BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar pada hakekatnya merupakan proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat di pandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran. Dalam pelaksanaan pendidikan, tiga komponen utama proses belajar mengajar yaitu guru, siswa dan bahan ajar. Pembelajaran merupakan aspek yang sangat menentukan terhadap keberhasilan belajar siswa, karena pembelajaran pada hakikatnya proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan lingkungan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pembelajaran berlangsung melalui lima alat indra, yaitu penglihatan (visual): melihat kejadian sesuatu peristiwa, pendengaran (auditory): mendengar sesuatu bunyi, pembauan (olfactory): bau makanan membuat kita merasa lapar, rasa atau pengecap (taste): lidah kita merasa dan dapat membedakan antara asin dan masam, sentuhan (tactile): kulit kita merasa sentuhan dan dapat membedakan antara permukaan licin dan permukaan kasar 1
2 (Asrori: 2007). Secara umum, pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman individu yang bersangkutan. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan sebagian besar siswa beranggapan bahwa ilmu kimia sukar untuk dipahami. Hal ini diketahui dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan dan belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Di samping itu, proses belajar mengajar hanya menggunakan informasi verbal melalui metode ceramah dan masih berpusat pada guru (teacher oriented). Sehingga hasil belajar yang diperoleh hanya pengetahuan konsep yang kadang kurang bermakna dan kurang mendukung pengembangan keterampilan berpikir siswa. Akibatnya siswa kurang terlatih dalam menggunakan nalarnya dan kurang mampu menghubungkan pelajaran yang baru diperoleh dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (Siregar, 1998). Dalam kegiatan pembelajaran, apabila ada siswa yang tidak mengalami perubahan penguasaan konsep dan tidak terangsang untuk melakukan perbaikan, seperti tidak mau belajar maka perlu diberikan suatu pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga pembelajaran menjadi menarik dan tidak membosankan serta dapat mengingatkan penguasaan konsep dan keterampilan intelektual siswa. intelektual merupakan kemampuan memecahkan masalah, tentu saja memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses pendidikan. intelektual sebagai salah satu hasil proses belajar dapat dikembangkan secara lebih efisien, tergantung sejauh mana para guru dapat
3 mempersiapkan sebuah materi pembelajaran dengan konsep-konsep yang terstruktur secara sitematis sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilanketerampilan intelektualnya secara maksimal. Merujuk dari hal tersebut maka pembelajaran kimia harus menerapkan cara bagaimana mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan, yang dapat mengubah paradigma pendidikan yang semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana guru dapat menyelenggarakan dan mengelola proses pembelajaran secara efisien sehingga tercipta suatu kondisi yang diharapkan para siswanya mampu mengembangkan penguasaan konsep dan keterampilan intelektualnya secara optimal sebagai suatu hasil proses belajar. Siswa diharapkan menguasai konsep-konsep ilmu kimia secara utuh dan bertahan lama, bukan hanya sekedar hapalan secara terlepas-lepas satu sama lain, dan kebermaknaan belajar akan tercapai apabila siswa mampu mengaitkan pengetahuan baru atau informasi baru dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitifnya (Ausubel dalam Dahar, 1996). Guru harus memilih dan mengunakan model pembelajaran yang relevan dengan konsep yang sedang dipelajari, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan intelektual siswa adalah model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang memberikan porsi ruang dan waktu terbesar kepada siswa, dimana siswa diajak untuk terlibat langsung ke dalam proses ilmiah. Pada dasarnya pendekatan inkuiri lebih
4 menekankan pada pencarian pengetahuan daripada perolehan pengetahuan. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan intelektualnya, melatih kemampuan siswa dalam menjelaskan fenomena dan memecahkan masalah secara ilmiah. Model pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa untuk terlibat dalam proses perolehan pengetahuan akan memberikan dampak yang lebih bermakna dalam penguasaan konsep, keterampilan intelektual, keterampilan dalam melakukan proses IPA, dan keterampilan dalam berpikir. Salah satu model pembelajaran inkuiri adalah GEM-inkuiri (Generated, Evaluated, and Modified). Pembelajaran GEM-inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu, dimana siswa terlibat dalam menghasilkan, mengevaluasi, dan memodifikasi hipotesis. Penelitian menunjukkan bahwa model inkuiri akan membuat siswa menjadi lebih kreatif, berpikir positif, dan bebas berekspresi (Kune, 1995 dalam Albeta 2004). Pembelajaran ini berlaku menyeluruh pada semua siswa, walaupun pada dasarnya setiap individu membutuhkan perhatian yang berbeda selama proses menemukan suatu konsep. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Samia Khan (2007) yang menyatakan bahwa pembelajaran melalui GEM-Inkuiri dapat membantu siswa dalam memperkaya dan mengekspresikan model mental struktur kognitif siswa.
5 Berdasarkan kajian terhadap materi pelajaran kimia, hidrokarbon merupakan suatu materi pokok yang sangat penting dipelajari siswa karena contoh-contoh senyawanya banyak ditemukan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hidrokarbon merupakan konsep yang terdapat dalam senyawa organik sebagai konsep dasar dan terkait dengan konsep-konsep lainnya untuk mempelajari konsep-konsep kimia lebih lanjut. Namun, konsep hidrokarbon sangat luas, bersifat abstrak, dan memiliki hubungan antar konsep, sehingga dalam mempelajarinya perlu kesinambungan. Berdasarkan studi pendahuluan dari hasil-hasil tes sebelumnya, pemahaman siswa terhadap hidrokarbon secara umum rendah. Sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan pengetahuan sebelumnya, baik dalam mengerjakan soal maupun dalam menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam mempelajari hidrokarbon selain harus mengingat jenis-jenis senyawanya, juga harus dapat mengenal struktur dasar dan menuliskan atau menggambarkan rumus struktur senyawanya. Oleh karena itu, diperlukan suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan intelektual dan penguasaan konsep hidrokarbon siswa. Penerapan model pembelajaran GEM-inkuiri diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan intelektual siswa yang mampu melibatkan siswa di kelas dalam keseluruhan proses pembelajaran yang melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
6 Oleh karena itu, berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengkaji bagaimana pembelajaran GEM-Inkuiri dapat meningkatkan penguasaan konsep hidrokarbon dan keterampilan intelektual siswa SMA. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah pembelajaran GEM-inkuiri dapat meningkatkan penguasaan konsep hidrokarbon dan keterampilan intelektual siswa SMA? Dari rumusan masalah di atas dapat dirumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah model pembelajaran GEM-inkuiri yang dapat meningkatkan penguasaan konsep hidrokarbon dan keterampilan intelektual siswa SMA? 2. Bagaimanakah peningkatan penguasaan konsep hidrokarbon setelah diterapkan pembelajaran GEM-inkuiri? 3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan intelektual siswa setelah diterapkan pembelajaran GEM-inkuiri? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang akan dilakukan antara lain:
7 1. Memperoleh informasi tentang model pembelajaran GEM-inkuiri yang meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan intelektual siswa pada topik hidrokarbon. 2. Memperoleh informasi tentang pembelajaran GEM-inkuiri dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada topik hidrokarbon. 3. Memperoleh informasi tentang pembelajaran GEM-inkuiri terhadap keterampilan intelektual siswa pada topik hidrokarbon. D. Manfaat Penelitian Hasil peneltian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak terutama dalam dunia pendidikan. diantaranya sebagai beikut: 1. Bagi siswa, dengan penerapan pembelajaran GEM-inkuiri, diharapkan siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran yang dapat menjadi suatu pengalaman belajar yang menarik dan bermakna sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan intelektual siswa. 2. Bagi guru, semoga dapat menjadi masukan dan pengetahuan baru yang bermanfaat untuk dikembangkan dan diimplemantasikan di sekolah sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih menarik bagi siswa yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa 3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan dan referensi dalam mengembangkan penelitian sejenis atau penelitian lanjutan sehingga dapat bermanfaat bagi perbaikan kualitas pendidikan di masa yang akan datang.
8 E. Penjelasan Istilah Agar tidak terjadi kesalapahaman dalam beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang digunakan, diantaranya: 1. Pembelajaran GEM-inkuiri yaitu pembelajaran inkuiri dengan meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan, mengevaluasi dan memodifikasi hipotesis sehingga siswa makin kaya dalam mengekspresikan model mental struktur kognitifnya. ( Samia Khan, 2007). 2. Penguasaan konsep merupakan kemampuan siswa untuk mengetahui seluruh konsep yang diajarkan dan perkembangan hubungan proposional antara konsep yang menjadi pusat perhatian dan konsep lain yang dihubungkan. (Novak dan Gowin, 1984). 3. intelektual merupakan keterampilan untuk membangun pengetahuan berupa eksplanasi atau solusi melalui penggunaan hukum, aturan, dan teori yang dijadikan dasar dalam membuat eksplanasi materi subyek yang terkait untuk merumuskan kesimpulan. (Siregar, 1994). 4. Hidrokarbon merupakan senyawa organik yang tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen. Hidrokarbon merupakan materi yang terdapat di kelas X semester 2 yang terdiri dari mengklasifikasikan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatannya, rumus umum alkana alkena alkuna, tata nama alkana alkena alkuna, menyimpulkan hubungan titik didih senyawa
9 hidrokarbon dengan massa molekul relatif dan struktunya, serta isomer. (Depdiknas, 2004).