BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

BAB I PENDAHULUAN. semakin dibutuhkan. Semakin luas penggunaan las mempengaruhi. mudah penggunaannya juga dapat menekan biaya sehingga lebih

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan dari tahanan arus listrik. Spot welding banyak

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

STUDI KOMPARASI KUALITAS HASIL PENGELASAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN SPOT WELDING KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB IV DATA DAN ANALISA

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

KAJIAN METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) ALUMINIUM PADUAN DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. waktu pengelasan dan pengaruh penambahan filler serbuk pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STUDI PENGARUH ARUS DAN WAKTU PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS TITIK (SPOT WELDING) LOGAM TAK SEJENIS

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN. penting pada proses penyambungan logam. Pada hakekatnya. diantara material yang disambungkan. Ini biasanya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

PENGARUH ARUS, KANDUNGAN SULFUR, DAN GAS PELINDUNG TERHADAP MORFOLOGI LASAN PADA PENGELASAN GTAW DENGAN BUSUR DIAM.

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terjadinya oksidasi lebih lanjut (Amanto & Daryanto, 2006). Selain sifatnya

STUDI KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN SPOT WELDING PADA ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENGARUH HEAT TREATMENT

NASKAH PUBLIKASI STUDI METALOGRAFI PENGARUH ARUS DAN HOLDING TIME PADA PENGELASAN SPOT WELDING MATERIAL STAINLESS STEEL

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS PENGELASAN ASTM A790 DAN ASTM A106 Gr. B HASIL PROSES PENGELASAN GTAW YANG DIAPLIKASIKAN PADA PIPA GEOTHERMAL

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

Las busur listrik atau las listrik : Proses penyambungan logam dengan menggunakan tegangan listrik sebagai sumber panas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

STUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA

Studi Karakteristik Hasil Pengelasan MIG Pada Material Aluminium 5083

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Velg Mobil Berbahan Aluminium terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan TIG

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

C. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

PENGARUH ARUS LISTRIK DAN HOLDING TIME TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN SPOT TIG WELDING MATERIAL TAK SEJENIS ANTARA BAJA DAN PADUAN ALUMINIUM

PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN

Analisa Hasil Lasan Stud Welding Pada Baja AISI 304 dan Baja XW 42 Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Salah satu proses yang terpenting dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No.02 Mei 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Melimpahnya aluminium

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

BAB 1 PROSES PENGELASAN

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

Volume 13 No.1 Maret 2012 ISSN :

Adanya pengembangan penggunaan gas pelindung pada las TIG. Ditemukannya porositas pada setiap variasi gas dari logam hasil las-lasan.

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dengan pesat. Ditemukannya metode-metode baru untuk mengatasi

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

2.2.9 Definisi Aluminium Klasifikasi Aluminium... 21

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

BAB I PENDAHULUAN. pipa-pipa minyak dan gas bumi maupun konstruksi-konstruksi lainnya

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Ir. Hari Subiyanto, MSc

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN DAN VARIASI DIAMETER ELEKTRODA TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA STAINLESS STEEL AISI 304

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

Gambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.

VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT MEKANIK MIKRO SAMBUNGAN LAS BAJA TAHAN KARAT AISI 304

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan sambungan antara material yang berbeda sering muncul dalam aplikasi industri yang kompleks, khususnya dalam teknik penggabungan (jointing) untuk mengurangi konsumsi bahan bakar dengan mengurangi berat material yang saat ini sangat dibutuhkan dalam industri transportasi. Oleh karena itu, untuk mempelajari paduan aluminium dengan baja membutuhkan pengembangan metode penggabungan (jointing) yang handal dan hemat biaya (Ogura, dkk., 2012). Proses penggabungan dalam dunia pengelasan sudah banyak diaplikasikan dalam industri. Setiap jenis logam pun memiliki sifat yang berbeda, baik reaktifitas kimia, konduktivitas termal, massa jenis dan sifat lainya. Hal tersebut mengakibatkan logam memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pengaplikasianya. Aluminium yang diaplikasi pada pesawat, alat masak dan dunia medis, memiliki kelebihan konduktivitas termal yang baik, ringan, namun selain dapat bereaksi dengan sifat asam rendah juga mudah terkikis oleh alat pengaduk masakan atau obat-obatan. Hal tersebut berdampak negatif pada hasil masakan dan obat-obatan. Di satu sisi stainless steel lebih sedikit bereaksi kimia, lebih tahan kikis karena sifatnya yg lebih keras dari aluminium, namun stainless steel lebih berat dan memiliki konduktivitas termal lebih rendah dari aluminium. Bahan stainless steel banyak digunakan di sektor industri dan dunia medis karena karakteristiknya yang menguntungkan seperti tampilan yang menarik (attractive), tahan korosi (corrosion resistance), berkekuatan tinggi (high strength) dan rendah perawatan (low maintenance). Penggunaan material paduan aluminium dan stainless steel antara lain dibutuhkan dalam sarana medis dan rumah tangga. Ada beberapa contoh sarana medis yang menggunakan kedua material tersebut yaitu meja trolley instrument dan meja laci anastesi medis. Pada peralatan rumah tangga dapat digunakan sebagai material pada kompor dan oven. Namun sarana tersebut belum menggunakan penyambungan las dari kedua material tersebut. Harapan kedepan penelitian ini yaitu metode penyambungan material aluminium dan stainless steel dapat 1

2 diaplikasikan pada sarana medis dan sarana lain yang berhubungan dengan kimia dimana bagian yang tidak berhubungan dan bersinggungan dengan reaksi kimia serta gesekan menggunakan material aluminium yang ringan sementara yang bersinggunan menggunakan stainless steel sehingga mobilitas lebih tinggi. Terdapat penelitian yang dilakukan oleh Noor, dkk., (2013) mengenai hasil sambungan material tak sejenis antara aluminium alloy 6063 dengan stainless steel 316L menggunakan spot welding. Menurut literatur tersebut pengelasan titik (spot welding) sangat baik digunakan sebagai proses penyambungan untuk pelat metal seperti sarana otomotif, kereta, aplikasi rumah dan instrumen bedah. Namun terdapat penelitian yang dilakukan oleh Hendrawan, (2012) mengenai studi komparasi kualitas hasil pengelasan paduan aluminium dengan spot welding konvensional dan penambahan gas argon. Dalam penelitianya menyatakan bahwa saat ini penggunaan las titik pada aluminium masih jarang dilakukan karena material jenis aluminium tegolong kurang baik bila dibandingkan dengan baja karena panas jenis dan daya hantar panasnya tinggi maka sukar sekali untuk memanaskan sebagian kecil saja. Selain itu aluminium mudah sekali teroksidasi, karena peristiwa ini aluminium akan membentuk suatu lapisan yang bernama Aluminium Oksida (Al2O3) yang memiliki sifat tahan panas. Karena sifat tersebut maka peleburan antara logam dasar dan logam lasan menjadi terhalang sehingga sulit untuk dilakukan pengelasan titik. Kelebihan dan kekurangan pada sifat material aluminium dan stainless steel telah diuraikan di paragraf sebelumnya. Dengan kelebihan dan kekurangan setiap bahan tersebut maka dicobalah proses pengelasan yang tepat yang dapat menghilangkan kekurangan dari proses pengelasan konvensional, terutama untuk penyambungan logam yang berbeda antara stainless steel dan aluminium. Saat ini permintaan struktur las paduan aluminium dan stainless steel meningkat dan produk dengan kualitas yang tinggi sangat diperlukan dalam aplikasi ruang angkasa. Paduan aluminium dan stainless steel dapat dilas dengan mudah dengan metode las busur konvensional seperti MIG (Metal Inert Gas) dan TIG (Tungsten Inert Gas). Diantara dua metode tersebut proses GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) telah terbukti selama bertahun-tahun sangat tepat sebagai proses pengelasan paduan aluminium dan paduan baja tahan karat, karena memberikan

3 hasil pengelasan kualitas terbaik (Raveendra dan Kumar, 2013). Tetapi hal tersebut digunakan pada pengelasan dengan material sejenis. Pernyataan serupa juga dinyatakan oleh Patel dan Patel, (2014) dalam penelitian tinjauan pada optimasi parametri dari pengelasan TIG. Proses pengelasan TIG digunakan dalam pengelasan logam aluminium dan stainless steel karena dapat menghasilkan sambungan las yang baik untuk pengelasan logam nonferrous (aluminium) dan stainless steel. Penelitian tersebut juga menggunakan pengelasan dengan material sejenis, namun pada pengelasan logam yang berbeda dijumpai beberapa kendala. Terdapat penelitian yang dilakukan oleh Noor, dkk., (2013) mengenai hasil sambungan material tak sejenis antara aluminium alloy 6063 dengan stainless steel 316L menggunakan spot welding. Dari penelitian sambungan aluminium dan stainless steel menggunakan las titik, penyambungan material yang berbeda memiliki beberapa kesulitan karena perbedaan besar dalam sifat fisik dan sifat termal dari sambungan material. Penelitian lain juga dilakukan oleh Qiu, dkk., (2009) meneliti pada penyambungan baja austenit stainless steel SUS304 dan aluminium alloy A5052 pada spot welding. Penyambungan material tak sejenis antara baja dengan aluminium sulit dicapai dengan pengelasan karena terdapat perbedaan besar dalam sifat fisik dan termal antara kedua material. Material tak sejenis bukan hanya merupakan faktor tunggal yang mempengaruhi kualitas dan sifat dari sambungan spot welding. Ada beberapa parameter lain seperti waktu pengelasan dan besar arus listrik yang diberikan juga sangat berpengaruh terhadap sifat mekanik dan sifat fisik yang mencakup perubahan struktur mikro, kekerasan material dan kemampuan menahan beban geser. Penyambungan pada material stainless steel dan aluminium dengan pengelasan titik mulai diminati sebagai bahan penelitian. Noor, dkk., (2013) melakukan penelitian hasil sambungan material tak sejenis antara aluminium alloy 6063 dengan stainless steel 316L menggunakan las titik. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh parameter antara arus pengelasan dan beban tarik geser menunjukkan bahwa kekuatan tarik geser sambungan meningkat dengan meningkatnya arus pengelasan. Peningkatan beban tarik geser sambungan disebabkan perbesaran diameter nugget. Penelitian lain yang dilakukan oleh Qiu, dkk., (2009) meneliti struktur mikro interfacial terhadap kekuatan tarik sambungan

4 antara baja austenit stainless steel SUS 304 dan aluminium alloy A5052 dengan pengelasan titik. Pada penelitian yang dilakukan menggunakan arus pengelasan yang berubah setiap 1 ka antara 6-12 ka. Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pengaruh parameter arus pengelasan mempengaruhi hasil dari lasan pada material tak sejenis, yaitu diameter nugget yang meningkat seiring dengan meningkatnya arus pengelasan. Pada sejumlah penelitian yang telah dilakukan tersebut menggunakan metode pengelasan TIG dengan material sejenis dan pengelasan spot dengan material tak sejenis, sementara belum banyak pengetahuan tentang pengaruh arus listrik pengelasan dan waktu pengelasan terhadap sifat fisik-mekanik material aluminium dan stainless steel menggunakan metode pengelasan spot TIG. Sifat fisik-mekanik ini akan menjadi permasalahan pada material yang tak sejenis. Maka dari itu, pengaruh arus listrik dan holding time las spot TIG terhadap sifat fisikmekanik sambungan las beda material antara AA2024 dan AISI 304L menjadi pembahasan utama dalam penelitian ini. 1.2 Perumusan Masalah Uraian latar belakang tersebut di atas menunjukkan bahwa permasalahan penting yang harus diteliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh waktu pengelasan (holding time) dan arus listrik terhadap struktur makro dan mikro hasil las pada proses pengelasan spot TIG antara stainless steel AISI 304L dengan aluminium paduan 2024? 2. Bagaimana pengaruh waktu pengelasan (holding time) dan arus listrik terhadap kapasitas dukung beban tarik (Tensile Load Bearing Capasity) hasil las pada proses pengelasan spot TIG antara stainless steel AISI 304L dengan aluminium paduan 2024? 3. Bagaimana pengaruh waktu pengelasan (holding time) dan arus listrik terhadap kekerasan mikro hasil las pada proses pengelasan spot TIG antara stainless steel AISI 304L dengan aluminium paduan 2024?

5 1.3 Batasan masalah Dalam penelitian ini terdapat pembatasan masalah untuk hal-hal sebagai berikut: 1. Gas pelindung yang digunakan dalam proses pengelasan adalah gas argon UHP sesuai prosedur pengelasan material aluminium paduan dan stainless steel. 2. Laju aliran gas argon sebagai gas pelindung konstan yaitu 10 liter/menit sesuai dengan standar operasional didalam ruangan. 3. Tungsten yang digunakan yaitu seri AWS.12-80 diameter 2,4 mm sesuai dengan ukuran spot gun Tetrix 351. 4. Arus listrik yang digunakan saat pengelasan sebesar 160, 170, 180 dan 190 A. Pemilihan parameter arus diperoleh dari hasil trial, pengelasan dibawah arus 160 A tidak menyebabkan sambungan material antara stainless steel AISI 304L dengan aluminium paduan 2024. Sementara pada arus diatas 190 A menyebabkan kerusakan pada permukaan lasan berupa lubang pada tengah nugget serta rusaknya tungsten pada spot gun. 5. Waktu pengelasan (holding time) yang digunakan yaitu 5, 6 dan 7 detik. Pemilihan parameter holding time diperoleh dari hasil trial, waktu pengelasan dibawah 5 detik tidak menyebabkan sambungan material antara stainless steel AISI 304L dengan aluminium paduan 2024. Sementara pada waktu pengelasan diatas 7 detik menyebabkan kerusakan pada permukaan lasan berupa lubang pada tengah nugget serta rusaknya tungsten pada spot gun. 6. Permukaan material yang akan dilas dibersihkan dengan menggunakan amplas dan aseton mengacu pada penelitian (Shi, dkk., 2012). 7. Jarak antara lasan dan elektroda 1 mm sesuai alat kalibrasi Tetrix 351. 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh waktu pengelasan (holding time) dan arus listrik terhadap struktur makro dan mikro hasil las pada proses pengelasan spot TIG antara stainless steel AISI 304L dengan aluminium paduan 2024. 2. Untuk mengetahui pengaruh waktu pengelasan (holding time) dan arus listrik terhadap kapasitas dukung beban tarik (Tensile Load Bearing Capasity) hasil

6 las pada proses pengelasan spot TIG antara stainless steel AISI 304L dengan aluminium paduan 2024. 3. Untuk mengetahui pengaruh waktu pengelasan (holding time) dan arus listrik terhadap kekerasan mikro hasil las pada proses pengelasan spot TIG antara stainless steel AISI 304L dengan aluminium paduan 2024. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : Dasar teori, berisi tinjauan pustaka yang berkaitan dengan waktu pengelasan (holding time) dan besarnya arus pengelasan beda material. BAB III : Metodologi penelitian, menjelaskan peralatan yang digunakan, tempat dan pelaksanaan penelitian, langkah-langkah percobaan dan pengambilan data. BAB IV : Data dan analisis, menjelaskan data hasil pengujian, perhitungan data hasil pengujian serta analisis hasil dari perhitungan. BAB V : Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN