BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi hampir di seluruh dunia telah banyak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan pengangkutan. Dalam. membawa atau mengirimkan. Sedangkan pengangkutan dalam kamus

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan meningkatnya transaksi perdagangan luar negeri. Transaksi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan pokok. Dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan pada khususnya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat penghubung pengangkutan antar daerah, untuk pengangkutan orang

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran arus lalu lintas penduduk dari dan kesuatu daerah tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Dikatakan sangat vital karena sebagai suatu penunjang penting dalam maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA),

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MENGGUNAKAN KAPAL PETI KEMAS MELALUI LAUT (STUDI KASUS PT. MERATUS LINE CABANG PADANG)

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya tekhnologi transportasi dan telekomunikasi. Perkembangan

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG ANGKUTAN UMUM DARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, dan lain sebagainya membutuhkan sarana dan prasarana yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran biaya tertentu untuk pengangkutan tersebut 2. Kedudukan pengirim dan

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mencapai tujuan dan menciptakan maupun menaikan utilitas atau

BAB II PERJANJIAN SEBAGAI DASAR TERJADINYA PENGANGKUTAN DALAM UNDANG-UNDANG. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bidang transportasi dalam penyediaan sarana transportasi. Pemerintah juga melakukan. peningkatan pembangunan di bidang perhubungan.

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, baik kesejahteraan jasmani maupun kesejahteraan rohani. Namun di dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hakikat sebagai makhluk sosial. Proses interaksi tersebut bertujuan

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. pulau-pulau di dunia. Seperti diketahui bahwa Negara Indonesia merupakan tentang Wawasan Nusantara yang meliputi:

BAB I PENDAHULUAN. maupun orang, karena perpindahan itu mutlak diperlukan untuk mencapai dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas yang tinggi, seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas perairan laut, sungai, dan danau.diatas teritorial daratan dan perairan

BAB I PENDAHULUAN. utamanya dibidang pembangunan ekonomi, maka kegiatan perdagangan merupakan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT DAN PENUMPANG ANGKUTAN UMUM. yang mengangkut, (2) alat (kapal, mobil, dsb) untuk mengangkut.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan tekhnologi dan peningkatan taraf hidup manusia yang. semakin lama semakin berkembang. Manusia cenderung untuk memenuhi

BAB II PENYELENGGARAAN JASA ANGKUTAN UMUM PADA PENGANGKUTAN DARAT

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG TANPA TIKET (ILLEGAL) DALAM PENGANGKUTAN DARAT DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. oleh keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil, yang

BAB III. Penutup. A. Kesimpulan. 1. Pelaksanaan ganti rugi yang dilakukan oleh PT. KAI tidak dijalankan dengan

PENGANGKUTAN ORANG (Studi tentang perlindungan hukum terhadap barang bawaan penumpang di PO. Rosalia Indah)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

geografis antar pulau satu dan pulau lainnya berjauhan, kadangkala laut Namun demikian, secara politis semua yang ada di sisi bagian dalam garis

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN EVITA KARINA PUTRI JATUHNYA PESAWAT AIR ASIA DENGAN NOMOR PENERBANGAN QZ8501

BAB II KAJIAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN BARANG. A. Sejarah dan Pengertian Pengangkutan Barang

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kegiatan pengangkutan baik orang maupun barang telah ada sejak zaman

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa yang tidak terduga semula, misalnya rumahnya terbakar, barangbarangnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari bidang kegiatan transportasi atau

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Banyaknya penduduk yang saling

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau barang yang peruntukannya untuk umum atau pribadi. Kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Harus diakui bahwa globalisasi merupakan gejala yang dampaknya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan moda transportasi massal yang murah, efisien, dan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemenuhan akan sarana transportasi saat ini merupakan kebutuhan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB II PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGANGKUTAN. A. Pengertian Perjanjian Pengangkutan dan Asas-Asas Pengangkutan

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN. A. Pengertian Pengangkutan Dan Hukum Pengangkutan

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai lahan untuk memperoleh pangan. untuk pertanian, maupun perkebunan untuk memperoleh penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang bercirikan nusantara yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang meliputi berbagai aspek

I. PENDAHULUAN. Masyarakat sangat bergantung dengan angkutan umum sebagai tranportasi penunjang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,

HUKUM PENGANGKUTAN LAUT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, yang berarti hukum harus dijalankan

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pengguna jasa. yang percaya untuk menggunakan jasa pengangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dan strategis dalam cakupan upaya pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, perkembangan dan peranan sektor jasa makin

