdapat beberapa persoalan-persoalan di masyarakat yang belum sepenuhnya bisa dijawab dengan baik. Tantangan ini terlihat nampak dalam kondisi terkait dengan Kejelasan wewenang dari pemerintah terkait penganan panti sosial, penyelenggaraan bantuan sosial bersifat kasuistik kinerjanya tergantung pada kasus yang terjadi tetapi wajib untuk di selenggarakan, dan pengalihan kewenangan dari pemerintah daerah ke pemerintah pusat/ provinsi terkait penagnanan panti sosial. Hasil evaluasi capaian kinerja ini juga penting dipergunakan sebagai pijakan bagi Dinas Sosial di lingkungan pemerintah Kabupaten Bantaeng dalam perbaikan pelayanan publik di tahun yang akan datang. iii

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ii IKHTISAR EKSEKUIF iii DAFTAR ISI iv DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Maksud dan Tujuan 1 Gambaran Umum Organisasi 2 Isu Strategis 20 Struktur Organisasi 20 Komposisi SDM Organisasi 21 Inovasi Dalam Reformasi Sistem AKIP dan Pengelolaan Kinerja 25 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 26 Rencana Strategis 26 Tujuan dan Indikator Kinerja 26 Sasaran dan Indikator Kinerja 27 Program untuk Pencapaian Sasaran 28 Perjanjian Kinerja Tahun Indikator Kinerja Utama (IKU) 30 Rencana Anggaran Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 34 Capaian Kinerja Sasaran Startegis 35 Capaian Kinerja 35 Kinerja Sasaran 1 36 Kinerja Sasaran 2 42 Kinerja Sasaran 3 47 Kinerja Sasaran 4 52 Informasi Pencapaian IKU 57 Realisasi Anggaran 57 BAB IV PENUTUP 59 iv

5 Daftar Tabel Tabel 1.1 Komposisi PNS menurut Gender 21 Tabel 1.2 Komposisi PNS menurut Jenjang Pendidikan 23 Tabel 1.3 Komposisi PNS menurut Jenjang Eselon 24 Tabel 1.4 Komposisi Eselon menurut Gender 25 Tabel 2.1 Tujuan dan Indikator Kinerja SKPD Dinas Sosial 26 Tabel 2.2 Sasaran dan Indikator Kinerja SKPD Dinas Sosial 27 Tabel 2.3 Program unruk pencapaian sasaran tahun Tabel 2.4 Perjanjian Kinerja Dinas Sosial 29 Tabel 2.5 Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Sosial 30 Tabel 2.6 Rencana Belanja Dinas Sosial Tahun Anggaran Tabel 2.7 Alokasi Persasaran Tahun Tabel 3.1 Skala Nilai Perangkat Kinerja 34 Tabel 3.2 Capaian Kinerja 35 Tabel 3.3 Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja 36 Tabel 3.4 Perbandingan Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja Tahun 2014, 2015, Tabel 3.5 Perbandingan Realisasi Kinerja Sampai Dengan Tahun Ini Dengan Renstra SKPD 38 Tabel 3.6 Perbandingan Reaalisasi Kinerja Tahun Ini Dengan SPM 39 Tabel 3.7 Prosentase Realisasi Anggaran Tahun 2014 S.d 2017 Terhadap Pagu Anggaran Renstra SKPD 40 Tabel 3.8 Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja 42 Tabel 3.9 Perbandingan Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja Tahun 2014, 2015, 2016, Tabel 3.10 Penyediaan Kebutuhan dasar 43 Tabel 3.11 Prosentase Realisasi Anggaran Tahun 2014 S.d 2017 Terhadap Pagu Anggaran Renstra SKPD 44 Tabel 3.12 Perbandingan Reaalisasi Kinerja Tahun Ini Dengan SPM 45 Tabel 3.13 Prosentase Realisasi Anggaran Tahun 2014 S.d 2017 Terhadap Pagu Anggaran Renstra SKPD 46 Tabel 3.14 Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja 47 Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja Tahun 2014, 2015, Tabel 3.16 Perbandingan Realisasi Kinerja Sampai Dengan Tahun Ini Dengan Renstra SKPD 49 Tabel 3.17 Perbandingan Reaalisasi Kinerja Tahun Ini Dengan SPM 50 Tabel 3.18 Prosentase Realisasi Anggaran Tahun 2014 S.d 2017 Terhadap Pagu Anggaran Renstra SKPD 51 Tabel 3.19 Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja 52 Tabel 3.20 Perbandingan Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja Tahun 2014, 2015, Tabel 3.21 Perbandingan Realisasi Kinerja Sampai Dengan Tahun Ini Dengan Renstra SKPD 54 Tabel 3.22 Perbandingan Reaalisasi Kinerja Tahun Ini Dengan SPM 55 Tabel 3.23 Prosentase Realisasi Anggaran Tahun 2014 S.d 2017 Terhadap Pagu Anggaran Renstra SKPD 56 Tabel 3.34 Pencapaian IKU 57 Tabel 3.35 Realisasi Anggaran 57 v

6 Daftar Gambar Gambar 1.1 Struktur Organisasi 22 Gambar 1.2 Komposisi SDM Berasrkan Gender 23 Gambar 1.3 Prosentase PNS menurut Jenjang Pendidikan 24 Gambar 1.4 Komposisi Jabatan Struktural menurut Gender 25 Gambar 2.1 Prosentase Anggaran SKPD 26 Gambar 3.1 Perbandingan Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja Tahun 2014, 2015, Gambar 3.2 Perbandingan Realisasi Kinerja Sampai Dengan Tahun Ini Dengan Renstra SKPD 38 Gambar 3.3 Perbandingan Realisasi Kinerja Sampai Dengan Tahun Ini Dengan SPM 33 Gambar 3.4 Perbandingan Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja Tahun 2014, 2015, Gambar 3.5 Grafik Penerima Bantuan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Korban Bencana 43 Gambar 3.6 Grafik Prosentase Evakuasi Korban Bencana Sosial Tahun Gambar 3.7 Perbandingan Realisasi Kinerja Sampai Dengan Tahun Ini Dengan Renstra SKPD 44 Gambar 3.8 Perbandingan Realisasi Kinerja Sampai Dengan Tahun Ini Dengan SPM 45 Gambar 3.9 Perbandingan Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja Tahun 2014, 2015, Gambar 3.10 Perbandingan Realisasi Kinerja Sampai Dengan Tahun Ini Dengan Renstra SKPD 49 Gambar 3.11 Perbandingan Realisasi Kinerja Sampai Dengan Tahun Ini Dengan SPM 50 Gambar 3.12 Perbandingan Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja Tahun 2014, 2015, Gambar 3.13 Perbandingan Realisasi Kinerja Sampai Dengan Tahun Ini Dengan Renstra SKPD 53 Gambar 3.14 Perbandingan Realisasi Kinerja Sampai Dengan Tahun Ini Dengan SPM 55 vi

7 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif. Upaya ini juga selaras dengan tujuan perbaikan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Untuk itu, pelaksanaan otonomi daerah perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dalam pengembangan akuntabilitas melalui penyusunan dan pelaporan kinerja pemerintah daerah. Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LKj dilakukan dengan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, di mana pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Sosial Proses penyusunan LKj dilakukan pada setiap akhir tahun anggaran bagi setiap instansi untuk mengukur pencapaian target kinerja yang sudah ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja. Pengukuran pencapaian target kinerja ini dilakukan dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja setiap instansi pemerintah, yang dalam hal ini adalah Dinas Sosial LKj menjadi dokumen laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung-jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Disinilah esensi dari prinsip akuntabilitas sebagai pijakan bagi instansi pemerintah ditegakkan dan diwujudkan. Mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2017, LKj tingkat SKPD disampaikan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selambat-lambatnya dua bulan setelah tahun anggaran berakhir. MAKSUD DAN TUJUAN LKj Dinas Sosial merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah selama kurun waktu 1 (satu) tahun dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan LKj juga menjadi alat kendali untuk mendorong peningkatan kinerja setiap unit organisasi. Selain itu, LKj menjadi salah satu alat untuk mendapatkan masukan stakeholders demi perbaikan kinerja Dinas Sosial Identifikasi keberhasilan, permasalahan dan solusi yang tertuang dalam LKj, menjadi sumber untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang. Dengan pendekatan ini, LKj sebagai proses evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perbaikan yang berkelanjutan di pemerintah untuk meningkatkan kinerja pemerintahan melalui perbaikan pelayanan publik. 1

8 GAMBARAN UMUM ORGANISASI A. Tugas, Fungsi Tugas dan fungsi masing masing jabatan struktural dan fungsional dalam organisasi Dinas Sosial tertuang pada Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 dan di jabarkan pada Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 57 Tahun 2016 Tentang Uraian Tugas dan Fungsi yang selanjutnya di uraikan sebagai berikut: Kepala Dinas (1) Kepala Dinas mempunyai tugas pokok membantu Bupati menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang sosialyang menjadi kewenangan Otonomi Daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan peraturan Perundan-Undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan Bupati. (2) Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi : 1. perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang sosial; 2. pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang sosial; 3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang sosial; 4. pelaksanaan administrasi dinas; dan 5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait tugas dan fungsinya. (3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dirinci sebagai berikut : 1. menyusun rencana kegiatan Dinas sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; 2. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas; 3. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Dinas untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas; 4. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas; 5. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya; 6. merencanakan dan merumuskan kebijakan teknis bidang perlindungan dan jaminan sosial, rehabilitasi sosialdan pemberdayaan sosial; 7. mengoordinasikan dan menyelenggarakan kebijakan teknis bidang perlindungan dan jaminan sosial, rehabilitasi sosialdan pemberdayaan sosial; 8. menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan umum bidang perlindungan dan jaminan sosial, rehabilitasi sosialdan pemberdayaan sosial; 9. menyelenggarakan monitoring, evaluasi, dan pengawasan penyelenggaraan kebijakan teknis bidang perlindungan dan jaminan sosial, rehabilitasi sosialdan pemberdayaan sosial; 10. menyelenggarakan dan memberikan dukungan fasilitasi pelayanan perizinan dalam bentuk penerbitan pertimbangan teknis berkaitan izin bidang sosial berdasarkan kewenangan pemerintah daerah kabupaten; 11. memberikan rekomendasi penerbitan izin pengumpulan sumbangandaerah dan izin pengasuhan anak sementara; 2

9 12. menyelenggarakan pemantauan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan izin bidang sosial berdasarkan kewenangan pemerintah daerah kabupaten; 13. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rekomendasipengumpulan sumbangandaerah dan izin pengasuhan anak sementara; 14. menyelenggarakan perencanaan kebijakan teknis, program,kegiatan, keuangan, umum, perlengkapan dan kepegawaian dalam lingkungan Dinas; 15. mengoordinasikan pelaksanaan program bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, bidang Rehabilitasi Sosial dan bidang Pemberdayaan Sosial; 16. menyelenggarakan pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas; 17. menyelenggarakan koordinasi dan konsultasi denganlembaga pemerintah dan non pemerintah dalam rangka penyelenggaraan urusan sosial; 18. menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 19. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Dinas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan 20. menyelenggarakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Sekretaris (1) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam mengoordinasikan kegiatan, memberikan pelayanan teknis dan administrasi penyusunan program, pelaporan, umum, kepegawaian, hukum, dan keuangan dalam lingkungan Dinas. (2) Sekretaris menyelenggarakan fungsi : 1. pengoordinasian pelaksanaan tugas dalam lingkungan dinas; 2. pengoordinasian penyusunan program dan pelaporan; 3. pengoordinasian urusan umum, kepegawaian, dan hukum; 4. pengoordinasian pengelolaan administrasi keuangan; dan 5. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya. (3) Tugas pokok dan fungsi sebagai berikut : 1. menyusun rencana kegiatan Sekretariat sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; 2. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas; 3. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Sekretariat untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas; 4. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas; 5. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya; 6. mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan dalam lingkungan Dinas sehingga terwujud koordinasi, sinkronisasi dan integrasi pelaksanaan kegiatan; 7. mengoordinasikan dan melaksanakan penyusunan perencanaan, pengendalian, dan evaluasi serta pelaporan kinerja dan pelaporan keuangandinas; 8. melaksanakan koordinasi kepada seluruh bidang serta menyiapkan bahan penyusunan program Dinas; 9. melaksanakan koordinasi perencanaan dan perumusan kebijakan teknis di lingkungan Dinas; 3

