Combustion Engines Lab Work

dokumen-dokumen yang mirip
PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

KINERJA MESIN DIESEL AKIBAT PEMASANGAN THERMOSTAT PADA NANCHANG TYPE 2105A 3

Pengaruh Temperatur Pendingin Mesin terhadap Kinerja Mesin Induk di KM TRIAKSA

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cara memperoleh energi thermal ini mesin kalor dibagi menjadi dua golongan,

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

Unjuk Kerja Diesel Engine Type Direct Injection Dengan Metode Simulasi dan Eksperimen

UJI PERFORMANSI MESIN DIESEL BERBAHAN BAKAR LPG DENGAN MODIFIKASI SISTEM PEMBAKARAN DAN MENGGUNAKAN KONVERTER KIT SEDERHANA

ANALISA PENGARUH FLYWHEEL DAN FIRING ORDER TERHADAP PROSES KERJA MESIN DIESEL

Mesin Penggerak Kapal PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

BAB III METODE PENELITIAN

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

UNJUK KERJA MESIN DIESEL MITSUBISHI 4DR5 SEBAGAI PENGGERAK KAPAL PADA KONDISI TRIM

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EFISIENSI GAS ENGINE PADA BERBAGAI PUTARAN: STUDI EKSPERIMEN PADA JES GAS ENGINE J208GS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

BAB II LANDASAN TEORI

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN STUDI PUSTAKA KONDISI MESIN DALAM KEADAAN BAIK KESIMPULAN. Gambar 3.1. Diagram alir metodologi pengujian

MAKALAH THERMODINAMIKA DAN PENGGERAK AWAL PROSES SIKLUS DIESEL OLEH : NICOBEY SAHALA TUA NAIBAHO NPM : KK2 TEKNIK ELEKTRO

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PREDIKSI PERFORMA LINEAR ENGINE BERSILINDER TUNGGAL SISTEM PEGAS HASIL MODIFIKASI DARI MESIN KONVENSIONAL YAMAHA RS 100CC

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN RESIRKULATOR GAS BUANG PADA KNALPOT STANDAR, TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J

BAB III PENGUJIAN DAN ANALISA UNJUK KERJA

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGGUNAAN PORT FUEL INJECTION (PFI) SEBAGAI SISTEM SUPLAI BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN DUA-LANGKAH SILINDER TUNGGAL

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

BAB II LANDASAN TEORI

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti mesin uap, turbin uap disebut motor bakar pembakaran luar (External

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR UDARA MASUK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR GAS BUANG PADA PLTD PULO PANJANG BANTEN

Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1

performa perubahan mesin diesel menjadi CNG Engine berbasis pada simulasi pemodelan menggunakan software GTPOWER. Diharapkan, dapat diketahui dari

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies


BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm)

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN STUDI PUSTAKA KONDISI MESIN DALAM KEADAAN BAIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

BAB IV PENGERTIAN - PENGERTIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

BAB II LANDASAN TEORI


PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

ABSTRAK. Kata kunci : Mesin diesel, minyak solar, Palm Methyl Ester, simulasi. 1. Pendahuluan

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

BAB II LANDASAN TEORI

MODIFIKASI MESIN DIESEL SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR SOLAR MENJADI LPG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GAS MIXER

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut :

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

ANALISA LAJU PELEPASAN PANAS TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN INJEKSI BAHAN BAKAR MOTOR DIESEL

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

KARAKTERISASI PERFORMA MESIN DIESEL DUAL FUEL SOLAR-CNG TIPE LPIG DENGAN PENGATURAN START OF INJECTION DAN DURASI INJEKSI

Analisis Prosedur Pembesaran Ukuran (Oversize) Diameter Silinder dan Pengaruhnya Terhadap Daya Mesin

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

Transkripsi:

Combustion Engines Lab Work JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

