Dr. Tony Hanoraga, SH. MH. Kebijakan (policy) adalah tindakan atau kegiatan solusi atas suatu masalah

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM MERIT DAN KESETARAAN GENDER JABATAN PIMPINAN TINGGI (JPT)

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

ASAS DAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

GOOD GOVERNANCE. Sedarnawati Yasni

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I KEBIJAKAN KEPEGAWAIAN NEGARA SETELAH PEMERINTAHAN REFORMASI

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

APA ITU DAERAH OTONOM?

INTERNALISASI NILAI-NILAI REVOLUSI MENTAL DALAM MEMBANGUN BUDAYA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. semangat para Penyelenggara Negara dan pemimpin pemerintahan. 1 Penyelenggara

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Hal. Bab I Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Hukum... 3 C. Maksud dan Tujuan... 5

BAHAN PANITIA KERJA (PANJA) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA PENJELASAN PASAL

No yang meliputi kompetensi teknis, kompetensi manajerial dan kompetensi sosial kultural. Selanjutnya subyek yang menjadi sasaran untuk diserti

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu akuntansi yang mengkhususkan dalam pencatatan dan pelaporan

PENINGKATAN KAPASITAS APARAT PENGAWAS INTERNAL DALAM MELAKUKAN AUDIT BERBASIS RESIKO

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

ETIKA SOSIAL.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

Bahan Tayang KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA APARATUR

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

Mengetahui bentuk pemerintahan yang baik RINA KURNIAWATI, SHI, MH

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

Strategi perencanaan pembangunan nasional by Firdawsyi nuzula

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN. Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

I. PENDAHULUAN. Belanja Daerah (APBD). Dampak dari sistem Orde Baru menyebabkan. pemerintah daerah tidak responsif dan kurang peka terhadap aspirasi

BAB V PENUTUP. 1) Tidak terdapat pengaruh antara variabel akuntabilitas publik terhadap

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

Restrukturisasi dan privatisasi BUMN. Sistem Ekonomi Indonesia

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL S I L A B U S : SISTEM ADMINISTRASI NEGARA INDONESIA

2 pendidikan tinggi harus memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan pera

Panduan diskusi kelompok

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

RENCANA AKSI INSPEKTORAT KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. aparatur dalam berbagai sektor terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil

Dr. Taswan, SE, MSi STANDAR 2. TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM PENGELOLAAN, DAN PENJAMINAN MUTU

Ragenda prioritas pembangunan

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

OTONOMI DAERAH PERTEMUAN 7

BAB I PENDAHULUAN. kinerja penyelenggaraan pemerintahan sehinggga tercipta suatu ruang lingkup. urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. dan biaya pelayanan tidak jelas bagi para pengguna pelayanan. Hal ini terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Negara memiliki tujuannya masing-masing. Tujuan Negara Kesatuan Republik

Manajemen Keuangan Publik. Pengertian, Ruang Lingkup, Konsep dan Asas Keuangan Negara Pertemuan 2 Nurjati Widodo, S.AP, M.AP

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan politik di Indonesia saat ini mewujudkan administrasi negara yang

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 7 Tahun 2015 Seri E Nomor 3 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUT KORPRI SEBAGAI MOMENTUM UNTUK TERUS MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (Di Era Pelaksanaan Undang-Undang ASN)

transparansi, partisipasi, penegakan hukum, dan akuntabilitas

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

PENINGKATAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR ESDM MELALUI PENGEMBANGAN BPSDM-ESDM

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

Revitalisasi Nilai Int-FLL (Integrity and Five Leadership Level) Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik KOPRI

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

Sekolah Tinggi Hukum Galunggung Tasikmalaya. Tim Penyusun

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI KUDUS,

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Penjelasan Pemohon mengenai kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji Undang-Undang adalah:

BAB I PENDAHULUAN. memiliki posisi yang strategis dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan publik.

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER NOMOR 1 TAHUN 2017 tentang KODE ETIK KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

AKUNTABILITAS. PRAJABATAN GOLONGAN III Angkatan 3. Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat; Rencana Pembelajaran; Bahan Ajar; Bahan Tayang.

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

DIKLAT BERBASIS KOMPETENSI. PADA RAPAT KOORDINASI BIDANG KEPEGAWAIAN Yogyakarta, 29 April 2015

Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum.

