V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kecamatan Muaragembong berada pada posisi Lintang Selatan

dokumen-dokumen yang mirip
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Kondisi Geografis Kabupaten Bekasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

III. KEADAAN UMUM LOKASI

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%)

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

KAJIAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN KAMPUNG LAUT KABUPATEN CILACAP TUGAS AKHIR

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Keadaan Umum Hutan Mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan

KARAKTERISTIK WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia,

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Geografi dan Demografi Kabupaten Sidoarjo

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan


III. GAMBARAN UMUM. 3.1 Cikarang dalam RTRW Kabupten Bekasi (Perda No 12 Tahun 2011 Tentang RTRW Kabupaten Bekasi Tahun )

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. GAMBARAN UMUM Gambaran Lokasi Penelitian

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab III Karakteristik Desa Dabung

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

Bab III Pelaksanaan Penelitian

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

2015 HUBUNGAN SIFAT LAHAN SAWAH DENGAN PRODUKTIVITAS PADI DI KAWASAN PESISIR KECAMATAN PASEKAN KABUPATEN INDRAMAYU

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jumlah kepala keluarga dan jumlah jiwa orang. 1

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 25 Juni 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Batu Bara. Kabupaten Asahan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

Transkripsi:

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Muaragembong berada pada posisi 6 0 00-6 0 05 Lintang Selatan dan 106 0 57-107 0 02 Bujur Timur. Kecamatan ini mempunyai luas 14.009 km 2 yang merupakan kecamatan dengan luas wilayah terbesar di Kabupaten Bekasi. Secara administrasi, batas-batas wilayah Kecamatan Muargembong adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa. b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Karawang. c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cabang Bungin, Kecamatan Tambelang, dan Kecamatan Babelan. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Jawa. Sumber: BPS Kab. Bekasi, 2010 Gambar 3. Peta Letak Kecamatan Muaragembong 37

Kecamatan Muaragembong meliputi memiliki enam desa yakni Desa Jaya Sakti, Desa Pantai Sederhana, Desa Pantai Bahagia, Desa Pantai Bakti, Desa Pantai Mekar, dan Desa Pantai Harapan Jaya. Dari enam desa ini secara tata letak berdekatan, lima desa yakni Desa Pantai Sederhana, Desa Pantai Bahagia, Desa Pantai Bakti, Desa Pantai Mekar, dan Desa Pantai Harapan Jaya berada di sekitar pantai dan dialiri muara sungai. Wilayahnya berada di antara pertemuan Laut Jawa dengan sungai Citarum menjadikan wilayah ini berlumpur. Hal ini dapat di lihat dari pengelolaan lahan untuk tambak yang mencapai 10.741 ha dari luas total 14.009 ha. Sedangkan Desa Jaya Sakti lebih terisolasi dari garis pantai namun dialiri aliran sungai. Disamping itu memiliki daerah garis pantai atau pesisir sepanjang 22 km yang membentang dari Muara CBL hingga Muara Bungin. Secara topografi, Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi dapat dikategorikan sebagai dataran rendah, dengan elevasi 0-5 derajat dan ketingian dari permukaan laut ± 0,74 m. Jumlah penduduk Kecamatan Muaragembong pada tahun 2008 sebanyak 38.967 jiwa dengan kepadatan rata-rata 3 jiwa/ha. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 37.780 jiwa. Jumlah penduduk Muaragembong tersebar di enam desa dengan perbandingan 50,22% laki-laki dan 49,78% perempuan. Kepadatan penduduk terbesar berada di Desa Pantai Mekar dengan tingkat kepadatan penduduk sekitar 4 jiwa/km 2. Sebanyak 4.731 jiwa (12,14%) usia balita (0 5 tahun), 18.641 jiwa (47,83%) usia sekolah (6-21 tahun), 14.412 jiwa (36,99%) usia kerja (22-59 tahun), dan 1.183 jiwa (3,04%) usia manula (60 tahun keatas). 38

Tabel 6. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Muaragembong Tahun 2000-2008 Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Tahun (jiwa) (jiwa/km 2 ) 2000 31.309 2 2001 32.593 2 2002 33.052 2 2003 33.852 2 2004 34.723 2 2005 36.108 3 2006 36.538 3 2007 37.780 3 2008 38.967 3 Sumber: BPS Kabupaten Bekasi, 2009 Perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan tidak menunjukan tingkat kelahiran laki-laki lebih tinggi dari perempuan atau tingkat kematian laki-laki lebih rendah dari perempuan. Namun, faktor lain yang dapat mempengaruhi komposisi penduduk tersebut adalah banyaknya penduduk laki-laki dari luar daerah yang datang ke Muaragembong untuk mencari nafkah (nomaden). Sedangkan, ada kecenderungan perempuan mencari pekerjaan di luar Muaragembong. Penduduk di Kecamatan Muaragembong secara umum tergolong masyarakat yang aktif bekerja. Hal ini terlihat dari keaktifan dalam hal mencari nafkah, tidak hanya kaum laki laki saja akan tetapi kaum perempuan pun ikut serta, bahkan para remaja juga ikut membantu orang tua dalam mengerjakan pekerjaan mereka. Terdapat empat jenis usaha yang menjadi andalan masyarakat Kecamatan Muaragembong yaitu perikanan tangkap (termasuk pengolahan), tambak, dagang, dan pertanian. Di Desa Pantai Mekar, Pantai Bahagia, Pantai Sederhana, Harapan Jaya, dan Pantai Bakti jenis usaha yang paling dominan adalah petambak dan nelayan tangkap. Sedangkan di Desa Jaya Sakti jenis usaha yang paling dominan adalah pertanian dan perdagangan. 39

5.2 Potensi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Kecamatan Muaragembong Kecamatan Muaragembong adalah kecamatan dengan wilayah terluas di Kabupaten Bekasi. Luas wilayah tersebut merupakan potensi pengembangan ekonomi terutama budidaya (tambak) dan penangkapan ikan di laut. Potensi lahan tambak mencapai 10.881 ha dan yang sudah dimanfaatkan 10.741 ha (Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kab. Bekasi, 2009). Sedangkan laut Muaragembong yang memiliki garis pantai mencapai 22 km menjanjikan untuk pengembangan perikanan budidaya laut. Selama ini perikanan yang dikelola adalah perikanan tangkap dan budidaya (tambak) dengan komoditi unggulan berupa rajungan, kepiting, cumi, udang windu, udang putih, dan bandeng. Pembesaran ikan di perairan tambak payau adalah bandeng, udang windu, udang putih, udang api-api, dan udang peci. Sedang pengolahan hasil perikanan diolah dalam bentuk terasi, ikan asin, kepiting, kupas rajungan, dan kerang. Tabel 7. Data Potensi Lahan Perikanan di Kecamatan Muaragembong Tahun 2009 No. Desa Potensi (ha) Pemanfaatan (ha) Tambak Kolam Tambak Kolam 1. Pantai Mekar 1.147 1 1.143 0,03 2. Pantai Sederhana 1.140-1.137-3. Pantai Bahagia 2.887-2.887-4. Pantai Bakti 2.890 0,5 2.851-5. P. Harapan Jaya 2.033 5 1.983.5 0,12 6. Jaya Sakti 784 15 739 0,27 Total 10.881 21,5 10.741 0,42 Sumber: Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kab. Bekasi, 2009 Kecamatan Muaragembong memiliki satu Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yang terletak di Muara Bendera. Lokasi Muaragembong yang dekat dengan TPI Cilincing menyebabkan produksi ikan di PPI Muara Bendera relatif kecil. Untuk 40

mendapatkan harga yang lebih tinggi nelayan dan petambak mendaratkan hasil produksinya di PPI Cilincing. 5.3 Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Muaragembong Kawasan Kecamatan Muaragembong terdiri dari areal pemukiman, kebun, tegalan, sawah, tambak, semak, dan hutan. Sebagian besar pemanfaatan lahan didominasi oleh tambak dan sawah yang dikelola secara tradisional oleh masyarakat setempat. Luas areal tambak mencapai 76,67% dari seluruh kawasan Kecamatan Muaragembong, yakni sebesar 10.741 ha, sawah 15,91% (2.228 ha), hutan 2,62% (367 ha), kebun campuran 2,14% (299,8 ha), perkampungan 1,49% (208,7 ha), semak 0,95% (137 ha), dan tegalan 0,9% (26,6 ha). Untuk lebih jelas dapat di lihat pada Tabel 8 di bawah ini. Tabel 8. Penggunaan Lahan di Kecamatan Muaragembong Tahun 2009 Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%) - Pemukiman 208,7 1,49 - Sawah 2.228,8 15,91 - Tambak 10.741,0 76,67 - Kebun Campuran 299,8 2,14 - Tegalan 26,6 0,19 - Semak 137 0,95 - Hutan 367 2,62 Jumlah 14.009 100% Sumber: Kecamatan Muaragembong, 2009 5.4 Rencana Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Muaragembong Rencana tata ruang dari pemerintah daerah yang dibuat oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) berdasarkan Perda No. 5 tahun 2003 tentang rencana tata ruang wilayah khusus Pantai Utara Kabupaten Bekasi, sampai saat ini belum terlaksana. Hampir keseluruhan isi dari rencana pengembangan kawasan ini berbenturan dengan perencanaan pengelolaan yang dibuat oleh Departemen Kehutanan. Dalam perencanaan ini, Kecamatan 41

Muaragembong akan dijadikan sebagai bagian dari pengembangan Kota Pantai Makmur, sesuai dengan pasal 19 Perda No. 5 tahun 2003. Rencana pemanfaatan ruang mencakup rencana pengembangan sektor pertanian, perdagangan dan jasa, industri, perkantoran, pariwisata serta pergudangan atau terminal peti kemas. Pengembangan usaha agribisnis di kawasan Pantai Utara Kabupaten Bekasi ini diarahkan kepada subsektor perikanan khususnya perikanan laut dan tambak. Pengembangan dilakukan dengan mengembangkan areal produksi perikanan terutama komoditas unggulan dengan memanfaatkan potensi atau kesesuaian lahan. Rencana pengembangan komoditas perikanan dilaksanakan di Kecamatan Muaragembong bagian Utara (KP V), yakni pengembangan kepiting di Desa Pantai Bakti, budidaya rumput laut di Desa Pantai Sederhana, dan Tambak di seluruh Muaragembong bagian Utara Desa Pantai Sederhana, Desa Pantai Bakti, dan Desa Pantai Bahagia. 5.5 Komoditas Udang Selain budidaya ikan laut, potensi perikanan lain yang ada di Kecamatan Muaragembong adalah budidaya tambak. Budidaya tambak mendominasi penggunaan kawasan sebesar 76,67 % dari total luas kawasan, dengan udang sebagai produk utama. Beberapa jenis udang yang dibudidayakan adalah udang windu, udang putih, dan udang api-api. Selama periode 2000 2009 luas areal tambak mengalami peningkatan sebesar 1.764 ha, pada tahun 2000 luas areal tambak sebesar 8.977 ha dan pada tahun 2009 luas areal tambak sebesar 10.741 ha. Namun, penambahan total produksi udang hanya sebesar 207,9 ton dari tahun 2000 sebesar 1.569,1 ton menjadi 1.777 ton pada tahun 2009. Pada tahun 2005 jumlah volume produksi udang di Kecamatan Muaragembong mengalami 42

penurunan karena pada saat itu banyak petambak yang mengalami gagal panen akibat kekeringan (kemarau panjang). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini. 11000 10500 2500 2000 Luas (Ha) Produksi udang (Ton) Ha 10000 9500 1500 1000 T o n 9000 500 8500 0 Sumber: Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan dan BPS Kab. Bekasi, 2010 Gambar 4. Jumlah Luas Lahan Tambak dan Total Produksi Udang di Kecamatan Muaragembong Tahun 2000 2009 5.6 Karakteristik Responden 5.6.1 Jenis Kelamin dan Usia Penduduk yang menjadi responden dalam penelitian terdiri atas jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin mempengaruhi jenis pekerjaan yang dilakukan petambak. Petambak dengan jenis kelamin laki laki lebih diandalkan untuk bertambak dibandingkan jenis kelamin perempuan. Umur berkaitan dengan kemampuan fisik responden untuk melakukan kegiatan. Umur juga menjadi faktor yang menentukan pola pikir seseorang dalam menentukan jenis pekerjaan yang akan dilakukan dan termasuk keputusan untuk mengalokasikan pendapatan yang diperoleh. Petambak udang yang menjadi responden sebanyak 62 orang yang terdiri dari 96,7 % laki laki dan 3,23% perempuan. Pada Gambar 5 terlihat bahwa sebanyak 29,03 % berusia 41 50 43

tahun; 27,42% berusia 31 40 tahun; 20,97% berusia 20 30 tahun; 16,33% berusia 51 60 tahun; dan 6,45% berusia lebih dari 60 tahun. Adapun sebaran kelompok umur responden dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini. 16.13% 29.03% 6.45% 20.97% 27.42% 20-30 Tahun 31-40 Tahun 41-50 Tahun 51-60 Tahun >60 Tahun Sumber: Data Primer Diolah, 2010 Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 5.6.2 Tingkat Pendidikan Terakhir Pendidikan menunjukkan pendidikan formal yang pernah ditempuh seseorang. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi berpengaruh terhadap pemahaman dan pola pikir seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan dan tindakan yang akan diambil untuk memenuhi kelangsungan hidupnya. Selain itu tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap jenis pekerjaan yang dimiliki. Jenis pekerjaan mempengaruhi jumlah pendapatan yang kemudian jumlah pendapatan berpengaruh terhadap kesejahteraan seseorang. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, tingkat pendidikan terakhir responden masih sangat rendah. 9.68% 6.45% 12.90% 70.97% Tidak Sekolah SD SLTP SLTA Sumber: Data Primer Diolah, 2010 Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir 44

Pada Gambar 6 terlihat bahwa responden yang berpendidikan terakhir SD sebanyak 70,79% dan yang tidak sekolah sebanyak 6,45%. Sementara responden yang berpendidikan SLTP sebanyak 12,90% dan SLTA sebanyak 9,68%. Rendahnya tingkat pendidikan disebabkan oleh keadaan perekonomian yang masih tergolong rendah dan fasilitas pendidikan yang kurang ketika itu. Rendahnya pendidikan para petambak menyebabkan pemahaman dan pola pikir mereka yang masih rendah sehingga dalam melakukan teknik budidaya tambak udang masih tradisional dan adaptasi yang dilakukan terhadap perubahan iklim masih sangat sederhana. 5.6.3 Status Perkawinan dan Jumlah Tanggungan Status perkawinan dan jumlah tanggungan menunjukkan tingkat konsumsi keluarga dalam kebutuhan primernya. Seseorang yang sudah menikah dan memiliki anak, pendapatan yang diperolehnya untuk memenuhi konsumsi keluarga. Jumlah tanggungan responden ditentukan dari jumlah anggota rumah tangga yang terdiri dari istri, anak, dan anggota keluarga lainnya yang tinggal bersama dalam satu atap dan menjadi tanggungan. 12.90% 9.68% Jumlah Tanggungan 2 orang 17.74% 24.19% Jumlah Tanggungan 3 orang Jumlah Tanggungan 4 orang 35.48% Jumlah Tanggungan 5 orang Jumlah Tanggungan >5 orang Sumber: Data Primer Diolah, 2010 Gambar 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Berdasarkan hasil survei yang telah dilaksanakan, sebanyak 93,55% responden sudah menikah dan sebanyak 6,45% responden belum menikah. Pada 45

Gambar 7 terlihat bahwa jumlah tanggungan para responden sebanyak 35,48% responden memiliki tanggungan sebanyak empat orang, 24,19% responden memiliki tanggungan tiga orang, 17,74% responden memiliki tanggungan sebanyak lima orang, 12,90% responden memiliki tanggungan lebih dari lima orang, dan 9,68% responden memiliki tanggungan dua orang. 5.6.4 Luas dan Status Kepemilikan Tambak Udang Luas tambak dan status kepemilikan menunjukkan jumlah produksi udang dari lahan tambaknya dan pendapatan yang diterima dari usaha tambak udang. Luas lahan yang semakin luas maka jumlah produksinya akan tinggi. Jika status kepemilikan lahan tambaknya adalah pemilik maka pendapatannya lebih besar dari penyewa dan penjaga tambak (bujang). Pada Gambar 8 terlihat bahwa luas lahan yang dikelola oleh responden bervariasi, yakni sebanyak 77,42% responden luas areal tambak udang yang dikelola seluas 1 5 ha, 11,29% responden luas areal tambak udang yang dikelola seluas 5,11 10 ha dan 11,29% responden luas areal tambak udang yang dikelola seluas dari 10 ha. Sedangkan berdasarkan status kepemilikannya yakni 67,74% pemilik tambak, 19,35% bujang (penjaga tambak), dan 12,90% penyewa. 11.29% 11.29% 77.42% 1-5 Ha 5.1-10 Ha > 10 Ha Sumber: Data Primer Diolah, 2010 Gambar 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Areal Tambak Udang yang Dikelola 46

5.6.5 Lama Pengalaman Bertambak Udang Pengalaman bertambak menunjukkan pengetahuan dan penguasaan petambak dalam usaha tambak udang. Petambak yang memiliki pengalaman yang lama maka tingkat pengetahuan dan penguasaan dalam bertambak udang lebih tinggi. Berdasarkan wawancara umumnya responden telah memiliki pengalaman dalam usaha budidaya tambak udang. Sebanyak 46,77% responden telah memiliki pengalaman 5-10 tahun, sebanyak 20,97% responden dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, sebanyak 19,35% responden dengan pengalaman 16 20 tahun, dan sebanyak 12,90% responden dengan pengalaman sebanyak 11 15 tahun. Persentase lama pengalaman bertambak udang dapat dilihat pada Gambar 9. 19.35% 20.97% 46.77% 5-10 Tahun 11-15 Tahun 16-20 Tahun 12.90% >20 Tahun Sumber: Data Primer Diolah, 2010 Gambar 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Pengalaman Dalam Bertambak Udang Pada uraian karakteristik di atas, responden petambak udang di Kecamatan Muaragembong bersifat homogen. Ini terlihat pada tingkat pendidikan terakhir yang mayoritas rendah. Sehingga pengetahuan serta pola berfikir antar responden masih relatif sama. Selain itu, dilihat dari status perkawinan dan jumlah tanggungan serta status kepemilikan dan luas areal tambak yang relatif sama menunjukkan bahwa status sosial antar responden juga homogen. 47