BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahan pengawet jenazah. Formalin bersifat bakterisidal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kerusakan sel, dan menjadi penyebab dari berbagai keadaan patologik. Oksidan

EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR UREA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Antibiotik adalah obat yang digunakan sebagai obat anti infeksi,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran FADHLI RAHMAN G FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

EFEK PROTEKSI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis makan yang kita konsumsi, boraks sering digunakan dalam campuran

BAB I PENDAHULUAN. Warna merupakan salah satu sifat yang penting dari makanan, di samping juga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan pewarna saat ini memang sudah tidak bisa dipisahkan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran.

EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KREATININ SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Zat pewarna makanan alami sejak dulu telah dikenal dalam. industri makanan untuk meningkatkan daya tarik produk makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen makanan sering menambahkan pewarna dalam produknya. penambahan

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan obat golongan anti-inflamasi nonsteroid

BAB I PENDAHULUAN. Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi nyeri tanpa menyebabkan. mengurangi efek samping penggunaan obat.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. aminoglikosida (Sudoyo et al., 2007). Penggunaan antibiotik harus

PENGARUH EKSTRAK DAUN KEPEL (Stelechocarpus burahol [Blume] Hook. f. & Thomson) TERHADAP KADAR KREATININ SERUM TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI PARASETAMOL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033 tahun 2012 tentang Bahan

BAB I PENDAHULUAN. berat badan, dan sindrom restoran Cina, pada sebagian orang. 2, 3

BAB I PENDAHULUAN. rutin, dengan waktu dan cara yang tepat. 2 Kebiasaan menyikat gigi, terutama

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh mempunyai nama latin Camellia sinensis. Teh merupakan salah satu

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR...

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

PENGARUH EFEK NEFROPROTEKTOR EKSTRAK DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM) PADA SEL GINJAL MENCIT YANG DIINDUKSI DENGAN PARASETAMOL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN (Sari, 2007). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Asam format yang terakumulasi inilah yang menyebabkan toksik. 2. Manifestasi klinis yang paling umum yaitu pada organ mata, sistem

GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR DAN GINJAL PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti informasi dan teknologi, namun juga berpengaruh pada pola hidup

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

BAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dianalisis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

Tanaman Putri malu (Mimosa pudica L.) merupakan gulma yang sering dapat ditemukan di sekitar rumah, keberadaannya sebagai gulma 1

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan

Oleh : Tanti Azizah Sujono Hidayah Karuniawati Agustin Cahyaningrum

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kunyit untuk warna kuning. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan

PENGARUH EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP. KERUSAKAN STRUKTUR HISTOLOGIS HEPAR MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan selera makan manusia sebagai konsumen. 2. Secara garis besar, terdapat 3 macam pewarna makanan yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN JUS MANGGA (Mangifera indica L.) TERHADAP KERUSAKAN SEL GINJAL MENCIT (Mus musculus) YANG DIPAPAR PARASETAMOL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

BAB I PENDAHULUAN. atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum,

BAB 1 PENDAHULUAN. pewarna sintesis yang digunakan dalam makanan adalah aman. bahan yang diwarnai berwarna merah. Penyalahgunaan Rhodamine B pada

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN PEGAGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 8 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya dengan 80% dari

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun. temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat yaitu pencemaran lingkungan.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

BAB V PEMBAHASAN. post test only control group design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran DELIA INTAN ISWARI G

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada hewan uji (Taufiqurrahman, 2004). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu subyek

EFEK HEPATOPROTEKTOR EKSTRAK TEMPE KEDELAI PADA. MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERUBAHAN KADAR UREUM DAN KREATININ PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) (STUDI PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh iritan, inhalasi alergen dan toksik obat-obatan yang menyebabkan

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat

BAB IV METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Formalin atau formaldehida adalah salah satu zat yang pada umumnya digunakan sebagai bahan pengawet jenazah. Formalin bersifat bakterisidal sehingga mampu membunuh seluruh mikroba termasuk bakteri pembusukan. Oleh karena itu, formalin seringkali dimanfaatkan sebagai bahan pengawet pada bidang industri. Dewasa ini formalin justru seringkali disalahgunakan sebagai bahan pengawet pangan, hal ini bertentangan dengan PERMENKES No 33 Tahun 2012 BAB IV pasal 8 bahwa formalin telah ditetapkan sebagai salah satu bahan yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan pangan. 1 Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika kandungannya tinggi di dalam tubuh maka akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel sehingga akan menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel. 1 Selain itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga menyebabkan iritasi pada mulut, tenggorokan, lambung, alergi, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah. Sedangkan pada ginjal dapat memicu terjadinya proteinuria, hematuria hingga gagal ginjal. 2 Larutan formalin yang tertelan dapat menimbulkan kerusakan pada sel-sel ginjal, hal ini telah dibuktikan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan pada hewan coba. 3 1

