BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).


BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

WIJI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai silent killer, karena hampir tidak ditemukan gejala sama. mendadak meninggal dunia (Rofi ie I, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit


BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. berumur 60 tahun atau lebih. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Di era globalisasi sekarang ini penyakit yang berhubungan dengan penyakit

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI BANGUNTAPAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah sistem kardiovaskuler. Masalah kesehatan akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut World Health Organization (WHO) penyakit kardiovaskular menyumbang 17 juta kematian per tahun, dari jumlah tersebut 9,4 juta kematian merupakan komplikasi dari hipertensi. Hipertensi bertangung jawab atas 45% kematian akibat penyakit jantung dan 51% kematian karena stroke (WHO, 2013). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukan oleh angka Systolic dan Diastolic pada pemeriksaan tekanan darah. Batasan tekanan darah bagi individu dewasa di atas 18 tahun yang diangap normal adalah kurang dari 130/85mmHg, apabila lebih dari 140/90 mmhg dinyatakan sebagai hipertensi, diantara nilai tersebut dinyatakan normal-tinggi. Penyakit hipertensi dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita tidak mengetahui mengidap hipertensi sebelum melakukan pengukuran tekanan darah. Hipertensi yang tidak ditangani secara benar dan berkepanjangan mengakibatkan stroke, serangan jantung dan penyebab utama gagal ginjal kronik (Herlambang, 2013:11-12). Menurut WHO data penderita hipertensi tahun 2015 adalah 22,1% dari jumlah penduduk dunia yang berusia lebih dari 18 tahun atau 1.13 miliyar orang di dunia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) prevalensi penderita hipertensi pada golongan penyakit tidak menular yang ditentukan berdasarkan hasil wawancara, diagnosis dokter dan berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada umur lebih dari 18 tahun sebesar 25,8% dari jumlah penduduk usia lebih dari 18 tahun pada tahun 2013. Faktor resiko hipertensi dibagi menjadi dua yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor resiko yang dapat dimodifikasi. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor keturunan, jenis kelamin dan umur, sedangkan faktor resiko yang dapat dimodifikasi adalah merokok, obesitas, stres, aktifitas fisik dan asupan baik asupan natrium, kalium atau magnesium (Purwanto, 2012:11-25). Tujuan terapi hipertensi adalah 1

mencapai dan mempertahankann tekanan darah sistolik di bawah 140 mmhg, tekanan darah diastolik dibawah 90 mmhg dan mengendalikan faktor resiko dari hipertensi. Terapi tersebut dapat dilakukan dengan terapi farmakologis atau obat-obatan dan non farmakologis atau memodifikasi gaya hidup (Sofro dan Dito, 2013:180). Terapi non farmakologis adalah mengurangi stres, mengontrol berat badan, olahraga, diet rendah kolesterol, dan mengurangi konsumsi garam (Kurniadi dan Ulfah, 2014:383-405). Terapi relaksasi dapat menurunkan tekanan darah, dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan Sulistyarini (2013) yang membuktikan terapi relaksasi dapat menuurunkan tekanan darah. Salah satu terapi relaksasi adalah mendengarkan musik. Musik klasik seringkali menjadi acuan untuk terapi musik, musik karya Mozart merupakan salah satunya. Musik karya Mozart memiliki nada-nada dengan frekuensi tinggi, rentang nada yang luas dan tempo yang dinamis. Rangsangan musik dapat mengaktifasi jalur spesifik di dalam beberapa area otak, sistem limbik yang berhubungan dengan perilaku emosional merupakan salah satu yang teraktifasi. Sistem limbik yang teraktifasi karena mendengarkan musik ini mengakibatkan tubuh menjadi rileks, saat keadaan inilah tekanan darah menurun (Kurniadi dan Ulfa, 2014:416-417). Terapi musik klasik yang berpengaruh terhadap hipertensi diperkuat dalam penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Sulistyarini (2015), penelitian tersebut menunjukan terapi musik klasik lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah dibandingkan relaksasi nafas dalam. Suara bacaan Al-Quran yang mengandung unsur suara manusia merupakan sebuah intrumen penyembuh, suara tersebut dapat menurunkan hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin, meningkatkan rileks, mengalihkan rasa takut, cemas dan tegang (Yuniarsih, 2017). Mendengarkan murotal Al-Quran dapat menurunkan tekanan darah, hal tersebut dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Kartini (2016) pengaruh mendengarkan murotal Al-Quran menunjukan terdapat pengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil preeklamsi di Tangerang. 2

