ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi muda sebagai sumber daya manusia penerus

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB I PENDAHULUAN. terjadi kasus pidana anak dibawah umur yang menyebabkan kematian, baik

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh yang cukup besar dalam membentuk perilaku seorang anak. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan kodratnya. Karena itu anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus

Kajian yuridis terhadap tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan yang dilakukan oleh anak ( studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan bermasyarakat, tidak lepas dari kaidah hukum yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin meningkatnya perkembangan kehidupan masyarakat dalam

I. PENDAHULUAN. mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau tidak memperoleh kasih sayang, asuhan bimbingan dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara hukum, menyebabkan kita akan dihadapkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. melanggarnya, sedangkan kejahatan adalah perbuatan dengan proses yang sama dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang besar. Perubahan tersebut membawa dampak, yaitu munculnya problema-problema terutama dalam lingkungan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. segala kemungkinan yang akan membahayakan mereka dan bangsa di masa

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada

BAB I PENDAHULUAN. dipersiapkan sebagai subjek pelaksana cita-cita perjuangan bangsa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan hukum akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan

I. PENDAHULUAN. sangat strategis sebagai penerus suatu bangsa. Dalam konteks Indonesia, anak

BAB I PENDAHULUAN. harapan-harapan dari orang tua dan negara ini berada. Dapat dikatakan

REHABILITASI MEDIS DAN SOSIAL TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 22/PID.B/2014/PN.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dalam melaksanakan pembangunan. Keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan di

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan atas hak-hak yang dimilikinya. 1

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perbuatan melanggar hukum.penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM MEMBERIKAN PUTUSAN BERSYARAT TERHADAP ANAK PEMAKAI NARKOTIKA DI PENGADILAN NEGERI KELAS 1A PADANG

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. 1. merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia bertujuan membentuk masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertama kalinya konferensi tentang psikotropika dilaksanakan oleh The United

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pidana bersyarat merupakan suatu sistem pidana di dalam hukum pidana yang

I. PENDAHULUAN. mengisi kemerdekaan dengan berpedoman pada tujuan bangsa yakni menciptakan

I. PENDAHULUAN. Perhatian terhadap diri dan hakikat anak sudah dimulai pada akhir abad ke- 19, dimana anak

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perilaku

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang sangat bergantung pada kondisi anak-anak sekarang. Anak

BAB I PENDAHULUAN. tahun), termasuk anak yang masih dalam kandungan. 1 Anak adalah amanah

I. PENDAHULUAN. dalam kandungan. Anak sebagai sumber daya manusia dan bagian dari generasi muda, sudah

BAB II PENGERTIAN ANAK PIDANA DAN HAK-HAKNYA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK

BAB II. Perlindungan Hukum Anak Pelaku Tindak Pidana Narkotika Di Lembaga. Pemasyarakatan Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Trend perkembangan kejahatan Narkoba di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan modus-modus kejahatan.

I. PENDAHULUAN. dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh dan, berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Repulik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang

BAB I PENDAHULUAN. publik terhadap kehidupan anak anak semakin meningkat. Semakin tumbuh dan

PENGADILAN ANAK Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tanggal 3 Januari 1997 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. untuk anak-anak. Seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan saat ini dimana moralitas masyarakat telah dihegomoni oleh perkembangan budaya negatif yang

BAB I PENDAHULUAN. telah ditegaskan dengan jelas bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

I. PENDAHULUAN. berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu

BAB I PENDAHULUAN. Prostitusi bukan merupakan suatu masalah yang baru muncul di dalam masyarakat, akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengadilan, serta Lembaga Pemasyarakatan. Keempat subsistem tersebut

BAB I PENDAHULUAN. seimbang. Dengan di undangakannya Undang-Undang No. 3 tahun Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan hasil pembagunan baik fisik maupun mental sosial. tanggungjawab dan bermanfaat sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Adapun tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Pada era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak adalah bagian yang tak terpisahkan dari keberlangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan baik pembangunan ekonomi, politik, maupun pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara hukum. Negara hukum yang dimaksud adalah negara yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar

BAB I PENDAHULUAN. aka dikenakan sangsi yang disebut pidana. mempunyai latar belakang serta kepentingan yang berbeda-beda, sehingga dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Pidana Penjara Seumur Hidup (selanjutnya disebut pidana seumur hidup)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Sebagai Negara Hukum yang

HUKUMAN MATI NARAPIDANA NARKOBA DAN HAK ASASI MANUSIA Oleh : Nita Ariyulinda *

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronik (sulit disembuhkan) yang berulang kali kambuh yang hingga

I. PENDAHULUAN. segala bidanng ekonomi, kesehatan dan hukum.

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanat sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan aset dan sebagai bagian dari generasi bangsa. Anak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang memiliki konstitusi tertinggi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah yang kompleks dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

PENDAHULUAN. penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi dan keamanan nasional,

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daniati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana tertuang dalam

BAB III PENUTUP. mengambil kesimpulan sebagai berikut: dilakukan oleh anak-anak, antara lain : bentuk penanggulangan secara preventif yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK ANAK YANG DIPAKSA BEKERJA SEBAGAI BENTUK KEKERASAN ANAK

I. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Anak merupakan generasi muda sebagai sumber daya manusia penerus cita-cita perjuangan bangsa dalam pembangunan nasional. Generasi muda diharapkan menjadi manusia berkualitas, mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam Wadah Kesatuan Negara Republik Indonesia dan Undang-Undang Dasar 1945. Penyimpangan tingkah laku atau perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh anak, disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor itu antara lain adanya dampak negatif dari perkembangan yang cepat, arus globalisasi di bidang komunikasi dan informasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan gaya hidup sebagian orang tua. Perkembangan yang cepat membawa perubahan sosial yang mendasar dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan tersebut sangat berpengaruh terhadap nilai dan perilaku anak. Selain itu, anak yang kurang atau tidak memperoleh kasih sayang, asuhan, bimbingan, dan pembinaan dari orang tua, wali, atau orang tua asuh akan mudah terseret dalam arus pergaulan masyarakat dan lingkungannya yang kurang sehat dan merugikan orang tua, wali, atau orang tua asuh. Kurangnya pengawasan akan 10

mudah membawa pengaruh terhadap anak yang dapat merugikan perkembangan pribadi anak. 1 Dalam berbagai hal upaya pembinaan dan perlindungan anak, dihadapkan pada permasalahan dan tantangan di masyarakat. Kadang-kadang dijumpai penyimpangan perilaku dikalangan anak. Bahkan ada kalanya anak yang melakukan perbuatan melanggar hukum, tidak memandang status sosial dan ekonomi. Disamping itu, terdapat pula anak yang karena satu dan lain hal tidak mempunyai kesempatan memperoleh perhatian baik secara fisik, mental, maupun sosial. Karena keadaan diri yang tidak memadai tersebut, maka baik disengaja maupun tidak disengaja sering juga anak melakukan tindakan atau berperilaku yang dapat merugikan dirinya dan atau masyarakat. pemicu tindak pidana dan kriminal lainnya di Indonesia hingga kini adalah penyalahgunaan Narkoba (narkotika, psikotropika dan bahan berbahaya). Bahkan oleh sebagian pihak narkoba disinyalir sebagai masalah serius bangsa. Dari sudut kriminologi telah membuktikan bahwa penyebab anak melakukan perbuatan pidana berbeda dengan penyebab orang dewasa yang melakukan perbuatan pidana. Pada anak-anak unsur pendidikan yang harus diutamakan, bukan pemidanaan sebagaimana orang dewasa. Pidana yang diancam terhadap orang dewasa yang melakukan tindak pidana tidaklah dapat dilaksanakan terhadap anak yang melakukan tindak pidana Proses interaksi sosial dan perubahan sosial yang ada dalam suatu modernisasi dapat menumbuhkan keadaan tertentu yang menghambat kelancaran 1 Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997, Tentang Pengadilan Anak. 11

proses sosial. Perubahan tersebut dalam bentuk tingkah laku seseorang atau kelompok yang dinyatakan sebagai perilaku menyimpang (devisiasi) yang mengganggu atau merugikan kelangsungan pergaulan hidup masyarakat. Perilaku yang bersifat mengganggu tersebut akan mendapat cap (label) oleh masyarakat sebagai sikap dan pola perilaku jahat. 2 Anak nakal, adalah anak yang melakukan tindak pidana atau perbuatan yang terlarang bagi anak. Perbuatan terlarang tersebut menurut perundang-undangan maupun peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat. Anak melakukan tindak pidana yakni apabila melanggar ketentuan dalam peraturan hukum pidana yang ada. Ketentuan tersebut misalnya, melnggar pasal-pasal yang diatur di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) atau peraturan hukum pidana lainnya yang tersebar di luar KUHP, seperti tindak pidana narkotika, tindak pidana ekonomi, dan lain sebagainya. 3 Konvensi Hak-Hak Anak Tahun 1989 (Resolusi MU PBB No. 44/25) yang telah ditandatangani pemerintah Indonesia, disusul dengan Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990 Tentang Pengesahan Convention On The Right Of The Child, diatur Tentang Prinsip-Prinsip Perlindungan Terhadap Anak yang tertuang dalam Artikel 37 dan 40. Artikel 40 terdapat prinsip-prinsip mengenai putusan pengadilan terhadap anak yang melakukan tindak pidana, yaitu pada huruf (e) berisi; 4 2 Bambang Poernomo, Pertumbuhan Hukum Penyimpangan di Luar Kodifikasi Hukum Pidana, Jakarta: Bina Aksara, 1984, h. 4. 3 Darwan Prinst, Hukum Anak Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003, h. 24. 4 Djoko Prakoso, Hukum Panitensier di Indonesia, Yogyakarta: Liberti, 1988, h. 3. 12

Bermacam-macam putusan terhadap anak (a.l. perintah/tindakan untuk melakukan perawatan/pembinaan, bimbingan, pengawasan, programprogram pendidikan dan latihan serta pembinaan institusional lainnya) harus dapat menjamin kesejahteraan dan seimbang dengan keadaan lingkungan mereka serta pelanggaran yang dilakukan. Untuk pembinaan (Pasal 20 Undang-Undang No. 12 Tahun 1995) terhadap anak pidana Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Anak dilakukan penggolongan berdasarkan: umur, jenis kelamin, lama pidana yang dijatuhkan, jenis kejahatan, dan kriteria lainnya sesuai dengan kebutuhan atau perkembangan pembinaan. 5 Mengingat persoalan yang dihadapi oleh anak dalam masa pertumbuhannya sangatlah komplek, ada yang bersifat negatif dan ada yang bersifat positif, misalnya perubahan berupa pertumbuhan jasmani secara cepat sehingga menyebabkan tubuhnya berubah dari segala segi serta perubahan fungsi organ tubuh. Perubahan itu menyebabkan perasaan (emosi) tidak stabil, disamping itu terjadi pula pertumbuhan kecerdasan dari berpikir khayal ke berpikir logis rasional. Pengaruh negatif dapat mempengaruhi anak melakukan kejahatan dengan menggunakan modus operandi dan teknologi canggih, termasuk usaha pengamanan kejahatan di bidang narkotika. Narkotika kemudian menjadi permasalahan besar akibat disalahgunakan pemakaiannya atau menjadi permasalahan besar akibat adanya motifasi lain dengan menjadikannya komoditas ilegal oleh golongan orang-orang tertentu. Indonesia adalah negara berkembang yang secara umum tidak terlapas dari akibat sampingan kemajuan ilmu 5 Darwan, Prinst, Op Cit, h. 59. 13

pengetahuan yang berasal dari negara-negara maju. Satu diantara akibat sampingan itu ialah tumbuh suburnya penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja Indonesia. Penyalahgunaan narkotika sebagai salah satu bentuk budaya baru tersebut menjadi trend baru di kalangan masyarakat dan khususnya kaum remaja. Hal ini menjadi tugas berat kita untuk menanggulanginya karena mengingat pengaruh buruk yang akan diderita oleh pemakainya. 6 Kompleknya permasalahan serta ancaman yang nyata telah melanda generasi muda kita. Penyalahgunaan narkotika ditetapkan sebagai permasalahan nasional yang harus dihadapi secara sungguh-sungguh malalui keterpaduan masyarakat. Berdsarkan struktur masyarakat kita yang agamis, maka pendekatan keagamaan menjadi hal yang sangat penting dan strategis untuk mempertebal keyakinan akan hukum dan kaidah-kaidah keislaman. Pendekatan merupakan upaya untuk mempersiapkan generasi muda yang sehat rohaninya dan mempunyai mentalitas tangguh. 7 Pembinaan terhadap warga binaan pemasyarakatan yang melakukan tindak pidana disesuaikan dengan azas-azas yang terkandung dalam Pancasila, undang- Undang Dasar 1945 dan Standart Minimum Rules (SMR). Pembinaan warga binaan berdasarkan sistem pemasyarakatan tidak mutlak harus berupa penutupan dalam lingkup tembok LAPAS, mengingat bahwa yang diperlukan dalam kegiatan pembinaan di tengah-tengah masyarakat. Warga binaan dalam menjalani hukuman tertentu, kebebasan dan hak-haknya dibatasi sebab mereka ditempatkan di LAPAS 6 Harian Umum Republika, Edisi 19/8/1999. atau http: //www. Angel fire. Com/ de/ Assalam/Assalam 072. html. 7 Jazuli, Fiqh Jinayat (Upaya Menanggulangi Kejahatan Dalam Islam), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, h. 95. 14

sehingga untuk mewujudkan keinginan sangat terbatas, berbeda dengan orang yang tidak menjalani hukuman. Dengan kata lain bahwa kemerdekaan warga binaan terbentur oleh aturan yang berlaku di LAPAS. Pembinaan terhadap anak pidana yang melakukan tindak pidana narkotika di Lembaga Pemasyarakatan Anak merupakan upaya perlindungan anak yang berhadapan dengan hukum. Pembinaan berdasarkan sistem pemasyarakatan tidak mutlak harus berupa penutupan dalam lingkup tembok LPA( Lembaga Pemasyarakatan Anak). Di dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan merupakan landasan yuridis yang menetapkan bahwa terhadap anak pelaku tindak pidana atau anak nakal yang telah diputus dikenai sanksi, berupa pidana penjara, terhadapnya akan dilakukan proses pembinaan dalam sistem pemasyarakatan dan ditempatkan secara khusus dalam Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA). Penempatan secara khusus dalam Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) berarti pula bahwa pembinaan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum atau anak pelaku tindak pidana dilakukan dalam system pemasyarakatan. Seharusnya anak sebagai generasi penerus dapat tumbuh dan berkembang dengan ditunjang sarana dan prasarana yang cukup dapat menopang kelangsungan hidupnya, sehingga pengembangan fisik, mental dapat terlindung dari berbagai gangguan dan marabahaya yang dapat mengancam martabat dan integritas serta masa depannya. Tegasnya perlu perhatian dan sekaligus pemikiran bahwa anak-anak adalah tunas harapan bangsa yang akan 15

melanjutkan eksistensi nusa dan bangsa untuk selama-lamanya 8. Sehingga sudah seharusnya mereka menjadi tanggung jawab kita bersama agar terhadap mereka senantiasa dilakukan upaya-upaya dengan mendidik, merawat, membina, memelihara untuk meningkatkan kesejahteraannya, secara berkelanjutan dan terpadu. Sistem pembinaan terhadap anak pelaku tindak pidana narkotika pada lembaga pemasyarakan anak merupakan kunci keberhasilan perubahan paradigmatik dari sistem kepenjaraan menuju sistem pemasyarakatan untuk itulah diperlukan sistem pembinaan yang mencakup perlindungan hukum anak selama menjalani pembinaan di lembaga pemasyarakatan. 1.2 Rumusan masalah Dari latar belakang tersebut diatas, maka dibuat rumusan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana perlindungan hukum anak pidana pelaku tindak pidana narkotika di lembaga pemasyarakatan anak? 2. sistem pembinaan apakah yang tepat bagi anak pidana pelaku tindak pidana narkotika di lembaga pemasyarakatan anak? 1.3 Metode Penelitian 1.3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah saecar yuridis normatif. maksud dari secara yuridis normatif adalah bahwa penelitian ini 8 Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak, Akademika Presindo, Jakarta, 1989 h. 2. 16

menelaah peraturan perundang-undangan, teori-teori, atau pendapat para ahli hukum yang berkaitan dengan materi penulisan yang akan dibahas. Sedangkan tipe penelitian secara normative maksudnya adalah menguraikan norma pasal, Undang-undang yang berlaku dan pendapat ahli hukum. 1.3.2 Pendekatan Masalah Pendekatan masalah dalam penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan secara statue approach dan conceptual approach. Maksud dari pendekatan statue approach adalah menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkutpaut dengan isu hukumyang sedang di tangani. Sedangakan pendekatan konseptual (conceptual approach). Pendekatan konseptual (conceptual approach), digunakan untuk mengkaji dan menganalisis kerangka pikir atau kerangka konseptual maupun landasan teoritis sesuai dengan tujuan penelitian ini yakni untuk mencari solusi terhadap permasalahan hukum tentang tidak adanya perlindungan hukum dan pembinaan anak pelaku tindak pidana narkotika di dalam Lembaga Pemasyarakatan Anak. Mengingat ini ini merupakan penelitian hukum, maka metode yang digunakan adalah metode penelitian hukum yang bertujuan untuk mencarai pemecahan atas isu hukum serta permasalahan yang timbul didalamnya, sehingga hasil yang akan dicapai kemudian adalah memberikan preskripsi mengenai apa 17

yang seyogyanya atas isu yang diajukan. 9 Penelitian hukum merupakan proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi. 10 1.3.3 Sumber Bahan Hukum Bahan hukum yang digunakan untuk dapat menunjang dari penulisan skripsi ini dikelompokan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu mempergunakan bahan hukum primer dan bahan hukum skunder. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang bersifat mengikat berupa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan pembinaan anak pelaku tindak pidana narkotika di dalam Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA). ; 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Jo Undang-Undang Nomor 73 Tahun 1958 Tentang Peraturan Hukum Pidana. 2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak. 3. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. 4. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak. 5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. 6.Undang Undang Nomor. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika 9 Peter Mahmud Marzuki Perlunya Undang-Undang Tentang Macam Dan Harga Mata Uang (Penelitan) Kerjasa Sama Dengan Bank Indonesia, h. 2. Lihat juga Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Yuridika, Volume 16, No.2, Maret 2001, h. 103. 10 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Kencana Prenada Media Group, Jakarta,2005, h. 35 18

Bahan hukum skunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan secara umum mengenai apa yang terdapat dalam bahasan hukum primer. 11, berupa: 1) Buku-buku; 2) Jurnal-jurnal; 3) Majalah-majalah; 4) Artikel-artikel media; 5) Dan berbagai tulisan lainnya. 11 Ibid, h. 11 19