PENGGABUNGAN DAN PEMBUBARAN PARTAI POLITIK OLEH I GEDE YUSA FAKULTAS HUKUM UNIV. UDAYANA Kuta, 16 Juni 2017
DEFINISI PARTAI POLITIK PARTAI POLITIK PADA DASARNYA MERUPAKAN SUATU KELOMPOK YANG TERORGANISIR, DIMANA PARA ANGGOTANYA MEMILIKI ORIENTASI, NILAI-NILAI DAN CITA-CITA YANG SAMA, DENGAN TUJUAN UNTUK MEMPEROLEH KEKUASAAN POLITIK DENGAN MEREBUT JABATAN-JABATAN POLITIK SECARA KONSTITUSIONAL LEWAT PEMILIHAN UMUM
Pasal 1 Angka (1) UU No.2 Tahun 1999 Partai adalah setiap organisasi yang dibentuk oleh warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak untuk memperjuangkan baik kepentingan anggotanya maupun bangsa dan negara melalui pemilihan umum (Pemilu).
Pasal 1 UURI No.31/2002 Partai politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pemilihan umum.
FUNGSI PARTAI POLITIK 1. PARTAI POLITIK SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI 2. PARTAI POLITIK BERFUNGSI SBG SARANA SOSIALISASI POLITIK (INSTRUMENT OF POLITICAL SOCIALIZATION) 3. PARTAI POLITIK SEBAGAI SARANA RECRUITMENT POLITIK 4. PARTAI POLITIK SBG SARANA MANAJEMEN KONFLIK.
PERLU TIDAKNYA PARTAI POLITIK DALAM NEGARA PERLU: 1. Partai politik membuka seluas-luasnya bagi rakyat utk berpartisipasi dalam kegiatan pemerintahan. 2. Parpol dpt mewujudkan pemerintahan yg bertanggungjawab (Responsible goverment) 3. Parpol dpt memperjuangkan kepentingan umum 4. Parpol dpt mencegah kesewenang-wenangan prilaku atau tindakan pemerintah
Tidak Perlu Parpol 1. Kata partai berarti sebagian (part), shg adanya partai politik cenderung menjurus ke arah separatisme, artinya daerah pemilihan masyarakat (electorate) dipisah-pisahkan, dan loyalitas rakyat terhadap menjadi terbelah. 2. Partai politik sbg organisasi cenderung bersifat hirarkhis, birokratis dan berdisiplin sempit.
3. Partai politik dalam merealisasi ideologi politiknya memerlukan dana yg biasanya diperoleh dari donatur (investor) sbg imbalannya partai memberikan komitmen-komitmen (janji-janji) tertentu sehingga sering menimbulkan manipulasi dan korupsi. 4. Parpol dalam mengurus dan mengendalikan partainya memerlukan tenaga dan pegawai tetap (full timer). Apabila partainya menang dalam pemilu, maka tenaga tetap itu biasanya melakukan Transaksi politik (politic transaction)
KLASIFIKASI SISTEM KEPARTAIAN 1. KLASIFIKASI MENURUT JUMLAH DAN FUNGSI ANGGOTANYA PARTAI MASSA DAN PARTAI KADER 2. KLASIFIKASI BERDASARKAN SIFAT DAN ORIENTASI PARTAI PARTAI LINDUNGAN (PATRONAGE PARTY) PARTAI ASAS/IDEOLOGI PARTAI PROGRAM
3. KLASIFIKASI ATAS DASAR JUMLAH PARTAI YG BERPENGARUH DALAM BADAN PERWAKILAN: SISTEM SATU PARTAI TUNGGAL/ MONO PARTAI SISTEM DUA PARTAI/DWI PARTAI SISTEM MULTI PARTAI
SEJARAH PENGATURAN KEPARTAIAN TAHUN 1939: (Masa Penjajahan) Di Dalam Volksraad 1.Indonesische Nationale Groep (Moh Yamin) 2.Fraksi National (Husni Thamrin) 3.Perhimpunan Pegawai Bestuur Bumi Putera (Parwoto) Di Luar Volksraad: 1. Gabungan Partai Politik aliran nasional 2. Majelis Islam Ala a Indonesia >beraliran islam 3. Majelis Rakyat Indonesia organisasi buruh
Masa Kemerdekaan Soekarno Partai Tunggal (mono party system) Partai Pelopor PNI Sutan Sjahrir Banyak Partai (multy party systems) Partai Kader bukan Partai Massa. Maklumat Wakil Presiden No.X (3 Nopember 1945) Dasar Hukum Sistem Multi Partai.
