BAB I PENDAHULUAN. ciptaan Allah agar tercermin keimanan yang baik dan memupuk akhlak mulia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibutuhkan manusia dan tempat pengeluaran karbon dioksida sebagai hasil sekresi

BAB I PENDAHULUAN. mengi, sesak nafas, batuk-batuk, terutama malam menjelang dini hari. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bakteri, tetapi juga dapat disebabkan oleh kebiasaan atau pola hidup tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam Garis Besar Haluan Negara, dinyatakan bahwa pola dasar

BAB I PENDAHULUAN. Laennec di tahun 1819, kemudian diperinci oleh Sir William Osler pada

BAB I PENDAHULUAN. umumnya. Seseorang bisa kehilangan nyawanya hanya karena serangan

PENATALAKSANAANFISIOTERAPI PADA EFUSI PLEURA DI RS PARU Dr. ARIO WIRAWAN SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang besar di dunia luas dengan prevalensi, dan biaya yang tinggi. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Negara-negara Eropa. Di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. TB(tuberculosis) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau Chronic Obstructive

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

DEWI TRI MAULITA J

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 TBC. Bronkitis. Asfiksi. Pneumonia

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran napas dan paru seperti infeksi saluran napas akut,

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI CLOSE FRAKTUR RAMUS PUBIS DEXTRA DAN SINISTRA

BAB I PENDAHULUAN. pada paru-paru terhadap partikel asing maupun gas (GOLD, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Ini merupakan suatu potensi nasional yang besar bila dapat dibina

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit paru-paru merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia, salah

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. memulihkan fungsi fisik secara optimal(journal The American Physical

BAB I PENDAHULUAN. secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan tindakan operasi pemasangan Plate and Screw, yaitu

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period),

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pneumothorax didefinisikan sebagai suat penyakit yang berbahaya seperti

Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ISCHIALGIA DEKSTRA DI RSAL DR RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan definisi fisioterapi yaitu suatu upaya kesehatan professional yang. A. Latar Belakang

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASKA OPERASI SECTIO CAESARIA

BAB I PENDAHULUAN. Efusi pleura Di Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bronchitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada bronkus. Bronchitis

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya penurunan absorbsi cairan. Efusi dapat ditimbulkan oleh berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit paru-paru obstriktif kronis ( Chronic Obstrictive Pulmonary

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PENDERITA ASMA DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh sejak awal kehidupan

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Penemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU

BAB I PENDAHULUAN. SK/XI/2008 tentang pedoman pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik,

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pembangunan dibidang kesehatan. Dalam pembukaan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak di ikuti oleh meningkatnya kesadaran akan kesehatan. Temuan

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRAKTUR FEMUR 1/3 PROXIMAL DEXTRA DI PUSKESMAS KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ISCHIALGIA SINISTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSAL RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

BAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW

INTERVENSI ULTRA SOUND THERAPY LEBIH BAIK DARIPADA MICRO WAVE DIATHERMY TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA KASUS SINUSITIS FRONTALIS BAGI AWAK KABIN

Sistem Pernafasan Manusia

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

BAB I PENDAHULUAN. terjadi selama inspirasi, lapisan terluar mengembang; daya ini disalurkan

S T O P T U B E R K U L O S I S

BAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2011 sebanyak lima kasus diantara balita. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di. dunia dan merupakan penyakit kronis pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. subyektif, setiap orang memiliki arti sehat masing-masing. Berdasarkan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST

BAB I PENDAHULUAN. sendi secara pasif maupun aktif karena keterbatasan sendi, fibrosis jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN DENGAN PNEUMONIA DI RS PARU Dr. ARIO WIRAWAN SALATIGA

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan. penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

BAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan

Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA BELLS PALSY DEXTRA DI RSAL. DR.RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah agar dapat menikmati dan mensyukuri ciptaan Nya, maka dari itu untuk mensyukuri nikmat Allah maka dibutuhkan kesehatan baik jiwa maupun raga. Manusia juga harus menjaga semua hasil ciptaan Allah agar tercermin keimanan yang baik dan memupuk akhlak mulia pada diri manusia. Menjaga kesehatan sangat penting seperti yang dijelaskan dalam hadist Nabi R. Al-Hakim, At-Tirmizi, Ibnu Majah dalam shahih mereka berikut ini : Tak ada yang lebih buruk daripada seseorang yang mengisi perutnya melebihi batas, Cukuplah bagi seseorang beberapa suap yang membuat tubuhnya tegak seharusnya perut itu sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum, dan sepertiga lagi untuk bernafas. Efusi pelura adalah suatu kondisi kesehatan dimana jumlah kelebihan cairan menumpuk di rongga pleura. Hal ini membatasi kemampuan paru-paru dalam berkembang dan mengempis serta karenanya manusia kesulitan untuk bernafas. Ada lapisan tipis cairan di antara paru-paru dan dinding dada, dalam tubuh manusia. Cairan ini sangat penting karena bertindak sebagai pelumas antara dinding dada dan paru-paru ketika kita bernapas. Rongga atau ruang antara dinding dada dan paru-paru, dimana cairan ini terakumulasi, disebut pleura dan cairan tersebut dinamakan cairan pleura. Peningkatan abnormal dalam jumlah cairan pleura menyebabkan dinding dada terpisah dari paru-paru. Kondisi ini dikenal sebagai efusi pleura (Bram, 2014). 1