I. PENDAHULUAN Motor bakar merupakan salah satu penggerak yang banyak digunakan. Sifat dan perilaku motor bakar bisa dilihat dari hasil-hasil pengujian motor bakar tersebut, yang berkaitan dengan : - Neraca energinya. - Grafik-grafik prestasinya atau grafik-grafik proses pembakaran. - Getaran yang dihasilkan. - Pengaruh gas buang terhadap lingkungan. Dengan mengetahui pengambilan data, proses pembahasan dan hasil pembahasan tentang neraca energi dan grafik-grafik proses pembakaran maupun dengan memperbandingkan diantara motor-motor bakar yang ada, akan menambah ketertarikan dan persepsi kita tentang motor bakar. II. TUJUAN PENGUJIAN Pengujian motor bakar bertujuan untuk melihat unjuk kerja dari motor, yang berkaitan dengan fungsinya sebagai tenaga penggerak. Sesuai dengan macamnya, tujuan pengujian adalah : 2.1 Melihat keseimbangan energi yang terdapat dalam suatu mesin, termasuk didalamnya : - Energi yang diubah menjadi kerja efektif. - Energi yang dibuang lewat pembuangan (exhaust system). - Energi yang dibuang lewat pendinginan (cooling system). - Energi yang hilang akibat gesekan (friction). 2.2 Mengetahui proses pembakaran pada motor diesel, diantaranya adalah : - Heat release yang terjadi. - Tekanan maksimum yang terjadi. - Knocking yang terjadi. 1

III. PERALATAN UJI Pengujian untuk melihat karakteristik motor dilakukan pembebanan dengan peralatan dynamometer. Salah satunya adalah Water Brake Dynamometer. Gambar 3.1 Water Brake Dynamometer Water Brake Dynamometer terdiri dari rotor bersudu dan dikopel dengan putaran poros motor, serta stator yang mempunyai dua buah lengan, yaitu lengan pertama sebagai alat keseimbangan dan lengan kedua mempunyai tempat untuk meletakkan beban. Pada lengan kedua terdapat alat untuk mengukur beban (scale). Pada stator terdapat dua buah pipa air yang digunakan untuk memasukkan air dan mengeluarkan air dari dalam dynamometer. Semakin banyak air yang masuk kedalam maka semakin berat bebannya. Begitu juga sebaliknya. Ini yang menjadi alasan dinamakan Water Brake Dynamometer. IV. INSTALASI PERALATAN UJI Motor diesel uji, dihubungkan dengan sistem pendingin oleh pipa-pipa. Instalasi pendingin dibantu oleh dua penukar panas, untuk pelumas dan pendingin mesin. Penukar panas didinginkan oleh air yang didinginkan dalam cooling tower. 2

Peralatan yang digunakan adalah : Tabel 4.1 Peralatan yang digunakan untuk praktikum keseimbangan energi No. Alat Foto Keterangan 1 Mesin Jastram Objek pengujian 2 Water brake dynamometer Untuk beban mesin 3 Tachometer Untuk mengukur jumlah RPM 4 Stopwatch Untuk menghitung waktu 3

5 Thermometer Untuk mengukur suhu, baik pada mesin dan ruangan 6 Tangki bahan bakar Penyimpan bahan bakar dan indikator konsumsi bahan bakar 4

Tabel 4.2 Peralatan yang digunakan untuk praktikum proses pembakaran No. Alat Foto Keterangan 1 Mesin Jastram Objek pengujian 2 TMR gas analyzer Untuk mengukur dan menganalisa proses pembakaran yang diamati Spesifikasi mesin yang digunakan adalah : Tabel 4.3 Spesifikasi motor bakar Diesel Specification Maker Hamburger Motorenwerke Cart Jastram Motor construction I-line; 3 cylinders; 4 strokes Motor type KRG 3 Nominal power 66 kw at 800 RPM Bore 180 mm Stroke 230 mm Volume 0.01755 m 3 17.55 L V. TAHAPAN PENGUJIAN Seperti disebutkan dalam bab tujuan pengujian, terdapat 2 pokok pengamatan, yaitu mengamati : - Keseimbangan energi dari suatu motor bakar (balance energy). - Proses pembakaran (combustion proces). 5

