BAB VII SIMPULAN DAN SARAN Peta konfigurasi politik nasional pasca-pemilu 2009 telah menjadi rujukan

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilakukan secara berlebihan sebagaimana beberapa kandidat kepala daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Juanda, 2013

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

PASANGAN CALON TUNGGAL DALAM PILKADA, PERLUKAH DIATUR DALAM PERPPU? Oleh: Zaqiu Rahman *

TANTANGAN DAN STRATEGI PARPOL DALAM PILKADA SERENTAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

I. PENDAHULUAN. Setelah memasuki masa reformasi, partai politik telah menjadi instrumen

BAB V PENUTUP. Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

PEMILU NASIONAL DAN PEMILU DAERAH

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

2015 MODEL REKRUTMEN DALAM PENETUAN CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI JAWA BARAT

BAB V PERILAKU MEMILIH PEMILIH PARTAI GOLKAR DI KABUPATEN SRAGEN, KABUPATEN BATANG, DAN KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia.

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbagai permasalahan politik salah satunya dapat diamati dari aspek

BAB VI. Penutup. pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB I PENDAHULUAN. konsep suci penyelenggaran Negara telah membawa perubahan bagi

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bertambah. Dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU), total jumlah pemilih tetap

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Pada Bab Penutup ini melihat kesimpulan dari data yang diperoleh di

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun

BAB V PENUTUP. sistem-sistem yang diterapkan dalam penyelenggaraan Pemilu di kedua Pemilu itu

Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. historisnya, dipersoalkan oleh pemeluk agama, serta

BAB V PENUTUP. ekonomi, kultural, sosial, dan modal simbolik. mampu untuk mengamankan kursi Sumenep-1 kembali.

BAB IX PENUTUP IX.1. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

PENINGKATAN NILAI PARTISIPASI PEMILIH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

LAPORAN HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Alam, 2010), untuk penyelenggaraan pemilukada setidaknya menelan biaya

BAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang

Pemilu Serentak 2019 dan Penguatan Demokrasi Presidensial di Indonesia. Oleh Syamsuddin Haris

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dikarenakan dari 4 Kabupaten/Kota di DIY. yang memiliki basis masa tidak sebanyak partai pesaingnya.

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

BAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan.

H. Marzuki Alie, SE.MM. KETUA DPR-RI

BAB 5 KESIMPULAN. kebutuhan untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih spesifik bagi para aktor

Ini Alasan Partai Islam Terseok-Seok

Penguatan Partisipasi dan Perbaikan Keterwakilan Politik Melalui Pembentukan Blok Politik Demokratik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. memperoleh dan menambah dukungan suara bagi para kandidat kepala daerah. Partai politik

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

Jurnal Politik Muda, Vol. 4 No. 1, Januari - Maret 2015, 39-49

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dengan diumumkannya dua pasangan calon bupati dan wakil bupati, maka rangkaian Pilkada Serentak 2015 di Kabupaten Bantul

BAB VII PENUTUP. pendeskripsian, uji Chi-square dan uji koefisien kontingensi maka peneliti dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dari sudut pandang etimologi demokrasi berasal dari kata demos (rakyat) dan

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pada bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan implikasi penelitian yang

A. Kesimpulan BAB V PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

A. Kesimpulan BAB V PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian hak demokrasi rakyat. Sesuai dengan ketentuan Pasal 43 ayat (1) Undang-

LAMPIRAN. Daftar Informan. Waktu. Tanggal 1 Novemvber 2016 pukul WIB. Tanggal 1 November WIB

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. menerapkan konsep, strategi dan teknik-teknik public relations salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

4 Alasan Mengapa Buku ini Penting?

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MAHKAMAH KONSTITUSI, MAHKAMAH AGUNG, PEMILIHAN KEPALA DAERAH

I. PENDAHULUAN. dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Penelitian tentang pemilihan Kepala Daerah telah menjadi tema menarik dalam

BAB IV PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN Secara umum partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggotanya

BAB V PENUTUP. ikatan-ikatan sosial. Selain itu keberadaan masyarakat sipil juga berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup rakyat yang dipimpin oleh para pejabat yang terbukti

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu dasawarsa terakhir ini, telah melahirkan karakteristik tertentu dalam

PENDAHULUAN. LAPORAN SURVEI PILKADA KAB. Sumedang Temuan Survei : Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang

BAB I PENDAHULUAN. ini didukung dengan berdirinya bermacam-macam partai politik. Diawali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mungkin belum sepenuhnya dimengerti dan dihayati sehingga perbincangan

PKB 4,5%, PPP 3,4%, PAN 3,3%, NASDEM 3,3%, PERINDO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status)

Transkripsi:

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Praktis 7.1.1 Peta konfigurasi politik nasional pasca-pemilu 2009 telah menjadi rujukan penting dalam proses penentuan kebijakan partai-partai politik menghadapi kontestasi politik Pemilukada di Jawa Tengah, sebagai salah satu provinsi yang diperhitungkan sebagai parameter politik elektoral di tingkat nasional. Dengan demikian, politik nasional dan lokal memiliki keterkaitan yang cukup erat dalam konteks Pemilukada. 7.1.2 Secara umum di tiga kabupaten atau daerah penelitian, yaitu Kabupaten Sragen, Kabupaten Batang, dan Kabupaten Cilacap, tampak karakteristik pemilih mencerminkan kondisi Jawa Tengah. Dalam hal ini, faktor-faktor kemenangan kandidat politik Golkar dalam Pemilukada pun memiliki kemiripan satu sama lain terutama adalah faktor sosiologis, psikologis, ekonomi atau rasional, serta unsur-unsur lain yang mengemuka di masingmasing daerah. 7.1.3 Penelitian ini menemukan bahwa perilaku pemilih Partai Golkar di ketiga daerah penelitian menunjukkan kecenderungan yang mirip, walaupun terdapat beberapa perilaku yang khas atau unik di masing-masing daerah. 1) Perilaku memilih pemilih Partai Golkar di Kabupaten Sragen ditandai oleh berlakunya tiga model utama sebagaimana diterangkan dalam model teoritik disertasi ini, di mana pemilih Partai Golkar menetapkan 253

pilihannya berdasarkan pertimbangan sosiologis, psikologis dan ekonomi atau rasional. Pertimbangan sosiologis terutama terlihat pada kecenderungan kejenuhan pemilih terhadap kepemimpinan politik dan birokrasi Bupati Untung Wiyono. Pertimbangan psikologis mengemuka pada persepsi masyarakat terhadap tokoh yang diusung oleh Partai Golkar yang cenderung lebih meyakinkan, terlebih yang bersangkutan merupakan Wakil Bupati petahana selama dua periode. Selain itu, mengemukanya isu korupsi dan politik dinasti oleh kompetitor telah mempengaruhi preferensi politik masyarakat Sragen, sehingga menitikberatkan dukungan politik mereka kepada pasangan ADA yang diusung Partai Golkar. Sementara itu, pertimbangan rasional atau ekonomi lebih menitikberatkan pada respons masyarakat yang kurang merasakan capaian pembangunan yang ada. Dalam hal ini, walaupun tidak terelakkan terdapat aspek politik uang, namun hal tersebut tidak mempengaruhi secara signifikan pilihan politik masyarakat. 2) Perilaku memilih pemilih Partai Golkar di Kabupaten Batang menunjukkan berlakunya tiga model utama sebagaimana diterangkan dalam model teoritik, yaitu pemilih Golkar memilih kandidat yang diusung oleh partai atas dasar pertimbangan sosiologis, psikologis, dan rasional ekonomi. Pertimbangan sosiologis cenderung menitikberatkan pada aspek kejenuhan politik di bawah pemerintahan Bambang Bintoro. Dalam hal ini, terdapat masalah krusial terkait 254

