16 BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 1. Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi SKPD Banyak permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan tugas fungsi SKPD di bidang perkebunan dan peternakan. Potensi sumber daya lahan untuk pengembangan perkebunan di Kabupaten Maluku Tengah masih tersedia. Namun demikian, kinerja sector perkebunan Kabupaten Maluku Tengah saat ini masih belum optimal, di cerminkan dari masih rendahnya produktivitas tanaman perkebunan, terutama tanaman perkebunan rakyat,rendahnya pemilikan lahan oleh petani kebun, terbatasnya akses petani terhadap informasi pasar dan permodalan serta teknologi, serta berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kelembagaan perkebunan. Pengembangan perkebunan Kabupaten Maluku Tengah juga ditandai dengan dimulainya investasi swasta untuk pengembangan komoditi kelapa sawit pada akhir 2009. Masuknya investasi swasta untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit secara besara-besaran ini, disampaing memberikan dampak positif berupa pembukaan lapangan kerja dan sejumlah dampak positif lainnya, juga berpotensi memunculkan masalahmasalah sosial yang berkaitan dengan aspek agraria dan permasalahan lingkungan. Bidang peternakan menghadapi permasalahan sebagai berikut Populasi ternak rakyat yang masih rendah terutama ternak potong penghasil daging baik itu ternak besar maupun ternak kecil. Alih fungsi lahan di beberapa kecamatan terutama kecamatan Seram Utara Timur Kobi dan Seram Utara Timur Seti yang mengubah padang penggembalaan menjadi areal persawahan membuat peternak makin kesulitan dalam mengembangkan sapi potong sehingga banyak peternak yang telah menjual ternak sapinya. Mahalnya saprodi peternakan di Kabupaten Maluku Tengah membuat banyak peternak yang gulung tikar terutama peternak unggas, Pemotongan betina produktif juga memberi kontribusi atas rendahnya populasi ternak di perdesaan. Pemotongan betina produktif yang tidak terkontrol membuat betina yang dapat bunting menjadi berkurang.bidang Kesehatan Hewan Permasalahan dibidang kesehatan hewan adalah sebagai berikut ancaman penyakit Brucellosis Penyakit ini masih merupakan ancaman bagi peningkatan populasi ternak potong terutama di daerah endemi Brucellosis di Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Seram Utara Timur Seti dan Seram Utara Barat. Ancaman penyakit rabies bersifat zoonosa
17 sudah menjatuhkan banyak korban jiwa akibat tergigit Hewan Pembawa Rabies terutama anjing. Pengendalian berupa vaksinasi dan terhadap hewan yang berdarah panas dan stamping Out bagi hewan penderita Rabies wajib dilakukan. Secara rinci permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Maluku Tengah adalah : a. Bidang perkebunan (1) Produktivitas tanaman perkebunan rakyat masih rendah relatif terhadap produktivitas potensialnya, antara lain diakibatkan belum diterapkannya praktek-praktek usaha tani yang baik dan benar (good agricultural practices); (2) Pasar produk perkebunan rakyat berkembang cenderung ke arah struktur pasar tidak bersaing (oligopsoni) sehingga harga yang terbentuk di tingkat petani tidak mencerminkan nilai keekonomian produk perkebunan. Kondisi ini antara lain diakibatkan keterbatasan akses informasi pasar, dan lemahnya kelembagaan di tingkat petani; (3) Mutu produk tanaman perkebunan rakyat masih relatif rendah antara lain diakibatkan rendahnya pengetahuan tentang pasca panen dan pengolahan. (4) Pembiayaan pemerintah masih merupakan sumber utama pengembangan perkebunan rakyat, sementara sumber-sumber pembiayaan lainnya masih relatif sulit diakses oleh masyarakat; (5) Kelembagaan yang ada saat ini belum mampu mendorong petani / pekebun untuk meningkatkan kegiatan ekonominya dari usaha perkebunan, sekaligus mempertangguh struktur komoditas dan efisiensi usaha perkebunan rakyat, dicerminkan dari masih adanya praktek monopoli dan atau oligopoli terutama di hilir, lemahnya kelembagaan petani baik pada aspek sosial maupun ekonomi, kelembagaan permodalan dan investasi kurang mendukung, kelembagaan informasi baik pasar maupun iptek belum berkembang, serta kelembagaan pertanahan yang belum berpihak kepada rakyat. (6) Kecenderungan munculnya masalah-masalah sosial (sengketa, dan atau konflik agraria) serta masalah lingkungan sehubungan dengan intensifnya investasi sektor swasta dalam pengembangan perkebunan besar.
18 b. Bidang Peternakan 1. Persaingan dan liberalisasi pasar 2. Perubahan iklim yang berpengaruh pada pengadaan pakan dan kesehatan hewan; 3. Penurunan angka kerja disektor peternakan; 4. Persaingan dalam penggunaan lahan dan alih fungsi lahan. 2. Telaahan visi, misi dan program Bupati/Wakil Bupati Maluku Tengah 2012 2017 Visi Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tengah 2012 2017 yang kemudian ditetapkan menjadi visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Maluku Tengah 2013 2017 adalah Terwujudnya Maluku Tengah yang Lebih Berkualitas, Sejahtera, Damai dan Berkeadilan. Sedangkan misinya adalah (1) membangun masyarakat Maluku Tengah yang lebih sehat, cerdas dan profesional, (2) memperkuat perekonomian Maluku Tengah yang berkualitas, (3) mewujudkan Maluku Tengah yang lebih rukun, harmonis dan berbudaya, (4) mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, dan (5) pemerataan pembangunan untuk semua kalangan dan wilayah. Sesuai tugas pokok dan fungsi, maka posisi dan peran SKPD Dinas Perkebunan dan Perkebunan Kabupaten Maluku Tengah berkaitan langsung dengan perwujudan misi memperkuat perekonomian Maluku Tengah yang berkualitas(misi ke-2), mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik(misi ke-4), dan pemerataan pembangunan untuk semua kalangan dan wilayah(misi ke-5). Beberapa program prioritas dalam rangka mewujudkan misi sebagaimana tersebut di atas dan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Maluku Tengah adalah (1) program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan, dengan indikator penting meningkatnya kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB, (2) program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak dengan indikator pengendalian penyakit hewan ternak (3) program peningkatan produksi peternakan, dengan indikator penyediaan berbagai ternak (besar, kecil dan sedang) bagi kebutuhan masyarakat (4) program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan.
19 Berdasarkan identifikasi permasalahan pelayanan SKPD, beberapa faktor yang diperkirakan akan menjadi penghambat dalam pelaksanaan pelayanan SKPD guna mewujudkan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tengah 2013 2017 adalah(a) rendahnya kemampuan pembiayaan pemerintah, relatif terhadap cakupan layanan yang harus dilakukan, (c) kelembagaan berupa aturan dan kebijakan yang belum berpihak kepada pekebun untuk mengakses permodalan, kepemilikan aset tanah, informasi pasar dan teknologi, (d) dukungan sumber daya manusia terutama aparatur di tingkat lapang (pendamping, penyuluh, pengaman hutan) masih terbatas, relatif terhadap cakupan layanan perkebunan dan kehutanan, dan (e) kapasitas kelembagaan perkebunan dan peternakan yang masih terbatas, termasuk kelembagaan di tingkat masyarakat. Selain potensi hambatan, terdapat juga beberapa faktor yang diperkirakan akan menjadi pendorong dalam pelaksanaan layanan SKPD guna mewujudkan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tengah adalah (a) pendanaan pemerintah yang berorientasi terhadap kinerja, dan (b) tumbuhnya investasi di sektor perkebunan dan peternakan yang diharapkan berdampak positif bagi peningkatan kinerja perkebunan rakyat. 3. Telaahan Renstra Kementerian/Lembaga dan Renstra SKPD Provinsi Maluku Isu strategis pelayanan Kementerian Kehutanan berkaitan dengan pembangunan lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, reformasi birokrasi dan tata kelola, ketahanan pangan, dan infrastruktur. Sehubungan dengan isu-isu strategis tersebut, maka substansi inti pelaksanaan tugas Kementerian Kehutanan sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) 2009 2014 adalah (a) perubahan iklim, dengan indikator peningkatan keberdayaan pengelolaan lahan gambut, dan peningkatan hasil rehabilitasi, serta penekanan laju deforestasi, (b) pengendalian kerusakan lingkungan dengan indikator penurunan jumlah hotspot kebakaran hutan, dan penghentian kerusakan lingkungan di wilayah DAS, dan (c) penanggulangan bencana dengan indikator peningkatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam usaha pengurangan bahaya kebakaran hutan. Kegiatan-kegiatan di Kementerian Kehutanan juga merupakan bagian dari pembangunan lintas bidang yang berkaitan dengan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim global.
20 Berkaitan dengan isu strategis di atas, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan pada 2010 2014 menetapkan sasaran-sasaran strategis pembangunan perkebunan antara lain (1) pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sub sektor perkebunan sebesar 1,71% per tahun dari 10,84% pada 2010 menjadi 11,60% pada akhir 2014 (harga berlaku) dan 1,80% per tahun dari 2,97% pada 2010 menjadi 3,19% pada 2014 (harga konstan), (2) pertumbuhan Nilai Tukar Petani (NTP) perkebunan sebesar 1,00% per tahun dari 105,02 pada 2010 menjadi 109,28 pada 2014. Selain itu, di level mikro beberapa sasaran strategis yang ditetapkan adalah (a) luas areal 15 komoditas unggulan nasional diproyeksikan tumbuh rata-rata 2,04% per tahun dari 20,394 juta hektar pada 2010 menjadi 22,144 juta hektar pada 2014, (b) produksi 15 komoditas unggulan nasional diproyeksikan tumbuh rata-rata 5,96% per tahun dari 34,62 juta ton pada 2010 menjadi 43,63 juta ton pada 2014, (c) produktivits 15 komoditas unggulan nasional meningkat dari rata-rata 72,50% menjadi 82,50% potensi / standar yang ditetapkan dari hasil penelitian, (d) mutu tanaman perkebunan meningkat dicerminkan dari meningkatnya populasi tanaman dari 76% pada 2010 menjadi 80% dari populasi standarnya pada 2014, luas serangan OPT perkebunan menurun dari 32% pada 2010 menjadi 26% pada 2014. Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Pertanian Provinsi Maluku sesuai dengan karakteristik dan potensi wilayah, akan terus mendorong pengembangan komoditas perkebunan dan peternakan berbasis kepulauan dengan pendekatan gugus pulau. Khusus untuk kebijakan pengembangan komoditi, Pemerintah Provinsi Maluku telah menetapkan 4 (empat) komoditi unggulan yang meliputi 3 (tiga) komoditi unggulan Nasional (kelapa, cengkeh dan kakao), dan 1 (satu) komoditi unggulan lokal (pala). Komoditas unggulan perkebunan ini akan dikembangkan melalui ekstensifikasi dan intensifikasi dengan mensinergikan seluruh sumberdaya perkebunan (lahan, SDM, teknologi, kelembagaan dan dukungan manajemen informasi). 4. Telaahan rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis Pola ruang sesuai rencana tata ruang wilayah Kabupaten Maluku Tengah tahun 2009 2029 yang berkaitan dengan layanan SKPD Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Maluku Tengah adalah mengindikasikan makin meningkatnya layanan bidang perkebunan. Alokasi ruang untuk pengembangan perkebunan yang mencapai
21 sekitar 4,5 (empat koma lima) kali dibandingkan dengan kondisi saat ini, mengindikasikan masih terbukanya peluang pengembangan sektor perkebunan sekaligus meningkatnya layanan bidang perkebunan Fokus perluasan dan atau pengembangan perkebunan akan diarahkan di wilayah Kabupaten Maluku Tengah yang ada di Pulau Seram sesuai arahan lokasi rencana tata ruang wilayah, sedangkan di pulau-pulau kecil seperti pulau Ambon, Saparua, Haruku, dan Nusalaut, layanan perkebunan diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya rehabilitasi dan peremajaan. Namun demikian, peningkatan layanan dan pengembangan sektor perkebunan harus tetap memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan lingkungan sehubungan dengan indikasi dan penetapan sebagian wilayah di Pulau Seram sebagai wilayah rawan bencana. Aspek lain yang juga merupakan dasar untuk perancangan kebijakan, rencana, dan/atau program yang menjadi fokus layanan SKPD adalah Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. KLHS memuat kajian terhadap hal-hal sebagai berikut : (1) kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan, (2) perkiraan mengenai dampak dan resiko lingkungan hidup, (3) kinerja layanan/jasa ekosistem, (4) efisiensi pemanfaatan sumber daya alam, (5) tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim, dan (6) tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati. Berdasarkan hasil telaahan Renstra Kementerian Pertanian, SKPD Provinsi Maluku yang membidangi urusan pemerintahan perkebunan dan peternakan serta visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tengah tahu 2012 2017, maka seluruh rencana program 2013 2017 yang menjadi fokus layanan SKPD Dinas Perkebunan dan peternakan Kabupaten Maluku Tengah telah diintegrasikan dan menjadikan prinsip pembangunan berkelanjutan sebagai dasar pelaksanaannya. Rencana program dan kegiatan SKPD Dinas Perkebunan dan Peternakan diarahkan untuk memperkuat seluruh aspek KLHS karena posisi dan peran kegiatan yang akan dilaksanakan sebagian besar berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian bencana.
22 5. Penentuan isu isu strategis Isu strategis adalah suatu keadaan atau kondisi yang apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka penjang. Berdasarkan identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi SKPD, telaahan visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tengah 2012 2017, telaahan rencana strategis Kementerian Kementerian Pertanian cq. Direktorat Jenderal Kementerian Perkebunan, SKPD Provinsi Maluku yang menangani urusan pemerintahan bidang perkebunan dan peternakan, telaahan rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis,diidentikasi beberapa isu strategis pembangunan perkebunan dan peternakan di Kabupaten Maluku Tengah untuk 5 (lima) tahun mendatang sebagai berikut : a. Pemerintah serius mengatasi masalah-masalah lingkungan terutama yang berkaitan langsung dengan perubahan iklim global. Oleh karena itu upaya-upaya mencegah dan menurunkan deforestasi dan degradasi lahan akan semakin diintensifkan b. Produktivitas dan mutu produk tanaman dan ternak, perkebunan rakyat rendah, antara lain diakibatkan oleh masalah-masalah struktural tata kelola perkebunan dan peternakan, terutama yang berkaitan dengan kebijakan pemberian akses permodal, agraria, teknologi, informasi, dan kelembagaan; c. Kecenderungan timbulnya dampak sosial dan lingkungan sehubungan dengan adanya investasi swasta di sub sektor perkebunan dan peternakan. Belum ada kebijakan yang jelas untuk penyelesaian masalah-masalah keagrariaan di Provinsi Maluku.