BAB V PENUTUP. Setelah melakukan kajian mendalam tentang teori jiwa perspektif al-ra>zi>,

dokumen-dokumen yang mirip
Rekonstruksi Ilmu Pengetahuan Kontemporer

BAB V PENUTUP. tesis ini yang berjudul: Konsep Berpikir Multidimensional Musa Asy arie. dan Implikasinya Dalam Pendidikan Islam, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi

mempunyai fungsi vital keberlangsungan dalam kehidupan manusia, karena keduanya merupakan daya yang bisa mengapresiasi, merespon, berfikir, dan

SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK 113 Pengenalan kepada Psikologi Islam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid

إحياء العربية : السنة الثالثة العدد 1 يناير -

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Invaliditas aplikasi..., Bio In God Bless, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M.

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I

BAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

BAB VI PENUTUP. 1. konsep upah perspektif Hizbut Tahrir adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh. penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah

BAB V PENUTUP. Dari penelitian terhadap spiritual bisnis Islam (studi pemasaran kelapa

PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Eksistensi pondok pesantren Mamba us Sholihin dalam memenuhi kebutuhan

Spiritualitas Islam Dalam Pandangan Muhammadiyah. Farah Meidita Firdaus

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

: Kemungkinan Studi Agama Secara Filsafati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

FILSAFAT ILMU DAN CABANG FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 02Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql.

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

Teori-teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan. # Sesi 9, Kamis 16 April 2015 #1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum pendidikan, misalnya, yang sebelumnya terbatas pada Al-Qur an dan

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

BAB I PENDAHULUAN. penindasan bangsa lain, pada era global ini harus mempertahankan. identitas nasional dalam lingkungan yang kolaboratif.

PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGETAHUAN DAN FILSAFAT ILMU

BAB I PENDAHULUAN. metransfer informasi ke seluruh tubuh. Berawal dari proses berpikir tersebut

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

TANTANGAN FILSAFAT ILMU DALAM PERKEMBANGAN GEOGRAFI YULI IFANA SARI

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. Erlangga, 2010), terj. Eka Widayati, hlm Jenny Thompson, Memahami Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika perlu diberikan kepada siswa mulai dari sekolah dasar,

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang

BAB VI PENUTUP. mempunyai objek kajian sebagaimana dijelaskan Wolff dibagi menjadi 3

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN KAJIAN KETERBACAAN DAN NILAI KARAKTER TEKS ARTIKEL HARIAN KOMPAS SERTA UPAYA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA KRITIS

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

BAB VI PENUTUP. 1. Ihwal Keberbakatan (Cerdas Istimewa-Berbakat Istimewa) di Kalangan Siswa MAN 1 dan SMAN 3 Jombang Jombang.

Menurut penerbitnya, buku Studying Christian Spirituality ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi

BAB I PENDAHULUAN. sebuah masyarakat adalah aqidah, khususnya aqidah Islam. Maka tugas

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

Pendidikan Agama Islam

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB V PENUTUP. yang berbeda. Muhammadiyah yang menampilkan diri sebagai organisasi. kehidupan serta sumber ajaran. Pada sisi ini, Muhammadiyah banyak

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Annisa Shara,2013

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan negara. Di negara-negara maju, pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang, rumusan masalah,

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

BAB I PENDAHULUAN. secara dinamis, mulai dari kandungan sampai akhir hayatnya.

