BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi yang terjadi hampir di seluruh dunia telah banyak mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat dunia baik pada aspek hukum, ekonomi, sosial maupun budaya masyarakat dunia. Dengan terjadinya globalisasi hampir di seluruh aspek kehidupan masyarakat dunia mengakibatkan tidak adanya penghalang di dalam penerimaan informasi dan teknologi yang berkembang di belahan dunia lainnya. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi maka setiap individu dituntut untuk dapat selalu berinovasi memanfaatkan sumber daya dan informasi yang diperoleh untuk dapat menciptakan suatu inovasi baru yang memiliki nilai lebih dibandingkan para pesaingnya di era globalisasi. Semakin cepatnya masyarakat dunia mendapatkan informasi dan perkembangan teknologi yang berkembang pada belahan dunia lainnya, mengakibatkan tingginya permintaan terhadap suatu barang pada belahan dunia lainnya. Untuk dapat memenuhi permintaan terhadap suatu barang tersebut maka akan sangat dibutuhkan jasa pengangkutan di dalam proses pendistribusian barang agar sampai di tangan konsumen. Perkembangan peradaban manusia, khususnya dalam bidang teknologi telah membawa peradaban manusia ke dalam suatu sistem transportasi yang lebih maju dibandingkan dengan era sebelumnya. Pengaruh dari globalisasi di sektor perdagangan akan terasa pada dunia pengangkutan, yang merupakan urat nadi 1
2 perdagangan internasional, saat ini terlebih Indonesia sebagai negara kepulauan pengangkutan memegang peranan penting untuk pendistribusian barang antar pulau. 1 Untuk terjalinnya hubungan antar daerah yang luas tersebut, Indonesia membutuhkan sarana angkutan, baik di darat (jalan, kereta api dan sungai), di laut maupun di udara. Pengangkutan darat merupakan pilihan untuk dikembangkan dalam upaya membuka keterisolasian daerah. Kebijakan untuk menjadikan pengangkutan darat sebagai sarana perhubungan dengan antar daerah terpencil sampai saat ini masih tetap terus dipertahankan. Tanpa adanya sarana angkutan tersebut, pembangunan diindonesia pasti akan menghadapi kendala, oleh karena itu perlu adanya sistem angkutan yang lancar, efektif, efisien, aman dan nyaman. 2 Pengangkutan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam mendukung, mendorong, dan menunjang segala aspek kehidupan dan penghidupan, baik di bidang ekonomi, sosial-budaya, politik maupun pertahanan dan keamanan negara. Sistem pengangkutan harus ditata dan terus menerus disempurnakan untuk menjamin mobilitas orang maupun barang dalam rangka menjamin kesejahteraan masyarakat. 3 Pembagian jenis-jenis pengangkutan pada umumnya didasarkan pada alat angkut yang dipergunakan dan keadaan geografis yang menjadi wilayah tempat berlangsungnya kegiatan pengangkutan. HMN. Purwosutjipto membedakan jenis-jenis pengangkutan itu ke dalam empat kelompok yaitu : pengangkutan darat; pengangkutan laut; pengangkutan udara dan pengangkutan perairan darat. 4 Selanjutnya Sution Usman Adji dkk secara 1 Sadikin, Penelitian Tentang Aspek Hukum Tanggungjawab Pengangkutan dalam Sistem Pengangkutan Multimoda (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman dan HAM, 2006), hal. 1. 2 Siti Nurbaiti, Hukum Pengangkutan Darat (Jalan dan Kereta Api) (Jakarta: Universitas Trisakti, 2009), hal. 1. 3 Suwardjoko P. Warpani, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Bandung : TB, 2002), hal. 13. 4 HMN. Purwosutjipto., Pengertian Pokok Hukum Dagang, Hukum Pengangkutan, Jilid 3 (Jakarta:Djambatan,1992) hal.2
3 umum membagi jenis-jenis pengangkutan itu atas : pengangkutan udara; pengangkutan perairan darat; pengangkutan dengan kendaraan bermotor dan kereta api; dan pengangkutan di laut. 5 Pengangkutan darat mempunyai peran yang penting dan strategis dalam pembangunan nasional, karena harus mampu menjadi jembatan penghubung dan membuka daerah-daerah terpencil di Indonesia, sehingga harus menjadi sarana untuk pemerataan di segala bidang. Pengangkutan darat juga memegang peranan penting dalam lalu lintas perdagangan, karena dapat menghubungkan pusat-pusat bahan baku dengan pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan yang mengolah bahan baku tersebut menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi untuk kemudian diangkut ke pasar, yang akhirnya sampai di tangan konsumen. Tanpa pengangkutan, perusahaan tidak mungkin dapat berjalan. 