BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lahan padi milik warga di Desa Kwarasan, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten Jawa Tengah dari bulan Juni sampai Oktober 2011. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini berupa isolat cendawan endofit (Nigrospora, Penicillium, dan Acremonium), air steril, dan benih padi varietas Ciherang. Alat yang digunakan adalah cawan petri, gelas ukur, blender, plastik, karung. Metode Penelitian Perlakuan Benih Inokulasi cendawan endofit dilakukan pada benih padi dengan perendaman. Isolat cendawan endofit didapatkan dari Klinik Tanaman, Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor, koleksi Dr. Suryo Wiyono yaitu Nigrospora, Penicillium dan Acremonium. Biakan cendawan endofit pada media PDA yang berumur 10 hari dipanen sporanya dan dicampurkan dengan air steril sehingga didapatkan suspensi spora dengan kepadatan 10 6 cfu/ml. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perlakuan cendawan endofit Nigrospora sp. 2. Perlakuan cendawan endofit Acremonium sp. 3. Perlakuan cendawan endofit Penicillium sp. 4. Perlakuan cendawan endofit Nigrospora sp.+acremonium sp. 5. Perlakuan cendawan endofit Nigrospora sp.+penicillium sp. 6. Perlakuan cendawan endofit Acremonium sp.+penicillium sp. 7. Perlakuan cendawan endofit Nigrospora sp.+penicillium sp.+acremonium sp. 8. Perlakuan insektisida MIPC 9. Kontrol (tanpa endofit, tanpa perlakuan pestisida)
10 Persiapan Lahan Penelitian ini menggunakan lahan seluas 675 m 2 dengan ukuran panjang lahan 60 m dan lebar 13 m. Jumlah keseluruhan petak percobaan berdasarkan sembilan jenis perlakuan dengan masing-masing tiga ulangan adalah 27 petak percobaan. Setiap petak percobaan mempunyai ukuran 25 m 2 (5 m x 5 m). Jarak antar petak sebesar 50 cm. Adapun skema pengacakan petak percobaan terdapat pada lampiran. Penanaman padi Varietas padi yang digunakan adalah varietas Ciherang. Benih padi disemai dengan cara benih direndam dalam air terlebih dahulu selama 24 jam kemudian ditiriskan dan dicampur dengan suspensi spora. Benih padi yang telah diberi perlakuan dibungkus lalu dibiarkan selama 24 jam dalam ruang gelap yang lembab. Benih yang telah diberi perlakuan kemudian disebar di lahan persemaian. Persemaian ini dilakukan selama tiga minggu untuk menghasilkan bibit padi yang cukup kuat untuk ditanam. Setelah berumur 21 hari bibit dipindahtanamkan ke lahan percobaan. Setiap dua bibit padi ditanam dengan jarak 25 x 25 cm pada satu lubang. 25 cm 5 m 25 cm 5 m 50 cm Gambar 1. Skema penanaman bibit pada petak percobaan
11 MIPC 3 MIPC 1 A 2 N 3 NA 3 A 3 NP 3 PA 3 PA 1 A 1 NPA 3 PA 2 P 2 N 1 MIPC 2 NP 1 NA 2 NP2 K 2 K 1 NPA 2 N 2 P 3 K 3 NA 1 NPA 1 P 1 TP Gambar 2 Skema pengacakan petak percobaan Keterangan gambar : N = perlakuan Nigrospora P = perlakuan Penicillium A = perlakuan Acremonium NP = perlakuan Nigrospora + Penicillium NA = perlakuan Nigrospora + Acremonium PA = perlakuan Penicillium + Acremonium NPA = perlakuan Nigrospora + Penicillium + Acremonium MIPC = perlakuan pestisida K = tanpa perlakuan TP = tempat persemaian
12 Pemeliharaan Pemberian pupuk pada percobaan ini mengikuti kebiasaan petani setempat. Pupuk yang digunakan antara lain pupuk Urea 250 kg/ha, SP36 200 kg/ha, dan KCl 150 kg/ha. Pemberian pupuk dilakukan tiga kali yaitu pada saat umur 0 hari setelah tanam (HST), 14 HST, dan 35 HST. Pengairan lahan dilakukan jika lahan terlihat agak kering dan air tersedia. Hal ini terjadi karena musim kemarau yang cukup panjang sehingga ketersediaan air terbatas. Penyiangan gulma dilakukan pada umur 15 dan 30 HST secara manual menggunakan alat sorokan. Penyemprotan pestisida MIPC sebagai perlakuan pembanding yang dilakukan setiap satu minggu sekali sejak padi berumur 7 HST. Pengamatan Hama Pengamatan hama dilakukan sejak padi berumur 7 HST hingga 70 HST. Pengamatan dilakukan dengan interval pengamatan dua minggu sekali. Parameter yang diamati adalah tingkat serangan penggerek batang padi merah jambu, tingkat serangan belalang, dan populasi kepinding tanah. Pengamatan tingkat serangan penggerek batang merah jambu dilakukan dengan mengamati gejala di bagian pangkal batang padi. Pengamatan tingkat serangan penggerek batang merah jambu menggunakan rumus : I = Jumlah anakan terserang Jumlah anakan total x 100 % I = Tingkat serangan hama (%) Pengamatan tingkat serangan belalang dilakukan dengan mengamati bekas gigtan belalang pada daun dan diberi nilai berdasarkan tingkat kerusakannya. Pengamatan dilakukan pada saat padi berumur 35 HST. Pengamatan tingkat serangan belalang menggunakan rumus Towsen dan Heuberger 1943 dalam Unterstenhofer (1976): I = Σ(ni.vi) N.Z x 100 %
13 I ni vi Z N = Intensitas serangan hama, = Jumlah contoh pada kategori ke-i, = Nilai numerik masing-masing kategori, = Nilai skala tertinggi, dan = Jumlah rumpun contoh yang diamati Tabel 1 Penentuan kategori tingkat serangan belalang No Kategori serangan Skor % Kerusakan 1 Tidak ada serangan 0 0 2 Serangan ringan 1 0 < x = 20 3 Serangan sedang 2 20 < x = 40 4 Serangan berat 3 40 < x = 80 5 Serangan parah 4 80 < x = 100 Pada pengamatan populasi kepinding tanah dilakukan sejak padi berumur 7 HST hingga 70 HST. Pengamatan populasi kepinding tanah pada tanaman padi menggunakan rumus : Populasi hama/rumpun = Jumlah total serangga Total rumpun contoh Pengamatan Padi Penentuan tanaman contoh dilakukan secara diagonal. Pengamatan pada setiap petak percobaan dilakukan dengan mengambil lima rumpun tanaman contoh pada setiap petak percobaan. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif tiap tanaman contoh, jumlah dan berat bulir per malai pada setiap tanaman contoh. Pengamatan pada saat fase bibit juga dilakukan yaitu menghitung pertumbuhan bibit yang terdiri dari panjang akar, tinggi tanaman, dan daya perkecambahan benih.
14 Pengamatan tinggi tanaman dan jumlah anakan dilakukan dengan interval dua minggu sekali. Pengamatan dimulai pada umur tanaman padi 7 HST hingga 70 HST. Pengamatan dilakukan secara langsung dengan mengukur tinggi tanaman dimulai dari permukaan tanah hingga ujung daun tertinggi dan menghitung jumlah anakan. Pengamatan jumlah anakan produktif tiap tanaman dilakukan saat padi akan dipanen. Penghitungan jumlah dan berat bulir per malai pada setiap tanaman contoh dilakukan di rumah menggunakan alat penghitung counter dan timbangan. Pengamatan pertumbuhan bibit dilakukan dengan mengambil 10 rumpun contoh pada setiap perlakuan pada saat padi akan pindah tanam pada umur 21 HST. Tanaman contoh yang diambil diukur panjang akar dan tinggi bibitnya. Pengamatan daya perkecambahan benih padi dilakukan pada seratus benih padi untuk setiap perlakuan. Keseluruhan benih yang digunakan direndam pada masing-masing suspensi cendawan endofit selama 24 jam. Selanjutnya, benih ditumbuhkan dalam cawan petri yang telah dilapisi kertas basah kemudian digulung dengan rapi. Setiap hari gulungan dibuka dan dibasahi secara merata untuk menjaga kelembaban. Setelah satu minggu, dilakukan penghitungan jumlah benih yang tumbuh untuk mengetahui persentase daya kecambah benih. Penimbangan bobot panen dilakukan pada saat padi berumur 91 HST. Pemanenan dilakukan secara manual dan dirontokkan menggunakan mesin perontok padi. Bobot panen ditimbang berdasarkan jenis perlakuannya dan disatukkan dalam karung untuk masing-masing perlakuan. Analisis Data Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK). Data yang diperoleh ditabulasi menggunakan program Microsoft Office Excel 2010 dan Statistical Analisis System (SAS) for Windows versi 9.1.3, dan dilanjutkan dengan uji selang berganda Duncan pada taraf nyata α = 0,05.