Respons Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Jenis Mulsa Dan Pemberian Urine Sapi

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (560) :

Respons Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Aplikasi Mulsa dan Perbedaan Jarak Tanam

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Jenis Mulsa Dan Pupuk Kandang Ayam

SKRIPSI. Oleh : ERNIKA SEPTYMA BR PARDEDE/ AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

SKRIPSI OLEH : RIRI AZYYATI / BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBELAHAN UMBI BIBIT PADA BEBERAPA JARAK TANAM

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4.No.4, Desember 2016 (648);

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN URIN DOMBA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BEBERAPA JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH(Allium ascalonicum L.

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L,) VARIETAS KUNING TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS KASCING DAN PUPUK NPK

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS KULIT BUAH KOPI SKRIPSI OLEH:

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Dosis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit dan Tipe Pemotongan Umbi

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (578) :

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN EM 4 (Effective Microorganisms 4 )

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN URINE DOMBA ABSTRACT

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

Respon Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Medan Pada Tanah Terkena Debu Vulkanik dengan Pemberian Bahan Organik

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Kompos TKKS dan Jarak Tanam di Dataran Rendah

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI PAKHCOY (Brassica rapa. L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KASCING SKRIPSI OLEH:

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Pemberian Pupuk Bokashi dan Frekuensi Pembumbunan

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. Var. TUKTUK) ASAL BIJI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KALIUM DAN JARAK TANAM

JurnalAgroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.6.No.1, Januari 2018 (3): 14-19

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) TERHADAP PEMBERIAN MULSA DAN BERBAGAI METODE OLAH TANAH SKRIPSI

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L) TERHADAP KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN AIR KELAPA SKRIPSI OLEH :

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK HAYATI PADA BERBAGAI MEDIA TANAM

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum L.) DATARAN RENDAH TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SKRIPSI.

PENDAHULUAN. dan pengganti antibiotik, menurunkan tekanan darah, kolestrol serta penurunan

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT AREN ( Arenga pinnata Merr.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR SKRIPSI OLEH : MANAHAN BDP Pemuliaan Tanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Dosis Pupuk Kalium dan Frekwensi Pembumbunan

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH :

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

Gusti Handayani, Jonatan Ginting, Haryati Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan Corresponding author:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

RESPON TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascolonicum L. ) VARIETAS TUK TUK TERHADAP PENGATURAN JARAK TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR NASA

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN MINERAL ZEOLIT DAN NITROGEN SKRIPSI

PENGARUH UKURAN FISIK DAN JUMLAH UMBI PER LUBANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicuml.) MENGGUNAKAN MEDIA DAN BAHAN TANAM BERBEDA

PENGARUH POPULASI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADA SISTEM POLA TUMPANG SARI SKRIPSI

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (35):

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR SKRIPSI MUHAMMAD RIZKY ANDRY AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PENGARUH BOBOT MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) KULTIVAR KUTILANG

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL APLIKASI EKSTRAK DAUN INSULIN (Thitonia difersifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP PERBANDINGAN PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK KIMIA

Lampiran 1. Tabel Tinggi Tanaman 2 MST (cm) Ulangan

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) AKIBAT PERBEDAAN JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA(Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR ORGANIK URIN KAMBING PADA BEBERAPA JARAK TANAM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

DOSIS PUPUK CAIR ANORGANIK DAN JARAK TANAM BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. var. TUK TUK ) ASAL BIJI

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Hibrida Terhadap Pemberian Kompos Limbah Jagung dan Pupuk KCl

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata Sturt) TERHADAP PEMBERIAN LIMBAH KOPI DAN TEPUNG DARAH SAPI SKRIPSI OLEH :

PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) VARIETAS TOSAKAN DAN DORA

Agrium, April 2012 Volume 17 No 2

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard.) TERHADAP KONSENTRASI PACLOBUTRAZOL DAN DOSIS PUPUK NPK

BAHAN METODE PENELITIAN

PENGARUH URINE SAPI TERFERMENTASI DENGAN DOSIS DAN INTERVAL PEMBERIAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) terhadap Pemberian Giberelin dan Pupuk TSP

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA DATARAN RENDAH DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN NPK

