FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI CHOIRUL MALA PALEMBANG TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani 2, Yuni Permata Sari 3 1,2,3 STIK Siti Khadijah Palembang.

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPM CHOIRUL MALA HUSIN PALEMBANG TAHUN 2015

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014)

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNA KB IUD DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI FAUZIA HATTA PALEMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI BPM SRI MAYA TRESIA, SST

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KEPUTUSAN IBU DALAM MEMILIH ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR. Arisna Kadir

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS PAAL X KOTA

Hubungan Karakteristik Ibu dengan Pemilihan Kontrasepsi di Puskesmas Padang Pasir Padang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Pada Wanita Usia Subur Di Puskesmas Pekauman Banjarmasin

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANYARAN SEMARANG

FAKTOR YANG MEMBEDAKAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICES

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

KARAKTERISTIK AKSEPTOR METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) DAN NON MKJP DI BPS Ny A DESA SUMBERWONO KECAMATAN BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN

Rika herawati : Hubungan Berat Badan Ibu Dengan Pemakaian KB Hormonal Di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan Hulu

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Andria : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian KB Implan Didesa Margamulya Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Samo I

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

Pengguna Kontrasepsi Hormonal Suntikan dengan Kenaikan I. PENDAHULUAN. kontrasepsi yang populer di Indonesia. adalah kontrasepsi suntik.

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. VOLUME 5 Nomor 03 November 2014 Artikel Penelitian

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING PADA AKSEPTOR KB TERHADAP KETEPATAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

Oleh : Eti Wati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

MA RIFATUL AULIYAH Subject : Dukungan Suami, MKJP, Akseptor KB DESCRIPTION ABSTRACT

HUBUNGAN FAKTOR AGAMA DAN KEPERCAYAAN DENGAN KEIKUTSERTAAN KB IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA. Sri Wulandari

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

Mitha Destyowati ABSTRAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

Disusun. oleh: FAKULTAS ILMU

MIKIA KEJADIAN AMENORE SEKUNDER PADA AKSEPTOR SUNTIK DMPA. Artikel Penelitian. Nurya Viandika 1 Nurfitria Dara Latuconsina 2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI

Hubungan Pengetahuann dan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih

SYAFNELI* NURCAHAYA HSB** *Dosen Prodi DIII Kebidanan Universitas Pasir Pengaraian ** Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Universitas Pasir Pengaraian

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN USIA PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DUSUN GETASAN KAB. SEMARANG TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: ASFARIZA YUDHI PRABOWO

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007). mempunyai visi Keluarga Berkualitas tahun Keluarga berkualitas

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN IMPLAN OLEH AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS RAWAT INAP SUKABUMI KOTA BANDAR LAMPUNG

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) DI KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU TAHUN 2015

