BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan kebutuhan dasar dari setiap manusia untuk dapat

dokumen-dokumen yang mirip
yang dirasakan individu terhadap pengobatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai perkembangan penyakit yang bersifat degeneratif.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan cara duduk atau berdiri, ditambah dengan daya tarik gravitasi telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. alternatif oleh masyarakat pada umumnya, menjadi sesuatu yang positif dalam

BAB I PENDAHULUAN. berumur 60 tahun atau lebih. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembangunan nasional merupakan pembangunan manusia dan seluruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini diantara banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non. akupunktur, dan bekam. Definisi CAM (Complementary and Alternative

BAB I PENDAHULUAN. Angka penderita kanker di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan. yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya

2 obat tradisional asli Indonesia. Berdasarkan riset tersebut 95,60% (sembilan puluh lima koma enam puluh persen) merasakan manfaat jamu. Dari berbaga

BAB I PENDAHULUAN. menerima pengakuan ini adalah Imhotep dari Mesir yang jauh lebih tua

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata baik di pusat daerah,

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN PIJAT PENGOBATAN REFLEKSI JENJANG III BERBASIS

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Dalam mencapai kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan perawatan pada pasien dengan gangguan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seperti tumbuhan yang sudah dibudidayakan maupun tumbuhan liar. Obat herbal

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENJELASAN ATAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN DI BIDANG KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya mengubah gaya hidup manusia. Konsumsi makanan cepat saji, kurang

BAB I PENDAHULUAN. sosial, budaya, lingkungan, ekonomi serta politik. Pada kalangan masyarakat,

Kelompok 6 (adri, diah, yuyun, irfan, rama)

BAB I PENDAHULUAN. yang melebihi 140/90 mmhg yang dikonfirmasikan pada berbagai kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh para penggerak yang produktif. Namun hal ini sedikit terganggu

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat menyebabkan meningkatnya Umur Harapan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengobatan alternatif. Pengobatan alternatif merupakan pengobatan yang

Obat Herbal Diabetes Kering

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Undang-undang kesehatan No. 23

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti karena menular. Menurut Robins (Misnadiarly, 2006), tuberkulosis adalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkat stress yang dialami. Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai

Terapi Komplementer Massage Punggung untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan

DAFTAR CAPAIAN PEMBELAJARAN BIDANG KURSUS DAN PELATIHAN SESUAI DENGAN LAMPIRAN PERMENDIKBUD NO

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MANAJEMEN PELAYANAN HOSPITAL HOMECARE DI RSUD AL-IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. panjang dengan rata-rata 44 juta kecacatan, dengan memberi dampak emosional

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bebas tanpa Stroke merupakan dambaan bagi semua orang. Tak heran

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. medis dokter dan tenaga medis lainnya. cara sendiri misalnya dengan membeli obat di toko-toko ataupun apotik

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. tradisional dan obat tradisional sebagai bagian yang tidak dapat diabaikan dalam

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. hingga kematian. Proses menua berlangsung secara alamiah dalam tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN PIJAT PENGOBATAN REFLEKSI JENJANG II BERBASIS

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu hak dasar manusia. Hal ini tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular sekarang merupakan penyebab kematian paling

BAB I PENDAHULUAN. pula kelompok lanjut usia (lansia) di masyarakat (Sudiarto, 2007). Berdasarkan

Pijat urat akupuntur

BAB I PENDAHULUAN. dengan masa nifas (Sulistyawati, 2009). Periode masa nifas meliputi masa

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : GALIH SETIA ADI NIM.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

BAB I PENDAHULUAN. sarana pelayanan kefarmasian oleh apoteker (Menkes, RI., 2014). tenaga teknis kefarmasian (Presiden, RI., 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal. Kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2005). Kesehatan terdiri dari kesehatan jasmani (fisik) dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktifitas dengan baik dibutuhkan badan yang sehat. Pola hidup sehat,

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar dari setiap manusia untuk dapat hidup layak, produktif serta mampu bersaing untuk meningkatkan taraf hidupnya. Keadaan untuk hidup sehat digariskan melalui upaya peningkatan kualitas hidup. Dalam mencapai peningkatan kualitas hidup manusia, peranan berbagai pihak dan sektor sangatlah penting. Dalam bidang kesehatan sebagaimana telah digariskan dalam SKN, upaya peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, jasmani rohani, dan sosial juga ditunjang oleh peran aktif masyarakat (SKN, 2014). Seiring dengan perkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, anatomi tubuh manusia beserta titik-titik saraf visual juga semakin digali lebih dalam oleh para peneliti. Hal ini memberikan keuntungan tersendiri bagi para terapis pijat karena semakin membuktikan bahwa pijat refleksi memang dapat menjadi cara penyembuhan aneka macam penyakit, mulai dari penyakit ringan sampai penyakit berat(wahyuni Shanti, 2014). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.29/MENKES/SK/VIII/2013 tentang Kelompok Kerja Nasional Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer menyatakan bahwa a) pelayanan kesehatan tradisional yang berkembang di masyarakat merupakan pengobatan dan/atau perawatan yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dilakukan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, b)pelayanan kesehatan tradisional yang berkembang di masyarakat

sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu dibina dan diawasi oleh Pemerintah yang dibantu dengan Kelompok Kerja Nasional Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer, agar dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat, c) untuk kegiatan pada huruf b tersebut maka dipandang perlu membentuk Kelompok Kerja Nasional Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer yang berfungsi memberi rekomendasi kepada Menteri Kesehatan sebagai pertimbangan dalam penetapan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer (KMK, 2013). Menurat Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Depkes, jumlah pengobat tradisional di Indonesia yang tercatat cukup banyak, yaitu 280.000 pengobatan tradisional dan 30 keahlian/spesialisasi(depkes RI, 2014). Kondisi Pengobatan Tradisional di Indonesia menurat data Kementrian Kesehatan pada tahun 2013 cakupan Pengobatan kesehatan sudah mencakup 53,6% Kabupaten/Kota dari 416 Kabupaten/Kota di Indonesia (223 Kabupaten/Kota) (Kementrian Kesehatan, 2013). Pijat refleksi adalah pengobatan alternatif yang ampuh dan aman, praktis serta murah tanpa efek samping yang berarti, selain mencegah dan menyembuhkan secara total, pengobatan lain juga dapat mendeteksi atau mengetahui apakah salah satu organ kita mudah terganggu atau masih sehat, sebagai contoh coba tekan agak kuat titik refleksi ginjal, paru-paru atau jantung apabila ada yang mengganjal seperti kristal dan rasanya sakit seperti ditusuk jarum, maka dapat dipastikan bahwa orang tersebut sudah terganngu karena ada hambatan aliran darah balik menuju organ tersebut (Wahyuni Shanti, 2014).

Terapi pijat refleksi merupakan salah satu teknik massage yang mencakup massage kulit memberikan efek penurunan kecemasan dan ketegangan otot, sehingga mampu menurunkan nyeri, pada penerapannya pijat refleksi dilakukan pada sejumlah pusat-pusat saraf dibagian kaki dan telapak tangan yang dilakukan sekitar ± 20 menit pada masing-masing bagian tubuh untuk mencapai hasil relaksasi yang maksimal (Wahyuni Shanti, 2014). Sebagian masyarakat Indonesia hingga kini masih meyakini bahwa pengobatan alternatif pijat refleksi urat sarafsangat dipercaya dalam menyembuhkan berbagai penyakit. Pada umumnya hal ini sering dilakukan oleh masyarakat kalangan bawah, menengah maupun dari kalangan atas. Tak heran, praktik pengobatan alternatif pijat refleksi yang dilakukan dapat diperlakukan secara baik, bahkan dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik bahkan ritual yang tidak ada kaitannya dengan agama serta medis, sehinnga masyarakat merasa lebih nyaman dengan pola pengobatan yang dilakukan. Selain itu, dengan adanya pergeseran pola penyakit yang terjadi di Indonesia dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif, pemanfaatan pengobatan pijat refleksi ini dapat menjadi rujukan bagi masyarakat untuk mengatasi keterbatasan akses pengobatannya. Sampai saat ini pengobatan pijat refleksi ini terus berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi disertai dengan peningkatan pemanfaatan oleh masyarakat (Barbara dan Kevin Kunz, 2012). Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Asahan tahun 2014, diperoleh data bahwa persentasi penduduk Kabupaten Asahan yang bekerja sebagai pengobatan alternatif hanya sebesar 17,10 %. Adapun jumlah pekerja pengobatan alternatif di Desa Danau Sijabut sebanyak 2 penduduk. Sedangkan masyarakat

yang memilih untuk berobat pada pengobatan alternatif hanya 62 % dan diantaranya menggunakan obat tradisional 3,6 %. Adapun jenis obat yang digunakan dalam pengobatan alternatif ini adalah jenis-jenis obat tradisional seperti jamu, obat herbal (OHT) terstandar dan fitofarmaka (Dinas Kesehatan Kab. Asahan). Berdasarkan survei awal yang dilakukan di desa Danau Sijabut Kecamatan Air Batu bahwa pengobatan alternatif urat saraf sangat dikenal oleh banyak masyarakat khususnya masyarakat pendatang dari berbagai kota diantaranya Medan, Tebing Tinggi, Lima Puluh, Batu Bara, Rantau Prapat, dan sebagainya. Walaupun banyak masyarakat disekitarnya yang belum percaya dengan teknik pengobatan yang dilakukan dapat menyembuhkan berbagai penyakit, pengobatan tetap saja banyak di kunjungi oleh masyarakat kota sehingga dapat mempengaruhi masyarakat disekitarnya yang akan datang untuk melakukan pengobatan pada pengobatan alternatif pijat refleksi urat saraf ketika tidak dapat disembuhkan secara medis. Selain itu dalam teknik pengobatan yang dilakukan sangat sederhana yaitu dengan memijat bagian tubuh yang sakit. Berdasarkan survei awal yang peneliti lakukandengan mendatangi langsung ke rumah praktek pengobatan alternatif bahwa pasien yangberkunjung pada saat melakukan pengobatan alternatif urat sarafadalah pasien yang menderita penyakit Asam Lambung 4 orang,strok 1 orang, Kanker Payudara 1 orang, dan Jantung Koroner 1 orang. Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Persepsi Pasien Terhadap Pengobatan

Alternatif Pijat Refleksi Urat Saraf Di Desa Danau Sijabut Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan Tahun 2015. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan yang diangkat adalah bagaimana persepsi pasien terhadap pengobatan alternatif pijat refleksiurat saraf di Desa Danau Sijabut Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan tahun 2015. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui persepsi pasien terhadap pengobatan alternatif pijat refleksi urat saraf di desa danau sijabut kecamatan air batu tahun 2015. 1.3.2 Tujuan Khusus Untuk mengetahui persepsi pasien terhadap pengobatan alternatif pijat refleksi urat saraf yang dilakukan pada petugas urat sarafdalam menyembuhkan berbagai penyakit. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu: 1. Hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi pemijatpengobatan alternatif pijat refleksi urat saraf. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan baik dari kalangan akademis, petugas kesehatan, masyarakat maupun peneliti. 3. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam bidang penelitian kualitatif dalam hal pengobatan alternatif pijat refleksiurat saraf