Mata Kuliah Kewarganegaraan GOOD GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah. Karena otonomi daerah itu sendiri adalah hak, wewenang, dan

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE

Draf RUU 17 Juli 2013

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

Transkripsi:

Dr. Tony Hanoraga, SH. MH. DEFINISI Kebijakan (policy) adalah tindakan atau kegiatan solusi atas suatu masalah Kebijakan Pemerintah (Public Policy) ialah upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam suatu negara yang ditujukan untuk mengatasi suatu persoalan 1

UNSUR-UNSUR KEBIJAKAN PEMERINTAH Mempunyai tujuan tertentu Berisi tindakan pemerintah mengenai sesuatu atau keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu Bersifat sebagai pedoman atau bersifat mengikat (memaksa) Kebijakan pemerintah dilegalisasikan dalam bentuk hukum Sesuai dengan system administrasi NKRI, Kebijakan Pemerintah dapat dibagi menjadi 2 Kebijakan Internal (Manajerial) Kebijakan Eksternal (Publik) 2

Kebijakan Secara Umum Dibagi Tiga Tingkatan: Kebijakan umum Kebijakan pelaksanaan Kebijakan teknis Syarat Penyusunan Kebijakan Pemerintah: Berpedoman pada hukum atau kebijakan yang lebih tinggi. Konsisten dengan kebijakan yang lain. Berorientasi ke masa depan. Berpedoman kepada kepentingan umum Jelas dan tepat serta transparan Dirumuskan secara tertulis. 3

Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Iplementasi Suatu Kebijakan Pemerintah Subtansi Kebijakan Pemerintah itu sendiri Aparatur Pemerintah terkait Sarana atau fasilitas yang mendukung Kebijakan Kesadaran Masyarakat Dasar Kebijakan Bidang Pendidikan UUD 1945 pasal 31 ayat (1) : Tap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran; 4

Dasar Kebijakan Bidang Ekonomi Pasal 33 UUD 1945 Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarbesar kemakmuran rakyat Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga negara diperkembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum Contoh Kebijakan Bidang Pendidikan Tinggi UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Peraturan Menteri Riset, Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No. 13 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015-2019 5

Contoh Kebijakan Pendidikan berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan Meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan Memberdayakan lembaga pendidikan Melakukan pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan nasional berdasarkan prinsip desentralisasi, otonomi keilmuan dan manajemen. Contoh Kebijakan Dalam UU Pendidikan Tinggi No. 12 Tahun 2012 Ketersediaan layanan Pendidikan Tinggi - Perluasan akses melalui PJJ - Afirmasi untuk mahasiswa yang tidak mampu - Peningkatan efisiensi internal PT - Pengembangan Program Vokasi; - Akademi Komunitas Otonomi - Fokus pengembangan - Penguatan kelembagaan PT 6

Arah Kebijakan dan Strategi Perguruan Tinggi (RPJMN 2015-2019) Pemerataan > Akses Afirmasi, beasiswa, PJJ berkualitas, Akademi Komunitas Peningkatan Mutu > peningkatan mutu dosen dan karyawan, fokus pengembangan, peningkatan penjaminan mutu PT, Peningkatan program kerjasama dg Industri dan Peningkatan anggaran R&D Berdasar UU No. 5 Th 2014 Kebijakan dan Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) berdasarkan pada Asas: 1. kepastian hukum; 2. profesionalitas; 3. proporsionalitas; 4. keterpaduan; 5. delegasi; 6. netralitas; 7. akuntabilitas; 8. efektif dan efisien; 9. keterbukaan; 10. nondiskriminatif; 11. persatuan dan kesatuan; 12. keadilan dan kesetaraan; dan 13. kesejahteraan 7

Berdasar UU No. 5 Th 2014 ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip: nilai dasar; kode etik dan kode perilaku; komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; kualifikasi akademik; Contoh Kebijakan Kepegawaian Di Perguruan Tinggi Mempertahankan semua aspek mutu pada setiap proses dan kegiatan Menghasilkan produk dan layanan dengan mutu yang baik Pengelolaan administrasi umum secara baik 8

DAFTAR PUSTAKA Luankili, Bernadus, Analisis Kebijakan Publik dalam Proses Pengambilan Keputusan, Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Jakarta, 2007. Sedarmayanti, Good Governance, Kepemerintahan Yang Baik, Penerbit Bandar Maju, Bandung, 2012. Syafiie, Inu Kencana, Pengantar Ilmu Pemerintahan. PT Refika Aditama, Jakarta 2010. Winarno, Budi, Kebijakan Publik, CAPS, Jakarta, 2012. 9