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Dinas Kesehatan Kerja Kota Surakarta (DKK) prevalensi penyakit tidak menular disajikan dalam tabel sebagai berikut : 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 Prevalensi Penyakit Tertinggi Di Surakarta 2016 24614 Hipertensi Essensial 5223 Non insulin dependent Diabetes Mellitus 2516 Asma Bronkial hipertensi lain 1282 2256 Psikosis Grafik 1.1 Diagram prevalensi lima penyakit golongan tidak menular dengan jumlah penderita terbanyak di Surakarta pada tahun 2016. Diagram di atas menunjukan penyakit hipertensi essensial menempati urutan pertama dengan jumlah penderita terbanyak, dengan jumlah penderita 24.614 orang. prevalensi hipertensi tahun 2016 menurut persebaran di Puskesmas sebagai berikut : Prevalensi Hipertensi Puskesmas Tertinggi Tahun 2016 2500 2000 1500 1000 500 0 2244 1391 1455 Pajang Sibela Gilingan Grafik 1.2 Diagram prevalensi tiga puskesmas dengan jumlah hipertensi tertinggi menurut data DKK Surakarta tahun 2016 Berdasarkan diagram di atas menjelaskan bahwa jumlah penderita hipertensi terbanyak terdapat di wilayah kerja puskesmas Sibela dengan jumlah penderita sebanyak 2244 orang. Berdasarkan studi pendahuluan di puskesmas Sibela, hipertensi menempati urutan pertama pada golongan 3

penyakit tidak menular dengan jumlah penderita 2267 orang pada tahun 2017. Berdasarkan wawancara terhadap kader kesehatan yang dilakukan diwilayah kerja puskesmas Sibela didapatkan informasi sudah ada kegiatan senam setiap minggu di Puskesmas Sibela, tetapi informasi mengenai terapi non farmakologis terutama efektifitas mendengarkan musik klasik dan Al-Quran yang dapat menurunkan hipertensi tidak ada. Melihat fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian perbedaan efektifitas terapi musik klasik dan murottal Al-Qur an pada pasien hipertensi usia dewasa pertengahan di wilayah kerja Puskesmas Sibela B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumuskan masalah dari penelitian ini adalah Lebih efektif mana antara terapi musik klasik dengan murottal Al-Quran pada pasien hipertensi usia dewasa pertengahan di wilayah kerja Puskesmas Sibela?. C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Mengidentifikasi efektifitas terapi musik klasik dan murottal Al- Quran pada pasien hipertensi usia dewasa pertengahan. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi tekanan darah pasien sebelum dilakukan terapi musik klasik. b. Mengidentifikasi tekanan darah pasien sebelum dilakukan terapi murottal Al-Quran. c. Mengidentifikasi tekanan darah pasien sesudah dilakukan terapi musik klasik. d. Mengidentifikasi tekanan darah pasien sesudah dilakukan terapi murottal Al-Quran. e. Mengidentifikasi perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik klasik. f. Mengidentifikasi perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan terapi murottal Al-Quran. 4

g. Mengidentifikasi perbedaan tekanan darah antara kelompok yang dilakukan terapi musik klasik dengan kelompok yang dilakukan terapi murottal Al-Quran. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat bagi responden Hasil penelitian yang sudah dilaksanakan mampu memberikan pengetahuan mengenai terapi musik klasik dan terapi murottal Al-Quran sehingga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu jenis terapi nonfarmakologi dalam menangani hipertensi. 2. Manfaat bagi Mahasiswa Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah Surakarta Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakanaan khususnya STIKES Aisyiyah Surakarta dan meningkatkan pengetahuan pembaca mengenai alternatif pengobatan non farmakologis hipertensi yang lebih efektif antara terapi musik klasik dan murotal Al- Quran. 3. Manfaat bagi peneliti Meningkatkan ilmu, pengetahuan, wawasan serta pengalaman peneliti dalam mengkaji perbedaan efektifitas antara terapi musik klasik dan murotal Al- Quran dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. 4. Manfaat bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan menjadi acuan referensi dan tambahan pengetahuan bagi penelitian yang lain dalam mengadakan penelitian yang lebih lanjut. E. KEASLIAN PENELITIAN Keaslian penelitian ini dapat diketahui dari penelitian terdahulu yang berhubungan dengan terapi Musik klasik, muratal Al-Qur an dan hipertensi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang, diantaranya: 1. Kartini, et al., (2016), judul : Pengaruh Mendengarkan Murottal Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Preeklamsi di RSIA PKU Muhammadyah Tangerang. Tujuan : Mengetahui apa ada 5

