ANALISIS KESEHATAN BANK RAKYAT INDONESIA PERBANKAN SYARIAH DENGAN PENDEKATAN PERATURAN BANK INDONESIA NO.9/1/PBI/2007

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir ini berdampak pada makin banyaknya bank-bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB I PENDAHULUAN. terlihat semakin meningkat dengan pesat. Hal itu ditandai dengan berdirinya

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada Desember

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dalam lalu lintas pembayaran, sehingga kinerja bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat muslim di Indonesia khususnya riba. Bank syariah seperti halnya bank

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA PERIODE TAHUN (Dengan Pendekatan PBI No.9/1/PBI/2007)

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang mencakup bidang keuangan, moneter dan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

BAB I PENDAHULUAN. Ulama Indonesia yang didukung oleh para pengusaha muslim dan cendekiawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan

BAB 1 PENDAHULUAN. berlandasan pada Al-Qur an dan Hadist Nabi SAW. Atau dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN METODE CAMELS ( Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi Indonesia, erat terkait dan tidak dapat ditinjau selalu diperankan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SETELAH MERGER (Studi Kasus: Bank UOB Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. nasabahpun juga semakin meningkat. syariah menerapkan sistem bagi hasil berdasarkan prinsip Profit Sharing

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yaitu yang dimaksud dengan

PENGGUNAAN METODE CAMELS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BANK BNI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin kompleks dan beragam. Oleh karena itu, kinerja bank harus

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat pesat. Hal ini terlihat dari data yang dipublikasikan Bank Indonesia

menjalankan usahanya berdasarkan prinsip kepercayaan. Di dalam menjalankan fungsi-fungsi bank, bank dituntut untuk berada dalam kondisi yang sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DI JAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bunga (riba), baik nominal sederhana, bunga berbunga, berbunga. investasi, termasuk di pasar modal dan asuransi.

Transkripsi:

ANALISIS KESEHATAN BANK RAKYAT INDONESIA PERBANKAN SYARIAH DENGAN PENDEKATAN PERATURAN BANK INDONESIA NO.9/1/PBI/2007 SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh: SUWARTI B 200 060 014 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semenjak krisis moneter melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 terjadi pesimisme sebagian masyarakat terhadap masa depan perekonomian, namun ada antusiasme baru terhadap ditetapkannya sistem ekonomi syariah. Masyarakat menganggap bahwa penerapan ekonomi syariah dipandang sebagai salah satu solusi dan resep mujarap kembalinya perekonomian nasional. Alasannya bahwa sistem ekonomi syariah sangat jauh berbeda dengan sistem ekonomi kapitalistik, perekonomian dijalankan atas hubungan penguasaan satu pihak terhadap pihak lain yang didasari oleh kekuatan kapital. Dalam ekonomi syariah, perekonomian dijalankan atas dasar saling menguntungkan (bagi hasil). Perekonomian yang dialami Bank Syariah sebenarnya tidak mengherankan. Hal itu tidak lepas dari keunggulan yang ditawarkan Bank Syariah kepada para peminjam yakni tidak diberlakukannya beban bunga yang mengandung unsur penindasan. Hal ini sangat jauh berbeda dengan bank konvensional setiap aliran pinjam harus dikenai kewajiban pembayaran bunga. Akibatnya setiap aliran dana keluar dari Bank tidak lebih dari alat pancing yang menyedot aliran dana 1

