PT COLORPAK INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 MARET 2012

dokumen-dokumen yang mirip
PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT COLORPAK INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT COLORPAK INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN


PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT Alam Karya Unggul Tbk (d/h PT Aneka Kemasindo Utama Tbk) dan Entitas Anak

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3-4. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 5

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 31 Maret 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4-5. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6-7

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT LIONMESH PRIMA Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK LAPORAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL - TANGGAL 31 MARET 2013 DAN 2012

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 (MATA UANG INDONESIA)

30 Juni 31 Desember

PT ALKINDO NARATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah


PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2013 DAN 31 MARET 2012 (MATA UANG INDONESIA)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011 Dan Laporan Auditor Independen

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT TRIWIRA INSANLESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk LAPORAN KEUANGAN

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK

PT ALKINDO NARATAMA TBK

PT SIDOMULYO SELARAS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT PARAMITA BANGUN SARANA Tbk

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk

PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2015 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN (MATA UANG RUPIAH INDONESIA)

LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT

PT MAHAKA MEDIA TBK. DAN ENTITAS ANAK

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT LIONMESH PRIMA Tbk

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2014 SERTA TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

PT MILLENNIUM PHARMACON INTERNATIONAL Tbk. Laporan Keuangan Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2013 (Belum Diaudit)

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 30 Juni 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2015 ( TIDAK DIAUDIT )

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SUGIH ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT GEMA GRAHASARANA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Revisi PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT SIDOMULYO SELARAS Tbk Dan ANAK PERUSAHAAN

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

Jumlah Aset Lancar 164,324,439, ,734,437,903

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 D A N LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT Citatah Tbk Laporan Posisi Keuangan 30 September 2011 dengan angka perbandingan 31 Desember 2010 (Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

KELOMPOK USAHA PT. INTER DELTA Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN ( NERACA ) PER 30 SEPTEMBER 2012 (Belum diaudit) dan 31 DESEMBER 2011

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Transkripsi:

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 MARET 2012

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 MARET 2012 DAFTAR ISI Halaman Pernyataan Direksi Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian... 1-2 Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian.. 3 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian......... 4 Laporan Arus Kas Konsolidasian....... 5 Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian... 6-47 ***************************

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 MARET 2012 ASET ASET LANCAR Catatan 31 Maret 2012 31 Desember 2011 1 Januari 2011 Kas dan bank 2l, 4, 22 16.405.823.418 12.167.059.010 9.435.631.304 Piutang usaha 2l, 9, 22 Pihak ketiga - setelah 5 160.453.202.925 158.698.859.699 125.248.526.967 dikurangi penyisihan penurunan nilai Pihak berelasi 2c, 5, 23 2.597.160.396 2.528.509.993 3.954.863.508 Piutang lain-lain 2l, 22 51.561.607-128.868.751 Persediaan 2d, 6, 9 106.567.417.250 129.654.158.577 82.424.270.814 Pajak Pertambahan Nilai dibayar di muka 208.987.133 1.383.827.326 2.213.024.080 Biaya dibayar di muka dan uang 2e, 7 muka 871.642.957 645.186.344 3.405.695.526 Jumlah Aset Lancar 287.155.795.686 305.077.600.949 226.810.880.950 ASET TIDAK LANCAR Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 27.908.404.478 pada tanggal 31 Maret 2012, Rp 25.814.255.862 pada tanggal 31 Desember 2011 dan Rp 19.559.191.896 pada tanggal 1 Januari 2011 2f, 2g, 8, 20 60.764.909.774 60.650.052.200 32.507.316.489 Aset pajak tangguhan 2k, 11d 3.239.132.578 3.153.018.793 2.579.870.519 Taksiran tagihan pajak 2k, 11c penghasilan 4.486.356.490 3.526.937.950 - Aset lain-lain 436.000.000 1.561.675.342 13.492.662.491 Jumlah Aset Tidak Lancar 68.926.398.842 47.571.561.988 48.579.849.499 JUMLAH ASET 356.082.194.528 373.969.285.234 275.390.730.449 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. 1

