BAHAN DAN METODE Penelitian di Lapang Materi dan Waktu Penelitian di Lapang Studi Lokasi Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
DI BALI LILIK SEKOLAH

DI BALI LILIK SEKOLAH

METODE PENELITIAN. Penelitian di lapangan telah dilakukan pada bulan Juli Penelitian

DI BALI LILIK SEKOLAH

TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial

AKTIVITAS Apis cerana MENCARI POLEN, IDENTIFIKASI POLEN, DAN KOMPETISI MENGGUNAKAN SUMBER PAKAN DENGAN Apis mellifera YUDI CATUR ANENDRA

HASIL. Tabel 2 Jumlah imago lebah pekerja A. cerana yang keluar dari sel pupa. No. Hari ke- Koloni I Koloni II. (= kohort) Warna Σ mati Warna Σ Mati

I. PENDAHULUAN. yang terletak pada posisi BT dan LS. Purbalingga

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

AKTIVITAS Apis cerana MENCARI POLEN, IDENTIFIKASI POLEN, DAN KOMPETISI MENGGUNAKAN SUMBER PAKAN DENGAN Apis mellifera YUDI CATUR ANENDRA

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki

PEMBAHASAN Aktivitas A . cerana Terbang Harian dan Mencari Polen

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi a. Bahan

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Jenis Data Data Primer

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

PREPARAT POLEN (METODE ASETOLISIS)

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

BAB I GEOGRAFI. Kabupaten Tegal Dalam Angka

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang tentang Studi

BAB III METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

METODE. = hasil pengamatan pada ulangan ke-j dari perlakuan penambahan madu taraf ke-i µ = nilai rataan umum

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Januari 2016 di

METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo,

Bab 3. Deskripsi Daerah Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

II. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

III. METODE PENELITIAN. Penentuan Titik sampel. Mengukur Sudut Duduk Daun Pemeliharaan Setiap Klon

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

III. KEADAAN UMUM LOKASI

Peta PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills Karawang Sumber: Gambar 3. Lokasi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif untuk mengetahui

global warming, periode iklim dapat dihitung berdasarakan perubahan setiap 30 tahun sekali.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SP MUDAH DAN MURAH

Gambar 1. Diagram TS

PERLEBAHAN DI INDONESIA

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pengoleksian Kutu Tanaman

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BUDIDAYA LEBAH MADU. Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang Soil

V. GAMBARAN UMUM. Pulau Untung Jawa berada pada posisi ,21 Lintang Selatan dan

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan Metode Penyiapan suspensi Sl NPV

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Untuk analisis sitologi

PRODUKSI PROPOLIS MENTAH LEBAH MADU TRIGONA SPP. DI PULAU LOMBOK. Septiantina Dyah Riendriasari* dan Krisnawati

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Metode Penelitian Penyediaan Koloni Lalat Puru C. connexa untuk Penelitian Lapangan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Transkripsi:

BAHAN DAN METODE Penelitian di Lapang Materi dan Waktu Penelitian di Lapang Penelitian di lapang meliputi pengamatan aktivitas terbang harian, mencari polen, pengumpulan sampel polen dari tungkai A. cerana, sampel bunga di sekitar sarang, dan pengambilan foto sarang. Penelitian di lapang dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2008. Studi Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di dua desa di sekitar hutan Bali Barat. Kedua desa terletak di pesisir pantai. Lokasi pertama di Desa Sumber Klampok (SK), Kecamatan Gerogak, Kabupaten Buleleng (08 10 44 S, 114 28 934 E) dengan ketinggian 24 m dpl (Gambar 13). Berdasarkan Depdagri (2003 a ) tentang Data Monografi Desa, Desa SK mempunyai luas wilayah 100 704 Ha. Curah hujan di SK tiap tahun hanya 78.5 mm dengan suhu rata-rata minimal 19-28 o C dan maksimum 23-29 o C. Desa SK sangat kering pada musim panas. Desa SK merupakan salah satu desa di dalam TNBB (enclave). Desa SK berbatasan langsung dengan hutan di sebelah utara, selatan dan barat, sedangkan di sebelah timur berbatasan dengan Desa Pajarakan. Di Desa SK terdapat perkebunan kapuk (Ceiba petandra) dan pertanian tadah hujan. Masyarakat di SK banyak yang bergantung pada hasil hutan, salah satunya adalah madu dari peternakan A. cerana. Lokasi kedua di Desa Melaya (ML), Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana (08 15 006 S, 114 29 069 E) dengan ketinggian 43 m dpl. Berdasarkan Depdagri (2003 b ), Desa ML mempunyai luas 1 649 500 Ha, dengan curah 172.42 mm. Desa ML berbatasan dengan hutan di sebelah utara dan barat. Mata pencaharian masyarakat Desa ML sebagian besar berdagang dan berkebun. Perkebunan yang dominan di ML adalah kelapa (C. nucifera), coklat (T. cacao) dan tanaman buah seperti rambutan (N. laplaceum) dan mangga (M. indica).

Persiapan Koloni A. cerana Koloni A. cerana yang digunakan dalam penelitian berasal dari perlebahan tradisional di SK dan ML. Koloni A. cerana berada di dalam kotak dengan ukuran 20x20x40 cm dan 25x25x50 cm. Koloni A. cerana di Desa SK sebelum pengamatan digantung pada pohon sawo kecik (M. kauki) pada ketinggian 7-8 m, sedangkan di Desa ML digantung pada pohon coklat (T. cacao) dengan ketinggian 2-3 m. Satu minggu sebelum pengamatan kotak A. cerana diturunkan dari pohon dan ditempatkan pada ketinggian 1-1,5 m. Pada tiap lokasi dipilih empat koloni. Pengamatan Aktivitas Terbang Harian dan Mencari Polen A. cerana Pengamatan aktivitas terbang harian dan mencari polen A. cerana dimulai pada pukul 05.20-18.30 (WITA). Tiap pengamatan dilakukan selama 10 menit dengan interval 20 menit. Aktivitas A. cerana selama pengamatan direkam dengan handycam (Sony Digital HDD DCRSR80) (Gambar 14). Saat cahaya belum cukup untuk pengamatan, aktivitas harian mencari polen A. cerana direkam dengan bantuan sinar infra merah dari handycam. Jumlah A. cerana yang masuk ke sarang dan masuk membawa polen dihitung menggunakan counter (modifikasi Pierrot & Schlindwein 2003). A. cerana yang mencari polen terlihat membawa polen pada tungkai belakang, sedangkan A. cerana tanpa polen di tungkai diduga membawa nektar, air atau resin. Setiap koloni A. cerana diamati dua kali. Faktor-faktor lingkungan seperti cahaya, kelembaban, suhu di luar sarang dan suhu di dalam sarang diukur tiap kisaran satu jam. Data matahari terbit, terbenam, kecepatan angin, dan curah hujan diperoleh dari Stasiun Klimatologi di Negara Bali. Pengumpulan Polen Pengumpulan polen di SK dan ML dilakukan setelah pengamatan aktivitas terbang harian dan mencari polen pada tiap koloni. Pengumpulan polen menggunakan pollen trap (Gambar 15). Polen yang jatuh dari pollen trap disimpan dalam amplop (Gamban 16). Pengumpulan polen dilakukan tiga kali dalam satu hari yaitu pukul 06.00-10.00, 11.00-13.00, dan 14.00-16.00 (WITA).