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh

BAB II PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT DALAM ANGKUTAN DARAT. Pengangkutan adalah berasal dari kata angkut yang berarti mengangkut dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. Perpindahan barang dari satu tempat ke tempat lain memerlukan sarana yang

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

III. METODE PENELITIAN. kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. Sistematis artinya

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANGKUTAN UDARA TERHADAP PENGIRIMAN KARGO MELALUI UDARA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi yang terjadi hampir di seluruh dunia telah banyak mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat dunia baik pada aspek hukum, ekonomi, sosial maupun budaya masyarakat dunia. Dengan terjadinya globalisasi hampir di seluruh aspek kehidupan masyarakat dunia mengakibatkan tidak adanya penghalang di dalam penerimaan informasi dan teknologi yang berkembang di belahan dunia lainnya. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi maka setiap individu dituntut untuk dapat selalu berinovasi memanfaatkan sumber daya dan informasi yang diperoleh untuk dapat menciptakan suatu inovasi baru yang memiliki nilai lebih dibandingkan para pesaingnya di era globalisasi. Semakin cepatnya masyarakat dunia mendapatkan informasi dan perkembangan teknologi yang berkembang pada belahan dunia lainnya, mengakibatkan tingginya permintaan terhadap suatu barang pada belahan dunia lainnya. Untuk dapat memenuhi permintaan terhadap suatu barang tersebut maka akan sangat dibutuhkan jasa pengangkutan di dalam proses pendistribusian barang agar sampai di tangan konsumen. Perkembangan peradaban manusia, khususnya dalam bidang teknologi telah membawa peradaban manusia ke dalam suatu sistem transportasi yang lebih maju dibandingkan dengan era sebelumnya. Pengaruh dari globalisasi di sektor perdagangan akan terasa pada dunia pengangkutan, yang merupakan urat nadi 1

2 perdagangan internasional, saat ini terlebih Indonesia sebagai negara kepulauan pengangkutan memegang peranan penting untuk pendistribusian barang antar pulau. 1 Untuk terjalinnya hubungan antar daerah yang luas tersebut, Indonesia membutuhkan sarana angkutan, baik di darat (jalan, kereta api dan sungai), di laut maupun di udara. Pengangkutan darat merupakan pilihan untuk dikembangkan dalam upaya membuka keterisolasian daerah. Kebijakan untuk menjadikan pengangkutan darat sebagai sarana perhubungan dengan antar daerah terpencil sampai saat ini masih tetap terus dipertahankan. Tanpa adanya sarana angkutan tersebut, pembangunan diindonesia pasti akan menghadapi kendala, oleh karena itu perlu adanya sistem angkutan yang lancar, efektif, efisien, aman dan nyaman. 2 Pengangkutan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam mendukung, mendorong, dan menunjang segala aspek kehidupan dan penghidupan, baik di bidang ekonomi, sosial-budaya, politik maupun pertahanan dan keamanan negara. Sistem pengangkutan harus ditata dan terus menerus disempurnakan untuk menjamin mobilitas orang maupun barang dalam rangka menjamin kesejahteraan masyarakat. 3 Pembagian jenis-jenis pengangkutan pada umumnya didasarkan pada alat angkut yang dipergunakan dan keadaan geografis yang menjadi wilayah tempat berlangsungnya kegiatan pengangkutan. HMN. Purwosutjipto membedakan jenis-jenis pengangkutan itu ke dalam empat kelompok yaitu : pengangkutan darat; pengangkutan laut; pengangkutan udara dan pengangkutan perairan darat. 4 Selanjutnya Sution Usman Adji dkk secara 1 Sadikin, Penelitian Tentang Aspek Hukum Tanggungjawab Pengangkutan dalam Sistem Pengangkutan Multimoda (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman dan HAM, 2006), hal. 1. 2 Siti Nurbaiti, Hukum Pengangkutan Darat (Jalan dan Kereta Api) (Jakarta: Universitas Trisakti, 2009), hal. 1. 3 Suwardjoko P. Warpani, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Bandung : TB, 2002), hal. 13. 4 HMN. Purwosutjipto., Pengertian Pokok Hukum Dagang, Hukum Pengangkutan, Jilid 3 (Jakarta:Djambatan,1992) hal.2