2 Penelitian telah membuktikan bahwa pada pemberian formalin dosis 50 mg/kgbb/hari, 100 mg/kgbb/hari dan 200 mg/kgbb/hari selama 12 minggu menyebabkan peningkatan derajat kerusakan pada gambaran histopatologis ginjal tikus wistar. 3 Ginjal merupakan organ ekskresi utama yang sangat penting untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh, termasuk toksikan yang tidak sengaja masuk ke dalam tubuh akibatnya ginjal menjadi salah satu organ sasaran utama dari efek toksik. Urin sebagai jalur utama ekskresi, dapat mengakibatkan ginjal memiliki volume darah yang tinggi, mengkonsentrasikan toksikan pada filtrat, membawa toksikan melalui sel tubulus dan mengaktifkan toksikan tertentu. 4 Moringa oleifera Lam. (Moringa oleifera) atau yang dikenal sebagai kelor adalah tumbuhan berukuran kecil yang berasal dari India, Sri Lanka, Pakistan dan Burma. Tanaman kelor (Moringa oleifera) mengandung banyak phytochemical seperti karotenoid, asam amino, glikosida, alkaloid, sterol, flavonoid, vitamin, mineral dan senyawa fenolik. Penelitian telah membuktikan Tanaman kelor (Moringa oleifera) dapat digunakan untuk melawan inflamasi, infeksi, penyakit kardiovaskular, hematologi, gastrointestinal dan gangguan hati karena mempunyai peranan sebagai antioksidan yang mampu melindungi maupun memperbaiki sel dari kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas. 5 Penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) dosis 400 mg/kg, 600 mg/kg dan 800 mg/kg tidak menunjukkan kerusakan pada gambaran histopatologis ginjal tikus wistar dan pemberian ekstrak

3 etanol daun kelor (Moringa oleifera) dosis bertingkat tidak toksik terhadap sel ginjal tikus wistar pada dosis rendah maupun dosis tinggi. 6 Efek antioksidan dari ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) sebagai renoprotektor terhadap paparan paracetamol yang menimbulkan efek toksik pada ginjal telah dibuktikan dalam penelitian. 5,7 Namun belum ditemui literatur tentang efektivitas ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) sebagai renoprotektor terhadap paparan formalin, sehingga penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) dosis bertingkat pada gambaran mikroskopis ginjal: studi pada tikus wistar yang diinduksi formalin. 1.2 Rumusan Permasalahan Apakah pemberian ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) dosis bertingkat berpengaruh pada gambaran mikroskopis ginjal tikus wistar yang diinduksi formalin? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Membuktikan pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) dosis bertingkat pada gambaran mikroskopis ginjal tikus wistar yang diinduksi formalin.

4 1.3.2 Tujuan Khusus 1) Membuktikan pemberian formalin 100 mg/kgbb/hari selama 21 hari peroral dapat menyebabkan kerusakan sel ginjal tikus wistar dibandingkan dengan kelompok kontrol. 2) Membuktikan pemberian ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) 200 mg/kgbb/hari dapat memperbaiki kerusakan sel ginjal yang terinduksi formalin 100 mg/kgbb/hari dibandingkan dengan kelompok kontrol. 3) Membuktikan pemberian ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) 400 mg/kgbb/hari dapat memperbaiki kerusakan sel ginjal yang terinduksi formalin 100 mg/kgbb/hari dibandingkan dengan kelompok kontrol. 4) Membuktikan pemberian ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) 800 mg/kgbb/hari dapat memperbaiki kerusakan sel ginjal yang terinduksi formalin 100 mg/kgbb/hari dibandingkan dengan kelompok kontrol. 5) Membuktikan terdapat penurunan kerusakan sel ginjal tikus wistar yang diinduksi formalin 100 mg/kgbb/hari seiring dengan pemberian ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) dosis bertingkat.

5 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat dalam Ilmu Pengetahuan Pembuatan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) pada gambaran mikroskopis ginjal tikus wistar yang diinduksi formalin. 1.4.2 Manfaat dalam Bidang Pelayanan Masyarakat 1) Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bahaya penggunaan formalin terhadap kesehatan. 2) Memberikan informasi kepada masyarakat, terutama konsumen makanan dan minuman supaya berhati-hati dalam memilih makanan dan minuman yang berisiko mengandung pengawet non-makanan seperti formalin. 3) Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai fungsi preventif dan proteksi ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kerusakan organ akibat toksikan yang salah satunya adalah formalin dalam makanan atau minuman. 1.4.3 Manfaat dalam Bidang Penelitian Memberikan informasi untuk penelitian lain yang berhubungan dengan pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) pada gambaran mikroskopis ginjal tikus wistar yang diinduksi formalin serta menjadi referensi untuk penelitian lebih lanjut dengan perbaikan metode metode yang telah ada.

6 1.5 Orisinalitas Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian Peneliti; Judul Penelitian; Tahun Ijaz A, Javed I, Aslam B, Khan JA, Khaliq T, Rahman ZU, Khan MZ, Iqbal Z, Naeem MA dan Ashraf MM. Nephroprotective and Antioxidant Effects of Moringa oleifera (Sohanjna) in Paracetamol Induced Nephrotoxic Albino Rabbits. 2016 Rahman F. Efek Nefroprotektor Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) terhadap Kerusakan Metode Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian the post test only controlled group design. Hewan uji yang digunakan adalah kelinci albino jantan dengan berat badan 1.5-2.5 kg, sebanyak 36 ekor dibagi menjadi 6 kelompok. G1: normal control group, G2: paracetamol 150 mg/kg di dalam distilled water, G3: paracetamol 150 mg/kg dan silymarin 150 mg/kg peroral. G4, G5 dan G6: paracetamol 150 mg/kg dan bubuk biji M. oleifera masing-masing dosisnnya 200 mg/kg, 400 mg/kg dan 600 mg/kg (15 hari). Penelitian eksperimental laboratorik, rancangan post test only control group design, 35 mencit (Mus musculus L.) jantan galur Hasil Data dibandingkan secara statistic dengan uji DMR Duncan pada tingkat signifikasi 5%. Hasil penelitian menunjukkan paracetamol menyebabkan kerusakan ginjal secara signifikan (P<0.05). Katalase dan Total Antioxidant Capacity (TAC) menurun signifikan (P<0.05) seiring dengan kerusakan histopatologi sel ginjal pada kelinci nefrotoksik yang diberikan bubuk biji M. oleifera pada tingkat dosis 600 mg/kg. Hal ini menunjukkan bahwa bubuk biji M. oleifera dosis 600 mg/kg memiliki efek nefroprotektif dan antioksidan pada kerusakan ginjal kelinci albino. Hasil pengamatan jumlah kerusakan sel pada KN, KK (-), KP 1, KP 2, dan KP 3 berturutturut 7,40 + 1,350; 34,00 + 1,491; 25,90 + 1,370; 22,60 + 2,336;

7 Histologis Nefron Mencit (Mus musculus L.) yang Diinduksi Parasetamol. 2015 Ekundina VO, Ebeye OA, Oladele AA, Osham GO. Hepatotoxic and Nephrotoxic Effects of Moringa Oleifera Leaves Extract in Adult Wistar Rats. 2015 Swiss Webster dibagi menjadi 5 kelompok. Kontrol Normal (KN) diberi pakan standar, Kelompok Kontrol Negatif (KK -). KP1, KP2 dan KP3 diberi ekstrak etanol daun kelor 4 mg, 8 mg dan 16 mg (14 hari). Kemudian pada hari ke-13 dan 14 diberikan parasetamol 6 mg. Penelitian eksperimental laboratorik, rancangan post test only control group design, 20 tikus wistar jantan dibagi menjadi 4 grup. K: grup control, pakan dan minum standar. P1,P2 dan P3 diberi ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dosis bertingkat 400 mg/kgbb, 600 mg/kgbb, 800 mg/kgbb per hari selama 21 hari. 18,50 + 2,667 sel. Hasil uji One- Way ANOVA dan LSD menunjukkan p = 0,000 (p < α). Hasil ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada kerusakan ginjal antara kelompok. Didapatkan hasil peningkatan indicator haematologi yang signifikan, penurunan level serum kreatinin yang signifikan dan efek tidak signifikan pada marker alkaline fosfat. ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) dosis 400 mg/kg, 600 mg/kg dan 800 mg/kg tidak terdapat perbedaan yg signifikan, hal ini membuktikan baik dosis rendah maupun dosis tinggi tidak toksik terhadap sel ginjal tikus wistar. Wijayanti F, Djamil SL, Marfu ati N. Pengaruh Pemberian Formalin Peroral terhadap Kadar Ureum dan Kreatinin Penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan Postest Only Control Group Design Menggunakan 20 ekor tikus Terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar ureum kedua kelompok dan kadar kreatinin kedua kelompok, masing masing

8 Tikus Wistar. 2015 wistar yang dibagi menjadi 2 kelompok. K: kelompok control. P1: formalin peroral ¼ LD 50 atau 200 mg/kgbb/hari. Dilakukan selama 14 hari. memiliki nilai p = 0,000. Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya. Keaslian usulan penelitian yang penulis ajukan didasarkan atas perbedaan beberapa aspek berikut: 1) Variabel bebas : Pemberian Ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) dosis bertingkat dan pemberian formalin peroral. 2) Variabel terikat: Gambaran mikroskopis ginjal tikus wistar. 3) Perlakuan: Terdapat 5 kelompok yaitu K(-), K(+), P1, P2 dan P3 dimana pada setiap kelompok diberi loading dose selama 5 hari sesuai dengan dosis ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) masing-masing kelompok lalu dilanjutkan dengan pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dosis bertingkat sesuai dosis yang telah ditentukan masing-masing kelompok dan zat penginduksi yaitu formalin 100 mg/kgbb selama 21 hari