BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

KLIPPING BANK OLEH : NUR. FRATIWI KELAS : X IPS 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. jalan mengedarkan alat-alat pembayaran berupa uang giral.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank lainnya. Menurut Manurung dan Manurung (2009: 7) mendefinisikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. melakukan pembayaran artinya keadaan perusahaan dalam keadaan likuid, tetapi

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi

BAB II LANDASAN TEORI. demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (surplus) kepada pihak yang kekurangan dana (deficit) di samping

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil

PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan diperbaharui dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998.

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum, pengertian CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

Kegiatan- kegiatan tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut:

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RUANG LINGKUP PERBANKAN KOMPUTERISASI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN, MANAJEMEN, 2 SKS

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

BAB II LANDASAN TEORI. Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank

Tinjauan Atas Laporan Arus Kas Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Purwakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kelebihan dana (surplus) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit), selain itu

No.8/26/DPbS Jakarta, 14 November 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

Sistem Informasi Perbankan, Pertemuan Ke-1 PENGENALAN BANK. DEFINISI BANK BANK Bahasa ITALIA Banco yang artinya Bangku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

Bab 10 Pasar Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dinda Yani Kusuma (2011)

BAB II BANK SEBAGAI PENYALUR KREDIT. bahwa bank berasal dari bahasa Italia, banca yang berarti bence yaitu suatu

BAB II LANDASAN TEORITIS

RMK AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD AKUNTANSI MODAL BANK

BAB II LANDASAN TEORI. Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ahli. Berikut ini beberapa pengertian bank antara lain:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bergantung kepada dinamika perkembangan dan konstribusi nyata dari sektor

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Manfaat menabung bisa diperoleh hasilnya ketika kita menjalani

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang. mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Mengenai Perbankan di Indonesia. Di Indonesia, bank merupakan prime source (sumber utama)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Perbankan Indonesia Dalam pembangunan suatu bangsa, mencakup didalamnya pembangunan ekonomi, memerlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayai, karena pembangunan sangat memerlukan ketersediaan dana. Oleh karena itu keberadaan lembaga keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Lembaga keuangan yang terlibat dalam suatu pembiayaan pembangunan ekonomi dibagi menjadi dua, yaitu Lembaga Keuangan Bank (LKB) dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Keduanya merupakan lembaga intermediasi keuangan. Latumaerissa (2011:40) mengungkapkan pengertian lembaga keuangan sebagai berikut : Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama berbentuk asset keuangan (financial assets) atau tagihan (claims) dibandingkan dengan aset nonkeuangan (nonfinancial assets). Maka dalam dunia modern sekarang ini, diperlukannya peran serta lembaga keuangan bagi pembangunan ekonomi, terutama peranan perbankan sangatlah besar dalam memajukan perekonomian. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu, saat ini dan di masa yang akan datang dalam menjalankan aktivitas keuangan baik perorangan maupun lembaga, baik sosial atau perusahaan tidak akan terlepas dari dunia perbankan. 2.1.1 Pengertian Bank Bagi masyarakat, bank merupakan suatu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Bank adalah suatu tempat yang dijadikan sebagai tempat untuk melakukan transaksi yang berhubungan dengan keuangan seperti, tempat mengamankan uang, melakukan investasi, pengiriman uang, melakukan

pembayaran, atau melakukan penagihan. Disamping itu peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara. Bank termasuk perusahaan industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Agar pengertian bank menjadi jelas, penulis mengutip beberapa definisi atau rumusan yang dikemukakan para penulis sebagai berikut: Pengertian bank menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 sebagai berikut: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Adapun pengertian Bank menurut Hasibuan (2009:2) : Bank adalah lembaga keuangan, pencipta uang, pengumpul dana dan penyalur kredit, pelaksana lalu lintas pembayaran, stabilisator moneter, serta dinamisator pertumbuhan ekonomi. Sedangkan menurut Kasmir (2012:3), bank didefinisikan sebagai berikut: Bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Dari beberapa pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan sebuah lembaga atau perusahaan yang aktifitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana, kemudian menempatkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama, yaitu: 1. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan

2. Menyalurkan dana, dalam bentuk kredit atau pinjaman 3. Memberikan jasa bank lainnya. 2.1.2 Fungsi Bank Secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai perantara keuangan atau (financial intermediary). Secara spesifik fungsi bank seperti yang dikemukakan oleh Latumaerissa (2011:135), sebagai berikut: 1. Agent of Trust (Jasa dengan kepercayaan) Fungsi ini menunjukkan bahwa aktivitas intermediasi yang dilakukan dunia perbankan dilakukan berdasarkan asas kepercayaan, dalam pengertian bahwa kegiatan pengumpulan dana yang dilakukan oleh bank tentu harus didasari rasa percaya dari masyarakat atau nasabah terhadap kredibilitas dan eksistensi dari masing-masing bank, karena tanpa rasa percaya masyarakat tidak akan menitipkan dananya di bank yang bersangkutan. 2. Agent of Development (Jasa untuk pembangunan) Fungsi ini sangat berkaitan dengan tanggung jawab bank dalam menunjang kelancaran transaksi ekonomi yang dilakukan oleh setiap pelaku ekonomi. Dalam kegiatan ekonomi kita ketahui bahwa kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah. Kegiatan produksi dilakukan untuk menambah nilai guna barang yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kegiatan distribusi berkaitan dengan kegiatan menyalurkan barang yang telah diproduksi dari produsen kepada konsumen dengan menggunakan saluran-saluran distribusi yang tersedia. Kegiatan konsumsi adalah tindakan untuk mengurangi nilai guna dari suatu barang. Semua kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan uang sebagai alat pembayaran, alat kesatuan hitung, dan alat pertukaran. Karena hal ini, maka bank sebagai lembaga keuangan tentu mempunyai peran yang sangat strategis, sehingga dari aspek ini bank berfungsi untuk menjembatani semua kepentingan pelaku ekonomi dalam transaksi ekonomi yang dilakukan.