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) 31 MARET 2012 LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS LANCAR Catatan 31 Maret 2012 31 Desember 2011 1 Januari 2011 Hutang bank jangka pendek 2l, 9, 22, 107.586.001.102 137.763.158.322 80.073.158.254 dan cerukan 23 Hutang usaha Pihak ketiga 2l, 10, 22 48.643.092.453 46.117.344.822 38.957.465.596 Pihak berelasi 2d, 2l, 10, 623.385.092 297.449.168 18.500.000 22, 23 Hutang lain-lain - 235.277.000 - Biaya masih harus dibayar 1.970.797.496 725.860.906 767.948.786 Hutang pajak 11a 1.828.637.513 1.581.732.177 1.966.818.636 Hutang bank jangka panjang - 2l, 12, 22 yang akan jatuh tempo dalam satu tahun 6.032.157.301 6.032.157.301 1.666.666.667 Jumlah Liabilitas Lancar 166.684.070.957 192.752.979.696 123.450.557.939 LIABILITAS TIDAK LANCAR Hutang bank - setelah dikurangi jumlah yang jatuh tempo dalam satu tahun Estimasi liabilitas imbalan kerja karyawan 2l, 12, 22 2i, 13 15.080.392.993 16.588.432.291 8.333.333.333 11.286.598.895 10.883.253.913 9.095.809.395 Jumlah Liabilitas Tidak Lancar 26.366.991.888 27.471.686.204 17.429.142.728 Jumlah Liabilitas 193.051.062.845 220.224.665.900 140.879.700.667 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. 2

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) 31 MARET 2012 EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 1.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor Catatan 31 Maret 2012 31 Desember 2011 1 Januari 2011 penuh -306.338.500 saham 14 30.633.850.000 30.633.850.000 30.633.850.000 Agio saham 15 3.879.230.599 3.879.230.599 3.879.230.599 Saldo laba Dicadangkan 16 6.218.494.992 6.218.494.992 4.796.415.306 Tidak dicadangkan 122.284.971.988 112.997.454.282 95.189.587.824 Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Langsung Kepada Pemilik Entitas Induk 163.016.547.579 153.729.029.873 134.499.083.729 Kepentingan Non Pengendali 2b 14.584.104 15.589.461 11.946.053 Jumlah Ekuitas 163.031.131.683 153.744.619.334 134.511.029.782 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 356.082.194.528 373.969.285.234 275.390.730.449 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. 3

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Catatan 31 Maret 2012 31 Maret 2011 PENJUALAN NETO 2h, 17, 23, 25 142.903.353.529 171.206.346.415 BEBAN POKOK PENJUALAN 2h, 7, 18 122.584.131.619 150.672.642.886 LABA KOTOR 25 20.319.221.910 20.533.703.529 BEBAN USAHA 2h Beban penjualan 19 1.067.457.432 1.369.109.204 Beban umum dan administrasi 8, 13, 20 5.808.577.412 5.027.803.864 Jumlah Beban Usaha 6.876.034.844 6.396.913.068 LABA USAHA 13.443.187.066 14.136.790.461 PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba selisih kurs - neto 2j 886.461.864 103.591.635 Penghasilan bunga 5.316.132 4.749.677 Beban bunga (1.750.089.648) (813.851.019) Lain-lain - neto 54.666.900 (82.332.721) Jumlah beban lain-lain - neto (803.644.752) (787.842.428) LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 12.639.542.314 13.348.948.033 MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 2k, 11b Kini 11c (3.439.143.750) (3.551.219.750) Tangguhan 11d 86.113.785 215.170.484 Jumlah Beban Pajak Penghasilan (3.353.029.965) (3.336.049.266) Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan KeuanganKonsolidasian secara keseluruhan. 4