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI CHOIRUL MALA PALEMBANG TAHUN 2017 STIK Bina Husada Palembang, Program Studi Kebidanan helenevelina@gmail.com ABSTRAK Latar belakang: Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memilih alat kontrasepsi hormonal yang terdiri dari umur, paritas, pendidikan dan pengetahuan yang menentukan pene. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi hormonal di Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala Palembang tahun 2017. Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain survey analitik pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu akseptor KB di Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala Palembang dari bulan Januari sampai September tahun 2017 sebanyak 189 orang, teknik pengambilan sampel secara accidental sampling sebanyak 64 orang. Analisis yang digunakan univariat dan bivariat. Hasil Penelitian: Hasil analisis univariat didapatkan distribusi frekuensi umur akseptor KB yang tidak berisiko (21-35 tahun) sebanyak 70,4%, distribusi frekuensi pendidikan akseptor KB yang memiliki pendidikan rendah sebanyak 46,9%, distribusi frekuensi paritas akseptor KB yang multigravida sebanyak 59,4%, distribusi frekuensi pengetahuan yang kurang sebanyak 51,6%, distribusi frekuensi jenis kontrasepsi akseptor KB hormonal sebanyak 79,7%. Hasil analisis bivariat didapatkan ada hubungan bermakna antara umur, paritas, pendidikan dan pengetahuan dengan penggunaan alat kontrasepsi (p value 0,000 nilai OR 8,5 ; p value 0,000 nilai OR 2,4 ; p value 0,000 nilai OR 3,9 ; p value : 0,000 nilai OR 2,8). Saran: Tenaga kesehatan diharapkan memberikan konseling kepada pasangan usia subur sebelum memilih alat kontrasepsi sehingga pasangan usia subur memilih alat kontrasepsi sesuai dengan kondisi kesehatannya. Kata Kunci : Kontrasepsi Hormonal, Karakteristik ABSTRACT Background: Many factors influence a person in choosing a hormonal contraceptive consisting of age, parity, education and knowledge that determines the outcome. Research Purpose: To determine the factors associated with the use of hormonal contraceptives in Choirul Mala Mandiri Mandiri Midwife in 2017. Research Methode: This research is a quantitative study with a cross sectional study analytical survey design. The population in this study were all mothers of family planning acceptors in the Mandiri Choirul Mala Practicum Midwife Palembang from January to September 2017 totaling 189 people, the sampling technique was accidentally sampling as many as 64 people. Analysis used univariate and bivariate. Research Result: The results of univariate analysis showed the frequency distribution of age KB acceptors who were not at risk (21-35 years) as much as 70.4%, education frequency distribution of family planning acceptors who had low education as much as 46.9%, frequency distribution of parity of multigravida family planning acceptors as much as 59.4%, lack of frequency distribution of knowledge as much as 51.6%, frequency distribution of hormonal contraceptive acceptor types as much as 79.7%. The results of bivariate analysis showed that there was a significant relationship between age, parity, education and knowledge with the use of contraceptives (p value 0,000 OR value 8.5; p value 0.000 OR value 2.4; p value 0.000 value OR 3.9; p value: 0,000 value OR 2.8). Suggestion: Health workers are expected to provide counseling to couples of childbearing age before choosing contraceptives so that couples of childbearing age choose contraceptives according to their health conditions. Keywords: Hormonal Contraception, Characteristics Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan 51

PENDAHULUAN Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi negara-negara di dunia, khususnya negara berkembang. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk terbesar ke empat setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Dengan jumlah penduduk yang begitu tingginya akan sangat mempengaruhi kepadatan penduduk, angka kematian dan angka kelahiran. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk menekan jumlah penduduk adalah melalui program Keluarga Berencana (KB) (BKKBN, 2013). Program KB adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan, untuk mencapai hal tersebut dibuatlah beberapa cara untuk mencegah ataupun menunda kehamilan, walaupun dalam pelaksanaannya pelayanan KB yang berkualitas belum sepenuhnya menjangkau seluruh wilayah nusantara.karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur dalam memilih alat kontrasepsi seperti kurangnya sarana yang dibutuhkan, pendidikan, sosial ekonomi, budaya, agama, status wanita dan dukungan suami. Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat kontrasepsi yang dipilih memilikiefektifitas yang berbeda-beda (Sulistyawati, 2012). Jumlah peserta KB di Indonesia pada tahun 2014 sebanyak 35.202.908 (74,87%), metode kontrasepsi non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) lebih banyak penggunanya yaitu sebesar 84,74%, sedangkan peserta yang menggunakan MKJP hanya sebesar 15.26% (BKKBN, 2014). Dengan presentase penggunaan alat kontrasepsi IUD (11,07%), Metode Operasi Wanita (MOW) (3,52%), Metode Opersasi Pria (MOP) (0,69%), kondom (3,15%), implant (10,46%), pil (23,58%) dan injeksi (47,57) (Kemenkes RI, 2013). Jenis kontrasepsi yang banyak di gunakan adalah suntik (65,0%). Proporsi terbesar penggunaan jenis kontrasepsi pil adalah jenis kombinasi (83,0%),suntik depo progestin (88,0%), sedangkan implant semua menggunakan jenis norplant (100%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi terbesar terjadinya efek samping gangguan siklus haih adalah pada suntik (79,7%), peningkatan tekan darah pada pil (12,5%), peningkatan berat badan pada suntik (16,6%)dan produksi ASI berkurang pada jenis pil kombinasi (25,0%) (Afni, 2014). Berdasarkan data BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) (2011), dalam upaya membangun penduduk yang berkualitas maka pemerintah memberikan perhatian besar terhadap pembangunan sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas penduduk yaitu mengatasi pertumbuhan penduduk, dengan Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan 52

menetapkan program Keluarga Berencana (KB) pada Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk mencegah kehamilan. Terutama kehamilan yang tidak diinginkan dan kehamilan risiko tinggi, karena hal tersebut dapat menyebabkan atau menambahangkan kesakitan dan angka kematian ibu. Menurut World Health Organization (WHO), dewasa ini hampir 380 juta pasangan menjalankan Keluarga Berencana dan 65-75 juta diantaranya terutama di negara berkembang menggunakan kontrasepsi hormonal seperti kontrasepsi oral, suntik dan implant kontrasepsi hormonal yang digunakan dapat memiliki pengaruh positif ataupun negatif terhadap berbagai organ wanita baik organ genetalia maupun non genetalia (Prawiroharjo, 2007). Berdasarkan data dari Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala didapatkan bahwa pada tahun 2014 ibu yang menggunakan alat kontrasepsi berjumlah 5514 orang peserta KB yaitu kb suntik 5391 orang, pil 123 orang, pada tahun 2015 berjumlah 4012 orang peserta KB pil KB 68 orang, KB suntik 3944 orang, pada tahun 2016 berjumlah 3754 orang peserta KB yaitu implan 2 orang, pil KB 66 orang, KB suntik 3690 orang. Dari survey awal yang dilakukan dengan mewawancarai 5 orang akseptor KB di Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala, didapatkan bahwa 3 orang sebagai akseptor KB hormonal yaitu akseptor KB suntik 3 bulan dan 1 bulan. Dua dari tiga orang ibu tidak mengetahui apa itu kontrasepsi hormonal dan efek samping penggunaannya (Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala, 2016). Berdasarkan masalah masalah diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam apakah Faktor-faktor yang berhubungan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal di Bidan praktik mandiri Choirul Mala Palembang tahun 2017. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain survey analitik pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu akseptor KB di Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala Palembang dari bulan Januari sampai September tahun 2017 sebanyak 189 orang, teknik pengambilan sampel secara accidental sampling sebanyak 64 orang. Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan 53

HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur, Paritas, Pendidikan dan Pengetahuan Akseptor KB Variabel Frekuensi Persentase (%) Umur Tidak Berisiko ( 20 dan > 35) 19 orang 29,6 Berisiko (21-35 tahun) 45 orang 70,4 Pendidikan Tinggi 34 orang 53,1 Rendah 30 orang 46,9 Paritas Primigravida 26 orang 40,6 Multigravida 38 orang 59,4 Pengetahuan Baik 31 orang 48,4 Kurang 33 orang 51,6 Jenis Kontrasepsi Non Hormonal 13 orang 20,3 Hormonal 51 orang 79,7 Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa sebagian besar memiliki umur berisiko ( 20 dan > 35) sebanyak 70,4%, pendidikan tinggi sebanyak 53,1%, paritas multigravida sebanyak 59,4%, pengetahuan kurang sebanyak 51,6% dan penggunaan kontrasepsi hormonal sebanyak 79,7 orang. Analisis Bivariat Hubungan Umur dengan Pengunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Tabel 2. Hubungan Umur dengan Pengunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Penggunaan Alat Kontrasepsi Umur Non Hormonal Hormonal Jumlah n % n % n % Tidak Berisiko ( 20 dan > 35) 7 10,9 12 18,8 19 29,7 Berisiko (21-35 tahun) 40 62,5 5 7,8 45 70,3 Jumlah 47 73,4 17 26,6 64 100 P Value 0,000 Berdasarkan tabel 2 hasil uji statistic diperoleh nilai p value = 0,000 (p value 0,05), sehingga dapat disimpulkan. ada hubungan antara umur dengan penggunaan kontrasepsi hormonal di Bidan praktik mandiri Choirul Mala Palembang Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan 54

Hubungan Paritas dengan Pengunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Tabel 3. Hubungan Paritas dengan Pengunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Penggunaan Alat Kontrasepsi Paritas Non Hormonal Hormonal Jumlah n % n % n % Mutligravida ( 2) 24 37,5 10 15,7 10 53,2 Primigravida (<2) 23 35,9 7 10,9 30 46,8 P Value 0,000 Jumlah 47 73,4 17 26,6 64 100 Berdasarkan tabel 3 diatas, hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,000 (p value 0,05), sehingga dapat disimpulkan. ada hubungan antara paritas dengan penggunaan kontrasepsi hormonal di Bidan praktik mandiri Choirul Mala Palembang Hubungan Pendidikan dengan Pengunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Tabel 4. Hubungan Pendidikan dengan Pengunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Pendidikan Penggunaan Alat Kontrasepsi Jumlah P Value Tinggi (SMA dan perguruan Tinggi) Rendah (Tidak Sekolah, SD dan SMP) Non Hormonal Hormonal n % n % n % 32 50 12 18,8 44 68,8 15 23,4 5 7,8 20 31,2 Jumlah 47 73,4 17 26,6 64 100 0,000 Berdasarkan tabel 4 diatas, hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,000 (p value 0,05), sehingga dapat disimpulkan. ada hubungan antara pendidikan dengan penggunaan kontrasepsi hormonal. di Bidan praktik mandiri Choirul Mala Palembang Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan 55

Hubungan Penngetahuan dengan Pengunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Tabel 5. Hubungan Penngetahuan dengan Pengunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Penggunaan Alat Kontrasepsi Pengetahuan Jumlah Non Hormonal Hormonal n % n % n % Baik 29 45,3 11 17,2 40 62,5 Kurang 18 28,1 6 9,4 24 37,7 P Value 0,000 Jumlah 47 73,4 17 26,6 64 100 Berdasarkan tabel 5 diatas, hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,000 (p value 0,05), ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan kontrasepsi hormonal. PEMBAHASAN Hubungan Umur dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara umur dengan penggunaan kontrasepsi hormonal. Menurut Hanafi (2004) dalam Susilawati (2013), dalam kehidupan wanita dapat dikelompokkan atas 3 kelompok berdasarkan masa reproduksi masa reproduksi muda yaitu umur <20 tahun, masa reproduksi sehat yaitu umur 20-35 tahun, masa reproduksi tua yaitu umur >35 tahun. Menurut Hanafi (2004) dalam Susilawati (2013) dalam program KB Nasional untuk menyelamatkan ibu dan anak akan melahirkan pada usia muda dan melahirkan pada usia tua maka ditempuh kebijaksanaan yang dikategorikan dalam 3 fase yaitu fase menunda atau mencegah kahamilan bagi pasangan usia subur dengan istri berumur < 20 tahun, dianjurkan untuk menunda kehamilannya, fase menjarangkan kehamilannya bagi pasangan usia subur dengan istri berumur 20 35 tahun yang merupakan masa paling baik untuk melahirkan dengan jumlah anak 2 orang dan jarak kelahiran antara 2 sampai 4 tahun, fase menghentikan/mengakhiri kehamilan bagi pasangan usia subur dengan istri berumur >35 tahun, dianjurkan untuk mengakhiri kehamilan setelah mempunyai 2 orang anak. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tunnisa (2010) di Sopeng dan Zainuddin (2012) di Pangkep yang menunjukkan adanya hubungan antara umur ibu dengan penggunaan kontrasespsi hormonal. Hasil penelitian ini juga didukung Ama (2007) Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan 56