3. Agent of Service (Jasa Pelayanan) Industri perbankan adalah lembaga yang bergerak di bidang jasa keuangan maupun jasa non keuangan. Sebagai bank, di samping memberikan pelayanan jasa keuangan sebagaimana kegiatan intermediasi yang selalu dilakukan, maka bank juga turut serta dalam memberikan jasa pelayanan yang lain seperti jasa transfer (payment order), jasa kotak pengaman (safety box), jasa penagihan, atau inkaso (collection) yang saat ini telah mengalami perubahan dengan nama city clearing. Dengan pemahaman ini maka dapat diketahui bahwa sesungguhnya bank tidak hanya dipahami dalam kedudukannya sebagai lembaga intermediasi semata-mata, tetapi juga memiliki fungsi-fungsi lainnya. 2.1.3 Jenis-Jenis Bank Dalam praktiknya perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan seperti yang di atur dalam undang-undang Perbankan. Menurut Kasmir (2012:20) jenis-jenis perbankan dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu: segi fungsi, segi kepemilikannya, segi status dan segi cara menentukan harga. 1. Jenis-Jenis Bank dilihat dari Fungsinya Menurut Undang-undang Pokok Perbankan nomor 14 tahun 1967 yang dikutip oleh Kasmir (2012:20) jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari: 1. Bank Umum 2. Bank Pembangunan 3. Bank Tabungan 4. Bank Pasar 5. Bank Desa 6. Lumbung Desa 7. Bank Pegawai 8. Dan bank lainnya

Pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sesuai dengan Undang-undang No.10 tahun 1998 sebagai berikut: 1. Bank Umum Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembiayaan. Sifat yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, bahkan keluar negeri (cabang). Bank umum sering disebut dengan bank komersil (commercial bank). 2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya jasa-jasa perbankan yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank umum. 2. Jenis-Jenis Bank dilihat dari Segi Kepemilikannya Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan adalah : a. Bank milik pemerintah Merupakan bank akte pendirian maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank milik pemerintah antara lain: 1). Bank Negara Indonesia 46 (BNI) 2). Bank Rakyat Indonesia (BRI) 3). Bank Tabungan Negara (BTN) 4). Bank Mandiri

Kemudian Bank Pemerintah Daerah (BPD) terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Modal BPD sepenuhnya dimiliki oleh Pemda masing-masing tingkatan. Contoh BPD yang ada dewasa ini adalah: 1). BPD DKI Jakarta 2). BPD Jawa Barat 3). BPD Jawa Tengah 4). BPD DI. Yogyakarta 5). BPD Riau 6). BPD Jawa Timur 7). BPD Sulawesi Selatan 8). BPD Nusa Tenggara Barat 9). BPD Papua 10). dan BPD Lainnya b. Bank milik swasta nasional Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Kemudian akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula dengan pembagian keuntungannya untuk swasta pula. Contoh bank milik swasta antara lain: 1). Bank Bumi Putra 2). Bank Central Asia 3). Bank Danamon 4). Bank Internasional Indonesia 5). Bank Lippo 6). Bank Mega 7). Bank Muamalat 8). Bank Niaga 9). Bank Universal

c. Bank milik koperasi Merupakan bank yang kepemilikan saham-sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh bank jenis ini adalah Bank Umum Koperasi Indonesia (Bank Bukopin). d. Bank milik asing Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya pun jelas dimiliki oleh pihak asing (luar negeri). Sebagai contoh dari bank milik asing antara lain: 1). ABN AMRO bank 2). American Express Bank 3). Bank of America 4). Bank of Tokyo 5). Bangkok Bank 6). City Bank 7). Chase Manhattan Bank 8). Deutsche Bank 9). European Asian Bank 10). Hongkong Bank 11). Standar Chartered Bank e. Bank milik campuran Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia. Contoh bank campuran sebagai berikut: 1). Bank Finconesia 2). Bank Merincorp 3). Bank PDFCI 4). Bank Sakura Swadarma 5). Ing Bank 6). Inter Pacifik Bank

7). Mitsubishi Buana Bank 8). Paribas BBD Indonesia 9). Sumitomo Niaga Bank 10). Sanwa Indonesia Bank 3. Jenis-Jenis Bank dilihat dari Segi Status Jenis bank yang ketiga adalah dilihat dari segi status bank tersebut. Artinya, jenis ini dilihat dari segi kemampuannya melayani masyarakat, terutama bank umum. Pembagian jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya. Untuk memperoleh status tertentu diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteria tertentu pula. Jenis bank dilihat dari segi status, yaitu: a. Bank devisa Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Contoh transaksi ke luar negeri, inkaso keluar negeri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit (L/C) dan transaksi luar negeri lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia. b. Bank non-devisa Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non-devisa merupakan kebalikan daripada bank devisa, di mana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara (dalam negeri). 4. Jenis-Jenis Bank dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga, baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok, yaitu : a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional (Barat)

