BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Bendungan Urugan I. Dr. Eng Indradi W. Tuesday, May 14, 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

STUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. G.

Bendungan Urugan II. Dr. Eng Indradi W. Sunday, May 19, 13

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.8.5 Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Air Kerusakan Permukaan Tanah Sumber dan Macam Bahan Pencemar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air. Melalui periode ulang, dapat ditentukan nilai debit rencana. Debit banjir

I. PENDAHULUAN. tanggul, jalan raya, dan sebagainya. Tetapi, tidak semua tanah mampu mendukung

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

I. PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai pondasi pendukung pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

Bab 1. Pendahuluan Pengaruh variasi kepadatan awal terhadap perilaku kembang susut tanah lempung ekspansif di Godong -Purwodadi

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan tanah yang terkompresi yang berupa fase awal

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS STABILITAS BENDUNGAN SELOREJO AKIBAT RAPID DRAWDOWN BERDASARKAN HASIL SURVEY ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY (ERT)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tanah merupakan bagian penting dalam suatu konstruksi yang mempunyai fungsi menyangga konstruksi di

RESUME APLIKASI MEKANIKA TANAH DALAM PERTAMBANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Lapisan bumi ditutupi oleh batuan, dimana material tersebut mengandung

PERILAKU TANAH LEMPUNG TANON YANG DISTABILISASI DENGAN TANAH GADONG DAN KAPUR (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di daerah kota yang padat dan sekaligus daerah dimana

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGGUNAAN BETON MATRAS SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF UNTUK PENANGGULANGAN BOCORAN PADA TANGGUL SALURAN IRIGASI

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. bangunan, jalan (subgrade), tanggul maupun bendungan. dihindarinya pembangunan di atas tanah lempung. Pembangunan konstruksi di

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

I. PENDAHULUAN. berbagai bahan penyusun tanah seperti bahan organik dan bahan mineral lain.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat

1. DEFINISI BENDUNGAN

KARAKTERISASI BAHAN TIMBUNAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BENDUNGAN DANAU TUA, ROTE TIMOR, DAN BENDUNGAN HAEKRIT, ATAMBUA TIMOR

PENGGUNAAN SIRTU MALANGO SEBAGAI BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH DITINJAU DARI SPESIFIKASI UMUM 2007 DAN 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu fungsi pembangunan sabo dam adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pemanfaatan tanah dalam bidang teknik sipil memegang peranan penting,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEBUAH BENDUNGAN/WADUK

2. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength of Soil ), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser Langsung ( Direct Shear Test ) b.

BAB III METODOLOGI. Setiap perencanaan akan membutuhkan data-data pendukung baik data primer maupun data sekunder (Soedibyo, 1993).

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PENGENDALIAN SEDIMEN SUNGAI SERAYU DI KABUPATEN WONOSOBO

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

air tanah (drainase tanah), mengganti tanah yang buruk.

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

Instrumentasi tubuh bendungan tipe urugan dan tanggul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tata cara desain tubuh bendungan tipe urugan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

PENGARUH PERSENTASE KADAR BATU PECAH TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH PASIR (Studi Laboratorium)

BAB I PENDAHULUAN. golongan, yaitu : struktur perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan struktur

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ANALISA STABILITAS TUBUH BENDUNGAN PADA PERENCANAAN BENDUNGAN LADONGI KABUPATEN KOLAKA TIMUR SULAWESI TENGGARA

POLA ALIRAN DI DALAM TUBUH MODEL TANGGUL MENGGUNAKAN UKURAN PARTIKEL TANAH MAKSIMUM 1 mm. Oleh : DEWI WULAN RATNASARI F

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kajian Tanah Ekspansif, Jalan Akses Jembatan Suramadu Sisi Madura ABSTRAK

BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI

ANALISA PERMEABILITAS ZONA INTI DAN ZONA FILTER BENDUNGAN LOGUNG

POLA ALIRAN DI DALAM TUBUH MODEL TANGGUL MENGGUNAKAN UKURAN PARTIKEL TANAH MAKSIMUM 1 mm DEW1 WULAN RATNASARI

DAFTAR ISI. Agus Saputra,2014 PENGARUH ABU SEKAM PADI TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LUNAK

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dari bebatuan yang sudah mengalami pelapukan oleh gaya gaya alam.