6 Agar pengangkutan itu dapat berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan, maka harus ada perpaduan dari komponen-komponen fisiknya yang terdiri dari 4 unsur, yaitu jalan, terminal atau stasiun, kendaraan (kendaraan bermotor dan kereta api) unsur tenaga penggerak serta satu unsur sebagai unsur yang kelima, yaitu unsur non fisik, yaitu pengemudi (awak kendaraan dan awak kereta). 7 Mengangkut sesuatu dari tempat yang satu ke tempat yang lain dapat dikatakan berhasil baik, apabila yang diangkut itu dapat disampaikan kepada alamat dengan utuh, lengkap dan tepat pada waktunya, itulah kewajiban utama dari pengangkutan. Bagi penerima barang, selain barangnya itu tiba tepat pada waktunya dalam keadaan utuh dan lengkap, ia pun menghendaki agar biaya pengangkutannya itu wajar dan pelayanan yang memuaskan. 5 Sution Usman Adji dkk. Dalam Buku Hukum Pengangkutan di Indonesia (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 1990) hal. 13 6 Siti Nurbaiti, Op.Cit., hal. 2 7 Samiaji Soerjotjaroko, Ruang Lingkup Hukum Angkutan Darat dan Laut (Jakarta: 1981), hal. 27.
4 Untuk melakukan pengangkutan barang dari satu tempat ke tempat tujuan dilakukan dengan suatu perjanjian. Suatu perjanjian pengangkutan pada dasarnya merupakan suatu perjanjian biasa, yang dengan sendirinya tunduk pada ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk suatu perjanjian pada umumnya, yaitu tunduk pada ketentuan yang terdapat dalam Buku ke III KUHPerdata tentang Perikatan, selama tidak ada pengaturan khusus tentang perjanjian pengangkutan dalam peraturan perundang-undangan di bidang angkutan. 8 Sebelum menyelenggarakan pengangkutan, terlebih dahulu harus ada perjanjian pengangkutan antara pengangkut dan penumpang atau pemilik barang. Perjanjian pengangkutan pada umumnya bersifat lisan (tidak tertulis), tetapi selalu didukung oleh dokumen pengangkutan. Dokumen pengangkutan berfungsi sebagai bukti sudah terjadi perjanjian pengangkutan dan wajib dilaksanakan oleh pihak-pihak. Dokumen pengangkutan barang lazim disebut surat muatan, sedangkan dokumen pengangkutan pengangkutan penumpang lazim disebut karcis penumpang. Perjanjian penumpang dapat juga dibuat tertulis yang disebut perjanjian charter (charter party), seperti charter pesawat udara untuk mengangkut jemaah haji ataupun carter kapal untuk mengangkut barang dagangan. Jadi, perjanjian pengangkutan pada umumnya diadakan secara lisan, didukung oleh dokumen pengangkutan yang membuktikan bahwa perjanjian itu sudah terjadi dan mengikat untuk dilaksanakan. Namun, apabila pihak-pihak menghendaki, boleh juga dibuat secara tertulis yang disebut charter party. 9 Purwosutjipto berpendapat bahwa perjanjian pengangkutan adalah suatu perjanjian timbal balik antar pengangkutan dengan pengirim, dimana pengangkut mengikatkan dirinya untuk menyelenggarakan pengangkutan barang, dan atau 2013), hal. 3. 8 Siti Nurbaiti, Op.Cit., hal. 13 9 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga (Bandung: Citra Aditya Bakti,
5 orang dari satu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim mengikatkan dirinya untuk membayar biaya angkutan. 10 Adapun penulisan skripsi ini lebih menitik beratkan kepada pengangkutan barang melalui darat, yaitu berupa pengiriman barang- barang produksi yang dihasilkan oleh PT. Indofood dan penyedia jasa pengangkutan PT. Rahmat Jaya Transport. Hal ini dikarenakan adanya ketertarikan akan bagaimana proses penyelenggaraan perjanjian pengangkutan tersebut. Mengingat dalam melakukan proses pengangkutan sering ditemukan beberapa risiko, maka ada beberapa hal yang menjadi pokok masalah yaitu, bagaimana hak dan kewajiban para pihak dalam penyelenggaraan perjanjian pengangkutan, bagaiamana pelaksanaan perjanjian pengangkutan barang dan bagaimana bentuk pertanggungjawaban PT. Rahmat Jaya Transport sebagai pihak penyedia jasa pengangkutan barang terhadap kerusakan atau kehilang barang PT. Indofood sebagai pengguna jasa pengangkutan di dalam penyelenggaraan perjanjian pengangkutan barang, karena jika terjadi kerusakan atau kehilangan barang pengguna jasa dalam proses pengangkutan yang dilakukan penyedia jasa pengangkutan, maka pihak pengguna jasa pengangkutan akan mendapat kerugian. Berdasarkan hal itulah penulis memiliki ketertarikan untuk mengangkat judul skripsi tentang Aspek Hukum Perjanjian Kerjasama Pengangkutan Barang Melalui Darat Antara PT. Rahmat Jaya Transpot dengan PT. Indofood. B. Permasalahan adalah : Adapun permasalahan yang diangkat berhubungan dengan judul skripsi ini 10 HMN. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, 3, Hukum Pengangkutan (Jakarta: Penertbit Djambatan, 1991), hal. 2.
6 1. Bagaimanakah hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian pengangkutan antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood? 2. Bagaimanakah pelaksanaa perjanjian pengangkutan barang antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood? 3. Bagaimanakah pertanggungjawaban PT. Rahmat Jaya Transport terhadap kehilangan atau kerusakan barang PT. Indofood pada penyelenggaraan pengangkutan barang? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisaan skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian pengangkutan antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood. 2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan perjanjian pengangkutan di dalam penyelengaraan pengangkutan barang antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood. 3. Untuk mengetahui bagaimana pertanggungjawaban PT. Rahmat Jaya Transport terhadap kerusakan atau kehilangan barang PT. Indofood dalam melaksanakan perjanjian pengangkutan. D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah :. 1. Secara teoritis yaitu untuk menambah pengetahuan penulis tentang bagaimana hak dan kewajiaban para pihak di dalam penyelengaraan pengangkutan barang, pelaksanaan dan penyelengaraan perjanjian
7 pengangkutan barang melalui darat dan juga terhadap pertanggungjawaban pengangkutan di dalam penyelengaraan pengangkutan barang. 2. Secara praktis yaitu, untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang perjanjian, khususnya perjanjian pengangkutan E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum normatif (yuridis normative) yang membahas doktrin-doktrin atau asas-asas dalam ilmu hukum. 11 Yuridis normative merupakan studi dokumen, yakni menggunakan sumber-sumber data sekunder saja yang berupa peraturan perundang-undangan, dan pendapat para sarjana, serta metode yuridis empiris yaitu penelitian lapangan pada PT. Rahmat Jaya Transport. 2. Sumber Data Sumber data yang dipergunakan dalam skripsi ini ialah data primer dan di dukung data sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan guna mendapatkan landasan teoritis terhadap perjanjian pengangkutan barang dalam penyelengaraan pengangkutan darat. Disamping itu tidak menutup kemungkinan diperoleh bahan hukum lain, dimana pengumpulan bahan hukumnya dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, serta menelaah data yang terdapat dalam buku. Antara lain dokumen resmi, buku-buku, hasilhasil penelitian yang berwujud laporan, dan sebagainya. 12 Bahan-bahan hukum tersebut adalah : 11 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hal. 24. 12 Amiruddin dan Zainal Asikin., Pengantar Metode Penelitian Hukum (Bandung: Raja Grafindo Persada, 2004), hal.30.
8 a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang berupa peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dibuat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang antara lain: 1) Undang-Undang Dasar 1945 2) Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 3) Kitab Undang-undang Hukum Perdata 4) Kitab Undang-undang Hukum Dagang 5) Peraturan Undang-undang yang terkait b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang berupa informasi yang diperoleh dari majalah, karya ilmiah, pendapat para ahli yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini. Ada pun tujuan dari bahan hukum sekunder ini ialah untuk memberikan penjelasan dari bahan hukum primer. c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dengan memberikan pemahaman dan pengertian atas bahan hukum lainnya seperti kamus besar bahasa Indonesia dan kamus hukum. 3. Metode pengumpulan data a. Studi kepustakaan (library research) Yaitu dengan mencari, mengumpulkan data yang bersumber dari peraturan perundang-undangan, buku, majalah, surat kabar, internet dan pendapat-pendapat sarjana yang berhubungan dengan tulisan ini untuk dijadikan landasan berfikir demi keilmiahan dari skripsi ini.
