BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya jual beli saham dan obligasi yang dilakukan sehingga akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang secara sederhana adalah tingkat keuntungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I. Indonesia. Hal ini karena pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. dan memegang peranan penting bagi perekonomian di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini, pasar modal memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah wahana untuk mempertemukan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. baik pemerintah, dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diterimanya adalah informasi yang benar. Sistem perdagangan di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

Bab I. Pendahuluan. perekonomian di Indonesia. Keberadaan pasar modal di suatu negara bisa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah disamping mengarahkan dana dari masyarakat agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan media pertemuan antara pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara dapat dilihat dari kondisi pasar

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

) TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI SELAMA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. periode ke periode, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham menjadi indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi perusahaan yang lebih kompetitif dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan industri manufaktur merupakan jenis industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berharga yang berjangka panjang seperti saham, obligasi, waran, dan right

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin kompleks pula aktivitas bisnisnya. Jika usaha atau bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan tingkat pengembalian (return) (Arista). Tujuan perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. luas. Banyak orang yang menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN. kompleks setiap waktunya, menyebabkan pasar modal dan industri sekuritas

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang pada akhir-akhir ini menarik minat para investor. Tujuan semua investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi pasar modal inilah maka kebutuhan atas informasi yang relevan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya mengandalkan kepada satu sumber pendanaan saja, yaitu hutang karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah pasar modal. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, pasar modal memungkinkan pemilik dana memeproleh keuntungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian,

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan

ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, NPM DAN EPS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. alternatif investasi bagi investor. Hal ini mendorong perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. ke publik, dalam era sekarang ini berkembangnya perusahaan-perusahaan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik menjadi suatu kebutuhan pokok bagi sebagian orang. terutama kaum wanita. Kecantikan semakin berkembang dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifat likuid (mudah dirubah). Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin berkembang banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, perekonomian di Indonesia mengalami. akan mengakibatkan terjadinya perubahan untuk memiliki harapan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. memperkuat dana perusahaan. Bagi perusahaan, pasar modal juga memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu bersaing dalam persaingan industri. Perusahaan harus dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Persaingan perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis. Pada aktivitas pasar modal investasi saham merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB I UKDW. saham. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk menentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh tingkat keuntungan (return) yang tinggi. Tinggi rendahnya

BAB I PEDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu bursa efek yang cepat

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi return saham yang

PENGARUH PERGERAKAN RASIO PROFITABILITAS EMITEN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal di Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun dengan jumlah saham yang meningkat dan volume perdagangan saham semakin tinggi. Kebutuhan informasi yang akurat dan relevan dalam mengambil keputusan berinvestasi dipasar modal pun semakin meningkat. Menurut Fahmi (2014 : 305 ) Pasar modal adalah dimana semua orang atau perusahaan bisa menjual saham dan obligasi tujuannya yaitu dari hasil penjualan tersebut akan digunakan sebagai tdana atau modal perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa pasar modal dimana terjadinya jual beli saham dan obligasi yang dilakukan sehingga akan mendapatkan laba yang diinginkan dan juga akan memberikan kestabilan modal pada perusahaan. Perusahaan manufaktur selalu menjadi sasaran para investor untuk menginvestasikan sahamnya, tujuannya untuk mendapatkan keuntungan atau pengembalian atas saham (return saham) yang telah di investasikannya. Sebelum melakukan investasi, para investor memerlukan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan yang akan dijadikan tempat untuk menginvestasikan sahamnya, informasi ini sangat berguna untuk para investor melakukan penanaman modal atau investasi. Karena tujuan dari investasi atau penanaman modal yaitu untuk mencari keuntungan. Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu, maupun institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya (Fahmi, 2014 :

450). Return merupakan keuntungan dari investasi yang berupa return realisasi (return yang telah terjadi) dan return ekspektasi (return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang). Return saham pada suatu perusahaan tidak selalu stabil setiap tahunnya, bahkan ada yang berturut-turut dalam dua tahun terakhir mengalami penurunan. Hal ini menunjukan lemahnya kinerja keuangan pada suatu perusahaan sehingga mengakibatkan efek negatif pada return saham di suatu perusahaan. Untuk melakukan investasi para investor atau pemegang saham menginginkan dividen atau pembagian keuntungan dari perusahaan untuk pemegang sahamnya dan juga ingin mendapatkan capital gain atau keuntungan dari selisih jual beli saham. Namun dalam menginvestasikan saham pasti terdapat risiko. Return dengan risiko mempunyai hubungan, semakin tinggi return semakin tinggi risikonya pula. Artinya jika investor menginginkan return yang tinggi, investor harus siap dengan risiko yang tinggi pula. Ketidak hati-hatian dalam melakukan investasi saham mengakibatkan para investor gagal dalam berinvestasi. Oleh karena itu sebelum melakukan investasi para investor harus melakukan analisis kinerja keuangan perusahaan terlebih dahulu supaya mendapatkan return sesuai dengan harapan. Maka dari itu para investor membutuhkan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan tersebut sebelum melakukan investasi. Kondisi perekonomian yang lemah juga sangat mempengaruhi return di perusahaan, termasuk perusahaan manufaktur. Ketika terjadi krisis keuangan globalisasi di Indonesia, inflasi dan kenaikan harga terjadi secara bersamaan.