Pengumpulan polen juga dilakukan dari bunga yang mekar disekitar sarang dalam radius satu kilometer di SK dan ML. Polen bunga dari sekitar sarang digunakan sebagai bahan rujukan dari polen yang dibawa oleh A. cerana. Posisi tumbuhan yang mekar di sekitar sarang diukur menggunakan Global Positioning System (GPS), untuk dapat dipetakan. Pengambilan Gambar Sarang Gambar sarang koloni A. cerana diambil setelah pengumpulan sampel polen. Tiap koloni A. cerana diambil tiga sisir sarang untuk pengambilan gambar sarang. Gambar sarang yang diambil harus mempunyai skala agar dapat dianalisis (Gambar 17). Pengambilan gambar menggunakan jarak dan perbesaran yang tetap. Tiap sisir sarang dilakukan dua kali pengambilan gambar, yaitu sisi A dan sisi B. Gambar diambil dengan kamera Sony Digital HDD DCRSR80. Penelitian di Laboratorium Waktu dan Tempat Analisis Analisis aktivitas terbang harian dan mencari polen A. cerana, analisis sarang, dan analisis polen dilakukan pada bulan September 2008 sampai dengan April 2009. Analisis aktivitas terbang harian dan mencari polen A. cerana dilakukan di bagian Fungsi Hayati dan Perilaku Hewan, sedangkan analisis polen dilakukan di bagian Ekologi dan Sumberdaya Hayati Tumbuhan, Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Institut Pertanian Bogor. Analisis Polen dari Tungkai A. cerana dan Bunga Analisis polen dari tungkai A. cerana dan bunga menggunakan metode acetolysis (Erdtman 1972). Tahapan-tahapan acetolysis secara singkat (Gambar 18) adalah sampel polen pada tiap amplop dimasukkan ke tabung cupsidal dan diberi KOH 10%, didiamkan selama lima menit kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3500 rpm selama 10 menit. Pemberian KOH berfungsi untuk menghilangkan zat organik seperti karbohidrat dan protein. Setelah sentrifugasi, supernatan dibuang kemudian polen ditambah akuades 1 mm dan disentrifugasi.

Pencucian polen dengan akuades dilakukan dua kali. Setelah pencucian dan supernatant dibuang, polen ditambahkan asam asetat glasial (100%) sebanyak 1 mm untuk menghidrolisis air dan menjernihkan polen, kemudian disentrifugasi. Langkah selanjutnya supernatant dibuang dan polen ditambah larutan acetolysis. Larutan acetolysis merupakan campuran acetic anhydrous (100%) dengan sulfuric acid (100%) dengan perbandingan 9:1. Pembuatan larutan acetolysis dengan cara menambahkan sulfuric acid pada acetic anhydrous secara perlahan, karena menimbulkan panas. Pembuatan larutan acetolysis harus di ruang asam karena menggunakan asam kuat. Setelah pemberian larutan acetolysis, kemudian sampel dipanaskan dalam penangas air pada suhu 90-95 C selama ± 5 menit. Sampel didinginkan dan disentrifugasi lalu supernatant dibuang. Sampel polen ditambahkan asam asetat glacial dan disentrifugasi. Langkah terakhir adalah mencuci sampel polen dengan akuades sebanyak tiga kali dan disentrifugasi. Setelah pencucian sampel disimpan dalam gliserin 30%, dan siap untuk dibuat preparat. Pembuatan preparat polen menggunakan media gliserin jeli 30%. Pemeriksaan karakter dan identifikasi polen berdasarkan Edrtman (1972) dan Huang (1972). Pengamatan polen menggunakan mikroskop cahaya. Pengukuran polen menggunakan mikrometer dan setiap tipe polen dilakukan lima kali pengukuran. Pengambilan gambar polen menggunakan kamera digital Olympus DP-12. Identifikasi tumbuhan yang berbunga di sekitar sarang berdasarkan Stenis et al. (2008). Untuk pemeriksaan kembali tipe polen dari tungkai A. cerana, dilakukan verifikasi polen oleh Bapak Bob Yuris dari PT. Corelab Indonesia. Karakterisasi Sarang A. cerana Penghitungan luas sisir sarang, jumlah pupa, sel madu, dan sel kosong menggunakan program ImageJ yang dapat diakses secara langsung (online) dari http://rsb.info.nih.gov/ij.

Analisis Data Penghitungan A. cerana yang masuk ke sarang dan yang membawa polen menggunakan program K-Lite. Codec. Pack. 3.4.5. Analisis hubungan aktivitas harian, mencari polen dan faktor lingkungan menggunakan Principle Component Analysis (PCA). Hubungan jumlah pupa dengan aktivitas terbang harian mencari polen menggunakan regresi. Peta Penelitian di Bali Barat Bujur Timur N 2Km Lintang Selatan Gambar 13 Peta lokasi penelitian.

Sarang A. cerana Handycam Pengamat Pollen trap Gambar 14 Posisi sarang, handycam dan pengamat. Gambar 15 Pollen trap untuk pengumpulan polen. Gambar 16 Polen yang dikumpulkan dari tungkai A. cerana. Koloni 1, sisi A. ML Gambar 17 Sisir sarang A. cerana Gambar 18 Tahapan singkat acetolysis.