10 10. mengoordinasikan pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi akuntabilitas kinerja dinas; 11. mengoordinasikan dan melaksanakan pelayanan administrasi umum, kepegawaian dan hukum; 12. mengoordinasikan dan melaksanakan pelayanan ketatausahaan; 13. mengoordinasikan dan melaksanakan urusan rumah tangga Dinas; 14. mengoordinasikan dan melaksanakan pelayanan administrasi keuangan; 15. mengoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan organisasi dan tatalaksana; 16. mengoordinasikan dan melaksanakan pengelolaan kearsipan; 17. mengoordinasikan dan melaksanakan kegiatan kehumasan dan keprotokolan; 18. melaksanakan dan mengoordinasikan administrasi pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan barang; 19. mengoordinasikan dan melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan informasi serta fasilitasi pelayanan informasi; mengoordinasikan dan melaksanakan penyusunan dan pengelolaan data dan informasi kesejahteraan sosial; mengoordinasikan dan melaksanakan penyuluhan dan penelitian sosial; 20. melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga pemerintah atau non pemerintah dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas; 21. menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 22. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Sekretaris dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; 23. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Sub Bagian Penyusunan Program Dan Pelaporan (1) Subbagian Program dipimpin oleh Kepala Subbagian yang mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam mengumpulkan bahan dan melakukan penyusunan program, penyajian data dan informasi, serta penyusunan laporan. (2) Tugas pokok sebagai berikut : 1. menyusun rencana kegiatan SubbagianProgram sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; 2. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas; 3. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Subbagian Program untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas; 4. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas; 5. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya; 6. mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melakukan penyusunan perencanaan program, kegiatan, dan anggaran; 7. menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan menyusun rancangan rencana stratejik; 8. mengumpulkan bahan dan menyusun pengusulan rencana anggaran pendapatan dan belanja Dinas Sosial; 4

11 9. mengkoordinasikan pelaksanaan penelitian bidang sosial; 10. menghimpun dan menyajikan data dan informasi program dan kegiatan Dinas; 11. mengoordinasikan dan melaksanakan pengelolaan data dan informasi kesejahteraan sosial; 12. menata sistem informasi kesejahteraan sosial berbasis website; 13. melakukan publikasi pembangunan bidang kesejahteraan sosial dan hubungan masyarakat; 14. mengoordinasikan dan melaksanaan penyuluhan sosial; 15. menyiapkan bahan dan melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja; 16. melakukan monitoring evaluasi serta pelaporan; 17. mengoordinasikan dan mengumpulkan bahan penyusunan laporan kinerja Dinas; 18. melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga pemerintah atau non pemerintah dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas; 19. menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 20. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Subbagian Program dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; 21. melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Sub Bagian Umum, Kepgawaian Dan Hukum (1) Subbagian Umum, Kepegawaian, dan Hukum dipimpin oleh Kepala Subbagian yang mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam mengumpulkan bahan dan melakukan urusan ketatausahaan, administrasi pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan barang, urusan rumah tangga serta mengelola administrasi kepegawaian dan hukum. (2) Tugas pokok sebagai berikut : 1. menyusun rencana kegiatan SubbagianUmum, Kepegawaian, Dan Hukum sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; 2. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas; 3. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Subbagian Umum, Kepegawaian, Dan Hukumuntuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas; 4. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas; 5. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya; 6. melakukan pengklasifikasian surat menurut jenisnya 7. melakukan administrasi dan pendistribusian naskah dinas masuk dan keluar; 8. melakukan pengelolaan arsip naskah dinas; 9. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kebutuhan, pemeliharaan dan penghapusan barang; 10. menyiapkan bahan dan menyusun administrasi pengadaan, pendistribusian, pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan barang; 5

12 11. menyiapkan bahan dan menyusun daftar inventarisasi barang serta menyusun laporan barang inventaris; 12. melakukan, menyiapkan, dan mengoordinasikanpengelolaan urusan rumah tangga Dinas; 13. mengoordinasikan dan melakukan pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan informasi serta fasilitasi pelayanan informasi; 14. mempersiapkan dan mengoordinasikan pelaksaanaan rapat dinas, upacara, kehumasan, dan keprotokolan; 15. menyiapkan bahan, menghimpun dan mengelola data kehadiran pegawai; 16. mengoordinasikan dan memfasilitasi administrasi surat tugas dan perjalanan dinas pegawai; 17. menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan organisasi dan tatalaksana; 18. menyiapkan bahan dan mengelola administrasi kepegawaian; 19. menyiapkan bahan dan mengelola administrasi kepegawaian meliputi usul kenaikan pangkat, perpindahan, pensiun, penilaian pelaksanaan pekerjaan, kenaikan gaji berkala, cuti, ijin, masa kerja, peralihan status, dan layanan administrasi kepegawaian lainnya; 20. menyiapkan bahan usulan pemberian tanda penghargaan dan tanda jasa pegawai negeri sipil; 21. menyiapkan bahan dan menyusun rencana formasi, informasi jabatan, dan bezetting pegawai; 22. menyusun rencana kebutuhan pengembangan sumber daya manusia dilingkungan Dinas; 23. menyiapkan bahan perumusan kebijakan pembinaan, peningkatan kompetensi, disiplin dan kesejahteraan pegawai Aparatur Sipil Negara; 24. menyiapkan bahan, menghimpun dan mengelola sistem informasi kepegawaian; 25. mengembangkan penerapan sistem informasi kepegawaian berbasis teknologi informasi; 26. melakukan koordinasi administrasi terhadap penyusunan produk hukum yang dilaksanakan oleh masing-masing bidang sesuai kebutuhan pelaksanaan tugas; 27. menghimpun dan menyosialisasikan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Dinas; 28. mengumpulkan bahan dan mengoordinasikan penyusunan laporan hasil pemeriksaan; 29. mengoordinasikan dan melakukan pemeliharaan kebersihan dan pengelolaan keamanan lingkungan kantor; 30. melakukan dan mengoordinasikan pengelolaan kearsipan dalam lingkungan Dinas; 31. melakukanmonitoring dan evaluasi; 32. melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga pemerintah atau non pemerintah dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas; 33. menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 6

13 34. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Subbagian Umum, Kepegawaian, Dan Hukum, serta memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; 35. melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Sub Bagian Keuangan (1) Subbagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Subbagian yang mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam mengumpulkan bahan dan melakukan pengelolaan administrasi dan pelaporan keuangan. (2) Tugas pokok sebagai berikut : 1. menyusun rencana kegiatan SubbagianKeuangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; 2. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas; 3. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan SubbagianKeuangan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas; 4. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas; 5. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya; 6. mengumpulkan bahan, mengoordinasikan, dan menyusun rencana kebutuhan gaji pegawai; 7. menyiapkan bahan atau data untuk perhitungan anggaran dan perubahan anggaran; 8. mengumpulkan bahan, menyusun, dan mengelola administrasi keuangan Dinas; 9. meneliti kelengkapan uang persediaan, ganti uang, tambahan uang, pembayaran gaji, tunjangan, dan penghasilan lainnya untuk menjadi bahan proses lebih lanjut; 10. mengoordinasikan dan menyusun rencana kerja anggaran; 11. melakukan verifikasi kelengkapan administrasi penatausahaan keuangan Dinas; 12. melakukan verifikasi harian atas penerimaan keuangan; 13. melakukan verifikasi surat pertanggungjawaban keuangan; 14. mengoordinasikan pelaksanaan akuntansi pengeluaran dan penerimaan keuangan; 15. menyiapkan bahan dan menyusun laporan keuangan; 16. menyusun realisasi perhitungan anggaran; 17. mengevaluasi pelaksanaan tugas bendaharawan; 18. mengumpulkan bahan, dan mengoordinasikan data sebagai bahan penyusunan laporan hasil pemeriksaan keuangan; 19. melakukan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga pemerintah atau non pemerintah dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas; 20. menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 21. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Subbagian Keuangan dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan 22. melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. 7

14 Bidang Perlindungan Dan Jaminan Sosial (1) Bidang Perlindungan Dan Jaminan Sosial dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam mengoordinasikan, merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis perlindungan dan jaminan sosial. (2) Kepala Bidang Perlindungan Dan Jaminan Sosial mempunyai fungsi : 1. perumusan kebijakan teknis bidang perlindungan dan jaminan sosial; 2. pelaksanaan kebijakan teknis bidang perlindungan dan jaminan sosial; 3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang perlindungan dan jaminan sosial; 4. pelaksanaan administrasi bidang perlindungan dan jaminan sosial; dan 5. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya. 6. pelaksanaan koordinasi, pengawasan dan pengendalian kegiatan perlindungan sosial korban bencana alam; 7. Pelaksanaan koordinasi, pengawasan dan pengendalian kegiatan perlindungan sosial bencana sosial; 8. pelaksanaan koordinasi, pengawasan dan pengendalian kegiatan jaminan kesejahteraan sosial keluarga. (3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) dirinci sebagai berikut : 1. menyusun rencana kegiatan Bidang Perlindungan Dan Jaminan Sosial sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; 2. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas; 3. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Bidang Perlindungan Dan Jaminan Sosial untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas; 4. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas; 5. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya; 6. menyiapkan dan merumuskan kebijakan teknis Bidang Perlindungan Dan Jaminan Sosial meliputi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial, Jaminan Sosial Keluarga; 7. mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis Bidang Perlindungan Dan Jaminan Sosial meliputi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial, Jaminan Sosial Keluarga; 8. melaksanakan penanggulangan bencana alam dan bencana sosial melalui penggalangan potensi sumber daya masyarakat; 9. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan teknis Bidang Perlindungan Dan Jaminan Sosial meliputi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial, Jaminan Sosial Keluarga; 10. melaksanakan pembinaan, pengkaderan dan mengembangkan keterampilan penanggulangan bencana terhadap taruna siaga bencana; 11. melaksanakan pembinaan, pelayanan dan jaminan sosial keluarga; 12. melaksanakan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi kebijakan teknis Bidang Perlindungan Dan Jaminan Sosial meliputi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial, Jaminan Sosial Keluarga; 8

15 13. mengoordinasikan dan melaksanakan fasilitasi pelayanan perizinan dalam bentuk penerbitan pertimbangan teknis berkaitan izinbidang Perlindungan Dan Jaminan Sosial berdasarkan kewenangan pemerintah daerah kabupaten; 14. mengoordinasikan dan melaksanakan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan izin Bidang Perlindungan Dan Jaminan Sosial berdasarkan kewenangan pemerintah daerah kabupaten; 15. melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga pemerintah atau non pemerintah dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi; 16. menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 17. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Bidang Perlindungan Dan Jaminan Sosial dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan 18. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (1) Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Perlindungan Dan Jaminan Sosial dalam melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis perlindungan sosial korban bencana alam. (2) Tugas pokok sebagai berikut : 1. menyusun rencana kegiatan Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; 2. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas; 3. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas; 4. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas; 5. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya; 6. melakukan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kesiapsiagaan dan mitigasi; 7. melakukan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penanganan korban bencana alam, pemulihan dan penguatan sosial; 8. melakukan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kemitraan dan pengelolaan logistik bencana; 9. melakukanpemenuhan kebutuhan dasar bagi korban bencana alam 10. melakukan layanan dukungan psikososial bagi korban bencana alam. 11. melakukan pengkaderan, pembinaan dan pengembangan keterampilan penanggulangan bencana kepada anggota Taruna Siaga Bencana (TAGANA); 12. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; 9

16 13. melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial (1) Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Perlindungan Dan Jaminan Sosial dalam melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis perlindungan sosial korban bencana sosial. (2) Tugas pokok sebagai berikut : 1. menyusun rencana kegiatan Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; 2. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas; 3. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas; 4. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas; 5. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya; 6. melakukan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pencegahan, penanganan korban bencana sosial, politik, dan ekonomi; dan 7. melakukan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pemulihan sosial dan reintegrasi sosial; 8. melakukan kebutuhan dasar bagi korban bencana sosial; 9. melakukan layanan dukungan psikososial bagi korban bencana sosial; 10. mengoordinasikan dan membuat peta rawan korban bencana sosial; 11. mengoordinasikan dan melakukan kegiatan mitigasi (deteksi dini) di lokasi rawan bencana sosial; 12. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan 13. melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Seksi Jaminan Sosial Keluarga (1) Seksi Jaminan Sosial Keluarga dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial dalam melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis pembinaan dan pelayanan serta jaminan sosial keluarga. (2) Tugas pokok sebagai berikut : 1. menyusun rencana kegiatan Seksi Jaminan Sosial Keluarga sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; 2. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas; 3. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Seksi Jaminan Sosial Keluarga untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas; 10

