I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibudidayakan selama berabad-abad lamanya. Kegiatan pertembakauan secara menyeluruh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan dan pakan ternak yang sangat

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan krisis energi sampai saat ini masih menjadi salah satu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, produksi kentang sebanding dengan produksi gandum,

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Menurunnya kualitas lahan akibat sistem budidaya yang tidak tepat dapat

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Sukarno Putra, 2013

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

BAB I PENDAHULUAN. atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya (Parwiro,

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang penduduknya mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Kebutuhan akan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar

BAB I PENDAHULUAN. fermentasi tercapai, sehingga harus segera dikonsumsi (Hidayat, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Vektor demam berdarah adalah Aedes aegypti dan Aedes Albopictus.

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

Pada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman yang banyak

V. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

METODA BAKU UJI ADAPTASI DAN UJI OBSERVASI

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

Bedanya Serangan Kwangwung atau Ulah Manusia pada Tanaman Kelapa

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura buah apel (Malus sylvestris (L.) Mill) merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi dunia yang dinamis dan semakin terbatasnya cadangan energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. PENDAHULUAN. Tanaman melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang saat ini

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

TINJAUAN PUSTAKA. Nama ilmiah murbei adalah Morus spp terdapat kira-kira 68 spesies dari

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 20/Kpts/SR.120/1/2007 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PELETON SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman tembakau merupakan salah satu tanaman tropis asli Amerika. Asal mula tembakau liar tidak diketahui dengan pasti karena tanaman ini sangat tua dan telah dibudidayakan selama berabad-abad lamanya. Kegiatan pertembakauan secara menyeluruh merupakan proses agribisnis dengan jaringan yang cukup luas dan penting sebagai penyediaan lapangan kerja di pedesaan dan perkotaan, serta sebagai sumber pendapatan utama petani tembakau. Tembakau merupakan komoditas perdagaan penting di dunia termasuk Indonesia,karena tembakau mempunyai nilai jual yang cukup tinggi karna dapat menyuplai perekonomian, terutama di indonesia. Produk utama yang diperdagangkan tanaman tembakau adalah daunnya yang sering digunakan sebagai rokok dan serutu. Tanaman tembakau berwarna hijau, berbulu halus, batang, dan daun diliputi oleh zat perekat. Pohonnya berbatang tegak dengan ketinggian rata rata mencapai 250 cm, akan tetapi kadang kadang dapat mencapai tinggi sampai 4 m apabila syarat syarat tumbuh baik. Umur tanaman ini rata rata kurang dari 1 tahun. Daun mahkota bunganya memiliki warna merah muda sampai merah, mahkota bunga berbentuk terompet panjang, daunnya berbentuk lonjong pada ujung runcing, dan kedudukan daun pada batang tegak (Abdullah, 1982). Tembakau mempunyai 2 macam yaitu tembakau musim hujan yang ditanam pada pada awal musim hujan atau ahir musim kemarau dan tembakau musim kemarau yang ditanam pada awal musim kemarau atau ahir musim hujan. Tembakau musim kemarau biasanya ditanam didaerah pengunungan dan lahan tadah hujan, pada jenis tembakau musim kemarau dalam melakukan budidaya tembakau ada beberapa perlakuan yang digunakan. 1

Karena yang dipergunakan adalah daun tembakau, maka perawatan yang dilakukan yaitu dengan cara memotong titik tumbuh (tunas utama) pada masa mendekati fase generatif tanaman, serta membuang tunas yang tumbuh pada ketiak daun, dengan tujuan menghentikan fase generatif dan seluruh nutrisi yang didapat dari tanah secara langsung dapat masuk ke daun sehigga daun menjadi lebih tebal dan kadar nikotinya lebih tinggi, setelah itu pemanenan dilakuan dengan tanda daun bawah mengalami proses pematangan, dengan perubahan warna daun yang awalnya berwarna hijau tua menjadi agak kekuningan. Setelah pemanenan pada tanaman tembakau musim kemarau telah selesai, yang tersisa adalah batang tanaman tembakau yang tidak langsung dipotong, melainkan di diamkan karena mengingat lahan yang digunakan merupahan lahan tadah hujan sehingga para petani menunggu hujan turun agar tanah bisa diolah dan ditanami tanaman yang lain. Pada saat menunggu hujan, batang tembakau tersebut akan tumbuh tunas - tunas yang kualitasnya hapir sama dengan kualitan daun tembakau, batang tembakau merupakan limbah padat yang dihasilkan oleh agroindustri tembakau dengan kuantitas yang mencapai 20% per tahun dari jumlah produksi tembakau sehingga batang utama tanaman tembakau biasanya diambil sebagai pengganti kayu bakar akan tetapi tunas yang sudah tumbuh pada batang utama dipotong dan dibuang di lahan sehingga membusuk. Kegiatan pengolahan akan mempunyai limbah yang bisa digunakan untuk hal yang menjadi lebih bermanfaat tergantung pada bangai mana kita mengolahnya dan dijadikan sebagai mana fungsinya, banyak orang yang belum mengamati dan berfikir untuk memanfaatkannya karena melihat limbah yang sedikit dan dibuang dengan percuma akan tetapi orang yang berfikir positif akan coba untuk mengamati dan mencari tahu manfaatnya setelah itu mencoba untuk dimanfaatkan. 2