pengaruh mendengarkan murottal terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil preeklamsi di PKU Muhamadyah Tangerang. Simpulan hasil : Data yang diperoleh dari 15 responden kelompok intervensi didapatkan rata rata tekanan darah sebelum dilakukan pemberian terapi adalah 165/95 mmhg dan kelompok kontrol adalah 161/89 mmhg. Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperiment dengan rancangan one group pretest dan posttest. Setelah diberikan terapi murottal surat Mariyam yang terdiri dari 98 ayat, tekanan darah rata-rata dari kelompok intervensi adalah 152/85 mmhg dan tekanan darah rata-rata kelompok kontrol adalah 161/89 mmhg. Hasil uji dengan Uji Paired sample T test serta Spss statistics 17.0 menunjukan p value = 0,000 [p<α (α=0,05)] dapat ditarik kesimpulan ada pengaruh mendengarkan murattal terhadap penurunan tekanan darah diastolik pada ibu hamil preeklamsi. Persamaan : Variabel bebas penelitian yaitu murottal Al-Qur an, variabel terikat yaitu penurunan tekanan darah, desain penelitian menggunakan quasi Eksperiment. Perbedaan : Peneliti menambahkan satu variabel baru yaitu terapi musik klasik, lokasi dan responden. 2. Haryanto, et al., (2014), judul : Comparison of Murotal And Music Therapy Against People With Hypertension In Elderly At Parlors Tresna Wherdha Mulya Dharma Pontianak. Tujuan : membandingkan perbandingan terapi murottal dan musik klasik terhadap penderita hipertensi pada lansia. Simpulan hasil : penelitian ini menggunakan 45 orang responden, dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok yang diberi terapi dengan musik klasik, kelompok yang diberi perlakuan murotal dan kelompok kontrol didapatkan. Penelitian dilakukan selama 3 hari. Desain penelitian ini menggunakan pure eksperiment dengan rancangan pretest dan posttest control group design.. Analisis dengan mangguanakan one way anova test pada tekanan darah systol dengan post hock bonferroni dan krusskal wallis test, pada tekanan darah distol dengan menggunakan post hock man whitney test. Kesimpulan pada penilitian ini adalah ada pengaruh mendengarkan murotal dan musik klasik terhadap penurunan tekanan darah, tetapi murotal lebih efektif dibandingkan musik klasik. 6

Persamaan :Variabel bebas penelitian yaitu murotal dan musik klasik variabel terikat yaitu penurunan Tekanan darah. Perbedaan : Peneliti mengetahui perbandingan efektifitas, Lokasi, Responden dilakukan pada orang dewasa dan waktu yang lebih lama metode penelitian dahulu menggiunakan metode pure experiment peneliti sekarang menggunakan quasi experiment. 3. Setiawan Andri dan Tri Sulistyrini (2015), judul : Musik Klasik Lebih Efektif Dibanding Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tekanan Darah. Tujuan : membandingkan efektivitas relasksasi nafas dalam dan terapi musik klasik dalam menurunkan teknan darah penderita hipertensi. Simpulan hasil : Besar subyek penelitian adalah 40 responden, teknik sempling mengunakan Quota Sampling, subyek dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang diberikan relaksasi nafas dalam sebanyak 20 orang dan satu kelompok yang diberikan terapi musik klasik sebnayak 20 orang. Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperiment dengan rancangan Pre-Post Test Design. Hasil uji dengan menggunakan Independent samples t-test menunjukan adanya perbedaan efektivitas kedua perlakuan. Relaksai nafas dalam tekanan darah sistolik turun 15,20 mmhg dan diastolik turun 10,30 mmhg, sedangkan pada intervensi terapi musik klasik tekanan darah sistolik turun 19,80 mmhg dan tekanan darah diastolik turun 14,40mmHg. Disimpulkan terapi musik klasik lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah. Persamaan : Desain penelitian menggunkan Quasi Eksperiment, variabel bebas penelitian yaitu terapi musik klasik dan variabel terikat yaitu penurunan Tekanan darah. Perbedaan : Peneliti mengantikan satu variabel 2 yaitu murottal Al- Quran, lokasi, lesponden dan waktu yang lebih lama 7