BABAD DALEM SUKAWATI DAN GEGURITAN BABAD DALEM SUKAWATI: ANALISIS RESEPSI. I Putu Eka Suantara Program Studi Sastra Bali FS Unud

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI GEGURITAN NAGA PUSPA KARYA I NYOMAN SUPRAPTA

Resepsi Teks Kakawin Hariwangsa Dalam Geguritan Hariwangsa. Abstrak

Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI

CERPEN BEGAL DAN OGOH-OGOH DALAM PUPULAN CERPEN BEGAL: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

GEGURITAN SUMAGUNA ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI OLEH PUTU WIRA SETYABUDI NIM

SILABUS. : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Matakuliah & Kode : Pengantar Kajian Sastra, INA 412 SKS : Teori 4 Praktik 0

Teks Geguritan Gitamahapurana Ki Patih Tambyak: Analisis Struktur dan Nilai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan karya sastra di Bali, masyarakat tidak segan-segan dan

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih

Geguritan Mantri Sanak Lima Analisis Struktur Dan Nilai. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. sastra sebagai milik bersama yang mencerminkan kedekatan antara karya sastra

Geguritan Anggastya; Analisis Struktur Dan Fungsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan.

TEKS DRAMA GONG I MADE SUBANDAR HASTA KOMALA ANALISIS BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA. Ida Ayu Putri Pertiwi

Kidung Nderet Analisis Struktur dan Nilai

SATUA I DEMPUAWANG ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI I Gusti Ayu Dewi Ratih Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep

SILABUS SOSIOLOGI SASTRA LANJUT SIN217 BSI / SMS VII

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan, serta tindakan-tindakan penting lainnya (Kanta dalam Suarka, 1989: 1).

ASPEK-ASPEK SOSIAL CERPEN MAGIBUNG, PARAS PAROS, DAN CERPEN SARWAGITA DALAM KUMPULAN CERPEN SAWELAS SATUA BAWAK BASA BALI KARYA I NENGAH SUDIPA

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN

FEMINISME DALAM PUPULAN CERPEN NGUNTUL TANAH NULENGEK LANGIT Ni Wayan Intan Apsari Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana.

Teks Pragusa Parwa: Analisis Struktur dan Semiotik

ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI TEKS SATUA I GANTI TEKEN I LACUR. I Putu Ari Dharma Minarta Jurusan Sastra Bali Fakultas Sastra

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. mutakhir yang pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan

MITOS DI NUSA PENIDA ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA

GEGURITAN ABIMANYU WIWAHA:

BAB I PENDAHULUAN. Parwa merupakan prosa yang diadaptasi dari bagian epos-epos dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

CERPEN PAK PUTU JONI, CERPEN KURSI RODA DAN CERPEN SINENGKAWONAN

BAB I PENDAHULUAN. sistem konvensi sastra tertentu yang cukup ketat. Geguritan dibentuk oleh pupuh

ANALISIS PENOKOHAN DAN KONFLIK NASKAH DRAMA LAKSAMANA HANG TUAH KARYA TENAS EFFENDY

Geguritan Masan Rodi: Analisis Struktur dan Nilai

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

TEKS GEGURITAN MALELEMESAN DALAM PUPULAN RARIPTAN KASAWUR KARYA KI JAKAWANA ANALISIS BENTUK DAN AMANAT

BAB I PENDAHULUAN. Tutur merupakan salah satu jenis teks sastra tradisional yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. serta menyalin dan menciptakan karya-karya sastra baru. Lebih-lebih pada zaman

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

23/03/2010 Drs. Sumiyadi, M.Hum./Jurdiksatrasia, FPBS,UPI

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU.

BABAD PASEK DUKUH SEBUN: ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI Putu Edy Hermayasa Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan akar dari kebudayaan nasional. Keberadaan karya sastra dapat

TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM TEKS CERITA FANTASI KARYA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAYAKUMBUH

BAB I PENDAHULUAN. Parwa merupakan kesusastraan Jawa Kuna yang berbentuk prosa liris.

Analisis Struktur dan Fungsi Novel Hanoman Karya Pitoyo Amrih

TEKS DRAMA GONG I MADE SUBANDAR HASTA KOMALA ANALISIS BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam

ANALISIS TEMA, AMANAT, PENOKOHAN DAN LATAR NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI

KAJIAN PROSA FIKSI IN 210

Tutur Pabratan Analisis Struktur, Fungsi, Dan Makna. Abstrak

Diajukan oleh: MISTINURASIH A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kehidupan sosial Tokunaga dalam novel yang berjudul Saga No Gabai Bachan karya Shimada Yoshichi

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu

Novel Sing Jodoh Analisis Psikologi Sastra

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tersebut, selain untuk menghibur, juga untuk menyampaikan pesan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN

GEGURITAN PURA TANAH LOT ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI OLEH IDA BAGUS PUTU WIASTIKA NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

STRATEGI DAN PERANAN KURIBAYASHI TADAMICHI PADA PERANG IWOJIMA DALAM NOVEL CHIRUZO KANASHIKI KARYA KAKEHASHI KUMIKO (Melalui Pendekatan Mimesis)

ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. Oleh. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INSTRINSIK NASKAH DRAMA MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII MTs TI BATANG KABUNG KOTA PADANG E-JURNAL ILMIAH

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

SILABUS KAJIAN PROSA FIKSI INDONESIA

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

PENERAPAN APPRAISAL RIGHT TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PIHAK YANG LEMAH DALAM PENGGABUNGAN PERUSAHAAN (MERGER)

BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA

SKRIPSI. Oleh: SRI LESTARI K

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut sastra. Sastra menurut Fananie (2000:6), Literature is a fiction which is

TEKS CERPEN BASA BALI ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI Ni Kadek Suardini Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

PUPULAN TEKS CERPEN ALIKAN GUMI KARYA I NYOMAN MANDA: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA IDA AYU WIDYASTARI PROGRAM STUDI SASTRA BALI ABSTRAK

ASPEK PERKAWINAN DALAM NOVEL BENANG-BENANG SAMBEN

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG. Ni Ketut Ayu Ratmika

PENERIMAAN BUKU NASKAH DRAMA KACA (SEHIMPUN NASKAH LAKON)

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum sastra Bali dibedakan atas dua kelompok, yaitu Sastra Bali

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA

REPRESENTASI PANDANGAN DUNIA PENGARANG PADA NOVEL LANANG KARYA YONATHAN RAHARDJO DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI SASTRA

RANCANGAN KEGIATAN PERKULIAHAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh tanah air hingga kini masih tersimpan karya-karya sastra lama. Penggalian

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan karya sastra digunakan sebagai alat perekam. Hal yang direkam berupa

ABSTRAK GEGURITAN MASAN RODI ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan dari novel Garuda Putih karya Suparto. Brata maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

GEGURITAN SRI SEDANA ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI. Luh Putu Sulyanthini Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra Unud ABSTRACT:

ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN NOVEL SEBELAS PATRIOT KARYA ANDREA HIRATA. Sudaryono dan Iswandinata FKIP UNIVERSITAS JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. namun hingga kini proses kreativitas penciptaan geguritan masih berlangsung

ANALISIS SOSIOLOGI POLITIK DALAM NOVEL LINGKAR TANAH LINGKAR AIR KARYA AHMAD TOHARI (Sebagai Bahan Ajar Apresiasi Sastra Di SMA) SKRIPSI

KAKAWIN BALI DWIPA ANALISIS KONVENSI DAN INOVASI. I Gusti Bagus Budastra. Program Studi Sastra Jawa Kuno Fakultas Sastra Universitas Udayana.

Transkripsi:

1 BABAD DALEM SUKAWATI DAN GEGURITAN BABAD DALEM SUKAWATI: ANALISIS RESEPSI I Putu Eka Suantara Program Studi Sastra Bali FS Unud Abstract: The research of Babad Dalem Sukawati and Geguritan Babad Dalem Sukawati: Analysis Reception aims to describe the narrative elements of Babad Dalem Sukawati and how Babad Dalem Sukawati was receipted in Geguritan Babad Dalem Sukawati. The theory applied in the present research was the structural theory proposed by Teew (1984), supported by Sutrisno (1983), Luxemburg (1984), Hutagalung (1975), and Pradotokusumo (1986). The theory referred to the concept which was related to the structure of belles-lettres. To analyze Babad Dalem Sukawati receipted in Geguritan Babad Dalem Sukawati the writer implemented the reception approach referring to the opinion of Junus (1985), Fokkema (1977), and Suwardi (1979). Script reading method was used in the data collecting stage and was supported with retroactive and translating techniques which was continued by holding interview method supported with noting technique. The analysis stage applied hermeneutic and qualitative methods with descriptive-analytical technique. The analysis results were presented by formal and informal methods supported with deductive and inductive techniques, then the comparing method was used supported with tabulating technique. The result gained in the present study of Babad Dalem Sukawati and Geguritan Babad Dalem Sukawati was the existence of the formation structure. The formation method includes the plots, the settings, the characters and characterizations, the theme, and the values. Babad Dalem Sukawati that was receipted in Geguritan Babad Dalem Sukawati was regarded to the realtions between those two scripts, the relations intended were the relations the plots, the settings, the characters and characterizations, the theme, and the values. Keywords: Babad, Geguritan, structure, and resepsi. 1. Latar Belakang Babad Dalem Sukawati merupakan karya sastra yang berbentuk prosa yang didalamnya mengandung peristiwa-peristiwa sejarah Kerajaan Sukawati. Babad Dalem Sukawati menceritakan tentang perjalanan Dewa Agung Anom yang merupakan putra dari Dewa Agung Dalem Jambe dari Kerajaan Klungkung.

2 Dewa Agung Anom sebagai raja pertama di Kerajaan Sukawati, hingga dinobatkannya Dewa Agung Gedhe yang merupakan keturunan ketiga dari Dewa Agung Anom menjadi raja di Kerajaan Sukawati, namun masyarakat tidak tahu akan Babad Dalem Sukawati, hal ini diperparah dengan kurangnya minat baca masyarakat mengenai Babad Dalem Sukawati, maka Guru Bambang Gde Wisma selaku masyarakat Sukawati melakukan saduran kesebuah karya sastra yang dapat diterima oleh masyarakat dengan lebih mudah, dengan tujuan masyarakat mau dan mampu mencerna isi dari naskah Babad Dalem Sukawati dengan lebih mudah ke dalam sebuah karya sastra geguritan. Guru Bambang Gde Wisma yang menciptakan sebuah karya sastra geguritan pada tahun 2000 yang berjudul Geguritan Babad Dalem Sukawati. Oleh karena profesi pengarang adalah sebagai seorang guru sekaligus sebagai kaum intelektual sehingga sangat menarik bagaimana pengarang yang berprofesi sebagai seorang guru meresepsi Babad Dalem Sukawati yang dituangkan ke dalam sebuah karya sastra geguritan. Keunikan dari naskah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Dewa Agung Madhe yang diresepsi oleh masyarakat Sukawati, bahwa resepsi masyarakat Sukawati menyatakan Dewa Agung Madhe merupakan tokoh antagonis dan ada juga yang menyatakan sebagai tokoh protagonis. Berdasarkan perbedaan resepsi yang terjadi di masyarakat Sukawati, maka akan diungkap bagaimana Guru Bambang Gde Wisma sebagai masyarakat Sukawati yang berprofesi seorang guru meresepsi Tokoh Dewa Agung Madhe dalam Babad Dalem Sukawati ke dalam Geguritan Babad Dalem Sukawati. 2. Masalah Bertolak dari uraian di atas, maka akan timbul permasalahan dalam mengkaji suatu karya sastra. Adapun permasalahan yang timbul dalam latar belakang di atas yaitu: 2.1 Bagaimanakah struktur naratif Babad Dalem Sukawati dan Geguritan Babad Dalem Sukawati?

3 2.2 Bagaimanakah Babad Dalem Sukawati diresepsi dalam bentuk Geguritan Babad Dalem Sukawati? 3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Secar umum tujun penelitian ini adalah mengimformasikan lebih jauh hasil-hasil karya sastra tradisional, sebagai warisan nenek moyang dan diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat penikmat sastra dan membantu maningkatkan daya apresiasi terhadap karya sastra Bali Tradisional. Demikian pula pada jangkauan yang lebih luas, hasil tersebut diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi menumbuh kembangkan kehidupan kesusastraan Bali Tradisional, pengarang Bali, dan ilmu sastra itu sendiri. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan struktur naratif Babad Dalem Sukawati dan Geguritan Babad Dalem Sukawati dan mendeskriptifkan Babad Dalem Sukawati di resepsi dalam bentuk Geguritan Babad Dalem Sukawati. 4. Metode dan Teknik Penelitian Dalam penelitian ini metode dan teknik yang digunakan dibagi atas tiga tahapan. Di setiap tahapan tersebut menerapkan metode dan tekniknya sendirisendiri namun masih memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga tahapan motode dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) metode dan teknik penyediaan data, 2) metode dan teknik analisis data, 3) metode dan teknik penyajian hasil analisis data. Pada tahap penyediaan data dipergunakan metode pembecaan naskah disertai teknik retroaktif dan teknik terjemahan serta metode wawancara dibantu teknik catat. Pada tahap analisis data, menggunakan metode kualitatif, disertai dengan teknik deskriptif-analitik. Pada tahap penyajian hasil analisis digunakan metode formal dan informal, disertai teknik berpikir induktif dan deduktif serta metode perbandingan dibantu dengan teknik tabulasi.

4 5. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa; struktur naratif Babad Dalem Sukawati dan Geguritan Babad Dalem Sukawati terdiri dari alur, latar, tokoh dan penokohan, tema dan amanat. Alur Babad Dalem Sukawati dan Geguritan Babad Dalem Sukawati beralur longgar hal ini terbukti karena ketika pengarang menceritakan suatu peristiwa pengarang juga menyempatkan untuk memasukkan cerita tentang keindahan kerajaan, namun apabila cerita tentang keindahan kerajaan tersebut dihilangkn maka Babad Dalem Sukawati dan Geguritan Babad Dalem Sukawati beralu lurus hal ini terbukti karena cerita tersebut menampilkan gambaran peristiwa dari awalsampai akhir. Latar Babad Dalem Sukawati dan Geguritan Babad Dalem Sukawati terdiri dari dua latar yaitu latar tempat dan latar waktu. Tokoh dan penokohan Babad Dalem Sukawati dan Geguritan Babad Dalem Sukawati dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: tokoh utama, tokoh sekender, dan tokoh komplementer. Tema Babad Dalem Sukawati dan Geguritan Babad Dalem Sukawati terdiri dari tema silsilah Dalem Sukawati, tema persatuan dan tema pendidikan. Amanat Babad Dalem Sukawati dan Geguritan Babad Dalem Sukawati ditujukan kepada keturunan Dalem Sukawati dan masyarakat luas. Babad Dalem Sukawati yang diresepsi dalam Geguritan Babad Dalem Sukawati ada beberapa bagian yang diubah, ditambah atau dikurangi seperlunya. Baik dari segi alur, latar, tokoh dan penokohan, tema dan amanat sesuai dengan resepsi penyadur, seperti yang dipaparkan sebagai berikut: Dilihat dari segi pertalian alur, penyadur Geguritan Babad Dalem Sukawati tidak banyak melakukan modifikasi sub alur dan insiden-insiden. Bahwa dalam meresepsi dari segi alur penyadur tetap menampakkan adanya gejala modifikasi, konversi, ekspansi, dan penyadur yang merupakan hasil pemahaman terhadap karya yang telah dibacanya. Dilihat dari segi pertalian latar, nampaknya penyadur Geguritan Babad Dalem Sukawati melakukan penyempitan dalam latar Geguritan Babad Dalem Sukawati. Karena dalam Geguritan Babad Dalem Sukawati tidak menceritakan Balian Batur yang terdapat dalam Babad Dalem Sukawati. Kemungkinan hal ini

5 dilakukan penyadur untuk mengurangi sisi negatif yang terdapat dalam Babad Dalem Sukawati dan Geguritan Babad Dalem Sukawati. Dilihat dari segi pertalian tokoh dan penokohan, nampaknya penyadur Geguritan Babad Dalem Sukawati tetap mempertahankan peran tokoh utama, yaitu Dewa Agung Anom, Dewa Agung Pamayun, Dewa Agung Gedhe dan Dewa Agung Madhe. Gusti Anglurah Agung Menguwi, Balian Batur, Ki Lanang munang sebagai tokoh sekender. Ki Gusti Jambe Tangkeban, Ki Gusti Agung Putu Agung, Dewa Agung Jambe dan Dewa Agung Karna sebagai putra dari Dewa Agung Anom, Dewa Agung Dalem Dimadya dan Dewa Agung Ketut Agung sebagai putra dari Dewa Agung Jambe merupakan tokoh komplementer. Namun ada perbedaan resepsi pengarang dalam menggambarkan perwatakan dari Dewa Agung Madhe, yang digambarkan memiliki perwatakan antagonis dalam Babad Dalem Sukawati sedangkan dalam Geguritan Babad Dalem Sukawati sebagai saduran digambarkan sebagai tokoh protagonis, hal ini kemungkinan pengarang lakukan untuk mengangkat martabat dari Dewa Agung Madhe, sekaligus menggambarkan bahwa pengarang merupakan pengikut setia dari Dewa Agung Madhe mengingat pernah terjadinya perpecahan di Kerajaan Sukawati. Selanjutnya mengenai pertalian tema, nampaknya penyadur Geguritan Babad Dalem Sukawati melakukan perluasan dari tema yang terdapat dalam Babad Dalem Sukawati. Tema yang terdapat dalam Babad Dalem Sukawati terdiri dari tema silsilah Dalem Sukawati dan tema persatuan sedangkan dalam Geguritan Babad Dalem Sukawati terdiri dari tema silsilah Dalem Sukawati, tema persatuan dan tema pendidikan. Penambahan tema yang terdapat dalam Geguritan Babad Dalem Sukawati kemungkinan pengarang ingin menutupi kelemahan dalam Babad Dalem Sukawati yang tidak terdapat tema pendidikan, karena kekuasaan dan kekuatan tidaklah cukup untuk memimpin sebuah kerajaan dan perlu adanya kepandaian dan kecerdikan dalam memimpin sebuah kerajaan yang besar. Kemudian dilihat dari segi pertalian amanat, penyadur Geguritan Babad Dalem Sukawati juga melakukan perluasan dari amanat yang terdapat dalam Babad Dalem Sukawati. Amanat yang terdapat dalam Babad Dalem Sukawati

6 ditujukan kepada anggota Puri Sukawati dan masyarakat Sukawati diharapkan bisa besatu untuk menuju hal yang lebih baik sedangkan dalam Geguritan Babad Dalem Sukawati ditujukan kepada keluarga Puri Sukawati dan masyarakat Sukawati namun ditambahkan bahwa persatuan tidak hanya cukup untuk membangun sebuah negara yang baik, namun diperlukan kecerdasan didalamnya untuk menata pemerintahan yang adil dan bijaksana. 6. Simpulan Struktur naratif Babad Dalem Sukawati dan Geguritan Babad Dalem Sukawati terdiri dari alur, latar, tokoh dan penokohan, tema dan amanat. Geguritan Babad Dalem Sukawati adalah sebuah karya transformasi dari karya sastra Babad Dalem Sukawati. Sebagai karya transformasi (saduran) ada bagian yang diubah, ditambah atau dikurangi seperlunya, baik dari segi alur, latar, penokohan, tema dan amanat sesuai dengan resepsi penyadur. Dari segi bentuk antara kedua karya sastra tersebut memiliki bentuk yang berbeda. Babad Dalem Sukawati berbentuk Babad (prosa) sedangkan Gaguritan Babad Dalem Sukawati berbentuk Geguritan (puisi). 7. Daftar Pustaka Bagus, I Gusti Ngurah. 1990. Pengkajian Sastra Sebuah Pengantar. Fakultas Sastra Universitas Udayana: Denpasar. Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. 1994. Babad Dalem Sukawati. Denpasar: Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. Endraswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Sastra. Jakarta: PT. Buku Kita. Fokkema, D.W. and Elrud Kunne-Ibsch. 1977. Theories of Literature in the Twentieth Century. London: C. Hurst & Company. Hutagalung, MS. 1975. Kritik Atas Kritik Atas Kritik. Jakarta:Yayasan Tulis. Jauss, Hans Robert. 1983. Toward an Aesthetic of Reseption. Minneapolis: University of Minnesota Press. Junus, Umar. 1985. Resepsi Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: PT Gramedia.

7 Luxemburg, dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Diindonesian oleh Dick Hartoko. Jakarta: PT. Gramedia. Pradotokusumo, Partini Sarjono. 1986. Kakawin Gajah Mada (sebuah karya sastra kakawin abad ke-20 suntingan naskah serta telaah struktur, tokoh dan hubungan antar teks). Bandung: Bina Cipta. Sutrisno, Sulastin. 1983. Teori Filologi dan Penerapannya, Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta: proyek penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah pusat pembinaan dan pengembangan bahasa. DEPDIKBUD. Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya. Wisma, I Wayan Bambang Gde. 2000. Geguritan Babad Dalem Sukawati. Pustaka Pribadi. Cemenggaon.