17 4. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas; 5. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya; 6. melakukan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan seleksi dan verifikasi, terminasi dan kemitraan jaminan sosial keluarga; 7. melakukan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penyaluran bantuan dan pendampingan jaminan sosial keluarga; 8. melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan Jaminan Sosial Keluarga dan petugas secara periodik; 9. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi Jaminan Sosial Keluarga dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan 10. melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Rehabilitasi Sosial (1) Bidang Rehabilitasi Sosial dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam mengoordinasikan, merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis rehabilitasi sosial. (2) Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis bidang rehabilitasi sosial; b. pelaksanaan kebijakan teknis bidang rehabilitasi sosial; c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang rehabilitasi sosial; d. pelaksanaan administrasi bidang rehabilitasi sosial; dan e. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya. f. Pelaksanaankoordinasi, pengawasan, pengendalian kegiatan pelayanan, pengasuhan, perlindungan dan pengangkatan anak; g. Pelaksanaan koordinasi, pengawasan, pengendalian kegiatan rehabilitasi disabilitas dan lanjut usia (Lansia); h. Pelaksanaan koordinasi, pengawasan dan pengendalian kegiatan rehabilitasi tuna sosial, korban NAPZA, HIV-AIDS dan KPO; i. Pelaksanaan koordinasi, pengawasan dan pengendalian kegiatan tindak kekerasan dan Pekerja Migran (TKPM). (3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) dirinci sebagai berikut : a. menyusun rencana kegiatan Bidang Rehabilitasi Sosial sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas; c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Bidang Rehabilitasi Sosial untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas; d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas; e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya; 11

18 f. menyiapkan dan merumuskan kebijakan teknis Bidang Rehabilitasi Sosial meliputi Rehabilitasi Sosial Anak, Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Dan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, Rehabilitasi Tuna Sosial, Korban Perdagangan Orang, dan Rehabilitasi Sosial lainnya; g. mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis Bidang Rehabilitasi Sosial meliputi Rehabilitasi Sosial Anak, Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Dan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, Rehabilitasi Tuna Sosial, Korban Perdagangan Orang, dan Rehabilitasi Sosial lainnya; h. melaksanakan koordinasi kegiatan-kegiatan seksi rehabilitasi sosial anak, seksi rehabilitasi sosial penyandang disabilitas dan rehabilitasi sosial lanjut usia, dan seksi rehabilitasi tuna sosial, korban perdagangan orang, korban penyalagunaan NAPZAmelaksanakan pembinaan, pelayanan dan perlindungan korban tindak kekerasan pekerja migrant dalam melakukan rehabilitasi sosial; i. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan teknis Bidang Rehabilitasi Sosial meliputi Rehabilitasi Sosial Anak, Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Dan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, Rehabilitasi Tuna Sosial, Korban Perdagangan Orang, dan Rehabilitasi Sosial lainnya; j. melaksanakan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi kebijakan teknis Bidang Rehabilitasi Sosial meliputi Rehabilitasi Sosial Anak, Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Dan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, Rehabilitasi Tuna Sosial, Korban Perdagangan Orang, dan Rehabilitasi Sosial lainnya; k. mengoordinasikan dan melaksanakan fasilitasi pelayanan perizinan dalam bentuk penerbitan pertimbangan teknis berkaitan izin Bidang Rehabilitasi Sosial berdasarkan kewenangan pemerintah daerah kabupaten; l. mengoordinasikan dan melaksanakan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan izin Bidang Rehabilitasi Sosial berdasarkan kewenangan pemerintah daerah kabupaten; m. melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga pemerintah atau non pemerintah dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi; n. menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; o. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan p. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Seksi Rehabilitasi Sosial Anak (1) Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial dalam melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis pelayanan anak dalam dan luar panti. (2) Tugas pokok sebagai berikut : 1. menyusun rencana kegiatan Seksi Rehabilitasi Sosial Anak sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; 2. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas; 12

19 3. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Seksi Rehabilitasi Sosial Anak untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas; 4. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas; 5. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya; 6. melakukan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi pelaksanaan pelayanan sosial anak balita serta pengangkatan antar Warga Negara Indonesia dan pengangkatan anak oleh orang tua tunggal; 7. melakukan kebijakan, pengoordinasian, bimbingan teknis, pemantauan serta evaluasi pelaksanaan rehabilitasi sosial anak terlantar, rehabilitasi sosial anak jalanan, rehabilitasi sosial anak korban tindak kekerasan, rehabilitasi sosial anak berhadapan dengan hukum, rehabilitasi sosial anak yang memerlukan perlindungan khusus yang mendapatkan pelayanan rehabilitasi sosial dalam lembaga (Panti dan LKS); 8. melakukan layanan rehabilitasi sosial bagi anak dalam lembaga (Panti dan LKS) 9. memberikan perlindungan dan pendampingan program anak jalanan, anak terlantar, anak cacat, anak balita terlantar, anak berhadapan hukum (ABH), anak korban tindak kekerasan dan Anak Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK); 10. melakukan Verifikasi & Validasi data terkait kegiatan Perlindungan Anak jalanan, anak terlantar, anak cacat, anak balita terlantar, anak berhadapan hukum (ABH), anak korban tindak kekerasan dan Anak Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK); 11. membuat laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; 12. melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Dan Rehabilitasi Lanjut Usia (1) Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Dan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial dalam melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis pembinaan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas dan rehabilitasi sosial lanjut usia. (2) Tugas pokok sebagai berikut : 1. menyusun rencana kegiatan Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Dan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; 2. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas; 3. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Dan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas; 13

20 4. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas; 5. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya; 6. melakukan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan rehabilitasi sosial lanjut usia; 7. melakukan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi pelaksanaan pengembangan kelembagaan lanjut usia; 8. melakukan layanan sosial bagi lanjut usia terlantar dalam lembaga (Panti dan LKS) 9. melakukan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik dan sensorik; 10. melakukan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas Mental dan Intelektual; 11. melakukan layanan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas dalam lembaga (Panti dan LKS); 12. melakukan Unit Pelayanan Sosial Keliling Bagi Penyandang Disabilitas dan Lanjut Usia; 13. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Dan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; 14. melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial, Korban Perdagangan Orang, Dan Rehabilitasi Sosial Lainnya (1) Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial, Korban Perdagangan Orang, dan Rehabilitasi Sosial Lainnya dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial dalam melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis Rehabilitasi Tuna Sosial, Korban Perdagangan Orang, dan Rehabilitasi Sosial Lainnya. (2) Tugas pokok sebagai berikut : 1. menyusun rencana kegiatan Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial, Korban Perdagangan Orang, Dan Korban Penyalahgunaan Napza sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; 2. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas; 3. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial, Korban Perdagangan Orang, Dan Korban Penyalahgunaan Napza untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas; 4. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas; 5. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya; 6. melakukan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan rehabilitasi sosial Gelandangan, pengemis, bekas warga binaan lembaga pemasyarakatan, korban 14

21 perdagangan orang dan korban tindak kekerasan di dalam panti dan/atau lembaga; 7. melakukan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial eks tuna susila di dalam panti dan/atau lembaga; 8. melakukanpemulangan warga Negara migran korban tindak kekerasan dari titik debarkasi daerah provinsi untuk dipulangkan ke daerah kabupaten; 9. melakukanpengelolaan data pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk dikordinasikan dan dilaporkan kepada Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan; 10. melakukanpengelolaan data pelayanan sosial korban penyalah-gunaan NAPZA untuk dikoordinasikan dan dilaporkan kepada Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan; dan 11. melakukan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis dan pemantauan serta monitoring evaluasi pelaksanaan pengembangan kelembagaan rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban perdagangan orang di dalam panti dan/atau lembaga. 12. Mengkoordinasikan dan melakukan kegiatan pencegahan napza dan Orang dengan HIV/AIDS 13. melakukan Rehabiltasi Sosial bagi korban tindak kekerasan, eksploitasi dan perdagangan manusia dalam lembaga (Panti dan LKS); 14. melakukan pembinaan perlindungan, advokasi, penjangkauan KPO dan KTK melalui Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) bekerja sama dengan organisasi sosial; 15. melakukan Rehabilitasi Sosial bagi tuna social (gelandangan dan pengemis, tuna susila, bekas warga binaan permasyarakatan, warga minoritas) dalam lembaga (pamti dan LKS); 16. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial, Korban Perdagangan Orang, Dan Rehabilitasi social lainnyadan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan 17. melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Pemberdayaan Sosial Dan Penanganan Fakir Miskin (1) Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam mengoordinasikan, merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin. (2) Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin mempunyai fungsi : 1. perumusan kebijakan teknis bidang pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin; 2. pelaksanaan kebijakan teknis bidang pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin; 3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin; 15

22 4. pelaksanaan administrasi bidang pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin; dan 5. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya. 6. Pelaksanaan koordinasi, pengawasan dan pengendalian kegiatan pemberdayaan sosial perorangan, keluarga kelembagaan masyarakatdan pengelolaan sumber dana sosial; 7. Pelaksanaan koordinasi, pengawasan dan pengendalian kegiatan pelestarian nilai keperintisan, kepahlawanan, kejuangan, kesetiakawanan sosial dan restorasi sosial; 8. Pelaksanaan koordinasi, pengawasan dan pengendalian kegiatan Komunitas Adat Terpencil (KAT). 9. Pelaksanaankoordinasi, pengawasan dan pengendalian kegiatan penanganan fakir miskin pedesaan; 10. Pelaksanaan koordinasi, pengawasan dan pengendalian kegiatan penanganan fakir miskin perkotaan; 11. Pelaksanaankoordinasi, pengawasan dan pengendalian kegiatan penanganan fakir miskin pesisir, daerah tertinggaldan pulau-pulau kecil. (3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dirinci sebagai berikut : 1. menyusun rencana kegiatan Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; 2. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas; 3. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas; 4. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas; 5. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya; 6. menyiapkan dan merumuskan kebijakan teknis Bidang Pemberdayaan Sosial dan Fakir Miskin meliputi pemberdayaan sosial perorangan, keluarga, kelembagaan masyarakat dan pengelolaan sumber dana sosial, kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial,pemberdayaan komunitas adat terpencildan penanganan fakir miskin; 7. merumuskan dan merencanakan urusan Seksi Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga, Kelembagaan Masyarakat dan Pengelolaan sumber Dana Sosial, Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial dan Seksi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penanganan Fakir Miskin; 8. mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis Bidang Pemberdayaan Sosialdan Penanganan Fakir Miskin meliputi pemberdayaan sosial perorangan, keluarga, kelembagaan masyarakat dan pengelolaan sumber dana sosial, kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial,pemberdayaan komunitas adat terpencil dan penanganan fakir miskin; 9. melaksanakan koordinasi kegiatan-kegiatan Seksi Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga, Kelembagaan Masyarakatdan Pengelolaan sumber Dana Sosial, Seksi Kepahlawanan Keperintisan, Kejuangan dan Restorasi Sosial, dan Seksi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penanganan Fakir Miskin; 16

23 10. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan teknis Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin meliputi pemberdayaan sosial perorangan, keluarga, kelembagaan masyarakat dan pengelolaan sumber dana sosial, kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial, pemberdayaan komunitas adat terpencil dan penanganan fakir miskin; 11. melaksanakan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi kebijakan teknis Bidang Pemberdayaan Sosial meliputi pemberdayaan sosial perorangan, keluarga, kelembagaan masyarakat dan pengelolaan sumber dana sosial, kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial,pemberdayaan komunitas adat terpencil dan penanganan fakir miskin; 12. mengoordinasikan dan melaksanakan fasilitasi pelayanan perizinan dalam bentuk penerbitan pertimbangan teknis berkaitan izin Bidang Pemberdayaan Sosialdan Penanganan Fakir Miskin berdasarkan kewenangan pemerintah daerah kabupaten; 13. mengoordinasikan dan melaksanakan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan izin Bidang Pemberdayaan Sosialdan Penanganan Fakir Miskin berdasarkan kewenangan pemerintah daerah kabupaten; 14. melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga pemerintah atau non pemerintah dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi; 15. menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 16. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Bidang Pemberdayaan Sosialdan Penanganan Fakir Miskin dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan 17. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Seksi Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga, Kelembagaan Masyarakat Dan Pengelolaan Sumber Dana Sosial (1) Seksi Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga, Kelembagaan Masyarakat dan Pengelolaan Sumber Dana Sosial dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin dalam melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis pemberdayaan sosial perorangan, keluarga, kelembagaan masyarakat dan Pengelolaan Sumber Dana Sosial. (2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirinci sebagai berikut : 1. menyusun rencana kegiatan Seksi Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga, Kelembagaan Masyarakat dan Pengelolaan Sumber Dana Sosial sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; 2. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas; 3. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Seksi Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga, Dan Kelembagaan Masyarakat dan Pengelolaan Sumber Dana Sosial untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas; 4. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas; 17

