BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensisjacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan dan utama Indonesia. Tanaman yang produk utamanya terdiri dari minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit (KPO)ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan menjadi salah satu penyumbang devisa negara yang terbesar dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya (EffendidanWidararho, 2011). Menurut Direktorat Jendral Perkebunan (2016) Pengembangan komoditas ekspor kelapa sawit terus meningkat dari tahun ke tahun, terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama 2004-2014 sebesar 7,67%,sedangkan produksi kelapa sawit meningkat rata-rata 11,09% per tahun. Pada Tahun 2014 luas areal kelapa sawit mencapai 10,9 juta Ha dengan produksi 29,3 juta ton CPO. Luas areal menurut status pengusahaannya milik rakyat (Perkebunan Rakyat) seluas 4,55 juta Ha atau 41,55% dari total luas areal, milik negara (PTPN) seluas 0,75 juta Ha atau 6,83% dari total luas areal, milik swasta seluas 5,66 juta Ha atau 51,62%, swasta terbagi menjadi 2 (dua) yaitu swasta asing seluas 0,17 juta Ha atau 1,54% dan sisanya lokal (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2016). Tanaman kelapa sawit termasuk dalam famili Arecaceae, subfamilicocoideae, tribe Cocoineae, dangenus Elaeis. Genus Elaeis terdiri dari dua sepecies yaitu E.guineensis Jacq. yang dikenal sebagai kelapa sawit dariafrika dane. oleifera Cortez yang dikenal juga dengankelapa sawit asal 1
2 Amerika Latin Kelapa sawitmerupakan tanaman monokotil menyerbuk silang dengangenom diploid mempunyai 16 pasang kromosom (2n = 2x =32). Ukuran genom sawityang diestimasi berdasarkanteknik flow cytometry adalah sebesar 3,79 pico gram/2csetara dengan sekitar 1,8 x 109 pasang basa (Rival et al, 1997). Berdasarkan hasil penelitiannya Maizura,et al(2006) menemukan bahwa hasil analisa keragaman dari plasma nutfah lainnya yang berasal dari Nigeria, Kongo DR, Tanzania, Angola, Senegal, Sierra Leone dan Guinea menunjukkan bahwa populasi liar ini memiliki alel asing yangtidak dimiliki oleh populasi Deli Dura. Perkembangan areal tanaman kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan yang pesat dari tahun ke tahun. Indonesia menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar dengan luas areal sebesar 7,07 juta hektar dan produksi CPO mencapai 18.46 juta ton dengan perincian 2,56 juta hektar merupakan perkebunanrakyat (PR) dengan produksi 5,08 juta ton minyak sawit, 687 ribu hektar merupakan perkebunan besar Negara (PBN) dengan produksi sebesar 2,31 juta ton minyak sawit, serta 3,36 juta hektar perkebunan besar swasta (PBS) dengan produksi sebesar 8,99 juta ton minyak sawit (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2016). Keanekaragaman genetik dapat terjadi karena adanya perubahan nukleotida penyusun DNA.Perubahan ini mungkin dapat mempengaruhi fenotipe suatu organisme yang dapat dilihat secara langsung atau mempengaruhi reaksi individu terhadap lingkungan tertentu. Secara umum keanekaragaman genetik dari
3 suatu populasi dapat terjadi karena adanya mutasi, rekombinasi, atau migrasi gen dari satu tempat ke tempat lain (Suryanto, 2003). Untuk mempelajari keanekaragaman genetik pada tanaman dapat dilakukan dengan cara analisis langsung terhadap sifat morfologiagronomi, melalui penggunaan penanda tertentu baik pada tingkat sitologi maupun molekuler, ataupun melalui analisis kimiawi jaringan tanaman. Penanda adalah karakter yang dapat diturunkan dan berasosiasi dengan genotipe tertentu.penanda molekuler meliputi penanda isozim dan penanda DNA.Penanda isozim bermanfaat untuk melihat adanya polimorfisme enzim.sedangkan penanda DNA dapat digunakan untuk menganalisis keanekaragaman genetik dengan lebih baik karena penanda DNA mampu menampakkan polimorfisme pola pita DNA dalam jumlah banyak, konsisten dan tidak dipengaruhi lingkungan (Sumarsono, 2000). Informasi hubungan genetik antara individu di dalam dan antar spesies kelapa sawit mempunyai kegunaan penting bagi perbaikan tanaman yang memungkinkan untuk memperoleh sifat-sifat yang menguntungkan (Singhet al, 2007). Dalam pemuliaan tanaman, keragaman dalam populasi tanaman mempunyai arti yang sangat penting untuk pengembangan sumber genetik yang diperlukan dalam pemuliaan tanaman (Karsinah, 2002).Tingkat keragaman individu dalam populasi menggambarkan status keberadaan spesies tersebut di alam.populasi dengan keragaman genetik yang tinggi mempunyai peluang hidup yang lebih baik karena mempunyai kemampuan yang lebih baik untuk beradaptasi dengan lingkungannya (Anwaret al, 1985).
4 Mesokarpa buah kelapa sawit merupakan sumber penghasil minyak terbesar pada tanaman kelapa sawit. Perbaikan kualitas minyak yang dihasilkan mesokarpa penting dilakukan untuk perkembangan industri kelapa sawit pada masa sekarang dan yang akan datang. Kualitas minyak berkaitan erat dengan biosintesis pembentukan asam lemak dan perbandingan komposisi asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh yang dihasilkan tanaman, kualitas minyak berkorelasi dengan kandungan asam lemak tidak jenuh, semakin tinggi kandungan asam lemak tidak jenuh (asam oleat) kualitas minyak juga semakin tinggi. Lintasan pembentukan asam lemak tidak jenuh pada kelapa sawit diawali oleh aktifitas gen SAD.Ini merupakan gen kunci yang mempengaruhi pembentukan asam lemak tidak jenuh pada kelapa sawit, baik asam oleat yang merupakanmonounsaturated fatty acid (MUFA) maupun asam linoleat dan linolenat (PUFA)(Rismayanti, 2014). Kandungan dan komposisi asam lemak yang ada pada E.guineensis mengindikasikan adanya perbedaan gen penyandi enzim yang berperanan dalam lintasan biosintesis pada pembentukan asam lemak pada genom kedua tanaman tersebut. Perbedaan ini dapat diidentifikasi dengan mengevaluasi keragaman DNAsekuens dari masing-masing gen terkait menggunakan teknologi molekuler. Keberhasilan dalam manipulasi komposisi asam lemak dalam beberapa tumbuhan transgenik telah banyak dilaporkan. Sebagai contoh adalah peningkatan komposisi asam lemak dalam biji rep transgenik melalui pemindahan mrnaantisense untuk stearoil-acp desaturase (Knutzon et al, 992) dan produksi asam laurik di dalam biji rep transgenik melalui pemindahan gen lauroil- ACPthiosterase yang diperolehdari California Bay (Voelker et al,1992). Pada
5 dasarnya komposisi asam lemak suatu tumbuhan tergantung kepada spesies, genus,atau famili suatu tumbuhan. Sebagai contoh, minyak tumbuhan yang diperolehi dari famili Brassicaceamempunyai tingkat asam erusik yang tinggi (20 50%), sementara minyak tumbuhan dari familiumbelliferae mempunyai tingkat asam etroselinik yang tinggi (60 85%) (Gunstone et al,1986). Pada proses pemuliaan maupun studi genetik tanaman, marka molekuler sangat efisien untuk menganalisiskekerabatan, pemetaan gen, dan marker-assisted selection(mas). MarkaSimple Sequence Repeats (SSR) dapat digunakan dalam studi genetik dan pemuliaan karena berbagai keunggulannya, diantaranya lokasinya yang menyebar di seluruh genom tanaman, multi alelik, dan mudah diamplifikasi denganteknik Polymerase Chain Reaction (PCR). Untuk saat ini marka SSR merupakan marka paling prospektif (Arumsari, 2013). Tujuan Penulisan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keragaman genetikbeberapa origin Kelapa Sawit (E. guineensis.)menggunakanprimer Spesifik ILY-2 dan primer SSR. Kegunaan Penulisan Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian,, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkansecara konvensional maupun modern dengan pendekatan bioteknologi. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari mengidentifikasi fragmen DNA genomik kelapa sawit hasil PCR dengan menggunakan primer spesifik untuk asam oleat dan primer
6 SSR adalah tersedianya beberapa informasi mengenai gen yang memetakan lintasan biosintesis asam oleat pada tanaman kelapa sawit dan memperoleh kelapa sawit unggul.