Dari pengetahuan yang ada bahwa tembakau dapat digunakan sebagai pestisida alami mengingat bahwa saat ini banyak yang menggunakan pestisida kimia karena mudah didapat di pasaran, praktis dan cepat mengendalikan hama. akan tetapi, residu atau sisa bahan kimia yang terlalu tinggi akan sulit hilang jika pemakaiany sebarang, selain itu jika hama sudah beradap tasi dengan pestisida yang digunakan makan dosisnya harus ditingkatkan atau diganti dengan pestisida yang berbeda bahan aktifnya untuk mengendalikan hama, jika pestisida bersifat sebangai racun dengan dosis yang tinggi masuk ke dalam makanan, maka akan sangat membahayakan yang mengkonsumsinya, selain itu penggunaan pestisida kimia juga bisa membunuh musuh alami dari hama. Mengingat jagung merupakan salah satu bahan pokok yang dapat digunakan sebagai bahan pangan, pakan dan bahan baku industri karena mengandung karbohidrat dan protein yang cukup tinggi, dalam penyimpanan banyak hal yang harus diperhatikan untuk menjanga kualitas dan kuantitas biji yang disimpan, terutama pada benih jagung yang menjadi bagian terpenting dalam produktivitas tanaman jagung, karena benih merupakan awal dari pertumbuhan tanaman yang akan diambil manfaatnya. Untuk saat ini banyak sepesies hama gudang yang menyerang sehingga menurunkan mutu dan kualitas benih yang disimpan, Salah satu hama yang sering menyerang adalah hama Sitophilus sp, atau pun sering disebut hama bubuk karena menyerang dengan menggerek benih dan meninggalkan bekas seperti tepung. Sitophilus sp mampu berkembang cepat dalam gudang karena persediaan makanan yang melimpah dan predator yang menyerang dalam gudang terlalu sedikit. Selain itu imago Sitophilus sp dapat bertahan kurang lebih 1 bulan dalam gudang tanpa makanan. Oleh karena itu pemanfaatan limbah tunas tembakau setelah pemanenan dicoba untuk dimanfaatkan sebagai pestisida organik pada penyimpanan biji jagung, untuk mengurangi 3

populasi hama dalam gudang mengingat saat ini biji jagung merupakan salah satu komoditas bahan pangan pokok selain padi. B. Perumusan Masalah Masalah yang timbul adalah menggenai banyaknya limbah tembakau yang tidak dimanfaatkan dan hanya dibiarkan busuk di lahan. Saat ini kebanyakan penelitian menggunakan ekstraksi limbah tembakau untuk dijadikan pestisida. Kegiatan ekstrasi ini akan menghasilkan limbah padat, jika pestisida dalam bentuk serbuk tentunya tidak akan menimbulkan limbah lagi, oleh karena itu perlu adanya penelitian untuk mengetahui efektifitas konsentrasi pestisida guna pengendalian Sitophilus Sp dalam penyimpanan benih jagung. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: a. Mengetahui efektivitas pestisida organik limbah tembakau pada penyimpanan benih jagung terhadap hama Sitophilus Sp. b. Mengetahui konsentrasi terbaik dalam pengendalian hama pada penyimpanan benh jagung. c. Mengetahui daya tumbuh benih jagung setelah penyimpanan menggunakan pestisida organik limbah tembakau. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian ini antara lain adalah : a. Memberikan informasi efektifitas pestisida organik tembakau pada penyimpanan benih jagung terhadap hama Sitophilus Sp. b. Memberikan informasi pengaruh pestisida organik pada penyimpanan benih jagung. 4

Memberikan informasi waktu yang diperlukan pestisida organik mengendalikan hama Sitophilus Sp pada beberapa perlakuan 5