Mulai. Pengumpulan Data. Modelisasi Struktur pada SAP 2000 v Gedung dengan dinding geser (3 tipe) - Gedung tanpa dinding geser

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Statik Ekivalen

ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)

Gambar 4.1 Bentuk portal 5 tingkat

3. BAB III LANDASAN TEORI

UCAPAN TERIMA KASIH. Jimbaran, September Penulis

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

BAB IV ANALISIS STRUKTUR

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU MEDAN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Perencanaan Struktur Tahan Gempa. digunakan untuk perencanaan struktur terhadap pengaruh gempa.

DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 2017

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Termasuk di dalamnya berat sendiri struktur dan beban mati. jenis material yang digunakan adalah sebagai berikut:

RESPON SPEKTRA GEMPA DESAIN BERDASARKAN SNI UNTUK WILAYAH KOTA PALEMBANG

DAFTAR ISI Annisa Candra Wulan, 2016 Studi Kinerja Struktur Beton Bertulang dengan Analisis Pushover

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG HOTEL IBIS PADANG MENGGUNAKAN FLAT SLAB BERDASARKAN SNI

ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT RENDAH DENGAN SOFTWARE ETABS V.9.6.0

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR BANGUNAN TANPA DAN DENGAN DINDING GESER BETON BERTULANG

ANALISIS STRUKTUR TERHADAP BEBAN GEMPA (SNI )

BAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR PELAT DATAR ( FLAT PLATE ) SEBAGAI STRUKTUR RANGKA TAHAN GEMPA TUGAS AKHIR

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH. Refly. Gusman NRP :

LAMPIRAN A. Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05

Gambar 2.1 Spektrum respons percepatan RSNI X untuk Kota Yogyakarta

KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

Contoh Perhitungan Beban Gempa Statik Ekuivalen pada Bangunan Gedung

STUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga tinggi, sehingga perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa

ANALISIS DINAMIK STRUKTUR & TEKNIK GEMPA

EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA

METODOLOGI DESAIN DAN PERENCANAAN

PERKUATAN SEISMIK STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG MENGGUNAKAN BREISING BAJA TIPE-X TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TESIS EVALUASI KINERJA STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG SISTEM GANDA DENGAN ANALISIS NONLINEAR STATIK DAN YIELD POINT SPECTRA O L E H

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

Perencanaan Gempa untuk

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE GEDUNG PERLUASAN PABRIK BARU PT INTERBAT - SIDOARJO YANG MENGACU PADA SNI

3.4.5 Beban Geser Dasar Nominal Statik Ekuivalen (V) Beban Geser Dasar Akibat Gempa Sepanjang Tinggi Gedung (F i )

PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar daerah di Indonesia memiliki resiko gempa yang cukup tinggi karena terletak pada empat lempeng

ANALISIS DINAMIK BEBAN GEMPA RIWAYAT WAKTU PADA GEDUNG BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN

PEMODELAN DINDING GESER BIDANG SEBAGAI ELEMEN KOLOM EKIVALEN PADA MODEL GEDUNG TIDAK BERATURAN BERTINGKAT RENDAH

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

II. KAJIAN LITERATUR. tahan gempa apabila memenuhi kriteria berikut: tanpa terjadinya kerusakan pada elemen struktural.

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Denah Lantai Dua Existing Arsitektur II-3. Tegangan dan Gaya pada Balok dengan Tulangan Tarik

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR RUKO 2 ½ LANTAI JL. H. SANUSI PALEMBANG

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA

BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

ANALISIS DINAMIK STRUKTUR GEDUNG DUA TOWER YANG TERHUBUNG OLEH BALOK SKYBRIDGE

Reza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD

APLIKASI KOMPUTER DALAM KONSTRUKSI

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG TUNJUNGAN PLAZA V SURABAYA DENGAN METODE SISTEM GANDA. Huriyan Ahmadus ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG UNIVERSAL MEDICAL CENTER DI PANDAAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA (DUAL SISTEM) Alexander Vedy Christianto ABSTRAK

APLIKASI SAP2000 UNTUK PEMBEBANAN GEMPA STATIS DAN DINAMIS DALAM PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI

BAB I PENDAHULUAN. Beban-beban dinamik yang merusak struktur bangunan umumnya adalah bebanbeban

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. A. Gempa Bumi

ABSTRAK. Kata kunci: perkuatan, struktur rangka beton bertulang, dinding geser, bracing, pembesaran dimensi, perilaku. iii

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Denah Eksisting dan Denah Per Lantai

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci : Gedung Parkir, Struktur Baja, Dek Baja Gelombang

Kata kunci : base isolator, perbandingan kinerja, dengan dan tanpa base isolator,

Laporan Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Apartemen Salemba Residences 4.1 PERMODELAN STRUKTUR Bentuk Bangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

STUDI MENENTUKAN PARAMETER DAKTILITAS STRUKTUR GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN ANALISIS PUSHOVER

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

Transkripsi:

29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini adalah metode analisis yang dibantu dengan software SAP 2000 v.14. Analisis dilakukan dengan cara pemodelan struktur gedung secara 3 dimensi dari mulai kolom, balok, pelat lantai, dan komponen struktur gedung lainnya kedalam software. Setelah pemodelan selesai baru dilakukan analisis dari hasil output SAP 2000 v.14. Berikut ini merupakan diagram alir untuk menjelaskan kerangka pemikiran yang ada, yaitu : Mulai Pengumpulan Data - Denah Struktur - Dimensi Elemen Stuktur Modelisasi Struktur pada SAP 2000 v.14 - Gedung dengan dinding geser (3 tipe) - Gedung tanpa dinding geser Analisis statik ekuivalen - Input pembebanan - Kombinasi Pembebanan Running Analisis Hasil Kesimpulan Selesai Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

30 3.2 Pengumpulan Data Bangunan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah gedung M-Square Apartment 31 lantai dengan tinggi gedung 97 meter. Bangunan ini berlokasi di Cibaduyut, Bandung dengan jenis tanah sedang. Struktur bangunan ini didesain berdasarkan metode SRPMK atau Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus. Sistem ini didesain agar bangunan tidak roboh atau runtuh saat terjadi gempa yang melebihi gempa yang telah didesain. Pada model SRPMK ini didesain agar sendisendi plastis terletak pada titik tertentu. Data umum bangunan gedung yang ditinjau adalah sebagai berikut : - Nama Gedung : Apartemen Mekarwangi Square - Lokasi Gedung : Jl. Cibaduyut no.142 Bandung - Fungsi Bangunan : Apartemen - Jenis pondasi : Bor Pile - Luas Tanah : 3221,843 m 2 - Luas Bangunan : 261567 m 2 Lokasi lahan untuk proyek dapat dilihat pada gambar berikut yang masingmasing sisi berbatasan dengan: 1 Sebelah utara : Pertokoan dan rumah tinggal 2 Sebelah selatan : Pertokoan dan rumah tinggal 3 Sebelah timur : Pertokoan dan rumah tinggal 4 Sebelah barat : Pertokoan dan Jalan Cibaduyut Raya

31 Gambar 3.2 Lokasi Proyek Table 3.1 Dimensi elemen struktur dan dinding geser Elemen Struktur Dimensi (mm) Material Kolom K1 450x1200 L0-L10.K-450 K1A 450x1200 L11-L31. K400 K2 450x450 B1 300x500 B1A 300x500 B1B 300x600 Balok B2 300x400 B3 200x400 L0-L10.K-350 B4 200x300 L11-L31. K-300 B5 350x400 B5A 350x400 Pelat S1 t = 150 mm S2 t = 130 mm Shearwall SW1 t = 400 mm L0-L10.K-450 L11-L31. K400

32 3.3 Modelisasi Struktur pada SAP 2000 Pada tugas akhir ini akan dibahas struktur bertingkat banyak tiga dimensi dengan variasi lokasi letak dinding geser. 1. Struktur tipe I Pada struktur tipe I, struktur dimodelkan tiga dimensi dan tanpa menggunakan dinding geser. Gambar 3.3 denah struktur tipe I (tanpa dinding geser)

33 Gambar 3.4 Model struktur bangunan gedung M-Square Apartment tanpa dinding geser (tipe I) pada SAP 2000 v.14 2. Struktur tipe II Pada struktur tipe II, struktur dimodelkan tiga dimensi dengan menggunakan dinding geser. Dinding geser terletak pada lokasi eksisting sesuai dengan data perencanaan yang didapatkan.

34 Gambar 3.5 denah struktur tipe II (eksisting) Gambar 3.6 Model struktur bangunan gedung M-Square Apartment dengan dinding geser (tipe II, eksisting) pada SAP 2000 v.14

35 3. Struktur tipe III Pada struktur tipe III, struktur dimodelkan tiga dimensi dengan menggunakan dinding geser. Dinding geser terletak pada empat sudut gedung. Gambar 3.7 denah struktur tipe III

36 Gambar 3.8 Model struktur bangunan gedung M-Square Apartment dengan dinding geser (tipe III) pada SAP 2000 v.14 4. Struktur tipe IV Pada struktur tipe II, struktur dimodelkan tiga dimensi dengan menggunakan dinding geser. Dinding geser terletak di tengah empat sisi gedung.

37 Gambar 3.9 denah struktur tipe IV Gambar 3.10 Model struktur bangunan gedung M-Square Apartment dengan dinding geser (tipe IV) pada SAP 2000 v.14

38 3.4 Analisis Statik Ekuivalen Analisis statik ekuivalen merupakan salah satu metode menganalisis struktur gedung terhadap pembebanan gempa dengan menggunakan beban gempa nominal statik ekuivalen. Beban geser dasar nominal statik ekuivalen V (base shear) yang terjadi di tingkat dasar dihitung dengan menggunakan persamaan : V = C1 = nilai faktor respons gempa I = faktor keutamaan gedung R = faktor reduksi gempa Wt = berat total gedung Beban geser dasar nominal V tersebut harus dibagikan sepanjang tinggi struktur gedung menjadi beban-beban gempa nominal statik ekuivalen Fi pada pusat massa lantai tingkat ke-i dengan persamaan : Fi = Dimana : Wi = berat lantai tingkat ke-i zi = ketingggian lantai tingkat ke-i n = nomor lantai tingkat paling atas Kemudian beban gempa tersebut didistribusikan menjadi beban-beban terpusat yang bekerja di setiap lantai tingkat di sepanjang tinggi bangunan pada arah x dan arah y yang telah dimodelkan di program SAP 2000 v.14. 3.5 Pembebanan Beban-beban yang dimasukkan dalam model gedung ini terdiri dari beban mati, beban hidup, dan beban gempa. Beban mati terdiri dari beban dinding, plafond, keramik, dan adukan. Beban dinding didistribusikan secara merata ke balok, sedangkan beban plafond, dinding, keramik dan beban hidup didistribusikan merata ke pemodelan plat lantai. Untuk beban gempa pada struktur permodelan ini berdasarkan pada peraturan gempa Indonesia, yaitu SNI 03-1726-

39 2012. Syarat-syarat perencanaan struktur bangunan gedung dan non gedung tahan gempa yang ditetapkan dalam tata cara ini tidak berlaku untuk bangunan sebagai berikut : Struktur bangunan dengan sistem struktur yang tidak umum atau yang masih memerlukan pembuktian tentang kelayakannya. Struktur jembatan kendaraan lalu lintas (jalan raya dan kereta api), struktur reactor energy, struktur bangunan irigasi dan bendungan, struktur menara transmisi listrik serta struktur anjungan pelabuhan, anjungan lepas pantai dan struktur penahan gelombang. Untuk struktur-struktur yang disebutkan dalam batasan tersebut di atas, perencanaan harus dilakukan dengan menggunakan Tata Cara dan Pedoman Perencanaan yang terkait, dan melibatkan tenaga-tenaga ahli utama di bidang rekayasa struktur dan geoteknik. Gempa rencana ditetapkan mempunyai periode ulang 2500 tahun, agar probabilitas terjadinya terbatas pada 2% selama umur gedung 50 tahun. Terdapat 2 buah peta wilayah gempa, yaitu untuk gempa dengan periode sangat singkat (T = 0,2 detik) dan gempa dengan periode 1 detik (T = 1 detik), seperti terdapat pada gambar 2.2 dan gambar 2.3. grafik respons spectrum tidak disediakan, melainkan harus dirancang sendiri menggunakan parameter-parameter percepatan yang dapat dihitung berdasarkan wilayah gempa dan struktur gedung yang akan dibangun. Berikut ini adalah langkah-langkah membuat respons spectrum desain yang terdapat dalam pasal 6 SNI 03-1726-2012 : a. Menentukan Ss ( di dapat dari peta gempa dengan periode ulang 2500 tahun dan T=0,2 detik) dan S 1 (di dapat dari peta gempa denga periode ulang 2500 tahun dan T=1 detik)

40 Gambar 3.11 Menentukan nilai spectral percepatan gempa b. Menentukan jenis tanah dan koefisien situs. Setelah jenis tanah ditentukan, dengan nilai Ss dan S 1 yang diperoleh di langkah 1, maka di dapat Fa dan Fv dengan table di bawah ini Tabel 3.2 koefisien situs, Fa Kelas situs Parameter respons spectral percepatan gempa MCE R terpetakan pada perioda pendek, T=0,2 detik, Ss Ss 0,25 Ss = 0,5 Ss= 0,75 Ss = 1 Ss 1,25 SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 SB 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 SC 1,2 1,2 1,1 1,0 1,0 SD 1,6 1,4 1,2 1,1 1,0 SE 2,5 1,7 1,2 0,9 0,9 SF SS b CATATAN : (a) Untuk nilai-nlai antara Ss dapat dilakukan interpolasi linier (b) Ss = situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons situs spesifik Sumber : SNI 03-1726-2012

41 Tabel 3.3 Koefisien situs, Fv Kelas situs Parameter respons spectral percepatan gempa MCE R terpetakan pada perioda 1 detik, S 1 S 1 0,1 S 1 = 0,2 S 1 = 0,3 S 1 = 0,4 S 1 0,5 SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 SB 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 SC 1,7 1,6 1,5 1,4 1,3 SD 2,4 2 1,8 1,6 1,5 SE 3,5 3,2 2,8 2,4 2,4 SF SS b CATATAN : (c) Untuk nilai-nlai antara Ss dapat dilakukan interpolasi linier (d) Ss = situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons situs spesifik Sumber : SNI 03-1726-2012 c. Menghitung S MS dan S M1 (parameter spectrum respons percepatan pada perioda pendek dan perioda 1 detik) yang disesuaikan dengan pengaruh klasifikasi situs, harus ditentukan dengan perumusan berikut : S MS = Fa.Ss S M1 = Fv.S 1 d. Menghitung parameter percepatan spectral desain untuk perioda pendeh, S DS dan perioda 1 detik, S D1 ditentukan melalui perumusan berikut : S DS = 2/3 S MS S D1 = 2/3 S M1 e. Spectrum respons desain Untuk perioda yang lebih kecil dai T 0, spectrum respon percepatan desain, Sa, harus diambil dari persamaan : Sa = S DS (0,4+0,6 T/T 0 )

42 Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan T 0 dan lebih kecil atau sama dengan T S, spectrum respons percepatan desain, Sa, sama dengan S DS Untuk perioda lebih besar dari T S, spectrum respons percepatan desain, Sa, diambil berdasarkan persamaan : desain. T 0 = 0,2 S D1 /S DS Ts = S D1 /S DS Sa = S D1 /T Keterangan : S DS adalah parameter respon spectral percepatan desain pada perioda pendek. S D1 adalah parameter respons spectral percepatan desain pada perioda 1 detik. T adalah perioda getar fundamental struktur. Dari langkah-langkah di atas, sehingga akan di dapatkan grafik respons 3.6 Kombinasi Pembebanan Kombinasi pembebanan memperhitungkan pembebanan akibat beban gravitasi baik beban mati maupun beban hidup dan beba gempa dengan efek orthogonal untuk model tiga dimensi. Adapun kombinasi pembebanan yang digunakan mengacu pada Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung SNI 2847-2013 seperti di bawah ini : 1. COMB 1 = 1,4 D 2. COMB 2 = 1,2 D + 1,6 L 3. COMB 3 = 1,2 D + L 4. COMB 4 = 1,2 D + L + SPEC1 5. COMB 5 = 1,2 D + L + SPEC2 6. COMB 6 = 1,2 D + L SPEC1 7. COMB 7 = 1,2 D + L SPEC2 8. COMB 8 = 0,9 D + SPEC1 9. COMB 9 = 0,9 D + SPEC2 10. COMB 10 = 0,9 D SPEC1 11. COMB 11 = 0,9 D SPEC2

43 Dimana : D L SPEC 1 SPEC 2 EQx EQy = Beban Mati / Dead Load = Beban Hidup / Live Load = 1,0 EQx + 0,3 EQy = 1,0 EQy + 0,3 EQx = beban lateral arah-x = beban lateral arah-y 3.7 Analisis Kinerja Dari hasil analisis SAP 2000 akan didapat besar displacement tiap lantai pada gedung M-Square Apartment. Hasil analisis program SAP 2000 dapat menentukan nilai story drift roof dengan persamaan : Maksimal drift = Maksimal In-elastic drift = Dimana : Dt = displacement roof D1 = displacement pada lantai dasar H = tinggi bangunan Dari hasil perhitungan tersebut, dapat ditentukan level kinerja gedung berdasarkan tabel batasan rasio drift menurut ATC 40 pada 2.7.