Begitupun dampaknya terjadi pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia. Oleh karena itu terjadi penurunan saham pada perusahaan-perusahaan manufaktur. Kesalahan dalam berinvestasi mengakibatkan para investor tidak mendapatkan return yang diharapkan. Oleh karena itu para investor perlu berhatihati dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Karena dengan berhati-hati para investor bisa mempertimbangkan keputusan investasinya. Selain itu untuk memutuskan berinvestasi, perusahaan perlu menganalisis atau mencari tahu bagaimana kinerja keuangan perusahaan tersebut, salah satunya dengan menganalisis laporan keuangannya yang mempengaruhi return saham. Menurut Fahmi (2014:51) rasio keuangan atau financial ratio sangat penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Salah satu jenis rasio yang dipergunakan untuk pengambilan keputusan dalam berinvestasi adalah rasio harga saham terhadap laba bersih per sahamnya (Price Earning Ratio) dan Earning Per Share (EPS). Menurut Fahmi (2014 : 336) Price Earning Ratio (PER) adalah perbandingan antara market Price Per Share (harga pasar perlembar saham) dengan Earning Per Share (laba perlembar saham). Dari pengertian tersebut Price Earning Ratio ( PER ) adalah salah satu pendekatan yang sering digunakan untuk menilai suatu saham atau merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham dengan Earning Per Share (EPS). Kegunaan dari Price Earning Ratio (PER) adalah untuk mengetahui bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu

perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang digambarkan oleh Earning Per Share (EPS)-nya. Terjadinya naik turun pada Price Earning Ratio (PER) setiap tahunnya disuatu perusahaan menyebabkan return saham tidak stabil. Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan kinerja keuangan yang optimal biasanya memiliki Price Earning Ratio (PER) yang optimal pula, hal ini membuktikan bahwa pasar menginginkan pertumbuhan kinerja keuangan dimasa yang akan datang. Sebaliknya, pada perusahaan yang tingkat pertumbuhan kinerja keuangan rendah maka memiliki Price Earning Ratio rendah pula. Earning Per Share (EPS) adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki (Fahmi, 2014 : 335). Earning Per Share (EPS) merupakan bahan informasi yang harus dimiliki oleh para investor sebelum melakukan investasi karena Earning Per Share (EPS) dianggap sebagai informasi yang paling mendasar dan berguna sehingga mampu menggambar kemungkinan dan harapan penghasilan pada perusahaan di masa depan. Terjadinya naik turun pada Earning Per Share (EPS) setiap tahunnya disuatu perusahaan menyebabkan return saham tidak stabil. Dalam hal ini menunjukan bahwa tidak semua perusahaan selalu berada dalam posisi untung setiap tahun disaat melakukan kegiatan operasionalnya dan biasanya permasalahan yang sering terjadi pada perusahaan ditunjukan oleh nilai Earning Per Share (EPS) yang tidak stabil bahkan tidak menutup kemungkinan akan terjadi pula pada perusahaan mengalami penurunan secara terus-meneurus.

Fenomena pada perusahaan PT. Semen Indonesia (persero) Tbk yang mana pada perusahaan tersebut menunjukan bahwa kinerja keuangan yang bersifat naik turun setiap tahunnya sehingga mengakibatkan tidak stabilnya kinerja perusahaan sektor manufaktur. Adapun datanya dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut ini : Tabel 1.1 PT.Semen Indonesia (persero) Tbk. Kinerja keuangan dan rata-rata return saham perusahaan Variabel 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 PER 15,43 17,15 19,09 15,63 17,63 14,96 13,94 19,96 EPS 612,53 667,72 817,20 905,37 938,35 762,28 762,30 184,27 Return 0,44 0,35 0,51 0,021 0,231-0,25-0,09 0,21 (Sumber : Indonesia Stock Exchange, 2017). Grafik Return Saham 0,44 0,51 0,35 0,231 0,21 0,021-0,09 2010 2011 2012 2013 2014-0,25 2015 2016 2017 Return Grafik 1.1 Return Saham Sumber : Indonesia Stock Exchange, 2017