yang melakukan penelitian di Bostwana afrika menunjukkan hasil bahwa umur responden memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan kontrasepsi. Namun hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Junaedy (2012) di Selayar menunjukkan tidak ada hubungan antara umur dengan pemilihan metode kontrasepsi hormonal. Akseptor KB tidak mengetahui pola penggunaan kontrasepsi yang rasional yaitu pemilihan kontrasepsi disesuaikan dengan fase umur. Pada umur < 20tahun atau > 30 tahun, peserta KB pada umumnya memilih kontrasepsi yang memiliki efektivitas yang tinggi seperti pil dan suntik. Hal ini disebabkan masih kurang pahamnya masyarakat mengenai pola dasar penggunaan kontrasepsi rasional dan alasan akseptor KB dalam memilih jenis kontrasepsi suntikan lebih banyak memilih karena mudah diperoleh dan harganya terjangkau bagi akseptor KB. Hubungan Pendidikan dengan Alat Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara pendidikan dengan penggunaan kontrasepsi hormonal. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan bermakna antara pendidikan dengan penggunaan alat kontrasepsi hormonal. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhafid (2004) di Bolaang Mongondow dan Zainuddin di Pangkep yang menunjukan tidak adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan penggunaan metode kontrasepsi. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Purba (2009) terdapat hubungan antara pendidikan dengan pemakaian alat kontrasepsi pada istri PUS di Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu. Tingkat pendidikan tidak menentukan seseorang dalam memilih jenis kontrasepsi. Hal ini menunjukan bahwa tinggi rendahnya pendidikan tidak mempengaruhi peserta KB dalam menentukan jenis kontrasepsi yang digunakan, ini disebabkan responden yang berpendidikan rendah dan tinggi sudah tahu pentingnya serta manfaat dari suatu alat kontrasepsi dari petugas kesehatan ataupun sumberlainnya. Hubungan Paritas dengan Alat Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara paritas dengan penggunaan kontrasepsi hormonal. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan bermakna antara paritas dengan penggunaan alat kontrasepsi hormonal terbukti secara statistik. Banyaknya anak yang masih hidup mempengaruhi kesertaan seseorang dalam mengikuti program KB. Semakin besar jumlah anak hidup yang dimiliku seseorang semakin besar kemungkinan membatasi Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan 57

kelahiran. Dengan melihat jumlah anak yang dilahirkan hidup ditemukan pula hubungan yang bersifat positif artinya makin tuia umur mencerminkan proses perubahan keluarga dan dapat juga memperlihatkan proses perubahan keluarga dan dapt juga memperlihatkan proses perubahan fertilitas antar waktu (Depkes, 2011). Hal ini sesuai dengan penelitian Ramadini (2014) ada hubungan paritas dengan penggunaan alat kontasepsi. Hal ini disebabkan adanya beberapa factor diantaranya yaitu faktor lingkungan dan faktor dalam diri individu itu sendiri seperti keinginan dan ketertarikan kepada sesuatu aataupun faktor social ekonomi. Paritas juga berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi hormonal karena ibu primigravida masih belum berpengalaman dan memiliki sedikit informasi tentang kontrasepsi hormonal. Hubungan Pengetahuan dengan Alat Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara paritas dengan penggunaan kontrasepsi hormonal. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan penggunaan alat kontrasepsi hormonal. Pada penelitian sebelumnya oleh Kurniawan (2008) dengan judul Hubungan Tingkat Pendidikan Formal, Tingkat Pengetahuan Tentang KB, dan Usia dengan Pemilihan Kontrasepsi, diperoleh bahwa pengetahuan responden mempunyai hubungan signifikan terhadap peningkatan kemungkinan penggunaan metode non hormonal, dengan rincian bahwa pengetahuan yang baik memberikan kemungkinan penggunaan metode non hormonal sebesar 22 kali lipat (dengan OR=22,00 dan CI 95%) dibandingkan dengan yang berpengetahuan cukup atau kurang. Penelitian lain oleh Wijayanti (2006), dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Gender Suami dan Pemilihan Metode Kontrasepsi Ibu Akseptor KB, terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan gender suami dengan pemilihan metode kontrasepsi, dengan nilai r=0,849. Sehingga terdapat hubungan yang positif, artinya dengan tingginya tingkat pengetahuan suami, maka akan memberikan nilai korelasi positif terhadap pemilihan metode kontrasepsi. Tingkat pengetahuan ibu tentang metode kontrasepsi yang diperoleh dari pemberian informasi yang akurat dan tidak bias mempengaruhi keputusan ibu untuk memilih dan menggunakan metode kontrasepsi hormonal dan non hormonal (Pendit, 2007). Dengan menyediakan informasi yang akurat dan sesuai serta konseling yang bersifat empatik, maka individu dan pasangan dapat memilih dengan sadar Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan 58