2 Rongga pleura adalah rongga yang letaknya berada di selaput yang melapisi rongga dada dan juga paru-paru, selaput tipis ini mengandung kolagen. Pada kondisi normal, cairan pleura dihasilkan dalam jumlah yang sedikit yaitu berfungsi untuk melumasi permukaan pleura. Pada saat terserang penyakit maka pleura dapat mengalami peradangan seperti masuknya udara ataupun ciaran ke dalam rongga pleura sehingga mengakibatkan paru tertekan dan kolaps (Adnan, 2011). Gejala klinis efusi pleura bervariasi dan seringkali bergantung pada penyakit yang mendasari. Gejala yang paling sering ditemui adalah sesak napas, batuk, dan nyeri dada. Batuk pada penderita efusi pleura umumnya ringan dan tidak berdahak. Nyeri dada disebabkan oleh iritasi pleura, dapat bersifat ringan sampai berat, dirasakan sebagai nyeri yang tajam, dan memburuk dengan tarikan napas dalam (nyeri dada pleuritik). Nyeri dapat menyebar ke bahu di sisi yang sama atau perut bagian atas. Adanya gejala lain menunjukkan penyakit yang mendasari efusi pleura. Pembengkakan tungkai, sesak saat berbaring, dan riwayat terbangun tiba tiba karena sesak merupakan gejala gagal jantung. Tuberkulosis paru menyebabkan gejala keringat malam, demam, batuk darah, dan penurunan berat badan. Batuk darah juga dapat ditemui pada keganasan, gangguan saluran napas, dan kematian jaringan paru. Efusi pleura pada radang paru paru (pneumonia) menimbulkan gejala demam, batuk berdahak, dan sesak napas (Natharina, 2014). Menurut World Confideration Physical Therapy (WCPT), Fisioterapi adalah bentuk layanan kepada individu dan masyarakat untuk mengembangkan,

3 memelihara dan memulihkan kemampuan fungsional dan gerak maksimal sepanjang kehidupan. Hal tersebut termasuk menyediakan layanan pada kondisi dimana gerak dan fungsi gerak terancam oleh faktor penuaan, cedera, kesakitan, penyakit, kelainan, atau kondisi lingkungan (Yongkru, 2016). Peran fisioterapis dalam kasus ini sangat penting untuk memperbaiki status dan fungsi respirasi dari pasien yang mengalami penyakit atau gangguan fungsi organ pernapasan yang dikenal dengan nama efusi pleura. Dalam permasalahan yang terdapat pada kasus efusi pleura, penulis menggunakan modalitas Infrared radiation dan breathing exercise. Sinar infrared adalah pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 7.700 4 juta A. Sinar infra merah yang bergelombang pendek (7.700 12.000 A) penetrasinya sampai pada lapisan dermis atau sampai kelapisan bawah kulit, sedangkan yang bergelombang panjang (diatas 12.000 A) penetrasinya hanya sampai pada superficial epidermis (Anang, 2011). Dilihat dari aspek fisioterapi, permasalahan pada kasus effusi pleura dapat menimbulkan berbagai tingkatan gangguan baik impairment, disability, functional limitation sehingga dapat menganggu aktifitas sehari-hari. Oleh karena itu program fisioterapi yang diberikan bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dengan menggunakan modalitas yang tepat. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah maka rumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini adalah (1) Apakah dengan Infrared dan breathing exercise dapat

4 mengurangi nyeri dada? (2) Apakah penggunaan infrared yang dikombinasikan dengan latihan breathing exercise berupa diaphragmatic breathing exercise dapat mengurangi sesak nafas?(3) Apakah pengunaan infrared dan breathing exercise dapat meningkatkan kemampuan ekspansi thorax? C. Tujuan Karya Tulis Ilmiah Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 2 hal, tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu sebagai berikut : 1. Tujuan Umum a. Untuk memenuhi persyaratan program Diploma III Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. b. Untuk mengetahui hasil dan penatalaksanaan fisioterapi pada efusi pleura. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui manfaat pemberian infrared dan breathing exercise untuk mengurangi nyeri pada dada pada kasus efusi pleura. b. Untuk mengetahui manfaat pemberian infrared dan breathing exercise berupa diapraghmatic breathing exercise dalam mengurangi sesak nafas pada kasus efusi pleura. D. Manfaat Karya Tulis Ilmiah 1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

5 Memberikan gambaran bahwa radiasi sinar infrared dan breathing exercise dapat diterapkan pada pasien dengan kondisi Efusi Pleura. 2. Bagi Fisioterapis Memberikan pandangan agar bisa mendapatkan metode terapi yang tepat dan bermanfaat dalam melakukan penanganan pada kondisi Efusi Pleura. 3. Bagi Penulis Menambah dan memperluas wawasan maupun pengetahuan penulis tentang kondisi Efusi Pleura dan bentuk pelayanan fisioterapi. 4. Bagi Pembaca Mendapat gambaran tentang kondisi Efusi Pleura, yang memberikan informasi penting sehingga pembaca dapat mengetahui faktor resiko sebagai pencetus dan menjadi individu yang berusaha untuk menghindari faktor tersebut.