Grafik PER 25 20 15 10 5 0 15,43 17,15 19,09 15,63 17,63 19,96 14,96 13,94 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 PER Grafik 1.2 Price Earning Ratio (PER) PT. Semen Indonesia (persero) Tbk Sumber : Indonesia Stock Exchange, 2017 Grafik EPS 1000 800 600 400 200 0 817,2 905,37 938,35 612,53 667,72 762,28 762,3 184,27 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 EPS Grafik 1.3 Earning Per Share (EPS) PT. Semen Indonesia (persero) Tbk Sumber : Indonesia Stock Exchange, 2017 Pada tabel dan grafik tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang ditunjukkan oleh rasio keuangan jenis Price Earning Ratio (PER) menurun pada tahun 2013 dan meningkat kembali pada tahun 2014 akan tetapi pada tahun 2015 dan 2016 mengalami penurunan, kemudian meningkat lagi pada tahun 2017. Sedangkan pada rasio keuangan jenis Earning Per Share (EPS) mengalami

peningkatan sampai dengan tahun 2014, kemudian pada tahun 2015 mengalami penurunan dan pada tahun 2016 meningkat kembali kemudian menurun drastis pada tahun 2017. Keadaan Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS) yang fluktuatif berpengaruh pada return saham yang diperoleh perusahaan pada tahun 2010 sampai dengan 2017. Sebelum melakukan investasi calon investor harus menganalisa kinerja keuangan perusahaan terlebih dahulu yaitu dengan menggunakan rasio keuangan Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS), sehingga investor mengetahui perusahaan mana yang tepat untuk menginvestasikan sahamnya supaya mendapatkan return sesuai dengan harapan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai pentingnya menganalisa kinerja keuangan sebelum melakukan investasi. Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rianti Syahputri (2015) yang meneliti tentang Pengaruh ROA, NPM, EPS Terhadap Return Saham pada Emiten Jakarta Islamic Index Tahun 2010-2013. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ROA dan EPS berpengaruh tidak signifikan secara parsial terhadap return saham. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Risdiyanto (2016) tentang Pengaruh POI, EPS dan PER Terhadap Return Saham pada perusahaan Farmasi. Hasil penelitian tersebut telah di uji secara parsial menunjukan bahwa PER berpengaruh signifikan dan positif terhadap return saham sedangkan EPS tidak berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Ferdinan Eka Putra (2016) tentang Return On Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS) terhadap return saham

perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menunjukan EPS memiliki pengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan Foods and Beverages yang terdaftar di BEI. Berdasarkan fenomena dan penelitian terdahulu yang di uraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berkaitan dengan Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS) terhadap return saham. Oleh karena itu untuk mengangkat masalah ini sebagai bahan penulisan ilmiah dengan judul Pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Melihat dari kegiatan operasional keuangan pada perusahaan PT. Semen Indonesia (persero) Tbk, penulis mengidentifikasi adanya permasalahan sebagai berikut : 1. Terjadinya naik turun pada rasio keuangan PER (Price Earning Ratio) menyebabkan return saham tidak stabil. 2. Terjadinya naik turun pada rasio keuangan EPS (Earning Per Share) menyebabkan return saham tidak stabil. 3. Ketidak hati-hatian dalam melakukan investasi saham mengakibatkan para investor gagal dalam berinvestasi 4. Terjadinya krisis keuangan globalisasi, inflasi dan kenaikan harga secara bersamaan yang diakibatkan oleh kondisi perekonomian yang lemah

5. Kesalahan dalam berinvestasi mengakibatkan para investor tidak mendapatkan return yang diharapkan. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap return saham? 2. Apakah Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap return saham? 3. Apakah Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS) secara bersama-sama berpengaruh terhadap return saham? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data maupun informasi yang relevan terkait masalah yang di identifikasikan. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh Price Earning Ratio (PER) pada return saham. 2. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) pada return saham. 3. Untuk mengetahui pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS) secara bersama-sama terhadap return saham. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan penelitian sehingga hasil dari penelitian ini akan memberikan kegunaan sebagai berikut :

1.3.2.1 Kegunaan Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, diantaranya : 1) Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi yang akan melanjutkan penelitian ini. 2) Sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan. 1.3.2.2 Kegunaan Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, diantaranya : 1. Bagi Penulis a) Untuk mengetahui pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS) terhadap return saham. b) Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis yang berkaitan dengan Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) dan return saham. 2. Bagi investor atau calon investor Bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi saham perusahaan supaya mendapatkan return yang sesuai dengan apa yang diinginkan.

3. Bagi Pihak Lain a) Masyarakat, sebagai gambaran terkait pengaruh Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS) terhadap return saham. b) Bahan informasi dalam ilmu pendidikan sehingga dapat menambah wawasan.