Copyright: ejournalunigoro.com

dokumen-dokumen yang mirip
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

ANALISIS USAHATANI KEDELAI (Glycin max L.) VARIETAS WILIS Studi Kasus di Desa Gempolrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Propinsi Jawa Tengah

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BLEWAH

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

BAB IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

ANALISIS PENDAPATAN DAN TITIK IMPAS AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Komparatif Usaha Tambak Udang Pada Musim Hujan Dan Kemarau Di Desa

KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

IV. METODE PENELITIAN

Kelayakan Ekonomi Teknologi Petani Pada Usahatani Bawang Merah Varietas Sumenep (Studi Kasus di Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep)

KAJIAN USAHATANI TANAMAN TOMAT TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

Analisis Pendapatan Usaha Tempe Kedelai Studi Kasus di Desa Turirejo Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Propinsi Jawa Tengah

III KERANGKA PEMIKIRAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

III. METODE PENELITIAN

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA KANONANG II KECAMATAN KAWANGKOAN. Grace A.J. Rumagit Oktavianus Porajouw Rizky Mirah ABSTRACT

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

BAB III METODE PENELITIAN. Rumah tangga petani di Kecamatan Bandungan sebagian besar bergantung

III. METODE PENELITIAN. banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. metode survey. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

2. TINJAUAN PUSTAKA. π = f (Py; Pxi; ;Pzj)

PENDAPATAN PETANI TEMBAKAU ANTARA PENGGUNA AIR BOR DENGAN PENGGUNA AIR TADAH HUJAN

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

Copyright: ejournalunigoro.com

Transkripsi:

ANALISIS USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogeae L) Studi Kasus di Desa Kemantren Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora Propinsi Jawa Tengah Slamet Mu arifin 1), Sugiyanto 2) 1 Agribisnis, Pertanian, Universitas Bojonegoro email:slametagribis92@gmail.com 2 Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Bojonegoro email:sugiyanto@gmail.com Abstrak Kacang tanah biasa dikonsumsi dalam berbagai produk baik secara langsung maupun dalam bentuk olahan, peran kacang tanah meningkat sebagai akibat dari ketidak seimbangan antara permintaan dan produksi. Petani kacang tanah pada kenyataannya belum sepenuhnya memperoleh produktifitas yang maksimal. Hal ini disebabkan pelaksanaan teknologi di tingkat petani dan faktor non teknis diluar kemampuan petani, upaya yang telah ditempuh oleh pemerintah dalam meningkatkan produksi kacang tanah antara lain dengan mengunakan benih unggul dan teknologi yang tepat dan pola kemitraan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani kacang tanah di Desa Kemantren, (2) Mengetahui tingkat efisiensi usahatani kacang tanah di Desa Kemantren Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora. Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini yaitu (1) Diduga usahatani kacang tanah di Desa Kemantren meningkatkan pendapatan, (2) Diduga usahatani kacang tanah di Desa Kemantren untung dan layak/efisien. Penentuan daerah penelitian dalam penelitian ini diambil secara sengaja di Desa Kemantren Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora. Penentuan desa tersebut karena atas pertimbangan bahwa di Desa Kemantren terdapat petani yang berusahatani kacang tanah. Metodologi dalam pengambilan petani contoh menggunakan metode sensus, populasi penanam kacang tanah sebanyak 30 orang, sedangkan teknik pengolahan data dengan menggunakan Analisa RC Ratio. Hasil penelitian dan analisis data diperoleh rata-rata Per-hektar usahatani kacang tanah adalah sebagai berikut ; (1) Biaya usahatani kacang tanah sebesar Rp. 17.819.600,-. (2) Penerimaan usahatani kacang tanah Rp. 28.800.000,- (3) Pendapatan usahatani kacang tanah Rp. 10.980.400,- (4) Analisis RC Ratio usahatani kacang tanah sebesar 1,616, artinya bahwa usahatani kacang tanah menguntungkan di daerah penelitian.saran-saran dari hasil penelitian dan analisis pada usahatani kacang tanah di Desa Kemantren Kecamatan Kedungtuban sebagai berikut ; (1) Melihat hasil yang diperoleh dari kacang tanah yang menguntungkan maka perlu dikembangkan, (2) Untuk mencapai hasil yang optimal perlu lebih ditingkatkan penerapan faktor produksi terutama pengairan, pupuk dan bibit, (3) Di dalam usahatani kacang tanah untuk menggunakan bibit diusahakan lebih dan bermutu dengan harapan produksi yang tinggi, (4) Peranan pemerintah sangat diharapkan, khususnya untuk pengendalian harga dan sarana produksi agar petani mendapat keuntungan dalam berusahatani kacang tanah. Kata kunci: analisis usaha tani, kacang tanah, blora.

