BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang-surut air berlumpur (Bengen, 2000 dalam Harahab, 2010). Hutan mangrove merupakan sumber daya alam yang memiliki beberapa sifat kekhususan diantaranya karena letak hutan yang sangat spesifik, peranan ekologinya yang khas, dan potensi yang bernilai ekonomis (Alwidakdo dkk. 2014). Hutan mangrove memberikan manfaat dan fungsi yang penting bagi kelangsungan hidup manusia sebagai pengguna sumberdaya. Manfaat dan fungsi hutan mangrove hanya akan didapatkan apabila hutan mangrove dimanfaatkan secara optimal dan lestari. Pada kenyataannya, masyarakat sebagai pengguna sumberdaya maupun penentu kebijakan seringkali kurang memahami fungsi dari hutan mangrove. sehingga terjadi degradasi yang disebabkan oleh adanya alih fungsi hutan mangrove. salah satu kasus yang terjadi adalah konversi hutan mangrove menjadi tambak udang di Dusun Pandansari, Desa Kaliwlingi, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Tahun 1980, Dusun Pandansari merupakan dusun yang memiliki hamparan hutan mangrove yang subur. Akan tetapi pada tahun 1987 hamparan hutan mangrove tersebut dikonversi menjadi tambak udang windu. Adanya 1
konversi ini menyebabkan kerusakan pada hutan mangrove di Dusun Pandansari. Sehingga pada saat terjadi pasang, air laut masuk hingga ke area tambak dan pemukiman yang menyebabkan ratusan hektar tambak tenggelam dan rusak. Hal ini menyebabkan sebagian besar petani udang gagal panen yang berdampak pada melemahnya kondisi ekonomi masyarakat di Dusun Pandansari. Melihat kondisi tersebut menyebabkan sebagian masyarakat di Dusun Pandansari melakukan upaya pencegahan bencana dan kerusakan kawasan pesisir pantai melalui rehabilitasi atau penanaman mangrove. Upaya rehabilitasi di Dusun Pandansari dilakukan dengan melakukan penanaman mangrove pertama kali pada tahun 2005. Penanaman ini dilakukan sepanjang muara Sungai Ponggol dan tambak warga dengan luas mencapai 3 hektar. Pada tahun 2013, pohon mangrove yang di tanam mencapai 1,5 juta pohon dengan luasan mencapai 25 hektar. Rehabilitasi hutan mangrove memiliki dampak positif bagi kehidupan masyarakat setempat. Upaya rehabilitasi mangrove ini akan berpengaruh terhadap nilai ekonomi dari hutan mangrove tersebut. Oleh karena itu, estimasi terhadap nilai ekonomi dari keberadaan hutan mangrove yang telah direhabilitasi ini sangat diperlukan. Hal ini menjadi latar belakang mengapa penelitian berjudul Valuasi Ekonomi Pemanfaatan Hutan Mangrove Pasca Rehabilitasi penting untuk dilakukan. 2
1.2. Rumusan Masalah Aktivitas manusia dalam pemanfaatan sumberdaya alam cenderung tidak mengindahkan kaidah-kaidah pelestarian alam sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan luas hutan mangrove yang cukup drastis. Rendahnya penilaian masyarakat terhadap potensi mangrove sebagai aset ekonomi menyebabkan sebagian besar masyarakat memilih untuk mengkonversi menjadi tambak. Secara finansial tambak dianggap lebih menguntungkan daripada mangrove. Hal ini menyebabkan terjadinya konversi besar-besaran yang mengakibatkan kerusakan pada hutan mangrove. Dari kerusakan tersebut tentunya mengakibatkan hilangnya nilai manfaat ekonomi dari keberadaan mangrove, hal ini berdampak pada turunnya produktivitas tambak. Melihat kondisi tersebut menyebabkan sebagian warga melakukan upaya pencegahan kerusakan kawasan pesisir melalui rehabilitasi hutan mangrove. Upaya rehabilitasi tersebut tentu akan berpengaruh terhadap nilai ekonomi dari kawasan mangrove, sehingga permasalahan yang ingin dijawab oleh peneliti adalah: 1. Berapa besar nilai manfaat dari keberadaan sumberdaya alam hutan mangrove di Dusun Pandansari Desa Kaliwlingi Kabupaten Brebes Pasca Rehabilitasi? 2. Bagaimana pemilihan alternatif pengelolaan yang seharusnya dilakukan? 3. Apakah kegiatan rehabilitasi di Dusun Pandansari menguntungkan secara ekonomi? 3
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan dari permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengestimasi nilai manfaat hutan mangrove di Dusun Pandansari Desa Kaliwlingi Kabupaten Brebes pasca rehabilitasi. 2. Merancang pemilihan alternatif pengelolaan hutan mangrove yang akan dilakukan. 3. Mengetahui kelayakan rehabilitasi hutan mangrove. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah, pengelola hutan mangrove, masyarakat, dan mahasiswa: 1. Pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber data dan informasi mengenai nilai ekonomi hutan mangrove pasca rehabilitasi, serta sebagai masukan dalam menentukan kebijakan terkait pengelolaan hutan mangrove 2. Pengelola hutan mangrove, penelitian ini diharapkan dapat mempermudah pengelola untuk menjaga dan mengelola hutan mangrove secara berkelanjutan 3. Masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat meningatkan kesadaran, apresiasi, dan kontribusi masyarakat untuk terlibat aktif dalam pelestarian hutan mangrove 4
4. Mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan, serta kemampuan untuk menganalisis nilai ekonomi hutan mangrove pasca rehabilitasi. 5