24 5. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya; 6. melakukan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi pekerja sosial dan pekerja sosial masyarakat, tenaga kesejahteraan sosial kecamatan, serta tenaga kesejahteraan sosial dan relawan sosial lainnya; 7. melakukan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi Lembaga Konsutasi Kesejahteraan Keluarga dan Unit Peduli keluarga; 8. melakukan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan serta monitoring evaluasi Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat/Pusat Kesejahteraan Sosial, Karang Taruna, dan Lembaga Kesejahteraan Sosial; 9. melakukan pemilihan pilar-pilar sosial yang berprestasi karang taruna, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan organisasi sosial yang berprestasi; 10. meningkatkan kerjasama kemitraan dan pengembangan kelembagaan kesejahteraan sosial dengan dunia usaha dan lintas sektor; 11. melakukan kebijakan, pelaksanaan bimbingan teknis dan pemantauan serta monitoring evaluasi penerbitan izin pengumpulan sumbangan; 12. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga, Dan Kelembagaan Masyarakat dan pengelolaan suber dana sosial dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan 13. melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Seksi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Dan Penanganan Fakir Miskin (1) Seksi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencildan Penanganan Fakir Miskin dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin dalam melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis pemberdayaan,pendampingan, pengoordinasian komunitas adat terpencil dan penanganan fakir miskin. (2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirinci sebagai berikut : 1. menyusun rencana kegiatan Seksi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan Penanganan Fakir Miskin sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; 2. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas; 3. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Seksi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan Penanganan Fakir Miskin untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas; 4. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas; 5. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya; 6. melakukan pemetaan sosial, penjajagan awal, studi kelayakan, semiloka, daerah hasil penjajagan awal & studi kelayakkan, dan penyiapan kondisi masyarakat; 18

25 7. mengoordinasikandanmelakukankebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan evaluasi pemberdayaan sosial komunitas adat terpencil dan penanganan fakir miskin; 8. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan Penanganan Fakir Miskin dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan 9. melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan Dan Restorasi Sosial (1) Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan Dan Restorasi Sosial dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dalam melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis penghayatan, pelestarian nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan sosial. (2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirinci sebagai berikut : 1. menyusun rencana kegiatan Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan Dan Restorasi Sosial sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; 2. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas; 3. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan Dan Restorasi Sosial untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas; 4. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas; 5. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya; 6. melakukan kebijakan, bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi penggalian potensi nilai kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial; 7. melakukanpengelolaan Taman Makam Pahlawan (TMP) dan Makam Pahlawan Nasional (MPN); 8. melakukan anjangsana kepada keluarga perintis kemerdekaan, keluarga pahlawan, veteran dan weredhatama; 9. mengusulkan dan merekomendasikan calon pahlawan nasional, perintis kemerdekaan dan janda perintis kemerdekaan; 10. melakukanpemeliharaan Taman Makam Pahlawan (TMP) dan Makam Pahlawan Nasional (MPN); 11. melakukan peringatan hari-hari besar nasional; 12. melakukanbulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial (BBKS) sebagai rangkaian dari HKSN; 13. melakukan seminar, sarasehan, sayembara kepahlawanan, ziarah wisata; 14. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan Dan Restorasi Sosial dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan 15. melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. 19

26 B. STRUKTUR ORGANISASI Struktur Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretariat: 1. Sub Bagian Umum, Kepegawaian Dan Hukum 2. Sub Bagian Keuangan 3. Sub Bagian Penyusunan Program Dan Pelaporan c. Bidang Rehabilitasi Sosial : 1. Seksi Rehabilitasi Sosial Anak 2. Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitasi Dan Lanjut Usia 3. Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial, Korban Perdagangan Orang, Rehabilitasi Sosial Lainnya d. Bidang Perlindungan Dan Jaminan Sosial : 1. Seksi Perlindungan Kkorban Bencana Alam 2. Seksi Perlindungan Korban Bencana Sosial 3. Seksi Jaminan Sosial Keluarga e. Bidang Pemberdayaan Sosial Dan Penanganan Fakir Miskin 1. Seksi Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga, Kelembagaan Masyarakat Dan Pengelolaan Sumber Dan Sosial 2. Seksi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Dan Penanganan Fakir Miskin 3. Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan Dan Restorasi Sosial f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) g. Kelompok Jabatan Fungsional ISU STRATEGIS Isu Strategis yang dihadapi Dinas Sosial yang dituangkan dalam Renja tahun 2017 adalah : a. Peningkatan Kulitas pelayanan dan rujukan terpadu untuk persoalan sosial kemasyarakat, b. Peningkatan kulitas penanganan korban bencana dan rehabilitasi PMKS termasuk korban bencana c. Peningkatan Kualitas Pelayanan sarana dan prasarana ramah difabel STRUKTUR ORGANISASI Dinas Sosial Tugas dan fungsi masing masing jabatan struktural dan fungsional dalam organisasi Dinas Sosial tertuang pada Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2010 dan di jabarkan pada Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Uraian Tugas dan Fungsi. 20

27 Gambar 1.1 Struktur Organisasi KOMPOSISI SDM ORGANISASI Komposisi SDM Aparatur pada dinas sosial sesuai struktur organisasi terdiri dari jabatan eselon II satu orang (kepala Dinas), Eselon III.a satu Orang (Sekretaris Dinas), Eselon III.b tiga Orang, (bidang Rehabilitasi Sosial, Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, dan Bidang Pemberdayaan Sosial Dan Penanganan Fakir Miskin) Pejabat eselon IV sebanyak 15 Orang yang terdiri dari tiga Kasubag dan dua belas Seksi. Komposisi SDM Berdasarkan Gender Komposisi SDM aparatur Dinas Sosial berdasarkan gender komposisi laki-laki 11 orang atau % dan Perempuan 17 Orang atau 60.71%. Tabel 1.1. Komposisi PNS Menurut Gender No Nama Nip Gol Ruangan JK 1 A. IRVANDI LANGGARA, AP IV/c L 2 MUHAMMAD SUYUTI, S.H.,M.H IV/b L 3 Dra. SITTI AMINAH IV/a P 4 Drs. MUHAMMAD JUFRI, M.Si IV/a L 5 Dra. ST. SALMA B, MM IV/a P 6 Ir. M. KASIM, ST III/d L 7 SUWARDI, SKM III/d L 8 ST. NURHANA, S.Pd III/d P 9 SYAHRIANI III/d P 10 AMRULLAH ANWAR, S.Sos III/d L 11 HIKMAWATI, S.Pd III/d P 21

28 No Nama Nip Gol Ruangan JK 12 ANWAR, S.T III/d L 13 BALKIS, S.E III/c P 14 M. ICHSAN HAMID, S.Sos III/c L 15 FATMAWATI, SE III/c P 16 ALATAS ALGUNARI, S.IP.,M.Si III/c L 17 JUMAIAH, S.Sos III/a P 18 ERNI, SE III/a P 19 MUH. AULIYAH NUR YAQIN, S.ST III/a L 20 MUHAMMAD LUTFI YAHYA, S.ST.,M.M III/a L 21 MUHAMMAD RACHMAT, A.Md II/c L 22 ASBAR BASRI, A.Md Kom II/c L 23 SUBAEDAH II/b P 24 ABDUL RASYID II/b L 25 RAHMAN NURDIANZAH II/b L 26 ACHMAD NATSIR, S.Sos II/b L 27 SYAMSUDDIN II/a L 28 HANAFIAH II/a P Gambar 1.1. Komposisi SDM Dinas Sosial Berdasarkan Gender Perempuan Laki Perempuan Laki Komposisi PNS Menurut Jenjang Pendidikan Komposisi PNS Menurut Jenjang Pendidikan terdiri dari pendidikan Strata dua emapt orang atau 10, 53%, Strata satu Sembilan belas orang atau 50% dan Sekolah lanjutan Tingkat Atas sebanyak dua belas orang atau 31, 58% 22

29 Tabel 1.2. Komposisi PNS Menurut Jenjang Pendidikan No Nama Nip Gol Ruangan Pendidikan Terakhir 1 A. IRVANDI LANGGARA, AP IV/c S1 2 MUHAMMAD SUYUTI, S.H.,M.H IV/b S2 3 Dra. SITTI AMINAH IV/a S1 4 Drs. MUHAMMAD JUFRI, M.Si IV/a S2 5 Dra. ST. SALMA B, MM IV/a S2 6 Ir. M. KASIM, ST III/d S1 7 SUWARDI, SKM III/d S1 8 ST. NURHANA, S.Pd III/d S1 9 SYAHRIANI III/d SLTA 10 AMRULLAH ANWAR, S.Sos III/d SLTA 11 HIKMAWATI, S.Pd III/d S1 12 ANWAR, S.T III/d S2 13 BALKIS, S.E III/c S1 14 M. ICHSAN HAMID, S.Sos III/c S1 15 FATMAWATI, SE III/c S1 16 ALATAS ALGUNARI, S.IP.,M.Si III/c S2 17 JUMAIAH, S.Sos III/a S1 18 ERNI, SE III/a S1 19 MUH. AULIYAH NUR YAQIN, S.ST III/a S1 20 MUHAMMAD LUTFI YAHYA, S.ST.,M.M III/a S2 21 MUHAMMAD RACHMAT, A.Md II/c D3 22 ASBAR BASRI, A.Md Kom II/c D3 23 SUBAEDAH II/b S1 24 ABDUL RASYID II/b S1 25 RAHMAN NURDIANZAH II/b SLTA 26 ACHMAD NATSIR, S.Sos II/b S1 27 SYAMSUDDIN II/a SLTA 28 HANAFIAH II/a SLTA Gambar 1.2. Presentase PNS Menurut Jenjang Pendidikan SLTA D3 S2 S1 S2 D3 SLTA S

30 Komposisi PNS Menurut Jenjang Eselon Komposisi SDM Aparatur pada dinas sosial sesuai struktur organisasi terdiri dari jabatan eselon II satu orang (kepala Dinas), Eselon III.a satu Orang (Sekretaris Dinas), Eselon III.b emapat Orang, (bidang Rehabilitasi Sosial, Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, dan Bidang Pemberdayaan Sosial Dan Penanganan Fakir Miskin) Pejabat eselon IV sebanyak 11 Orang yang terdiri dari dua Kasubag dan Sembilan Kasi. Tabel 1.3. Komposisi PNS Menurut Jenjang Eselon No Nama Nip Gol Ruangan Eselon Jabatan 1 A. IRVANDI LANGGARA, AP IV/c II.B Kepala Dinas 2 MUHAMMAD SUYUTI, S.H.,M.H IV/b III.A Sekretaris Dinas 3 Dra. SITTI AMINAH IV/a III.B Kabid Rehabilitasi Sosial 4 Drs. MUHAMMAD JUFRI, M.Si IV/a III.B Kabid. Pemb. Sosial dan Penanganan Fakir Miskin 5 Dra. ST. SALMA B, MM IV/a IV.A Kasi Jaminan Sosial Keluarga 6 Ir. M. KASIM, ST III/d III.B Kabid. Perlindungan dan Jaminan Sosial 7 SUWARDI, SKM III/d IV.A Kasi Perlindungan Korban Bencana Sosial 8 ST. NURHANA, S.Pd III/d IV.A Kasi Jaminan Sosial Keluarga 9 SYAHRIANI III/d IV.A Kasi Rehabilitasi Sosial Anak 10 AMRULLAH ANWAR, S.Sos III/d IV.A Kasi Perlindungan Korban Bencana Alam 11 HIKMAWATI, S.Pd III/d IV.A Kasubag Umum dan Kepegawaian 12 ANWAR, S.T III/d IV.A Kasi Reahabilitasi Tuna Sosial, Korban Perdagangan Orang & Rehabilitasi Sosial Lainnya 13 BALKIS, S.E III/c IV.A Kasi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas dan Lanjut Usia 14 M. ICHSAN HAMID, S.Sos III/c IV.A Kasi Pemb. Sosial dan Penanganan Fakir Miskin 15 FATMAWATI, SE III/c IV.A Kasi Pemb. Sosial, Perorangan, Keluarga, Kelembagaan Masyarakat & Pelolaan Sumber Dana Sosial 16 ALATAS ALGUNARI, S.IP.,M.Si III/c IV.A Kasubag Program dan Keuangan Gambar 1.3. Komposisi Eselon Jabatan Struktural Eselon IV.A Eselon III.B Eselon III.A Eselon II.B Eselon III.A Eselon III.B Eselon IV.A Eselon II.B