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya,

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Dasar Pemikiran Al-Ghazali

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. terhadap api dan segala bentuk benda tajam. Seni dan budaya debus kini menjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

//Perbicangan kita ditumpukan pada perkara-perkara berikut: //Pentingnya Pendidikan untuk kemajuan masyarakat Islam

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian terdahulu. Berdasarkan hasil analisis

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV PEMBAHASAN HASIL UJI EKSPERIMEN ZIKIR YA_FATAH YA_ ALIM PENGARUHNYA TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari proses demokratisasi negara. Pasca reformasi, semangat

FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI

Filsafat Manusia (PERKULIAHAN)

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB V PENUTUP. di lapangan mengenai rekonstruksi kurikulum Ponpes Salafiyah di Ponpes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

Transkripsi:

311 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan kajian mendalam tentang teori jiwa perspektif al-ra>zi>, baik dari aspek ontologis, epistemologis, dan aksiologis dari sumber primer maupun sekunder, studi ini menghasilkan tiga kesimpulan penting searah dengan rumusan masalah dan tujuan yang diajukan dengan penjelasan sebagai berikut: Pertama, secara ontologis esensi jiwa perspektif al-ra>zi> merupakan suatu yang berbeda dari badan, terpisah secara esensial dan terpengaruh dengannya secara pengaturan dan instruksi. Semua anggota badan adalah alat bagi jiwa, jiwa melihat dengan mata, mendengar dengan telinga, berbicara dengan mulut, merasakan dengan lidah, mencium dengan hidung, berfikir dengan akal, dan seterusnya. Sebab itu, jika jiwa bersih, sehat dan kuat maka akan mengalir daripadanya perilaku baik, bisa membawa pada kehidupan yang tenang dan bahagia. Tetapi sebaliknya, jika jiwa kotor, maka akan melahirkan perilaku negatif bahkan bisa mengarah pada penyakit jiwa; tamak, bakhil, ujub, kufur, dosa besar, iri dengki, dan sejenisnya yang bisa mengakibatkan pada kesengsaraan hidup. Dengan kata lain, bahwa esensi jiwa al-ra>zi> merupakan disiplin keilmuan yang memusatkan kajiannya pada jiwa melalui pengamatan terhadap gejala-gejala yang tampak pada perilaku berasaskan pada ajaran Islam bersumberkan pada al- Qur an dan al-hadith serta tradisi intelektual, yang tidak sekedar menekankan

312 aspek empiris saja, tetapi juga mengedepankan aspek non empiris-metafisis dengan penguatan kegiatan spiritual Islam. Esensi jiwa al-ra>zi> yang seperti ini parallel dengan hembusan arus argumentasi psikologi yang diusung oleh sebagian psikolog Muslim akhir-akhir ini, yang menyatakan bahwa kajian yang membahas tentang perilaku yang berasaskan pada ajaran Islam itu, disebut sebagai psikologi Islam atau ilmu al-nafs al-islami (Arab), Islamic Psychology (Inggris), yang oleh al-ra>zi> sendiri disebut sebagai ilmu al-akhla>q. Kendati demikian bukan berarti pemikiran jiwa al-ra>zi> yang seperti itu sempurna tanpa kekurangan. Sebagai manusia biasa, al-ra>zi> juga tidak luput dari kekurangan. Kekurangan itu misalnya bisa dilihat dari pernyataannya yang semula menyatakan bahwa perilaku itu tidak bisa dirubah karena ia berasal dari watak dan karakter seseorang. Tetapi pada karya terakhirnya ia mengatakan bahwa tindakan itu bisa diperbaiki dengan pendidikan dan pelatihan, Artinya, kematangan pemikiran al-ra>zi> seiring dengan bertambahnya usianya. Kedua, untuk menjelaskan esensi jiwa tersebut, al-ra>zi> menggunakan beberapa metode di antaranya metode al-naql (wahyu) dan al- aql (akal) serta doktrin al-salaf al-s}a>lih} dan rasional secara bersamaan. Menurut al-ra>zi,> al- Qur an telah memberikan informasi yang cukup untuk mengkaji manusia baik secara fisik maupun psikis, sebab jiwa manusia pada awal diciptakannya telah sempurnan. Kendati demikian, ia belum memiliki pengetahuan, tetapi siap menerima informasi. Untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan, Allah memberikan kepada manusia ilham kebaikan dan keburukan. Di sinilah akal

313 manusia berperan memilih dan memilah yang baik dan yang buruk. Artinya dengan akal yang diberikan Tuhan kepadanya manusia bisa memutuskan untuk mengambil yang terbaik. Tanpa akal sulit manusia memilih dua di antara satu. Dengan penjelasan seperti itu, al-ra>zi> tidak saja mampu menggunakan bukti, bahwa wahyu bisa digunakan sebagai rujukan utama dalam menjelaskan jiwa manusia, yang kemudian ia gunakan akal untuk menjelaskan informasi yang ada di dalamnya, tetapi juga berhasil menggunakan metode integrasi antara doktrin alsalaf al-s}a>lih} dengan rasional. Metode integrasi ini misalnya dapat dilihat bagaimana ia menjelaskan bahwa jiwa bukan saja sebagai substansi yang berbeda dengan badan, tetapi juga substansi yang tidak berdimensi. Karena masalah jiwa adalah urusan Tuhan maka hakikat yang sesungguhnya yang mengetahui hanya Tuhan semata. Inilah sikap ahl al-salaf dalam menjelaskan hal-hal yang bersifat immaterial yang juga dipegang kuat oleh al-ra>zi>. Meskipun demikian, dengan akal al-ra>zi> dapat menjelaskan substansi jiwa yang immaterial itu secara rasional. Artinya, kendati hakikat jiwa tidak bisa dilihat secara substansial, tetapi ia dapat diamati dari gejala-gejala yang tampak pada perilakunya. Selain menggunakan kedua metode tersebut, al-ra>zi> juga menggunakan metode lain seperti jaringan konsep dalam al-qur an dan interdisipliner keilmuan. Dengan menggunakaan beberapa metode tersebut, dapat disampaikan bahwa bangunan esensi jiwa al-ra>zi> yang seperti itu dapat disebut sebagai bangunan teori jiwa us}u>li> ijtiha>di> atau dengan kata lain sebagai bangunan psikologi us}u>li> ijtiha>di>.

314 Ketiga, dengan memperhatikan bahwa esensi jiwa al-ra>zi> parallel dengan psikologi Islam, maka apa yang dilakukannya dalam mengkonstruk esensi jiwa seperti itu berkontribusi dalam mendorong hadirnya psikologi yang bernafaskan ajaran Islam pada saat ini. Karakteristik pemikiran psikologi Islam al-ra>zi> terletak pada penekanannya terhadap terapi penyakit jiwa, hadirnya jiwa yang bersih, sehat, kuat, bermartabat, tenang, dan selalu berusaha mewujudkan tercapainya kebahagiaan yang tertinggi yaitu ma rifatulla>h. Dengan kata lain, secara aksiologis melalui bangunan esensi jiwa yang seperti itu, al-ra>zi> mampu mengintegrasikan antara filsafat Ibn Sina tentang esensi jiwanya dengan tasawuf al-ghazali tentang ma rifatnya. Kemampuan al-ra>zi> dalam mengintegrasikan filsafat Ibn Sina dengan tasawuf al-ghazali dalam teori jiwanya ini merupakan salah satu kontribusi al-ra>zi> dalam pengembangan ilmu pengetahuan pada saat itu yang belum pernah diungkap oleh para peneliti sebelumnya. Kontribusi teori jiwa al-ra>zi> dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam psikologi Islam itu tidak saja ditunjukan melalui beberapa karyanya yang tersebar di beberapa tempat, yang kemudian menjadi referensi penting dalam pengembangan pengetahuan Islam setelahnya, tetapi juga dipraktikan melalui bimbingan dan penyuluhan dalam sebuah majlis al- Ilm. Ketika mengurai problem psikologi, al-ra>zi> mampu menyampaikannya secara baik hingga menggugah perasaan dan membuat orang yang hadir di dalamnya menangis.

315 B. Implikasi Teoritis Setelah peneliti menyampaikan beberapa kesimpulan dalam kajian ini, maka implikasi teoritis dapat disampaikan sebagai berikut: Hasil penelitian ini menegaskan bahwa esensi jiwa al-ra>zi> merupakan disiplin keilmuan yang memusatkan kajiannya pada jiwa melalui pengamatan terhadap gejala-gejala yang tampak pada perilaku berasaskan pada ajaran agama yang bersumberkan pada al-qur an dan al-haidth serta tradisi intelektual Islam. Selain itu, hasil penelitian ini juga menyebutkan bahwa kajian jiwa yang dulu dirintis oleh para filosuf Yunani kemudian diadopsi (diambil) dan dikembangkan oleh para psikolog masa renaissance dan Barat modern yang tidak menyentuh aspek spiritual, oleh al-ra>zi> dan para psikolog Muslim lainnya tidak diadopsi secara utuh, tetapi kemudian diadapsi (disesuaikan) dengan memberikan pijakan yang sangat kokoh melalui penekanan aspek pendisiplinan diri dengan alriya>d}ah al-ru>h}i>yah sebagai sarananya. Kemudian paradigma epistemologis esensi jiwa yang dirintis para filosuf Yunani dan yang dikembangkan oleh psikolog masa renaisance dan Barat modern yang sebelumnya lebih menekankan aspek eksperimental seperti yang tampak pada aliran behavioris, psikoanalisa, humanistic, kognisi, dan yang lainya, oleh al- Ra>zi> diambil dan disesuaikan dengan menggunakan multi pendekatan; akal dan wahyu secara bersamaan, metode jaringan konsep dalam al-qur an, interdisipliner keilmuan dan integrasi metode doktrinal al-s}alaf al-sa>lih} dan rasional, sehingga

316 karenanya teori jiwa al-ra>zi> ini pantas untuk disebut sebagai teori jiwa us}u>li> dan ijtiha>di>. Kritik al-ra>zi> atas aksiologi teori jiwa yang dirintis filosuf Yunani yang kemudian dikembangkan oleh pengusung dan penganut sebagian besar aliran psikologi sejak masa renaissance dan Barat modern yang lebih menekankan dua aspek insa>niyah dan jismiyah, oleh al-ra>zi> diadapsi dengan ajaran Islam yang menekankan pada tiga aspek jismiyah, insa>niyah dan ru>h}iyah. Penekanan aspek spiritual dalam teori jiwa al-ra>zi> ini diyakini tidak saja mampu membebaskan individu dari berbagai penyakit jiwa, tetapi juga dapat mengarahkan kehidupan individu menjadi lebih terarah, bersih dan tenang sehingga dapat memperoleh kebahagiaan yang tertinggi yaitu ma rifatulla>h. Tidak dapat dipungkiri bahwa fakta teori jiwa model filosuf Yunani dan sebagian besar aliran psikologi modern dinilai berhasil menunjukkan sebagian realitas manusia, tetapi perlu dicatat bahwa fakta tersebut belum mampu menunjukkan seluruh realitas manusia yang sesungguhnya. C. Rekomendasi Setelah memperhatikan kesimpulan dan implikasi yang ada, dalam penelitian ini, peneliti merasa perlu memberikan rekomendasi teoritis dan praktis kepada para pengkaji psikologi agar: 1. Secara Teoritis a. Masih banyak gagasan-gagasan dan ide-ide al-ra>zi> terkait dengan teori jiwanya yang belum mampu digali dan diteliti oleh peneliti seperti bagaimana jika pendekatan yang dilakukan al-ra>zi> dalam menjelaskan