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (lanjutan) Catatan 31 Maret 2012 31 Maret 2011 LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 9.286.512.349 10.012.898.767 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN - - TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 9.286.512.349 10.012.898.767 LABA BERSIH TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN Pemilik Entitas Induk 9.287.517.706 10.010.247.425 Kepentingan Non Pengendali (1.005.357) 2.651.342 9.286.512.349 10.012.898.767 TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN Pemilik Entitas Induk 9.287.517.706 10.010.247.425 Kepentingan Non Pengendali (1.005.357) 2.651.342 9.286.512.349 10.012.898.767 LABA BERSIH PER SAHAM YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK 2p 30,32 32,68 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan KeuanganKonsolidasian secara keseluruhan. 5

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Catatan Modal Saham Tambahan Modal Disetor Saldo Laba Dicadangkan Tidak Dicadangkan Ekuitas Kepentingan Non Pengendali Jumlah Ekuitas Saldo, 31 Desember 2010 30.633.850.000 3.879.230.599 4.796.415.306 95.189.587.824 134.499.083.729 11.946.053 134.511.029.782 Laba komprehensif periode berjalan - - - 10.010.247.425 10.010.247.425 2.651.342 10.012.898.767 Saldo, 31 Maret 2011 30.633.850.000 3.879.230.599 4.796.415.306 105.199.835.249 144.509.331.154 14.597.395 144.523.928.549 Dividen kas 16 - - - (8.516.210.300) (8.516.210.300) - (8.516.210.300) Cadangan umum 16 - - 1.422.079.686 (1.422.079.686) - - - Laba komprehensif periode berjalan - - - 17.735.909.019 17.735.909.019 992.066 17.736.901.085 Saldo, 31 Desember 2011 30.633.850.000 3.879.230.599 6.218.494.992 112.997.454.282 153.729.029.873 15.589.461 153.744.619.334 Laba komprehensif periode berjalan - - - 9.287.517.706 9.287.517.706 (1.005.357) 9.286.512.349 Saldo, 31 Maret 2012 30.633.850.000 3.879.230.599 6.218.494.992 122.284.971.988 163.016.547.579 14.584.104 163.031.131.683 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. 6

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN 31 Maret 2012 31 Maret 2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari: Pelanggan 141.080.359.900 130.656.613.874 Penghasilan bunga 5.316.132 4.749.677 Pembayaran kas untuk: Pemasok (96.645.706.737) (132.164.325.314) Karyawan (602.945.123) (981.298.773) Beban usaha (2.757.116.163) (10.543.607.041) Pajak (2.976.816.762) (7.237.085.043) Lain-lain 29.875.853 (922.573.833) Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 38.132.967.100 (21.187.526.453) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aset tetap (2.209.006.174) (5.617.920.062) Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi (2.209.006.174) (5.617.920.062) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Perolehan (pembayaran) hutang bank (31.685.196.518 25.918.073.048 Arus kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan (31.685.196.518) 25.918.073.048 KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN BANK 4.238.764.408 (887.373.467) KAS DAN BANK AWAL TAHUN 12.167.059.010 9.435.631.304 KAS DAN BANK AKHIR TAHUN 16.405.823.418 8.548.257.837 Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas Penambahan aset tetap melalui reklas dari uang muka pembelian tanah dan bangunan periode sebelumnya - 12.423.500.000 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. 7

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN a. Pendirian dan Informasi Umum PT Colorpak Indonesia Tbk ( Perusahaan ) didirikan di Indonesia dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) dengan Akta Notaris Tegoeh Hartanto, S.H., No. 86 tanggal 15 September 1988. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-10158.HT.01.01.TH.88 tanggal 7 November 1988 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 38 tanggal 11 Mei 1990 Tambahan No. 1683. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir adalah dengan Akta Notaris Leolin Jayayanti, SH, No. 11 tanggal 8 Agustus 2008 antara lain mengenai perubahan anggaran dasar Perusahaan yang disesuaikan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas Republik Indonesia No. 40 tahun 2007. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-71015.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 8 Oktober 2008, dan diumumkan dalam Berita Negara No. 97 tanggal 2 Desember 2008 Tambahan No. 26184. Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan dari didirikannya Perusahaan adalah berusaha dalam bidang industri tinta cetak dan sejenisnya. Saat ini, Perusahaan juga berusaha dalam bidang perdagangan BOPP, PET Film, Adhesive dan Plastik resin. Perusahaan berkedudukan di Jalan Industri II Blok F/7 Pasir Jaya, Jatiuwung Tangerang 15135. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1989. Sejak tahun 2009, kapasitas produksi Perusahaan telah mencapai 10.000 metrik ton per tahun dan hasil produksinya dipasarkan di pasar lokal. b. Penawaran Umum Perdana Efek Perusahaan Pada tanggal 9 November 2001, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) melalui surat No. S-278/PM/2001 untuk menawarkan 50.000.000 lembar sahamnya yang bernilai nominal Rp 100 per saham di bursa efek dengan harga penawaran Rp 200 per saham. Selain itu, pada penawaran perdana tersebut, Perusahaan juga memberikan Waran Seri I ( Waran ) secara cuma-cuma dimana setiap pemegang 1 saham baru, Perusahaan memperoleh 1 Waran yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga pelaksanaan sebesar Rp 250. Waran tersebut berjangka waktu pelaksanaan 3 tahun dan dapat dilaksanakan (exercised) mulai tanggal 23 November 2001 hingga 23 November 2004. Saham dan Waran Perusahaan tersebut mulai diperdagangkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30 November 2001. c. Entitas Anak yang Dikonsolidasi Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan memiliki penyertaan saham pada Entitas Anak dengan rincian sebagai berikut: Entitas Anak Domisili Tahun Beroperasi PT Colorpak Flexible Indonesia 31 Maret 2012 8 Persentase Kepemilikan Jumlah Aset Aktivitas Utama Jakarta 2010 99,90% 69.965.063.221 Perdagangan

