BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Otonomi daerah yang berlaku di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan Daerah yaitu dengan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance),

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB 1 PENDAHULUAN. kelola kepemerintahan yang baik (good governance government), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. melalui UU No. 22 Tahun Otonomi daerah memberikan Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No.105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiriurusan pemerintahannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan transparansi dan akuntabilitas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas organisasi-organisasi publik tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring perkembangan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, maka

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan melalui penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih meningkatkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance)

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. berupa laporan keuangan. Fenomena yang terjadi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah setelah berlakunya Undang-

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sesuai dengan prinsip-prinsip dasar good governance pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. harus ditingkatkan agar menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. mengamanatkan bahwa setiap kepala daerah wajib menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah masih menemukan fenomena penyimpangan informasi laporan

BAB I PENDAHULUAN. reformasi dapat dinilai kurang pesat, pada saat itu yang lebih mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan penyelenggaraan operasional pemerintahan. Bentuk laporan

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masyarakat Indonesia semakin menuntut pemerintahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. daerah merupakan tujuan penting dalam reformasi akuntansi dan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat tersalurkan. Selain itu dalam Pemerintahan yang baik

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjalankan pemerintahannya. Pemerintah pusat memberikan kewenangan

BAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk penyelenggaraan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance merupakan function of governing. Salah

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya kepada publik. Pemerintah merupakan entitas publik yang harus

BAB I PENDAHULUAN. yang menyajikan laporan keuangan diharuskan memberi pernyataan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat diraih melalui adanya otonomi daerah.indonesia memasuki era otonomi

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB I PENDAHULUAN. yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara. Keluhan birokrat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengeluarkan UU No. 33 Tahun 2004

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik yang disebut. dengan laporan keuangan (Mardiasmo, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan berganti menjadi era Reformasi. Pada era ini, desentralisasi dimulai ketika

BAB I PENDAHULUAN. Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan seiring

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap terselenggaranya

BAB I PENDAHULUAN. yang baik (good governance government), telah mendorong pemerintah pusat dan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Supriyanto dan Suparjo (2008) mengungkapkan :

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah telah ditetapkan di Indonesia sebagaimana yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan keuangan, pemerintah melakukan reformasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Good governace merupakan function of governing, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

I. PENDAHULUAN. melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu dasar penting dalam pengambilan keputusan. Steccolini (2002;24) mengungkapkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan sejak tahun 1981 sudah tidak dapat lagi mendukung kebutuhan Pemda

BAB I PENDAHULUAN. laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan. Akuntansi sektor publik

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dibuat untuk memberi informasi kepada pengguna internal dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. tata kelola yang baik diperlukan penguatan sistem dan kelembagaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan sektor publik khususnya laporan keuangan. pemerintah adalah wujud dan realisasi pengaturan pengelolaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu periode. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.1

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pengawasan. Kualitas audit

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia namun juga di negara-negara lain (Indra Bastian, 2010:5).

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melakukan reformasi pengelolaan keuangan dengan. mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan ekonomi, sudah pasti disemua negara di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus. Untuk bisa memenuhi ketentuan Pasal 3. Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang keuangan, negara

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Dinamika perkembangan sektor publik di Indonesia saat ini adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. khususya di tingkat Pemerintah Daerah. Korupsi sebenarnya termasuk salah

dalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Sejak diberlakukannya otonomi desantralisasi mendorong perlunya perbaikan dalam pengelolaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Good governance merupakan function of governing, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka reformasi di bidang keuangan, pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang luas yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi di Indonesia setidaknya telah mengeluarkan dua undangundang

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya prinsip transparansi dan akuntabilitas. Berdasarkan Undang-Undang

Transkripsi:

BAB I A. Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Otonomi daerah ialah sebuah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus pemerintah serta kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Otonomi daerah yang berlaku di Indonesia didasarkan pada UU Nomor 22 tahun 1999 yang sekarang telah di revisi menjadi UU No.32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah. Menurut Ulum, 2004 Organisasi sektor publik merupakan sebuah organisasi yang memiliki tujuan untuk memproduksi dan menyediakan barang publik. Pemahaman tentang sektor publik sebagai entitas yang memiliki hubungan aktivitas, yang kemudian menghasilkan barang guna pelayanan publik yang dapat memenuhi hak serta kewajiban publik. Organisasi sektor publik sendiri dalam prosesnya sekarang ini dimodifikasi dengan adanya fenomena menguatnya akuntabilitas dari organisasi publik itu sediri, baik dalam pusat atau daerah. Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban seseorang ataupun instansi yang telah menentukan pilihannya dengan tindakannya. Upaya guna mewujudkan transparansi serta akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah pusat maupun pemda merupakan penyampaian laporan pertanggungjawaban yang berwujud laporan keuangan, kemudian laporan keuangan pemerintah tersebut diberikan kepada DPR/ DPRD serta masyarakat setelah sebelumnya telah diaudit oleh Badan Pemeriksa 1