PENDAHULUAN Usahatani sebetulnya tidak sekedar terbatas pada pengambilan hasil (ekstraktif) melainkan benar-benar merupakan suatu usaha produksi. Dalam hal ini akan berlangsung pendayagunaan tanah, modal tenaga kerja, dan manajemen sebagai sumber produksi. Jika pendayagunaannya dapat dilakukan dengan baik dan sebaliknya jika pengolahannya berlangsung tidak baik maka hasilnya tidak dapat kita andalkan. Jika hasil-hasil tersebut sangat baik ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya akan menghasilkan suatu keputusan bagi produsen itu sendiri. Dengan demikian dalam produksi komoditi pertanian terdapat berbagai kegiatan dan hubungan antara sumber-sumber produksi yang didayagunakan dengan hasilnya (Anonimous, 2009). Pembangunan nasional dibidang pertanian bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup petani. Oleh sebab itu sasaran dari pembangunan pertanian antara lain untuk meningkatkan pendapatan petani. Peningkatan produksi dan pendapatan petani tergantung pada perilaku petani dalam berusahatani, dimana petani berperan ganda baik sebagai manager maupun sebagai pelaksana. Salah satu komoditi pertanian yang dapat membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani adalah kacang tanah (Arachis hypogaea,l.). Tanaman kacang tanah merupakan tanaman palawija. Di Kabupaten Blora Kecamatan Kedungtuban merupakan salah satu kecamatan penghasil kacang tanah sedangkan Desa Kemantren merupakan desa yang memiliki luas areal kacang tanah terbesar di Kecamatan Kedungtuban. Kacang tanah toleran terhadap tanah kering dan berbagai jenis tanah misalnya andosol, latosol, dan tanah berpasir. Usaha tani kacang tanah di Desa Kemantren tujuannya adalah sebagai sumber pendapatan tambahan petani. Namun, perhitungan pendapatan dari usahatani ini jarang dilakukan oleh petani sehingga tidak ada informasi sampai seberapa besar pendapatan yang diperolehnya dari usahatani kacang tanah. Penelitian tentang usahatani kacang tanah perlu dilaksanakan, agar dapat diketahui seberapa besar keuntungan maupun kelayakan usahataninya. Oleh karena itu penulis mengambil judul : " ANALISIS USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogeae L) " Studi Kasus di Desa Kemantren, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora Propinsi Jawa Tengah. METODE Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yaitu menganalisis dan mempelajari kasus atau permasalahan secara intensif dalam hal ini analisis tentang usahatani Kacang Tanah di Desa Kemantren Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora. Penetapan daerah penelitian sengaja di Desa Kemantren Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.Lokasi ini dipilih karena jumlah petani yang menanam Kacang Tanah secara kuantitatif layak dan sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni Agustus pada musim tanam 2015, yaitu setelah panen padi yang pertama. Ini salah satu cara untuk gilir tanaman, agar hasil panen bisa optimal. Jumlah responden yang menanam Kacang Tanah sebanyak 30 orang, jadi