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN (lanjutan) c. Entitas Anak yang Dikonsolidasi (lanjutan) Entitas Anak Domisili Tahun Beroperasi PT Colorpak Flexible Indonesia 31 Desember 2011 Persentase Kepemilikan Jumlah Aset Aktivitas Utama Jakarta 2010 99,90% 73.552.399.815 Perdagangan d. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi serta Jumlah Junlah Karyawan Susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, berdasarkan Akta Notaris Leolin Jayayanti S.H, No. 25 tanggal 18 Juni 2010, adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Tn. Winardi Pranatajaya Komisaris : Ny. Tjia Hwie Tjin Komisaris Independen : Tn. Johanes Susilo Direksi Direktur Utama : Tn. Santoso Jiemy Direktur : Tn. Harris Pranatajaya Direktur : Tn. Basil Garry Crichton Direktur : Tn. Yohanes Halim Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, Kelompok Usaha memiliki karyawan tetap sejumlah 98 orang dan 83 orang. e. Penyelesaian Laporan Keuangan Direksi Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012, yang telah diselesaikan pada tanggal 20 April 2012. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia ( SAK ), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan-Peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM- LK. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntasi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011. Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) No. 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan yang diterapkan sejak tanggal 1 Januari 2011. PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian, dan juga memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan. 9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan) a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan) Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh bagi penyajian dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 seperti diungkapkan pada Catatan ini. Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan arus kas konsolidasian, disusun berdasarkan konsep akrual dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan. Laporan arus kas konsolidasian yang disajikan dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan ( ISAK ) yang berlaku efektif pada tahun 2012. Kelompok Usaha melakukan penerapan standar akuntansi dan interpretasi baru/revisi yang berlaku efektif pada tahun 2012. Perubahan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha telah dibuat seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-masing standar dan interpretasi. Penerapan standar dan interpretasi baru/revisi berikut, yang relevan dengan operasi Kelompok Usaha dan menimbulkan dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian, adalah sebagai berikut: PSAK No. 24 : Imbalan Kerja PSAK No. 24 memberikan panduan dalam perhitungan dan pengungkapan imbalan kerja. PSAK No. 24 yang baru memberikan opsi tambahan dalam pengakuan keuntungan/kerugian aktuarial imbalan pasca kerja dimana keuntungan/kerugian aktuarial dapat diakui seluruhnya melalui pendapatan komprehensif lainnya. Kelompok Usaha telah memilih untuk megubah kebijakan akuntansinya dengan mengakui keuntungan/kerugian aktuarial secara keseluruhan melalui pendapatan komprehensif lainnya. Sesuai ketentuan transisi, perubahan kebijakan akuntansi ini merupakan perubahan yang prospektif. ISAK No. 25 : Hak Atas Tanah ISAK No. 25 membahas perlakuan atas tanah di Indonesia yang hanya dapat dimiliki di entitas melalui Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai. Biaya untuk mendapatkan hak legal atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari harga perolehan tanah, sedangkan biaya perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hak legal atau umur enonomis tanah, mana yang lebih pendek masa manfaatnya. 10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan) a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan) Penerapan dari standar dan interpretasi baru/revisi berikut, yang relevan dengan operasi Kelompok Usaha, namun tidak menimbulkan efek material terhadap laporan keuangan konsolidasian adalah: PSAK No. 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. PSAK No. 13 (Revisi 2011), Properti Investasi. PSAK No. 16 (Revisi 2011), Aset Tetap. PSAK No. 26 (Revisi 2011), Biaya Pinjaman. PSAK No. 30 (Revisi 2011), Sewa. PSAK No. 46 (Revisi 2010), Pajak Penghasilan. PSAK No. 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian. PSAK No. 55 (2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. PSAK No. 56 (Revisi 2011), Laba per Saham. ISAK No. 15, PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya. ISAK No. 20, Pajak penghasilan Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham. b. Prinsip Konsolidasian Efektif tanggal 1 Januari 2011, Kelompok Usaha menerapkan secara retrospektif PSAK No. 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif: (i) rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan nonpengendali ( KNP ); (ii) kehilangan pengendalian pada entitas anak; (iii) perubahan kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menilai keberadaan pengendalian; dan (v) konsolidasi atas entitas anak yang memiliki pembatasan jangka panjang. PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas-entitas anak, entitas dalam pengendalian bersama, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. Penerapan PSAK No. 4 (Revisi 2009) tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap pelaporan keuangan Kelompok Usaha kecuali bagi pengungkapan terkait. Sejak Tanggal 1 Januari 2011 Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Entitas Anak seperti yang disebutkan pada Catatan 1e yang dimiliki oleh Perusahaan secara langsung dengan kepemilikan saham lebih dari 50%. Laporan keuangan Entitas Anak dibuat untuk periode pelaporan yang sama dengan Perusahaan, menggunakan kebijakan akuntansi yang konsisten. Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang belum direalisasi) telah dieliminasi. Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Kelompok Usaha memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak, lebih dari setengah hak suaran entitas. 11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan) b. Prinsip Konsolidasian (lanjutan) Sejak Tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan) Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Kelompok Usaha: menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill) dan liabilitas entitas anak; menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laba atau rugi; dan mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lain ke komponen laporan laba rugi dalam laba rugi komprehensif konsolidasian, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba. KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang dapat diatribusikan pada kepentingan ekuitas yang tidak dimiliki secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Sebelum Tanggal 1 Januari 2011 Kerugian yang menjadi bagian dari KNP pada entitas anak tertentu yang tidak dimiliki secara penuh yang sudah melebihi bagiannya dalam modal disetor entitas anak tersebut dibebankan sementara kepada pemegang saham pengendali, kecuali terdapat liabilitas yang mengikat KNP untuk menutupi kerugian tersebut. Laba entitas anak tersebut pada periode berikutnya terlebih dahulu akan dialokasikan kepada pemegang saham pengendali sampai seluruh bagian kerugian KNP yang sebelumnya dibebankan kepada pemegang saham pengendali dapat ditutup secara penuh. c. Transaksi dengan Pihak Berelasi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Penerapan PSAK revisi ini memberikan pengaruh terhadap pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian. Perusahaan dan Entitas Anak mempunya transaksi dengan pihak berelasi, dengan definis diuraikan pada revisi PSAK No. 7. Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, yang mungkin tidak sama dengan transaksi lain yan dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan yang relevan. 12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan) d. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan atau nilai realisasi neto. Biaya ditentukan dengan menggunakan metode masuk pertama keluar pertama ( FIFO ) untuk Perusahaan dan metode rata-rata bergerak (moving-average) untuk Entitas Anak. Kelompok Usaha menetapkan penyisihan untuk keusangan dan/atau penurunan nilai pasar persediaan berdasarkan hasil penelaahan berkala atas kondisi fisik persediaan dan realisasi neto persediaan. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan. e. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi dan dibebankan pada operasi selama masa manfaatnya. f. Aset Tetap Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan yang terdiri atas harga perolehan dan biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan. Setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai aset tetap pada saat penggantian jika kriteria pengakuan terpenuhi. Kelompok Usaha juga mengakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tetap estimasi awal atas biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset dan biaya untuk mengganti komponen dari aset tetap. Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaanya dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomis aset-aset tersebut sebagai berikut: Tahun Bangunan dan sarana penunjang 20 tahun Instalasi listrik 20 tahun Mesin-mesin 5 tahun Kendaraan bermotor 5 tahun Inventaris pabrik dan kantor 4 tahun Penilaian aset tetap dilakukan atas penurunan dan kemungkinan penurunan nilai wajar aset jika terjadi peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat mungkin tidak dapat seluruhnya terealisasi. Jumlah tercatat komponen dari suatu aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat sudah tidak ada lagi manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan tersebut dimasukan ke dalam laba atau rugi untuk tahun penghentian pengakuan tersebut dilakukan. Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan aset-aset dievaluasi setiap akhir tahun dan disesuaikan secara prospektif sesuai jika diperlukan. 13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan) f. Aset Tetap (lanjutan) Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi karena manajemen berpendapat bahwa kemungkinan besar hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo. Sesuai dengan PSAK No. 47, Akuntansi Tanah, biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan pemindahan hak pemilikan atau perpanjangan hak atas tanah, antara lain seperti biaya legal, biaya survei area dan pengukuran tanah, biaya notaris, pajak dan biaya terkait lainnya, termasuk biaya untuk memperoleh hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Bangunan ( HGB ), ditangguhkan dan disajikan sebagai bagian dari akun Aset Tidak Lancar Lainnya dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Beban tangguhan tersebut diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan dan dibebankan secara langsung pada usaha tahun berjalan sebagai bagian dari akun Amortisasi Beban Ditangguhkan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 2, Beban Ditangguhkan ). Selain itu, PSAK No. 47 juga menetapkan bahwa tanah tidak diamortisasi, kecuali memenuhi kondisi-kondisi tertentu yang telah ditentukan di dalamnya. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada operasi pada saat terjadinya. Beban pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi kepada jumlah tercatat aset tetap terkait bila besar kemungkinan bagi Kelompok Usaha manfaat ekonomi masa depan menjadi lebih besar dari standar kinerja awal yang ditetapkan sebelumnya dan disusutkan sepanjang sisa masa manfaat aset tetap terkait. g. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2011, Kelompok Usaha menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset, termasuk untuk goodwill dan aset yang berasal dari kombinasi bisnis sebelum tanggal 1 Januari 2011. PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedurprosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan. Penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2009) tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap pelaporan keuangan Kelompok Usaha kecuali bagi pengungkapan terkait. Pada setiap akhir periode pelaporan, Kelompok Usaha menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset (yaitu aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset tidak berwujud yang belum dapat digunakan, atau goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis) diperlukan, maka Kelompok Usaha membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau UPK dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai Rugi Penurunan Nilai. 14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan) g. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan (lanjutan) Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Kelompok Usaha menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia. Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya. Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laba atau rugi. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan yang dibebankan disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi atas kemungkinan penurunan nilai atas aset tetap pada tanggal pelaporan. h. Pengakuan Pendapatan dan Beban Efektif tanggal 1 Januari 2011, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), Pendapatan. PSAK revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Kelompok Usaha dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ). Kriteria spesifik berikut juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui. Penjualan Barang Pendapatan dari penjualan yang timbul dari pengiriman fisik produk-produk Kelompok Usaha diakui bila risiko dan manfaat yang signifikan telah dipindahkan kepada pembeli, bersamaan waktunya dengan pengiriman dan penerimaannya. 15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan) h. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan) Penjualan/Beban Bunga Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pendapatan atau biaya bunga dicatat dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif ( SBE ), yaitu suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, selama periode yang lebih singkat, untuk nilai tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual). i. Imbalan Kerja Sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004), Imbalan Kerja, Kelompok Usaha mencatat penyisihan untuk imbalan kerja karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 ( UUK ). Berdasarkan UUK tersebut, perusahaan diharuskan untuk membayar uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang pengganti hak kepada karyawan apabila persyaratan yang ditentukan dalam UUK tersebut terpenuhi. Sehubungan dengan hal di atas, berdasarkan persyaratan yang terdapat pada PSAK No. 24 (Revisi 2004), Kelompok Usaha telah membukukan penyisihan yang diperlukan untuk imbalan kerja karyawan lainnya berdasarkan kebijakan dan praktek Kelompok Usaha yang relevan. Saldo penyisihan yang diperlukan sebagaimana disebutkan di atas, diestimasi berdasarkan penilaian aktuaria menggunakan metode Projected Unit Credit yang dibuat oleh perusahaan aktuaris independen, PT Sigma Prima Solusindo dan PT Sigma Aktuarindo. Penyisihan sehubungan biaya jasa masa lalu ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa kerja ratarata yang diharapkan dari karyawan yang memenuhi syarat. Selain itu, penyisihan untuk biaya jasa kini dibebankan langsung pada operasi tahun berjalan. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang melebihi batas 10% tersebut diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan. j. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan sesuai dengan rata-rata kurs jual da beli yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tanggal transaksi perbankan terakhir untuk tahun yang bersangkutan, dan laba atau rugi kurs yang timbul, dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun yang bersangkutan. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 nilai tukar yang digunakan untuk 1 Dolar Amerika Serikat (USD) sebesar Rp 9.180 dan Rp 9.068. Transaksi dalam mata uang asing selain Dolar AS dianggap tidak signifikan. 16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan) k. Perpajakan Beban pajak tahun berjalan dibukukan berdasarkan estimasi penghasilan kena pajak untuk tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak pada tahun mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan konsolidasian dengan dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal, sepanjang besar kemungkinan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi penghasilan kena pajak pada masa yang akan datang. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur berdasarkan tarif pajak yang diharapkan akan diberlakukan pada saat aset direalisasikan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku atau yang telah secara substansial berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Penyisihan untuk dan/atau penyesuaian kembali dari seluruh perbedaan temporer selama tahun berjalan, termasuk pengaruh dari perubahan tarif pajak diakui sebagai Manfaat/(Beban) Pajak Penghasilan - Tangguhan dan termasuk dalam laba atau rugi neto tahun berjalan. Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat hasil pemeriksaan diterima atau jika Kelompok Usaha mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan. l. Instrumen Keuangan Instrumen keuangan dicatat sesuai dengan PSAK No. 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pelaporan (PSAK No. 50), dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (PSAK No. 55). i. Aset Keuangan Pengakuan awal Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar. Dalam hal investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal perdagangan, seperti tanggal perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Aset keuangan Kelompok Usaha mencakup kas dan bank, piutang usaha dan piutang lainlain. Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut: 17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan) l. Instrumen Keuangan (lanjutan) i. Aset Keuangan (lanjutan) Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi meliputi aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awalnya telah ditetapkan untuk dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan laba atau rugi diakui dalam laba atau rugi. Derivatif melekat dalam kontrak utama dihitung sebagai derivatif terpisah ketika risiko dan karakteristiknya tidak berkaitan dengan kontrak utama dan kontrak utama tidak dicatat pada nilai wajar. Derivatif melekat diukur berdasarkan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar tersebut diakui dalam laba atau rugi. Penilaian kembali hanya timbul jika terdapat perubahan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang dipersyaratkan oleh kontrak. Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laba atau rugi pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Kas dan bank, piutang usaha dan piutang lainlain Kelompok Usaha termasuk dalam kategori ini. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasi sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika Kelompok Usaha mempunyai maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif untuk mendiskonto penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur aset keuangan menjadi nilai tercatat netonya. Laba atau rugi diakui pada laba atau rugi ketika investasi dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Kelompok Usaha tidak mempunyai investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011. 18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan) l. Instrumen Keuangan (lanjutan) i. Aset Keuangan (lanjutan) Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui sebagai pendapatan komprehensif lain dalam Laba yang Belum Terealisasi dari Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif diakui sebagai Pendapatan Operasi Lainnya. Pada saat ditentukan terjadi penurunan nilai, laba atau rugi kumulatif direklasifikasi dari Laba yang Belum Terealisasi dari Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai Beban Keuangan. Investasi yang diklasifikasi sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut: - Investasi pada saham yang tidak tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dan investasi jangka panjang lainnya dicatat pada biaya perolehannya. - Investasi dalam modal saham yang tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dan diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual, dicatat pada nilai wajar. Kelompok Usaha tidak mempunyai aset keuangan tersedia untuk dijual pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011. ii. Liabilitas Keuangan Pengakuan awal Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, serta utang dan pinjaman. Pada tanggal pelaporan, Kelompok Usaha tidak memiliki liabilitas keuangan selain yang diklasifikasikan sebagai utang dan pinjaman. Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan dalam bentuk utang dan pinjaman diukur pada nilai wajar termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Liabilitas keuangan Kelompok Usaha mencakup utang bank jangka pendek dan cerukan, utang usaha, utang lain-lain, beban yang masih harus dibayar dan utang bank jangka panjang. Pengukuran setelah pengakuan awal Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi mencakup liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awalnya, telah ditetapkan, diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. 19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan) l. Instrumen Keuangan (lanjutan) ii. Liabilitas Keuangan (lanjutan) Laba atau rugi atas liabilitas dalam kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laba atau rugi. Hutang dan Pinjaman Setelah pengakuan awal, utang dan pinjaman yang dikenakan bunga diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi harus diakui dalam laba atau rugi ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasinya. iii. Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan. iv. Nilai Wajar Instrumen Keuangan Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar (arm s-length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substantial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya. Penyesuaian risiko kredit Kelompok Usaha menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak yang bertransaksi antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam penentuan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Kelompok Usaha terkait dengan instrumen keuangan tersebut ikut diperhitungkan. v. Biaya perolehan yang diamortisasi dari instrumen keuangan Biaya perolehan yang diamortisasi diukur dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif. vi. Penurunan nilai aset keuangan Pada setiap tanggal pelaporan, Kelompok Usaha mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. 20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan) l. Instrumen Keuangan (lanjutan) vi. Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Kelompok Usaha terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku. Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laba atau rugi. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan penyisihan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Kelompok Usaha. Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui pada laba atau rugi. Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Dalam hal investasi ekuitas diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti obyektif akan termasuk penurunan nilai wajar yang signifikan dan berkepanjangan di bawah nilai perolehan investasi tersebut. Ketika terdapat bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif - yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai investasi yang sebelumnya diakui pada pendapatan komprehensif lainnya direklasifikasikan dari ekuitas ke dalam laba atau rugi. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak dihapuskan melalui laba atau rugi; sedangkan peningkatan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas. 21