3 umum membagi jenis-jenis pengangkutan itu atas : pengangkutan udara; pengangkutan perairan darat; pengangkutan dengan kendaraan bermotor dan kereta api; dan pengangkutan di laut. 5 Pengangkutan darat mempunyai peran yang penting dan strategis dalam pembangunan nasional, karena harus mampu menjadi jembatan penghubung dan membuka daerah-daerah terpencil di Indonesia, sehingga harus menjadi sarana untuk pemerataan di segala bidang. Pengangkutan darat juga memegang peranan penting dalam lalu lintas perdagangan, karena dapat menghubungkan pusat-pusat bahan baku dengan pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan yang mengolah bahan baku tersebut menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi untuk kemudian diangkut ke pasar, yang akhirnya sampai di tangan konsumen. Tanpa pengangkutan, perusahaan tidak mungkin dapat berjalan. 6 Agar pengangkutan itu dapat berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan, maka harus ada perpaduan dari komponen-komponen fisiknya yang terdiri dari 4 unsur, yaitu jalan, terminal atau stasiun, kendaraan (kendaraan bermotor dan kereta api) unsur tenaga penggerak serta satu unsur sebagai unsur yang kelima, yaitu unsur non fisik, yaitu pengemudi (awak kendaraan dan awak kereta). 7 Mengangkut sesuatu dari tempat yang satu ke tempat yang lain dapat dikatakan berhasil baik, apabila yang diangkut itu dapat disampaikan kepada alamat dengan utuh, lengkap dan tepat pada waktunya, itulah kewajiban utama dari pengangkutan. Bagi penerima barang, selain barangnya itu tiba tepat pada waktunya dalam keadaan utuh dan lengkap, ia pun menghendaki agar biaya pengangkutannya itu wajar dan pelayanan yang memuaskan. 5 Sution Usman Adji dkk. Dalam Buku Hukum Pengangkutan di Indonesia (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 1990) hal. 13 6 Siti Nurbaiti, Op.Cit., hal. 2 7 Samiaji Soerjotjaroko, Ruang Lingkup Hukum Angkutan Darat dan Laut (Jakarta: 1981), hal. 27.

4 Untuk melakukan pengangkutan barang dari satu tempat ke tempat tujuan dilakukan dengan suatu perjanjian. Suatu perjanjian pengangkutan pada dasarnya merupakan suatu perjanjian biasa, yang dengan sendirinya tunduk pada ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk suatu perjanjian pada umumnya, yaitu tunduk pada ketentuan yang terdapat dalam Buku ke III KUHPerdata tentang Perikatan, selama tidak ada pengaturan khusus tentang perjanjian pengangkutan dalam peraturan perundang-undangan di bidang angkutan. 8 Sebelum menyelenggarakan pengangkutan, terlebih dahulu harus ada perjanjian pengangkutan antara pengangkut dan penumpang atau pemilik barang. Perjanjian pengangkutan pada umumnya bersifat lisan (tidak tertulis), tetapi selalu didukung oleh dokumen pengangkutan. Dokumen pengangkutan berfungsi sebagai bukti sudah terjadi perjanjian pengangkutan dan wajib dilaksanakan oleh pihak-pihak. Dokumen pengangkutan barang lazim disebut surat muatan, sedangkan dokumen pengangkutan pengangkutan penumpang lazim disebut karcis penumpang. Perjanjian penumpang dapat juga dibuat tertulis yang disebut perjanjian charter (charter party), seperti charter pesawat udara untuk mengangkut jemaah haji ataupun carter kapal untuk mengangkut barang dagangan. Jadi, perjanjian pengangkutan pada umumnya diadakan secara lisan, didukung oleh dokumen pengangkutan yang membuktikan bahwa perjanjian itu sudah terjadi dan mengikat untuk dilaksanakan. Namun, apabila pihak-pihak menghendaki, boleh juga dibuat secara tertulis yang disebut charter party. 9 Purwosutjipto berpendapat bahwa perjanjian pengangkutan adalah suatu perjanjian timbal balik antar pengangkutan dengan pengirim, dimana pengangkut mengikatkan dirinya untuk menyelenggarakan pengangkutan barang, dan atau 2013), hal. 3. 8 Siti Nurbaiti, Op.Cit., hal. 13 9 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga (Bandung: Citra Aditya Bakti,

5 orang dari satu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim mengikatkan dirinya untuk membayar biaya angkutan. 10 Adapun penulisan skripsi ini lebih menitik beratkan kepada pengangkutan barang melalui darat, yaitu berupa pengiriman barang- barang produksi yang dihasilkan oleh PT. Indofood dan penyedia jasa pengangkutan PT. Rahmat Jaya Transport. Hal ini dikarenakan adanya ketertarikan akan bagaimana proses penyelenggaraan perjanjian pengangkutan tersebut. Mengingat dalam melakukan proses pengangkutan sering ditemukan beberapa risiko, maka ada beberapa hal yang menjadi pokok masalah yaitu, bagaimana hak dan kewajiban para pihak dalam penyelenggaraan perjanjian pengangkutan, bagaiamana pelaksanaan perjanjian pengangkutan barang dan bagaimana bentuk pertanggungjawaban PT. Rahmat Jaya Transport sebagai pihak penyedia jasa pengangkutan barang terhadap kerusakan atau kehilang barang PT. Indofood sebagai pengguna jasa pengangkutan di dalam penyelenggaraan perjanjian pengangkutan barang, karena jika terjadi kerusakan atau kehilangan barang pengguna jasa dalam proses pengangkutan yang dilakukan penyedia jasa pengangkutan, maka pihak pengguna jasa pengangkutan akan mendapat kerugian. Berdasarkan hal itulah penulis memiliki ketertarikan untuk mengangkat judul skripsi tentang Aspek Hukum Perjanjian Kerjasama Pengangkutan Barang Melalui Darat Antara PT. Rahmat Jaya Transpot dengan PT. Indofood. B. Permasalahan adalah : Adapun permasalahan yang diangkat berhubungan dengan judul skripsi ini 10 HMN. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, 3, Hukum Pengangkutan (Jakarta: Penertbit Djambatan, 1991), hal. 2.

6 1. Bagaimanakah hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian pengangkutan antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood? 2. Bagaimanakah pelaksanaa perjanjian pengangkutan barang antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood? 3. Bagaimanakah pertanggungjawaban PT. Rahmat Jaya Transport terhadap kehilangan atau kerusakan barang PT. Indofood pada penyelenggaraan pengangkutan barang? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisaan skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian pengangkutan antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood. 2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan perjanjian pengangkutan di dalam penyelengaraan pengangkutan barang antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood. 3. Untuk mengetahui bagaimana pertanggungjawaban PT. Rahmat Jaya Transport terhadap kerusakan atau kehilangan barang PT. Indofood dalam melaksanakan perjanjian pengangkutan. D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah :. 1. Secara teoritis yaitu untuk menambah pengetahuan penulis tentang bagaimana hak dan kewajiaban para pihak di dalam penyelengaraan pengangkutan barang, pelaksanaan dan penyelengaraan perjanjian

7 pengangkutan barang melalui darat dan juga terhadap pertanggungjawaban pengangkutan di dalam penyelengaraan pengangkutan barang. 2. Secara praktis yaitu, untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang perjanjian, khususnya perjanjian pengangkutan E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum normatif (yuridis normative) yang membahas doktrin-doktrin atau asas-asas dalam ilmu hukum. 11 Yuridis normative merupakan studi dokumen, yakni menggunakan sumber-sumber data sekunder saja yang berupa peraturan perundang-undangan, dan pendapat para sarjana, serta metode yuridis empiris yaitu penelitian lapangan pada PT. Rahmat Jaya Transport. 2. Sumber Data Sumber data yang dipergunakan dalam skripsi ini ialah data primer dan di dukung data sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan guna mendapatkan landasan teoritis terhadap perjanjian pengangkutan barang dalam penyelengaraan pengangkutan darat. Disamping itu tidak menutup kemungkinan diperoleh bahan hukum lain, dimana pengumpulan bahan hukumnya dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, serta menelaah data yang terdapat dalam buku. Antara lain dokumen resmi, buku-buku, hasilhasil penelitian yang berwujud laporan, dan sebagainya. 12 Bahan-bahan hukum tersebut adalah : 11 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hal. 24. 12 Amiruddin dan Zainal Asikin., Pengantar Metode Penelitian Hukum (Bandung: Raja Grafindo Persada, 2004), hal.30.

8 a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang berupa peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dibuat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang antara lain: 1) Undang-Undang Dasar 1945 2) Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 3) Kitab Undang-undang Hukum Perdata 4) Kitab Undang-undang Hukum Dagang 5) Peraturan Undang-undang yang terkait b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang berupa informasi yang diperoleh dari majalah, karya ilmiah, pendapat para ahli yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini. Ada pun tujuan dari bahan hukum sekunder ini ialah untuk memberikan penjelasan dari bahan hukum primer. c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dengan memberikan pemahaman dan pengertian atas bahan hukum lainnya seperti kamus besar bahasa Indonesia dan kamus hukum. 3. Metode pengumpulan data a. Studi kepustakaan (library research) Yaitu dengan mencari, mengumpulkan data yang bersumber dari peraturan perundang-undangan, buku, majalah, surat kabar, internet dan pendapat-pendapat sarjana yang berhubungan dengan tulisan ini untuk dijadikan landasan berfikir demi keilmiahan dari skripsi ini.

9 b. Studi lapangan (field research) Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung ke PT. Rahmat Jaya Transport yang bergerak dalam bidang pengangkutan barang melalui angkutan darat untuk mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan materi skripsi dan dengan cara wawancara langsung dengan pimpinan PT. Rahmat Jaya Transport sebagai perusahaan pengangkutan demi keilmiahan skripsi ini. 4. Analisis data Analisis data yang digunakan adalah dengan cara kualitatif, yaitu data-data yang diperoleh baik yang berasal dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, bahan hukum tersier maupun hasil wawancara dengan narasumber akan dipilih, diatur dan disusun secara sistematis sehingga akan diperoleh gambaran mengenai permasalahan yang diteliti. Berdasarkan data-data yang diperoleh tersebut kemudian akan ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode deduktif yaitu penulis akan menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus F. Keaslian Penulisan Penulisan pada skripsi yang berjudul Aspek Hukum Perjanjian Kerjasama Pengangkutan Barang Melalui Darat Antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood ini pada prinsipnya merupakan buah pikiran penulis sendiri, dibuat dengan melihat beberapa referensi sumber bacaan seperti buku-buku dari perpustakaan, media cetak, ataupun media elektronik yang memiliki hubungan dengan judul skripsi ini. Disamping itu juga diadakan penelitian langsung ke lapangan dengan beberapa pihak yang terkait, kemudian dirangkai menjadi satu karya tulis ilmiah. Oleh sebab itu penulis menyatakan bahwa skripsi ini adalah asli. Walaupun ada pendapat atau kutipan dalam penulisan ini semata-mata

10 dijadikan pendukung dan pelengkap dalam penulisan yang memang sangat dibutuhkan dalam menyempurnakan skripsi ini. Selain itu penulisan skripsi ini disusun dengan bersandar pada Hukum Perdata, Hukum Dagang dan juga Hukum Pengangkutan, serta peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan angkutan darat yaitu Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Judul skripsi ini juga telah melewati pemeriksaan dari Perpustakaan Universitas Cabang FH USU/ Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum FH USU dan berdasarkan hasilnya, judul yang penulis buat tidak memiliki kesamaan dengan judul skripsi yang telah ada sebelumnya. G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada Bab ini penulis membahas mengenai pendahuluan yang isinya meliputi : latar Belakang, permasalahan, tujuan penulisan dan manfaat penulisan, metode penelitian. Pada bagian akhir dari bab ini berisi tentang keaslian penulisan dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN Bab ini berisi tentang penjelasan tinjauan umum mengenai perjanjian, yang terdiri dari : pengertian dan sejarah perkembangan perjanjian, asas-asas dan ketentuan umum perjanjian, subjek dan objek perjanjian, syarat sah perjanjian, akibat perjanjian, wanprestasi di dalam perjanjian dan berakhirnya perjanjian. BAB III : ASPEK HUKUM PENGANGKUTAN BARANG MELALUI DARAT

11 Dalam Bab III penulis akan membahas tinjauan umum mengenai pengangkutan, yang terdiri dari : pengertian pengangkutan dan pengiriman barang, perjanjian pengangkutan barang, sifat perjanjian pengangkutan, fungsi dan jenis-jenis pengangkutan dan pihak-pihak dalam pengangkutan. BAB IV: ASPEK HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA PENGANGKU TAN BARANG MELALUI DARAT ANTARA PT. RAHMAT JAYA TRANSPORT DENGAN PT. INDOFOOD Dalam Bab IV ini akan mengemukakan tentang aspek hukum perjanjian kerjasama pengangkutan barang melalui darat antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood, yang terdiri dari : hak dan kewajiban PT. Rahmat Jaya Transport dan PT. Indofood di dalam penyelenggaraan pengangkutan barang melalui darat, pelaksanaan perjanjian kerjasama pengangkutan barang melalui darat antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood dan tanggungjawab PT. Rahmat Jaya Transport terhadap kehilangan atau kerusakan barang PT. Indofood pada penyelenggaraan pengangkutan barang. BAB V : ` KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir dari skripsi ini, bab ini merupakan bab tentang kesimpulan dan saran. Pada bagian kesimpulan akan tercantum kesimpulan-kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya, yang juga merupakan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan. Pada bagian saran diuraikan saran-saran untuk masalah-masalah yang ada dalam

12 penulisan ini yang diharapkan dapat bermanfaat dalam prakteknya sehari-hari.