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia di mana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda. Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu: 1). Menetapkan bunga sebagai harga, untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based. 2). Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based. b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah (Islam) Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah sebagai berikut: 1). Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah); 2). Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah); 3). Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah); 4). Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah); 5). atau dengan adanya pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). 2.1.4 Kegiatan-Kegiatan Bank Dalam melaksanakan kegiatannya bank dibedakan antara kegiatan bank umum dengan kegiatan bank perkreditan rakyat. Kegiatan bank umum lebih luas dari bank perkreditan rakyat. Artinya produk ditawarkan oleh bank umum lebih beragam, hal ini disebabkan bank umum mempunyai kebebasan untuk

menentukan produk dan jasanya. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat mempunyai keterbatasan tertentu, sehingga kegiatannya lebih sempit. Adapun kegiatankegiatan perbankan menurut Kasmir (2012:33) sebagai berikut: 1. Kegiatan-kegiatan Bank Umum a. Menghimpun dana (Funding) Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal juga dengan kegiatan funding. Kegiatan membeli dana dapat dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis simpanan. Simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account. Jenis-jenis simpanan yang ada adalah: 1) Simpanan Giro (Demand Deposit) Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro. 2) Simpanan Tabungan (Saving Deposit) Merupakan simpanan pada bank yang penarikan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dilakukan menggunakan buku tabungan, slip penarikan, kuintasi, atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). 3) Simpanan Deposito (Time Deposit) Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh tempo). Penarikannya pun dilakukan sesuai jangka waktu tersebut. Namun, saat ini sudah ada bank yang memberikan fasilitas deposito yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Jenis deposito pun beragam sesuai dengan keinginan nasabah. Dalam praktiknya jenis deposito terdiri dari deposito berjangka, sertifikat deposito, dan deposito on call. b. Menyalurkan dana (Lending) Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan Lending. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui

pemberian pinjaman yang dalam masyarakat dikenal dengan nama kredit. Secara umum jenis kredit yang ditawarkan meliputi: 1) Kredit Investasi Yaitu merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang melakukan investasi atau penanaman modal. Biasanya kredit jenis ini memiliki jangka waktu yang relatif panjang, yaitu di atas satu tahun. Contoh jenis kredit ini adalah kredit untuk membangun pabrik atau membeli peralatan pabrik seperti mesin-mesin. 2) Kredit Modal Kerja Yaitu merupakan kredit yang digunakan sebagai modal usaha. Biasanya kredit jenis ini berjangka waktu pendek yaitu tidak lebih dari satu tahun. Contoh kredit jenis ini adalah untuk membeli bahan baku, membayar gaji karyawan, dan modal kerja lainnya. 3) Kredit Perdagangan Yaitu kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka memperlancar atau memperluas atau memperbesar kegiatan perdagangannya. Contoh kredit perdagangan adalah kredit untuk membeli barang dagangan yang diberikan kepada para supplier atau agen. 4) Kredit Produktif Merupakan kredit yang dapat berupa investasi, modal kerja atau perdagangan. Dalam arti kredit ini diberikan untuk di usahakan kembali sehingga pengembalian kredit diharapkan dari hasil usaha yang dibiayai. 5) Kredit Konsumtif Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi misalnya keperluan konsumsi, baik pangan, sandang maupun papan. Contoh jenis kredit ini adalah kredit perumahan, kredit kendaraan bermotor yang kesemuanya untuk dipakai sendiri. 6) Kredit Profesi

Merupakan kredit yang diberikan kepada kalangan prefesional seperti dosen, dokter atau pengacara. c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (Services) Sekalipun sebagai kegiatan penunjang, kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi bank dan nasabahnya, bahkan kegiatan ini memberikan kontribusi keuntungan yang tidak sedikit bagi keuntungan bank. Dalam praktiknya jasa-jasa bank yang ditawarkan meliputi: 1) Kiriman Uang (Transfer) 2) Kliring (Clearing) 3) Inkaso (Collection) 4) Safe Deposit Box 5) Bank Card (Kartu kredit) 6) Bank Notes 7) Bank Garansi 8) Bank Draft 9) Letter of Credit (L/C) 10) Cek Wisata (Travellers Cheque) 11) Menerima setoran-setoran, antara lain: a) Pembayaran pajak b) Pembayaran telepon c) Pembayaran air d) Pembayaran listrik e) Pembayaran uang kuliah 12) Melayani pembayaran-pembayaran, antara lain: a) Membayar Gaji/Pensiun/Honorarium b) Pembayaran deviden c) Pembayaran kupon d) Pembayaran bonus/hadiah 13) Bermain di dalam pasar modal, antara lain: a) Penjamin emisi (underwriter)

