BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Sebagai penutup dari penelitian ini, penulis mengemukakan kembali pokokpokok sasaran penelitian sebagai berikut : 3.1.1. Berdasarkan struktural puisi Roman Ingarden yang terdiri lapis bunyi, lapis arti, lapis objek, lapis dunia, dan lapis metafisis Serat Babad Sunan Prabu memiliki keseluruhan unsur-unsur tersebut. Unsur-unsur struktural itu menunjukkan bahwa Serat Babad Sunan Prabu mampu memenuhi normanorma puisi berdasarkan teori Roman Ingarden. Kelengkapan unsur yang ada menunjukkan bahwa karya sastra ini tergolong sebagai karya sastra yang baik. Unsur struktural juga menunjukkan kepada pembaca tentang berbagai macam informasi mengenai kebahasaan seperti: lapis bunyi menunjukkan pola-pola persajakan dalam karya sastra yang berbentuk tembang. Aturan dalam tembang macapat, terutama dalam guru lagu menunjukkan pentingnya unsur bunyi pada tembang. Dengan kata lain, lapis bunyi di dalam tembang macapat termuat dalam konvensi guru lagu. Meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan adanya lapis bunyi yang direalisasikan melalui sarana-sarana lain, misalnya asonansi dan aliterasi. Lapis arti menunjukkan makna ataupun arti dari isi karya sastra, lapis objek menunjukkan unsur-unsur instrinsik karya sastra berupa tokoh dan latar yang ada dalam karya sastra, lapis dunia menunjukkan penggunaan imajinasi dan hal-hal lainnya yang ada dalam pandangan dunia pengarang, 139
140 dan lapis metafisis berisikan ajaran ataupun nilai moral yang dapat diambil dalam karya sastra. Prabu Amangkurat memberikan keris kepada Pangeran Harya Mangkunegara sebelum beliau wafat. Prabu Amangkurat sebelum meninggal, beliau telah menunjuk empat putranya yang berhak menggantikannya menjadi raja di Kartasura, namun beliau belum sempat menentukan siapa yang menjadi raja di Kartasura. Sebelum Prabu Amangkurat menghebuskan nafas terakhir, beliau menyuruh Kangjeng Ratu Ageng untuk menyerahkan Keris kepada Pangeran Harya Mangkunegara, kemungkinan pemberian keris terhadap Pangeran Harya Mangkunegara mengandung simbolis bahwa Prabu Amangkurat memilih Pangeran Harya Mangkunegara untuk menjadi raja di Kerajaan Kartasura. 3.1.2. Serat Babad Sunan Prabu berisi gambaran umum peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Prabu Amangkurat IV tentang adanya suksesi kekuasaan yang dilakukan oleh sang raja. Hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya suksesi antara lain adalah politik, ekonomi, dan sosial. Faktor politik yang melatarbelakangi berupa sistem pemindahan kekuasaan kerajaan dimana putra mahkota sebagai pewaris tahta dilakukan secara turun-temurun. Faktor ekonomi yang mempengaruhi adanya suksesi adalah keadaan kerajaan Kartasura yang sedang tidak stabil dan dikuasai oleh Kumpeni sehingga dalam mempertahankan kekuasaan diperlukan hubungan kerjasama dengan kumpeni. Faktor selanjutnya adalah faktor sosial berupa dalam hal melindungi rakyatnya Prabu Amangkurat telah melanjutkan perjanjian sebelumnya yang dilakukan Pakubuwana I dengan Kompeni
141 yaitu perihal hubungan Orang Jawa dengan Orang Belanda, agar terjalin suatu kemanunggalan antara orang Jawa dan Belanda. 3.1.3. Dampak dari Suksesi Kepemimpinan dalam Serat Babad Sunan Prabu menimbulkan perpecahan kerajaan, pemberontakan, perang, pederitaan, pembunuhan, kesedihan dan pengasingan. Perpecahan kerajaan timbul setelah Prabu Amangkurat mengambil upacara atau benda kehormatan Pangeran Purbaya dan Blitar, karena tidak terima dengan hal tersebut maka Pangeran Purbaya dan Blitar melakukan pemberontakan yang mengakibatkan perpecahan kerajaan. Pemberontakan juga disebabkan oleh garwa Kandha yang memanas-manasi supaya melakukan pemberontakan. Perang antara kubu Amangkurat dengan Pangeran Purbaya dan Blitar pun tak dapat dihindari. Peperangan menimbulkan penderitaan bagi rakyat Kartasura maupun Mataram, rakyat banyak yang ketakutan dan prajurit juga banyak yang meninggal, dan pederitaan sangat dirasakan oleh Pangeran Blitar yang mengalami pajeblug atau wabah penyakit, rakyatnya banyak yang meninggal begitu pula dengan Pangeran Blitar yang mengalami sakit parah, pada akhirnya meninggal dunia. Pembunuhanpun tidak dapat dihindari, banyak yang saling membunuh demi memenangkan peperangan. Dampak kesedihan sangat dirasakan oleh Kangjeng Ratu Ageng ibu dari Prabu Amangkurat, Pangeran Purbaya dan Pangeran Blitar karena melihat ketiga putranya terlibat perang kekuasaan. Pengasingan merupakan dampak terakhir setelah timbulnya peperangan yaitu Prabu Amangkurat bekerja sama dengan Kompeni membuang Pangeran Purbaya ke Pulau Kap.
142 3.2. Saran Dari kesimpulan yang sudah diutarakan, maka penulis memberi saran sebagai berikut: 3.2.1. Saran Untuk Mahasiswa Sastra Daerah Universitas Sebelas Maret Bagi mahasiswa Sastra Daerah yang mempelajari dan mendalami kasusastraan jawa baik modern maupun karya sastra lama diharapkan dapat meningkatkan selera baca terhadap karya sastra Jawa terutama serat. Serta diharapkan untuk mengikuti perkumpulan atau sarasehan untuk mengkaji dan mengupas karya sastra Jawa juga mempublikasikannya sebagai salah satu upaya pelestarian kasusastraan Jawa. 3.2.2. Saran Untuk Pemerhati Sastra Jawa Untuk para pemerhati satra Jawa selain mengadakan sarasehan dan bedah naskah Jawa diharapkan dapat mempublikasikan dan menyebarluaskan melalui berbagai media seperti media massa dan media penidikan seperti di sekolah-sekolah. Publikasi ini diharapkan sebagai salah satu upaya pelestarian dan juga penyebarluasan karya sastra Jawa yang adiluhung dan bisa dinikmati dan dipelajari seluruh masyarakat. Adanya pengajaran yang diberikan juga diharapkan mendidik karakter generasi muda yang sesuai dengan budaya dan adatistiadat Indonesia. 3.2.3. Saran Untuk Peneliti Lain Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dan informasi bagi peneliti lain yang mengangkat tema, objek kajian, maupun kajian teori yang sejenis.
143 3.2.4. Saran Untuk Masyarakat Umum Hindarilah perkelahian antarsaudara karena hanya akan menimbulkan perpecahan, kesedihan, dan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Semoga dengan membaca Serat Babad Sunan Prabu dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari suksesi kepemimpinan yang menimbulkan perang antarsaudara tersebut.