31 Tabel 1.4. Komposisi PNS Menurut Gender yang menduduki jabatan No Nama Nip Gol Ruangan Eselon JK Jabatan 1 A. IRVANDI LANGGARA, AP IV/c II.B L Kepala Dinas 2 MUHAMMAD SUYUTI, S.H.,M.H IV/b III.A L Sekretaris Dinas 3 Dra. SITTI AMINAH IV/a III.B P Kabid Rehabilitasi Sosial 4 Drs. MUHAMMAD JUFRI, M.Si IV/a III.B L Kabid. Pemb. Sosial dan Penanganan Fakir Miskin 5 Dra. ST. SALMA B, MM IV/a IV.A P Kasi Jaminan Sosial Keluarga 6 Ir. M. KASIM, ST III/d III.B L Kabid. Perlindungan dan Jaminan Sosial 7 SUWARDI, SKM III/d IV.A L Kasi Perlindungan Korban Bencana Sosial 8 ST. NURHANA, S.Pd III/d IV.A P Kasi Jaminan Sosial Keluarga 9 SYAHRIANI III/d IV.A P Kasi Rehabilitasi Sosial Anak 10 AMRULLAH ANWAR, S.Sos III/d IV.A L Kasi Perlindungan Korban Bencana Alam 11 HIKMAWATI, S.Pd III/d IV.A P Kasubag Umum dan Kepegawaian 12 ANWAR, S.T III/d IV.A L Kasi Reahabilitasi Tuna Sosial, Korban Perdagangan Orang & Rehabilitasi Sosial Lainnya 13 BALKIS, S.E III/c IV.A P Kasi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas dan Lanjut Usia 14 M. ICHSAN HAMID, S.Sos III/c IV.A L Kasi Pemb. Sosial dan Penanganan Fakir Miskin 15 FATMAWATI, SE III/c 16 ALATAS ALGUNARI, S.IP.,M.Si IV.A P Kasi Pemb. Sosial, Perorangan, Keluarga, Kelembagaan Masyarakat & Pelolaan Sumber Dana Sosial III/c IV.A L Kasubag Program dan Keuangan Gambar 1.4. Komposisi Eselon Jabatan Struktural Berdasarkan Gender INOVASI DALAM REFORMASI SISTEM AKIP DAN PENGELOLAAN KINERJA Inovasi menjadi kunci dalam reformasi birokrasi dan perbaikan kinerja pelayanan publik. Karenanya, berbagai inovasi juga telah dikembangkan oleh Dinas Sosial, Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah Program Pelayanan dan Rujukan Terpadu untuk Penanganan Masalah Sosial atau di kenal dengan Istilah SLRT (Sistim Layanan dan Rujukan Terpadu) yang merupakan pengembangan dari program Pandugempita. 25

32 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Peraturan daerah Nomor 1 Tahun 2014 Jo Perda Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perubahan RPJMD Terkait dengan Organisasi perangkat Daerah (OPD) dalam Penyusunan Perencanaan Kinerja di lingkungan Dinas Sosial Kabupaten Bantaeng, ditetapkan dengan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Kabupaten Bantaeng Tahun RENCANA STRATEGIS DINAS SOSIAL KABUPATEN BANTAENG Indikator kinerja dan target kinerja untuk masing-masing tujuan strategis diuraikan dalam tabel berikut ini: Tabel 2.1. Tujuan dan Sasaran Kinerja SKPD Dinas Sosial TUJUAN Terwujudnya pelayanan Rehabilitasi Sosial terhadap PMKS yang berkualitas Meningkatnya PMKS yang menerima perlindungan dan jaminan sosial Meningkatnya Jumlah PMKS yang di berdayakan SASARAN Meningkatnya Kualitas pelayanan/ Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak Meningkatnya jaminan sosial bagi korban bencana alam dan sosial dan penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial Meningkatnya Kapsitas Pendamping Sosial dan Lembaga Sosial kesejahteraan Menigkatnya Jumlah pelayanan sosial masyarakat melalui lembaga sosial dan potensi kesejahteraan sosial Meningkatnya penaganan sosial fakir miskin dan masyarakat kurang mampu, penyelenggaraan kesetiakawanan sosial dan pelestarian nilai nilai kepahlawanan 26

33 SASARAN Mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan, maka sasaran yang hendak dicapai atau dihasilkan adalah sebagai berikut: Tujuan 1 : Terwujudnya pelayanan Rehabilitasi Sosial terhadap PMKS yang berkualitas Sasaran : 1. Meningkatnya Kualitas pelayanan/ Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak. Tujuan 2 : Meningkatkan PMKS yang menerima perlindungan dan jaminan sosial Sasaran : 1. Meningkatnya jaminan sosial bagi korban bencana alam dan sosial dan penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial Tujuan 3 : Meningkatnya Jumlah PMKS yang di berdayakan Sasaran : 1. Meningkatnya Kapsitas Pendamping Sosial dan Lembaga Sosial kesejahteraan Tujuan 4 : Menigkatnya Jumlah pelayanan sosial masyarakat melalui lembaga sosial dan potensi kesejahteraan sosial Sasaran : 1. Meningkatnya penaganan sosial faqir miskin dan masyarakat kurang mampu, penyelenggaraan kesetiakawanan sosial dan pelestarian nilai nilai kepahlawanan Tabel 2.2. Sasaran dan Indikator Kinerja SKPD Dinas Sosial SASARAN INDIKATOR SATUAN Meningkatnya Kualitas pelayanan/ Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak Meningkatnya jaminan sosial bagi korban bencana alam dan sosial dan penyandang cacat Prosentase Sarana Sosial Seperti Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi Prosentase Penyandang Cacat yang di tangani/ menerima bantuan Jumlah Lansia yang menerima pelayanan Prosentase Jumlah Kasus anak yang di tangani Volume Vervali data PMKS Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak Prosentase Jumlah Korban Bencana alam yang menerima bantuan sosial pemenuhan kebutuhan dasar TARGET AKHIR RENSTRA % 70 % 70 Orang 100 % 100 Kali/ Tahun 2 %

34 SASARAN INDIKATOR SATUAN fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial Meningkatnya Kapsitas Pendamping Sosial dan Lembaga Sosial kesejahteraan Meningkatnya penaganan sosial fakirmiskin dan masyarakat kurang mampu, penyelenggaraan kesetiakawanan sosial dan pelestarian nilai nilai kepahlawanan Jumlah Korban Bencana Sosial yang menerima bantuan sosial Jumlah Korban Bencana alam yang di evakuasi Jumlah Korban Bencana Sosial yang di evakuasi Jumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial yang di tingkatkan kapsitasnya Jumlah Tenaga Kesejahteraan sosial yang di beri bimbingan dan pendampingan Jumlah Lebaga sosial yang difasilitasi sarana dan prasarana operasional Jumlah Fakir Miskin yang tertangani Prosentase fakir miskin yang menerima pembinaan dan pelatihan TARGET AKHIR RENSTRA % 100 % 100 % 100 Unit 1 Orang 100 Unit 6 % 80 % 80 Jumlah Verivali data kemiskinan Semeter 2 PROGRAM UNTUK PENCAPAIAN SASARAN Berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran yang yang telah ditetapkan dalam RENSTRA, maka upaya pencapainya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan program-program. Adapun program-program untuk mendukung masing-masing sasaran tahun 2016 sebagai berikut: Tabel 2.3. Program Untuk Pencapaian Sasaran Tahun 2017 SASARAN Meningkatnya Kualitas pelayanan/ Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak Meningkatnya jaminan sosial bagi korban bencana alam dan sosial dan penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial Meningkatnya Kapasitas Pendamping Sosial PROGRAM PENDUKUNG Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial Program pemberdayaan kelembagaan 28

35 SASARAN dan Lembaga Sosial kesejahteraan Meningkatnya penaganan sosial fakirmiskin dan masyarakat kurang mampu, penyelenggaraan kesetiakawanan sosial dan pelestarian nilai nilai kepahlawanan PROGRAM PENDUKUNG kesejahteraan sosial Program Pemberdayaan fakir miskin komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen pernyataan/kesepakatan antara atasan dan bawahan untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan satu instansi. Dokumen ini memuat sasaran strategis, indikator kinerja dan target kinerja beserta program dan anggaran. Penyusunan PK 2017 dilakukan dengan mengacu kepada RENSTRA, RENCANA KERJA (RENJA) 2017, IKU dan APBD. Dinas Sosial telah menetapkan PK sebagai berikut: Tabel 2.4. Perjanjian Kinerja Dinas Sosial Tahun 2017 SASARAN INDIKATOR SATUAN Meningkatnya Kualitas pelayanan/ Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak Meningkatnya jaminan sosial bagi korban bencana alam dan sosial dan penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial Prosentase Sarana Sosial Seperti Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi Prosentase Penyandang Cacat yang di tangani/ menerima bantuan Jumlah Lansia yang menerima pelayanan Prosentase Jumlah Kasus anak yang di tangani Volume Vervali data PMKS Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak Prosentase Jumlah Korban Bencana alam yang menerima bantuan sosial pemenuhan kebutuhan dasar Jumlah Korban Bencana Sosial yang menerima bantuan sosial TARGET KINERJA T.A % 70 % 70 Orang 100 % 100 Kali/ Tahun 2 % 100 % 100 Jumlah Korban Bencana alam %

36 SASARAN INDIKATOR SATUAN Meningkatnya Kapsitas Pendamping Sosial dan Lembaga Sosial kesejahteraan Meningkatnya penaganan sosial fakirmiskin dan masyarakat kurang mampu, penyelenggaraan kesetiakawanan sosial dan pelestarian nilai nilai kepahlawanan yang di evakuasi Jumlah Korban Bencana Sosial yang di evakuasi Jumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial yang di tingkatkan kapsitasnya Jumlah Tenaga Kesejahteraan sosial yang di beri bimbingan dan pendampingan Jumlah Lebaga sosial yang difasilitasi sarana dan prasarana operasional Jumlah Fakir Miskin yang tertangani Prosentase fakir miskin yang menerima pembinaan dan pelatihan Jumlah Verivali data kemiskinan TARGET KINERJA T.A % 100 Unit 1 Orang 100 Unit 6 % 80 % 80 Semeter 2 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan merupakan ikhtisar hasil berbagai Program dan Kegiatan sebagai penjabaran tugas dan fungsi organisasi. Dinas Sosial telah menetapkan IKU sebagai berikut: Tabel 2.5. IKU Dinas Sosial SASARAN Meningkatnya Kualitas pelayanan/ Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak INDIKATOR KINERJA UTAMA Prosentase Sarana Sosial Seperti Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi Persentase jumlah penyandang cacat baik fisik maupun mental, serta lanjut usia yang tidak potensial yang telah menerimah SATUAN % % FORMULASI PERHITUNGAN Sarana Sosial Seperti Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi yang menerima pembiayaan Jumlah Panti Keseluruhan Persentase jumlah penyandang cacat baik fisik maupun mental, serta lanjut usia yang tidak potensial yang telah menerimah jaminan sosial SUMBER DATA Bidang Pembinaan Organisasi dan Bantuan Sosial (POBS) Dinsosnakertrans Bantaeng Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsosnakertrans Bantaeng dan TKSK Kab. Bantaeng 30

37 SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA jaminan sosial PMKS yang memperoleh bantuan Sosial SATUAN % FORMULASI PERHITUNGAN Jumlah penyandang cacat baik fisik maupun mental, serta lanjut usia Jumlah PMKS yang memperoleh bantuan Sosial/ Jumlah PMKS SUMBER DATA Pusdatin Kemensos RI (Siskada satu) RENCANA ANGGARAN TAHUN 2017 Berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Sosial maka jumlah pendanaan yang dimungkinkan untuk dibelanjakan pada Tahun Anggaran 2017 adalah sebesar Rp ,- yang digunakan untuk membiayai Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Secara rinci rencana anggaran Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung dapat dilihat pada tabel di bawah ini. No Uraian Tabel 2.6. Rencana Belanja Dinas Sosial TA 2017 Rencana (Rp) 1 Belanja Tidak Langsung 2,258,876, Belanja Langsung 2,490,029, Jumlah 4,748,905, % Belanja tidak langsung terdiri dari rekening gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan Strktural, tunjangan jabatan fungsional umum, tunjangan beras, tunjangan pajak PPh 21, dan Pembulatan Gaji. Sedangka belanja langsung terdiri dari belanja Pegawai, belanja Barang dan Jasa dan Benlanja Modal. Gambar

38 Alokasi anggaran belanja langsung tahun 2017 yang dialokasikan untuk membiayai program-program yang langsung mendukung pencapaian sasaran pembangunan adalah sebagai berikut : Tabel 2.7. Alokasi per Sasaran Tahun Anggaran 2017 SASARAN INDIKATOR ANGGARAN PROSENTASE ANGGARAN Prosentase Penyandang Cacat yang di tangani/ menerima bantuan Meningkatnya Kualitas pelayanan/ Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak Jumlah Lansia yang menerima pelayanan Prosentase Jumlah Kasus anak yang di tangani Prosentase Pelayanan Adminsitrasi umum urusan wajib sosial 71,856,000 1,251,573, Meningkatnya jaminan sosial bagi korban bencana alam dan sosial dan penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial Meningkatnya Kapsitas Pendamping Sosial dan Lembaga Sosial kesejahteraan Prosentase Jumlah Korban Bencana alam yang menerima bantuan sosial pemenuhan kebutuhan dasar Prosentase Korban Bencana Sosial yang menerima bantuan sosial Prosentase Korban Bencana alam yang di evakuasi Jumlah Korban Bencana Sosial yang di evakuasi Jumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial yang di tingkatkan kapasitasnya Jumlah Tenaga Kesejahteraan sosial yang di beri bimbingan dan pendampingan 42,551, ,551, ,504, ,213, ,120,000 32