Isi maklumat no. X 1. Pemerintah menyukai pembentukan partai polotik. 2. Pemerintah berharap partai2 politik itu terbentuk sebelum pemilihan Badan Perwakilan Rakyat. Lahirlah 10 Parpol: 1. Masyumi, 2. Partai Buruh Indonesia, 3.Partai Rakyat Jelata, 4. Partai Kristen Indonesia, 5. Partai Komunis Indonesia, 6. Partai Rakyat Sosialis, 7. Partai Sosialis Indonesia, 8. Partai Katolik Republik Iondonesia, 9 Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia, 10. Partai Nasionalis Indonesia. (PNI).
5 Aliran Partai 1. Tradisi Jawa Partai Indonesia Raya 2. Islam Masyumi, NU 3. Nasionalis Radikal PNI, PRN 4. KOMUNIS PKI 5. Sosial Demokrat PSI
Pemilu Tahun 1955 24. Partai Peserta Pemilu. 4 Partai Besar Perolehan Suara: 1. PNI 57 Kursi 2. Masyumi 57 Kursi 3. NU 47 Kursi 4. PKI 32 Sisa kursi 75 diperebutkan partai2 kecil (272)
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Penetapan Presiden No.7 Tahun 1959 : 1. Partai Politik harus menerima asas Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut UUD 1945. 2. Dalam AD Partai hrs dicantumkan dengan tegas parpol menerima danmempertahankan Pancasila. 3. Program Kerja Parpol adalah Manifesto Politik Pidato Presiden 5 Juli 1959
Perpres No.13/1960 dan Keppres No.440/1961 10 Partai Politik yg mewakili DPR-GR : 1. PNI 2. NU 3. PKI 4. Parkindo 5. PKRI 6. PSII 7. Perti 8. Murba 9. Partindo 10. Golongan Karya
Masa Pemilu 1971 (3 Juli 1971) Diikuti 10 Patai Fusi/Penggabungan Fraksi di MPR: 1. Fraksi Persatuan Pembangunan: NU, PMI, PSII, Partai Persatuan Tarbiyah Islamiyah. 2. Fraksi Demokrasi Indonesia: PNI,Murba, IPKI 3. Fraksi Karya Pembangunan: Golkar 4. Fraksi Fungsional : ABRI 5. Fraksi Utusan Daerah
Masa Tahun 1975-1998 UU No. 3 Tahun 1975 Penyederhanaan Partai Politik menjadi 3 (Tiga) : 1. Partai Persatuan Pembangunan (Islam) 2. Partai Demokrasi Indonesia (Nasionalisme dan Kedailan Sosial) 3. Golongan Karya (Kerakyatan/kekaryaan/jhtera) Pancasila sebagai asas Tunggal Asas Ciri. UU No.3/1985 menghapus asas ciri.
Masa Reformasi 1998- skr UURI No.2/199, UU No.3/1999, UU no.4/1999: - Dibukanya kembali kebebasan membentuk Parpol - Boleh mencantumkan asas ciri masing2. - Timbulnya Sistem Banyak Partai - Pemilu 1999 terdapat 48 Partai - Pemilu 2004 terdapat 80 Partai hanya 24 boleh ikut pemilu.
Pemilu 1999 36 Partai Politik dan 6 Partai Lokal (NAD). Pemilu 2014 12 Parpol dan 4 Partai Lokal Pemilu 2019 usulan 5 Parpol.
PENGGABUNGAN PARPOL Mengapa meski digabung: 1. Mempercepat tercapainya tujuan nasional dan cita-cita bangsa 2. Mengurangi pekotak-kotakan di dalam masyarakat 3. Memperkuat partai dalam pendanaan dan SDM 4. Kemungkinan silih bergantinya pemerintahan Kuatnya Pancasila.
USULANPENGGABUNGAN PARPOL 1. PARTAI KETUHANAN MENJADI 5 (LIMA) 2. PARTAI KEMANUSIAAN 3. PARTAI PERSATUAN 4. PARTAI KERAKYATAN 5. PARTAI KEDILAN SOSIAL PARTAI BERASASKAN PANCASILA DAN PROGRAM KERJA.
PEMBUBARAN PARPOL 1. KEWENANGAN DALAM PEMBUBARAN PARPOL 2. ALASAN PEMBUBARAN PARPOL : A.IDEOLOGI, ASAS, TUJUAN, PROGRAM PARPOL BERTENTANGAN DGN UUDNRI 1945 B.KEGIATAN PARTAI POLITIK BERTENTANGAN DENGAN UUDNRI 1945 ATAU AKIBAT YANG DITIMBULKANNYA BERTENTANGAN DGN UUDNRI 1945 3. PEMOHON PERKARA PEMBUBARAN PARTAI POLITIK