Keuangan (BPK). Menurut Undang-Undang Nomor 17 pada Tahun 2003 mengenai Keuangan Negara dan Undang-Undang No 23 pada Tahun 2004 mengenai Pemerintah Daerah. Laporan keuangan ialah bentuk tanggung jawab atas kepengurusan sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu entitas. Laporan keuangan yang dihasilkan juga harus memenuhi prinsip tepat waktu dan susunannya disusun mengikuti Standar Akuntansi Pemerintah yang sesuai dengan peraturan pemerintah Nomor 24 pada Tahun 2005 yang digantikan dengan peraturan pemerintah Nomor 71 pada Tahun 2010 yaitu, pengelolaan keuangan pemerintah daerah dilakukan atas dasar tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance) adalah pengelolaan keuangan dilakukan secara transparan dan akuntabel sehingga memungkinkan para pengguna laporan keuangan dapat mengakses hasil yang berhasil dicapai dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Laporan keuangan yang telah diterbitkan harus disusun berdasarkan standar akuntansi yang berlaku supaya laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan dengan laporan keuagan entitas lain. Informasi didalam sebuah laporan keuangan tersebut relevan untuk memenuhi tujuan dari laporan keuangan pemerintah, namun tidak sepenuhnya dapat memenuhi tujuan tersebut. Informasi tambahan yang tersedia, termasuk laporan non keuangan dapat dilaporkan bersama-sama dengan laporan keuangan. Untuk gambaran yang lebih komprehensif mengenai aktivitas suatu entitas pelaporan satu periode. 2

Dengan adanya laporan keuangan, yaitu dengan tujuan untuk menyajikan informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami bertepatan dengan posisi keuangan serta seluruh data transaksi yang dicatat oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Begitu pula dengan laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) dimana pada setiap tahunnya mendapat penilaian dari auditor pemerintahan yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan sebuah opini. Ada empat opini yang diberikan oleh BPK selaku pemeriksa, yaitu : Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Opini Tidak Wajar (TP), dan Pernyataan Menolak untuk memberi Opini atau Tidak Memberi Pendapat (TMP). Dengan contoh, Apabila BPK memberi sebuah opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap sebuah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) itu artinya, dapat dikatakan laporan keuangan suatu entitas pemerintah daerah tersebut disajikan dan diungkapkan secara wajar dan berkualitas. Pencapaian WTP untuk Bantul telah diraih selama empat tahun berturutturut yaitu sejak 2012 sampai 2015. Sekda mengatakan dari beberapa catatan dalam LHP BPK atas keuangan Bantul 2015 tidak ada satupun yang mengarah pada penyimpangan penggunaan anggaran atau yang mengarah pada kerugian negara. Namun demikian, kata dia, secara gamblang dijelaskan dalam LHP BPK terdapat 16 temuan terdiri dari kelemahan pengendalian 11 temuan dan lima temuan tidak patuh, namun semua dalam rangkaian administrasi, sehingga tidak pengarah pada pelanggaran. (www.bantulkab.go.id) 3

Peraturan Pemerintah Nomor 56 pada Tahun 2005 mengenai Sistem Informasi Keuangan Daerah telah dijelaskan bahwasanya dalam tindak lanjut proses pembangunan yang searah dengan prinsip tata kelola pemerintah yang baik (Good Governance), pemerintah dan Pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk pemanfaatan dan pengembangan teknologi informasi sehingga nantinya dapat menciptakan dan meningkatkan kemampuan pengelola keuangan daerah dan menyambungkan informasi keuangan daerah kepada pelayanan publik. Sehingga perlu adanya optimalisasi pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk pembangunan jaringan Sistem Informasi Manajemen. No Nama Pemda Opini BPK 2012 2013 2014 2015 1. Provinsi DIY WTP WTP WTP WTP 2. Kota Yogyakarta WTP WTP WTP WTP 3. Kab. Bantul WTP WTP WTP WTP 4. Kab. Sleman WTP WTP WTP WTP 5. Kab. Kulon Progo WDP WTP WTP WTP 6. Kab. Gunungkidul WDP WDP WDP WTP Sumber : Website BPK RI Adapun beberapa penelitian sebelumnya mengenai pengaruh laporan keuangan daerah, diantaranya yang dilakukan oleh Nurillah dan Muid (2014) yang membuktikan bahwa kompetensi sumber daya manusia, penerapan sistem akuntansi pemerintah daerah (SAKD), pemanfaatan teknologi informasi, dan 4

sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Andini dan Yusrawati (2015) membuktikan bahwa kompetensi sumber daya manusia dan penerapan sistem akuntansi pemerintah daerah (SAKD) berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Selain itu Fikri (2015) melakukan sebuah penelitian yang membuktikan bahwa kompetensi sumber daya manusia, sistem pengendalian intern (SPI), dan Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP) berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Berdasarkan apa yang telah dijelaskan diatas, maka penelitian ini dilakukan pada kabupaten Bantul, sehingga penelitian ini diberi judul : PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Penelitian ini kompilasi dari peneliti terdahulu yang berkaitan dengan kualitas laporan keuangan, yaitu : Sudiarti, et al (2015) dan ada beberapa peneliti yaitu : Nurillah dan Muid (2014) ; Udiyanti, et al (2014) ; Putri (2014) ; Emilda (2014) ; Andini dan Yusrawati (2015). Bahwa terdapat beberapa signifikasi yang berbeda dari masing-masing variabel kualitas laporan keuangan, dan masih terbatasnya penelitian terkait kualitas laporan keuangan pemerintah. Kemudian, 5

ada nya perbedaan hasil penelitian inilah yang menarik untuk di analisis kembali mengenai faktor yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Yang membedakan pada penelitian sebelumnya adalah lokasi penelitian, waktu penelitian, serta masalah yang ada pada tempat penelitian. Pemilihan SKPD Kabupaten Bantul DIY sebagai objek penelitian karena Kabupaten Bantul dinilai berhasil menyusun dan menyajikan Laporan keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) pada Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2015 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), pada laporan keuangannya. Maka dari itu diharapkan dengan adanya hasil audit BPK selama kurang lebih 4 tahun mempertahankan predikat WTP nya dan diharapkan mampu menjadi contoh bagi daerah lain, kemudian peneliti ingin mengaji lebih dalam mengenai faktor-faktor apa saja yang saat ini diperkuat Kabupaten Bantul sehingga bisa mempertahankan predikat WTP tersebut walaupun opini tersebut masih ada keterangannya dengan paragraf penjelas. Dengan adanya predikat ini maka dapat diartikan bahwa pihak pemerintah sudah mampu menjalankan pengelolaan keuangan dan asset secara benar serta telah sesuai dengan aturan yang sebagaimana sebagai wujud dari komitmen untuk menyelenggarakan pemerintahan yang bersih dan transparan. B. Batasan Masalah Penelitian Agar penulisan ini tidak menyimpang dan mengundang dari tujuan semula yang telah direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, maka penulis menetapkan batasan-batasan sebagai berikut : 1. Penelitian ini hanya meliput dalam 1 Kabupaten, yaitu kabupaten Bantul 6

2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya 4 variabel Independen, yaitu : Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Pemanfaatan Teknologi Informasi. 3. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda 4. Dan Studi Empirisnya pada SKPD di Kabupaten Bantul, dengan kriteria : Pejabat/ Pegawai yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan di masingmasing SKPD. C. Rumusan Masalah Penelitian 1. Apakah penerapan sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD) berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah? 2. Apakah kompetensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas Laporan keuagan Pemerintah Daerah? 3. Apakah sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah? 4. Apakah pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis pengaruh penerapan sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD) terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. 7

2. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi sumber daya manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. 3. Untuk menganalisis pengaruh pengendalian internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. 4. Untuk menganalisis pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. E. Manfaat Penelitian Sebuah penelitian diharapkan memiliki adanya kebermanfaatan bagi semua pihak yang membaca ataupun secara langsung terkait didalamnya. Adapun manfaat daripenelitian ini, sebagai berikut : 1. Bagi Praktisi Hasil dari penelitian ini, diharapkan nantinya dapat kontribusi dalam meningkatkan kualitas informasi akuntansi serta efektifitas dan efisiensi akuntabilitas keuangan dalam instansi pemerintah. Terlebih kaitannya dengan adanya Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD), sumber daya manusia, sistem pengendalian internal, dan teknologi informasi. 2. Bagi Akademisi Hasil dari penelitian ini, diharapkan nantinya dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu akademik dan dapat 8

dijadikan referensi ataupun tambahan data untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan topik yang sama. 9