SKRIPSI OLEH : MARIA MASELA S. SITANGGANG/ AGROEKOTEKNOLOGI

PENGARUH MACAM MULSA DAN DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa, L.) VAR. NEW GRAND RAPID

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

Transkripsi:

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Dan Pemberian Urine Sapi Response in growth and production of shallot (Allium ascalonicum L.) to types of mulch and cow s urine concentration Dedy Perdata Sembiring, Rosita Sipayung*, E. Harso Kardhinata Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155 *Corresponding author : rosita_sipayung@yahoo.co.id ABSTRACT The aim of this research was to evaluate the influence of types of mulch and dose of cow s urine on the growth and production of shallot. The research was conducted at the experimental field of Agricultural Faculty, North Sumatra University which about ± 25 metres above sea level, from April to July 2015. The researh was arranged by randomized block design with two factors, i.e: types of mulch (no mulch, silver black plastic, black plastic, and rice straw) and dose of cow s urine (0, 500, 600, 700 ml/plot). Parameter observed were plant height, number of leaves per clump, number of tillers per clump, diameter of bulbs per sample, bulb fresh weight per sample, bulb dry weight per sample, bulb fresh weight per plot, and bulb dry weight per plot. The results showed that the type of mulch significantly affect to number of tillers per clump parameter at 3 weeks after planting. The aplication of cow s urine did not give significant effect to all parameters observed. Keywords : cow s urine, shallot, types of mulch ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis mulsa dan dosis tertentu yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah. Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 25 meter di atas permukaan laut, pada bulan April hingga Juli 2015. Metode penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor yaitu jenis mulsa (tanpa mulsa, mulsa plastik hitam perak, mulsa plastik hitam, mulsa jerami) dan (tanpa urine sapi, 500 ml/plot, 600 ml/plot, dan 700 ml/plot). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun per rumpun, jumlah anakan per rumpun, diameter umbi per sampel, bobot basah umbi per sampel, bobot kering umbi per sampel, bobot basah umbi per plot, dan bobot kering umbi per plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis mulsa berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah anakan per rumpun pada umur 3 MST. Pemberian urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter pengamatan. Kata kunci : bawang merah, jenis mulsa, urine sapi PENDAHULUAN Bawang merah merupakan tanaman sayuran yang memiliki banyak manfaat serta cukup populer di kalangan masyarakat. Salah satu manfaat yaitu, hampir pada setiap masakan, sayuran ini selalu ditambahkan karena berfungsi sebagai bumbu penyedap rasa. Selain itu, masih banyak manfaat lain yang bisa didapat dari bawang merah, seperti untuk obat tradisional. Badan Pusat Statistik (BPS) (2014) mencatat produksi bawang merah di Sumatera Utara pada tahun 2013 sebesar 8.305 ton. Dibandingkan produksi tahun 2012, produksi menurun sebesar 5.851 ton (41.33%). 1673

Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya produktivitas sebesar 1.03 ton per hektar (11.50%) dan penurunan luas panen sebesar 533 hektar (33.71%). Sentra penghasil bawang merah di Sumatera Utara yaitu di kabupaten Dairi, Simalungun dan Samosir. Kebutuhan bawang merah di Sumatera Utara mencapai 66.420 ton, sehingga untuk memenuhi kebutuhan bawang merah, dilakukan impor dari luar negeri. Untuk mengatasi masalah tersebut ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian agar produksi yang diharapkan dapat tercapai. Selain dari sistem budidayanya, faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Bawang merah tidak tahan kekeringan karena akarnya yang pendek. Selama pertumbuhan dan perkembangan umbi, dibutuhkan air yang cukup banyak. Namun, tanaman bawang merah tidak tahan terhadap tempat yang tergenang air. Banyaknya air di musim hujan dapat menyebabkan timbulnya penyakit yang disebabkan oleh cendawan (Rahayu dan Berlian, 1999). Berbagai upaya dilakukan untuk dapat memanipulasi lingkungan tanaman diantaranya dengan pemberian mulsa. Penggunaan mulsa bertujuan untuk mencegah kehilangan air dari tanah sehingga kehilangan air dapat dikurangi dengan memelihara temperatur dan kelembaban tanah (Mulyatri, 2003). Aplikasi mulsa merupakan salah satu upaya menekan pertumbuhan gulma, memodifikasi keseimbangan air, suhu dan kelembaban tanah serta menciptakan kondisi yang sesuai bagi tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik (Fithriadi, 2000). Hasil penelitian Tabrani et al. (2005) menunjukkan penggunaan mulsa alang alang, plastik transparan dan mulsa plastik hitam perak berpengaruh terhadap semua parameter bawang merah yang diamati. Hasil penelitian Ansar (2012) pada tanaman bawang merah menunjukkan bahwa pemberian mulsa jerami padi dan mulsa plastik hitam dapat meningkatkan bobot segar umbi per hektar masing-masing 29.3 % dan 24.7 % dibanding tanpa mulsa. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi bawang merah adalah dengan mengintensifkan penggunaan lahan dan pemberian pupuk yang optimal. Pemberian pupuk organik sangat baik digunakan untuk memperbaiki sifat fisik kimia dan biologi tanah, meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah dan lebih ramah terhadap lingkungan (Yetti dan Elita, 2008). Sistem pemanfaatan limbah ternak sebagai pupuk organik pada tanaman pertanian semakin lama semakin berkembang tetapi para petani masih sedikit yang menerapkannya. Padahal jika limbah peternakan urin sapi diolah menjadi pupuk organik mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah karena memiliki bermacam-macam jenis kandungan unsur hara yang diperlukan tanah selain itu juga menghasilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan (Affandi, 2008). Urine sapi merupakan kotoran ternak yang berbentuk cair. Selama ini urine sapi dibuang karena dianggap kotor juga bau, dan ternyata urine memiliki manfaat menjadi pupuk cair bagi tanaman. Urine sapi cocok untuk tanaman sayur-sayuran karena dapat meningkatkan hasil produksi (Aisyah et al., 2011). Pupuk kandang sapi terdiri atas 70% bahan padat dan 30% bahan cair (urine) (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002). Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui tanggap pertumbuhan dan produksi bawang merah terhadap jenis mulsa dan. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian ± 25 meter diatas permukaan laut, yang dimulai pada bulan April 2015 sampai dengan Juli 2015. Bahan yang digunakan yaitu bibit bawang merah varietas Medan asal Samosir, mulsa plastik hitam perak, mulsa plastik hitam, mulsa jerami padi, urine sapi, urea, 1674

TSP, dan KCl, dan fungisida berbahan aktif propineb. Alat yang digunakan yaitu cangkul, pisau/cutter, handsprayer, pacak sampel, meteran, timbangan digital, gembor, jangka sorong digital, dan alat tulis. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor I : Penggunaan mulsa (M) dengan 4 jenis, terdiri atas M0 : Tanpa mulsa. M1 : mulsa plastik hitam perak. M2 : mulsa plastik hitam. M3 : mulsa jerami padi. Faktor II : Pemberian urine sapi (U) dengan 4 taraf, terdiri atas U0 : tanpa urine sapi. U1 : urine sapi 500 ml/plot. U2 : urine sapi 600 ml/plot. U3 : urine sapi 700 ml/plot. Data yang berpengaruh nyata setelah dianalisis maka dilanjutkan dengan uji beda rataan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% (Steel and Torrie, 1993). Pelaksaan penelitian meliputi persiapan lahan, persiapan bahan tanam, pemupukan, pemberian mulsa, penanaman, aplikasi urine sapi, pemeliharaan tanaman yang meliputi penyiraman, penyulaman, penyiangan dan pembumbunan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, panen dan pengeringan. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun per rumpun (helai), jumlah anakan per rumpun (anakan), diameter umbi per sampel (mm), bobot basah umbi per sampel (g), bobot kering jual per sampel (g), bobot basah umbi per plot (g), dan bobot kering jual per plot (g). HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman (cm) diketahui bahwa perlakuan jenis mulsa dan serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman yang diamati. Rataan tinggi tanaman bawang merah umur 2-7 MST pada perlakuan jenis mulsa dan dapat dilihat pada Tabel 1. Penggunaan jenis mulsa berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun per rumpun, jumlah anakan per rumpun, dan diameter. Hal ini disebabkan pengaruh cuaca pada saat penelitian yang dominan hujan sehingga curah hujan tinggi yaitu sebesar 249.8 mm menyebabkan rendahnya suhu tanah yang berpengaruh terhadap kelembaban tanah meningkat, sehingga perlakuan pemulsaan tidak memberikan pengaruh yang signifikan atau hampir tidak ada perbedaan antara tanpa mulsa dengan perlakuan yang menggunakan mulsa. Penggunaan mulsa berfungsi untuk menurunkan suhu tanah yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman kurang optimal. Hal ini sesuai dengan Tabrani et al. (2005) yang menyatakan bahwa mulsa plastik hitam perak menyebabkan tanah menjadi lembab dan lebih gelap sehingga kemungkinan suhu tanah dapat diturunkan. Hasil penelitian Ansar (2012), meyatakan bahwa mulsa jerami padi menurunkan suhu tanah rata-rata 2,5 %, sedangkan mulsa plastik hitam meningkatkan suhu tanah rata-rata 1,3 % dibanding tanpa mulsa. Pemberian urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap semua jenis parameter pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, diameter umbi, bobot basah per sampel, bobot kering per sampel, bobot basah per plot dan bobot kering per plot. Hal ini diduga dikarenakan kesanggupan tanah dalam menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan kandungan unsur hara pada urine sapi yang sangat sedikit sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan hara pada tanaman. Selain itu diduga karena tekstur tanah yang liat pada lahan penelitian menyebabkan daya serap tanaman menjadi rendah sehingga kurang cocok untuk bawang merah. Hal ini juga diduga karena faktor curah hujan yang tinggi yaitu 249.8 mm pada saat aplikasi urine sapi mengakibatkan terjadi pencucian oleh air hujan, sehingga unsur hara yang terkandung dalam urine sapi menjadi berkurang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Musnamar (2003), yang menyatakan bahwa kandungan unsur hara dapat hilang karena beberapa faktor, antara lain penguapan, pencucian, penyerapan, 1675

dekomposisi dan penyimpanan. Selain kehilangan dalam bentuk ammonia (menguap), juga terjadi pencucian senyawa nitrat oleh air hujan. Pencucian ini berlaku juga untuk unsur K dan P. Tabel 1. Rataan tinggi tanaman bawang merah umur 2-7 MST pada perlakuan jenis mulsa dan Umur (mulsa (mulsa Rataan (tanpa (mulsa plastik plastik jerami mulsa) hitam perak) hitam) padi)... cm U 0 (tanpa urine sapi) 18.81 19.59 18.92 21.19 19.63 U 1 (dosis 500ml/plot) 17.23 19.92 19.57 18.71 18.86 2 MST U 2 (dosis 600ml/plot) 19.05 18.73 19.69 18.87 19.09 U 3 (dosis 700ml/plot) 18.65 21.09 20.65 18.71 19.78 Rataan 18.43 19.83 19.71 19.37 19.34 U 0 (tanpa urine sapi) 23.77 25.85 23.45 27.51 25.14 U 1 (dosis 500ml/plot) 21.64 26.37 24.53 24.67 24.30 3MST U 2 (dosis 600ml/plot) 25.68 25.03 26.02 27.03 25.94 U 3 (dosis 700ml/plot) 24.22 25.67 26.44 24.77 25.27 Rataan 23.83 25.73 25.11 26.00 25.16 U 0 (tanpa urine sapi) 25.71 28.90 25.09 28.75 27.11 U 1 (dosis 500ml/plot) 25.81 28.52 26.25 26.61 26.80 4 MST U 2 (dosis 600ml/plot) 28.47 26.61 27.61 28.83 27.88 U 3 (dosis 700ml/plot) 25.96 27.05 28.00 26.94 26.99 Rataan 26.49 27.77 26.74 27.78 27.19 U 0 (tanpa urine sapi) 26.97 31.11 27.22 30.47 28.94 U 1 (dosis 500ml/plot) 28.45 30.49 28.34 28.88 29.04 5 MST U 2 (dosis 600ml/plot) 31.30 28.07 29.31 30.93 29.90 U 3 (dosis 700ml/plot) 27.79 27.35 30.07 28.79 28.50 Rataan 28.63 29.26 28.74 29.77 29.10 U 0 (tanpa urine sapi) 28.31 32.98 29.97 31.48 30.68 U 1 (dosis 500ml/plot) 30.72 32.33 29.65 30.25 30.74 6 MST U 2 (dosis 600ml/plot) 32.03 29.17 30.93 31.88 31.00 U 3 (dosis 700ml/plot) 29.25 28.60 32.14 28.15 29.54 Rataan 30.08 30.77 30.67 30.44 30.49 U 0 (tanpa urine sapi) 28.68 33.21 30.57 31.49 30.99 U 1 (dosis 500ml/plot) 31.07 32.23 29.42 31.39 31.03 7 MST U 2 (dosis 600ml/plot) 32.30 29.56 31.41 32.75 31.51 U 3 (dosis 700ml/plot) 29.51 28.04 33.50 28.51 29.89 Rataan 30.39 30.76 31.23 31.03 30.85 Jumlah Daun per Rumpun (helai) berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun per rumpun. Rataan jumlah daun per rumpun bawang merah umur 2-7 MST pada perlakuan jenis mulsa dan pemberian urine sapi dapat dilihat pada Tabel 2. 1676

