MANAJEMEN PRODUKSI TERNAK POTONG

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN PEMELIHARAAN

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak Domba. karena pakan utamanya adalah tanaman atau tumbuhan. Meski demikian domba

PENDAHULUAN. Hasil sensus ternak 1 Mei tahun 2013 menunjukkan bahwa populasi ternak

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

PEMOTONGAN EKOR, IDENTIFIKASI, KASTRASI, DAN PEMBERIAN Fe PADA ANAK BABI LOU AYY ALZAMAKHSYARI D

Nomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum PT Widodo Makmur Perkasa Propinsi Lampung

I. PENDAHULUAN. penting di berbagai agri-ekosistem. Hal ini dikarenakan kambing memiliki

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

SILABUS MATA KULIAH MAYOR TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

KOMPARASI SIFAT REPRODUKSI, FISIOLOGI PERTUMBUHAN, DAN STRUKTUR PENCERNAAN TERNAK POTONG. By. Suhardi, S.Pt.,MP

TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terus

Pembibitan dan Budidaya ternak dapat diartikan ternak yang digunakan sebagai tetua bagi anaknya tanpa atau sedikit memperhatikan potensi genetiknya. B

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang diikuti dengan kemajuan ilmu

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

TINJAUAN PUSTAKA. dunia dengan hidup yang sangat beragam dari yang terkecil antara 9 sampai 13 kg

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar. Sebagian ahli yakin

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia dengan populasi yang

Dengan Fakultas Peternakan Universitas Mataram

Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak

TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dalam usaha meningkatkan penyediaan protein hewani dan untuk

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Sistem Pemeliharaan Domba di UPTD BPPTD Margawati

ANALISIS POTENSI SAPI POTONG BAKALAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

Tatap muka ke 2 & 3 POKOK BAHASAN II II. FAKTOR-FAKTOR YANG TERKAIT DENGAN PROSES PRODUKSI TERNAK POTONG

PEMANFAATAN EFISIENSI REPRODUKSI MELALUI PROGRAM PEMULIAAN DOMBA : STRATEGI PADA PUSAT PEMBIBITAN DAN PEMANFAATANNYA PADA KELOMPOK PETANI PETERNAK

TINJAUAN PUSTAKA. Hewan Qurban

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KLASIFIKASI PENGGEMUKAN KOMODITAS TERNAK SAPI Oleh, Suhardi, S.Pt.,MP

BERTEMPAT DI GEREJA HKBP MARTAHAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR Oleh: Mangonar Lumbantoruan

BAB VIII PEMBIBITAN TERNAK RIMINANSIA

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mayoritasnya bermatapencarian sebagai petani.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

penampungan [ilustrasi :1], penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Bahan Kering (BK) 300, ,94 Total (g/e/hr) ± 115,13 Konsumsi BK Ransum (% BB) 450,29 ± 100,76 3,20

I. PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam

PENDAHULUAN. kebutuhan susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya.

EKONOMI. Oleh Soedjana dan Atien Priyanti

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

Integrasi Tanaman Jeruk dengan Ternak Kambing

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

FAKTOR-FAKTOR DALAM PENGGEMUKAN SAPI POTONG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Persebaran Kambing Peranakan Ettawah (PE) galur lainnya dan merupakan sumber daya genetik lokal Jawa Tengah yang perlu

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

KAJIAN KEPUSTAKAAN. relatif lebih kecil dibanding sapi potong lainnya diduga muncul setelah jenis sapi

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah

TINJAUAN PUSTAKA. penting diberbagai agro-ekosistem, karena memiliki kapasitas adaptasi yang

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

VI. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA 3. TERNAK KAMBING

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Peternakan Sri Murni

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kambing merupakan ternak kecil pemakan rumput yang dapat dibedakan. menjadi tiga yaitu : potong, perah dan penghasil bulu.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi lingkungan Usaha Peternakan. Faktor Lingkungan Makro. Faktor Lingkungan Mikro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

TINJAUAN PUSTAKA. Populasi sapi bali di Kecamatan Benai sekitar ekor (Unit Pelaksana

METODE. Lokasi dan Waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Sebagai ternak potong, pertumbuhan sapi Bali tergantung pada kualitas

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha diversifikasi pangan dengan memanfaatkan daging kambing

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 2 April 2014 sampai 5 Mei 2014, di Kecamatan Jati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian nomor : 2915/Kpts/OT.140/6/2011 (Kementerian Pertanian, 2011),

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

POLA PEMBESARAN SAPI PEDET Pola pembesaran pedet yang sangat menonjol di Kab. Boyolali ada 3 sistem yaitu : (1) pembesaran secara tradisional, (2) pem

PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Menurut

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH)

Transkripsi:

MANAJEMEN PRODUKSI TERNAK POTONG PENDAHULUAN Mata kuliah Manajemen Produksi Ternak Ruminansia khusus untuk ternak potong ini diarahkan untuk memberikan bekal kepada para mahasiswa yang akan melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang kemudian menulisnya dalam bentuk laporan PKL. Secara umum judul-judul PKL yang biasa digunakan adalah MANAJEMEN PERKANDANGAN MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN MANAJEMEN PERKAWINAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN (ANAK, MUDA, INDUK, PEJANTAN) Sehingga diharapkan para mahasiswa dalam membuat judul sampai dengan laporannya tidak mengalami kesulitan.

MANAJEMEN PERKANDANGAN Denah kandang kantor k.induk bunting i k.lepas sapih k. muda k. muda h i k.induk laktasi dst Keterangan: i adalah tempat/lahan untuk parker h adalah lahan hijauan pakan Ini contoh gambar denah kandang yang dilengkapi luas area perkandangan tersebut, yang kemudian perlu dibahas, mengapa penempatannya seperti itu?, (misalnya mengapa kandang induk bunting ditempatkan dekat kantor? dan lain lain

Gambar Kandang Contoh kandang tipe tunggal dan tipe ganda lengkaap dengan ukuran-ukurannya

Kemiringan lantai kandang Kandang kambing/domba Contoh kandang berkolong untuk kambing/domba

Tempat pakan Contoh beberapa tempat pakan ternak sapi, domba/kambing dan babi

Model Feedlotter

Sanitasi kandang Membersihkan kotoran dilakukan berapa kali/hari, kotoran dialirkan kemana Pembuangan kotoran Ini salah satu tempat pembuangan kotoran di feedlotter (dikumpulkan dalam satu pons) dan kemudian dimasukkan dalam karung plastik (kanan) untuk selanjutnya didistribusikan atau dijual.sementara ini kotoran sapi masih menjadi masalah atau belum daapat di manfaatkan dengan baik, sehingga dibuatkan tempat penampungan yang cukup luas.

Pemanfaatan kotoran untuk bio gas dan pupuk Ini merupakan salah satu alternative memanfaatkan kotoran untuk biogas maupun pupuk, namun apabila dalam jumlah yang sangat besar, maka cukup sulit juga memanfaatkan gas nya, kecuali kalau gas yang dihasilkan sudah dapat di masukkan atau dikemas dalam tangki-tangki seperti LPG.

MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT Dalam pemilihan bibit, maka perlu ditentukan dulu: Ternak apa yang akan di ternakkan? Pembibitan/penggemukan atau gabungan? Dimana biasa mendapatkan bibit? Bagaimana cara memilih bibit? Pertimbangan-pertimbangan apa yang perlu diperhatikan? Bangsa-bangsa ternak potong Kerbau Sapi potong

Kambing Domba

Babi Sambil mengingat bangsa-bangsa ternak potong (kerbau, sapi, kambing/domba dan babi) Tanda-tanda umum bibit 1. Kondisi tubuh secara umum normal (tidak ada cacat) 2. Kulit bersih, mulus 3. Mata bersih, cerah (tidak sayu) 4. Agresif 5. Punggung lurus 6. Kaki tegap, berdiri dengan ke empat kaki dengan beban sama berat 7. Ukuran tubuh besar, tidak terlalu gemuk 8. Alat reproduksi normal 9. Memperhatikan catatan produksi Seleksi

Seleksi dapat dilakukan apabila kita mencari bibit dari usaha peternakan sendiri, tentunya harus diikuti pelaksanaan recording. Recording yang diperlukan, misalnya dilakukan terhadap penimbangan berat lahir, berat sapih, penimbangan rutin (satu bulan sekali atau dua minggu sekali) untuk mengetahui pertumbuhannya. Dari data-data yang ada akan dapat digunakan untuk melakukan seleksi. Seleksi dapat dilakukan secara ketat atau longgar, sangat tergantung pada kita, kalau masih kita perlukan jumlah populasi yang banyak, maka seleksi yang dilakukan tidak perlu ketat, namun apabila pupolasi atau jumlah ternak sudah banyak atau tinggi, maka seleksi sebaiknya dilakukan secara ketat supaya peningkatan yang diperoleh juga semakin cepat.

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN Dalam laporan Praktek Kerja Lapang, salah satu judul yang dapat digunakan dalam pembuatan laporan adalah MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN DI USAHA PETERNAKAN Apabila kita mengambil judul ini, maka nantinya data yang diperlukan adalah: BAHAN PAKAN YANG DIGUNAKAN JUMLAH PEMBERIAN PER EKOR PER HARI CARA PEMBERIAN ANAK/MUDA/DEWASA (PEJANTAN, INDUKBUNTING/MENYUSUI/KERING) Bahan pakan yang digunakan Sedapat mungkin kita memperoleh informasi bahan pakan yang di gunakan, karena ada kemungkinan beberapa bahan pakan ada yang dirahasiakan.kalau memang ada yang dirahasiakan, ya kita harus menghargainya, kita catat yang bisa diketahui saja, misalkan hijauan yang di berikan rumput gajah, kaliandra dan rumput lapang, maka dari ketiga macam hijauan tersebut perlu diperkirakan berapa persentase masing-masing setiap harinya. Kalau data tersebut didapatkan selama 20 hari, yang ada kemungkinan setiap harinya tidak sama, maka data tersebut di ambil rata-ratanya dan usahakan didapatkan data berapa pemberian hijauan maupun konsentrat perekor perhari. Dari data-data tersebut, maka dengan bantuan tabel-tabel kebutuhan pakan dan tabel hasil analisis bahan-bahan pakan, maka akan dapat dihitung atau diketahui apakah pakan yang diberikan di usaha peternakan tersebut sudah baik (artinya kebutuhan nutrisinya apakah sudah dapat terpenuhi atau masih kurang). Bagaimana cara pemberian pakan atau penyajiannya pada ternak?, beraka kali pemberiannya perhari, hijauan diberikan begitu saja atau di Choper dulu? mana yang diberikan duluan, hijauan atau konsentrat. Pemberiannya apakah dibedakan berdasarkan kondisi fisiologisnya yaitu antara anak, muda, dewasa (pejantan, induk bunting, menyusui atau kering). Di Indonesia, manajemen pemberian pakan dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu digembalakan (grazing) dan cut and carry (dikandangkan). Digembalakan banyak

digunakan untuk ternak domba dari pada ternak kambing, karena domba mempunyai insting bergerombol yang lebih kuat.padang penggembalaan sendiri dapat dilakukan penggembalaan kontinyu dan penggembalaan rotasi, sedangkan Cut and Carry merupakan pemberian pakan dimana hijauan pakan ternak dicarikan oleh peternak, umumnya dilakukan pada ternak dengan sistem dikandangkan (intensif). Perbedaan penggembalaan kontinyu dan rotasi adalah P. KONTINYU - EKSTENSIF/PP ALAM - PASTURE TUNGGAL - TIDAK ADA lnterval WAKTU - PROD. PASTURE RENDAH - PRODUKSI DAGING KURANG BAIK P. ROTASI - INTENSIF - BERPETAK-PETAK - ADA INTERVAL - ANTAR PETAK - PROD. PASTURE TINGGI - PRODUKSI DAGING BAIK Cara penggembalaan Ektensif, ternak digembalakan secara bebas, memilih hijauan yang hijauan yang disukai tanpa rotasi. Semi ektensif atau intensif, ternak digembalakan secara bebas pada pasture yang luas, sudah ada rotasi tapi pemilihan hijauan masih bebas. Intensif, digembalakan di daerah terbatas yang di bagi menjadi petak-petak terbatas, pemilihan hijauan terbatas, rotasi diperketat, tiap hari atau beberapa hari sekali berpindah petak.

Secara skematis seperti gambar dibawah ini Ekstensif Semi ekstensif Intensif Catatan : Kebutuhan ransum untuk domba/kambing akan berbeda-beda tergantung bobot badan dan status produksi ternak tersebut. Untuk ternak bunting kebutuhannya akan berbeda dengan ternak yang sedang menyusui, atau dengan ternak jantan dewasa atau ternak muda Ransum yang diberikan harus mengandung nutrisi yg sesuai dengan kebutuhannya Secara umum, kebutuhan ransum berdasarkan kondisi fisiologis ternak domba, dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

Atau

MANAJEMEN PERKAWINAN DAN PEMELIHARAAN Berbicara tentang perkawinan, maka dimulai dari setelah ternak mengalami pubertas, dimana umur pubertas ternak potong bervariasi seperti pada Tabel dibawah ini TERNAK UMUR VARIASI SAPI 12 bln 6-12bln KUDA 18 10-24 KERBAU 24 12-40 KAMBING 8 4-12 DOMBA 8 4-12 BABI 6 4-8 Perkawinan perlu diatur untuk tujuan: Untuk efisiensi usaha Untuk tujuan pemuliaan (seleksi dan culling) Untuk meningkatkan produktivitas ternak Untuk perkembangan usaha Ada 3 macam system perkawinan: FLOCK MATING HAND MATING ARTIFISIAL INSEMINATION Interval kelahiran MASA KOSONG B U N T I N G L K K L Keterangan: L = Lahir K = Kawin Ditinjau dari segi dinamika populasi dan potensi genetik dari ternak Potong, maka ternak babi urutan pertama dalam angka produktivitasnya, kmd disusul oleh kambing, domba, sapi dan terakhir adalah ternak kerbau.dalam bentuk Tabel urutan tersebut dapat dilihat dibawah ini.

Uraian Babi Kambing/ Domba Sapi Kerbau - Masa bunting (hr) ± 114 ± 150 ± 283 ± 310 - Jumlah anak/kelahiran (ekor) 6-12 1-3 1 1 - -Sevice period (hari) 60-90 ±90 ±180 ±200 - -Jarak Kelahiran (hari) ± 180 ± 240 ± 360 ± 390 - Jumlah melahirkan/ thn (ekor) 12-24 1,5 0,5 0,3 - Jumlah anak/thn/ekor 36-72 2-3 0,75 0,5 Pemeliharaan Betina Dewasa,Induk Bunting dan Menyusui 1. Betina dewasa - 2minggu sebelum dan setelah dikawinkan perlu dilakukan flushing (peningkatan kualitas pakan) - waktu yang tepat untuk mengawinkan yaitu 12 18 jam setelah tanda-tanda berahi pertama tampak 2. Betina Bunting - Ditempatkan dalam kandang khusus - Menjaga kebersihan kandang - 6 minggu menjelang kelahiran dan setelah kelahiran kualitas pakan harus ditingkatkan 3. Induk Menyusui - Setelah anak lahir, akan segera menyusu pada induknya, jika terjadi kesulitan maka harus dibantu - Anak yang tidak memiliki induk dapat disusukan pada induk yang lain, atau diberi susu pengganti/milkreplacer - Induk yang memiliki 3 anak atau lebih dapat dibantu dengan memberikan susu buatan (pengganti)

Manajemen pemeliharaan induk Faktor-faktor yang sangat penting : - Laju Reproduksi induk - Laju pertumbuhan anak sampai disapih - Efisiensi pakan Untuk mengukur tingkat laju reproduksi dapat dilihat dari : 1. Lambing Rate Jumlah anak yang lahir dari induk yang bunting dikali 100% 2. Reproductive Rate /Laju reproduksi Jumlah anak yang disapih per induk produktif per tahun Reproductive rate dapat dihitung dengan rumus (Gatenby, 1986) sebagai berikut : RR = S ( 1 M) I Keterangan: S = Jumlah anak sekelahiran M = Tingkat mortalitas I = Lambing Interval (dalam tahun) untuk menenghitung jumlah anak lepas sapih/ekor/tahun adalah: RR = S (1- M) P I Keterangan : S = Jumlah anak sekelahiran M = Tingkat mortalitas I = Lambing Interval (dalam tahun) P = Jumlah populasi induk produktif

Reproductive rate Contoh soal : Diketahui jumlah anak sekelahiran 1,6, tingkat mortalitas 15% pertahun, lambing interval 9 bulan, jumlah populasi betina produktif 55%. Ditanyakan berapa ekor anak lepas sapih yang dapat dihasilkan oleh seekor induk, dan berapa anak lepas sapih yang dapat dihasilkan setiap tahunnya bila populasi ternak domba yang dipelihara 3000 ekor? PEMELIHARAAN ANAK SEBELUM DISAPIH (Pre Weaning) Anak dibiarkan bersama induknya sampai umur sapih (± umur 3 bulan 5 bulan) pada periode ini dilakukan kegiatan a.l. : - penandaan (marking) - kastrasi ( umur 1 2 minggu) - docking ( 2 minggu) Kastrasi dilakukan untuk : - mempercepat pertumbuhan - memperbaiki kualitas karkas ( daging menjadi lebih berlemak) - mengurangi sifat agresif dari ternak jantan Docking bertujuan untuk menjaga kebersihan ternak terutama domba penghasil wool Pemeliharaan Anak Lepas sapih (Growing ) - Pada saat penyapihan secara bersamaan dapat dilakukan pula seleksi dan culling - Pakan yang diberikan harus berkualitas baik agar laju pertumbuhan tinggi - Pemeliharaan pada periode ini dibagi menjadi : 1. Pemeliharaan ternak bakalan 2. Pemeliharaan ternak pengganti ( untuk pejantan dan betina)