BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh susu formula yang paling hebat dan mahal sekalipun. ASI diberikan kepada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat zat gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung antibodi dan lebih dari 100 zat gizi, seperti AA, DHA taurin, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Melindungi kesehatan ibu :

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom

BAB II TINJAUAN TEORI. pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan (knowledge) adalah

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam 1 jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit (skin to skin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

Bab 3 Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif sebagai Modal Pembangunan Sumber Daya Manusia

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjenis kelamin pria. Seorang pria biasanya menikah dengan seorang wanita

Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PRAKTEK PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI SERTA STATUS GIZI BATITA DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

INISIASI MENYUSUI DINI UNTUK IBU DAN BAYI

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. tim, kecuali vitamin, mineral dan obat (Prasetyono, 2009).

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses alami bayi untuk menyusu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, tetapi sekaligus

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB I PENDAHULUAN. operasional, pertanyaan penelitian dan hipotesis serta manfaat penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Petunjuk Pengisian Kuesioner : Usia : tahun. 2. Tamat SD. 3. Tamat SMP. 4. Tamat SMA. 5. Tamat PT. : 1. Ibu Rumah Tangga 2. PNS. 3.

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

MANFAAT ASI BAGI BAYI

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menempuh, menemui, mengarungi, menyebrangi, menanggung, mendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

ASI ADALAH ANUGERAH LUAR BIASA YANG DIBERIKAN TUHAN KEPADA MANUSIA KENAPA BANYAK ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN ASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. IBU Surakarta, yang dikumpulkan pada tanggal November 2013,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan. 3 Cara

INFORMASI SEPUTAR KESEHATAN BAYI BARU LAHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas (Depkes RI, 1996).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merah. Normalnya dalam darah pada laki-laki 15,5gr/dl dan pada wanita 14,0gr/dl.

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam. penyerapan, dan penggunaan zat-zat tersebut (Triaswulan, 2012)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak,

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

GIZI SEIMBANG IBU MENYUSUI. RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan progam kesehatan. Pada saat ini AKI dan AKB di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

SERI BACAAN ORANG TUA. Faktor. Yang Mempengaruhi Pertumbuhan & Perkembangan Janin. Milik Negara Tidak Diperjualbelikan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu (ASI) ASI adalah makanan terbaik dan paling sempurna untuk bayi. Kandungan gizinya yang tinggi dan ada zat kebal di dalamnya membuat ASI tidak terganti oleh susu formula yang paling hebat dan mahal sekalipun. ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat dan kelebihan. Di antaranya menurunkan risiko terjadinya penyakit infeksi pada bayi, ASI juga bisa menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit non infeksi seperti penyakit obesitas, kurang gizi, asma dan meningkatkan IQ dan EQ anak serta menciptakan ikatan kasih sayang yang kuat antara ibu dan bayi. Bayi merasa terlindungi dalam dekapan ibu, mendengar langsung suara detak jantung ibu dan merasakan sentuhan ibu pada saat menyusui (Prasetyono, 2012). Makanan-makanan tiruan bagi bayi yang diramu menggunakan teknologi masa kini, ternyata tidak mampu menandingi keunggulan ASI, sebab ASI mempunyai nilai gizi paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat oleh manusia ataupun susu yang berasal dari hewan, seperti susu sapi, kerbau, atau kambing (Khasanah, 2011). Pengetahuan ibu dapat mempengaruhi perilaku dalam memberikan asi eksklusif. Penelitian yang dilakukan oleh Novita (2016), bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu. Terlihat dari 46 10

11 orang ibu yang berpengetahuan cukup hanya 5 orang ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan 41 lainnya tidak memberikan ASI Eksklusif. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu masih rendah mengenai pentingnya ASI Eksklusif. 2.1.1. Komposisi Dalam ASI ASI merupakan nikmat Allah SWT yang dianugerahkan kepada seorang ibu untuk diberikan kepada bayinya. Hal ini disebabkan karena komponenkomponen yang terkandung dan komposisi tersebut begitu sempurna. Adapun komposisi dalam ASI menurut Vivian (2011)adalah : 1. Zat Besi Zat besi yang terkandung dalam ASI mudah dicerna oleh bayi karena zat besi yang dibutuhkan akan memproduksi hemoglobin, bagian dari sel-sel darah merah yang akan membawa oksigen ke seluruh tubuh. 2. Karbohidrat ASI mengandung karbohidrat lebih tinggi dari susu sapi (6,5-7 gram). Karbohidrat yang paling utama adalah laktosa. Kadar laktosa yang tinggi sangat menguntungkan karena saat permentasi akan diubah menjadi asam laktat. Adanya asam laktat ini memberikan suasana asam dalam usus bayi. Asam laktat dalam usus bayi ini memberikan beberapa keuntungan : a. Penghambat pertumbuhan bakteri yang patologis. b. Memacu pertumbuhan mikroorganisme yang memproduksi asam organik dan mensintesis vitamin. c. Memudahkan terjadinya pengendapan dari kalsium.

12 d. Memudahkan absorbsi dari mineral, misalnya kalsium, fosfor dan magnesium. 3. Protein Protein yang terdapat dalam ASI merupakan protein-protein yang berkualitas tinggi karena mengandung semua asam-asam amino esensial yang sangat penting untuk proses tumbuh kembangnya bayi. Selain itu, protein juga berperan sebagai perlindungan terhadap berbagai risiko infeksi bakteri atau virus yang masuk ke dalam pencernaan. 4. Lemak Lemak yang terdapat dalam ASI merupakan campuran fosfolipid, kolesterol, vitamin A, dan karotinoid. Selain itu ASI juga mempunyai kelebihan dari susu formula, karena kaya akan lipase sehingga pencernakan lemak sudah dimulai sebelum ASI diberikan kepada bayi. 5. Vitamin Beberapa vitamin seperti vitamin A, vitamin C, vitamin D, vitamin E dan Niasin di dalam ASI kadarnya lebih tinggi dibandingkan dengan susu formula. Vitamin neurotropic seperti Thiamin, Riboflavin dan Sianokobalamin di dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan kadar yang ada di susu formula. 6. Air Kira-kira 88% ASI terdiri dari air yang berguna melarutkan zat-zat yang terdapat di dalamnya sekaligus juga dapat meredakan rangsangan haus pada bayi.

13 2.1.2. Jenis-jenis ASI Menurut Khamzah (2012), ASI dapat dibagi tiga jenis yaitu : 1. Kolostrum Kolostrum merupakan cairan yang pertama dikeluarkan atau disekresi oleh kelenjar payudara pada 4 hari pertama persalinan. Komposisi kolostrum ASI setelah persalinan mengalami perubahan. Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan tingginya komposisi lemak dan protein. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi defekasi dan feses bewarna hitam. Jumlah energi dalam kolostrum hanya 65 kal per ml kolostrum dan pada hari pertama bayi memerlukan 20 30 cc. Kandungan protein pada kolostrum lebih tinggi dibandingkan kandungan protein dalam susu mature. Adapun kandungan dan manfaat kolostrum dapat dilihat pada : Tabel. 2.1 Kandungan dan Manfaat Kolostrum Kandungan Kolostrum Manfaat kolostrum Kaya antibody Melindungi bayi terhadap infeksi dan alergi Banyak sel darah putih Melindungi bayi terhadap infeksi Pencahar Membersihkan air ketuban dan membantu mencegah bayi kuning. Faktor faktor pertumbuhan Membantu usus bayi berkembang lebih matang, serta mencegah alergi dan keadaan tidak tahan Kaya vitamin A Mengurangi keparahan infeksi dan mencegah penyakit pada mata

14 2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi) ASI masa transisi merupakan peralihan dari ASI kolostrum sampai menjadi ASI mature. ASI transisi diproduksi pada hari keempat hingga keempat belas. Pada masa ini, kadar protein berkurang sedangkan karbohidrat dan lemak serta volumenya semakin meningkat. 3. ASI Mature ASI Mature adalah ASI yang diproduksi sejak hari keempat belas dan seterusnya. ASI Mature merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai 6 bulan. Setelah 6 bulan, ASI tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi,sehingga bayi harus mulai dikenalkan dengan makanan pendamping. 2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI Menurut Khamzah (2012), faktor faktor yang mempengaruhi produksi ASI ialah: 1. Makanan Ibu Pada dasarnya, makanan yang dikonsumsi oleh ibu menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Tetapi, jika makanan ibu terus-menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan maka tentu kelenjar-kelenjar pembuat ASI tidak akan dapat bekerja dengan sempurna sehingga berpengaruh pada produksi ASI. 2. Frekuensi Pemberian Susu Semakin sering bayi menyusui maka produksi dan pengeluaran ASI akan semakin banyak. Akan tetapi, frekuensi menyusui pada bayi prematur dan cukup

15 bulan berbeda. Menyusui bayi paling sedikit 8 kali per hari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi menyusui berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara (Rukiyah, 2011). 3. Berat Lahir Bayi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah dibanding dengan bayi yang berat lahir normal. Kemampuan menghisap lebih rendah akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI. 4. Umur Kehamilan Saat Melahirkan Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Hal ini dikarenakan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat disebabkan oleh berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organnya (Khamzah, 2012). 5. Ketenangan Jiwa dan Fikiran Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI. 6. Konsumsi Rokok dan Konsumsi Alkohol Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana andrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin.

16 Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin ( Rukiyah, 2011). 7. Penggunaan Alat Kontrasepsi Ibu yang menyusui tidak dianjurkan menggunakan alat kontrapsepsi berupa pil yang mengandung hormon estrogen karena dapat mengurangi dan menghentikan jumlah produksi ASI. Sebaiknya, ibu menggunakan KB alamiah, kondom, dan IUD daripada menggunakan KB hormonal seperti pil, suntik, implan. Adapun alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dapat merangsang uterus ibu dan meningkatkan kadar hormon oksitosin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI (Prasetyono, 2012). 8. Perawatan Payudara Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara sehingga memengaruhi hifofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin. 2.2. ASI Eksklusif ASI eksklusif menurut PP Nomor 33 Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Pemberian ASI eksklusif bertujuan untuk menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan sampai usia 6 bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya.

17 World Health Organization (WHO) dan United Nation of Children Fund (UNICEF) merekomendasikan menyusui eksklusif sejak lahir selama 6 bulan pertama hidup anak dan melanjutkan menyusui bersama pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) sampai anak usia 2 tahun atau lebih. Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, nasi dan nasi tim (Adiningrum, 2014). Memberikan susu formula bukanlah pilihan yg tepat karena akan meningkatkan resiko diare dan sudah pasti boros karena harga susu formula yang mahal. Jadi memberikan ASI saja dapat menghemat biaya pengeluaran rumah tangga yang dapat digunakan untuk kebutuhan yang lain. 2.2.1. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Manfaat ASI eksklusif sudah tidak diragukan lagi karena kandungan di dalam ASI yang luar biasa dan tidak terdapat pada jenis susu manapun (Adiningrum, 2014). Ada berbagai manfaat yang diperoleh dari pemberian ASI yaitu : 1. Manfaat ASI bagi bayi Bagi bayi ASI mengandung antibodi yang dapat melindungi terhadap penyakit. seperti lactobacillus protektus yang berfungsi mengubah asam laktat dan asam asetat. Kedua asam ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asam, sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti shigella, jamur serta e.coli yang sering mengakibatkan diare. Bayi yang diberi susu selain ASI mempunyai resiko 17 kali lebih tinggi untuk mengalami diare dan tiga sampai

18 empat kali lebih besar kemungkinan terkena ISPA dibandingkan bayi yang mendapat ASI (Astutik, 2014). 2. Manfaat ASI Bagi Ibu Manfaat bagi ibu menyusui bayinya menurut Prasetyono (2012), diantaranya: a. Isapan bayi dapat membuat rahim ibu lebih cepat kembali seperti sebelumhamil dan mengurangi resiko perdarahan. b. Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan berpindah kedalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali. c. Ibu yang menyusui bayinya sampai 2 tahun dapat mengurangi resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara sekitar 25%. d. Menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu tidak perlu menyiapkan dan mensterilkan botol susu. e. ASI lebih praktis karena ibu bisa berjalan-jalan keluar rumah tanpa harus membawa banyak perlengkapan, seperti botol, kaleng susu formula dan air panas. f. ASI lebih murah karena ibu tidak perlu membeli susu formula. g. Ibu yang menyusui bayinya memperoleh manfaat fisik dan emosional.

19 3. Manfaat ASI Bagi keluarga Manfaat ASI bagi keluarga menurut Astutik (2014), yaitu : a. Mudah pemberiannya Pemberian ASI tidak merepotkan seperti susu formula yang harus mencuci botol dan mensterilkan sebelum digunakan, sedangkan ASI tidak perlu disterilkan karena sudah steril. b. Menghemat Biaya ASI tidak perlu dibeli, karena bisa diproduksi oleh ibu sendiri sehingga keuangan keluarga tidak banyak berkurang dengan adanya bayi. c. Bayi sehat dan jarang sakit sehingga menghemat pengeluaran keluargadikarenakan tidak perlu sering membawa ke sarana kesehatan. 4. Manfaat ASI Bagi Negara a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak ASI mengandung zat-zat kekebalan yang melindungi bayi dari penyakit sehingga resiko kesakitan dan kematian pada bayi akan menurun. b. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit Bayi jarang sakit dapat menurunkan angka kunjungan ke rumah sakit yang memerlukan biaya untuk perawatan. c. Mengurangi pengeluaran untuk membeli susu formula Artinya keuangan untuk membeli susu formula bisa dialihkan untuk membeli kebutuhan yang lain.

20 d. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa ASI mengandung DHA dan AA yaitu asam lemak tak jenuh yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal yang bermanfaat untuk kecerdasan bayi. 2.3. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari putting susu ibunya sendiri( tidak dituntun ke putting susu) (Kemenkes, 2014). Dua puluh empat jam pertama setelah ibu melahirkan adalah saat yang penting untuk keberhasilan menyusui selanjutnya. Menurut PP No.33 tahun 2012 tetang pemberian ASI eksklusif, IMD adalah suatu proses dimana bayi begitu dilahirkan dari rahim ibu tanpa dimandikan terlebih dahulu segera diletakkan pada perut dan dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung pada kulit ibu. Proses ini dilakukan sekurangnya selama 1 jam dan/atau sampai dengan bayi berhasil meraih putting ibu untuk menyusu langsung sesuai lamanya menyusu saat IMD. Tindakan IMD dapat dilakukan dalam semua jenis kelahiran normal maupun operasi. Berdasarkan pembaharuan tentang asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama oleh WHO dan UNICEF, menyatakan : 1. Bayi harus melakukan kontak kulit dengan kulit ibunya selama paling tidak satu jam segera setelah dilahirkan. 2. Membiarkan bayi melakukan insiasi menyusu dan ibu sudah mulai dapat mengenali bayinya siap untuk menyusu.

21 3. Menunda semua prosedur lainnya yang dilakukan saat bayi baru dilahirkan hingga proses inisiasi menyusu dini selesai dilakukan, prosedurnya meliputi : memandikan, menimbang, penyuntikan vitamin K, dan pemberian obat tetes mata. 4. Segera setelah bayi dilahirkan, tali pusat dipotong, tengkurapkan bayi di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Biarkan kontak kulit selama satu jam atau bisa lebih sampai bayi dapat menyusu sendiri. Jika ruang bersalin dingin, bayi segera diselimuti. Ayah dan keluarga dapat memberi dukungan pada ibu selama proses menyusu berlangsung. 2.3.1. Manfaat IMD Menurut Roesli (2012) ada beberapa manfaat yang bisa didapat dengan melakukan IMD adalah : 1. Menurunkan resiko kedinginan pada bayi Bayi yang di letakkan segera di dada ibunya setelah melahirkan akan mendapatkan kehangatan sehingga dapat menurunkan resiko hypothermia sehingga angka kematian karena hypothermia dapat ditekan. 2. Membuat pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Ketika berada di dada ibunya bayi merasa dilindungi dan kuat secara psikis sehingga akan lebih tenang dan mengurangi stress, pernafasan dan detak jantungnya akan lebih stabil. Bayi akan lebih jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi.

22 3. Bayi akan memiliki kemampuan melawan bakteri. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya dan ia akan menjilat-jilat kulit Ibu, menelan bakteri baik di kulit Ibu. Bakteri baik ini akan berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri jahat dari lingkungan. 4. Bayi mendapat kolostrum dengan konsentrasi protein dan immunoglobulin paling tinggi. IMD akan merangsang pengeluaran oksitosin sehingga pengeluaran ASI dapat terjadi pada hari pertama kelahiran. ASI yang keluar pada hari pertama kelahiran mengandung kolostrum yang memiliki protein dan immunoglobulin dengan konsentrasi paling tinggi. Kolostrum sangat bermanfaat bagi bayi karena kaya akan antibodi dan zat penting untuk pertumbuhan usus dan ketahanan terhadap infeksi yang sangat dibutuhkan bayi demi kelangsungan hidupnya. 5. Mendukung keberhasilan ASI Eksklusif. Bayi yang diberikan kesempatan menyusu dini akan mempunyai kesempatan lebih berhasil menyusui Eksklusif dan mempertahankan menyusui dari pada yang menunda menyusu dini. 6. Membantu pengeluaran plasenta dan mencegah pendarahan. Sentuhan, kuluman dan jilatan bayi pada puting susu ibu akan merangsang sekresi hormon oksitosin yang penting untuk menyebabkan rahim kontraksi yang membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi pendarahan sehingga mencegah anemia, merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks dan mencintai bayinya serta merangsang pengaliran ASI dari payudara.

23 7. Menciptakan ikatan kasih sayang antara Ibu-bayi akan lebih baik karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama. 2.3.2. Tatalaksana IMD Menurut Roesli ((2012), macam-macam pelaksanaan IMD : 1. IMD yang kurang tepat : a. Begitu bayi lahir diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi kain kering b. Bayi segera dikeringkan dan tali pusat dipotong lalu diikat c. Bayi dibedong dengan selimut bayi karena takut kedinginan d. Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (tidak terjadi kontak kulit dengan ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu untuk beberapa lama (10-15 menit) atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perineum. e. Selanjutnya bayi diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara memasukkan putting susu ke mulut bayi f. Setelah itu bayi dibawa ke kamar pemulihan untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan vitamin k, dan diberi obat tetes mata 2. IMD secara umum : a. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan b. Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan c. Begitu bayi lahir bayi diletakkan di perut ibu

24 d. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya kecuali kedua tangannya e. Tali pusat dipotong lalu diikat f. Zat lemak putih yang melekat ditubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan g. Tanpa dibedong bayi ditengkurapkan di dada ibu, kemudian ibu dan bayi diselimuti bersama-sama. h. Bayi dibiarkan mencari putting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke putting susu ibu. i. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda bayi sebelum menyusu. j. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dan dicap setelah satu jam menyusu awal selesai. k. Rawat gabung ibu dan bayi dalam satu kamar agar bayi selalu dalam jangkauan ibu. 3. IMD pada operasi Caesar : Upaya bayi merangkak mencari putting susu secara standar pasti tidak dapat dilakukan pada persalinan operasi Caesar. Namun jika diberikan anastesi spinal atau epidural, ibu dalam keadaan sadar sehingga dapat segera dilakukan memberi respon pada bayi. Usahakan menyusu pertama dilakukan dikamar operasi, jika keadaan ibu atau bayi belim menungkinkan, bayi diberikan pada ibu dengan kesempatan tercepat (Roesli, 2012).

25 Jika dilakukan anastesi umum, kontak dapat terjadi di ruang pemulihan saat ibu sudah dapat merespons walaupun masih dalam pengaruh obat bius. Sementara menunggu ibu sadar, ayah dapat meggantikan ibu untuk memberikan kontak kulit dengan sehingga bayi tetap hangat. 2.3.3. Keuntungan IMD Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini bagi bayi adalah sebagai makanan dengan kualitas dan kuantitas yang optimal agar kolostrum segera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi, memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi, meningkatkan kecerdasan, membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas, meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi, mencegah kehilangan panas, merangsang kolostrum segera keluar. Keuntungan bagi Ibu adalah merangsang produksi oksitosin dan prolaktin, meningkatkan keberhasilan produksi ASI, meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi. Keuntungan IMD lainnya bagi ibu dan bayi menurut Depkes (2007) adalah: 1. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk bayi Mengoptimalkan keadaan hormonal Ibu dan bayi. Kontak memastikan perilaku optimum menyusu berdasarkan insting dan bisa diperkirakan menstabilkan pernapasan, mengendalikan temperatur tubuh bayi, mempunyai pola tidur yang lebih baik, mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan efektif, meningkatkan kenaikan berat badan (kembali ke berat lahirnya dengan lebih cepat), meningkatkan hubungan antara Ibu dan bayi, tidak terlalu

26 banyak menangis dalam satu jam pertama, menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi. 2. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk Ibu Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu. Oksitosin dapat membantu kontraksi uterus sehingga pendarahan pasca persalinan lebih rendah, merangsang pengeluaran kolostrum, kedekatan hubungan ibu dan bayi membuat ibu lebih tenang dan lebih tidak merasa nyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur pasca perlainan lainnya. Prolaktin dapat meningkatkan produksi ASI, mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi setelah bayi selesai menyusui dan menunda ovulasi. 3. Keuntungan menyusu dini untuk bayi Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal agar kolostrum segera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi.memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi. 4. Keuntungan menyusu dini untuk Ibu Merangsang produksi oksitosin dan prolactin sehingga meningkatkan keberhasilan produksi ASI. 2.4. Perilaku Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar.perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan manusia itu sendiri (Fitriani, 2011).

27 2.4.1. Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan faktor dominan yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan seseorang, sebab dari hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat (Notoatmodjo, 2012), yaitu: 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, yang termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar.orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

28 3. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisa (Analysis) Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5. Sintesa (Synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu materi atau objek. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau menggunakan kriteriakriteria yang telah ada.pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari objek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat disesuaikan dengan tingkat tersebut di atas.

29 2.5. Kerangka Konsep Berdasarkan tujuan penelitian, maka kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut : Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif Status Pemberian ASI Eksklusif Tindakan IMD Gambar 2.2. Kerangka Konsep penelitian Konsep utama penelitian adalah untuk melihat hubungan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan pelaksanaan IMD dengan status Pemberian ASI eksklusif di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2015.