TEPUNG KENCUR (KAEMPFERIA GALANGA L) SEBAGAI SUPLEMEN DALAM RANSUM AYAM PEDAGING

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

ENERGI METABOLIS DAN DAYA CERNA BAHAN KERING RANSUM YANG MENGANDUNG BERBAGAI PENGOLAHAN DAN LEVEL CACING TANAH (LUMBRICUS RUBELLUS)

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

OPTIMALISASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TERNAK AYAM LOKAL PENGHASIL DAGING DAN TELUR

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit...Rafinzyah Umay Adha

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KENCUR SEBAGAI FEED SUPLEMEN TERHADAP KARKAS AYAM PETELUR JANTAN

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BIJI SAGA POHON (Adenanthera pavonina, LINN) SEBAGAI SUMBER PROTEIN ALTERNATIF BAGI TERNAK AYAM

PENGGUNAAN PRODUK FERMENTASI DAN KUNYIT DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM PEDAGING DAN INCOME OVER FEED AND CHICK COST

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANGDITAMBAH DENGAN TEPUNG BUAH KURMA (Phoenix dactylifera) DALAM RANSUM KOMERSIAL

PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH PENGALENGAN IKAN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BROILER. Arnold Baye*, F. N. Sompie**, Betty Bagau**, Mursye Regar**

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

PEMANFAATAN STARBIO TERHADAP KINERJA PRODUKSI PADA AYAM PEDAGING FASE STARTER

Perbandingan Performans Broiler yang Diberi Kunyit dan Temulawak Melalui Air Minum

SUBSITUSI DEDAK DENGAN POD KAKAO YANG DIFERMENTASI DENGAN Aspergillus niger TERHADAP PERFORMANS BROILER UMUR 6 MINGGU

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

PENGARUH PEMBERIAN PROTEIN KASAR DENGAN TINGKAT YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMAN AYAM KAMPUNG

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN PEPAYA TERHADAP TAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER (The Effect of Papain Extract on the Broiler Performance)

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

SKRIPSI. PERFORMAN AYAM ARAB YANG DIBERI EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) PADA UMUR 8-13 MINGGU. Oleh: Ardianto

MATERI DAN METODE. Materi

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANG DIBERI TEPUNG KEMANGI (Ocimum basilicum L.) SEBAGAI FEED ADDITIVE

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER

EFEK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING

Key words: Phyllanthus buxifolius, Curcuma domestica, carcass, broiler

MATERI DAN METODE. Materi

Respon Broiler terhadap Pemberian Ransum yang Mengandung Lumpur Sawit Fermentasi pada Berbagai Lama Penyimpanan

EFEK PENGGUNAAN TEPUNG JANGKRIK (Gryllus mitratus burm) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING RINGKASAN

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

SKRIPSI BUHARI MUSLIM

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KENCUR DALAM PAKAN TERHADAP KONVERSI dan BOBOT AKHIR PADA AYAM BROILER SKRIPSI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium. Research and Development Station (UARDS) Universitas Islam Negeri Sultan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

RETENSI NITROGEN DAN ENERGI METABOLIS RANSUM YANG MENGANDUNG CACING TANAH (Lumbricus rubellus) PADA AYAM PEDAGING

Kombinasi Pemberian Starbio dan EM-4 Melalui Pakan dan Air Minum terhadap Performan Itik Lokal Umur 1-6 Minggu

PENGARUH PENGGUNAAN KUNYIT DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014,

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

PENGGUNAAN CAMPURAN CASSAVA DAN TEPUNG INDIGOFERA SEBAGAI PENGGANTI JAGUNG DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS PUYUH PETELUR PADA UMUR 1 5 MINGGU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

PERTUMBUHAN AYAM BURAS PERIODE GROWER MELALUI PEMBERIAN TEPUNG BIJI BUAH MERAH (Pandanus conoideus LAMK) SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Juli - Agustus 2012 di Desa. Alam Panjang Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar.

EFEK LAMA WAKTU PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

PENGARUH PENGGUNAAN DAUN MURBEI (Morus alba) SEGAR SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN RANSUM TERHADAP PERFORMANS BROILER

S.A. ASMARASARII dan E. SUPRIJATNAZ ABSTRAK

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif

PRODUKTIVITAS ULAT TEPUNG (Tenebrio molitor L.) PADA FASE LARVA DENGAN MEDIA MENGANDUNG ONGGOK SKRIPSI ACHMAD RIZAL

Perbandingan Performans Dua Strain Broiler Yang Mengonsumsi Air Kunyit

MATERI DAN METODE. Materi

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SKRIPSI LILI SURYANINGSIH

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

PENGARUH PERBEDAAN KEPADATAN KANDANG TERHADAP PERFORMA PERTUMBUHAN KELINCI LEPAS SAPIH PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE SKRIPSI BADRI YUSUF

PERFORMAN AYAM BROILER JANTAN YANG DISUPLEMENTASI EKSTRAK KULIT MANGGIS DALAM RANSUM

PENGGUNAAN TAPE KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PAKAN KAMBING SEDANG TUMBUH SKRIPSI WINA J. SIHOMBING

PRODUKSI AMMONIA DAN HIDROGEN SULFIDA EKSKRETA AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG KEMANGI (Ocimum basilicum) DALAM PAKAN SKRIPSI RINI HIDAYATUN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari April 2014, di peternakan

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

PERFORMA DAN NILAI EKONOMIS AYAM BROILER YANG DIBERI FEED ADDITIVE "SIGI LNDAH" DALAM AIR MINUM SKRIPSI TITISARI

PERFORMA AYAM SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

PENGARUH PEMBERIAN KULLIT KOPI TERFERMENTASI DENGAN ARAS BERBEDA DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH MENGGUNAKAN SUPLEMEN KATALITIK

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008

SURYA AGRITAMA Volume 4 Nomor 1 Maret 2015

Transkripsi:

TEPUNG KENCUR (KAEMPFERIA GALANGA L) SEBAGAI SUPLEMEN DALAM RANSUM AYAM PEDAGING (Kaempferia Galanga L Meal As Feed Supplement In Broiler Ration) HETI RESNAWATI, A.G. NATAAMIJAYA, U. KUSNADI dan S.N. JARMANI Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002 ABSTRACT Observation on performance of broiler influenced by dietary Kaempferia galanga meal was carried out at the Research Institute for Animal Production, Ciawi Bogor. Seventy-five (75) day-old chicks of broiler Hubbard strain from PT Cipendawa Farm Enterprise were allocated to 5 dietary treatments and 3 replications. The dietary treatments were Kaempferia galanga meal levels, T1 (0%), T2 (0,02%), T3 (0,04%), T4 (0,08%), and T5 (0,16%), given to chicks aged of 0 5 weeks. Results showed that feed consumption, body weight gain and feed conversion were not significantly (P>0,05) influenced by dietary Kaempferia galanga meal. The results indicated that the utilization of Kaempferia galanga meal can be used (0,02-0,16%) in the broiler ration. Key words: Kaempferia galanga, feed additive, broiler ABSTRAK Pengamatan terhadap penampilan ayam pedaging yang diberi ransum mengandung berbagai level kandungan tepung kencur Kaempferia galanga L, telah dilakukan di laboratorium Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor. Sebanyak 75 ekor anak ayam umur sehari strain Hubbard yang berasal dari PT Cipendawa Farm Enterprise, dibagi atas 5 perlakuan ransum dan 3 ulangan. Perlakuan penambahan tepung kencur yang berbeda dalam ransum terdiri dari T1 (0%), T2 (0,02%), T3 (0,04%), T4 (0,08%) dan T5 (0,16%), diberikan pada anak ayam umur 0-5 minggu. Hasil percobaan menunjukkan bahwa konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum tidak nyata (P>0,05) dipengaruhi oleh penambahan tepung kencur dalam ransum. Percobaan ini merekomendasikan bahwa tepung kencur dapat diberikan sebanyak 0,02%-0,16% dalam ransum ayam pedaging. Kata kunci: Tepung kencur, suplemen, broiler PENDAHULUAN Peningkatan jumlah penduduk dan adanya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi bahan bernilai gizi tinggi, maka terjadi peningkatan pada permintaan dan kebutuhan protein hewani. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka salah satu alternatif usaha yang efisien secara teknis dan ekonomis dalam menghasilkan zat zat makanan bergizi tinggi adalah ayam pedaging. Penggalian informasi potensi pakan dan suplemen alternatif yang belum lazim digunakan, diharapkan akan dapat mengatasi kendala dalam keterbatasan penyediaan kuantitas dan kualitasnya, untuk meningkatkan produktivitas dan reproduktivitas ternak, khususnya ayam pedaging. Tanaman kencur (Kaempferia galanga L) adalah salah satu sumber suplemen yang mempunyai potensi cukup baik. Tanaman kencur ini telah menyebar luas di beberapa daerah di Indonesia dan 563

salah satu daerah sentra produksi terbesar adalah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Manfaat tanaman kencur antara lain sebagai bahan baku obat-obatan, kosmetika, makanan dan minuman serta mengandung zat-zat kimia tertentu yang berperan dalam kesehatan manusia (SUBROTO, 1987 dan PRAMONO, 1994). Permintaan kencur dari tahun ke tahun terus meningkat dengan laju peningkatan sebesar 18,54% per tahun dan pada tahun 1990 permintaan mencapai 107.256 kg (PRIBADI, 1993). Penelitian ini untuk mengetahui dan mempelajari sejauh mana pengaruh pemberian tepung kencur ke dalam ransum terhadap penampilan ayam pedaging strain Hubbard. MATERI DAN METODE Sebanyak 75 ekor ayam Strain Hubbard unsexed umur sehari yang berasal dari PT Cipendawa Farm Enterprise digunakan dalam percobaan ini. Anak ayam ditempatkan ke dalam 15 ruangan kandang yang masing-masing berukuran 1mx1mx2,5m, setiap ruangan disekat menjadi dua petak yang diisi dengan 5 ekor ayam. Perlengkapan setiap petak kandang adalah tempat pakan, tempat minum dan lampu 100 watt. Pencegahan penyakit diberikan vaksinasi ND (La sota) pada umur 3 hari dan vaksin Gumboro pada umur 1 minggu. Ransum yang diberikan adalah ransum komersil PT Indofeed berbentuk mash (tepung) dengan kandungan protein 20,33% dan energi metabolis 3130,5 kkal/kg. Tepung kencur diperoleh dengan cara membersihkan kulit kencur dan diiris tipis-tipis, kemudian dikeringkan dengan oven pada temperatur 80 0 C, setelah bahan tersebut kering, ditumbuk dan disaring. Penambahan tepung kencur dalam ransum sesuai dengan perlakuan dan diberikan pada umur ayam 1 minggu sampai 5 minggu. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan penambahan rimpang tepung kencur, yaitu T1 (0%), T2 (0,02%), T3 (0,04%), T4 (0,08%) dan T5 (0,16%), yang masing-masing perlakuan terdiri dari 3 ulangan. Peubah yang diamati adalah pertambahan bobot badan, konsumsi ransum dan mortalitas. Semua data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan uji BNT (STEEL dan TORRIE, 1981). HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi ransum Ransum yang dikonsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan untuk hidup pokok, produksi dan pertumbuhan ayam. Rataan konsumsi ransum per ekor dari masing-masing perlakuan berturut-turut adalah T1 (2296,5g), T2 (2343,2g), T3 (2455,7g), T4 (2394,5g) dan T5 (2396,5g), seperti tercantum pada Tabel 1. 564

Tabel 1. Rataan konsumsi ransum per ekor selama penelitian, g Ulangan Tepung Kencur (%) 0 0,02 0,04 0,08 0,16 1 2183,2 2233,2 2530,7 2373,2 2393,2 2 2553,2 2443,2 2533,2 2437,2 2283,2 3 2153,2 2353,2 2303,2 2373,2 2513,2 Jumlah 6889,6 7029,6 7367,1 7183,6 7189,6 Rataan 2296,5 a 2343,2 a 2455,7 a 2394,5 a 2396,5 a Keterangan: Nilai rataan dalam lajur yang sama dengan superskrip sama, secara statistik tidak berbeda nyata Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan tepung kencur dalam ransum tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum. Hal ini berarti bahwa penambahan tepung kencur (0,02%-0,16%) dalam ransum belum dapat meningkatkan konsumsi ransum. Seperti yang dilaporkan oleh RUKMANA (1994) bahwa kencur berkhasiat sebagai penimbul rasa hangat, penghilang rasa sakit dan juga dapat menambah nafsu makan. Kandungan minyak atsiri kencur adalah 2,4 3,9%. Pertambahan bobot badan Pertambahan bobot badan rataan dari setiap perlakuan adalah T1(1172,5g), T2(1273,5g), T3(1288,7g), T4(1196,9g) dan T5(1325,7g). Rataan pertambahan bobot badan tertinggi yaitu pada penambahan 0,16% tepung kencur dalam ransum dan yang terendah pada ransum yang tidak diberi penambahan tepung kencur. Rataan pertambahan bobot badan yang dicapai pada penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan RASYAF (1997), bahwa ayam pedaging sudah dapat dijual pada umur lima atau enam minggu dengan bobot badan berkisar 1,3 1,4 kg. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan tepung kencur (0,02%-0,16%) tidak berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan. Walaupun demikian menurut AFRIASTINI (1997), kencur banyak digunakan untuk penyedap makanan dan mengobati berbagai penyakit. Hal ini berpengaruh terhadap peningkatan bobot badan dan kesehatan. Rataan pertambahan bobot badan dari setiap perlakuan tercantum pada Tabel 2. Tabel 2. Rataan pertambahan bobot badan per ekor selama penelitian, g Ulangan Tepung kencur (%) 0 0,02 0,04 0,08 0,16 1 1028,8 1236,4 1310,7 1188,6 1275,2 2 1328,0 1398,2 1341,2 1240,9 1310,4 3 1160,9 1185,8 1214,2 1161,3 1391,6 Jumlah 3517,7 3820,4 3866,1 3590,8 3977,2 Rataan 1172,5 a 1273,5 a 1288,7 a 1196,9 a 1325,7 a Keterangan: Nilai Rataan dalam baris yang sama dengan superskrip sama, secara statistik tidak berbeda nyata (P>0,05) 565

Konversi ransum Konversi ransum adalah sejumlah ransum yang dibutuhkan untuk menghasilkan bobot badan tertentu. Makin tinggi konversi ransum berarti ransum yang diberikan makin tidak efisien. Rataan konversi ransum dari masing-masing perlakuan tercantum pada Tabel 3. Tabel 3. Rataan konversi ransum per ekor selama penelitian Ulangan Tepung kencur (%) 0 0,02 0,04 0,08 0,16 1 2,12 1,81 1,93 1,99 1,88 2 1,92 1,75 1,89 1,96 1,74 3 1,85 1,98 1,90 2,04 1,80 Jumlah 5,89 5,54 5,72 5,99 5,42 Rataan 1,96 a 1,84 a 1,90 a 1,99 a 1,80 a Keterangan: Nilai rataan dalam baris yang sama dengan superskrip sama, secara statistik tidak berbeda nyata (P>0,05) Dari Tabel 3, konversi ransum pada perlakuan T2, T3 dan T5 lebih efisien dibandingkan dengan T1 dan T4. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa konversi ransum dari semua perlakuan tidak menunjukkan perbedaan nyata. Hal ini berarti bahwa penambahan tepung kencur (0,02%- 0,16%) dalam ransum ayam pedaging dapat dianjurkan walaupun belum dapat meningkatkan efisiensi penggunaan makanannya, tapi mortalitas ayam selama penelitian cukup rendah yaitu 2,67%. Menurut AAK (1986), bahwa angka mortalitas yang masih dianggap dalam batas yang cukup rendah yaitu 2,5 3%. KESIMPULAN Penambahan tepung kencur dalam ransum ayam pedaging (0,02%-0,16%) tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. SARAN Untuk mendapatkan produktivitas yang optimal, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kualitas dan kuantitas penambahan tepung kencur yang efisien. DAFTAR PUSTAKA AAK. 1986. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit PT Kanisius. Yogyakarta. AFRIASTINI, J.J. 1997. Bertanam Kencur. Penebar Swadaya. Jakarta. PRAMONO, S. 1994. Etil P. Metoksi Sinamat dan Kaempferia Zat Identitas Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L). Makalah Seminar Nasional VI Tumbuhan Obat Indonesia. Bandung. 566

PRIBADI, E.R. 1993. Karateristik Petani dan Sumbangan Usaha Tani Kencur Terhadap Pendapatan Petani. Edisi Khusus Sittro 9(2): 35-42. RASYAF, M. 1997. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan Kedua. PT Penebar Swadaya. Jakarta. RUKMANA, R. 1994. Kencur. Penerbit PT Kanisius. Yogyakarta. STEEL, R.G.D and J.H. TORRIE. 1981. Principle and Procedures of Statistics. 2 nd Ed. Mc. Grow Hill. International Book Co. Singapore. SUBROTO, A. 1987. Pembuatan Bubuk Konsentrat Kencur (Kaempferia galanga L). Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor. 567

568 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2001