39 SASARAN INDIKATOR ANGGARAN PROSENTASE ANGGARAN 442,377, Jumlah Lebaga sosial yang difasilitasi sarana dan prasarana operasional Meningkatnya penaganan sosial fakirmiskin dan masyarakat kurang mampu, penyelenggaraan kesetiakawanan sosial dan pelestarian nilai nilai kepahlawanan Jumlah Prosentase Fakir Miskin yang tertangani Jumlah fakir miskin yang menerima pembinaan dan pelatihan Jumlah Verivali data kemiskinan 83,872, ,140, ,074, Pada tabel di atas, jumlah anggaran untuk program/kegiatan sebesar Rp ,- dengan prosentase terbesar anggaran untuk mendukung sasaran Meningkatnya Kualitas pelayanan/ Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak serta layanan sosial lainnya dengan besaran 51,12%. Sasaran lain dengan anggaran yang relatif besar adalah sasaran Meningkatnya Kapsitas Pendamping Sosial dan Lembaga Sosial kesejahteraan yaitu sebesar 29,89%. Sementara itu, sasaran dengan anggaran yang relatif kecil adalah sasaran Meningkatnya penaganan sosial fakirmiskin dan masyarakat kurang mampu, penyelenggaraan kesetiakawanan sosial dan pelestarian nilai nilai kepahlawanan sebesar 7,42 % dari total anggaran. 33

40 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj) Dinas Sosial Kabupaten Bantaeng tahun 2017 ini disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pada bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Laporan Kinerja adalah pewujudan pertanggung jawaban atas pencapaian visi dan misi organisasi yang telah ditetapkan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Untuk itu, Evaluasi terhadap Kinerja melalui mekanisme pertanggungjawaban perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan Program/kegiatan berimplikasi terhadap kinerja atau pencapaian sasaran Dinas Sosial Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut: 1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; 2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; 3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi; 4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada); 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta altematif solusi yang telah dilakukan; 6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; 7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja. Untuk skala penilaian terhadap kinerja pemerintah, menggunakan pijakan Permendagri No. 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja NO. INTERVAL NILAI KRITERIA PENILAIAN REALISASI KINERJA REALISASI KINERJA KODE < Sangat Tinggi ST < 90 Tinggi T < 75 Sedang S < 65 Rendah R 5. < 50 Sangat Rendah SR 34

41 3.1. Capaian Kinerja Tabel 3.2 Capaian Kinerja No Sasaran Indikator Target Realisasi % Ket Meningkatnya Kualitas pelayanan/ Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak Meningkatnya jaminan sosial bagi korban bencana alam dan sosial dan penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial Meningkatnya Kapsitas Pendamping Sosial dan Lembaga Sosial kesejahteraan Meningkatnya penaganan sosial fakirmiskin dan masyarakat kurang mampu, penyelenggaraan kesetiakawanan sosial dan pelestarian nilai nilai kepahlawanan Jumlah Panti menerima bantuan Jumlah Penyandang Cacat yang di tangani/ Lansia yang menerima pelayanan Prosentase Jumlah Kasus anak yang di tangani Prosentase Pelayanan Adminsitrasi umum urusan wajib sosial Prosentase Jumlah Korban Bencana alam yang menerima bantuan sosial pemenuhan kebutuhan dasar Prosentase Korban Bencana Sosial yang menerima bantuan sosial Prosentase Korban Bencana alam yang di evakuasi Jumlah Korban Bencana Sosial yang di evakuasi Jumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial yang di tingkatkan kapasitasnya Jumlah Tenaga Kesejahteraan sosial yang di beri bimbingan dan pendampingan Jumlah Lebaga sosial yang difasilitasi sarana dan prasarana operasional Jumlah Prosentase Fakir Miskin yang tertangani Jumlah fakir miskin yang menerima pembinaan dan pelatihan Jumlah Verivali data kemiskinan 11 Unit 11 Unit 100 ST 50 Org 50 Org 100 ST 100% 100% 100 ST 2 Semester 2 Semester 100 ST 100% 100% 100 ST 100% 100% 100 ST ST ST 1 Unit 1 Unit 100 ST 100 Org 100 Org 100 ST ST 80% 80% 100 ST 20 Org 20 Org 100 ST 2 Semester 2 Semester 100 ST 35

42 1 Meningkatnya Kualitas pelayanan/ Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak Penyelenggaraan kesejahteraan sosial bertujuan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup; memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian; meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah kesejahteraan sosial; meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggungjawab sosial dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan; meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan; dan meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial diprioritaskan kepada mereka yang memiliki kehidupan yang tidak layak secara kemanusiaan dan memiliki kriteria masalah sosial yakni kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, keterpencilan, ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku, korban bencana, korban tindakan kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi. Untuk menangani PMKS, Dinas Sosial Kabupaten Bantaeng menggunakan program Reahbilitasi Sosial dan Program Keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah pusat. Untuk melaksanakan program diperlukan perhatian bersama, baik dari Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS), tenaga pendamping, dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) persoalan yang mendasar adalah tidak terpenuhinya pelayanan sosial dasar seperti kesehatan, pendidikan, sandang, pangan, papan, dan kebutuhan dasar lainnya. Selain itu, belum ada sistem perlindungan dan jaminan sosial yang terintegrasi untuk melindungi dan memberikan jaminan sosial bagi seluruh penduduk terutama penduduk yang miskin dan rentan Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; Capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan indikator kinerja sasaran yang Secara rinci dari capaian masing-masing indikator kinerja sasaran tahun 2017 dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3.3 Perbandingan antara target dan realisasi kinerja Sasaran Indikator Target Realisasi % Ket. Meningkatnya Kualitas pelayanan/ Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak Jumlah Panti menerima bantuan Jumlah Penyandang Cacat yang di tangani/ Lansia yang menerima pelayanan Prosentase Jumlah Kasus anak yang di tangani Prosentase Pelayanan Adminsitrasi umum urusan wajib sosial 11 Unit 11 Unit 100 ST 50 Org 50 Org 100 ST 100% 100% 100 ST 2 Semester 2 Semester 100 ST 36

43 Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; Tabel 3.4 Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja Tahun 2014, 2015, 2016, 2017 Sasaran Indikator Capaian % Jumlah Panti menerima Meningkatnya Kualitas pelayanan/ Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak bantuan Jumlah Penyandang Cacat yang di tangani/ Lansia yang menerima pelayanan Prosentase Jumlah Kasus anak yang di tangani Prosentase Pelayanan Adminsitrasi umum urusan wajib sosial Gambar 3.1 Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja Tahun 2014, 2015, 2016 dan 2017 Dari data dan grafik di atas menunjukkan peningkatan Kualitas pelayanan/ penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak, khusunya pada indikator Jumlah Penyandang Cacat yang di tangani/ Lansia yang menerima pelayanan hal tersebut didukung oleh penjangkauan program nasional penanganan asistensi lanjut usia terlatar Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi; Meningkatnya Kualitas pelayanan/ Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak ditunjukkan berdasarkan data realisasi kinerja ouceme dari program tetap pada posisi 100% dari target kinerja yang di rencanakan. 37

44 Tabel 3.5 Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan Renstra SKPD Capaian % Sasaran Indikator Target Realisasi Renstra Kinerja Jumlah Panti menerima bantuan Jumlah Penyandang Cacat yang di tangani/ Lansia yang menerima pelayanan Meningkatnya Kualitas pelayanan/ Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak Prosentase Jumlah Kasus anak yang di tangani Prosentase Pelayanan Adminsitrasi umum urusan wajib sosial Gambar 3.2 Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan Renstra SKPD Meskipun urusan Panti pada tahun 2017 telah menjadi kewenagan pemerintah Propinsi namun dinas sosial sebagai leading sector dalam urusan ini tetap melakukan fungsi koordinasi dan monitoring terhadap pelenggaraan oprasional panti. Mengenai penyandang cacat daln lansi di kabupaten bantaeng khususnya lansia terlantar secara oprasional dinas sosial tetap menjadi fasilitator dalam mempersiapkan atau mengavaluasi data usulan masyarakat maupun hasil survey secara langsung melalui beberapa lembaga sosial terkait termasuk jejaring kesejahteraan sosial, secara maksimal melakukan monitoring dan pendampingan terhadap potensi kerawanan sosial terutama bagi penyadang disabilitas/ cacat dan lansia khusunya yang terlantar. Ditahun 2017 telah dimaksimalkan dengan mengajukan beberapa sasaran baru. Penagnan kasus ana 38

45 Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional; Tabel 3.6 Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan SPM Capaian % Sasaran Indikator (SPM) Target Realisasi Nasional Kinerja Ket Indikator Jumlah Panti a SPM menerima bantuan Kemensos Meningkatnya Kualitas pelayanan/ Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak Jumlah Penyandang Cacat yang di tangani/ Lansia yang menerima pelayanan Prosentase Jumlah Kasus anak yang di tangani Indikator 4 SPM Kemensos Indikator 2.b SPM Kemensos Gambar 3.3 Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan SPM Pada data dan grafik diatas untuk sasaran Meningkatnya Kualitas pelayanan/ Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak berdasarkan target kinerja nasional (SPM) telah melampaui taget nasional Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta altematif solusi yang telah dilakukan; Meningkatnya Kualitas pelayanan/ Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak dengan tersedianya dukungan program Inovasi Daerah Melaui SLRT dengan bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Kab. Bantaeng dan Bantuan CSR dari Perusahaan yang ada di Kabupaten Bantaeng. Khusu program nasional ada beberapa yang telah terlaksana diantaranya pemberian jaminan PMKS dalam bentuk Program Asistensi Lanjut Usia Terlantar (ASLUT), dan Peningkatan Jangkauan Program hasil Verivali Data PMKS. Untuk penerima program KKS, PKH, KIP, dan KIS. 39

46 Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; Tabel 3.7 Prosentase Realisasi Anggaran Tahun 2014 S.d 2017 Terhadap Pagu Anggaran Renstra SKPD SASARAN Meningkatnya Kualitas pelayanan/ Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak INDIKATOR Prosentase Panti menerima bantuan operasional Prosentase Penyandang Cacat yang di tangani/ menerima bantuan / Lansia yang menerima pelayanan Prosentase Jumlah Kasus anak yang di tangani Prosentase Pelayanan Adminsitrasi umum urusan wajib sosial PAGU ANGGARAN RENSTRA REALISASI % 300,000, ,747, ,306,600,000 2,345,858, Dari tabel diatas menunjukkan pencapaian realisasi keuangan berdasarkan target renstra SKPD sampai dengan 2017 khususnya pada sasaran Meningkatnya Kualitas pelayanan/ Penanganan penyandang cacat dan Lanjut Usia, korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak. Dengan beberapa kasus yang di tangani dan menerima pendampingan sosial Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja Pada Tahun anggaran 2017 baru pada tahap verifikasi dan asistesi data terkait cacat berat untuk mendapatkan program jaminan hidup dari program kementerian Sosial RI, kegiatan ini di fasilitasi Oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK). Data yang berhasil di verifikasi sebanyak 13 Orang yang sementara di ajukan dalam program E- Proposal. ASLUT atau Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar adalah sebuah program jaminan kesejahteraan sosial yang diperuntukan bagi warga Lanjut Usia. Di Kabupaten Bantaeng sendiri program ini mulai dilaksanakan tahun 2016, dan berjalan sampai dengan saat ini, dengan cakupan 50 Orang Lansia yang terdaftar sebagai penerima sasaran program ASLUT Kecenderungan peningkatan populasi lanjut usia yang tinggi, berdampak pada kompleksitas permasalahan sosial lanjut usia khususnya kualitas pelayanan lanjut usia, berupa ancaman penurunan kesejahteraan sosial seseorang/ kelompok karena mengalami musibah yang diakibatkan oleh bencana, sakit, krisis ekonomi, penurunan produktifitas karena faktor usia, dan masalah sosial lainnya. Upaya Penanganan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia sebagaimana tercantum dalam UU No. 13 tahun 1998, baik untuk lanjut usia yang potensial maupun non potensial. Disebutkan bahwa Lanjut Usia berhak mendapatkan pelayanan sosial sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang dialaminya. 40

47 Kemudian Undang-undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial pasal 38 (1) yang menyebutkan bahwa Masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Kemudian pada pasal 38 (2) ditegaskan, bahwa penyelenggaran kesejahteraan sosial dari unsur masyarakat diantaranya adalah melalui LKS (Lembaga Kesejahteraan Sosial)/ organisasi sosial. Berdasarkan kenyataan tersebut Kementerian Sosial mengkondisikan melalui Program Asistensi Sosial melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial dalam bentuk Pemberian bantuan sosial disalurkan kepada lanjut usia yang dibina melalui LKS Lanjut Usia yang memberikan pelayanan bagi lanjut usia terlantar, melaksanakan kegiatan pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di rumah (home care) dan pelayanan harian lanjut usia (day care services). Sebagai LKS Lanjut Usia penerima asistensi yang ada sudah berkontribusi dalam pelayanan dan pendampingan sosial namun demikian masih banyak keterbatasan sehingga memerlukan dukungan dari pemerintah. Karena itulah Pemerintah dalam hal ini Kementerian Sosial cq Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia memberikan dukungan dalam bentuk Asistensi Sosial Lanjut Usia. 41

48 2 Meningkatnya jaminan sosial bagi korban bencana alam dan sosial dan penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; Tabel 3.8 Perbandingan antara target dan realisasi kinerja Sasaran Indikator Target Realis asi % Ket. Meningkatnya jaminan sosial bagi korban bencana alam dan sosial dan penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial Prosentase Jumlah Korban Bencana alam yang menerima bantuan sosial pemenuhan kebutuhan dasar Prosentase Korban Bencana Sosial yang menerima bantuan sosial Prosentase Korban Bencana alam yang di evakuasi Jumlah Korban Bencana Sosial yang di evakuasi 100% 100% 100 ST 100% 100% 100 ST 100% 100% 100 ST 100% 100% 100 ST Dari data diatas menunjukan bahwa sasaran Meningkatnya jaminan sosial bagi korban bencana alam dan sosial dan penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial, memliki capaian kinerja rata- rata 100%. Meskipun pada dua indicator mengenai evakuasi pada tahun 2017 tidak ada kejadian bencana sehingga kinerja keselurauhan dari target pelayanan terbut secara signifikan sangat berpengaruh Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; Tabel 3.9 Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja Tahun 2014, 2015, 2016, Capaian % Sasaran Indikator Meningkatnya jaminan sosial bagi korban bencana alam dan sosial dan penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial Prosentase Jumlah Korban Bencana alam yang menerima bantuan sosial pemenuhan kebutuhan dasar Prosentase Korban Bencana Sosial yang menerima bantuan sosial Prosentase Korban Bencana alam yang di evakuasi Jumlah Korban Bencana Sosial yang di evakuasi

49 Memahami kondisi data tentang penyelenggaraan sasaran Meningkatnya jaminan sosial bagi korban bencana alam dan sosial dan penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial, dari tahun 2014 s.d 2017 mengenai peningkatan kinerja secara signifikan adalah indikator prosentase korban bencana sosial yan menerima bantuan korban kebakaran rumah tinggal. Gambar 3.4 Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja Tahun 2014, 2015, 2016, dan Tabel 3.10 Penyediaan Kebutuhan dasar Tahun 2014 s.d 2017 No Tahun Penganan Bencana Unit Penerima Batuan Prosentase Keterangan 1 Tahun Penyediaan Kebutuhan dasar 2 Tahun Penyediaan Kebutuhan dasar 3 Tahun Penyediaan Kebutuhan dasar 4 Tahun Penyediaan Kebutuhan dasar Gambar 3.5 Garafi Penerima Bantuan Sosial Korban Bencana Tahun 2014 s.d

50 Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi; Tabel 3.11 Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan Renstra SKPD Capaian % Sasaran Indikator Target Realisasi Renstra Kinerja Prosentase Jumlah Korban Bencana alam yang menerima bantuan sosial pemenuhan kebutuhan dasar Meningkatnya jaminan sosial bagi korban bencana alam dan sosial dan penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial Prosentase Korban Bencana Sosial yang menerima bantuan sosial Prosentase Korban Bencana alam yang di evakuasi Jumlah Korban Bencana Sosial yang di evakuasi Berdasarkan data diatas pada tahun anggaran 2017 dengan realisasi kinerja berdasarkan Renstra sudah memenuhi target 100 persen yang di rencanakan. Gambar. 3.7 Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan Renstra SKPD 44

51 Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional; Tabel 3.12 Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan SPM Capaian % Sasaran Indikator (SPM) Target Realisasi Nasional Kinerja Ket Prosentase Jumlah Korban Bencana alam yang menerima bantuan sosial pemenuhan kebutuhan dasar Meningkatnya jaminan sosial bagi korban bencana alam dan sosial dan penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial Prosentase Korban Bencana Sosial yang menerima bantuan sosial Prosentase Korban Bencana alam yang di evakuasi Jumlah Korban Bencana Sosial yang di evakuasi Indikator 3.a SPM Kemensos Indikator 3.a SPM Kemensos Indikator 3.b SPM Kemensos Indikator 3.b SPM Kemensos Gambar 3.8 Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan SPM Pada sasaran Meningkatnya jaminan sosial bagi korban bencana alam dan sosial dan penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial berdasarkan data dan gafik diatas menunjukan kinerja yang telah melalpaui target nasional berdasarkan SPM kementerian Sosial Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta altematif solusi yang telah dilakukan; Meningkatnya jaminan sosial bagi korban bencana alam dan sosial dan penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial, sama halnya dengan sasaran pertama peningkatan jaminan sosial ini di tunjang dengan ketersediaan data dari hasil verivali serta penyelenggaran unit layanan dan rujukan terpadu melalui UPT SPMKS Dinas Sosial Kabupaten Bantaeng, serta peningkatan kulitas SDM dan Jejaring Lembaga Sosial masyarakat. 45

52 Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; Tabel 3.13 Prosentase Realisasi Anggaran Tahun 2014 S.d 2017 Terhadap Pagu Anggaran Renstra SKPD SASARAN Meningkatnya jaminan sosial bagi korban bencana alam dan sosial dan penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial INDIKATOR Prosentase Jumlah Korban Bencana alam yang menerima bantuan sosial pemenuhan kebutuhan dasar Prosentase Korban Bencana Sosial yang menerima bantuan sosial Prosentase Korban Bencana alam yang di evakuasi Jumlah Korban Bencana Sosial yang di evakuasi PAGU ANGGARAN RENSTRA REALISASI % 1,500,000, ,316, ,000, ,528, Berdasarkan data diatas persentase kinerja keuangan khususnya indikator Prosentase Jumlah Korban Bencana alam yang menerima bantuan sosial pemenuhan kebutuhan dasar, sangat evisen dari penyerapan APBD karena urusan kebencanaan di kabupaten bantaeng telah menjadi urusan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sementara volume kasus kejadian bencana alam dari tahun 2014 sampai tahun 2017 sangat rendah serta kualitas bencana sangat ringan sehingga beban biaya baik operasional maupun penyaluran bantuan sangat minim dari taget. Namun berbenda dengan indikator Prosentase Korban Bencana Sosial yang menerima bantuan sosial telah melamapaui target karena tingginya kejadian bencana sosial khususnya bencana kebakaran rumah tinggal/ warga Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja Program penunjang dari penyelenggaraan jaminan sosial koban bencana terdiri dari : a. Tersedinya buperstoke berupa bahan pangan dan sandang dari kementerian sosial melalui pemerintah provinsi yang di selenggarakan/ di salurkan oleh Dinas Sosial kabupaten Bantaeng. b. Terselenggaranya kegiatan koordinasi masalah kebencanaan dengan Badan Penaggulangan Bencana Daerah BPBD Kab. Bantaeng c. Tersedinya CSR dan Bantuan dari BAZ Kabupaten Bantaeng untuk peyaluran bantuan korban bencana. d. Tersedinya relawan Bigrade Siaga Bencana Sosial (TAGANA) beranggotakan kurang lebih 20 Orang yang terlatih dibawah koordinasi Kementerian Sosial RI yang dilengkapi dengan Sarana Mobilitas Resqu, Dalmas Evakuasi, Dunlap Dapur Lapangan. 46

53 3 Meningkatnya Kapasitas Pendamping Sosial dan Lembaga Sosial kesejahteraan Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; Capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan indikator kinerja sasaran yang Secara rinci dari capaian masing-masing indikator kinerja sasaran tahun 2016 dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3.14 Perbandingan antara target dan realisasi kinerja Sasaran Indikator Target Realisasi % Ket. Meningkatnya Kapsitas Pendamping Sosial dan Lembaga Sosial kesejahteraan Jumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial yang di tingkatkan kapasitasnya Jumlah Tenaga Kesejahteraan sosial yang di beri bimbingan dan pendampingan Jumlah Lebaga sosial yang difasilitasi sarana dan prasarana operasional 1 Unit 1 Unit 100 ST 100 Org 100 Org 100 ST ST Dari data diatas untuk sasaran Meningkatnya Kapsitas Pendamping Sosial dan Lembaga Sosial kesejahteraan, dengan persentase rata-rata 100% sudah menjadi konsekwensi secara logis dalam upayah mendukung Kabupaten bantaeng sebagai kota jasa dengan orientasi pelayanan secara prima dengan kualitas yang maksimal serta didukung oleh program-program inofatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas peningkatan dan pengembangan lebaga kesejahteran sosial. Pada tahun 2017 jumlah lembaga yang di fasilitasi sarana, prasarana dan operasional kegiatannya antara lain : 1. TKSK : 1 Unit jumlah Anggota 8 Orang 2. PKH : 1 Unit Jumlah Anggota 20 Orang 3. SLRT : 1 Unit. a. Manager TA. 2017, 12 Bulan APBN b. Co. Manager TA. 2017, 12 Bulan APBD c. Supervisior 3 Orang 12 Bulan APBN, dan 1 Orang 12 Bulan APBD d. Tim IT 1 Orang, 12 Bulan APBN, dan 3 Orang, 12 Bulan APBD e. Fasilitator 50 Orang, 12 Bulan APBN dan 17 Orang 12 Bulan APBD. 4. LK3 : 1 Unit. 5. Tagana : 1 Unit a. Instruktur 3 Orang 12 Bulan APBD b. Relawan/ Anggota Tagana 20 Orang 12 Bulan APBD 6. Karang Taruna Kabupaten : 1 Unit 47

54 Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; Tabel 3.15 Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja Tahun 2014, 2015, 2016, 2017 Capaian % Sasaran Indikator Meningkatnya Kapsitas Pendamping Sosial dan Lembaga Sosial kesejahteraan Jumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial yang di tingkatkan kapasitasnya Jumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial yang di tingkatkan kapasitasnya Jumlah Lebaga sosial yang difasilitasi sarana dan prasarana operasional Gambar 3.9 Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja Tahun 2014, 2015, 2016, 2017 Pada sasaran Meningkatnya Kapsitas Pendamping Sosial dan Lembaga Sosial kesejahteraan pada data dan grafik diatas melihatkan konsistensi yang signifikan akarena kinerja setiap tahun tetap pada capaian 100%. Haltersebut didukung dengan tingginya partisipasi berbagai unsur lembaga pemebrdayaan kesejahteraan sosial, serta tingginya partisipasi dan perang aktif masarakat dalam usaha-usaha peningkatan kualitas kesejahteraan sosial. HaL tersebut terlaksana berdasarkan indikator Jumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial yang di tingkatkan kapasitasnya, Jumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial yang di tingkatkan kapasitasnya, dan Jumlah Lebaga sosial yang difasilitasi sarana dan prasarana operasional dari tahun 2014 sampai dengan 2017 Karena adanya konsistensi ketersediaan anggaran untuk pembiayaan kegiatan tersebut. 48

55 Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi; Tabel 3.16 Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan Renstra SKPD Capaian % Sasaran Indikator Target Realisasi Renstra Kinerja Jumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial yang di tingkatkan kapasitasnya Meningkatnya Kapsitas Pendamping Sosial dan Lembaga Sosial kesejahteraan Jumlah Tenaga Kesejahteraan sosial yang di beri bimbingan dan pendampingan Jumlah Lebaga sosial yang difasilitasi sarana dan prasarana operasional Gambar.3.10 Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan Renstra SKPD Pada sasaran Meningkatnya Kapasitas Pendamping Sosial dan Lembaga Sosial kesejahteraan khusunya indi kator Lembaga Kesejahteraan Sosial yang di tingkatkan kapasitasnya mencapai 100 di buktikan dengan beberapa kegiatan yang telah menjadi rujukan program nasional dalam hal pelaksanaan model pengelolaan keembagaan sosial terutama pada penanganan masalah sosial bersifat klinis dan pelayanan data dan iformasi mengenai program kesejahteraan sosial. Meskipun dari kedua inditakator yaitu Jumlah Tenaga Kesejahteraan sosial yang di beri bimbingan dan pendampingan dan Lebaga sosial yang difasilitasi sarana dan prasarana operasional dari target rencana jangka menengah namun secara operasional sudah cukup terpenuhi. 49

