BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar dari setiap manusia untuk dapat hidup layak, produktif serta mampu bersaing untuk meningkatkan taraf hidupnya. Keadaan untuk hidup sehat digariskan melalui upaya peningkatan kualitas hidup. Dalam mencapai peningkatan kualitas hidup manusia, peranan berbagai pihak dan sektor sangatlah penting. Dalam bidang kesehatan sebagaimana telah digariskan dalam SKN, upaya peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, jasmani rohani, dan sosial juga ditunjang oleh peran aktif masyarakat (SKN, 2014). Seiring dengan perkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, anatomi tubuh manusia beserta titik-titik saraf visual juga semakin digali lebih dalam oleh para peneliti. Hal ini memberikan keuntungan tersendiri bagi para terapis pijat karena semakin membuktikan bahwa pijat refleksi memang dapat menjadi cara penyembuhan aneka macam penyakit, mulai dari penyakit ringan sampai penyakit berat(wahyuni Shanti, 2014). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.29/MENKES/SK/VIII/2013 tentang Kelompok Kerja Nasional Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer menyatakan bahwa a) pelayanan kesehatan tradisional yang berkembang di masyarakat merupakan pengobatan dan/atau perawatan yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dilakukan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, b)pelayanan kesehatan tradisional yang berkembang di masyarakat
sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu dibina dan diawasi oleh Pemerintah yang dibantu dengan Kelompok Kerja Nasional Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer, agar dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat, c) untuk kegiatan pada huruf b tersebut maka dipandang perlu membentuk Kelompok Kerja Nasional Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer yang berfungsi memberi rekomendasi kepada Menteri Kesehatan sebagai pertimbangan dalam penetapan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer (KMK, 2013). Menurat Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Depkes, jumlah pengobat tradisional di Indonesia yang tercatat cukup banyak, yaitu 280.000 pengobatan tradisional dan 30 keahlian/spesialisasi(depkes RI, 2014). Kondisi Pengobatan Tradisional di Indonesia menurat data Kementrian Kesehatan pada tahun 2013 cakupan Pengobatan kesehatan sudah mencakup 53,6% Kabupaten/Kota dari 416 Kabupaten/Kota di Indonesia (223 Kabupaten/Kota) (Kementrian Kesehatan, 2013). Pijat refleksi adalah pengobatan alternatif yang ampuh dan aman, praktis serta murah tanpa efek samping yang berarti, selain mencegah dan menyembuhkan secara total, pengobatan lain juga dapat mendeteksi atau mengetahui apakah salah satu organ kita mudah terganggu atau masih sehat, sebagai contoh coba tekan agak kuat titik refleksi ginjal, paru-paru atau jantung apabila ada yang mengganjal seperti kristal dan rasanya sakit seperti ditusuk jarum, maka dapat dipastikan bahwa orang tersebut sudah terganngu karena ada hambatan aliran darah balik menuju organ tersebut (Wahyuni Shanti, 2014).
Terapi pijat refleksi merupakan salah satu teknik massage yang mencakup massage kulit memberikan efek penurunan kecemasan dan ketegangan otot, sehingga mampu menurunkan nyeri, pada penerapannya pijat refleksi dilakukan pada sejumlah pusat-pusat saraf dibagian kaki dan telapak tangan yang dilakukan sekitar ± 20 menit pada masing-masing bagian tubuh untuk mencapai hasil relaksasi yang maksimal (Wahyuni Shanti, 2014). Sebagian masyarakat Indonesia hingga kini masih meyakini bahwa pengobatan alternatif pijat refleksi urat sarafsangat dipercaya dalam menyembuhkan berbagai penyakit. Pada umumnya hal ini sering dilakukan oleh masyarakat kalangan bawah, menengah maupun dari kalangan atas. Tak heran, praktik pengobatan alternatif pijat refleksi yang dilakukan dapat diperlakukan secara baik, bahkan dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik bahkan ritual yang tidak ada kaitannya dengan agama serta medis, sehinnga masyarakat merasa lebih nyaman dengan pola pengobatan yang dilakukan. Selain itu, dengan adanya pergeseran pola penyakit yang terjadi di Indonesia dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif, pemanfaatan pengobatan pijat refleksi ini dapat menjadi rujukan bagi masyarakat untuk mengatasi keterbatasan akses pengobatannya. Sampai saat ini pengobatan pijat refleksi ini terus berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi disertai dengan peningkatan pemanfaatan oleh masyarakat (Barbara dan Kevin Kunz, 2012). Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Asahan tahun 2014, diperoleh data bahwa persentasi penduduk Kabupaten Asahan yang bekerja sebagai pengobatan alternatif hanya sebesar 17,10 %. Adapun jumlah pekerja pengobatan alternatif di Desa Danau Sijabut sebanyak 2 penduduk. Sedangkan masyarakat
yang memilih untuk berobat pada pengobatan alternatif hanya 62 % dan diantaranya menggunakan obat tradisional 3,6 %. Adapun jenis obat yang digunakan dalam pengobatan alternatif ini adalah jenis-jenis obat tradisional seperti jamu, obat herbal (OHT) terstandar dan fitofarmaka (Dinas Kesehatan Kab. Asahan). Berdasarkan survei awal yang dilakukan di desa Danau Sijabut Kecamatan Air Batu bahwa pengobatan alternatif urat saraf sangat dikenal oleh banyak masyarakat khususnya masyarakat pendatang dari berbagai kota diantaranya Medan, Tebing Tinggi, Lima Puluh, Batu Bara, Rantau Prapat, dan sebagainya. Walaupun banyak masyarakat disekitarnya yang belum percaya dengan teknik pengobatan yang dilakukan dapat menyembuhkan berbagai penyakit, pengobatan tetap saja banyak di kunjungi oleh masyarakat kota sehingga dapat mempengaruhi masyarakat disekitarnya yang akan datang untuk melakukan pengobatan pada pengobatan alternatif pijat refleksi urat saraf ketika tidak dapat disembuhkan secara medis. Selain itu dalam teknik pengobatan yang dilakukan sangat sederhana yaitu dengan memijat bagian tubuh yang sakit. Berdasarkan survei awal yang peneliti lakukandengan mendatangi langsung ke rumah praktek pengobatan alternatif bahwa pasien yangberkunjung pada saat melakukan pengobatan alternatif urat sarafadalah pasien yang menderita penyakit Asam Lambung 4 orang,strok 1 orang, Kanker Payudara 1 orang, dan Jantung Koroner 1 orang. Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Persepsi Pasien Terhadap Pengobatan
Alternatif Pijat Refleksi Urat Saraf Di Desa Danau Sijabut Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan Tahun 2015. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan yang diangkat adalah bagaimana persepsi pasien terhadap pengobatan alternatif pijat refleksiurat saraf di Desa Danau Sijabut Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan tahun 2015. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui persepsi pasien terhadap pengobatan alternatif pijat refleksi urat saraf di desa danau sijabut kecamatan air batu tahun 2015. 1.3.2 Tujuan Khusus Untuk mengetahui persepsi pasien terhadap pengobatan alternatif pijat refleksi urat saraf yang dilakukan pada petugas urat sarafdalam menyembuhkan berbagai penyakit. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu: 1. Hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi pemijatpengobatan alternatif pijat refleksi urat saraf. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan baik dari kalangan akademis, petugas kesehatan, masyarakat maupun peneliti. 3. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam bidang penelitian kualitatif dalam hal pengobatan alternatif pijat refleksiurat saraf