Ngatur keuangan keluarga itu gampang!
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah). 2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). 3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). 4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Ngatur keuangan keluarga itu gampang! Resep Bahagia dan Sejahtera tanpa Sengsara Yohanes Haryono Penerbit PT Elex Media Komputindo
Ngatur Keuangan Keluarga Itu... Gampang! (Updated) Ditulis oleh Yohanes Haryono 2017 Yohanes Haryono Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia - Jakarta Anggota IKAPI, Jakarta 717060441 ISBN: 978-602-04-0371-7 Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab percetakan
Kupersembahkan untuk istriku: Suastuti Purwanti
Daftar Isi Prakata Kata Pengantar vii xi Bab 1 Mengapa harus mengelola keuangan keluarga? 1 Bab 2 Membuat daftar pendapatan dan pengeluaran 7 Bab 3 Menambah penghasilan keluarga 23 Bab 4 Hindari pola hidup konsumtif 33 Bab 5 Yang menabung pasti beruntung 51 Bab 6 Pentingnya mempersiapkan dana hari tua 71 Bab 7 Pola hidup hemat 89 Bab 8 Sekilas tentang Koperasi Kredit 109 Kesimpulan 123 Lampiran 125 Kepustakaan 136
Bab I Mengapa Harus Mengelola Keuangan Keluarga? Setiap keluarga perlu menyusun anggaran belanja Bulan April 1977 saya menikah dengan pasangan saya. Karena orangtua calon istri saya berada di Yogyakarta, resepsi pernikahan diselenggarakan di sana. Dua hari setelah resepsi pernikahan, kami pulang ke Jakarta dan tinggal di rumah kontrakan yang amat sederhana. Uang persediaan sudah menipis, tinggal beberapa puluh ribu rupiah. Kami berdua berharap tanggal gajian segera tiba. Kami masih menikmati bulan madu walaupun hanya di rumah kontrakan yang sewanya amat murah. Kami memang belum memikirkan soal-soal yang berhubungan dengan anggaran belanja keluarga, barangkali karena belum menganggap penting. Tanggal gajian tiba, itu artinya saya dan istri
2 Ngatur Keuangan Keluarga Itu menerima gaji. Uang gaji yang saya terima masih saya simpan sendiri, begitu juga gaji istri saya. Dengan kata lain, kami masing-masing menyimpan gaji sendiri. Kami masih menikmati masamasa bulan madu. Namun, karena jatah cuti sudah habis, kami pun mulai bekerja lagi. Kami berdua adalah karyawan swasta dari golongan menengah bawah dan tentu saja gaji kami tidak besar. Akhir bulan masih kurang sepuluh hari lagi saya sudah kehabisan uang. Semua saku dan dompet telah saya periksa, namun tidak selembar uang pun saya temukan. Saya lalu meminta uang kepada istri saya. Eh, ternyata istri saya juga kehabisan uang. Istri saya pun mengira bahwa saya masih punya uang. Dia bilang uang terakhir sudah dibelikannya beras dan sayuran yang akan dimasak. Saya sempat terkejut bahkan terpana mendengar hal itu. Saya tak menduga hal itu terjadi. Lalu, saya berpikir ke mana saya harus mencari uang untuk mencukupkan kebutuhan sampai akhir bulan? Gajian karyawan masih sepuluh hari lagi. Dan, akhirnya, dengan terpaksa kami meminjam uang kepada salah seorang saudara.