suatu metode kontrasepsi. Agar pemakaian metode benar dan aman, pemakai perlu memiliki pengetahuan tentang kontrasepsi yang mereka pilih,termasuk pengetahuan tentang kemungkinan efek samping dan komplikasi (Pendit, 2007). Semakin baik pengetahuan ibu tentang metode kontrasepsi, maka semakin tinggi pula pemakaian kontrasepsi non hormonal, karena ibu yang berpengetahuan baik tentang metode kontrasepsi, termasuk tahu tentang keamanan, cara pemakaian, efek samping dan komplikasi dari metode kontrasepsi hormonal dan non hormonal, cenderung menggunakan konntasepsi non hormonal. 7. Ada hubungan pengetahuan dengan pengunaan alat kontrasepsi hormonal Saran 1. Bidan Praktik Mandiri Choirul Mala Diharapkan kepada tenaga kesehatan di BPM Choirul Mala untuk dapat memberikan konseling sebelum pasien memilih alat kontrasepsi. Sehingga alat kontrasepsi yang digunakan sesuai dengan riwayat kesehatan pasien. 2. Pasangan Usia Subur Diharapkan kepada pasangan usia subur untuk mencari informasi tentang alat kontrasepsi yang akan digunakan sehingga sesuai dengan kondisi kesehatannya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Responden umur 21-35 tahun sebanyak 70,4%, pendidikan rendah sebanyak 46,9%, primigravida sebanyak 40,6% 2. Responden yang memiliki pengetahuan rendah tentang kontrasepsi hormonal sebanyak 51,6% 3. Responden yang menggunakan KB hormonal sebanyak 81,2% 4. Ada hubungan umur dengan pengunaan alat kontrasepsi hormonal 5. Ada hubungan pendidikan dengan pengunaan alat kontrasepsi hormonal 6. Ada hubungan paritas dengan pengunaan alat kontrasepsi hormonal Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan 59

DAFTAR PUSTAKA Afni, 2014. Gambaran Efek samping Penggunaan Kontrasepsi Hormonal pada Ibu-Ibu Usia 20-35 tahun 2014 di Kecamatan Jelai Kabupaten Sukamara Kalimantan Tengah, Kalimantan Tengah, Sukamara BKKBN, 2013. Profil Kependudukan dan Pembangunan Di Indonesia Tahun 2013. Jakarta, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Depkes, 2011. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Diakses. Pada tanggal 25 Juli 2018, pukul 13.00 WIB. Availiable : http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatinharganas.pdf. Everett, 2013. Kontrasepsi Hormonal, Jakarta, EGC Kemenkes RI, 2013. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta, Trans Indo Media Manuaba, I. B. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC Saifuddin, B. A., et al. (2014). Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Sulistyawati A, 2012, Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika Susenas. Analisis Data Kependudukan dan KB Hasil Susenas. Jakarta; 2015 Speroff, L., Darney, P. (2005). Pedoman Klinis Kontrasepsi, Edisi 2, Jakarta: EGC WHO, 2014. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta: EGC Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan 60