317 teori jiwa itu dikolaborasikan dengan pendekatan modern yang lebih menekankan pada aspek experiment (percobaan), mengkoparasikan teori jiwa al-ra>zi> dengan teori jiwa filosuf Muslim lainnya atau dengan ilmuan Barat modern. Untuk itu, besar harapan peneliti kepada peneliti lain bisa menindaklanjuti penelitian ini. b. Penelitian teks hendaknya dilakukan secara variatif yakni tidak lagi terpaku pada pendekatan scriptural semata, tetapi juga perlu melakukan multi pendekatan; integrasi wahyu dan akal, jaringan konsep dalam al- Qur an, doktrin al-s}alaf al-s}a>lih}, dan interdisipliner keilmuan seperti yang dilakukan al-ra>zi> agar interpretasi teks memberikan pemaknaan yang lebih luas. c. Sikap elegan-kritis yang dilakukan al-ra>zi> dalam berbagai karyanya lebih khusus pada Kita>b al-nafs wa al-ru>h}, al-mat}a>lib al- A>liyah, Tafsi>r al- Kabi>r, al-fira>shah, dan yang lain, bisa diaktualisasikan dengan tetap berpegang pada keyakinan yang benar tanpa meninggalkan sikap inklusifkritis sehingga bisa menghadirkan hasil sintesa yang unik-kreatifkonstruktif. 2. Secara Praktis a. Dalam diskurusus arus pemikiran psikologi konvensional yang begitu deras, mudah diakses, dan bahkan telah menghegemoni hampir seluruh bangunan pemikiran psikologi, pemikiran teori jiwa al-ra>zi> dan para filosuf Muslim lainnya yang melimpah dan masih tersimpan di berbagai perpustakaan perlu digali, dikaji, diteliti, dan dipublikasikan. Jika

318 dipandang mendesak, pemikiran para filosuf Muslim itu diterjemahkan ke bahasa Indonesia, sehingga persoalan penguasaan bahasa terhadap altura>th al-isla>mi> yang selama ini menjadi problem crucial mulai terjawab dan lebih dari itu, setidaknya ada aliran psikologi alternatife yang bisa dijadikan rujukan. Selain itu, sebagai salah satu pendukung aliran ahl al- Sunnah wa al-jama> ah, ketokohan dan ide-ide al-ra>zi> perlu diapresiasi secara positip, disosialisasikan, dan diperbanyak, jika perlu, dengan menggunakan berbagai kegiatan seperti Fakhr al-di>n al-ra>zi> Competiton (FRC), yaitu sebuah kompetisi tentang studi Islam dan matematika yang diselenggarakan oleh Klinik Pendidikan Mipa (KPM) bekerjasama dengan majalah Gontor, dan kegiatan sejenisnya dengan bentuk dan wajah yang lain, sehingga generasi muda Muslim ke depan memiliki banyak referensi figur yang bisa diteladani pemikirannya. b. Mengingat selama ini hegemoni sebagian besar aliran psikologi faktanya tidak mampu mejelaskan realitas manusia seutuhnya, maka kehampaan jiwa yang selama ini belum terjawab menjadi tantangan tersendiri. Sebab itu, tidak ada cara lain kecuali menghadirkan aliran psikologi baru (psikologi Islam) yang berasaskan pada ajaran Islam bersumberkan pada al-qur an dan al-hadith yang lebih menekankan masalah spiritual, seperti yang tampak dalam bangunan psikologi al-ra>zi>. D. Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini menggambarkan bagaimana sebuah struktur keilmuan digeneralisasi sehingga menghasilkan penelitian yang dipercya, namun

319 demikian belum mampu mengungkapkan hubungan sistem dan subyektifitas secara rinci, padahal mestinya sebuah sistem selalu mengadaikan subyek, sebab struktur tidak berbicara tetapi subyek yang berbicara. 2. Publikasi karya-karya al-ra>zi>, pada era digital ini belum sepenuhnya mampu menunjukkan semua karyanya yang pernah ditulis, padahal tidak kurang dari 200 judul karyanya yang membahas berbagai persoalan termasuk masalah psikologi. Namun dari informasi yang ada, sedikit sekali yang bisa memberikan secara langsung akses ke arah karya-karya tersebut, bahkan untuk di Indonesia publikasi karya al-ra>zi> ini terbilang belum ada, jika pun ada hanya sangat sedikit.