5.1 Keseimbangan Enegi (Balance Energy) Dalam motor bakar dalam (internal combustion engine) terlihat, bahwa tidak semua nilai kalor hasil pembakaran diubah menjadi kerja indikator, yang selanjutnya diubah menjadi daya poros, setelah terjadi kerugian-kerugian gesekan pada : dinding silinder; bantalan-bantalan; roda gigi dan kerugian untuk menggerakkan pompa bahan bakar; generator; pompa air; katup dan sebagainya. Dari grafikgrafik engine performance terlihat bahwa paling banyak 50% dari nilai kalor yang diubah menjadi kerja indikator. Pengujian dilakukan dalam 3 putaran mesin yang pada masing-masing putaran diterapkan 3 pembebanan. Dalam masing-masing kondisi pembebanan dan putaran tersebut diambil data-data percobaan seperti yang terdapat dalam tabel pengamatan dan tabel perhitungan. Tahapan pengujian untuk keseimbangan energi adalah: 1. Pengujian dilakukan pada 3 putaran awal yang ditetapkan (3 putaran tersebut ditentukan oleh instruktur lab). 2. Tentukan putaran mesin (misalnya 500 RPM) pada kondisi tanpa beban. 3. Terapkan pembebanan pada mesin dengan mempertahankan putarannya tetap. 4. Pengamatan dilakukan (sesuai dengan tabel pengamatan). 5. Pembebanan ditambah bertahap sebanyak 3 pembebanan, dengan tetap mempertahankan putarannya. 6. Ulangi point 2 sampai 5 dengan putaran mesin yang berbeda yang telah ditentukan instruktur. 6

Tabel 5.1 Form pengamatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Putaran (RPM) Posisi katup Gaya rem (N) Jumlah bahan bakar (cc) Waktu (menit) Temperatur Ruangan ( o C) Temperatur Air Masuk ( o C) Temperatur Keluar ( o C) Temperatur Silinder ( o C) T1 T2 T3 T1 T2 T3 T1 T2 T3 Temperatur Gas Buang ( o C) Temperatur Oil ( o C) Tekanan udara (mbar) Volume udara (m 3 /jam) Volume air pendingin (m 3 ) Tekanan Oil (bar) 7

Tabel 5.2 Form perhitungan No Item Simbol Satuan Rumus Daya 1 Putaran Mesin n min -1 melihat catatan 2 Putaran Mesin n s- 1 n/60 3 Kecepatan sudut ω s -1 ω=2xπxn 4 Gaya rem PR N melihat catatan Mp=PRxl (l = 2,67m untuk Jastram dan 5 Momen Puntir Mp Nm l=0,388 untuk Holman 6 Daya efektif Ne KW Ne=Mpxωx10-3 7 Tekanan efektif ratarata Pe N/m 2 Pe=(Ne x i/vl x n)x10-3 dimana i=2 Bahan Bakar 8 Volume bahan bakar VBB m 3 0,25x10-3 atau 0,75x10-3 9 Kerapatan massa ρbb kg/m 3 10 Waktu aliran bahan bakar tbb s melihat catatan 11 Kecepatan aliran bahan bakar mbb Kg/s mbb=ρbbxvbb/tbb 12 Pemakaian bahan bakar spesifik be g/kwh be=mbb/nex3,6x10 6 Tanpa beban Beban 13 Nilai panas rendah HT KJ/Kg Air Pendingin 14 Volume air pendingin VAP m 3 melihat meteran air 15 Waktu aliran air pendingin tap s melihat stopwatch 16 Suhu pemasukakn air pendingin TAPM K melihat catatan 17 Suhu pengeluaran air pendingin TAPK K melihat catatan 18 Kerapatan massa air pendingin ρap Kg/m 3 melihat diagram I 19 Kecepatan aliran air pendingin map Kg/s map=ρabxvap/tap Udara 20 Tekanan atmosfer P0 mbar melihat catatan 21 Tekanan atmosfer P0 N/m 2 P0=P0x102 22 Suhu udara TU K melihat catatan 23 Volume aliran udara hisap VU m 3 /h melihat catatan 24 Volume aliran udara hisap VU m 3 /s VU=VU/3600 25 Tekanan hisap udara PhU mbar melihat catatan 26 Tekanan hisap udara PhU N/m PhU=PhUx10 2 27 Kerapatan massa udara ρu Kg/m 3 ρu=phu/(ruxtu) dimana Ru=287 J/KgK 28 Kerapatan massa aliran udara mu Kg/s mu=vuxρu

29 30 Kebutuhan udara pembakaran teori must KgU/KgBB must=(2,667x0,796xh+s+n+o)/0,232 14,047 14,047 14,047 14,047 Kecepatan aliran udara teori must KgU/s must=mustxmbb 31 Faktor kelebihan udara λ λ=mu/must 32 cp/r=t(t) untuk udara cp/r melihat diagram II 33 Entalpi jenis udara hu KJ/Kg hu=cd/rxruxtu dimana RU=0,287 KJ/KgK Gas Pembakar 34 Suhu gas pembakar TGP K melihat catatan 35 Kecepatan aliran gas pembakar mgp Kgs mgp=mu+mbb 36 cp/r=t(t) untuk gas pembakar cp/r melihat diagram II 37 Entalpi jenis gas pembakar hgp KJ/Kg 38 hgp=cp/rxruxtgp dimana RU=0,287KJ/KgK Neraca Energi Kecepatan aliran energi bahan bakar JBB KJ/s JBB =mbbxht 39 Daya efektif Ne KJ/s 40 Efisiensi efektif ηe ηe= Ne/JBB 41 Kecepatan aliran energi air pendingin JAP KJ/s JAP =mapxcax(tapk-tapm) dimana ca=4,18kj/kgk 42 Kecepatan aliran energi udara JU KJ/s JU =muxhu 43 Kecepatan aliran energi gas pembakar JGP KJ/s JGP =mgpxhgp 44 Kecepatan aliran energi konveks Q KJ/s Q= JBB + JU -( Ne + JAP + JGP ) 5.2 Proses Pembakaran (Combustion Proces) Pada waktu nozle injektor mulai menginjeksikan bahan bakar maka akan terjadi proses yang disebut dengan keterlambatan antara awalnya penyemprotan dengam mulainya bahan bakar terbakar (A B) atau sepanjang daerah pembakaran tertunda. Jika dimulainya awal penyemprotan bahan bakar oleh injector pada titik A yaitu pada akhir langkah kompresi maka bahan bakar dan udara tidak segera akan terbakar pada titik A tersebut akan tetapi awalnya pembakaran terjadi pada titik B, injektor terus menyemprotkan bahan bakar sampai piston melewati TMA (titik mati atas) setelah langkah kompresi atau awal langkah usaha, untuk lebih jelasnya lihat grafik di bawah ini: 1

Gambar 5.1 Proses pembakaran pada mesin diesel Tahapan pengujian untuk proses pembakaran adalah: 1 Pengujian dilakukan pada 3 putaran awal yang ditetapkan (3 putaran tersebut ditentukan oleh instruktur lab). Disamakan dengan RPM pada peraktikum keseimbangan energi. 2 Tentukan putaran mesin (misalnya 500 RPM) pada kondisi tanpa beban. 3 Terapkan pembebanan pada mesin dengan mempertahankan putarannya tetap. 4 Pengamatan dilakukan (sesuai dengan tabel pengamatan). Data yang diambil adalah tekanan (P), knocking, heat release, dan IMEP yang ditampilkan oleh TMR gas analyzer. 5 Ulangi point 2 sampai 4 dengan putaran mesin yang berbeda yang telah ditentukan instruktur. Untuk lebih jelasnya tentang penggunaan TMR gas analyzer dan pengambilan datanya, dapat dilihat pada langkah-langkah dibawah ini. 1. Setup hardware dan software analisis proses pembakaran yaitu Vibrasindo TMR-Card Board & TMR-Crankangle-CPU dengan Software SYSMONSoft v2.0.3 sebagai data akuisisi, proses dan analisis. Selain itu juga melakukan Engine Setup yang dikomparasikan dengan hardware dan software tersebut seperti pada Gambar 5.2 dibawah ini. Pemasangan Pressure Tranducer serta Rotating Encoder. 2. Proses Hardware Setup dilakukan untuk menyambungkan antara device yang terinstal software dengan hardware (Analyzer) yang terhubung dengan mesin seperti pada Gambar 5.3, 5.4 dan 5.5 dibawah ini 2

Gambar 5.2 Proses Setup Hardware Gambar 5.3 Analog Device Hardware Setup 3

Gambar 5.4 CAN Device Hardware Setup Gambar 5.5 Timing Device Hardware Setup 3. Proses selanjutnya yaitu melakukan Analog Setup di Acquisition Bar. Dari 7 Device Preview yang tersedia, 2 yang digunakan untuk Pressure Tranducer dan Crank Angle Encoder. Kemudian menentukan satuan dari Dynamic Acquisition Rate yaitu 50.000 Hz/ch dimana berfungsi sebagai data akuisisi. Semakin tinggi satuan semakin teliti hasil analisis yang dibaca oleh alat tersebut. 4

Gambar 5.6 Analog Signal Hardware Setup Setelah proses Analog Setup selesai maka selanjutnya menentukan parameter pada Combustion Bar seperti: a. Basic Parameter yang terdiri dari karakteristik mesin Yanmar TF85-MH. b. Angle Sensor Type : yaitu Encoder 1000; Connected to (yaitu pada Rotation Encoder di Ch7); Resolution (Semakin rendah semakin jelas tingkat ketelitian analisisnya) yaitu 0.5 deg; 720p/rev c. Outputs : Yaitu Max. Pressure, Heat Release, MEP, Work, Power, Torque, Knock Detection d. Top Dead Center Detection. Proses tersebut dilakukan untuk mengkalibrasi agar tekanan yang dihasilkan sesuai dengan derajat saat mesin dalam keadaan kompresi dan kerja. Data proses pembakaran dapat diambil ketika hardware setup, analog setup, engine setup sudah terhubung dan mesin dalam keadaan hidup. Data tersebut bisa ditampilkan pada layar monitor pada Measure Bar dengan menyeting sesuai dengan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan. Hasil analisis proses pembakaran yaitu berupa grafik yang terletak dalam Analysis di Main Bar yang dapat diekspor menjadi angka (excel). Dalam proses ekspor dibagi menjadi 2 versi yaitu data berupa skalar dan data berupa vector. Dimensi skalar yaitu data single yang mengacu pada hasil akhir tanpa acuan derajat. Dan dimensi vektor yaitu menggunakan acuan derajat sehingga hasilnya lebih rinci seperti pada Gambar 5.7 dan 5.8 dibawah ini. 5

Gambar 5.7 Export File Setup Gambar 5.8 Hasil Analisis Proses Pembakaran Gambar 5.9 sampai Gambar 5.13 merupakan hasil yang didapatkan dari penggunaan TMR gas analyzer. Dari data tersebut perlu dicatat dalam tabel pengambilan data. 6

Gambar 5.9 Running Combustion Proces Gambar 5.10 Hasil Untuk angle sensor 7

Gambar 5.11 Hasil Untuk Calculations Gambar 5.12 Hasil Untuk Thermodynamic 8

Gambar 5.13 Hasil Untuk Proses Pembakaran Tabel 5.3 Form pengamatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Putaran (RPM) Gaya rem (N) Heat Release (kj/m 3 ) Maximum Pressure (bar) Knocking (bar) Tugas analisa data pengujian: 1. Buatlah diagram hubungan antara Pressure VS Crank Angle beserta analisanya. 2. Buatlah diagram untuk heat release beserta analisanya. 3. Buatlah diagram untuk knocking yang terjadi beserta analisanya. 4. Buatlah analisa IMEP pada proses pembakaran. 9