BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perhitungan cadangan merupakan hal yang penting pada evaluasi suatu kegiatan penambangan baik sebelum maupun selama pelaksanaan penambangan, karena keputusan teknis yang berhubungan dengan kegiatan penambangan sangat tergantung pada jumlah cadangan endapan. Perhitungan dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode yang didasarkan pada pertimbangan empiris maupun teoritis. Perhitungan sumberdaya atau cadangan endapan bahan galian mempunyai dua elemen, yaitu: elemen luas (volume) dan elemen nilai (kadar atau konsentrasi). Elemen pertama menyangkut geometri endapan bahan galian, sedangkan elemen kedua menyangkut representasi nilai di dalam geometri endapan bahan galian tersebut. Pada kasus endapan nikel, kedua elemen tersebut sangat berpengaruh. Geometri endapan menyatakan bentuk, ketebalan dan pola sebaran dari bijih nikel, sedangkan representasi nilai yang paling penting berupa kadar dari endapan nikel pada tiap-tiap titik. Variasi kadar ini sangat penting karena menentukan layak atau tidaknya suatu endapan nikel ditambang berdasarkan cut of grade (cog) yang telah ditentukan. Mengingat pentingnya perhitungan cadangan dalam menentukan nasib dari suatu tambang (daerah prospek) maka banyak aspek yang harus ditinjau dalam perhitungan cadangan ini baik dari segi teknis maupun ekonomis. Sementara dilihat dari permasalahan teknis data yang diperoleh dari lapangan hanya berupa data dari lubang bor dimana jumlah data yang diperoleh sangat terbatas dibandingkan dengan kondisi sebenarnya. Oleh karena itu untuk bisa menghasilkan nilai cadangan yang mendekati kondisi sebenarnya diperlukan 1
adanya pengolahan data dan permodelan sehingga data yang diperoleh diharapkan bisa meliputi seluruh area pertambangan. Sementara dari data hasil analisis kadar diperoleh distribusi kadar yang tidak merata dimana pada tiap-tiap lubang bor data kadarnya sangat fluktuatif sehingga akan menyebabkan adanya ketidaksesuaian dalam penentuan zona endapan nikel laterit karena terjadi perselingan antar zona. Untuk itu diperlukan adanya suatu mekanisme guna mengatasi permasalahan ini sekaligus untuk menghitung kadar rata-rata dari masing-masing zona endapan nikel laterit. 1.2. Tujuan Peneliian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan kontribusi tentang cara menangani, mengekspresikan dan merangkum data-data eksplorasi menjadi sebuah model sederhana secara konseptual dan ekspresi yang komprehensif untuk memudahkan perhitungan sumberdaya atau cadangan. 2. Membuat algoritma program untuk penentuan zona endapan dan perhitungan kadar rata-rata dari zona serta optimalisasi kadar Ni dalam zona bijih. 3. Menentukan batas zona endapan nikel yaitu zona top soil, limonit, low ore saprolite zone (LSOZ), high saprolite ore zone (HSOZ) dan zona bedrock berdasarkan parameter kadar yang dipilih. 4. Membuat model endapan secara sederhana untuk menampilkan hasil penentuan zona untuk endapan nikel. 5. Menghitung jumlah sumberdaya nikel menggunakan beberapa alternatif pendekatan dengan interpolasi nilai kadar menggunakan metode Nearest Neighborhood Point (NNP), Inverse Distance (ID), dan Inverse Distance Weighting (IDW). 6. Membandingkan hasil perhitungan dan data yang didapat dari hasil beberapa pendekatan perhitungan cadangan. 2
1.3. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Data awal berupa koordinat titik-titik pemboran beserta kadar hasil analisis laboratorium telah diketahui secara pasti dan benar. 2. Pembuatan komposit data dilakukan pada tiap-tiap lubang bor berdasarkan kadar parameter yang dipilih. 3. Pemodelan dilakukan pada lokasi yang dibatasi oleh titik bor terluar dari data (included area). 4. Perhitungan sumberdaya dilakukan melalui penaksiran dengan pendekatan metode klasik yaitu metode NNP, ID dan IDS. 1.4. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini fokus utama permasalahan adalah tentang bagaimana cara konstruksi zona endapan nikel laterit sehingga diperoleh profil vertikal endapan nikel laterit sebagaimana profil umum yang terdiri dari 5 zona, yaitu zona top soil, zona limonit, zona low saprolit ore zone (LSOZ), zona high saprolit ore zone (HSOZ) dan zona bedrock, dimana daerah yang menjadi target dari penambangan adalah pada zona saprolit. Oleh karena itu dalam konstruksi zona ini yang pertama kali didefinisikan berdasarkan parameter kadar yang dipilih adalah HSOZ kemudian zona dibawah HSOZ adalah zona bedrock. Berikutnya adalah pendefinisian zona diatas HSOZ yang berdasarkan analisis kadarnya dapat di definisikan sebagai zona LSOZ, limonit, atau top soil. Dalam kenyataannya zona dalam endapan nikel laterit ini tidak selalu lengkap atau ada zona tertentu yang berdasarkan analisa kadarnya zona tersebut tidak muncul dalam profil vertikal pada suatu lubang bor. Apabila ada zona yang hilang maka penentuan zonanya akan dilanjutkan dengan zona diatasnya yang memiliki kadar Ni lebih rendah. Apabila dari data hasil analisis tidak dijumpai zona HSOZ, yang dijadikan awal dari konstruksi zona ini adalah zona LSOZ dan seterusnya. 3
Untuk dapat mencapai tujuan dari penelitian ini maka ada beberapa tahap yang dilakukan, yaitu : 1. Melakukan studi literatur, 2. Mengumpulkan data dasar berupa peta dasar atau peta topografi, 3. Pembuatan algoritma program, 4. Preparasi data untuk penentuan zona endapan, 5. Penentuan zona endapan nikel laterit. 6. Melakukan rekapitulasi data komposit lubang bor, 7. Pemodelan endapan nikel, 8. Perhitungan sumberdaya. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1. dibawah ini 4
Studi pustaka Data dasar - Kondisi geologi daerah penelitian - Peta topografi - Distribusi titik bor - Log bor Pembuatan program untuk penentuan zona endapan laterit Rekapitulasi data eksplorasi dan verifikasi data Penentuan zona dan komposit data Penyajian komposit data dan analisis Pemodelan endapan nikel (menggambarkan batas antara zona top soil, limonit dan saprolit serta bedrock) Perhitungan Sumberdaya (dilakukan dengan lebih dari satu metode untuk membandingkan hasilnya) Sumberdaya nikel (dinyatakan dalam tonase bijih nikel) Gambar 1.1. Diagram Alir Penelitian 5