2 berikutnya dari masyarakat yang jumlahnya lebih besar karena adanya faktor bunga. Bank syari ah lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba. Bank syari ah yang memiliki filosofi utama kemitraan dan kebersamaan (sharing) dalam profit dan risk diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat terhadap layanan jasa perbankan yang sesuai dengan prinsip syari ah. Salah satu fungsi utama perbankan sebagai lembaga intermediasi adalah menerima simpanan dari nasabah yang kelebihan dana, dan meminjamkan kepada nasabah lain yang membutuhkan dana. Dalam sistem operasionalnya, perbankan syari ah pada dasarnya memiliki comparative advantage yang tidak dapat tersaingi sistem konvensional, yaitu digunakannya standar moral islami dalam kegiatan usahanya, dimana azas keadilan dan kemanfaatan bagi seluruh umat mampu mendorong terciptanya sinergi yang sangat bermanfaat bagi bank dan nasabahnya. Selain itu, penerapan prinsip bagi hasil sebagai salah satu prinsip pokok dalam kegiatan perbankan syari ah juga akan menumbuhkan rasa tanggungjawab pada masing-masing pihak, baik bank maupun debiturnya. Pertumbuhan Bank Syariah sendiri telah dimulai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia yang menggunakan prinsip syariah pada perbankan di Indonesia untuk pertama kalinya. PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk, didirikan pada tahun 1991 dan memulai kegiatan operasionalnya pada bulan mei 1992. Pendirian Bank Muamalat di prakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)

3 yang kemudian didukung oleh sekelompok pengusaha dan cendekiawan muslim. Sebagai suatu bank, BMI tetap melaksanakan operasionalnya sama dengan bank-bank konvensional lainnya selama tidak bertentangan dengan syariah. Namun semenjak itu, MUI mengeluarkan fatwanya pada tanggal 16 Desember 2003 yang menyatakan dengan tegas bahwa bunga bank adalah haram, serta diikuti dengan munculnya UU no. 10 tahun 1998 yang merupakan revisi dari no. 7 tahun 1992 yang menyatakan bahwa Bank Syariah tidak lagi berada di bawah peraturan pemerintah, melainkan sudah diatur berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang menunjukkan sudah adanya pengakuan secara tegas mengenai posisi Bank Syariah yang akan memberikan angin sejuk kepada perkembangan BI di Indonesia. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia cukup pesat, hal ini terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada desember 2003 terdapat 2 Bank Umum Syariah 8 Unit Usaha Syariah dengan total aset lebih dari 7,8 triliun rupiah (belum termasuk BPRS). Sedangkan pada desember 2007 di Indonesia terdapat 3 Bank Umum Syariah dan 26 Unit Usaha Syariah dengan total asset perbankan syariah di Indonesia sebesar lebih dari 36 triliun rupiah (belum termasuk BPRS). Hal ini merupakan pencapaian prestasi yang membanggakan bagi perbankan syariah di Indonesia, karena dalam waktu empat tahun perkembangan perbankan syariah sangat pesat(lebih dari 400%). Bank syariah dengan umur yang masih muda namun memiliki prestasi yang

4 sangat bagus, bahkan Bank Indonesia menargetkan pangsa pasar perbankan syariah pada akhir tahun 2008 sebesar 5% dari pangsa pasar perbankan nasional, meskipun pangsa pasarnya masih sebesar 1,76% (per Desember 2007). Dengan semakin ketatnya persaingan antar bank syariah maupun dengan bank konvesional, membuat bank syariah di tuntut untuk memiliki kerja yang bagus agar dapat bersaing dalam memperebutkan pasar perbankan nasional di Indonesia. Selain itu BI juga semakin memperketat dalam pengaturan dan pengawasan perbankan nasional. Karena BI tidak ingin mengulangi peristiwa di awal krisis ekonomi pada tahun 1997 dimana banyak bank dilikuidasi karena tidak sehat, yang pada akhirnya merugikan masyarakat. Salah satu penilaian yang dapat dilakukan adalah dengan menilai keuangan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank. Karena dapat menunjukkan kualitas bank melalui penghitungan rasio keuangannya. Untuk menghitung rasio keuangan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan bank yang dipublikasikan secara berkala. Almilia dan Herdiningtyas melakukan penelitian tentang kondisi bermasalah pada perbankan swasta di Indonesia periode 2000-2002. Hasil dari penelitian ini menunjukkan rasio yang memiliki perbedaan. Jurnal Ekonomi Islam; 114 Yunanto Adi Kusumo : Analisis Kinerja Keuangan... Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian ini adalah rasio CAMEL sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, yaitu CAR (Capital Adequancy Performing Loan), PPAP