jumlah petani responden sebanyak 30 orang. Alasan mengunakan metode sensus, karena jumlah populasi yang relatif sedikit sehingga keseluruhan populasi dijadikan responden. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Observasi Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung dengan obyek yang diteliti. 2. Wawancara Pengumpulan data yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan petani sebagai responden dengan menggunakan daftar pertanyaan yang berupa kuesioner. 3. Pencatatan Pengumpulan data dengan cara mencatat data sekunder yang berkaitan dengan tujuan penelitian di Desa, Kecamatan dan Instansi terkait. Teknik pengumpulan data, terdiri atas : Data Primer, yaitu data yang dikumpulkan berdasarkan wawancara langsung dengan petani sampel dengan menggunakan pertanyaan yang telah disiapkan. Data Sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dari lembaga dan instansi yang ada hubungannya dengan yang diteliti. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dengan sensus, yaitu informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner,dan pengumpulan data dari Lembaga terkait yang ada hubungannya dengan penelitian. Biaya tetap adalah biaya jumlah biaya yang harus dikeluarkan dalam jumlah yang tetap dan tidak terpengaruhi oleh jumlah produk yang akan dihsasilkan.(soekartawi,1995) Biaya tetap yaitu merupakan biaya yang diperlukan pada saat awal pembayaran yang terdiri dari sewa lahan, bunga pinjaman yang berupa uang, pajak, biaya peralatan, biaya penyusutan alat, pajak. Penyusutan ini merupakan pengganti kerugian alat pengurangan nilai yang disebabkan karena waktu dan cara penggunaan dari semua modal tetap. Bunga modal Merupakan beban bunga berasal dari seluruh modal yaang di gunakan selama proses produksi permusim perhektar benrdasarkan bunga bank yang berlaku di daerah penelitian pada saat iti yang di nyatakan dalam rupiah persatu kali musim tanam. Sewa lahan merupakan biaya yang di bayarkan penyewa kepada pemilik lahan untuk mengerjakan lahan dari pemilik lahan dalam waktu tertentu dan dengan harga yang telah di sepakati. Pajak adalah beban yang harus di bayarkan pemilik lahan atau penggarap kepada negara dengan beban yang telah di tentukan oleh pemerintah. Besarnya biaya tetap ini tidak berubah jumlahnya meskipun jumlah output pada proses produksi berubah-ubah, bahkan pada saat tidak berproduksi biaya tetap ini tetap ada. Biaya tidak tetap (Variable Cost) adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan dalam jumlah yang tetap dan tidak terpengaruhi oleh jumlah produk yang akan dihasilkan.(soekartawi,1986) Contoh biaya tidak tetap : Biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida,biaya tenaga kerja. Merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi yang

terdiri dari total biaya tetap ( Total Fixed Cost/TFC ) dan total biaya variabel ( Total Variabel Cost/TVC) yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). Kedua biaya tersebut jika dijumlahkan akan menghasilkan biaya total. Penjumlahan kedua biaya ini disebut biaya total atau Total Cost. Menurut (Suratiyah,2006) dirumuskan sebagai berikut: Keterangan : TC TFC TC=TFC+ TVC : Jumlah Biaya (Rp/Ha) : Jumlah Biaya Tetap (Rp/Ha) TVC : Jumlah Biaya Variabel (Rp/Ha) Menurut Soekartawi (1995) Penerimaan Usahatani adalah Perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual.pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut: TR Py TR = Py. Y Keterangan : : Total Penerimaan (Rp/Ha) : Harga Produk (Rp/Ton) Y : Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani.(ton/ha) Dengan diketahuinya jumlah penerimaan usahatani (TR) dan jumlah biaya usahatani (TC). Maka dapat diketahui besarnya pendapatan yaitu keuntungan atau kerugian usaha tani. Jadi pendapatan adalah selisih antara jumlah penerimaan dengan jumlah biaya usahatani. Soehardjo (1973) merumuskannya sebagai berikut: Keterangan: = Pendapatan (Rp/Ha) TR = Jumlah Penerimaan (Rp/Ha) TC = Jumlah Biaya (Rp/Ha) Untuk mengetahui usahatani menguntungkan atau tidak secara ekonomi dapat dianalisis dengan menggunakan perbandingan antara penerimaan dengan biaya (Revenue Cost Ratio). Suratiyah (2006) merumuskan sebagai berikut : Keterangan: R/C Ratio = Return Cost Ratio (Imbangan Biaya dan Penerimaan) TR Ha) TC RC Ratio = TR TC = Jumlah Penerimaan (Rp = Jumlah Biaya (Rp Ha) Berdasarkan Simatupang ( 2002 ) dan Rusastra ( 1996 ) dalam Siregar dan Sumaryanto yang mengemukakan bahwa beberapa peneliti menyatakan usahatani suatu komoditas dapat bertahan atau dkatakan layak jika penerimaan bersih bagi pengelola paling sedikit mencapai 20% dari biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan pendapat tersebut maka dalam penelitian ini penggunaan batas kaidah untuk R/C Ratio sebagai berikut :