56 Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional; Tabel 3.17 Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan SPM Sasaran Indikator Capaian % Target Realisasi Nasional (SPM) Kinerja Ket Meningkatnya Kapsitas Pendamping Sosial dan Lembaga Sosial kesejahteraan Jumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial yang di tingkatkan kapasitasnya Jumlah Tenaga Kesejahteraan sosial yang di beri bimbingan dan pendampingan Jumlah Lebaga sosial yang difasilitasi sarana dan prasarana operasional Indikator 2.b SPM Kemensos Indikator 2.b SPM Kemensos Indikator 2.b SPM Kemensos Gambar 3.11 Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan SPM Pada sasaran Meningkatnya Kapsitas Pendamping Sosial dan Lembaga Sosial kesejahteraan di kaitkan dengan target nasional secara keseluruhan telah terpenuhi Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta altematif solusi yang telah dilakukan; Meningkatnya Kapasitas Pendamping Sosial dan Lembaga Sosial kesejahteraan didukung oleh peningkatan keterampilan melalui penyelenggaraan bimbingan teknis dan pendampingan program yang diselanggaran oleh kementerian sosial, dinas sosial provinsi Sulawsi selatan dan Dinas Sosial Kabupaten Bantaeng. 50

57 Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; Tabel 3.18 Prosentase Realisasi Anggaran Tahun 2014 S.d 2017 Terhadap Pagu Anggaran Renstra SKPD SASARAN Meningkatnya Kapsitas Pendamping Sosial dan Lembaga Sosial kesejahteraan INDIKATOR Jumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial yang di tingkatkan kapasitasnya Jumlah Tenaga Kesejahteraan sosial yang di beri bimbingan dan pendampingan Jumlah Lebaga sosial yang difasilitasi sarana dan prasarana operasional PAGU ANGGARAN RENSTRA REALISASI % 260,000, ,846, ,000, ,775, ,488,240,000 1,817,201, Berdasarkan table di atas realisasi kinerja keuangan berdasarkan renstra SKPD pada indikator Lembaga Kesejahteraan Sosial yang di tingkatkan kapasitasnya telah melebihi target renstra disebabkan tingginya intensitas dari inovasi program yang menjadi rujukan Nasional yaitu SLRT hal terbut mengakibatkan perlunya evaluasi dan pelaksanaan studi komparatif untuk memacu peningkatan kinerja. Sementara indikator lainnya sangat tergantung pada beberapa pendampingan program nasional Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja Kompleksitas permasalahan sosial yang berkembang dalam masyarakat menuntut upaya sadar dari setiap komponen masyarakat untuk memperbaharui dan mengelola sistem sosialnya serta menyelesaikan permasalahan sosialnya. Pembaharuan yang dimaksud adalah upaya pengembangan nilai-nilai yang melandasi struktur sosial suatu masyarakat yang dinamis, stabil dan mengacu pada tujuan pencapaian kesejahteraan sosial. Sementara Pengelolaan Sosial adalah bagaimana menjadikan seluruh dinamika sosial dalam sistem masyarakat sebagai energi positif yang dapat dimanfaatkan bagi pengembangan masyarakat itu sendiri. Dan penyelesaian Masalah Sosial adalah intervensi sosial yang dilakukan secara sadar, inovatif dan terukut terhadap suatu permasalahan sosial sebagai langkah untuk menjadikan masalah tersebut normal kembali atau lebih baik lagi sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. 51

58 4 Meningkatnya penaganan sosial fakirmiskin dan masyarakat kurang mampu, penyelenggaraan kesetiakawanan sosial dan pelestarian nilai nilai kepahlawanan Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; Capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan indikator kinerja sasaran yang Secara rinci dari capaian masing-masing indikator kinerja sasaran tahun 2016 dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3.19 Perbandingan antara target dan realisasi kinerja Sasaran Indikator Target Realisasi % Ket Jumlah Prosentase Fakir Miskin yang 80% 80% 100 ST tertangani Meningkatnya penaganan sosial fakirmiskin dan masyarakat kurang mampu, penyelenggaraan kesetiakawanan sosial dan pelestarian nilai nilai kepahlawanan Jumlah fakir miskin yang menerima pembinaan dan pelatihan Jumlah Verivali data kemiskinan 20 Org 20 Org 100 ST 2 Semester 2 Semester 100 ST Rata-Rata % 100 ST Dari data diatas berdasrkan prosentase rata-rata 100 dari sasaran Meningkatnya penaganan sosial fakirmiskin dan masyarakat kurang mampu, penyelenggaraan kesetiakawanan sosial dan pelestarian nilai nilai kepahlawanan. Karena ditunjang dengan semakin luasnya cakupan penerima program penanggulangan kemiskinan, sehingga berpengaruh secara signifikan terhadap pencapaian kinerja program dan kegiatan. Pada tahun 2016 jumlah fakir miskin yang di tangani oleh dinas sosial berdasarkan data Aplikasi Siskada satu kementerian Sosial RI antara lain : Peserta Penerima Bantuan Iuran PBI : Jiwa Peserta Program Keluarga Harapan : Keluarga atau Jiwa Peserta Kartu Keluarga Sejahtera : Kelurga atau Jiwa Kegiatan pendampingan oleh APBD tersirat dalan wujud pembiayaan operasional jejaring organisasi sosial seperti TKSK, SLRT, Satker PKH. 52

59 Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; Tabel 3.20 Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja Tahun 2014, 2015, 2016, 2017 Capaian % Indikator Sasaran Meningkatnya penaganan sosial fakirmiskin dan masyarakat kurang mampu, penyelenggaraan kesetiakawanan sosial dan pelestarian nilai nilai kepahlawanan Jumlah Prosentase Fakir Miskin yang tertangani Jumlah fakir miskin yang menerima pembinaan dan pelatihan Jumlah Verivali data kemiskinan Gambar 3.12 Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja Tahun 2014, 2015, 2016, 2017 Peningkatan prosentase yang terjadi sangan tsignifikan tersebut terutama pada indicator penagnan fakir miskin dan penyelenggaraan verivalai data. Penyelenggaraan penagnan fakir miskin tersebut dapat di tunjukkan melalui penyelenggaraan layanan SLRT yang suadah berkontribusi secara aktif dari pemberian layanan mulai dari 8 Jam per hai kerja yang selalanjutnya pada tahun 2017 di tingkatkan menjadi layanan 24 Jam. Sementara penyelenggaran verivali data di kabupaten bantaeng berdasarkan target minimal 2 semester sudah mengalami peningkatan melalui du program uji coba dari program selaras dengan didukung dari seorang fasilitator di setiap desa dan keluarahan yang dapat melakukan assemen terhadap masyarkat miskin dan renatang untuk memperoleh layanan PBI Nasional. 53

60 Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi; Tabel 3.21 Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan Renstra SKPD Capaian % Sasaran Indikator Target Realisasi Renstra Kinerja Jumlah Prosentase Fakir Miskin yang tertangani Meningkatnya penaganan sosial fakirmiskin dan masyarakat kurang mampu, penyelenggaraan kesetiakawanan sosial dan pelestarian nilai nilai kepahlawanan Jumlah fakir miskin yang menerima pembinaan dan pelatihan Jumlah Verivali data kemiskinan Gambar 3.13 Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan Renstra SKPD Pada sasaran Meningkatnya penaganan sosial fakirmiskin dan masyarakat kurang mampu, penyelenggaraan kesetiakawanan sosial dan pelestarian nilai nilai kepahlawanan pada ketiga indikatornya telah mememnuhi target renstra hal tersebut karena adanya kebijakan nasional tentang peningkatan penanganan masalah kesejahteraan sosial untuk masarakat miskin dan rentang miskin berdasarkan Basis Data Terpadu (BDT)

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI) - 1 - LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL DAERAH PROVINSI DAN DINAS SOSIAL DAERAH KABUPATEN/KOTA. PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL ACEH

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL ACEH 1 GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang

Lebih terperinci

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI) - 1 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL DAERAH PROVINSI DAN DINAS SOSIAL DAERAH KABUPATEN/KOTA. PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE B DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE B DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI) - 1 - LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL DAERAH PROVINSI DAN DINAS SOSIAL DAERAH KABUPATEN/KOTA. PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS

Lebih terperinci

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE C DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE C DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI) - 1 - LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL DAERAH PROVINSI DAN DINAS SOSIAL DAERAH KABUPATEN/KOTA. PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016 BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE B DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE B DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI) - 1 - LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL DAERAH PROVINSI DAN DINAS SOSIAL DAERAH KABUPATEN/KOTA. PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI BALI.

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI BALI. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE C DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE C DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI) - 1 - LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL DAERAH PROVINSI DAN DINAS SOSIAL DAERAH KABUPATEN/KOTA. PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL, PENGENDALIAN PENDUDUK

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) , Fax (0370) Kode Pos TELAAHAN STAF

Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) , Fax (0370) Kode Pos TELAAHAN STAF PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) 681150, 681156 Fax (0370) 681156 Kode Pos 83363 TELAAHAN STAF Kepada : Bapak

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN SALINAN BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL SALINAN NOMOR 29/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 43 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 43 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 43 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI MUSI RAWAS, Mengingat : bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG BHINNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam pasal 2, pasal

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Sosial Kabupaten Subang telah dibentuk dengan Peraturan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 97 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KOTA PEKANBARU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG 1 PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT 1 Menimbang WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1.

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1. 57 Dinas Sosial 1. KEPALA DINAS LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM Kepala Dinas Sosial Kabupaten Karangasem mempunyai tugas

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 54 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 54 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 54 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL

TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah) A. Kepala Dinas Kepala Dinas

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 73 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS SOSIAL KOTA BEKASI

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN, BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 48 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 104 TAHUN 2016

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 104 TAHUN 2016 SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA LKIP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA LKIP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA LKIP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2017 DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Jl. Raya Ratahan Belang Kel. Wawali Pasan Lingk. V Kec. Ratahan 95695

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU 1 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU Menimbang Mengingat : : a. Bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN BELITUNG TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SAMOSIR

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SAMOSIR KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SAMOSIR Kepala Dinas (1) Dinas SosialKabupaten Samosirmerupakan unsur pelaksana. (2) Dinas Sosial Kabupaten Samosir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG - 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1385 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESAKABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN DINSOS JABAR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN DINSOS JABAR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan manifestasi tanggung jawab Pemerintah sebagai urusan wajib bidang sosial dalam penyediaan pelayanan kebutuhan dasar bagi

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN SALINAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Perkembangan Dinas Sosial Provinsi Riau

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Perkembangan Dinas Sosial Provinsi Riau 54 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Sejarah Perkembangan Dinas Sosial Provinsi Riau Instansi Sosial lahir dua hari setelah diproklamirkannya Negara Kesatuan Republik Indonesia, tepatnya pada

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I P E N DA H U L U A N.

BAB I P E N DA H U L U A N. BAB I P E N DA H U L U A N. A. LATAR BELAKANG Terwujudnya tata pemerintahan yang baik ( good govermance ) merupakan harapan semua pihak. Langkah untuk mewujudkan hal tersebut telah dituangkan dalam berbagai

Lebih terperinci

B U P A T I T A S I K M A L A Y A

B U P A T I T A S I K M A L A Y A B U P A T I T A S I K M A L A Y A KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT KANTOR SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN Sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 09 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN BANYUWANGI

Lebih terperinci

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TABALONG NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN TABALONG

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TABALONG NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN TABALONG SALINAN BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TABALONG NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN TABALONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS SOSIAL

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS SOSIAL PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS SOSIAL Jln. A. Yani No. 38 Telp. ( 0342 ) 801357 BLITAR KEPUTUSAN KEPALA DINAS SOSIAL KABUPATEN BLITAR NOMOR : 460/14.2/409.102/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

BAB I P E N DA H U L U A N.

BAB I P E N DA H U L U A N. BAB I P E N DA H U L U A N. 1.1. LATAR BELAKANG Terwujudnya tata pemerintahan yang baik ( good govermance ) merupakan harapan semua pihak. Langkah untuk mewujudkan hal tersebut telah dituangkan dalam berbagai

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG - 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN BARITO

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH DRAFT PER TGL 27 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH DRAFT PER TGL 14 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATIKUNINGAN NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATIKUNINGAN NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATIKUNINGAN NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTATATA KERJA DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 56

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 56 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 56 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 56 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN DINAS SOSIAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI

BAB II PROFIL INSTANSI BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Ringkas Dinas Kesejahteraan Dan Sosial Provinsi Sumatera Utara Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah dipimpin

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN, CATATAN SIPIL, SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN MANDAILING

Lebih terperinci