5 (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) terhadap Aktiva Produktif, Pemenuhan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif), ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity), NIM (Net Interest Margin), BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Opreasional) serta LDR (Loan to Deposit Rasio). Sampel penelitian ini terdiri dari 16 bank sehat, 2 bank yang mengalami kebangkrutan dan 6 bank yang mengalami kesulitan keuangan. Samosir melakukan penelitian tentang kinerja Bank Mandiri setelah merger (tahun 1998-2001). Hasil penelitian ini menunjukkan kinerja Bank Mandiri setelah merger tidak berdampak positif atau dapat dikatakan tidak sehat jika dilihat dari rasio keuangan yang telah dikemukakan sebelumnya. Disamping itu, 70% pendapatan Bank Mandiri berasal dari pendapatan bunga obligasi pemerintah, justru pendapatan bunga dari pemberian kredit hanya sebesar 18% untuk tahun 2001. Dengan demikian, kinerja bank selama tiga tahun ini tidak lebih baik dibandingkan sebelum merger. Sementara itu, Bank Mandiri hanya diposisi keempat apabila dilihat efisiensi relatife diantara bank-bank pemerintah. Indikator yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan antara lain: Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Debt to Total Assets Ratio (DTAR). Hasil penelitian ini menunjukkan kinerja Bank Mandiri setelah merger tidak berdampak positif atau dapat dikatakan tidak sehat jika dilihat dari rasio keuangan yang telah dikemukakan sebelumnya. Disamping itu, 70% pendapatan Bank Mandiri berasal dari pendapatan bunga obligasi pemerintah, justru pendapatan bunga

6 dari pemberian kredit hanya sebesar 18% untuk tahun 2001. Dengan demikian, kinerja bank selama tiga tahun ini tidak lebih baik dibandingkan sebelum merger. Sementara itu, Bank Mandiri hanya diposisi keempat apabila dilihat efisiensi relatife diantara bank-bank pemerintah. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja bank syariah dan salah satunya adalah peraturan bank Indonesia No.9./1/PBI/2007 yang dalam penilaiannya menggunakan pendekatan CAMELS (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity, dan Sensitivity Market Risk) Ini merupakan alat ukur resmi yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk menghitung kesehatan bank syariah di Indonesia. Namun dalam penelitian ini penulis hanya menganalisis kinerja dari aspek keuangan saja yang terdiri dari Capital, Asset, Earning, Liquidity dan Sensitivity Market Risk, sehingga aspek management tidak termasuk dalam aspek yang dianalisis karena bukan bagian dari aspek keuangan suatu perusahaan. Dan salah satu bank syariah besar di Indonesia adalah Bank Syariah Mandiri yang memiliki aset lebih dari 12 triliun rupiah dan memiliki 231 unit jaringan kantor pelayanan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Karena merupakan salah satu bank syariah besar di Indonesia, sehingga kinerja BSM merupakan salah satu tolak ukur penilaian masyarakat akan kinerja bank syariah yang ada di Indonesia (Yunanato Adi Kusumo,2008). Pentingnya penelitian ini untuk menghitung kesehatan bank dengan menggunakan Rasio permodalan digunakan untuk mengukur kemampuan bank

7 dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan bank, rasio kualitas aktiva produktif digunakan untuk mengetahui kualitas aktiva produktif, Rasio rentabilitas merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba, Rasio likuiditas digunakan untuk menganalisis kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya, Rasio sensitivitas terhadap resiko pasar digunakan untuk menilai kemampuan keuangan bank dalam mengantisipasi perubahan resiko pasar yang disebabkan oleh pergerakan nilai tukar. Untuk mendapatkan kinerja keuangan dengan peringkat yang bagus, kelima rasio keuangan tersebut harus memiliki peringkat yang bagus juga, terutama rasio yang memiliki bobot tertinggi yaitu 50%. Sehingga jika rasio kualitas aktiva produktif meningkat mengakibatkan keuangan bank syariah tersebut juga akan meningkat, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, pihat manejemen harus selalu menperbaiki dan meningkatkan keuangannya, terutama untuk rasio kualitas aktiva produktif serta Market Risk yang kinerjanya masih perlu ditingkatkan lagi. Pada dasarnya penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Yunanto ADI Kusumo (2008) dengan obyek penelitian dan waktu penelitian yang digunakan berbeda namun variabel yang diteliti sama. Penelitian ini akan dilakukan pada PT Perbankan Syariah Bank rakyat Indonesia selama periode 2007-2009 Sehubungan dengan uraian diatas dan mengingat bahwa kesehatan suatu bank sangat penting, maka perlu dianalisis indikator indikator yang mempengaruhi kinerja perusahaan, sehingga penulis menyusus skripsi dengan

8 judul ANALISIS KESEHATAN BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN PENDEKATAN PERATURAN BANK INDONESIA NO. 9/1/PBI/2007 B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Kesehatan perbankan syariah dengan pendekatan Peraturan bank indonesia N0.9/1/PBI /2007 ditinjau dari analisis rasio keuangan yang terdiri dari rasio solvabilitas(capital, kualitas aktiva produktif (asset quality), likuiditas (earning), rentabilitas (liquidity) dan sensitivitas terhadap resiko pasar (sensitivity to market risk)selama periode 2007-2009. C. Batasan Masalah Mengingat adanya keterbatasan waktu, keilmuwan dan kemampuan penulis, maka penulis membatasi masalah pada aspek keuangan pada PT. Bank Syariah Bank Rakyat Indonesia sesuai dengan Peraturan bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 yang terdiri dari rasio permodalan (capital), yakni dengan menghitung,kewajiban penyediaan modal minimum Rasio keuangan untuk mengukur kualitas aktiva produktif (asset quality) Rasio rentabilitas (earning) dengan menghitung NOM (Net Operating Margin), Rasio likuiditas (liquidity) dengan menghitung STM (Short Term Mismatch) dan rasio sensitivitas terhadap resiko pasar (sensitivity to market risk).

9 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan pembatasan masalah yang dipaparkan diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan kesehatan PT Bank Syariah Bank Rakyat Indonesia menggunakan rasio solvabilitas (capital), kualitas aktiva produktif (asset quality), rentabilitas (earning), likuiditas(liquidity) dan sensitivitas terhadap resiko pasar (sensitivity to market risk). E. Manfaat Penelitian Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat atau kegunaan bagi semua. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain: 1. Bagi peneliti Dapat menambah pengetahuan peneliti khususnya mengenai analisis kesehatan dengan menggunakan analisa rasio-rasio keuangan sesuai yang telah diperoleh dibangku kuliah. 2. Bagi pihak lain Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan dan referensi yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan kesehatan bank.

10 F. Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan dalam penyusunan skripsi adalah: BAB I PENDAHULUAN Bab ini mengemukakan tentang alasan-alasan yang dijadikan latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang uraian mengenai teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti yaitu penjelasan tentang kesehatan bank, analisa laporan keuangan,rasio keuangan, serta gambaran umum tentang perbankan syariah. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan metode penelitian yang terdiri atas metode pengumpulan data,pengukuran rasio dan metode analisis data. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan data yang digunakan,pengolahan data, hasil analisis, dan pembahasan. BAB V PENUTUP Bab ini memuat tentang hasil akhir penelitian yang merupakan kesimpulan,keterbatasan penelitian, saran dan implikasi dari analisis yang telah dilakukan.