aspek sosiologis, yakni merosotnya simpati masyarakat terhadap kepemimpinan Bambang Bintoro yang dinilai telah mengambil berbagai kebijakan yang tidak selaras dengan kehendak masyarakat. Di sisi lain, sentimen penolakan juga menegemuka ketika calon yang diusung oleh PDI-Perjuangan adalah istri bupati petahana, sehingga dinilai mencerminkan pelanggengan politik dinasti. Di tengah kondisi seperti itu, konsolidasi politik Partai Golkar dalam mengupayakan agar preferensi dukungan masyarakat mendukung kemenangan pasangan Yoyok-Sutadi, cenderung berjalan secara optimal. Selanjutnya, pertimbangan psikologis terlihat, terutama dari rapuhnya konsolidasi partai kompetitor terkait adanya perpecahan yang ditunjukkan oleh mengemukanya sikap pro dan kontra menyusul diusungnya istri bupati petahana sebagai kandidat kepala daerah atau bupati. Kalangan yang menolak atau kontra, memperlihatkan sikapnya yang anti-politik dinasti. Dalam hal ini, Bambang Bintoro disinyalir tengah mengedepankan politik dinasti justru untuk menutupi isu kasus-kasus korupsi yang menimpa dirinya. Secara ketokohan, sesungguhnya istri Bambang Bintoro tidak menonjol apabila dibandingkan dengan tokoh-tokoh politik lainnya di Kabupaten Sragen. Secara psikologis, masyarakat Kabupaten Batang tampak cenderung menginginkan perubahan kepala daerah, serta keluar dari kejenuhan politik selama sepuluh tahun kepemimpinan petahana. 255

Kemudian, pertimbangan rasional atau ekonomi cenderung tampak pada kekecewaan masyarakat terhadap tidak meratanya pembangunan insfrastruktur di Kabupaten Batang, terutama antara daerah pesisir dan selatan. Selain itu, terdapat faktor politik uang yang cukup dominan dalam Pemilukada, walaupun hal tersebut tidak menjadi satu-satunya faktor, mengingat pengaruhnya cenderung terbatas di kecamatankecamatan sepanjang jalan Pantai Utara Kabupaten Batang. 3) Perilaku memilih pemilih Partai Golkar di Kabupaten Cilacap menunjukkan berlakunya tiga model utama sebagaimana diuraikan dalam model teoritik disertasi ini, di mana pemilih Partai Golkar menetapkan pilihannya berdasarkan pertimbangan sosiologis, psikologis, dan ekonomi atau rasional,. Pertimbangan sosiologis mengisyaratkan calon yang diusung partai Golkar merupakan representasi kekuatan masyarakat timur dan barat Kabupaten Cilacap. Tatto Suwarto Pamuji adalah representasi masyarakat Cilacap barat, sedangkan Akhmad Edi Susanto adalah representasi politik Cilacap timur. Pasangan tersebut diuntungkan oleh kondisi sosial mayoritas pemangku kepentingan (stakeholders) yang belum lama menyaksikan Tatto Suwarto yang telah diangkat sebagai Bupati definitif setelah menjalani PLT Bupati, walaupun masyarakat masih menunggu gebrakan kebijakannya. Pasangan Tatto dan Edi secara sosiologis 256

lebih mendapatkan dukungan dari masyarakat, baik dari segmen abangan maupun santri. Pertimbangan psikologis dalam hal ini terutama terkait dengan membesarnya simpati masyarakat terhadap konsolidasi kepartaian yang dilakukan Partai Golkar. Selain itu, calon bupati yang diusung Partai Golkar dikenal merupakan sosok yang relatif bersih dan memiliki pengalaman sebagai wakil bupati, sekaligus merupakan tokoh muda fungsionaris Partai Golkar yang visioner dan merakyat. Di sisi lain, profil kompetitor justru dibebani oleh faktor politik dinasti, di mana Novita Wijayanti merupakan putri politisi berkuasa yang tengah menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Cilacap sekaligus Ketua DPC PDI-Perjuangan Kabupaten Cilacap. Fenomena demikian, disinyalir mencerminkan pemaksaan pelanggengan politik dinasti Frans Lukman sebagai tokoh senior PDI-Perjuangan Kabupaten Cilacap. Selanjutnya, pertimbangan rasional atau ekonomi perilaku pemilih Kabupaten Cilacap justru kurang mengemuka. Dalam hal ini, politik uang cenderung tidak dominan, antara lain karena hadirnya sikap dan tindakan kritis dari masyarakat yang berinisiatif membentuk relawan dan laskar yang melakukan upaya operasi tangkap tangan terhadap praktik-praktik suap yang dilakukan kepada masyarakat melalui pembagian uang di malam sebelum pelaksanaan pencoblosan atau pemungutan suara. 257

7.2 Simpulan Teoritik Model perilaku pemilih Partai Golkar yang diperoleh dari temuan baru di lapangan dalam disertasi ini, tidak semata-mata dipengaruhi oleh faktor sosiologis, psikologis, dan ekonomi atau rasional, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor penting yang mengemuka di tiga kabupaten yang menjadi daerah penelitian. Faktor-faktor penting yang dimaksud terkait efektifitas mesin partai pengusung, rapuhnya konsolidasi partai politik kompetitor, unggulnya kredibilitas kandidat dan profilnya yang merakyat, serta mengemukanya kejenuhan terhadap kepemimpinan politik penguasa terdahulu. Mengingat banyaknya faktor yang ada dalam proses penentuan perilaku pemilih sebagaimana tergambar dalam temuan-temuan disertasi ini, peneliti menamakan model perilaku pemilih yang mengemuka adalah model kombinatif perilaku memilih. 7.3.Saran Saran-saran empirik dan teoritik yang perlu ditindaklanjuti sehubungan dengan fokus penelitian ini adalah sebagai berikut. 7.3.1. Saran Empirik 7.3.1.1. Merujuk pada temuan disertasi ini di mana perilaku memilih pemilih Partai Golkar ditentukan oleh berbagai faktor kombinatif yang kompleks, maka pemahaman secara mendalam terhadap model kombinatif perilaku pemilih diperlukan oleh para pengurus Partai Golkar baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, maupun desa. Adapun cara atau metodenya antara lain dapat dilakukan melalui 258

pendidikan dan pelatihan yang dimaksudkan untuk mendalami hakikat dan model perilaku politik dalam kontestasi elektoral, terutama dalam konteks Pemilukada. 7.3.1.2. Terkait dengan hal itu, diperlukan adanya badan penelitian dan pengkajian di masing-masing tingkatan Partai Golkar dari pusat hingga daerah yang dimitrakerjakan dengan para pakar politik dalam menentukan kebijakan lebih lanjut mengenai perilaku politik yang kombinatif. 7.3.1.3. Perlu dilakukan upaya penguatan aspek mentalitas pemilih sehingga muncullah pemilih Partai Golkar yang loyalis dan tidak mudah terombang-ambing oleh suasana politik yang sangat dinamis. Upaya tersebut beragam, tidak semata-mata berorientasi pada penguatan aspek mentalitas personal, tetapi juga terkait dengan upaya-upaya yang dilakukan untuk memperkuat jati diri Partai Golkar, sehingga lebih memantapkan kepercayaan pemilih. 7.3.1.4. Perlu peningkatan kemampuan kelembagaan Partai Golkar untuk menjamin kontinuitas dukungan dari pemilih Partai Golkar dari waktu ke waktu. Penguatan kapasitas kelembagaan partai akan mampu menciptakan karakteristik pemilih Partai Golkar yang kuat dan loyal. 7.3.1.5. Secara empirik, temuan model kombinatif perilaku memilih pemilih Partai Golkar perlu diujicobakan lagi dalam suatu penelitian disertasi lain dengan research setting yang berbeda dan lebih luas, misalnya mengenai 259

perilaku pemilih Partai Golkar lintas daerah atau lintas provinsi untuk memperkaya kajian ilmu politik. 7.3.2. Saran Teoritik 7.3.2.1.Secara teoritik, temuan model kombinatif perilaku politik pemilih Partai Golkar ini perlu diujicobakan lagi dalam suatu penelitian disertasi lain dengan research setting yang berbeda dan lebih luas, misalnya mengenai perilaku pemilih Partai Golkar pasca konflik di tubuh Partai Golkar yang berakibat Partai Golkar harus kehilangan kader-kadernya untuk menduduki jabatan bupati dan wakil bupati melalui Pemilukada tahun tahun 2015. Kajian itu akan bermanfaat bagi recovery Partai Golkar dalam berkonsolidasi dengan suasana baru. 7.3.2.2.Penelitian ini perlu dikembangkan pada Pemilukada berikutnya agar diperoleh temuan-temuan empiris yang bisa menjawab pertanyaan apakah secara teoritik model kombinatif itu relevan dengan Pemilukada secara serentak pada tahun 2017. 7.3.2.3.Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menambah kontribusi keilmuan khususnya pada aspek perilaku politik elit politik Partai Golkar sebagai upaya akademik untuk meyediakan eksplanasi akademik tentang perilaku politik elit Partai Golkar. Hal ini penting untuk memberikan pemikiran teoritik yang lengkap tentang perilaku politik dan perilaku memilih di Partai Golkar. 260