b) Penjamin (guarantor) c) Wali amanat (trustee) d) Perantara perdagangan efek (pialang/broker) e) Pedagang efek (dealer) f) Perusahaan pengelola dana (invesment company) 14) Dan jasa-jasa lainnya. 2. Kegiatan-kegiatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pada dasarnya sama dengan kegiatan Bank Umum, hanya yang menjadi perbedaan adalah jumlah jasa bank yang dilakukan BPR jauh lebih sempit. Kegiatan BPR meliputi sebagai berikut: a. Menghimpun dana hanya dalam bentuk: 1) Simpanan Tabungan 2) Simpanan Deposito b. Menyalurkan dana dalam bentuk: 1) Kredit Investasi 2) Kredit Modal Kerja 3) Kredit Perdagangan Karena keterbatasan yang dimiliki oleh BPR, maka terdapat beberapa larangan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR. Larangan tersebut meliputi: 1) Menerima Simpanan Giro 2) Mengikuti Kliring 3) Melakukan Kegiatan Valuta Asing 4) Melakukan Kegiatan Perasuransian 3. Kegiatan-kegiatan Bank Campuran dan Bank Asing Kegiatan-kegiatan bank campuran dan bank asing yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut: a. Dalam mencari dana bank asing dan bank campuran juga membuka simpanan giro dan simpanan deposito, namun dilarang menerima simpanan dalam bentuk simpanan tabungan.

b. Dalam hal pemberian kredit yang diberikan lebih diarahkan ke bidangbidang tertentu saja seperti dalam bidang: 1) Perdagangan Internasional 2) Bidang Industri dan Produksi 3) Penanaman Modal Asing/Campuran 4) Kredit yang tidak dapat dipenuhi oleh bank swasta nasional. Sedangkan khusus untuk jasa-jasa bank lainnya juga dapat dilakukan oleh bank umum campuran dan bank asing sebagaimana layaknya bank umum yang ada di Indonesia seperti berikut ini: 1) Jasa Transfer 2) Jasa Kliring 3) Jasa Inkaso 4) Jasa Jual Beli valuta Asing 5) Jasa Bank Card (kartu kredit) 6) Jasa Bank Draft 7) Jasa Safe Deposit Box 8) Jasa Pembukaan dan Pembayaran L/C 9) Jasa Bank Garansi 10) Jasa Bank Notes 11) Jasa Jual Beli Travellers Cheque 12) Dan Jasa Bank Umum Lainnya. 2.1.5 Dana Bank 2.1.5.1 Pengertian Dana Bank Bank merupakan jantung dan urat nadinya perdagangan dan pembangunan ekonomi suatu negara. Bank baru dapat melakukan operasionalnya jika dananya telah ada. Semakin banyak dana yang dimiliki suatu bank, semakin besar peluangnya untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu, setiap bank selalu berusaha untuk memperoleh dana yang optimal tetapi dengan cost of money yang wajar.

Menurut Hasibuan (2009:56) bahwa dana bank atau Loanable Fund adalah sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai suatu bank dalam kegiatan operasionalnya. Dan dana bank ini hanya berasal dari dua sumber saja, yaitu dana sendiri dan dana asing. 1. Dana Sendiri (Dana Intern), yaitu dana yang bersumber dari dalam bank, seperti setoran modal atau penjualan saham, pemupukan cadangan, Laba yang ditahan, Dan lain-lain. Dana ini sifatnya tetap. 2. Dana Asing (Dana Ekstern), yaitu dana yang bersumber dari pihak ketiga. Seperti deposito, giro, call money, Dan lain-lain. Dana ini sifatnya sementara atau harus dikembalikan. 2.1.5.2 Sumber-Sumber Dana Bank Sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam memperoleh dana bank dalam rangka membiayai kegiatan operasionalnya. Sumber dana yang dipilih dapat disesuaikan dengan penggunaan dana. Sumber-sumber dana yang ada dapat diperoleh dari sumber modal sendiri atau modal pinjaman dari masyarakat luas atau lembaga keuangan lainnya. Adapun sumber-sumber dana bank yang dapat digolongkan menurut Darmawi (2012:43) yaitu : 1) Dana dari modal sendiri Dana yang termasuk modal sendiri terdiri atas berbagai pos, yaitu : Modal yang disetor, yaitu dana yang disetor pertama kali oleh pemilik (pemegang saham) waktu pendirian bank tersebut. Dana modal ini biasanya tidak digunakan untuk operasional, tetapi digunakan untuk biaya promosi, peralatan dan asset tetap lainnya. Berbagai cadangan. Cadangan ini berasal dari penyisihan sebagian laba untuk mengantisipasi risiko. Istilah yang dipakai dalam laporan keuangan bank untuk cadangan ini, adalah penyisihan penghapusan, misalnya penyisihan penghapusan kredit. Laba yang ditahan (retained earning) merupakan sebagian laba yang disetujui rapat pemegang saham untuk tidak dibagikan sebagai deviden.

Agio saham, modal sumbangan, selisih penjabaran laporan keuangan, dan selisih penilaian kembali aktiva tetap, merupakan sumber dana ekuitas. 2) Dana yang berasal dari pinjaman Dana pinjaman berasal dari berbagai sumber, yaitu : Pinjaman dari bank-bank lain, sering disebut sebagai Call money, merupakan pinjaman harian antarbank dengan menggunakan instrument pasar uang, misalnya promes. Pinjaman biasanya diminta untuk menutupi kebutuhan mendesak, seperti misalnya menutup kekalahan kliring. Jangka waktu call money ini adalah jangka pendek, biasanya tidak lebih dari satu bulan. Kadangkadang dana dipinjam untuk satu malam saja, sehingga sering disebut sebagai overnight call money. Pinjaman dari lembaga financial bukan bank Pinjaman dari Lembaga financial bukan bank ada yang berupa pinjaman dengan akta kredit, tetapi ada pula berupa penjualan sekuritas finansial yang diterbitkan kepada lembaga tersebut. Sekuritas ini memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan sehingga dapat diperjual belikan dalam pasar finansial. Misalnya, sertifikat deposito. Pinjaman dari Bank Sentral Untuk membiayai usaha-usaha masyarakat yang tergolong prioritas, seperti kredit investasi pada sektor tertentu, dulu dikenal sebagai Kredit Likuiditas Bank Indonesia. 3) Dana dari deposit nasabah Dana simpanan (deposit) masyarakat merupakan jumlah dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank. Deposit ini terdiri dari berbagai bentuk: Simpanan dalam bentuk rekening giro. Giro adalah simpanan nasabah pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, atau surat perintah

pembayaran atau dengan perintah pemindahbukuan, termasuk penarikan melalui ATM. Simpanan dalam bentuk tabungan. Tabungan merupakan simpanan masyarakat pada bank, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui buku tabungan atau melalui ATM. Simpanan dalam bentuk deposito berjangka. Deposito berjangka merupakan simpanan masyarakat pada bank yang jangka waktunya jatuh temponya ditentukan oleh nasabah. Deposito ini hanya bisa diuangkan kembali pada tanggal jatuh temponya. 4) Dana dari pasar finansial Pasar finansial menyediakan berbagai fasilitas untuk melancarkan jual-beli sekuritas finansial. Pasar finasial terbagi atas pasar uang (money market) untuk sekuritas jangka pendek dan pasar modal (capital market) untuk sekuritas jangka panjang. Untuk mendapatkan dana, bank bisa menerbitkan sekuritas antara lain sertifikat deposito, promes, obligasi, dan sebagainya. Dan bank dapat menawarkan dalam pasar finansial. 2.2 Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Di sisi lain Farid dan Siswanto yang dikutip oleh Fahmi (2012:2), menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberikan bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial. Lebih lanjut Munawir mengatakan yang dikutip oleh Fahmi (2012:2) bahwa :

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu bagi para pengguna (users) untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial. Sedangkan menurut Fahmi (2012:4) menyatakan bahwa laporan keuangan sebagai berikut: Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan laba laporan perubahan posisi keuangan (misalnya, laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan perusahaan, kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan. Baik kepada pemilik, manajemen maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut. Yang digunakan untuk pengambilan keputusan yang rasional. Kemudian laporan keuangan juga menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu bank pada suatu periode. 2.2.2 Tujuan dan Kegunaan Laporan Keuangan Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran, serta melihat kondisi suatu perusahaan. Baik kondisi pada saat ini maupun dijadikan sebagai alat prediksi untuk kondisi di masa yang akan datang (forecast analyzing). Penyajian tujuan serta penggunaan laporan keuangan bank tersebut menurut Fahmi(2012:5) dimaksudkan sebagai berikut: 1. Memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter.

2. Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pembuatan keputusan bisnis dan ekonomis oleh investor yang ada dan yang potensial, kreditor, manajemen, pemerintah, dan pengguna lainnya. 3. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 4. Memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. 5. Ditujukan sebagai pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya kepada pemilik perusahaan atas kinerja yang telah dicapainya serta merupakan laporan akutansi utama yang mengkomunikasikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam membuat analisa ekonomi dan peramalan untuk masa yang akan datang. 6. Agar pembuat keputusan tidak menderita kerugian atau paling tidak mampu menghindarkan kerugian yang lebih besar, semua keputusan harus didasarkan pada informasi yang lengkap, reliable, valid, dan penting. 2.2.3 Pihak-Pihak yang Berkepentingan Pembuatan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak. Masing-masing pihak mempunyai kepentingan dan tujuan tersendiri terhadap laporan keuangan yang diberikan oleh bank. Menurut Fahmi(2012:15) pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan bank sebagai berikut: 1. Kreditur Kreditur adalah pihak yang memberikan pinjaman baik dalam bentuk uang, (money), barang (goods) maupun dalam bentuk jasa (service). Contoh kreditur yang memberikan pinjaman dalam bentuk uang adalah perbankan atau leasing. 2. Investor

Investor di sini bisa mereka yang membeli saham tersebut atau bahkan komisaris perusahaan. Seseorang investor berkewajiban untuk mengetahui secara dalam kondisi perusahaan dimana ia akan berinvestasi atau pada saat ia sudah berinvestasi, karena dengan memahami laporan keuangan perusahaan tersebut artinya ia akan mengetahui berbagai informasi keuangan perusahaan. 3. Akuntan publik Akuntan publik adalah mereka yang ditugaskan untuk melakukan audit pada sebuah perusahaan. Dan yang menjadi bahan audit seorang akuntan publik adalah laporan keuangan perusahaan, untuk selanjutnya pada hasil audit ia akan melaporkan dan memberikan penilaian dalam bentuk rekomendasi. 4. Karyawan Perusahaan Karyawan merupakan mereka yang terlibat secara penuh di suatu perusahaan. Dengan begitu posisi perusahaan yang tergambarkan dalam laporan keuangan menjadi bahan kajian bagi para karyawan dalam memposisikan keputusan ke depan nantinya. 5. Pemerintah pusat Dengan segala perangkat yang dimilikinya telah menjadikan laporan keuangan perusahaan sebagai data fundamental acuan untuk melihat perkembangan pada berbagai sektor bisnis. 2.2.4 Jenis-Jenis Laporan Keuangan Sama seperti lembaga keuangan lainnya, bank juga memiliki beberapa jenis laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan PSAK. Artinya laporan keuangan ini dibuat sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Dimana menurut Iskandar (2013:478) jenis-jenis laporan keuangan bank yang dimaksud sebagai berikut: 1. Neraca Neraca adalah laporan yang berisikan data keuangan perusahaan yang terdiri dari total asset, kewajiban dan ekuitas pemilik pada suatu periode. 2. Laporan Komitmen dan Kontinjensi

Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak (Irrevocable) dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Contoh laporan komitmen adalah komitmen kredit, komitmen penjualan atau pembeliaan aktiva bank dengan syarat Repurchase Agrement (Repo), sedangkan laporan kontinjensi merupakan kondisi atau situasi dengan hasil akhir berupa keuntungan atau kerugian yang baru dapat dikonfirmasikan setelah terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan. 3. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan bank yang disajikan sedemikian rupa menunjukkan pendapatan usaha bank, beban dan laba-rugi yang diperoleh dalam suatu periode tertentu. 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang berisikan ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. 5. Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan laporan yang berisikan penjelasan-penjelasan secara rinci setiap pos dalam neraca, laba-rugi dan laporan arus kas selama periode tertentu. 2.3 Tingkat Kesehatan Bank 2.3.1 Pengertian Tingkat Kesehatan Bank Kinerja suatu bank merupakan ukuran keberhasilan bagi direksi bank tersebut, sehingga apabila kinerja ini buruk bukan tidak mungkin para direksi ini akan diganti. Kinerja ini juga merupakan pedoman hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya.untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. Standar untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh pemerintah melalui Bank Indonesia dengan cara bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin ataupun berkala mengenai seluruh

aktivitasnya. Dari laporan ini dipelajari dan dianalisis, sehingga dapat diketahui kondisi kesehatannya akan memudahkan bank itu sendiri untuk memperbaiki kesehatannya. Sedangkan pengertian tingkat kesehatan bank menurut Kasmir (2008:41) Tingkat kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank, biasanya menggunakan berbagai alat ukur. Salah satu alat ukur yang utama yang digunakan untuk menentukan kondisi suatu bank dikenal dengan nama analisis CAMEL. Analisis ini terdiri dari aspek capital, asset, management, earning, dan liquidity. Hasil dari masing-masing aspek ini kemudian akan menghasilkan kondisi suatu bank. 2.3.2 Penilaian Kecukupan Permodalan (Capital) Penilaian pertama adalah aspek permodalan (capital) suatu bank. Dalam aspek ini yang dinilai adalah permodalan yang dimiliki oleh bank yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Kecukupan modal (capital adequacy) adalah kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank. Perhitungan capital adequacy ini didasarkan atas prinsip bahwa setiap penanaman yang mengandung risiko harus disediakan jumlah modal sebesar persentase tertentu (risk margin) terhadap jumlah penanamannya. Berdasarkan Bank Indonesia, perbankan diwajibkan memenuhi Kewajiban Penyertaan Modal Minimum atau dikenal dengan CAR (Capital Adequacy Ratio), yang diukur dari persentase tertentu terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Baik

itu resiko kredit, resiko pasar dan resiko operasional tergantung dari pihak bank tertentu yang sudah menyediakan dan melaksanakannya sesuai dengan peraturan ketetapan Bank Indonesia. Sejalan dengan standar yang ditetapkan Bank of International Settlements (BIS), terhadap seluruh bank di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR. 2.3.3 Penilaian Profitabilitas (Earning) Penilaian profitabilitas (earning) merupakan aspek penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan. Kemampuan ini dilakukan dalam suatu periode. Kegunaan aspek ini juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat di atas standar yang telah ditetapkan. Menurut Kasmir (2012:49) penilaian ini meliputi juga hal-hal seperti : a. Rasio laba terhadap Total Aset (ROA) b. dan Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO) 2.4 Modal Bank Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, pengertian modal bank dibedakan antara bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia dan kantor cabang bank asing yang beroperasi di Indonesia. Menurut Hasibuan (2009:62), modal bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia atas modal inti atau primary capital dan modal pelengkap atau secondary capital. 1. Modal Inti Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetor dan cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak, dengan perincian sebagai berikut: a) Modal disetor

Modal disetor adalah modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. b) Agio saham Agio saham adalah selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat dari harga saham yang melebihi nilai nominalnya. c) Cadangan umum Cadangan umum adalah cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak. d) Cadangan tujuan Cadangan tujuan adalah bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota. e) Laba yang ditahan Laba ditahan adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang diputuskan untuk tidak dibagikan. f) Laba tahun lalu Laba tahun lalu adalah laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak dan belum ditetapkan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham. g) Laba tahun berjalan Laba tahun berjalan adalah laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak. h) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan, yaitu modal inti perusahaan setelah dikompensasikan dengan nilai penyertaan bank pada anak perusahaan adalah bank lain, lembaga lain, lembaga keuangan atau lembaga pembiayaan yang mayoritas sahamnya milik bank. 2. Modal pelengkap Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk tidak dari laba setelah pajak, serta pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan dengan modal Secara tereperinci modal pelengkap dapat berupa sebagai berikut:

a) Cadangan revaluasi aktiva tetap Cadangan revaluasi aktiva tetap adalah cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak. b) Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasi Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasi adalah cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan. Dengan maksud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif. d) Modal kuasi Modal kuasi adalah modal yang didukung oleh instrumen atau warkat yang memiliki sifat seperti modal atau utang. e) Pinjaman subordinasi Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang harus memenuhi berbagai syarat, seperti ada perjanjian tertulis antara bank dan pemberi pinjaman mendapat persetujuan dari Bank Indonesia, minimal 5 tahun dan pelunasan sebelum jatuh tempo harus atas persetujuan Bank Indonesia. Dan hak tagihnya dalam hal terjadilikuidasi berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada. 2.4.1 Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Ketentuan tentang penyediaan modal minimum bank umum yang berlaku di Indonesia mengikuti standar Bank of International Settlements (BIS). Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Perhitungan penyediaan modal minimum atau kecukupan modal bank (capital adequacy) didasarkan kepada rasio atau perbandingan antara modal yang dimiliki bank dan jumlah aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). ATMR merupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca (aktiva yang tercantum dalam neraca) dan ATMR aktiva administratif (aktiva yang bersifat administratif).

Berikut adalah langkah-langkah perhitungan penyediaan modal minimum bank : 1. ATMR aktiva neraca dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal masing-masing aktiva yang bersangkutan dengan bobot risiko dari masingmasing pos aktiva neraca tersebut. 2. ATMR aktiva administratif dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal rekening adiministratif yang bersangkutan dengan bobot risiko dari masing-masing pos rekening tersebut. 3. Total ATMR = ATMR aktiva neraca + ATMR aktiva administratif. 4. Rasio modal bank dihitung dengan cara membandingkan antara modal bank (modal inti + modal pelengkap) dan dibagi total ATMR. 2.4.2 Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas harus menyesuaikan diri terhadap perkembangan perbankan internasional untuk dapat menyiapkan perbankan nasional menjadi bank yang siap bersaing. Untuk itu pula maka Bank Indonesia mengeluarkan mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang dapat menjadi persyaratan bagi bank dalam mengelola modalnya tanpa mengabaikan risiko. Menurut Lukman Dendawijaya (2009:121) CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung unsur risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank. Sedangkan menurut Kuncoro dan Suhardjono (2011:519) CAR adalah kecukupan modal yang menunjukan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risikorisiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank.

Maka dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan suatu indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga, dengan rasio minimum 8% atas permodalan terhadap aktiva yang mengandung risiko. Besarnya nilai capital adequacy ratio suatu bank dapat dihitung sebagai berikut: Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Selain itu CAR juga merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber dari luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Di mana Menurut Sudirman (2013:201) Bobot risiko aktiva neraca dalam aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) sebagai berikut : 0% : a. Kas b. Sertifikat Bank Indonesia atau SBI c. Kredit dengan agunan SBI, Tabungan dan deposito yang diblokir di bank bersangkutan, agunan emas. d. Kredit pada pemerintah 20% : a. Giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan serta tagihan lainnya kepada bank lain. b. Kredit kepada atau dijamin oleh bank lain atau pemda. 40% : a. Kredit kepemilikan rumah (KPR) yang dijamin oleh hipotik pertama dengan tujuan untuk dihuni. 50% : a. Kredit kepada atau dijamin oleh BUMN atau BUMD. b. Kredit kepada pegawai atau pensiunan yang memenuhi persyaratan :

1. Pegawai PNS, Polri, TNI, BUMN, BUMD. 2. Pensiunan PNS, Polri, TNI, BUMN, BUMD. 3. Pegawai atau pensiunan dijamin dengan asuransi jiwa dari perusahaan asuransi yang memiliki kriteria : - Izin usaha dari instansi yang berwenang. - Laporan keuangan telah diaudit dan sehat. - Tidak merupakan pihak terkait dengan bank. 4. Pembayaran asuransi atau pelunasan kredit bersumber dari gaji atau pensiunan berdasarkan Surat Kuasa Memotong Gaji atau Pensiun kepada bank. 5. Bank menyimpan surat asli pengangkatan pegawai atau surat keputusan pensiunan atau kartu Registrasi Induk Pensiun (Karip) dan polis pertanggungan asuransi jiwa debitur. 85% : a. Kredit kepada UMK. 100%: a. Kredit yang dijamin oleh perorangan, koperasi atau kelompok atau perusahaan lain. 2.5 Profitabilitas Bank 2.5.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas bank merupakan suatu kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Kemampuan ini dilakukan dalam suatu periode. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara profitabilitas yang terus meningkat di atas standar yang ditetapkan. Menurut Hasibuan (2009:100), bahwa: Profitabilitas bank adalah suatu kemampuan bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase. Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap profitabilitas bank yang diukur dengan dua rasio yang bobot sama. Hasibuan (2009:101) menyatakan bahwa, Bank Indonesia menilai kondisi profitabilitas perbankan di Indonesia didasarkan pada dua indikator yaitu sebagai berikut:

1. Return on Assets (ROA) atau tingkat pengembalian aset, dan 2. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Suatu bank dapat dimasukkan ke dalam klasifikasi sehat apabila: 1. Rasio tingkat pengembalian atau ROA sebesar 1,5%. 2. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional tidak melebihi 80%. 2.5.2 Return On Assets (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Di mana pengertian Return on Assets (ROA) menurut Hasibuan (2009:100) sebagai berikut: Return on Assets (ROA) adalah perbandingan (rasio) laba sebelum pajak (earning before tax/ebt) selama 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama. Secara formulasi dinyatakan sebagai berikut: ROA = Laba sebelum Pajak x 100% Total Aktiva Besarnya nilai (angka) untuk laba sebelum pajak dapat dibaca pada perhitungan laba rugi yang disusun oleh bank yang bersangkutan, sedangkan total aktiva dapat dilihat pada neraca. 2.6 Saham 2.6.1 Pengertian Saham Saham merupakan surat tanda bukti penyertaan modal pada perusahaan yang berbentuk perseorangan (PT). Orang yang memiliki saham berarti orang tersebut mempunyai hak kepemilikan didalam perusahaan yang menerbitkannya, sehingga apabila perusahaan tersebut memiliki keuntungan maka kepada pemegang saham berhak memperoleh deviden. Besarnya deviden yang dibagikan

dalam suatu tahun buku tergantung dengan besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan (emiten) dan ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Menurut Fahmi (2012:53) pengertian saham yaitu : Saham adalah Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana pada suatu perusahaan. Dan atau kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan di ikuti hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya. Pengertian saham menurut Rusdin (2008:68) yaitu: Sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Sedangkan pengertian saham menurut Fakhruddin (2008:175) yaitu : Bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda bukti keikutsertaan dalam permodalan perusahaan dan mempunyai hak atas sebagian kekayaan perusahaan itu dan proporsinya sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham tersebut. Saham yang sebagai tanda bukti atas penyertaan atas modal untuk itu kepada pemegang saham dikeluarkan surat saham. Seseorang yang memiliki saham perusahaan tertentu, maka dia juga merupakan bagian dari pemilik perusahaan tersebut. 2.6.2 Jenis-Jenis Saham Menurut Iskandar (2013:340) jenis-jenis saham dibagi dua, yaitu : 1. Saham biasa (Common Stock) Adalah saham yang tidak memiliki hak istimewa artinya apabila perusahaan di likuidasi, pemilik saham baru memperoleh hak sebagian kekayaan setelah semua kewajiban dilunasi. Selain hal tersebut, pemilik saham biasa memiliki hak

mendapatkan deviden dan mempunyai hak suara pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Jenis saham biasa ada dua, yaitu : Saham atas nama atau registered stocks yaitu saham yang nama pemiliknya tertera di saham tersebut. Saham atas tunjuk atau bearer stocks yaitu saham yang nama pemiliknya tidak tertera di saham tersebut, dan pemilik saham adalah orang yang memegang saham tersebut. Apabila dijual-belikan, maka saham atas tunjuk lebih mudah dijual dibandingkan dengan saham atas nama. 2. Saham Preferen (Preferred Stock) Adalah saham yang mempunyai hak istimewa yaitu hak untuk mendapatkan dividend an bagian kekayaan perusahaan terlebih dahulu dari pada saham biasa pada saat perusahaan dilikuidasi. Hak istimewa saham preferen antara lain : Para pemegang saham biasanya mendapatkan penghasilan tetap sebesar persentase tertentu dari nilai nominal saham. Menerima lebih dahulu pembagian deviden sebelum dibagikan kepada para pemegang saham biasa. Dalam hal perusahaan dilikuidasi, berhak mendapatkan terlebih dahulu pembayaran atas sahamnya. 2.6.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Nilai saham dapat berubah setiap saat, tergantung kondisi pasar, persepsi investor terhadap perusahaan, informasi yang berkembang atau isu lain yang menerpa pasar modal. Disamping itu, harga saham pada dasarnya sangat terkait dengan kesehatan keuangan perusahaan. Ketika penghasilan perusahaan naik, keyakinan investor juga akan tinggi, maka harga saham pun biasanya naik. Jika perusahaan mengalami kerugian atau tidak mencapai target yang diharapkan harga saham biasanya jatuh.

Kemudian menurut Fahmi(2012:57), faktor-faktor yang menentukan saham naik dan turun yaitu : 1. Kondisi mikro dan makro ekonomi. 2. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi, seperti membuka kantor cabang, kantor cabang pembantu baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3. Pergantian direksi secara tiba-tiba 4. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak pidana dan kasusnya masuk ke pengadilan 5. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap waktunya. 6. Risiko sistematis yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat. 7. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual beli saham. 2.7 Pengaruh CAR, dan ROA, Terhadap Harga Saham Perbankan sebagai lembaga kepercayaan masyarakat dalam menyimpan uangnya, masih dilanda krisis kepercayaan itu sendiri. Hal ini karena masyarakat masih belum sepenuhnya mempercayai perbankan nasional, dimana hal ini mempengaruhi kegiatan operasional bank. kecukupan modal merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian yang dihadapi. Risiko yang akan dihadapi juga terletak pada alokasi dana yang telah berhasil dihimpun bank dalam berbagai bentuk aktiva yang mengandung risiko yang berbeda-beda. Selain itu modal yang besar serta penempatan dana yang sesuai diharapkan dapat meningkatkan kemampuan untuk membayar kewajiban. Sebelum penulis melakukan penelitian mengenai pengaruh CAR, dan ROA terhadap harga saham bank, telah dilakukan terlebih dahulu penelitian serupa oleh Sari (2013) mengenai pengaruh CAR dan Ghozali (2013) mengenai pengaruh ROA terhadap harga saham. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan,