BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribrusi penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1. Latar Belakang Setiap negara memiliki tujuan untuk senantiasa melindungi, mensejahterakan, dan serta memakmurkan setiap warga negaranya. Hal ini berlaku juga untuk Negara Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 mengenai tujuan Negara Indonesia. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, setiap negara harus memiliki good government (penyelenggaraan pemerintahan yang baik). Good government dapat diwujudkan dengan dimulai dari terciptanya good governance. Good governance terdiri dari dua kata yaitu good (baik) dan governance. Menurut S.P.Chavan (2013) Governance memiliki pengertian proses pengambilan keputusan dan proses oleh siapa keputusan tersebut di-implementasi (atau tidak di-implementasi). Analisis mengenai governance berfokus pada aktor formal dan informal terkait pengambilan keputusan dan pengimplementasikan keputusan tersebut dan struktur formal dan informal yang telah ditetapkan untuk mengimplementasi keputusan tersebut, sehingga good governance adalah istilah yang digunakan dalam literatur internasional untuk menjelaskan bagaimana institusi publik berhubungan dengan publik dan mengatur sumber daya publik.
Berdasarkan Komisi Hak Asasi Manusia Persatuan Bangsa Bangsa, atribut kunci pada good governance meliputi transparansi, responsibilitas, akuntabilitas, partisipasi dan kecepatan merespons kebutuhan masyarakat. Karakteristik good governance berdasarkan komisi ekonomi dan social untuk asia pasifik Persatuan Bangsa-Bangsa terbagi menjadi 8 karakter utama, yaitu: aturan hukum (rule of law), kecepatan merespons (Responsiveness), patisipasi (Participation), kesamaan (Equity), transparansi (Transparency), akuntabilitas (Accountability), berbasis konsensus (Consensus Oriented), efektivitas dan efisiensi (Effectiveness and Efficiency). Akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (Stanbury, 2003). Akuntabilitas terhubung dengan beberapa konsep lain seperti responsibilitas, kontrollabilitas, kepercayaan dan tranparansi manager publik (bovens 2007; koppell 2005). Istilah akuntabilitas telah menjadi pedoman kuat akan harapan dari governance yang adil dan equitable, dan telah menjadi ikon dari good governance (Frolich 2011). Tujuan dari akuntabilitas adalah memberikan alat demokratis untuk memonitor dan mengontrol tindakan pemerintah. Maka akuntabilitas harus dapat memberikan jaminan kepercayaan dalam hal penggunaan sumber daya publik dan ketaatan terhadap hukum dan nilai pelayanan publik. Tujuan lainnya adalah untuk mencegah dan mengontrol penyelewengan dan penyalahgunaan kewenangan
publik, dan, sebagai tambahan, untuk mendorong dan mendukung pembelajaran untuk mencapai pengembangan berkelanjutan pada manajemen publik dan governance (Aucoin and Heintzman 2000, 45; Bovens et al. 2008). Akuntabilitas merupakan salah satu isu penting dalam pemerintahan Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi hal-hal diluar ekspektasi masyarakat terkait akuntabilitas pemerintahan dengan terungkapnya kasus korupsi yang melibatkan satu maupun beberapa oknum pejabat pemerintahan. Berdasarkan transparency International, skor index persepsi korupsi (Corruption perception index) untuk indonesia adalah 32 dari maksimal 100. Hal ini menunjukan tingginya tingkat korupsi (untuk Negara dengan skor dibawah 50) di Indonesia. Salah satu penyebab terjadinya kasus korupsi disebabkan oleh lemahnya pengawasan publik terhadap pemerintah dan kurangnya kesadaran pemerintah akan pentingnya akuntabilitas. Pemerintah Indonesia dituntut untuk meningkatkan akuntabilitasnya seiring dengan ekspektasi publik mengenai akuntabilitas pemerintah. Media yang dapat digunakan oleh pemerintah bisa berupa media cetak maupun elektronik, seperti televisi dan internet. Internet telah memfasilitasi perubahan besar dalam ekonomi, social dan kehidupan berpolitik bagi individu (Lim & Sng 2011).Sejalan dengan perkembangan zaman, Globalisasi dan perkembangan teknologi komunikasi telah meningkatkan kompleksitas dan status professional atas hubungan public di seluruh dunia (J. Grunig & Dozier, 1992; J. Grunig & Hunt, 1984; Kazoleas & Teigen, 2006). Jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2012 telah mencapai angka 55 juta pengguna, terbesar ke 4 di asia (Internet
World Stats 2012), berkembang dari hanya 30 juta pengguna pada tahun 2009 (Internet World Stats 2009). Penggunaan internet dan website dapat memberikan informasi tentang kinerja pemerintahan secara lebih efektif dan efisien. Institusi publik perlu mengambil keuntungan dari potensi yang ditawarkan teknologi informasi untuk merespon kebutuhan sosial masyarakatnya. Penggunaan Internet dan website dapat memberikan pengertian lebih mengenai administrasi dan kinerja pemerintahan dan dapat membantu pengembangan fungsi pemerintahan secara lebih efektif dan efisien. Masyarakat perlu dipandang sebagai pelanggan, karena masyarakat merupakan pengguna dan konsumen atas berbagai layanan administrasi, baik yang bersifat transaksi maupun informasi. Dengan demikian, dapat dikatakan institusi publik dapat menggunakan internet yang bertujuan untuk memfasilitasi akses masyarakat terhadap layanan pemerintahan dan informasi ekonomi dan financial dengan tujuan meningkatkan transparansi dan responsibilitas. Proses diatas disebut juga electronic government, atau e- government (World Bank 2004). E-government dapat meningkatkan akuntabilitas pemerintah dengan membuat operasi pemerintahan lebih transparan sehingga mengurangi kesempatan untuk melakukan tindak korupsi dan menunjukan kinerja pemerintah. E- government tidak hanya merubah praktek administrasi dari sistem berbasis kertas (paper based system) menjadi sistem digital. Akan tetapi, e-government adalah proses mentransformasi pemerintahan. Hal tersebut memerlukan perencanaan, keinginan politik, dan dedikasi berkelanjutan dari sumber daya (N. Saidi and H. Yard 2002). Kesuksesan e-government tidak dapat dijamin dengan membeli
teknologi mutakhir atau dengan otomatisasi langsung dari prosedur kompkleks,tetapi sampai meningkatkan tingkat partisipasi pemerintah dan masyarakat, dengan demikian, meningkatkan efektifitas pada pemerintahan (Ahmad, Syed Shamsuddin. 2008). Peran dari E-government terbagi dalam tiga jenis interaksi, yaitu Government-to-Government (G2G), Government-to-Business (G2B), Government-to-Citizen (G2C). Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat bahwa e-government memilki kaitan erat terhadap akuntabilitas pemerintah. Oleh karena itu, Pada kesempatan kali ini penulis ingin meneliti penggunaan e-government sebagai sarana untuk menunjukan akuntabilitas pemerintah,khususnya pada tingkat daerah. Penelitian ini menggunakan Thematic Analysis (TA) atau analisis tematik. Analisis tematik adalah metode untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan melaporkan pola (tema) antar data. Analisis tematik meminimalkan pengorganisiran and menjelaskan data set dengan detil (kaya detail). Akan tetapi, analisis temetik seringkali melangkah lebih jauh, dan menginterpretasikan berbagai aspek dari topik penelitian (Boyatzis 1998). 1.2. Rumusan Masalah berikut : Masalah yang diteliti dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai a. Apakah website pemerintah mengungkapkan akuntabilitas kinerja pemerintah?
b. Apakah pemerintah menberikan informasi secara utuh untuk mengungkapkan akuntabilitas kinerja pemerintahan? c. Apakah informasi yang terdapat dalam website pemerintah mencerminkan keinginan pemerintah untuk meningkatkan akuntabilitasnya? d. Apakah pemerintah memperhatikan kebutuhan sosial masyarakat atas informasi kepemerintahan? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bukti empiris penggunaan website sebagai sarana pengungkapan akuntabilitas kinerja pemerintah. Selain itu, penelitian ini bertujuan mengungkapkan nilai informasi pemerintah, perhatian pemerintah atas kebutuhan publik akan informasi, dan kesadaran pemerintah akan pentingnya akuntabilitas kinerja pemerintah. 1.4. Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para aparatur negara dan akademisi. Bagi para akademisi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk bahan ajar khususnya di bidang akuntansi pemerintahan atau akuntansi sektor publik. Bagi peneliti yang akan datang, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan teori atau bahan acuan yang dapat mendukung penelitan lanjutan. Bagi aparatur Negara, hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan untuk mengevaluasi sistem yang sudah ada, atau sebagai bahan
pertimbangan ketika membuat sistem baru, dalam hal ini terkait dengan website pemerintah maupun pada level kebijakan. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis website sebagai sarana pengungkapan akuntabilitas pemerintah pada tingkat daerah. Lingkup penelitian ini dibatasi pada website pemerintah pada tingkat daerah, pulau jawa dan sumatera. 1.6. Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribrusi penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bagian ini menguraikan tentang tinjauan pustaka yang digunakan untuk mendukung penelitian dan menggambarkan rerangka teori sebagai acuan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang tipologi penelitian yang terdiri atas penjelasan tentang populasi dan sampel, jenis dan sumber data, dan metode analisis.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab empat membahas tentang analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. BAB V PENUTUP Bagian ini merupakan bagian penutup yang meliputi kesimpulan, keterbatasan penelitian, saran dan harapan untuk peneliti berikutnya.