Mengapa Harus Mengelola 3 Malam harinya mata saya tidak mau diajak tidur cepat karena peristiwa itu. Pengalaman yang sangat berharga itu tidak akan bisa saya lupakan begitu saja. Akan tetapi, ternyata kejadian itu ada hikmahnya. Akhirnya, saya sadar bahwa apa yang kami lakukan berdua itu salah besar. Sejak itu kami berdua sepakat bahwa setiap gajian, uang yang kami terima akan langsung kami kumpulkan menjadi satu. Begitu menerima gaji, saya pun langsung menyerahkan uang gaji tersebut kepada istri saya untuk dikelola secara bersama-sama. Suatu hari saya pergi ke Toko Buku Gramedia jalan Matraman untuk membeli buku manajemen. Secara tidak sengaja saya melihat buku kecil warna merah berjudul Menyusun Anggaran Belanja Keluarga. (Sekarang sudah tidak terbit lagi.) Kalau tidak salah, penulis buku itu adalah tim dari BK3 (Biro Konsultasi Koperasi Kredit). Saya langsung membelinya. Sesampai di rumah, saya pun membacanya. Ternyata memang pas dalam hati saya mengatakan, Ini yang saya cari. Saya sangat terkesan karena buku itu memang bagus, sederhana, dan mudah dipahami. Sampai-sampai setiap
4 Ngatur Keuangan Keluarga Itu ada undangan pernikahan, buku tersebut sering saya jadikan kado pernikahan. Saya tidak menyangka bahwa pada umumnya mereka senang mendapat kado buku itu. Sungguh luar biasa dugaan saya benar bahwa keluarga-keluarga baru amat membutuhkan panduan bagaimana mengatur keuangan keluarga yang baik dan benar. Dengan panduan buku yang saya beli itu, kami pun mulai mencoba untuk menyusun anggaran belanja sebisanya. Walaupun kadang masih kebobolan, lama-kelamaan kami semakin terampil dan makin pandai. Kami mencoba untuk mencontoh dari buku kecil tersebut dan mengembangkannya sesuai kebutuhan rumah tangga kami. Belajar menyusun anggaran belanja keluarga Hampir bisa dipastikan bahwa setiap keluarga baru masih belum tahu banyak tentang seluk-beluk anggaran belanja keluarga. Di samping belum banyak pengalaman, pada umumnya mereka masih terbiasa dengan cara-cara hidup yang lama, yaitu cara-cara hidup ketika masih bujangan. Namun,
Mengapa Harus Mengelola 5 ketika mereka sadar bahwa setiap keluarga harus mencukupkan gaji atau pendapatannya sampai akhir bulan, maka sudah merupakan kewajiban mereka untuk mulai belajar menyusun anggaran belanja keluarga dengan baik dan benar. Bisa dipastikan, keluarga yang tidak mengatur keuangannya dengan baik dan benar akan selalu kekurangan uang bahkan akan gali lubang tutup lubang (menutup pinjaman dengan cara meminjam di tempat lain). Dalam keluarga memang sangat diperlukan disiplin diri; suami istri perlu saling mengingatkan bahwa pengeluaran harus sesuai dengan rencana yang ditetapkan bersama. Setiap keluarga akan membelanjakan uangnya apakah yang dibeli itu sesuai kebutuhan atau hanya merupakan keinginan belaka. Apakah belanjanya itu sedikit atau banyak, yang jelas setiap hari mereka pasti akan mengeluarkan uang. Menurut pakar perencana keuangan, pada kenyataannya setiap orang cenderung membelanjakan uang semaunya sesuai keinginan hatinya. Misalnya, ketika mau berangkat ke mal, niat mereka hanya membeli bedak dan lipstik, tapi sesampainya di sana dan
6 Ngatur Keuangan Keluarga Itu melihat barang-barang lain yang bagus dan sedang memberikan diskon menggiurkan, pikiran mereka berubah. Akhirnya, mereka pun membeli bermacam-macam barang di luar rencana semula. Sesampainya di rumah, tidak jarang mereka menyesal karena barang-barang yang akhirnya mereka beli belum begitu penting atau belum termasuk prioritas mereka, bahkan tidak dipakai dan hanya disimpan. Namun, penyesalan tinggal penyesalan dan perbuatan tersebut biasanya akan terulang lagi. Mereka pun kembali menyesal, begitu seterusnya. Oleh sebab itu, banyak orang tua bijak yang selalu berpesan kepada anak-anak muda untuk membuat daftar barang-barang yang akan dibeli sebelum berbelanja. Pastikan barang yang akan dibeli itu merupakan kebutuhan, bukan keinginan. Daftar barang-barang yang akan dibeli itu harus dipatuhi. Perlu ada pengendalian diri yang kuat untuk tidak mengeluarkan uang secara sembarangan tanpa perencanaan. Jadi, biasakanlah belajar menyusun anggaran belanja.