ANALISA KONSOLIDASI DAN KESTABILAN LERENG BENDUNG KOSINGGOLAN

PEMANFAATAN BATUGAMPING KEPRUS SEBAGAI CAMPURAN AGREGAT PADA LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS B

KONSTRUKSI BANGUNAN TEKNIK

I. PENDAHULUAN. beban lainnya yang turut diperhitungkan, kemudian dapat meneruskannya ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. membentuk masa padat. Jenis beton yang dihasilkan dalam perencanaan ini adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Semarang merupakan Universitas di bawah Yayasan Alumni Universitas Diponegoro yang di dalamnya terdapat banyak jurusan, salah satu jurusan yang ada di Universitas Semarang adalah Jurusan S-1 Teknil Sipil. Syarat untuk mendapatkan gelar S- 1 adalah dengan membuat tugas akhir. Ilmu-ilmu yang telah didapat melalui perkuliahan pada semester sebelumnya diharapkan dapat diaplikasikan untuk penyusunan laporan tugas akhir secara sistematis, logis dan informatif serta didukung dengan adanya data yang akurat analisis yang tepat sehingga laporan tugas akhir dapat tersusun dengan baik. Diharapkan setelah menyusun laporan tugas akhir ini, dapat dijadikan bekal bagi mahasiswa untuk melangkah menuju dunia kerja, khususnya dalam bidang perencanaan konstruksi dan usaha jasa konstruksi. Laporan tugas akhir ini memuat suatu penelitian tentang uji kepadatan dan permeabilitas terhadap bahan timbunan pada zona 4 material random pada bendungan logung kudus yang teletak di desa kandangmas kecamatan dawe kabupaten kudus. Uji penelitian tersebut diperlukan agar mengetahui tingkat kepadatan dan penyerapan pada zona timbunan tersebut supaya tidak terjadi keruntuhan maupun rembesan yang tidak diinginkan pada tubu bendungan tersebut. Material yang di gunakan yaitu hasil galian pada sisi pelimpah samping dan galian pada tubuh bendungan. Bendungan adalah suatu konstruksi yang dibangun melintang pada aliran sungai, untuk tujuan menampung genangan air. Selain itu bendungan dapat difungsikan sebagai penyedia air bersih untuk irigasi dan pembangkit listrik tenaga air. Berdasarkan konstruksinya, bendungan dibedakan menjadi dua tipe yaitu, bendungan urugan (fill dams, embankment dams), dan bendungan beton (concrete dams). Salah satu bendungan tipe urugan yang sedang dibangun yaitu bendungan Logung, yang terletak di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Bendungan urugan adalah suatu bendungan yang dibangun dengan cara menimbunkan bahan-bahan seperti: batu, krakal, kerikil, pasir dan tanah pada komposisi tertentu dengan fungsi sebagai pengempang atau pengangkat permukaan air yang terdapat di dalam waduk di udiknya.

Didasarkan pada ukuran butirnya dari bahan timbunan yang digunakan,, secara umum dapat dibedakan 2 type bendungan urugan, yaitu: 1. Bendungan urugan batu (rock fill dam) disingkat dengan istilah Bendungan batu. 2. Bendungan urugan tanah (earth fill dam) disingkat dengan istilah Bendungan tanah. Selain kedua jenis tersebut, terdapat pula bendungan urugan campuran, yaitu terdiri dari timbunan batu di bagian hilirnya yang berfungsi sebagai penyangga, sedang bagian udiknya terdiri dari timbunan tanah yang disamping berfungsi sebagai penyangga tambahan, terutama berfungsi sebagai tirai kedap air. Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengempang air atau penganngkat permukaan air di dalam suatu waduk, maka secara garis besarnya tubuh bendungan merupakan penahan rembesan air ke arah hilir serta penyangga tandonann air tersebut. Ditinjau dari penempatan serta susunan bahan yang membentuk tubuh bendungan untuk dapat digolongkan dalam 3 (tiga) type utama, yaitu: 1. Bendungan urugan homogen (bendungan homogen). 2. Bendungan urugan zonal (bendungan zonal). 3. Bendungan urugan bersekat (bendungan sekat). Untuk dapat membedakan ketiga type tersebut, maka skema serta uraian singkatnya tertera pada Gbr 1-1.

Gambar 1.1 Klasifikasi Bendungan Type Urugan. Pada pembahasan tugas akhir ini adapun hal-hal mengenai proses penyusunan dan uji penelitian yang dilakukan yaitu mengacu pada pembahasan zona 4 timbunan material tanah random atau tanah campuran sebagai bahan timbunan yang nantinya digunakan pada zonan 4 tersebut yaitu mengenai uji kelayakan material atau quality control material tersebut yang telah ditetapkan spesifikasinya oleh depatemen pekerjaan umum dan perumahan rakyat melalui balai besar wilaya sungai pemali-juana. Gambar 1.2 Potongan Memanjang Bendungan