- RC - Ratio 1,2 berarti usahatani dinyatakan efisien atau menguntungkan dan layak. - 1< R / C Ratio < 1,2 berarti usahatani tidak atau belum efisien, usaha tani tersebut untung tetapi tidak/belum layak - RC - Ratio < 1 berarti usahatani tidak efisien dan dinyatakan rugi - RC - Ratio = 1 berarti usahatani mencapai BEP artinya pulang pokok atau tidak untung juga tidak rugi. HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat umur berpengaruh terhadap seseorang dalam berpikir dan memutuskan sesuatu, termasuk mengadopsi inovasi baru. Semakin muda umur seseorang akan menentukan tingkat keingintahuan terhadap sesuatu hal yang dianggap baru untuk mengembangkan potensi daerah mereka. Berikut ini dapat dilihat umur responden yang didapatkan pada saat penelitian dilakukan. No Tingkatan umur(tahun) Jumlah responden(orang) Persentase (%) 1. 30 39 6 20 2. 40 49 15 50 3. 50 59 9 30 Jumlah 30 100 Tabel 9: Persentase Petani Responden Berdasarkan Umur. Sumber Data : Analisis Data Primer 2014. Dari tabel 9 di atas dapat diketahui jumlah responden yang berumur 40-49 tahun adalah 15 orang dengan persentase 50 %. Sedangkan yang berumur 50 59 tahun adalah 9 orang dengan persentase 30 %. Sedangkan yang berumur 30-39 tahun adalah 6 orang dengan persentase 20 %. Dilihat dari persentase jumlah responden terbesar adalah yang berumur 40-49 tahun. Mereka tergolong petani yang ingin maju dalam mengembangkan pertanian di daerah mereka. Apabila ada inovasi petani langsung mencari data dan bersedia mencoba apa yang mereka anggap baru dan belum pernah mereka lakukan. Tingkat umur petani tidak mempengaruhi petani untuk menolak inovasi baru. Tetapi mereka menunjukkan bahwa mereka mampu mengembangkan potensi daerahnya menjadi lebih baik. Hasil Estimasi Dari Analisis Regresi Usahatani Kacang Tanahdidaerah penelitian dimulai pada bulan Juni 2015 sampai dengan bulan Agustus 2015, dengan waktu pemeliharaan rata- rata 95 100 hari. Pemeliharaan tanaman Kacang Tanah di daerah penelitian pada umumnya adalah intensif karena berumur pendek dan membutuhkan modal. Sehingga memerlukan waktu dan tenaga yang mumpuni. Biaya Usahatani Kacang Tanah merupakan nilai korbanan dari hasil input selama berlangsungnya proses usahatani untuk menghasilkan output (Soekartawi, 1986). Biaya usahatani meliputi biaya tetap ( TotalFixed Cost) yaitu sewa tanah, bunga modal, dan pajak. Sedangkan biaya tidak tetap atau variabel ( Total Variabel Cost) meliputi tenaga kerja, pengadaan benih, pupuk, obat- obatan dan biaya lain- lain. Perhitungan biaya usahatani Kacang Tanah dihitung mulai dari pengolahan tanah, penanaman sampai panen yaitu kurang lebih tiga bulan. Untuk lebih jelasnya rata- rata biaya tetap usahatani Kacang Tanah perhektar selama satu kali proses produksi dapat dilihat pada tabel 15. Tabel 15 : Rata- rata Biaya Tetap Perhektar Usahatani Kacang Tanah di Desa Kemantren Kecamatan Kedungtuban Tahun 2015.

No Uraian Jumlah Biaya Tetap ( Rp) 1 Pajak 144.000 2 Bunga Modal 454.600 3 Sewa Lahan 6.000.000 Jumlah 6.598.600 Sumber : Analisis Data Primer Dari tabel diatas jumlah rata rata biaya tetap untuk usahatani kacang tanah per hektar sebesar Rp.6.598.600. Biaya yang diperuntukan pengadaan biaya produksi yang sifatnya berubah ubah atau bervariasi, tergantung dari usahatani yang direncanakan. TVC (Total Variable Cost) atau biaya variabel Total adalah biaya yang besarnya berubahubah searah dengan berubahnya jumlah output yang dihasilkan. Tabel 16 : Rata- rata Biaya Tidak Tetap Perhektar Usahatani Kacang Tanah di Desa Kemantren Kecamatan Kedungtuban Tahun 2015. N Uraian Satua Jumla Nilai ( o n h Rp/Ha) 1 Benih Kg 80 1.600.000 2 Pupuk a. Phonska Kg 100 230.000 3 Pestisida a. Cair Liter 3 66.000 4 Tenaga Kerja a. Pria 25 50.000 1.250.000 b. Wanita 20 40.000 800.000 5 Biaya Tenaga Kerja - - 1.000.000 Pengolahan Tanah 6 Pengairan - - 3.200.000 7 Biaya Tenaga Kerja Pasca Panen Jumlah - - 3.075.000 11.221.00 0 Sumber : Analisis Data Primer Total biaya usahatani Kacang Tanah adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap, secara rinci rata- rata biaya total (Total Cost ) dalam proses usahatani Kacang Tanah dapat dilihat pada tabel dibawah ini. ProduksiKacang Tanah juga berbeda-beda, bisa karena faktor curah hujan, waktu penanaman, waktu pemupukan, dan waktu panen yang berbeda- beda.produksi Kacang Tanahjika dirata- rata 4.8 ton @ Rp. 6.000,- perhektar. Tabel 17 :Rata- rata Biaya Usahatani Kacang TanahPerhektar di Desa Kemantren Kecamatan Kedungtuban Tahun 2015. No Uraian Kacang Tanah / Ha 1 Total Biaya Tetap 6.598.600 2 Total Biaya Tidak 11.221.000 Tetap 3 Rata rata Biaya / Ha 17.819.600 Sumber : Analisis Data Primer Jadi rata- rata biaya usahatanikacang Tanah perhektar setelah dihitung adalah sebesar Rp 17.819.600,- Tabel 18 : Rata- rata Pendapatan Usahatani Kacang Tanah di Desa Kemantren Tahun 2015. No Uraian Jumlah 1. Produksi 4.800 Kg 2. Harga Rp 6.000,- / Kg 3. Penerimaan Rp 28.800.000,- 4. Biaya Produksi Rp 17.819.600,- Pendapatan Rp 10.980.400,- Sumber Data : Data Primer Diolah Tahun 2015. Pendapatan usahatani Kacang Tanah di Desa Kemantren diperoleh dari selisih antara penerimaan produksi dengan biaya produksi. Adapun pendapatan usahatani Kacang Tanah dapat dilihat pada tabel diatas. Analisa ini dipergunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi pada suatu usahatani. Usahatani dikatakan efisien apabila nilai RC- Ratio lebih besar dari satu, sedangkan bila sama dengan satu maka usahatani tersebut berada pada titik impas atau BEP. Dan bila nilai RC- Ratio kurang dari satu dikatakan tidak efisien.

Adapun hasil perhitungan RC- Ratio dalam penelitian usahatani Kacang Tanah di Desa Kemantren adalah sebagai berikut : RC Ratio = TR TC = 20.800.000,- 17.819.600,- = 1,616. Perhitungan tersebut di atas terlihat bahwa RC- Ratio adalah lebih besar dari satu, artinya setiap biaya input 1 unit dapat menghasilkan output sebesar 1,616 unit, maka usahatani Kacang Tanah di Desa Kemantren dapat dikatakan efisien dan menguntungkan. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Kemantren Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora tentang Analisa Usahatani Kacang Tanah selama satu kali musim tanam dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Rata- rata penerimaan usahatani Kacang Tanah perhektar adalah sebesar Rp 28.800.000,-dan rata- rata biaya produksinya sebesar Rp 17.819.600,-sedangkan rata- rata pendapatan usahatani Kacang Tanah adalahrp 10.980.400,-maka dapat diambil kesimpulan bahwa usahatani Kacang Tanah di Desa Kemantrenadalah menguntungkan. 2. Berdasarkan analisis RC- Ratio diperoleh nilai sebesar 1,616. Ini berarti RC- Ratio lebih dari satu, maka usahatani Kacang Tanah di Desa Kemantren adalah efisien. DAFTAR PUSTAKA Andrianto, Tuhana Taufik dan Novo Indarto. 2004. Budidaya dan Analisis Usahatani Buncis Kacang Tanah, Kacang Tunggak. Absolut Yogyakarta. Aryani, Lita. 2009. Analisis Pengaruh Kemitraan Terhadap Pendapatan Usahatani Kacang Tanah (studi Kasus Kemitraan PT. Garudafood dengan Petani Kacang Tanah di Desa Palangan Kecamatan Jangkar Kabupaten Situbondo Jawa Timur. Skripsi.Institut Pertanian Bogor. Adisarwanto. T. 2004. Meningkatkan produksi Kacang Tanah Di Lahan Sawah Dan Lahan Kering. Malang. Grace A.J. dkk. 2011. Pendapatan Usahatani Kacang Tanah di Desa Kanonang II Kecamatan Kawangkoan. Jurnal. ASE Volume 7 Nomor 2. Narbuko. 2002. Metodologi Penelitian. Cetakan Keempat. Bumi Aksara Jakarta. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani.Universitas Indonesia Jakarta. Sudiyono. 2001. Pemasaran Pertanian. UMM. Malang. Sujdadi, M dan Y. Suprapti. 2007. Perbaikan Teknologi Kacang Tanah. Buletin Agrobio volume 4 no 2. Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Yogyakarta.