9 b. Studi lapangan (field research) Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung ke PT. Rahmat Jaya Transport yang bergerak dalam bidang pengangkutan barang melalui angkutan darat untuk mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan materi skripsi dan dengan cara wawancara langsung dengan pimpinan PT. Rahmat Jaya Transport sebagai perusahaan pengangkutan demi keilmiahan skripsi ini. 4. Analisis data Analisis data yang digunakan adalah dengan cara kualitatif, yaitu data-data yang diperoleh baik yang berasal dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, bahan hukum tersier maupun hasil wawancara dengan narasumber akan dipilih, diatur dan disusun secara sistematis sehingga akan diperoleh gambaran mengenai permasalahan yang diteliti. Berdasarkan data-data yang diperoleh tersebut kemudian akan ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode deduktif yaitu penulis akan menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus F. Keaslian Penulisan Penulisan pada skripsi yang berjudul Aspek Hukum Perjanjian Kerjasama Pengangkutan Barang Melalui Darat Antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood ini pada prinsipnya merupakan buah pikiran penulis sendiri, dibuat dengan melihat beberapa referensi sumber bacaan seperti buku-buku dari perpustakaan, media cetak, ataupun media elektronik yang memiliki hubungan dengan judul skripsi ini. Disamping itu juga diadakan penelitian langsung ke lapangan dengan beberapa pihak yang terkait, kemudian dirangkai menjadi satu karya tulis ilmiah. Oleh sebab itu penulis menyatakan bahwa skripsi ini adalah asli. Walaupun ada pendapat atau kutipan dalam penulisan ini semata-mata
10 dijadikan pendukung dan pelengkap dalam penulisan yang memang sangat dibutuhkan dalam menyempurnakan skripsi ini. Selain itu penulisan skripsi ini disusun dengan bersandar pada Hukum Perdata, Hukum Dagang dan juga Hukum Pengangkutan, serta peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan angkutan darat yaitu Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Judul skripsi ini juga telah melewati pemeriksaan dari Perpustakaan Universitas Cabang FH USU/ Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum FH USU dan berdasarkan hasilnya, judul yang penulis buat tidak memiliki kesamaan dengan judul skripsi yang telah ada sebelumnya. G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada Bab ini penulis membahas mengenai pendahuluan yang isinya meliputi : latar Belakang, permasalahan, tujuan penulisan dan manfaat penulisan, metode penelitian. Pada bagian akhir dari bab ini berisi tentang keaslian penulisan dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN Bab ini berisi tentang penjelasan tinjauan umum mengenai perjanjian, yang terdiri dari : pengertian dan sejarah perkembangan perjanjian, asas-asas dan ketentuan umum perjanjian, subjek dan objek perjanjian, syarat sah perjanjian, akibat perjanjian, wanprestasi di dalam perjanjian dan berakhirnya perjanjian. BAB III : ASPEK HUKUM PENGANGKUTAN BARANG MELALUI DARAT
11 Dalam Bab III penulis akan membahas tinjauan umum mengenai pengangkutan, yang terdiri dari : pengertian pengangkutan dan pengiriman barang, perjanjian pengangkutan barang, sifat perjanjian pengangkutan, fungsi dan jenis-jenis pengangkutan dan pihak-pihak dalam pengangkutan. BAB IV: ASPEK HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA PENGANGKU TAN BARANG MELALUI DARAT ANTARA PT. RAHMAT JAYA TRANSPORT DENGAN PT. INDOFOOD Dalam Bab IV ini akan mengemukakan tentang aspek hukum perjanjian kerjasama pengangkutan barang melalui darat antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood, yang terdiri dari : hak dan kewajiban PT. Rahmat Jaya Transport dan PT. Indofood di dalam penyelenggaraan pengangkutan barang melalui darat, pelaksanaan perjanjian kerjasama pengangkutan barang melalui darat antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood dan tanggungjawab PT. Rahmat Jaya Transport terhadap kehilangan atau kerusakan barang PT. Indofood pada penyelenggaraan pengangkutan barang. BAB V : ` KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir dari skripsi ini, bab ini merupakan bab tentang kesimpulan dan saran. Pada bagian kesimpulan akan tercantum kesimpulan-kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya, yang juga merupakan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan. Pada bagian saran diuraikan saran-saran untuk masalah-masalah yang ada dalam
12 penulisan ini yang diharapkan dapat bermanfaat dalam prakteknya sehari-hari.