Gambar 1.3 Potongan Melintang Bendungan. Zona 4 Random Tanah Kebutuhan Volume Bahan timbunan = 1.079.917,00 m3 Gambar 1.4 Detail Zona 4 Tanah Random. Bahan tubuh bendugan urug yang membentuk tubuh bendungan terdiri dari batuan atau tanah bergradasi berbeda dalam urutan pelapisan tertentu (zona lulus air dan zona kedap air). Zona inti kedap air merupakan koefisien permeabilitas < 10-5 cm/s, retakan dan rembesan harus dihindari. Gradasi zona kedap air dipilih agar tidak terjadi penurunan yang berbeda dengan zona disampingnya. Tebal zona ini ditentukan oleh batas minimum rembesan (30-50% dari tinggi air). Filter yakni untuk mencegah erosi buluh, biasanya ditempatkan pada kedua sisi zona kedap air. Rembesan dari zona ini dialihkan melalui drainase horoizontal. Tebal filter disesuaikan dengan workability, clogging dan gempa. Zona transisi/ semi lulus air dipasang diantara zona kedap air dan lulus air, untuk

mencegah perbedaan gradasi yang signifikan. Zona transisi dapat dicampur dengan kerikil, pasir, batuan lapuk atau batuan pecah, selanjutnya yaitu Zona lulus air berfungsi memikul beban air dan menstabilkan lereng hilir terhadap gaya luar. Bahkan sangat halus agar air hujan dan air sisa bebas mengalir. Bahkan dapat berupa batuan keras, keraka ataupun kerikil. Bila dipasang dibagian udik harus mempunyai ketahanan tinggi terhadap tekanan gelombang air. Bendungan urugan mempunyai alas yang luas sehingga beban yang harus didukung oleh pondasi bendungan per satuan unit luas biasanya kecil. Beban utama yang harus didukung oleh pondasi terdiri dari berat tubuh bendungan dan tekanan hydrostatis dari air dalam waduk. Karena hal tersebut, maka bendungan urugan dapat dibangun di atas batuan yang sudah lapuk atau diatas alur sungai yang tersusun dari batuan sedimen dengan kemampuan daya dukung yang rendah asalkan kekedapannya dapat diperbaiki pada tingkat yang dikehendaki. Akan tetapi type ini mempunyai kelemahan yang cukup berarti, yakni tidak mampu menahan limpasan di atas mercunya, dimana limpasan-limpasan pada lereng hilir yang dapat mengakibatkan jebolnya bendungan tersebut. Pada pelaksanaa calon bendungan bahan untuk tubuh bendungan dapat digunakan batuan yang terdapat di sekitar calon bendungan dan pembangunannya dapat dilaksanakan pada hampir semua kondisi geologi dan geografi yang dijumpai. Material geologi dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis yakni material tanah dan material batu. Material tanah merupakan material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersemetasi (terikat secara kimia) satu sama lain. Material tanah ada beberapa faktor yang perlu diperhatiakan dalam faktor eksplorasi tanah, keperluan menggunakan tanah sebagai tempat konstruksi, keperluan penyelidikan tanah sebagai syarat-syarat peraturan bangunan setempat. Sedangkan material batu untuk kepentinga bangunan diperlukan sifat-sifat batuan, antara lain porositas, kerapatan, kekuatan dan ketahanan. Adapun agar mengetahui perilaku maupun penyebaran material geologi tersebut dapat diketahui dengan melalui proses pengujian pada material tersebut. Nilai koefisien permeabilitas tanah merupakan hal yang perlu diketahui. Mengetahui nilai koefisien permeabilitas tanah maka aliran air dalam tanah dapat diprediksi. Besar kecilnya aliran air dalam tanah dapat digunakan menjadi salah satu dasar untuk melakukan perancangan bangunan teknik sipil. Dasar yang dimaksud adalah sebagai salah satu pertimbangan untuk meningkatkan pelayanan tanah yang dimaksud.