Tabel 2. Rataan jumlah daun per rumpun bawang merah umur 2-7 MST pada perlakuan jenis mulsa dan Umur (tanpa mulsa) (mulsa plastik hitam perak) (mulsa plastik hitam) (mulsa jerami padi) Rataan 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST helai. U 0 (tanpa urine sapi) 5.67 7.13 6.20 6.87 6.47 U 1 (dosis 500ml/plot) 7.27 8.33 6.60 6.20 7.10 U 2 (dosis 600ml/plot) 6.33 6.27 6.40 7.47 6.62 U 3 (dosis 700ml/plot) 6.60 7.07 6.80 6.53 6.75 Rataan 6.47 7.20 6.50 6.77 6.73 U 0 (tanpa urine sapi) 9.60 11.67 9.33 10.20 10.20 U 1 (dosis 500ml/plot) 10.27 13.07 9.67 11.27 11.07 U 2 (dosis 600ml/plot) 10.00 10.80 10.73 12.40 10.98 U 3 (dosis 700ml/plot) 11.53 10.80 12.13 9.47 10.98 Rataan 10.35 11.58 10.47 10.83 10.81 U 0 (tanpa urine sapi) 11.80 13.87 11.73 11.33 12.18 U 1 (dosis 500ml/plot) 13.40 14.07 11.00 12.60 12.77 U 2 (dosis 600ml/plot) 11.87 13.40 13.73 14.53 13.38 U 3 (dosis 700ml/plot) 14.73 11.67 14.93 10.80 13.03 Rataan 12.95 13.25 12.85 12.32 12.84 U 0 (tanpa urine sapi) 14.13 16.33 14.13 14.00 14.65 U 1 (dosis 500ml/plot) 16.40 19.00 12.40 15.27 15.77 U 2 (dosis 600ml/plot) 13.73 16.27 17.73 16.80 16.13 U 3 (dosis 700ml/plot) 17.60 13.73 17.93 12.93 15.55 Rataan 15.47 16.33 15.55 14.75 15.53 U 0 (tanpa urine sapi) 15.53 18.73 16.27 15.53 16.52 U 1 (dosis 500ml/plot) 18.13 22.60 14.13 16.47 17.83 U 2 (dosis 600ml/plot) 14.40 18.47 20.00 19.53 18.10 U 3 (dosis 700ml/plot) 19.80 15.27 19.67 13.27 17.00 Rataan 16.97 18.77 17.52 16.20 17.36 U 0 (tanpa urine sapi) 15.60 19.00 15.67 22.20 18.12 U 1 (dosis 500ml/plot) 16.93 21.60 13.80 15.20 16.88 U 2 (dosis 600ml/plot) 13.47 17.53 19.87 19.00 17.47 U 3 (dosis 700ml/plot) 19.20 15.07 19.93 12.33 16.63 Rataan 16.30 18.30 17.32 17.18 17.28 Jumlah Anakan per Rumpun (anakan) diketahui bahwa jenis mulsa berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan per rumpun pada umur 3 MST dan berpengaruh tidak nyata pada umur 2 MST, 4 MST, 5 MST, 6 MST, dan 7 MST. Sedangkan pemberian urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah anakan per rumpun serta interaksi antara keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah anakan per rumpun. Rataan jumlah anakan per rumpun bawang merah umur 2-7 MST pada perlakuan jenis mulsa dan pemberian urine sapi dapat dilihat pada Tabel 3. Dari Tabel 3 menunjukkan jumlah anakan bawang merah umur 3 MST terbanyak diperoleh pada perlakuan M1 (mulsa plastik hitam perak) yaitu 3.08 anakan yang berbeda nyata dengan perlakuan M0 (tanpa mulsa) yaitu 2.98 anakan, M2 (mulsa plastik hitam) yaitu 2.72 anakan, dan M3 (mulsa jerami padi) yaitu 2.62 anakan. 1677

Tabel 3. Rataan jumlah anakan per rumpun bawang merah umur 2-7 MST pada perlakuan jenis mulsa dan Umur (mulsa (mulsa Rataan (tanpa (mulsa plastik plastik jerami mulsa) hitam perak) hitam) padi) anakan U 0 (tanpa urine sapi) 2.13 2.47 2.13 2.13 2.22 U 1 (dosis 500ml/plot) 2.53 2.67 2.00 2.13 2.33 2 MST U 2 (dosis 600ml/plot) 2.33 2.27 2.07 2.47 2.28 U 3 (dosis 700ml/plot) 2.53 2.27 2.53 2.07 2.35 Rataan 2.38 2.42 2.18 2.20 2.30 U 0 (tanpa urine sapi) 2.67 3.07 2.53 2.60 2.72 U 1 (dosis 500ml/plot) 3.47 3.47 2.60 2.73 3.07 3 MST U 2 (dosis 600ml/plot) 2.60 3.00 2.80 2.87 2.82 U 3 (dosis 700ml/plot) 3.20 2.80 2.93 2.27 2.80 Rataan 2.98ab 3.08a 2.72bc 2.62c 2.85 U 0 (tanpa urine sapi) 3.27 3.40 2.80 3.07 3.13 U 1 (dosis 500ml/plot) 3.93 3.73 3.00 3.27 3.48 4 MST U 2 (dosis 600ml/plot) 2.80 3.53 3.47 3.40 3.30 U 3 (dosis 700ml/plot) 3.87 3.33 3.33 2.80 3.33 Rataan 3.47 3.50 3.15 3.13 3.31 U 0 (tanpa urine sapi) 3.27 3.53 2.93 3.47 3.30 U 1 (dosis 500ml/plot) 4.00 4.07 3.00 3.33 3.60 5 MST U 2 (dosis 600ml/plot) 2.80 3.67 3.73 3.53 3.43 U 3 (dosis 700ml/plot) 4.00 3.47 3.67 3.00 3.53 Rataan 3.52 3.68 3.33 3.33 3.47 U 0 (tanpa urine sapi) 3.33 3.73 3.13 3.47 3.42 U 1 (dosis 500ml/plot) 4.00 4.13 3.20 3.47 3.70 6 MST U 2 (dosis 600ml/plot) 2.93 3.80 3.80 3.53 3.52 U 3 (dosis 700ml/plot) 4.07 3.60 4.00 3.33 3.75 Rataan 3.58 3.82 3.53 3.45 3.60 U 0 (tanpa urine sapi) 3.93 3.80 3.33 3.53 3.65 U 1 (dosis 500ml/plot) 4.27 4.73 3.27 3.73 4.00 7 MST U 2 (dosis 600ml/plot) 3.00 4.13 4.13 4.40 3.92 U 3 (dosis 700ml/plot) 4.27 3.87 4.20 3.60 3.98 Rataan 3.87 4.13 3.73 3.82 3.89 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris yang sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5% Penggunaan jenis mulsa yang berbeda berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah anakan (Tabel 3) pada umur 3 MST. Rataan jumlah anakan terbanyak diperoleh pada mulsa plastik hitam perak dan rataan terendah diperoleh pada perlakuan mulsa jerami padi. Hal ini diduga karena masih adanya unsur hara dari pemberian pupuk dasar yang masih tersimpan di dalam tanah dan rendahnya pertumbuhan gulma akibat adanya mulsa. Hal ini dikarenakan mulsa plastik hitam perak dapat menjaga kelembaban tanah dan memberikan kondisi yang baik bagi pertumbuhan anakan bawang merah. Gulma pada mulsa plastik hitam perak tidak dapat berkembang dengan baik karena warna gelap pada mulsa dapat menghambat pertumbuhan gulma. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mawardi (2000), yang menyatakan bahwa plastik berwarna hitam dapat menghambat pertumbuhan gulma dan dapat menyerap panas matahari lebih banyak. Sementara 1678

mulsa plastik perak dapat memantulkan kembali sebagian cahaya yang diserap sehingga dapat meningkatkan laju fotosintesis. Gambar 1. Histogram hubungan jenis mulsa dengan jumlah anakan per rumpun 3 MST Diameter Umbi per Sampel (mm) berpengaruh tidak nyata terhadap diameter umbi per sampel. Rataan diameter umbi per sampel bawang merah pada perlakuan jenis mulsa dan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan diameter umbi per sampel bawang merah pada perlakuan jenis mulsa dan (mulsa (mulsa Rataan (tanpa (mulsa plastik plastik jerami mulsa) hitam perak) hitam) padi) mm U 0 (tanpa urine sapi) 19.76 22.46 21.75 21.46 21.36 U 1 (dosis 500ml/plot) 20.00 21.82 21.33 22.49 21.41 U 2 (dosis 600ml/plot) 22.37 20.18 23.29 23.66 22.37 U 3 (dosis 700ml/plot) 21.47 21.30 21.31 21.91 21.50 Rataan 20.90 21.44 21.92 22.38 21.66 Bobot Basah Umbi per Sampel (g) berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah umbi per sampel. Rataan bobot basah umbi per sampel bawang merah pada perlakuan jenis mulsa dan dapat dilihat pada Tabel 5. 1679

Tabel 5. Rataan bobot basah umbi per sampel bawang merah pada perlakuan jenis mulsa dan (mulsa (mulsa Rataan (tanpa (mulsa plastik plastik jerami mulsa) hitam perak) hitam) padi) g U 0 (tanpa urine sapi) 20.09 30.81 23.37 25.38 24.91 U 1 (dosis 500ml/plot) 19.86 34.69 20.81 28.52 25.97 U 2 (dosis 600ml/plot) 22.78 27.32 29.30 38.57 29.49 U 3 (dosis 700ml/plot) 27.27 21.53 29.87 25.68 26.09 Rataan 22.50 28.59 25.83 29.54 26.61 Bobot Kering Umbi per Sampel (g) berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering umbi per sampel. Rataan bobot kering umbi per sampel bawang merah pada perlakuan jenis mulsa dan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rataan bobot kering umbi per sampel bawang merah pada perlakuan jenis mulsa dan (mulsa (mulsa (mulsa Rataan (tanpa plastik plastik jerami mulsa) hitam perak) hitam) padi) g U 0 (tanpa urine sapi) 15.43 25.98 17.46 20.30 19.79 U 1 (dosis 500ml/plot) 15.42 27.29 16.21 24.43 20.84 U 2 (dosis 600ml/plot) 18.02 22.61 24.88 32.71 24.56 U 3 (dosis 700ml/plot) 21.61 17.27 24.00 20.23 20.78 Rataan 17.62 23.29 20.64 24.42 21.49 Bobot Basah Umbi per Plot (g) berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah umbi per plot. Rataan bobot basah umbi per plot bawang merah pada perlakuan jenis mulsa dan dapat dilihat pada Tabel 7. Penggunaan jenis mulsa berpengaruh tidak nyata terhadap parameter bobot basah per sampel, bobot kering umbi per sampel, bobot basah umbi plot dan bobot kering per plot. Hal ini disebabkan pengaruh cuaca pada saat penelitian yang dominan hujan sehingga curah hujan tinggi yaitu 249.8 mm menyebabkan rendahnya suhu tanah yang berpengaruh terhadap kelembaban tanah meningkat sehingga menyebabkan timbulnya penyakit seperti alternaria porri yang berakibat pada busuknya umbi yang menyebabkan kehilangan produksi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rahayu dan Berlian (1999), yang menyatakan bahwa tanaman bawang merah tidak tahan terhadap tempat yang tergenang air. Banyaknya air di musim hujan dapat menyebabkan timbulnya penyakit yang disebabkan oleh cendawan. 1680

Tabel 7. Rataan bobot basah umbi per plot bawang merah pada perlakuan jenis mulsa dan (mulsa (mulsa (mulsa Rataan (tanpa plastik hitam plastik jerami mulsa) perak) hitam) padi) g U 0 (tanpa urine sapi) 502.17 770.23 584.13 634.38 622.73 U 1 (dosis 500ml/plot) 496.48 867.32 600.13 712.88 649.20 U 2 (dosis 600ml/plot) 569.50 682.90 732.43 964.15 737.25 U 3 (dosis 700ml/plot) 681.77 538.27 746.78 642.08 652.23 Rataan 562.48 714.68 645.87 738.38 665.35 Bobot Kering Umbi per Plot (g) berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering umbi per plot. Rataan bobot kering umbi per plot bawang merah pada perlakuan jenis mulsa dan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Rataan bobot kering umbi per plot bawang merah pada perlakuan jenis mulsa dan (mulsa (mulsa (mulsa Rataan plastik (tanpa mulsa) plastik jerami hitam hitam) padi) perak) g U 0 (tanpa urine sapi) 385.83 649.53 436.41 507.43 494.80 U 1 (dosis 500ml/plot) 385.55 682.17 405.28 610.82 600.95 U 2 (dosis 600ml/plot) 450.52 565.20 622.12 817.73 613.89 U 3 (dosis 700ml/plot) 540.27 431.67 600.05 505.63 519.40 Rataan 440.54 582.14 515.96 610.40 537.26 SIMPULAN Jenis mulsa hanya berpengaruh nyata pada parameter jumlah anakan per rumpun pada umur 3 MST, jumlah anakan per rumpun tertinggi terdapat pada penggunaan mulsa plastik hitam perak dan terendah pada mulsa jerami padi. Pemberian urine sapi hingga dosis mencapai 700 ml/plot masih belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua parameter yang diamati. Tidak terdapat pengaruh interaksi antara penggunaan jenis mulsa dan terhadap semua parameter yang diamati. DAFTAR PUSTAKA Affandi. 2008. Pemanfaatan Urine Sapi yang Difermentasi sebagai Nutrisi Tanaman.http://affandi21.xanga.com/64403835 9/pemanfaatan urie sapi yang difermentasi sebagai nutrisi tanaman/ Diakses 20 Februari 2015. Ansar, M. 2012. Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Merah Pada Keragaman Ketinggian Tempat. Disertasi. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Aisyah, S., Novianti, S. dan Bakhendri, S. 2011. Pengaruh Urine Sapi 1681

Terfermentasi Dengan Dosis Dan Interval Pemberian Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.). Jurnal Agroteknologi, Vol. 2 No. 1. Badan Pusat Statistik. 2014. Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sumatera Utara No. 54/08/14/Th. XVII, 04 Agustus 2014. Biro Statistik Sumatera Utara, Medan. Fithriadi, R. 2000. Pengelolaan Sumberdaya Lahan Kering di Indonesia; Kumpulan Informasi. Hal 80-81. Jakarta: Pusat Penyuluhan Kehutanan. Mawardi. 2000. Pengujian mulsa plastik pada tanaman melon. Agrista 2: 175-180. Musnamar, E. I., 2003. Pupuk Organik Padat : Pembuatan dan Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta. Mulyatri. 2003. Peranan pengolahan tanah dan bahan organik terhadap konservasi tanah dan air. Pros. Sem. Nas. Hasil-hasil Penelitian dan Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi. Hal. 90-95. Rahayu, E., dan N. Berlian VA. 1999. Bawang Merah. Penebar Swadaya, Jakarta. Steel, R. G. D., J. H. Torrie, 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sutedjo, M. M dan A. G. Kartasapoetra. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Bina Aksara, Jakarta. Hal. 104. Tabrani, G., R. Arisanti dan Gusmawartati. 2005. Peningkatan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) dengan Pemberian Pupuk KCl dan Mulsa. J. Sagu 4(1):24-31. Yetti, H dan E. Elita. 2008. Penggunaan Pupuk Organik dan KCl pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). J. Sagu 7(1):13-18. 1682