Dalam pencegahan kerusakan tanah sebagai fondasi, aliran air didalam tanah yang dikenal dengan nilai permeabilitas tanah juga dapat dikatakan sebagai faktor yang mempengaruhi kekuatan tanah. Tanah dengan kecepatan aliran air yang besar atau dengan nilai koefisien permeabilitasnya besar akan lebih rentan mengalami kerusakan dibandingkan dengan tanah yang mempunyai nilai permeabilitas yang kecil. Dari beberapa percobaan telah dijelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi nilai permeabilitas tanah maupun kepadatan tanah adalah: jenis tanah, bentuk dan ukuran tanah, komposisi mineral, jumlah pukulan, rongga pori, drajat kejenuhan dan tipe aliran. Material tanah random atau tanah campuran yang terdiri dari batuan-batuan serta elemen unsur lainnya merupakan satu jenis dengan sifat permeabilitas tinggi. Karena hal tersebut maka untuk memperoleh permeabilitas yang ditetapkan untuk suatu konstruksi maka dilakukan uji standar proctor untuk mengetahui kepadatan material tanah random tersebut dan tentunya dilakukan pengujian lapangan. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang sering dihadapi yang berhubungan dengan tanah adalah besarnya rebesan air dalam tanah. Rembesan air dalam tanah terjadinya sufosi (erosi dalam atau piping) oleh gaya-gaya yang timbul dalam aliran filtrasi yang terjadi di dalam tubuh bendungan dan longsoran yang terjadi baik pada lereng hulu, maupun lereng hilir tubuh bendungan akan menjadi masalah yang fatal jika jumlah air yang merembes terlalu banyak. Masalah tersebut diantisipasi untuk mengurangi rembesan air dalam yang akan diamati dalam nilai koefisien permeabilitas tanah serta kepadatan atau standart proctor dan pengujian lapangan. Pemadatan merupakan salah satu usaha untuk memperkecil permeabilitas tanah. Untuk itu perlu diamati bagaimana pengaruh pemadatan tanah terhadap nilai permeabilitas suatu tanah agar nantinya dapat digunakan sebagai bahan timbunan. Campuran tanah yang terdiri dari berbagai ukuran juga mempengaruhi nilai besar kecilnya permeabilitas dan tingkat kepadatan yang dihasilkan. Selain itu campuran tersebut juga akan mengubah parameter-parameter lainnya. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. mendapatkan nilai koefisien permeabilitas tanah.

2. Mendapatkan nilai kepadatan dengan cara pemadatan langsung lapangan dan pemadatan standard proctor. 3. Mengetahui sifat fisis tanah melalui: a) Uji soil test. b) Uji direct shear test. c) Uji Sieve Analysis dan Hydrometer. d) Uji Batas Atterberg meliputi: Batas Cair (liquid limit) Batas Plastis (plastic limit) Indeks Plastisitas (Plastis Index) e) Uji Berat Jenis (Spesific Gravity). 1.4 Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini manfaat atau kontribusi yang diharapkan adalah akan diketahui tentang karakteristik tanah. Serta memberikan pengetahuan sifat fisis tanah random sebagai bahan timbunan dan pengetahuan hasil dari penelitian ini akan menjadi informasi tambahan bagi setiap instansi dan pihak-pihak lainnya yang terkait akan kondisi tanah di wilayah tesebut yang ingin membangun struktur sipil yang aman dan nyaman bagi penggunanya. 1.5 Batasan Masalah Penelitian Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas sehingga pembahasan tidak terfokus pada tujuan awal maka penelitian yang dilakukan ini dibatasi dalam beberapa hal Adapun batasan-batasan dalam penelitian ini adalah : 1. Material yang digunakan adalah jenis tanah campuran atau random, yaitu jenis batuan lapuk yang berasal dari hasil galian pelimpah samping pada bendungan, dikarenkan jenis kontruksi bendungan tersebut yaitu jenis tipe bendungan berzona yang terdiri dari lima zona yakni Inti kedap air, filter halus,filter kasar, material tanah campuran (random) dan rip-rap. Pada penelitian ini pembahasan yang dilakukan yaitu pada jens tanah campuran atau material random yang berada dilokasi yaitu desa kandangmas, kec dawe, kab kudus, jawa tengah. 2. Pengujian yang dilakukan meliputi: a. Uji soil test b. Uji direct shear test

c. Uji Analisis Saringa (Sieve Analysis dan Hydrometer) d. Uji Batas Atterberg meliputi: Batas Cair (liquid limit) Batas Plastis (plastic limit) Indeks Plastisitas (Plastis Indeks) e. Uji Berat Jenis (Spesific Gravity) f. Pemadatan lapangan dan pemadatan standard proctor g. Permeability Test h. Tial Embankment. 1.6 Sistematika Penulisan Laporan Penelitian Dalam penyusunan Proposal Tugas Akhir Penelitian ini, sistematika penyusunan laporan tugas akhir yang digunakan antara lain sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Pada bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, lokasi penelitian, dan sistematika penulisan hasil laporan penelitian. BAB II Tinjauan Pustaka Pada bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungandengan penelitian,seperti sistem klasifikasi tanah, sistem AASTHO, tanah random, pemadatan, hukum darcy, permeabilitas, direct shear test, pengujian kadar air, berat jenis, batas-batas atterberg, sieven analysis dan trial embankment. BAB III Metodologi Penelitian Pada bab ini dijelaskan mengenai cara yang digunakan saat proses penelitian berlangsung baik seperti pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik analisis data. BAB IV Hasil dan Analisis Pada bab ini dijelaskan mengenai data yang diperoleh dari hasil Pengujian sifat fisik tanah yang dilakukan dilaboratorium dan analisis dari data yang diperoleh.

BAB V Penutup Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil yang telah didapat selama pelaksanaan penelitian dan rekomendasi untuk penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN